• Tidak ada hasil yang ditemukan

2015 view

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "2015 view"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Secara keseluruhan, pertumbuhan kredit

PT. Bank Kalteng selama periode 31 Desember 2014 s.d 31 Desember 2015

cukup tinggi selama 5 tahun terakhir yang mencapai 27,51% yaitu dari Rp.2,854 miliar pada posisi 31 Desember 2014 meningkat

menjadi Rp.3,639 miliar pada posisi 31 Desember 2015 atau terjadi peningkatan

sebesar Rp.785 miliar.

KETERANGAN

31 DES 2014 31-Dec-15 NAIK /

(TURUN) GROWTH

(Rp Juta) (Rp Juta) (Rp Juta) (%)

JENIS KREDIT

a. KREDIT MODAL KERJA 178,232 514,630 336,398 188.74 b. KREDIT INVESTASI 74,238 242,779 168,541 227.03 c. KREDIT KONSUMTIF 2,601,945 2,882,243 280,298 10.77

TOTAL KREDIT 2,854,414 3,639,652 785,238 27.51

Peningkatan kredit tertinggi terjadi pada Kredit Investasi yang mencapai 227,03% yaitu dari

Rp.74,24 miliar per 31 Desember 2014 naik menjadi Rp.242,78 miliar pada 31 Desember 2015 atau meningkat sebesar Rp.168,54 miliar, kemudian disusul Kredit

Modal Kerja yang tumbuh sebesar 188,74% yaitu dari Rp.178,23 miliar per 31 Desember 2014 naik menjadi Rp.514,63 miliar pada 31 Desember 2015 atau meningkat sebesar Rp.336,4 miliar. Dengan demikian Kredit Produktif mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi sebesar 200% yaitu dari Rp.252,47 miliar per 31 Desember 2014 naik menjadi Rp.757,41 miliar pada 31 Desember 2015 atau meningkat sebesar Rp.504,94 miliar dengan share kredit produktif terhadap total kredit sebesar 20,81%. Sedangkan Kredit Konsumtif tumbuh sebesar 10,77% yaitu dari Rp.2,602 miliar per 31 Desember 2014 naik menjadi Rp.2,882 miliar pada 31 Desember 2015 atau meningkat sebesar Rp.150,24 miliar.

(3)

Grafik Pertumbuhan Kredit (dalam jutaan rupiah)

Kredit UMKM secara keseluruhan juga mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan sebesar 127,23% yaitu dari Rp.211,22 miliar pada 31 Desember 2014 meningkat menjadi Rp.479,96 miliar pada 31 Desember 2015 atau naik sebesar Rp.268,74 miliar dengan share sebesar 13,19% atau masih diatas ketentuan Bank Indonesia minimal 5% pada tahun 2015.

KETERANGAN

Pertumbuhan kredit UMKM tertinggi terjadi pada segmen Kredit Mikro sebesar 138,9%

yaitu dari Rp.84,72 miliar per 31 Desember 2014 naik menjadi Rp.202,4 miliar pada

sebesar Rp.56 juta. Dapat digambarkan ke dalam bentuk grafik sebagai berikut :

(4)

-Grafik Pertumbuhan Kredit (dalam jutaan rupiah)

Beberapa segmen produk kredit PT. Bank Kalteng yang telah diberikan kepada masyarakat Kalimantan Tengah antara lain :

a.

KREDIT PROGRAM SUP 005

Yaitu kredit program Pemerintah RI yang diberikan khusus kepada pelaku Usaha Mikro dan Kecil dalam rangka pengembangan usahanya baik dalam bentuk Kredit Modal Kerja maupun Kredit Investasi.

Sejak 31 Desember 2014 sampai dengan 31 Desember 2015 Kredit Program SUP mengalami pertumbuhan sebesar 23,18% yaitu dari Rp.9,95 miliar per 31 Desember 2014 naik menjadi Rp.12,26 miliar pada 31 Desember 2015 atau

meningkat sebesar Rp.2,31 miliar.

b.

KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)

Yaitu kredit program Pemerintah RI yang diberikan khusus kepada pelaku Usaha Mikro dan Ritel dalam rangka pengembangan usahanya baik dalam bentuk Kredit Modal Kerja maupun Kredit Investasi.

84,721 119,307

7,194

211,222 202,403

270,313

7,250

479,966

Grafik dalam jutaan rupiah

9,954

12,261

(5)

Kredit Program KUR mengalami usaha berupa sarana infrastruktur seperti jalan, jembatan, bendungan pengairan atau irigasi, bangunan tempat usaha seperti perkantoran, pertokoan, pusat perbelanjaan, atau pasar, perhotelan dan tempat rekreasi, bangunan industri seperti pabrik dan penyediaan barang dan jasa.

Kredit Usaha Konstruksi mengalami pertumbuhan sebesar 39,21% yaitu dari Rp.49,16 miliar per 31 Desember 2014 naik menjadi Rp.68,43 miliar pada 31 Desember 2015 atau meningkat sebesar Rp.19,27 miliar.

d.

