• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUSIK GAMBUS DI PP. DARUL ULUM JOMBANG : STUDI KESENIAN ISLAM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MUSIK GAMBUS DI PP. DARUL ULUM JOMBANG : STUDI KESENIAN ISLAM."

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

MUSIK GAMBUS DI PP. DARUL ULUM JOMBANG

( Studi Kesenian Islam )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memanuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Gelar Sarjanan dalam Program Strata Satu (S-1)

Pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI)

Oleh

Alif Rohmah Nur Habibah

NIM: A7.22.12.124

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “

Musik Gambus di PP. Darul Ulum Jombang (Studi

Kesenian Islam)

”. Adapun fokus penelitian yang dibahas dalam skripsi

adalah(1)Bagaimana sejarah dan perkembangan musik gambus di PP. Darul Ulum

Jombang(2)Bagaimanakah pertunjukkan musik gambus PP. Darul Ulum Jombang

(3)Makna apa yang terkandung dalam bait-bait syair musik gambus di PP. Darul

Ulum Jombang.

Penelitian ini menggunakan metode kebudayaan yakni pertama

pengumpulan data, wawancara, observasi, dokumentasi, mengolah data, analisis

data yang terakhir adalah interpretasi. Pendekatan antropologi digunakan untuk

menjelaskan bagaimana kesenian Musik Gambus di PP. Darul Ulum Jombang.

sedangkan pendekatan sejarah untuk mengetahui perkembangan musik gambus di

PP. Darul Ulum Jombang. Teori yang digunakan teori etnomusikologi untuk

menganalisa kekayaan musik itu sendiri serta fungsi dan makna bagi masyarakat.

(6)

ABSTRACT

This thesis entitled “

Musik Gambus Di PP. Darul Ulum Jombang (Studi

Kesenian Islam). The focuses of this study are (1) How is the history and

development of gambus music at PP. darul ulum Jombang (2) How is the

performance of gambus music PP. Darul Ulum Jombang (3) What is the meaning

of poem coumplets which eontained in the gambus music gambus at PP. Darul

Ulum Jombang.

This research use cultural method, including is collecting data, interview,

observation, documentation, processing data, analysis data, and interpretation.

Anthropological approaching is used to describe of Gambus's Music artistry at PP.

Darul Ulum Jombang. meanwhile history approaching is used identity the

development to gambus's music developing at PP. Darul Ulum Jombang. Theory

that utilized by etnomusikologi's theory is also applied as the theory to analyse the

various kind of music. The function and the meaning for society.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN KEASLIAN……….…

. . ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING……….. iii

PERSETUJUAN PENGUJI………...……….

. iv

PEDOMAN TRANSLITERASI……….………..

v

MOTTO

………...

...vii

ABSTRAK ………

... viii

KATA PENGANTAR………..………. . x

DAFTAR ISI……….……

.. xiii

BAB I

: PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Masalah ……….….

1

B.

Rumusan Masalah………

5

C.

Tujuan Penelitian………....

... 5

D.

Kegunaan Penelitian.

………

.... 5

E.

Pendekatan dan Kerangka Teori………...….

.. 6

F.

Penelitian Terdahulu………

. 7

G.

Metode Penelitian………

. 9

H.

Sistematika Pembahasan………

.. ... 17

BAB II : LETAK GEOGRAFIS DAN SEJARAH PERKEMBANGAN

(8)

B.

Sejarah Musik Gambus ... 21

1. Sejarah Munculnya Musik Gambus di Indonesia ... 21

2. Sejarah Munculnya Musik Gambus di PP. Darul Ulum

Jombang ... 26

C.

Perkembangan Musik Gambus Tahun 2010

2015 ... 31

1. Perkembangan ... 31

a. Personil ... 31

b. Instrumen ... 34

1). Macama-macam Instrumen ... 34

2). Aliran Maqam dalam Gambus ... 35

2. Perkembangan Ekspansi ... 36

a. Ekspansi Pertunjukkan Gambus di Jombang ... 37

b. Ekspansi Pertunjukkan Gambus ke Luar Kota ... 38

BAB III : PERTUNJUKKAN MUSIK GAMBUS GRUP MAULANADA

PP. DARUL ULUM JOMBANG

A. Durasi ... 39

B. Lagu ... 40

C. Alat Musik ... 47

D. Kostum ... 51

(9)

C.

Syair tentang Kehidupan ... 63

BAB V : PENUTUP

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Kesenian merupakan segala hasil daya cipta atau buah pikiran manusia yang bersifat indah. Jadi, apa saja yang merupakan hasil ungkapan pemikiran dan daya cipta itu asalkan ia yang berbentuk, memiliki sifat keindahan disebut seni. Pendapat-pendapat lain yang memberi batasan tentang arti kesenian itu adalah :

1. Kesenian adalah hasil atau barang sesuatu yang diciptakan manusia sehingga merupakan keindahan dan untuk mewujudkan rasa keindahan. 2. Kesenian adalah rasa halus atau suci yang dipergunakan untuk

mencurahkan gambaran batin kepada pemujaan, kecintaan, ketenangan, hormat, memberi, dan menerima sesuatu.

3. Kesenian atau keindahan adalah kesatuan dari ide dan gambaran dalam pikiran, peleburan lengkap dari ide dengan gambaran dalam pemikiran, peleburan lengkap dari ide dengan gambaran dalam pikiran.

Dari beberapa pengertian kesenian diatas dapat kita tarik suatu kesimpulan bahwa kesenian itu adalah ungkapan rasa halus dan suci yang dimanifestasikan melewati ciptaan buah pikiran manusia yang hasilnya mengandung unsur keindahan.1

(11)

2

Dalam Islam juga dianjurkan untuk mencintai keindahan. Sebagaimana tertera dalam sebuah hadist , “Sesungguhnya Allah SWT itu Maha Indah dan menyukai keindahan. (HR. Muslim).

