• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unduh BRS Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Unduh BRS Ini"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

 NTP Sumatera Barat bulan Februari 2014 dengan menggunakan tahun dasar 2012 tercatat sebesar 100,68 atau turun sebesar 0,47 persen bila dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 101,15 (Januari 2014). Indeks harga yang diterima petani (It) turun 0,53 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) turun lebih rendah sebesar 0,06 persen.

 Pada bulan Februari 2014 NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 99,72 untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTPP), 96,86 untuk Subsektor Hortikultura (NTPH), 104,22 untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR), 99,48 untuk Subsektor Peternakan (NTPT), dan 102,89 untuk Subsektor Perikanan (NTN).

 Secara regional di Sumatera Barat pada bulan Februari 2014 terjadi deflasi di daerah pedesaan sebesar 0,17 persen yang disebabkan oleh kelompok Bahan Makanan yang mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,76 persen. Sedangkan untuk kelompok lainnya mengalami inflasi, yaitu kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau (0,25%), kelompok Perumahan (0,18%), kelompok Sandang (0,26%), kelompok Kesehatan (0,33%), kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga (0,61%), dan kelompok Transportasi & Komunikasi (0,29%).

No. 16/3/13/Th. XVII, 3 Maret 2014

P

ERKEMBANGAN

N

ILAI

T

UKAR

P

ETANI

,

D

AN

H

ARGA

P

RODUSEN

G

ABAH

A.

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NTP SUMATERA BARAT FEBRUARI 2014 SEBESAR 100,68 ATAU TURUN 0,47%

1. Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk

melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of

trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi,

semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.

(2)

Tabel 1

Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya Januari 2014 - Februari 2014

(2012=100)

Kelompok dan Sub kelompok Bulan Persentase Januari 2014 Februari 2014 Perubahan

(1) (3) (4)

1. Tanaman Pangan

a.Nilai Tukar Petani (NTPP) 100.31 99.72 -0.59 b. Indeks Diterima Petani 110.55 109.83 -0.66 - Padi 112.31 111.03 -1.15 - Palawija 104.42 105.62 1.13 c. Indeks Dibayar Petani 110.22 110.14 -0.07 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 111.60 111.34 -0.23

- Indeks BPPBM 106.23 106.68 0.42

2. Hortikultura

a.Nilai Tukar Petani (NTPH) 96.84 96.86 0.02 b. Indeks Diterima Petani 106.37 106.36 0.00 - Sayur-sayuran 106.29 106.55 0.24 - Buah-buahan 106.44 105.96 -0.45 -Tanaman Obat 108.32 108.09 -0.21 c. Indeks Dibayar Petani 109.83 109.81 -0.02 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 110.92 110.85 -0.06 - Indeks BPPBM 104.83 105.04 0.19 3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a.Nilai Tukar Petani (NTPR) 105.72 104.22 -1.42 b. Indeks Diterima Petani 117.36 115.49 -1.60 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 117.36 115.49 -1.60 c. Indeks Dibayar Petani 111.01 110.82 -0.18 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 112.21 111.96 -0.23 - Indeks BPPBM 104.42 104.52 0.10 4. Peternakan

a.Nilai Tukar Petani (NTPT) 98.69 99.48 0.81 b. Indeks Diterima Petani 104.94 105.87 0.88 - Ternak Besar 103.19 104.24 1.02 - Ternak Kecil 97.53 99.03 1.54 - Unggas 113.35 113.76 0.36 - Hasil Ternak 107.57 108.23 0.61 c. Indeks Dibayar Petani 106.34 106.42 0.08 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 111.19 111.02 -0.15 - Indeks BPPBM 101.91 102.22 0.30 5. Perikanan

a.Nilai Tukar Petani (NTN) 102.67 102.89 0.21 b. Indeks Diterima Petani 109.84 110.21 0.33 - Tangkap 110.94 110.58 -0.32 - Budidaya 109.57 110.12 0.50 c. Indeks Dibayar Petani 106.98 107.11 0.13 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 111.35 111.44 0.07 - Indeks BPPBM 100.80 101.01 0.20 Gabungan

(3)

Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, pada bulan Februari 2014 NTP tiga subsektor mengalami kenaikan, yaitu Subsektor Hortikultura (0,02 persen), Subsektor Peternakan (0,81 persen), dan Subsektor Perikanan (0,21 persen). Sedangkan Subsektor Tanaman Pangan dan Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami penurunan NTP dengan nilai masing-masing 0,59 persen dan 1,42 persen.