KREDIT USAHA KOMERSIAL NON KONSTRUKSI

Yaitu kredit non program Pemerintah RI yang diberikan khusus kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Korporasi dalam rangka pengembangan usahanya baik dalam bentuk Kredit Modal Kerja maupun Kredit Investasi pada sektor non konstruksi.

(6)

Kredit Usaha Komersial Non Konstruksi mengalami pertumbuhan cukup signifikan yaitu sebesar 448,07% yaitu dari Rp.109,20 miliar per 31 Desember 2014 naik menjadi Rp.642,19 miliar pada 31 Desember 2015 atau meningkat sebesar Rp.534 miliar.

e.

KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR)

yaitu kredit konsumtif yang diberikan kepada masyarakat baik pegawai maupun pelaku usaha dalam rangka pembelian rumah baik rumah lama maupun rumah baru, baik dibangun secara perorangan maupun developer dengan jangka waktu maksimal 15 tahun.

Kredit Konsumtif KPR tumbuh sebesar 24,02% yaitu dari Rp.53,4 miliar per 31 Desember 2014 naik menjadi Rp.66,23 miliar pada 31 Desember 2015 atau

meningkat sebesar Rp.12,83 miliar.

f.

KREDIT MULTIGUNA KONSUMTIF

Yaitu kredit konsumtif yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS), Calon PNS, Pensiunan, Pegawai Kantor Pusat (APBN), Pegawai BUMN, Pegawai

BUMD, Anggota DPRD, TNI, POLRI, Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah dan Pegawai Perusahaan Swasta yang berpenghasilan tetap perbulan yang dapat dipergunakan untuk membeli, membangun atau memperbaiki rumah tempat tinggal, membeli kendaraan bermotor roda dua dan roda empat, membeli perabotan rumah tangga, membiayai pendidikan anggota keluarga dan membiayai lain-lain.

109,203

642,193

31 DES 2014 31 DES 2015

Grafik dalam jutaan rupiah

53,399

66,226

31 DES 2014 31 DES 2015

(7)

Kredit Multiguna Konsumtif mengalami pertumbuhan sebesar 10,5% yaitu dari Rp.2.548,54 miliar per 31 Desember 2014 naik menjadi Rp.2.816, 02 miliar pada 31 Desember 2015 atau meningkat sebesar Rp.267,49 miliar.

Berdasarkan sektor ekonomi, pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor industri

pengolahan yang mencapai sebesar 1.503,68% yaitu dari Rp 3,05 miliar per 31 Desember 2014 naik menjadi Rp.48,97 miliar pada 31 Desember 2015 atau meningkat

sebesar Rp.45,91 miliar, disusul sektor real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan dan listrik, gas dan air yang tumbuh masing-masing sebesar 1.495,59% dan 1.232,94%.

(8)

PT. Bank Kalteng menyediakan produk simpanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang dikelompokan menjadi tiga jenis yaitu Giro, Tabungan, dan Deposito. Sesesuai dengan kebijakan manajemen untuk memperkuat struktur dana pihak ketiga, dengan produk-produk tersebut diharapkan dapat menghimpun dana yang berkualitas sehingga dapat memberikan penguatan di sektor likuiditas.

Pada tahun 2015 pencapaian kinerja Simpanan atau Dana Pihak Ketiga (DPK) kurang begitu baik, peningkatan terjadi pada jenis Tabungan 6.78% atau sebesar Rp. 71.457 Juta dan Deposito 69.29% atau sebesar Rp. 187.025 Juta. Namun peningkatan ini tidak sebanding dengan penurunan yang terjadi pada Giro 18.29% atau sebesar Rp. 411.975 Juta, sehingga secara umum penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami penurunan 4.29% atau sebesar Rp. 153.494 Juta dibandingkan tahun 2014.

TABEL DANA PIHAK KETIGA TAHUN 2015 dan 2014

KETERANGAN TAHUN

Kenaikan (Penurunan)

2015 Share (%) 2014 Selisih (%)

TABUNGAN 1.125.124 32,87 1.053.667 71.457 6,78

GIRO 1.840.490 53,78 2.252.465 - 411.975 - 18,29

DEPOSITO 456.935 13,35 269.911 187.025 69,29

(9)

Penurunan jumlah penghimpunan dana pihak ketiga dipengaruhi oleh menurunnya jumlah nasabah, yang sampai dengan akhir tahun 2015 jumlah nasabah PT. Bank Kalteng mencapai 400.513 nasabah, menurun 1,32% atau 5.375 nasabah dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2014. Penurunan jumlah nasabah ini disebabkan terutama oleh jumlah nasabah tabungan yang menurun 1,42% atau 2.823 nasabah.

(dalam jutaan rupiah)

1,840,490

1,125,124 456,935

(10)

Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan melalui counter dan ATM atau dengan cara pemindahbukuan melalui persyaraatan yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. PT. Bank Kalteng memiliki produk-produk tabungan yaitu Tabungan Simpeda, Taheta, dan TabunganKu.