Dari uraian pengertian diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa kesenian Islam adalah karya insani yang mengandung dan mengungkapkan keindahan yang pada satu segi. Pertama, mengekspresikan ruh dan budaya, rasa, karsa instituisi dan imajinasi sang seniman. Kedua, mereflesikan pandangan dunia dan hidup penciptaannya. 2

Proses penciptaan seni Islam itu sendiri adalah bagian dari proses dari pengabdian atau ibadah kepada Allah sebagai sang pencipta. Oleh karena itu setiap penciptaan seni Islam pada dasarnya mengandung unsur-unsur pengagungan (takbir), pemujian (tahmid), dan penyucian (tasbih) kepada Allah SWT dan penghormatan (shalawat) untuk Muhammad SAW serta penyebaran perdamaian (salam) bagi seluruh makhluknya, dengan kata lain proses penciptaan seni Islam harus mengandung proses Tazkiyah (pembersihan spiritual) yang merupakan esensi ibadah. 3

Seni Islam juga dapat digunakan sebagai sarana dakwah apabila kesenian tersebut memasukkan nilai-nilai Islam melalui syair ( teks lagu, intonasi, not), penampilan (suara, dan tari). Kesemuanya dapat memainkan peran penting seni sebagai hiburan sekaligus sebagai media dakwah. Seperti halnya yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga dalam dakwahnya yang mengunakan kesenian sebagai sarana.

(12)

3

Seni musik adalah salah satu sarana yang bias dikembangkan untuk mensyiarkan agama Islam, seperti gambus, al banjari, qosidah, marawis, dan nasyid . Musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian,4 walaupun musik adalah sejenis fenomena intuisi, untuk mencipta, memperbaiki dan mempersembahkannya adalah suatu bentuk seni. Mendengar musik pula adalah sejenis hiburan. Musik adalah sebuah fenomena yang sangat unik yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat musik.

Begitu halnya Islam mengandung musik memiliki peranan yang sangat penting dalam spiritual, tidak hanya di dalam musik itu sendiri, melainkan hubungannya dengan syair sebagaiman telah diperhatikan oleh Jalal Al-Din Rumi, al qur’an sekalipun dalam prosaditradisionalnya merupakan musik dan syair, secara tradisional ia tidak diklasifikasikan keduanya. Karena ia merupakan firman Tuhan, maka termasuk dalam katagori di atas katagori manusia.5

Dari berbagai jenis seni musik yang bernuansakan Islam, di sini saya mengambil tema tentang musik gambus. Gambus adalah kecapi, yang paling umum ditemukan dalam berbagai gaya dalam musik rakyat Melayu serta musik sinkretik seperti ghazal. Gambus juga digunakan untuk mengiringi lagu dan tari (Zapin). Berasal dari Timur Tengah, versi melayu menggunakan string

4Abdul Muhaya, Bersufi Melayu Musik (Yogyakarta : Gema Media, 2003), 13.

(13)

4

12 kawat yang dipetik. Secara umum ada dua jenis gambus yang digunakan, Gambus Hadramaut dan Gambus Hijaz.6

Musik gambus atau zapin merupakan jenis musik dan tarian yang awalnya dipertunjukkan oleh pemain musik dan sepasang penari secara ekslusif hanya terbatas untuk laki-laki dan perempuan, diiringi dengan gambus (u;d), 3 hingga 5 buah marawis (hand drum) yang dimainkan secara bersahut-sahutan (santing) tamborin, dan dalam perkembangannya kadang ditambah dengan instrument biola, harmonium atau akoreon. 7

Perkembangan musik gambus di daerah Jawa Timur tidak sebanyak daerah Jawa Barat terutama Jakarta, di Jawa Timur ada beberapa daerah yang perkembangan musik gambusnya bagus, diantaranya Jombang, Bangil, dan Nganjuk. Di daerah Jombang khusunya di PP. Darul Ulum Peterongan Jombang kesenian gambus sampai saat ini masih tetap eksis, karena banyaknya para seniman musik yang menegembangkan musik gambus di era modern ini.

Kesenian musik gambus di PP.Darul Ulum bermula sekitar tahun 2006. Ide ini berasal dari inisiatif guru kesenian di MA Unggulan STEP-2 IBD Darul Ulum. Kemudian ide ini direalisasikan oleh ustad Suhaeri dengan diadakannya ekstra kurikuler gambus. Kebanyakan pondok pesantren yang berada di sekitar Jombang memiliki rutinitas kesenian Islam berupa Seni Hadrah al Banjari,

namun di PP. Darul Ulum ini yang dikembangkan kesenian Islamnya berupa musik gambus dan di era yang modern ini musik Islam seperti gambus masih dapat berkembang pesat.

6Eli Yanti, “Alat Musik Tradisional Indonesia”, dalam

(14)

5

Berdasarkan paparan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengaan judul “Musik Gambus di PP. Darul Ulum Jombang ( studi kesenian Islam).

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah dan perkembangan musik gambus di PP. Darul Ulum Jombang ?

2. Bagaimanakah pertunjukkan musik gambus PP. Darul Ulum Jombang ? 3. Makna apakah yang terkandung dalam bait-bait syair musik gambus di PP.

Darul Ulum Jombang ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah dan perkembangan musik gambus di PP. Darul Ulum Jombang

2. Untuk mengetahui pertunjukkan musik gambus PP. Darul Ulum Jombang 3. Untuk mengetahui makna yang terkandung dalam musik gambus.

D.Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian, diharapkan mampu untuk memberikan pengetahuan dari informasi tentang

1. Manfaat Teoritis

(15)

6

b. Dapat memperkaya kajian-kajian tentang kebudayaan, khususnya tentang kesenian Islam di Indonesia.