2.

Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks harga yang diterima petani (It) dari ke lima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Februari 2014 terjadi penurunan pada indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,53 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 110,77 pada Januari 2014 menjadi 110,19 pada Februari 2014.

Menurunnya nilai It diakibatkan oleh penurunan pada dua subsektor, yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,66 persen dan Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1.60 persen. Sebaliknya, Subsektor Peternakan dan Subsektor Perikanan mengalami kenaikan nilai It sebesar 0,88 persen dan 0,33 persen. Untuk nilai It Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat bulan Februari 2014 cenderung tidak mengalami perubahan.

3.

Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada bulan Februari 2014 terjadi penurunan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,06 persen bila dibandingkan Januari 2014, yaitu dari 109,51 menjadi 109,45. Turunnya nilai Ib diakibatkan oleh menurunnya nilai Ib pada tiga subsektor, yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,07 persen, Subsektor Hortikultura sebesar 0,02 persen, dan Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,18 persen. Sedangkan Subsektor Peternakan dan Subsektor Perikanan mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,08 persen dan 0,13 persen.

(4)

4. NTP Subsektor

a.

Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)

NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) pada bulan Februari 2014 mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu sebesar 0,59 persen. Hal ini dikarenakan penurunan pada indeks harga yang diterima petani sebesar 0,66 persen lebih tinggi daripada penurunan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,07 persen.

Turunnya indeks harga yang diterima petani (It) disebabkan oleh menurunnya indeks pada subkelompok padi sebesar 1,15 persen, yaitu dari 112,31 menjadi 111,03, meskipun pada subkelompok palawija mengalami kenaikan sebesar 1,13 persen, yaitu dari 104,42 menjadi 105,62. Sementara itu, perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang mengalami penurunan sebesar 0,07 persen diakibatkan oleh turunnya indeks subkelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) sebesar 0,23 persen. Sedangkan subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) mengalami kenaikan sebesar 0,42 persen.

b.

Subsektor Hortikultura (NTPH)

Pada bulan ini, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen dari 96,84 menjadi 96,86. Hal ini disebabkan oleh penurunan yang terjadi pada indeks harga yang diterima petani sebesar 0,01 persen tidak sebesar penurunan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,02 persen.

Penurunan yang terjadi pada It disebabkan adanya penurunan nilai indeks harga pada berbagai komoditas subkelompok Buah-buahan sebesar 0,45 persen dan subkelompok Tanaman Obat sebesar 0,21 persen. Sementara penurunan Ib sebesar 0,02 persen disebabkan oleh penurunan yang terjadi pada indeks harga subkelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT), yaitu sebesar 0,06 persen dan sementara indeks subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) mengalami kenaikan sebesar 0,19 persen.

c.

Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)

NTPR pada bulan Februari 2014 mengalami penurunan sebesar 1,42 persen, yaitu dari 105,72 menjadi 104,22. Penurunan NTPR ini disebabkan oleh menurunnya indeks harga yang diterima petani sebesar 1,60 persen, sementara Indeks yang dibayar petani mengalami penurunan yang lebih rendah, yaitu sebesar 0,18 persen. Turunnya nilai Ib diakibatkan adanya penurunan indeks pada subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,23 persen, sedangkan subkelompok BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,10 persen.

d.

Subsektor Peternakan (NTPT)

NTPT pada Februari 2014 mengalami kenaikan sebesar 0,81 persen, yaitu dari 98,69 menjadi 99,48. Kenaikan yang terjadi diakibatkan oleh kenaikan pada indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,88 persen, sementara di sisi lain indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan yang lebih rendah, yaitu sebesar 0,08 persen.

(5)

e.