Pada tahun 2015 PT. Bank Kalteng telah berhasil menghimpun dana dalam bentuk Tabungan sebesar Rp. 1.125.124 juta yang artinya mengalami pertumbuhan 6.78% atau sebesar Rp. 71.457 juta dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp. 1.053.667 Juta. Tabungan Simpeda memberikan kontribusi sebesar 67.01% atau yang terbesar dibanding jenis Tabungan lainnya yang masing-masing berkontribusi untuk Taheta 28.15% dan TabunganKu 4.85%.

(dalam jutaan rupiah)

KETERANGAN 2014 2015 Selisih (%)

Simpeda 488,235 536,116 47,881 67.01

Taheta 542,522 562,634 20,112 28.15

TabunganKu 22,911 26,374 3,463 4.85

Jumlah 1,053,667 1,125,124 71,457 100.00

Penjelasan produk-produk Tabungan sebagai berikut :

SIMPEDA adalah rekening tabungan yang menyediakan berbagai macam manfaat yang memudahkan nasabah dalam transaksi perbankan dan juga menyediakan program-program berhadiah yang sangat menarik.

Penghimpunan tabungan Simpeda PT. Bank kalteng sebesar Rp. 536.116 juta meningkat 9.81% atau sebesar Rp 47.881 juta dibandingkan posisi tahun 2014 sebesar Rp. 488.235 juta. Peningkan jumlah tabungan Simpeda tidak diikuti oleh peningkatan jumlah penabung yang justru mengalami penurunan sebesar 3,65% atau sebanyak 2.688 nasabah.

TAHETA merupakan singkatan dari Tabungan Hari Esok Terencana Tabungan yang dipersembahkan untuk masyarakat sebagai bentuk rasa terima kasih kami atas kesetiaan nasabah pada PT. Bank Kalteng. TAHETA merupakan tabungan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Kalimantan Tengah.

(11)

TabunganKu adalah Tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tahun 2015, produk TabunganKu menghimpun dana sebesar Rp. 26.374 Juta atau mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp. 22.911 juta yang artnya meningkat 4.85% atau sebesar Rp. 3.463 juta.

Giro adalah simpanan yang penarikananya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek / bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

Giro pada PT. Bank Kalteng sudah online diseluruh kantor cabang PT. Bank Kalteng sehingga baik penarikan maupun penyetoran dapat dilakukan di seluruh kantor cabang PT. Bank Kalteng dan cek / bilyet giro PT. Bank Kalteng dapat juga dapat di kliringkan dimanapun.

Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dalam bentuk giro pada tahun 2015 mengalami penurunan 18.29% atau Rp. 411.975 juta menjadi Rp. 1.840.490 juta dibandingkan posisi tahun 2014 sebesar Rp. 2.252.465 juta. Penurunan simpanan giro pada tahun 2015 tidak diikuti oleh jumlah nasabah yang justru mengalami pertumbuhan 0.14% atau 9 nasabah dibandigkan tahun 2014, atau menjadi 6.379 nasabah.

(dalam jutaan rupiah)

KETERANGAN 2014 2015 Selisih Pertumbuhan

(%)

Giro Pemda 1,815,098 1,025,591 (789,507) (43.50) Giro Badan/Perusahaan

Pemerintah Daerah 45,992 248,031 202,039 439.29

Giro Lainnya 391,375 566,868 175,493 44.84

Jumlah 2,252,465 1,840,490 (411,976) (18.29)

Giro Pemda

(12)

Giro Badan/Perusahaan Pemerintah Daerah

Adalah giro milik badan/perusahaan Pemerintah Daerah, Provinsi dan Kabupaten / Kota, yang pada tahun 2015 menghimpun dana sebesar Rp. 248.031 juta . Jumlah ini meningkat sebesar 439.29% atau Rp. 202.039 juta dibandingkan posisi tahun 2014 sebesar Rp. 45.992 juta.

Giro Lainnya

Adalah giro milik perorangan atau perusahaan swasta, yang pada tahun 2015 terealisasi sebesar Rp. 566.868 juta yang artinya mengalami pertumbuhan sebesar 44.84% atau Rp. 175.493 juta dibandingkan posisi tahun 2014 sebesar Rp. 391.375 juta.

Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya bias dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank. Untuk memastikan uang nasabah diinvestasikan di tempat yang aman dan terpercaya sekaligus menguntungkan, Deposito adalah pilihan yang tepat dan dapat diandalkan dan dijamin oleh Pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan persyaratan tertentu.

(13)

Laporan Kuangan yang telah diaudit oleh auditor indpendenden Kantor Akuntan Publik Kantor Akuntan Publik Dbsd & a Doli, Bambang, Sulistiyanto,Dadang & Ali yang disajikan dalam Laporan Tahunan (Annual Report) ini, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari analisis dan pembahasan pada bagian ini.

Menurut pendapat Kantor Akuntan Publik Dbsd & a Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali Laporan Keuangan untuk tahun 2015 seluruhnya mendapat opini “Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)”, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, serta hasil usaha dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Laporan Keuanngan tersebut telah diaudit berdasarkan standar audit yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.