2. Manfaat praktis

a. Dapat digunakan sebagai bahan evalusai dalam proses peningkatkan pengetahuan dan mampu menjadi acuan bagi mahasiswa khususnya Sejarah dan Kebudayaan Islam dalam memahami Sejarah di Indonesaia . bisa mengembangkan khazanah keilmuan dibidang sejarah.

b. Dapat digunakan sebagai titik tolak untuk melaksanakan penelitian sejenis secara mendalam dan dalam lingkup yang lebih luas pada suatu saat mendatang.

E.Pendekatan Dan Kerangka Teori

Dalam penelitian musik gambus ini, penulis atau peneliti menggunakan dua pendekatan yaitu dan pendekatan sejarah dan pendekatan antropologi, dimana pendekatan antropologi ini menggunakan teori etnomusikologi, sedangkan pendekatan sejarah ini digunakan untuk mengetahui bagaimana sejarah dan perkembangan musik gambus di PP. Darul Ulum Jombang. Mengenai kajian musik gambus ini, teori etnomusikologi adalah sebagai landasan teoritis.

(16)

7

orang primitive hingga bangsa-bangsa beradab, begitu pula Charles Seeger berpendapat etnomusikologi adalah studi tentang musik-musik non-Eropa.8

Dalam etnomusikologi, etnografi musik yang didasarkan atas peristiwa-peristiwa musikal. Sehubungan dengan itu kajian difokuskan pada produk musik yang meliputi tidak saja musik gambus melainkan pada komunitas pendukungnya. Dengan demikian disamping analisis musikologis, analisis kolektif terhadap data non musikal juga dibutuhkan.

Dalam penelitian ini, analisis musikologis dilakukan terhadap transkipsi dari rekaman data-data lapangan. Beberapa lagu yang dilantunkan grup-grup musik gambus, wawancara dengan penggerak kegiatan dan beberapa pencinta aktifitas ini, serta menelusuri bagaimana jenis kesenian ini bisa terbentuk. Analisis terakhir inilah yang disebut sebagai analisis antropologi. 9

F.Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, ada beberapa buku yang merupakan pembahasan dari topik yang akan diteliti. Karya-karya ini merupakan sebuah karya pendahulu yang bias dijadikan bahan pembandingan maupun refrensi dalam penelitian ini. Hadrah Al banjari : studi kesenian Islam di Bangil. Skripsi yang ditulis pada tahun 2014 di Fak. Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya, ini menjadi salah satu bagian penelitian tentang kesenian Islam. Namun dalam bidang hadrah Al banjari di dalamnya menjelaskan apa itu

8Sayuti Yuti, “Pengertian Etnomusikologi Menurut Para Ahli” , http://sayuti1234.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-etnomusikologi-menurut-para.html (20 September 2015).

(17)

8

hadrah Al banjari dan dijelaskan tentang apa yang menjadikan ciri khusus dari jenis kesenian sholawat yang lainnya serta menjelaskan asal mula nama

Hadrah Al Banjari yang sebenarnya dan cara penyebarannya.

Manajemen Pengembangan Pembelajaran Ekstrakulikuler Keagamaan Berbasis Kecakapan Hidup (life Skils) Di Madrasah Aliyah Unggulan Darul Ulum Peterongan Jombang. Skripsi yang ditulis pada tahun 2015 di Fak. Agama Islam Universitas Pesantren Darul Ulum Jombang, ini salah satu penelitian yang berada di MAU Darul Ulum Jombang, dengan menjelaskan tentang manajemen, pengembangan pembelajaran ekstra kurikuler dengan berbasis kecakapan hidup (life Skils).

Jurnal yang ditulis oleh Hendra Tri Cahyono yang berjudul Makna dan bentuk lagu selamat datang pada musik gambus misri di desa plandi

kabupaten Jombang. Di dalamnya menjelaskan tentang makna dan bentuk lagu “Selamat Datang “ pada gambus misri di Kabupaten Jombang,

(18)

9

G.Metode Penelitian

Karya ilmiah pada umumnya merupakan hasil penelitian secara ilmiah yang bertujuan untuk menemukan, menggambarkan dan menyajikan kebenaranya.10

Metode penelitian yang digunakan oleh penelitian kebudayaan adalah metode Etnografi, dikarenakan penelitian secara langsung ikut menjadi bagian dalam pelaksanaan budaya untuk mengumpulkan data untuk mengetahui budaya atau tradisi yang ada pada masa kini.

Dalam mempraktekkan metode penelitian etnografi peneliti akan melakukan pengamatan terhadap objek yang diteliti, yang sebelumnya sudah diketahui wujud dari objek tersebut. Kemudian akan dilakukan pengumpulan data dan wawancara, pengumpulan data yang diperlukan untuk memperoleh data yang bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya dan mampu mewakili populasi yang diteliti.

Penggunaan metode ini menggunakan tiga pertimbangan yaitu, yang pertama pertimbangan teoritis, disini peneliti menggunakan teori simbol. Simbol adalah konseptualisasi manusia tentang suatu hal, sebuah simbol ada untuk sesuatu. Kemudian simbol merupakan inti dari kehidupan manusia dan proses sismbolisasi penting juga untuk manusia seperti halnya makan dan tidur. Teori simbol ini dapat diterapkan pada makna dari teks lagu. Bila ditelusuri dapat memberikan sebuah simbol dimana dalam kalimat yang berbahasa arab menunjukkan tentang Islam.

(19)

10

Kedua, pertimbangan praktis bahwa pendekatan kualitatif akan lebih memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian dimana peneliti berhubungan langung dengan masyarakat.

Ketiga, pendekatan kualitatif lebih menekankan pada usaha untuk menjawab pertanyaan peneliti sebagai mana yang tertulis dalam rumusan masalah, dengan cara berfikir formal dan argumentatif. 11 oleh karena itu

pendekatan kualitatif lebih cocok dengan rumusan masalah, dimana penelitian tidak dalam mencari hipotesa akan tetapi dalam rangka mencari jawaban.