Subsektor Perikanan (NTN)

Pada bulan Februari 2014, Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan (NTN) mengalami kenaikan sebesar 0,21 persen, yaitu dari 102,67 menjadi 102,89. Kondisi ini diakibatkan kenaikan indeks harga yang diterima petani yang lebih tinggi, yaitu sebesar 0,33 persen, dibandingkan indeks harga yang dibayar petani yang mengalami kenaikan sebesar 0,13 persen.

Kenaikan nilai It yang cukup tinggi terjadi karena subkelompok budidaya ikan yang naik hingga 0,50 persen, sedangkan pada subkelompok penangkapan ikan turun sebesar 0,32 persen. Untuk indeks yang dibayar petani, kenaikan yang terjadi diakibatkan oleh kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga ( IKRT) sebesar 0,07 persen dan subkelompok BPPBM sebesar 0,20 persen.

4. Indeks Harga Konsumen Pedesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah pedesaan. Secara regional, Sumatera Barat pada bulan Februari 2014 terjadi deflasi di daerah pedesaan sebesar 0,17 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Terjadinya deflasi di daerah pedesaan merupakan kontribusi dari perubahan indeks pada kelompok bahan makanan, yaitu sebesar 0,76 persen. Sebaliknya, sebagian besar kelompok komoditi memberikan andil sebagai penghambat deflasi, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0.25%), kelompok perumahan (0,18%), kelompok sandang (0,26%), kelompok kesehatan (0,33%), kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga (0,61%), dan kelompok transportasi dan komunikasi (0,29%).

Tabel 2

Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Menurut Kelompok Pengeluaran Januari 2014-Februari 2014

(2012=100)

Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 104.32 104.96 0.61 0.62 1.14

Transportasi dan Komunikasi 110.81 111.13 0.29 0.64 11.93

*) Persentase perubahan IHK Pedesaan Bulan Februari 2014 terhadap Bulan sebelumnya **) Persentase perubahan IHK Pedesaan Bulan Februari 2014 terhadap Bulan Desember 2013 ***) Persentase perubahan IHK Pedesaan Bulan Februari 2014 terhadap Bulan Februari 2013

Laju inflasi pedesaan tahun kalender bulan Februari 2014 sebesar 0,90 persen, sedangkan

(6)

Grafik 2

(7)

 Komposisi jumlah observasi dari 99 transaksi harga gabah di tujuh kabupaten di Sumatera Barat selama Februari 2014, didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebesar 93,94 persen, Gabah Kering Giling (GKG) sebesar 1,01 persen, dan Gabah Kualitas Rendah sebesar 5,05 persen.

 Di tingkat petani, harga gabah tertinggi berasal dari gabah kualitas GKP varietas Cisokan, yaitu sebesar Rp 5.333,00,- per kg yang terjadi di Kabupaten Solok. Sedangkan harga terendah berasal dari gabah kualitas GKP varietas IR 66, yaitu senilai Rp 3.796,30- per kg, terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan.

 Setelah selama enam bulan terakhir terus mengalami kenaikan, pada bulan Februari rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani turun sebesar 4,45 persen dari Rp 4.820,49,- per kg (Januari 2014) menjadi Rp 4.605,87,- per kg (Februari 2014), dan di tingkat penggilingan turun 4.35 persen dari Rp 4.912,66,- per kg (Januari 2014) menjadi Rp 4.698,85,- per kg (Februari 2014). Sebaliknya, rata-rata harga gabah kualitas rendah di tingkat petani naik sebesar 3,28 persen dari Rp Rp 4.597,50,- per kg (Januari 2014) menjadi Rp 4.748,40,- per kg (Februari 2014) dan di tingkat penggilingan naik 2,91 persen dari Rp 4.759,75,- per kg (Januari 2014) menjadi Rp 4.898,40,- per kg (Februari 2014). Untuk gabah kualitas GKG tidak dapat dibandingkan.

B.

PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH FEBRUARI 2014

HARGA GABAH (GKP) DI PETANI TURUN 4,45%

Survei harga produsen gabah berasal dari 99 observasi di tujuh kabupaten di Sumatera Barat, yaitu:

Pesisir Selatan, Solok, Padang Pariaman, Agam, Tanah Datar, Limapuluh Kota, dan Pasaman. Rata-rata

harga gabah di tingkat petani bulan Februari dibanding bulan Januari untuk kualitas GKP mengalami

penurunan sebesar 4,45 persen dari Rp 4.820,49- per kg (Januari) menjadi Rp 4.605,87- per kg (Februari).