Pada tahun 2015 jumlah asset PT. Bank Kalteng mengalami peningkatan sebesar Rp. 45.065

Juta atau 0.98% dibandingkan posisi tahun 2014 sebesar Rp. 4.581.097 juta menjadi Rp. 4.626.162 juta . Peningkatan yang kecil ini akibat dari penurunan jumlah penghimpunan

dana pihak ketiga (DPK) dalam bentuk giro pemda yang mencapai nilai Rp. 411.975 juta.

Selama tahun 2015, Total Posisi Penempatan Dana PT. Bank Kalteng pada Bank Indonesia dan Bank Lain mengalami penurunan hingga 63,66% atau sebesar Rp. 853.434 juta. Disamping disebabkan oleh penurunan dana pihak ketiga (DPK), hal ini juga disebabkan oleh strategi PT. Bank Kalteng yang secara perlahan mengurangi penempatan dana & instrumen surat berharga jangka pendek (FASBI dan SBI) dan semaksimal mungkin memanfaatkan Likuiditas yang tersedia untuk peningkatan penyaluran kredit produktif yang pada tahun 2014 mengalami peningkatan hingga 11.97% atau Rp. 624.444 Juta dibandingkan posisi pada tahun 2014.

(14)

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA TRIWULANAN 6 Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali

(repo)

- - - -

7 Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali ii. Melakukan kegiatan operasional di luar

(15)

Pada tahun 2015 total liabilitas PT. Bank Kalteng sebesar Rp. 3.671.523 juta atau mengalami penurunan sebesar Rp. 105.895 Juta atau 2.80% dibandingkan posisi tahun 2014 sebesar Rp. 3.777.418 juta. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan jumlah penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai Rp. 153.582 juta atau 4.29%.

KEWAJIBAN 8 Utang atas surat berharga yang dijual

(16)

Pada tahun 2015 total Ekuitas PT. Bank Kalteng tumbuh 18.78% atau sebesar Rp. 150.960 juta menjadi Rp. 954.639 juta dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp. 803.679 juta. Selain dari Modal Disetor oleh para Pemegang Saham, Perolehan laba tahun 2015 sebesar Rp. 193.470 juta juga menjadi pendorong utama pertumbuhan Ekuitas tersebut, sekaligus sebagai pembentuk Cadangan Umum meningkat menjadi 144.967 Juta, naik 14,46% atau sebesar Rp. 24.448 juta dibanding tahun 2014 sebesar Rp. 119.613 juta.

MODAL

a. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing

- - - - b. Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai

aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual

- - - -

c. Bagian efektif lindung nilai arus kas - - - -

d. Selisih penilaian kembali aset tetap - - - -

e. Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi

- - - - f. Keuntungan (kerugian) aktuarial program

manfaat pasti

(12,828) - (12,828) - g. Pajak Penghasilan terkait dengan laba

(17)

Pada tahun 2015 PT. Bank Kalteng memperoleh Laba bersih setelah pajak sebesar Rp. 193.470 Juta atau naik 14.46% atau sebesar Rp. 24.448 dibandingkan tahun 2014

sebesar Rp. 169.022 juta. Pertumbuhan tersebut antara lain dipengaruhi oleh tingkat efisiensi (BOPO) yang pada tahun 2015 hanya sebesar 59.52% dan Pendapatan bunga bersih yang meningkat hingga 15.73% atau sebesar Rp. 64.707 juta menjadi Rp. 475.973 juta bila dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar Rp. 411.266 juta.

LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF

Pendapatan (Beban) Bunga Bersih 475,973 411,266 64,707 15.73

B. Pendapatan dan Beban Operasional selain Bunga

-

1. Pendapatan Operasional selain Bunga

a. Peningkatan nilai wajar aset keuangan (mark to market)

b. Penurunan nilai wajar liabilitas keuangan (mark to market)

d. Keuntungan transaksi spot dan derivatif (realised)

g. Komisi/provisi/fee dan administrasi 7,046 5,873 1,173 19.98 h. Pemulihan atas cadangan kerugian

penurunan nilai

9,834 14,969 (5,135) (34.30)

i. Pendapatan lainnya 32,524 28,206 4,318 15.31

(18)

2 Beban Operasional selain Bunga

a. Peningkatan nilai wajar aset keuangan (mark to market)

b. Penurunan nilai wajar liabilitas keuangan (mark to market)

LABA (RUGI) OPERASIONAL 260,038 230,159 29,879 12.98

PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL

3 Pendapatan (beban) non operasional lainnya (452) (477) 25 (5.22)

(19)

PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN

1 Pos-pos yang tidak akan direklasifikasikan ke Laba Rugi

e. Pajak penghasilan terkait pos-pos yg tidak akan direklasifikasi ke laba rugi

944 - 944 #DIV/0!