Untuk memilih dan menyusun alat pengumpulan data perlu ketetapan penelitian ini. Dengan demikian memungkinkan dapat dicapainya pencerahan masalah secara reliable yang pada akhirnya dapat dirumuskan dengan objektif. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian yaitu :

1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data diperoleh. Peneliti menggunakan wawancara dalam pengumpulan data, yaitu mewawancarai informasi untuk merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pernyataan tertulis maupun lisan, selanjutnya peneliti menggunakan teknik observasi. Peneliti juga menggunakan dokumentasi, yaitu dokumen-dokumen yang menjadi sumber data sebagai cacatan adalah objek penelitian atau variabel penelitian. 12 penelitian secara

langsung ikut menjadi bagian dalam pelaksanaan budaya untuk

11Syaifudin Azwar, Metode penelitian ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005), 5.

(20)

11

mengumpulkan data untuk mengetahui budaya atau tradisi yang ada pada masa kini.

Metode penelitian kebudayaan yang digunakan oleh penulis untuk mendukung kegiatan penelitian ini, dilakukan pengumpulan data bersumber dari:

a. Data Primer

Data primer adalah data empirik diperoleh secara langsung informan kunci dengan menggunakan daftar petanyaan dan wawancara langsung untuk mendapatkan data-data tentang Musik Gambus di PP. Darul Ulum Jombang. Peneliti akan terjun secara langsung melakukan wawancara. Sumber data primer terdiri dari subyek penelitian yang terdiri dari beberapa informan mengenai Musik Gambus di PP. Darul Ulum Jombang.

b. Data Sekunder

Data sekunder ialah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari majalah, keterangan keterangan atau publikasi lainnya. 13 Jadi data sekunder berasal dari tangan kedua, ketiga, dan seterusnya, artinya melewati satu atau lebih pihak yang yang bukan peneliti sendiri. Berkaitan dengan hal ini maka data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa literatur-literatur ilmiah dan pendapat para informan tentang pandangan para aktivis musik gambus menegenai jenis kesenian ini, sejarah,

(21)

12

perkembangannya sekaligus makna apa yang terkandung dalam musik gambus tersebut.

2. Metode pengumpulan Data

Metode merupakan suatu cara yang ditempuh peneliti dalam menemukan permasalahan yang sejalan dengan fokus dan tujuan yang ingin dicapai 14 Dalam penelitian ini yang dipakai adalah metode penelitaian budaya dengan jenis penelitian kualitatif, menurut Bog dan Taylor metode penelitian kualitatif yang prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Untuk dapat memperoleh data mengenai pola-pola yang sesuai dengan suatu masalah, peneliti diperlukan informasi yang selengkap-lengkapnya (sedalam-dalamnya) mengenai gejala yang ada di dalam kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. Gejala itu dilihat sebagai satuan yang berdiri sendiri tetapi saling berkaitan sebagai suatu kesatuan yang bulat dan menyeluruh. 15

Berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti yaitu musik gambus maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

14Maryaeni, Metode penelitian Kebudayaan (Jakarta : PT. Bumi Angkasa, 2005), 88.

(22)

13

a. Observasi

Pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau tema yang diteliti. 16

Observasi yang dilakukan penulis di sini adalah observasi partisipatoris, dimana penulis harus siap membaur dengan masyarakat. Interview wawancara.

b. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara pengambilan data yang dilakukan melalui kegiatan komunikasi lisan dalam bentuk struktural Interview yang terstruktur merupakan bentuk interview yang sudah diarahkan oleh sejumlah daftar pertanyaan secara ketat. Yaitu proses tanya jawab dengan beberapa orang yang menegtahui tentang musik gambus. Dapat menggunakan bentuk interview yang sudah diarakan oleh sejumlah pertanyaan yang sudah terstruktur, tetapi tidak menutup kemungkinan muncul ide secara spontan.17 Peneliti menggunakan

metode seperti ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan melalui wawancara dengan sejumlah sumber data.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah pengumpulan data melalui peninggalan tertulis seperti arsip-arsip atau dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk membaca arsip mempelajari arsip, catatan

16Kartini Kartono, Pengantar Metode Penelitian Resarch Sosial (Bandung : Mandar Maju, 1996), 42.

(23)

14

atau dokumen yang berkaitan dengan historistis, konteks manfaat, jaringan kesenian, serta upaya-upaya yang dilakukan oleh mereka agar jenis kesenian ini tidak hilang dari sejarah.

3. Pengolahan Data

Dalam penelitian ini, data-data yang telah diperoleh di lapangan, akan diolah berdasarkan langkah-langkah sebagaimana berikut :

a. Pengeditan (Editing)

Peneliti melakukan penelitian kembali atas data-data yang telah diperoleh dari lapangan, baik data primer maupun data sekunder yang berkaitan konteks sejarah dan perkembangan Musik Gambus di PP. Darul Ulum Jombang. serta makna yang terkandung dalam musik gambus. Hal ini bertujuan untuk menguji validitas data yang telah diperoleh.18

b. Klasifikasi (Classifying)

Peneliti melakukan pengelompokkan seluruh data-data penelitian, baik data yang diperoleh dari hasil wawancara (interview)

yang berkaitan dengan sejarah dan perkembangan Musik Gambus di PP. Darul Ulum Jombang. serta makna yang terkandung dalam musik gambus. Hal ini dilakukan agar lebih mudah dalam pembacaan dan penelaahan data sesuai dengan kebutuhan yang diperluakan, sebab subjek penelitian tentunya sangat berbeda-beda dalam memberikan informasi. Oleh karena itu, peneliti

(24)

15

mengumpulkan data-data yang telah diperoleh tersebut dan selanjutnya memilah mana data yang akan dipakai sesuai dengan kebutuhan. 19

c. Verifikasi (Verifying)