Sementara di tingkat penggilingan harga gabah GKP turun sebesar 4,35 persen dari Rp 4.912,66,- per kg

(Januari) menjadi Rp 4.698,85,- per kg (Februari).

Tabel 3

Jumlah Observasi Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, dan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Februari 2014

Kelompok Kualitas

Jumlah Observasi

Harga di Tk Petani (Rp/Kg) Rata-rata Harga Tkt Penggilingan

(Penggilingan) 1.348,85 40,26

Kualitas Rendah 5

(5,05%) 4.300,00,- 5.333,00,- 4.748,40,- 4.898,40,- -- -- --

Total 99

(100,00) -- -- -- -- -- -- --

(8)

yaitu sebesar Rp 3.796,30,- per kg di tingkat petani dan Rp 3.946,30,- per kg di tingkat penggilingan.

Sementara harga tertinggi di tingkat petani dan penggilingan terjadi di Kabupaten Solok sebesar Rp

5.333,00,- per kg dan Rp 5.483,00,- per kg.

Tabel 4

Perbandingan Rata-rata Harga Gabah Kualitas GKP di Sumatera Barat Januari 2014 s/d Februari 2014

No. Kabupaten

Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Tingkat Petani (Rp/Kg)

Des.’13 Jan.’14 Feb.’14 Bulan Feb. 2014 % Perubahan thdp. Jan. 2014

Des.’13 Jan.’14 Feb.’14 Bulan Feb. 2014 % Perubahan thdp. Jan. 2014

Rata-rata Harga Gabah Kualitas GKP di Tingkat Penggilingan Sumatera Barat Februari 2012 – Februari 2014

Berdasarkan Inpres No. 3 Tahun 2012 tentang Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh

Pemerintah, telah ditetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang baru yang berlaku sejak tanggal 27

Februari 2012, yaitu untuk gabah kualitas GKP sebesar Rp 3.300,00,- per kg di tingkat petani dan Rp

3.350,00,- per kg di tingkat penggilingan, sedangkan HPP untuk gabah kualitas GKG sebesar

Rp4.150,00,- per kg di tingkat penggilingan. Pada pemantauan bulan Februari 2014 tidak ditemukan kasus

harga gabah yang berada di bawah HPP.

(9)

Badan Pusat Statistik

Provinsi Sumatera Barat

Jl Khatib Sulaiman No.48 Padang 25135 Telp. (0751)442158,442159, Fax.(0751)442161 Homepage : http://sumbar.bps.go.id

Email : sumbar@bps.go.id

D A T A

Gambar

Tabel 1 Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya
Tabel 2 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan
Grafik 2     Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Tabel 3
+2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Hasil analisis keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modul pembelajaran matematika berbasis learning cycle 7E dengan pendekatan saintifik diperoleh persentase

Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang

Pengukuran Kinerja pengelolaan keuangan Masyarakat (KKM) adalah untuk mengukur tingkat penguasaan Satlak atas pengelolaan keuangan sesuai dengan ketentuan yang telah

Hasil temuan di tujuh negara yang dikaji di dalam studi ini—Kanada, China, Jerman, India, Indonesia, Singapura dan Thailand—menunjukkan bahwa sektor TIK dan

17 tahun 2014 ini bahwa anggota Dewan Perwakilan Rakyat memiliki hak imunitas atau kekebalan yang dalam penjelasannya ditafsirkan bahwa hak imunitas adalah hak

Langkah selanjutnya adalah membuat RAID-1 dengan perintah berikut, dimana device baru bernama /dev/md20, menggunakan mode=1 (mirroring) dimana device pasangannya adalah /dev/sdd1

bahwa dengan adanya kendaraan bermotor yang belum tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2007 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor

Data pelaksanaan tindakan kelas penerapan Numbered Heads Together untuk meningkatkan motivasi dan komunikasi belajar matematika pada siswa kelas VII A SMP Negeri