2 Pos-pos yang akan direklasifikasikan ke Laba Rugi

(20)
(21)
(22)

Pada tahun 2015 Saldo Arus Kas mengalami penurunan sebesar Rp. 787.233 Juta dibandingkan posisi tahun 2014 yang mengalami kenaikan Rp. 657.866 Juta, hal ini disebabkan oleh perolehan arus kas yang mengalami penurunan yaitu aktivitas operasi sebesar 246,11%, aktivitas investasi sebesar 736,53%, dan aktivitas pendanaan 98,44%. Penurunan arus kas ditopang oleh Saldo Awal Kas awal tahun yang besar, sehingga posisi kas akhir PT. Bank Kalteng masih dalam posisi aman (positif) dimana posisi awal kas dan arus kas masuk lebih besar dari arus kas keluar

LAPORAN ARUS KAS Beban administrasi dan umum (137,510) (118,064) (19,446) 16.47

Beban kepegawaian (128,610) (112,215) (16,395) 14.61

Pajak Penghasilan (83,953) (61,542) (22,411) 36.42 Kredit yang diberikan (785,300) (376,713) (408,586) 108.46 Aset Lain-lain 722 (9,610) 10,332 (107.52) Kenaikan (penurunan) pada: - -

Simpanan (159,425) 377,033 (536,458) (142.28)

Biaya yang masih harus dibayar dan kewajiban

lainnya 20,834 (82,453) 103,287 (125.27)

Arus Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi (755,910) 517,355 (1,273,265) (246.11)

(23)

ARUS KAS DIPEROLEH DARI (DIGUNAKAN UNTUK) AKTIVITAS PENDANAAN

Kenaikan (penurunan) setoran modal 98,374 1,094 97,280 8,892.98 Pembayaran dividen (98,033) 111,342 (209,375) (188.05) Kenaikan pinjaman yang diterima 1,918 32,090 (30,172) (94.02)

Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)

Aktvitas Pendanaan 2,260 144,526 (142,266) (98.44)

PENGARUH BERSIH PERUBAHAN KURS PADA KAS DAN SETARA KAS

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN

SETARA KAS (787,233) 657,866 (1,445,100) (219.66)

SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL

TAHUN 1,629,301 971,434 657,866 67.72

SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA

AKHIR TAHUN 842,068 1,629,301 (787,233) (48.32)

PENGUNGKAPAN TAMBAHAN

Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas:

Perolehan aset tetap melalui perjanjian sewa pembiayaan

Kas dan Setara Kas terdiri atas :

Kas 254,912 288,711 (33,799) (11.71)

Giro pada Bank Indonesia 484,730 604,971 (120,241) (19.88) Giro pada Bank lain 102,425 735,619 (633,194) (86.08)

(24)

Pada tahun 2015 beberapa Rasio Kinerja Keuangan PT. Bank Kalteng mengalami perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya antara lain Current Asset Rasio (CAR) meningkat 2.04%, Return On Asset (ROA) meningkat 0.25%, Loan to Funding Ratio (LFR) meningkat 26.52%, Non Perfoming Loan (NPL) Gross membaik 0.35%,danEfisiensiBOPO 1.55%.

TABEL PERHITUNGAN RASIO KEUANGAN

produktif bermasalah terhadap total aset

(25)

Total kredit bermasalah atau NPL (Non-Performing Loan) PT. Bank Kalteng mengalami perbaikan yang cukup signifikan dari 0,82% pada akhir tahun 2014 menjadi 0,47% pada akhir tahun 2015 turun sebesar 0,35%. NPL ini jauh dibawah ambang batas NPL yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Sedangkan apabila diliat dari nominal, jumlah kredit

bermasalah PT. Bank Kalteng mengalami penurunan sebesar Rp. 6.310 Juta menjadi Rp. 17.088 juta pada tahun 2015 dibanding akhir tahun 2014 sebesar Rp. 23.399 juta.

(dalam rupiah)

KOLEKTIBILITAS KREDIT

KETERANGAN TAHUN

2015 2014

Jumlah Kredit Yang di Berikan 3,639,651,906,325.00 2,854,413,092,813.00

Lancar 3,470,845,276,989.00 2,813,115,311,033.00

Dalam Perhatian Khusus 151,717,656,224.00 17,898,768,156.00

Kurang Lancar 1,431,334,800.00 2,803,779,110.00

Diragukan 2,108,498,923.00 2,870,137,606.00

Macet 13,549,139,389.00 17,725,096,908.00

NPL 17,088,973,112.00 23,399,013,624.00

NPL Gross (%) 0.47% 0.82%

(26)

Pada tahun 2015 Modal Inti PT. Bank Kalteng mengalami peningkatan sebesar Rp. 151.213 jua atau 22,35% menjadi sebesar Rp. 827.888 juta dibandingkan posisi tahun 2014 sebesar Rp. 676.675 juta. Peningkatan Modal inti ini didukung oleh faktor Modal Setor yang disetorkan oleh para Pemegang Saham pada tahun 2015 mencapai Rp. 98.374 Juta dan juga meningkatnya jumlah CadanganUmum pada tahun 2015 menjadi sebesar Rp. 144.967 juta naik 21,20 % atau Rp. 25.354 juta dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp. 119.613 Juta.