Peneliti melakukan pengecekan ulang terhadap data-data yang diperoleh dan diklarifikasikan tersebut mengenai sejarah dan perkembangan Musik Gambus di PP. Darul Ulum Jombang sekaligus makna apa yang terkandung dalam musik gambus tersebut. Agar akurasi data yang telah terkumpul itu dapat diterima dan diakui kebenarannya oleh segenap pembaca, dalam hal ini, peneliti menemukan kembali para subjek penelitian yang telah diwawancarai pada waktu pertama kalinya, kemudian peneliti memberikan hasil wawancara untuk diperiksa dan ditanggapi, apakah data-data tersebut sudah sesuai dengan apa yang telah diinformasikan oleh mereka atau tidak.

d. Analisis (Analysis)

Penelitian melakukan analisis data penelitian dengan tujuan agar data mentah yang diperoleh tersebut bisa lebih mudah untuk dipahami. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis, deskriptif, kualitatif, yaitu analisis yang menggambarkan keadaan atau status fenomena dengan kata-kata atau kalimat, kemudian dipisah-pisahkan menurut katagori untuk

(25)

16

memperoleh gambaran yang jelas tentang sejarah dan perkembangan Musik Gambus di PP. Darul Ulum Jombang sekaligus makna apa yang terkandung dalam musik gambus tersebut.

e. Kesimpulan (Concluding)

Langkah terakhir adalah pengambilan kesimpualan dari data-data yang telah dikelola untuk mendapatkan suatu jawaban, 20 dimana peneliti sudah menemukan jawaban-jawaban dari hasil kesimpulan-kesimpulan penting yang kemudian menggambarkan secara ringkas, jelas dan mudah menegnai Musik Gambus di PP. Darul Ulum Jombang. 21

4. Analisis Data

Dalam proses penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif untuk menganalisis data yang dikumpulkan. 22 agar menjadi tepat, maka

sifat penelitian ini adalah deskriptif-analitis. Metode deskriptif adalah untuk membantu dalam menggambarkan keadaan-keadaan yang mungkin terdapat dalam situasi tertentu serta mengetahi bagaiman mencapai tujuan yang diinginkan.23

Apabila data sudah terkumpul secara keseluruhan kemudian dilakukan analisis data secar kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif

20Nana Sudjana dan ahwal Kusuma, Proposal Penelitian di Perguruan Tinggi. (Bandung : Sinar Baru Algasindo, 2000), 89.

21Muhammad Abdul Kadir, Hukum, 2004, 91.

22Adapun data kualitatif bersumber pada wawancara mendalam (indept interviews), kelompok diskusi terarah (Focus grup discution) observasi non partisipasi, dan analisis isi (Conten analisys) dari bahan tertulis. Lihat Ida Bagoes Mantra, Langkah-Langkah Penelitian Survey,Usulan penelitian dan Laporan Penelitian (Yogyakarta : Badan Penerbitan Fakultas Geografi UGM, 2001), 47.

(26)

17

verifikatif yaitu metode penilaian kebenaran hasil penelitian apakan pemaparan atau penjelasan sudah sesuai atau tidak dengan apa yang ada dalam estetika Islam sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat 24

5. Interpretasi

Interpretasi adalah suatu kegiatan untuk menguraikan, menganalisis lalu menyimpulkan suatu bahan sumber yang diperoleh dan berhubungan dengan fakta-fakta yang ada, baik yang berasal dari dokumen atau arsip, buku dan lain sebagainya.

H. Sistematika Pembahasan

Pada penelitian skripsi ini di bagian bab pertama akan menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, pendekatan dan kerangka teoritik, penelitian terdahulu, metode penelitian, sistematika bahasan.

Pada bab kedua yang menjelaskan tentang sejarah masuknya musik gambus di Indonesia sampai musik gambus masuk di PP. Darul Ulum Jombang. Kemudian perkembangan musik gambus meliputi perkembangan personil, instrument, ekspanansi.

Pada bab ketiga yang akan menjelaskan bagaimana pertunjukkan grup Maulanada yang ada PP. Darul Ulum Jombang yang diantaranya menjelaskan tentang durasi, lagu, alat-alat music yang diogunakan serta kostum yang digunakan ketika perform.

(27)

18

Pada bab keempat yang akan menjelaskan pesan-pesan yang tekandung dalam bait-bait syair musik gambus yang diantaranya tentang mahabbah, syair tentang do’a, dan tentang kehidupan.

(28)

BAB II

LETAK GEOGRAFIS DAN SEJARAH PERKEMBANGAN MUSIK

GAMBUS DI PP. DARUL ULUM JOMBANG

A. Letak Geografis

Jombang adalah kota yang terkenal dengan julukan kota “Beriman” (bersih, indah dan nyaman). Luas wilayah kabupaten 115.950 Ha : 1.159,5 Km². Terletak membentang antara 7.20' dan 7.45' .Lintang Selatan 5.20º - 5.30 º Bujur Timur.

Pusat pemerintahan Kabupaten Jombang terletak di tengah-tengah wilayah kabupaten, memiliki ketinggian 44 meter di atas permukaan laut, dan berjarak 79 km (1,5 jam perjalanan) dari barat daya Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Jombang memiliki posisi yang sangat strategis, karena berada di persimpangan jalur lintas utara, dan selatan Pulau Jawa (Surabaya-Madiun-Yogyakarta), jalur Surabaya-Tulungagung, serta jalur Malang-Tuban. Administrasi Pemerintahan terdiri dari 21 Kecamatan dan 301 desa, 5 kelurahan. Curah hujan terbesar antara 1750 s/d 2500 mm pertahun. 22

Banyak tokoh terkenal Indonesia yang dilahirkan di Kabupaten Jombang, diantaranya adalah Presiden Republik Indonesia ke-4 yaitu KH Abdurrahman Wahid, pahlawan nasional KH Hasyim Asy'ari dan KH Wahid Hasyim, tokoh intelektual Islam Nurcholis Madjid, serta budayawan Emha Ainun Najib dan

(29)

20

seniman Cucuk Espe. Jombang juga sebagai tempat dimana Nahdlatul Ulama’ didirikan di Tebuireng Jombang oleh KH. Hasyim Asy’ari.