(dalam jutaan rupiah)

1.2.12 Selisih kurang antara PPA dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif

2.3 Faktor Pengurang: Investasi pada instrumen AT1 dan Tier

(27)

II Modal Pelengkap (Tier 2) 126,158 22,818

1 Instrumen modal dalam bentuk saham atau lainnya yang

memenuhi persyaratan - -

2 Agio atau disagio yang berasal dari penerbitan instrumen modal

inti tambahan - -

3 Cadangan umum aset produktif PPA yang wajib dibentuk (maks 1,25% ATMR Risiko Kredit)

29,075 22,818

4 Cadangan tujuan 97,083 -

5 Faktor Pengurang Modal Pelengkap 1) - -

5.1 Sinking Fund -

5.2 Investasi pada instrumen Tier 2 pada bank lain 2) -

Total Modal 954,046 699,493

(28)

Pada tahun 2015, PT. Bank Kalteng untuk perluasan jaringan kantor membeli

membeli sejumlah tanah antara lain untuk Pembangunan Kantor Capem di

Tumbang Miri dengan nilai Rp. 300 juta.

Selama tahun 2016, PT. Bank Kalteng tidak memiliki ikatan yang material

(29)

(dalam jutaan rupiah)

(30)
(31)

PT. Bank Kalteng memiliki perencanaan jangka pendek untuk 1 (satu) tahun yang dituangkan dalam rencana bisnis bank (RBB) tahun 2015, perencanaan jangka Panjang 4 (empat) tahunan dalam Corporate Plan untuk periode 2015-2018 yang penyusunanannya dilaksanakan dengan memperhatikan faktor-faktor baik internal maupun eksternal serta menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor : 12/21/PBI/2010 tentang Rencana Bisnis Bank dan Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor : 12/27/DPNP perihal Rencana bisnis Bank Umum.

Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan)

Tujuan dan Sasaran PT. Bank Kalteng Tahun 2015-2018

1 Menjadi Bank kebanggan masyarakat Kalimantan Tengah dan Tuan rumah di

daerah sendiri sebagaimana di Canangkan dalam BPD Regional Champion

2 Unggul pada Layanan Perbankan

3 Berperan aktip mengembangkan UMKM/ Usaha Retail, Kecil, Menengah dan

Konsumer Banking

4 Memiliki jaringan Kantor Pelayanan disemua Kecamatan yang Potensial dan

prasarana yang mendukung di Provinsi Kalimantan Tengah

5 Menjadi Bank yang memberikan kontribusi kepada Pemerintah Daerah sebagai

salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah

6 Dapat mensejahterakan Stake holder (Pemegang Saham, Pegawai dan Nasabah)

Arah Kebijakan PT. Bank Kalteng Tahun 2015

2018

1 Memiliki ketahanan kelembagaan yang kuat sehingga mampu beroperasi

secara efisien ditandai dengan:

Strategi:

- Mencapai Modal inti minimal Rp 1 triliun sebagai persyaratan bank pada kategori buku 2 dan menghindari sanksi tingkat Kesehatan Bank, untuk itu Pemegang saham wajib menyetorkan tambahan modal secara bertahap sesuai dengan komitmen yang disepakati.

- Rasio kecukupan modal (CAR ) minimal 15 % - ROA minimal 2,5%

- BOPO makasimal 75%

(32)

2 Memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi daerah.

Strategi:

- Pertumbuhan kredit minimal 10%

- Portofolio kredit produktif menjadi maksimm 60% pada tahun 2018

- LDR minimal 78%

- Penghimpunan dana masyarakat di luar dana Pemda maksimum 70%.

- Menjadi mitra strategis lembaga keuangan mikro dan kecil di wilayahnya

dalam rangka penyaluran kredit UMK

3 Memiliki kemampuan untuk melayani kebutuhan masyarakat secara optimal.

Strategi:

- Jaringan pelayanan yang luas sampai ke tingkat kecamatan di wilayahnya;

- Kualitas SDM profesional yang mampu memberikan pelayanan yang

memenuhi standar nasional

- Peran sebagai financial consultant bagi Pemda dalam mengelola keuangan daerah agar menjadi lebih optimal

- Produk unggulan yang dipergunakan secara luas oleh masyarakat.

4 Memperhatikan dan menerapkan Manajemen Risiko.

Strategi:

- Ukuran, kompleksitas usaha serta kemampuan bank dalam mengelola

risiko

- Kecukupan kebijakan & prosedur manajemen risiko - Pengawasan aktif dari komisaris & direksi

- Sistem pengendalian internal yang komprehensif

5 Menjunjung tinggi prinsip-prinsip GCG

Strategi:

- Transparansi

- Accountability

- Responsibility

- Independency

(33)

PROYEKSI SASARAN USAHA PT. BANK KALTENG 2015

2018

RASIO INTI

2015

2016

2017

2018

NIM

16 %

15 %

13 %

12 %

BOPO

62 %

62 %

60 %

59 %

LDR

78 %

87 %

87 %

90 %

ROE

26 %

25 %

25 %

28 %

ROA

4 %

4 %

4 %

4 %

CAR

26.0 %

26.9 %

26.7 %

21.3 %

RASIO DALAM GRAFIK 2015-2018

NIM BOPO LDR ROE ROA CAR

2015 16% 62% 78% 26% 4% 26.0%

2016 15% 62% 87% 25% 4% 26.9%

2017 13% 62% 87% 25% 4% 26.7%

2018 12% 59% 90% 28% 4% 21.3%

(34)