Di Jombang banyak didirikan pondok pesantren sebagai pusat pendidikan agama, dimana banyak dari daerah-daerah lain berbondong-bondong untuk menimba ilmu di sana. Banyak disana pondok-pondok yang terkenal yaitu Bahrul Ulum, Darul Ulum, Mamba’ul Hikam, Pacul Gowang, Mamba’ul Ma’arif dan masih banyak pondok-pondok lainnya.

Darul Ulum adalah salah satu lembaga pendidikan pesantren yang berada di kecamatan Peterongan Jombang. Pondok Pesantren Darul Ulum (Rejoso) yang secara bahasa Darul berarti Gudang sedangkan Ulum, jamak dari ilmu yang berarti ilmu-ilmu, sehingga secara garis besar Darul Ulum memiliki arti “Gudangnya Ilmu-ilmu”, yang filosofinya tampak jelas dalam nama pondok pesantren tersebut. Sehingga, sampai detik ini Pondok Pesantren Darul Ulum (Rejoso) masih dipercaya untuk mengayomi para santri dari penjuru Nusantara kurang lebih sekitar 5000 santri yang menimba ilmu di sana.23

MA Unggulan Darul Ulum adalah salah satu unit pendidikan yang ada di PP. Darul Ulum Jombang. MA Unggulan Darul Ulum terletak di Dusun Dukuh Pesantren, Desa Ngumpul, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Propinsi Jawa Timur. Lokasi MA Unggulan Darul Ulum berada kurang lebih 4 Km dari arah timur Kota Jombang

Adapun letak MA Unggulan Darul Ulum dibatasi oleh : a. Sebelah Utara : Desa Peterongan

(30)

21

b. Sebelah Timur : Desa Rejoso

c. Sebelah Selatan : Desa Ngumpul

d. Sebelah Barat : Desa Pajaran

Lingkungan sekitar MA Unggulan Darul Ulum Peterongan ini merupakan lingkungan pendidikan, karena disamping MA Unggulan STEP-2 IDB, terdapat pula SMK 2, MTsN Rejoso, SMP Unggulan 1, SMA 1 Unggulan BPTT, SMA 3, MIN Rejoso, MAN Rejoso, SMP 3 RSBI, SMK Telkom, MTs Plus, SMA 2 Unggulan BPPT-SBI Jombang.

B. Sejarah Musik Gambus

1. Sejarah Munculnya Musik Gambus di Indonesia

Musik adalah gambaran kehidupan manusia yang berupa sebuah bunyi sebagai wujud ide, pikiran, cipta dan karsa yang ada pada manusia. Seni juga memiliki keindahan sendiri dengan menggabungkan instrumen yang akan menjadi sebuah nada yang indah.

Seni musik gambus merupakan salah satu alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik. Alat musik ini idetik dengan nyanyian yang bernafaskan Islam. Dalam mengiringi penyanyi, alat musik ini juga diiringi dengan alat musik lain. Seperti marawis untuk memperindah irama nyanyian.24 Musik gambus merupakan akulturasi dari musik melayu dengan musik Arab, dimana akulturasi atau acculturation atau culture contact, adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu

(31)

22

kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian itu sendiri.25

Irama Melayu merupakan salah satu genre yang pada mulanya dikembangkan di daerah Melayu, yaitu kedua belah pantai Sumatra (pantai sebelah barat dan timur) dan Tanah Semenanjung. Di pantai sebelah barat Sumatra, suatu daerah tempat musik Melayu berkembang, musik ini memperoleh corak yang lebih khusus yaitu Gamat. Sementara itu, di pantai sebelah timur Sumatra khususnya di daerah Deli dan Tanah semenanjung, musik ini dikembangkan pula sehingga terkenal dengan nama musik Melayu Deli. Ciri khas musik melayu Deli ini adalah aspek perlukisnya, terutama tingkahan bunyi kendang. Selain itu, unsur penting dalam musik Melayu Deli ini adalah adanya akordeon dan biola yang dimainkan oleh sejumlah pemain. Diperkirakan bawah ketika etnis melayu bermigrasi ke pulau Jawa pada awal periode kolonial, mereka juga membawa tradisi musikalnya yang berlakangan trekenal dengan sebutan irama melayu Jakarta atau Betawi. Irama melayu ini, di samping melanjutkan musik tradisi melayu Deli juga mengembangkan kekhususan tersendiri hingga musik ini lebih dinamis dan reseptif terhadap anasir baru. Ada beberapa pendapat tentang munculnya musik gambus di Nusantara, dikemukakan oleh Anis Mohd N, Md yaitu :

There are various theories as to how gambus Melayu and gambus Hadhramaut arrived in the Malay Archipelago. One hypothesis is that

(32)

23

the arrival of gambus is attributed to the Arabs during the Islamization of Melaka in the 15th century.26

Terjemahan, Ada berbagai teori tentang bagaimana gambus Melayu dan gambus Hadramaut tiba di Kepulauan Melayu Nusantara. Salah satu hipotesis mengatakan bahwa kedatangan gambus dibawa oleh arab ketika islamisasi malaka pada abad ke-15

Maksud dari pernyataan tersebut adalah banyak teori yang menerangkan tentang gambus melayu dan gambus hadramaut yang datang di Nusantara ini, melaui Islamisasi dari kota Makkah pada abad ke 15. Ada pula pendapat dikemukakan oleh C. Sachs menerangakan sebagai berikut :

The hypotheses I am propounding is that the Persians and the Arabs were trading in the Malay Archipelago as early as the 9th century and these instrumens could have been carried on board their ships for personal entertainment on long voyages. The barbat, qanbus and .ud which closely resembles the gambus could have been introduced by these traders when trading along the Malay Archipelago.27

Terjemahan, Salah satu hipotesis mengemukakan Persia dan Arab melakukan perdagangan di Kepulauan Melayupada awal abad ke-9 dan instrumen ini dibawa pada kapal kapal mereka untuk hiburan pribadi pada perjalanan laut yang panjang. barbat, qanbus dan ud yang mana lekat menyerupai gambus telah diperkenalkan oleh para pedagang ketika mereka berdagang disepanjang Kepulauan Melayu.

26Di jelaskan dalam paper yang ditulis oleh Larry Hilarian yang dipresentasikan di Hongkong pada tahun 2004, beliau mengutip dari buku Anis Mohd N, Md, Zapin, Folk Dance of the Malay World (Singapore: Oxford University Press), 20.

(33)

24

Maksud dari pernyataan tersebut bahwa instrumen gambus ini dibawa oleh Persia dan Arab ketika mereka berdagang di Melayu Nusantra pada abad ke 9, yang mana mereka menggunakan kapal layar sebagai alat transportasi. Ketika mereka berada di kapal layar tersebut musik gambus inilah yang menjadi hiburan bagi para pedagang yang melakukan perjalanan yang jauh. Sehingga mereka selalu membawa para pemain gambus dari daerahnya untuk diperkenalkan kepada Nusantara bahwa, musik gambus adalah salah satu tradisi yang mereka miliki.

Ada sedikit pengetahuan tentang irama melayu pada era sebelum dan sekitar masa kemerdekaan. Pada awal tahun 1940-an, ada tiga ragam musik yang utama dan popular yaitu keroncong, gambus dan hawaian selain juga masuk klasik dan klasik orkrestra (Susunan Paper dan Sawon Jabo, 1987 : 9). Kroncong28, yang merupakan perpaduan pengaruh Melayu, Jawa dan Cina, dimainkan oleh masyarakat Indonesia kalangan menengah ke bawah, Gambus memadukan pengaruh Arab, Persia, dengan Melayu, memiliki penggemar yang kuat dikalangan Islam, Hawaian menjadi musik kalangan atas.29

Di Indonseia gambus merupakan musik yang berkembang pesat di era 1940-an. Pada masa itu, musik gambus banyak menyedot unsur musik melayu hingga warna musik melayu tersebut begitu kuat dalam musik

28Keroncong adalah Keroncong merupakan nama dari instrumen musik sejenis ukulele dan juga sebagai nama dari jenis musik khas Indonesia yang menggunakan instrumen musik keroncong, flute, dan seorang penyanyi wanita. Victor Ganap, “ Pengaruh Portugis pada Musik Keroncong”, Harmoni Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni Vol 7. No 2(2006), 1.

(34)

25

gambus. Bebrapa orkes gambus yang kemudian menjadi orkes melayu yang terkenal pada saat itu diantaranya orkes melayu (O.M.) Bukit Singuntang, O.M. Sinar Kemala, (O.M.) Kenangan, dan lain-lain. 30 Setelah musik melayu berkembang kemudian musik melayu bercampuran dengan musik Arab sehingga muncullah musik gambus.

Musik gambus di Indonesia dibawa oleh Syekh Albar, Syekh Albar ialah salah satu pemusik irama Timur Tengah yang cukup populer di Indonesia. Pemusik keturunan Arab-Indonesia ini lahir di Surabaya. Dari hasil perkimpoiannya dengan Farida Al-Hasni, ia dikaruniai sebagian anak, salah satunya penyanyi rock populer Ahmad Albar.

Di tahun 1920-an serta 1930-an Syekh Albar di kenal juga sebagai pemain gambus yang mumpuni. Pada zaman “kuda gigit kue apem” itu, lagu-lagu Syekh Albar telah masuk dunia rekaman serta direkam oleh perusahaan piringan hitam populer “His Master Voice”. Menurut Munif yang juga seseorang penggiat gambus serta pernah jadi penyanyi gambus, menyampaikan cuplikan serta petikan gambusnya tak kalah dengan Abdul Wahab, pemain gambus kesohor dari negeri asal Firaun, Mesir.

Keunggulan Syekh Albar dalam bergambus ria yaitu kekuatan dalam membuat lagu-lagunya sendiri. Bahkan juga Syekh Albar yang berdomisili di Surabaya mengikutsertakan group musik dari Italia, waktu rekaman di “His Master Voice”, yang mengakibatkan namanya di kenal di negara-negara Arab. Pers Lebanon juga pernah menjulukinya juga sebagai pemain

(35)

26

gambus paling handal di Jagad, terkecuali Timur Tengah. Bahkan juga rekaman lagu-lagunya saat itu beredar banyak diberagam negara Arab. Ciptaannya seperti lagu-lagu sarah atau zapin yang bertujuan ke lagu-lagu Hadramaut, lokasi asal mula nyaris semua keturunan Arab.

Lalu musik–musik gambus Syekh Albar dilanjutkan oleh Seseorang pegambus tradisional Indonesia bernama Segaf Assegaf, beliau adalah pegambus yang sering membawakan lagu-lagu dari Abdallah Rwaished dan Abu Bakar Bilfaqih penggambus asal Yaman.31

2. Sejarah Munculnya Musik Gambus di PP. Darul Ulum Jombang

Salah satu seni musik gambus yang masih berkembang saat ini di kawasan Jawa Timur tepatnya di Kabupaten Jombang adalah seni musik gambus yang berada di PP. Darul Ulum Jombang, diantara beberapa unit pendidikan dan asrama yang berada disitu, salah satunya unit pendidikan yang menegembangkan seni musik gambus adalah MA Unggulan STEP-2

Pada mulanya unit pendidikan MA Unggulan STEP-2 IBD ini berdiri dengan nama Sekolah Aliyah Program Khusus (MAPK) yang berdiri pada tahun 1987, dengan dikeluarkannya keputusan Menteri Agama No. 73 tahun 1987. kemudian dengan peningkatan akriditasi maka dari Sekolah Aliyah Program Khusus (MAPK) berubah menjadi MA Unggulan STEP -2 IBD yang lebih dikenal dengan sebutan MAU.32

31Irfan Munthoriq, “Mengenal alat musik gambus”, dalam https://klinikmusik.wordpress.com/2015/02/03/mengenal-alat-musik-gambus/ (21 November 2015).