Sesuai dengan penyesuaian milestone dan strategi sebagaimana tertuang dalam

Corporate Plan,

untuk target sampai dengan tahun 2018 adalah tergambar

sebagai berikut :

PROSPEK PEREKONOMIAN DAN INFLASI

Dengan mempertimbangkan kondisi saat ini dan mencermati prospek risiko kedepan,

pertumbuhan ekonomi Kalimantant Tengah pada 2016 diperkirakan akan stabil dengan kecenderungan melambat. Pada tahun 2016, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah diperkirakan akan berada pada rentang 6,5 – 6,9% (ctc). Masih terkontraksinya sektor pertambangan dan gangguan produksi pada sektor pertanian menjadi faktor penyebab perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Pada tahun 2016, diperkirakan inflasi Kalimantan Tengah akan berada pada rentang target inflasi sebesar 4,50% ± (yoy). Tekanan inflasi pada tahun 2016 diperkirakan

akan terjadi pada seluruh kelompk disagresi inflasi.

(35)

PT. Bank Kalteng sangat menyadari akan semakin ketatnya persaingan dalam dunia perbankan yang mengharuskan untuk selalu dilakukan Inovasi baik untuk produk maupun layanan. Sampai saat ini PT. Bank Kalteng masih mengandalkan sarana media cetak dan elektronik Lokal untuk dijadikan alat promosi utama, baik itu melalui Televisi, Radio, maupun Koran harian. Pemanfaatan Website dan pelaksanaan undian berhadiah serta sponshorsip juga merupakan sebagai salah satu sarana promosi yang secara rutin dilaksanakan oleh PT. Bank Kalteng.

Menyesuaikan dengan kondisi yang ada saat ini bahwa sebagian besar nasabah masih didominasi oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS), maka PT. Bank Kalteng masih menjadikan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai target utama pemasaran. Namun secara perlahan PT. Bank Kalteng saat ini sedang menjalin kerjasama dengan beberapa lembaga keuangan untuk pembiayaan proyek-proyek pemerintah diluar Kalimantan Tengah dalam bentuk kredit sindikasi.

Beberapa aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh PT. Bank Kalteng selama tahun 2015 antara lain :

1. Gathering nasabah prioritas masih akan menjadi aktivitas utama dalam mempromosikan produk dan program;

2. Sponsorship event dan bekerjasama dengan cabang-cabang terkait; 3. Layanan nasabah prima;

4. Edukasi TabunganKu ke sekolah-sekolah;

5. Memperluas jaringan kantor layanan dan mesin ATM; 6. Pemberian Suku Bunga yang bersaing (special rate);

7. Kerjasama dengan Pemda dalam penyaluran dana untuk program-program Pemerintah Daerah seperti : Dana BOS, Dana Bantuan Desa, & Dana Pembangunan;

8. Peluncuran perdana Mobil Kas Keliling yang dilengkapi dengan Fasilitas ATM; 9. Membuat dan menyusun standar operasional prosedur bagi tenaga frontliner; 10. Pemanfaatan Baliho;

11. Undian dan hadiah langsung produk TAHETA; dan

(36)

Bahwa kebijakan dalam penentuan jumlah Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham harus disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagaimana diatur dalam perundangan-undangan yang berlaku di Indonesia, maka dalam penentuan jumlah Dividen memperhatikan beberapa faktor antara lain tingkat kecukupan modal dan tingkat kesehatan keuangan bank. Pembagian Dividen yang diambil dari Laba Bersih setelah Pajak, Dana Cadangan, dan hal-hal lain diajukan oleh Direksi dan Dewan Komisaris untuk mendapat persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Berdasarkan Akta Nomor 39 tanggal 28 Juni 2008 tentang Berita Acara RUPS Tahunan PT. Bank Pembangunan Kalteng Tahun Buku 2007, bagian Kesimpulan Butir 6 berbunyi

”Pembagian Deviden dan Dana Pembangunan Tahun Buku 2008 dan seterusnya akan

dihitung berdasarkan tanggal penyetoran tambahan Modal secara proporsional”. Maka sesuai dengan hasil keputusan RUPS Tahunan Tahun Buku 2014 tanggal 09 Juni 2015, PT. Bank Kalteng telah membayar Dividen untuk tahun buku 2014 sebesar Rp. 98.032 Juta

(37)

Sampai dengan tahun 2015 PT. Bank Kalteng tidak memiliki program

kepemilikan saham oleh karyawan dan/atau manajemen yang dilaksanakan

Perusahaan.

Pada tahun 2015, beberapa Peraturan Perundang-undangan yang berpengaruh terhadap kinerja PT. Bank Kalteng antara lain adalah sebagai berikut :

PERATURAN KETERANGAN

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 6/POJK.03/2015

tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank

Peraturan yang diterbitkan dengan tujuan untuk :

1. Menciptakan disiplin pasar (market discipline) dan sejalan dengan perkembangan standar internasional diperlukan upaya peningkatan transparansi kondisi keuangan dan kinerja Bank melalui publikasi laporan Bank untuk memudahkan penilaian oleh masyarakat dan pelaku pasar;

2. Upaya peningkatan transparansi dilakukan melalui penyediaan informasi kuantitatif dan kualitatif yang tepat waktu, akurat, relevan, dan memadai;

3. informasi kuantitatif dan kualitatif yang disediakan dapat mempermudah pengguna informasi dalam menilai kondisi keuangan, kinerja, profil risiko dan penerapan manajemen risiko, aktivitas bisnis Bank, penetapan tingkat suku bunga, serta kondisi keuangan Entitas Induk (parent), Entitas Anak (subsidiary), Perusahaan Terelasi (sister company), dan Pihak Terkait Bank

(38)

PERATURAN KETERANGAN

Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/3/PBI/2015 tanggal 31 Maret 2015

tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Peraturan yang diterbitkan untuk mewujudkan kedaulatan Rupiah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan untuk mendukung tercapainya kestabilan nilai tukar Rupiah, perlu diterapkan kebijakan kewajiban penggunaan

Peraturan yang diterbitkan dengan tujuan untuk memperluas sumber pendanaan bagi perbankan sekaligus mendukung pendalaman pasar keuangan serta mendorong penyaluran kredit guna memacu pertumbuhan ekonomi melalui pertumbuhan kredit perbankan yang saat ini masih tergantung dengan pertumbuhan dana pihak ketiga sebagai sumber utama pendanaan.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10/POJK.03/2015

tentang Penerbitan Sertifikat Deposito oleh Bank

POJK yang diterbitkan untuk meningkatkan peranan Perbankan dan Perbankan Syariah sebagai lembaga Penghimpun Dana Masyarakat yang menyediakan berbagai produk simpanan kepada Masyarakat. Sudah tidak memadainya pengaturan mengenai Sertifikat Deposito pada saat ini yang harus mengharuskan penyesuaian terhadap perkembangan kebutuhan Masyarakat dan tekhnologi sehingga perlu adanya peningkatan transaksi produk Sertifikat Deposito.

(39)

Laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) 2008.

Laporan keuangan disusun sesuai dengan PSAK No. 1 (Revisi 2013), ”Penyajian Laporan Keuangan” yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2015.

Laporan keuangan telah disajikan berdasarkan nilai historis, kecuali untuk beberapa akun yang dinilai menggunakan dasar pengukuran lain sebagaimana dijelaskan pada kebijakan akuntansi dari akun tersebut. Laporan keuangan disusun dengan dasar akrual, kecuali laporan arus kas.

Mata uang penyajian yang digunakan dalam laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp), kecuali dinyatakan lain.

PT Bank Kalteng telah menerapkan standar akuntansi pada tanggal 1 Januari 2015, yang dianggap relevan dengan laporan keuangan, yaitu:

- PSAK No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan keuangan”, yang diadopsi dari IAS 1,

mengatur perubahan penyajian kelompok pos-pos dalam penghasilan komprehensif lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi.

- PSAK No. 4 (Revisi 2013), “Laporan Keuangan Tersendiri”, yang diadopsi dari IAS 4,

mengatur persyaratan akuntansi ketika entitas induk menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan. Pengaturan akuntansi untuk laporan keuangan konsolidasian diatur dalam PSAK No. 65.

- PSAK No. 15 (Revisi 2013), “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”, yang diadopsi dari IAS 28, mengatur penerapan metode ekuitas pada investasi ventura bersama dan juga entitas asosiasi.

Gambar

Grafik Pertumbuhan Kredit (dalam jutaan rupiah)
Grafik Pertumbuhan Kredit (dalam jutaan rupiah)
Grafik dalam jutaan rupiah
Grafik dalam jutaan rupiah
+4

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan daerah secara triwulanan tercermin dalam penyerapan anggaran tirwulanan, sedangkan kinerja pemerintah daerah secara triwulanan tercermin

Pinjaman Dana Bergulir kredit usaha adalah dana Pemerintah Daerah atau Pemerintah yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Banjar

Sahwa dalam rangka optimalisasi fungsi Gerakan PKK di Kota Mojokerto berdasarkan Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 6 Tahun 2014 tentang Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK)

Peraturan Pemerintah No.55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari penerimaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

(1) Berdasarkan Besaran ADK dan Dana Kampung yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang APBD tahun anggaran berkenaan, ditetapkan besaran ADK dan Dana Kampung

Dalam rangka pelaksanaan Program Hibah Air Minum, pemerintah daerah penerima hibah wajib mengalokasikan dana penyertaan modal dalam APBD kepada PDAM untuk pembangunan

Dalam hal daerah telah menyampaikan laporan realisasi penyerapan dana dan capaian output kegiatan Dana Alokasi Khusus Fisik Reguler Bidang Kesehatan Triwulan II dengan penyerapan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi peraturan daerah nomor 22 tahun 2011 tentang retribusi penyediaan atau penyedotan kakus dalam rangka optimalisasi