(36)

27

Untuk meningkatkan potensi dan bakat siswa-siswi, maka MAU memberikan sebuah wadah berupa ekstra kulekuler dengan bidang yang sesuai dengan kemampuan siswa-siswi, diantaranya Qiro’at, Kaligrafi, Elektro, Gambus, Banjari, Boardcasting, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, KIR (Kimia, Biologi, Geografi, Ekonomi, Fisika), Volly, Sepak Bola, Basket, Paskibraka, Pramuka, Baca Kitab. Dari sekian banyak bidang untuk menggembangkan potensi dan bakat siswa-siswi disini peneliti mengambil salah satu bidang ekstra kurikuler yaitu gambus, yang mana sesuai dengan judul peneliti.

Ekstra kurikuler gambus di MAU pada mulanya terbentuk pada tahun 2007, dimana pada mulanya ekstra kurikuler yang ada dan berhubungan dengan kesenian musik yaitu banjari. Banjari yang ada pada saat itu banyak siswa-siswi yang minat untuk mengikuti estra tersebut. Seiring dengan perkembangan banjari muncullah ide untuk memberikan warna pada bidang seni musik. Hal ini dipaparkan oleh ustad Suhaeri Zuhri tentang sejarah adanya seni musik gambus di PP. Darul Ulum Jombang.

(37)

28

yaitu mencari seorang pelatih gambus. Akhirnya setelah mencari informasi ada seorang pelatih, saya ngambil pelatih di Ploso Jombang kebetulan beliau sering mengiringi balasik Jember, menguasa semua alat musik. 33

Setelah banjari ini sudah berjalan, kemudian ide dari ustad Syaifullah Ma’sum tersebut direalisasikan oleh ustad Suheri Zuhri dengan muncullah ekstra kurikuler “Musik Islami” dalam ekstra kurikuer tersebut lebih menekan pada musik qosidah. Dimana qasidah sendiri memiliki pengertian yaitu Kasidah (qasidah, qasida; bahasa Arab: "ةﺪﻴﺼﻗ", bahasa Persia: ﺼﻗهﺪﯿ

atau ﮫﻣﺎﻜﭼ dibaca: chakameh) adalah bentuk syair epik kesusastraan Arab yang dinyanyikan. Penyanyi menyanyikan lirik berisi puji-pujian (dakwah keagamaan dan satire) untuk kaum muslim.

Qasidah adalah seni suara yang bernafaskan Islam, dimana lagu-lagunya banyak mengandung unsur-unsur dakwah Islamiyah dan nasihat-nasihat baik sesuai ajaran Islam. Biasanya lagu-lagu itu dinyanyikan dengan irama penuh kegembiraan yang hampir menyerupai irama-irama Timur Tengah dengan diiringi rebana, yaitu sejenis alat tradisional yang terbuat dari kayu, dibuat dalam bentuk lingkaran yang dilobangi pada bagian tengahnya kemudian ditempat yang dilobangi itu ditempel kulit binatang yang telah dibersihkan bulu-bulunya.

Awalnya rebana berfungsi sebagai instrumen dalam menyayikan lagu-lagu keagamaan berupa pujian-pujian terhadap Allah swt dan rasul-rasul-Nya, salawat, syair-syair Arab, dan lain lain. Oleh karena itulah ia disebut

(38)

29

rebana yang berasal dari kata rabbana, artinya wahai Tuhan kami (suatu doa dan pujian terhadap Tuhan).34

Lambat laun pada tahun 2007 dari qosidah berkembang menjadi gambus, dimana alat-alatnya itu dilengkapi dengan gambus, orgen, calti, biola, tantam, dumbuk. Dari alat yang sudah disediakan ini rutinitas musik gambus mulai berjalan hingga sekarang. Di MAU ekstra gambus tersebut memiliki nama “ Orkes Gambus Maulanada” dibawah pimpinan ustad Suhaeri Zuhri, Setelah ekstra gambus di MAU berkembang baik.

OG. Maulanada ini berkembang karena adanya motifasi yang sudah tertanam yaitu adanya undangan keluar sekolah atau tampil, sehingga dari situlah siswa maupun siswi termotivasi untuk terus belajar.

Unit-unit sekolah dan asrama-asrama PP. Darul Ulum ini tertarik dengan musik gambus, setelah melihat MAU yang pertama kali memiliki ekstra gambus sehingga muncul ekstra kurikuler gambus di unit-unit sekolah lainnya dan asrama sebagai wadah para siswa-siswi maupun santri dapat mengembangkan bakatnya di dunia musik. Unit-unit yang turut memberikan kemajuan untuk musik gambus tersebut adalah

1. SMP 3 Darul Ulum 2. MTs Plus Darul Ulum 3. SMA Darul Ulum1 4. SMA Darul Ulum 2 5. Asrama HQ

34Ardiyan Sandy, Makalah Seni Musik, dalam

(39)

30

6. Asrama IV Putri

Dalam hal ini menunjukkan banyak respon dari lingkungan pondok maupun unit pendidikan terhadap musik gambus atau orkes gambus yang ada di PP. Darul Ulum. 35

Selain di MAU ada beberapa sekolah yang pada mulanya aktif ekstra kurikuler gambusnya, seperti SMP 3 DU yang pada mulanya ada setelah MAU sekitar tahun 2010 dimana perkembangannya bagus, karena kebanyakan siswa yang mengikuti gambus itu sudah belajar kepada kakak kelasnya yang berada di asrama yang sekolahnya berada di MAU. Seperti yang di paparkan oleh Miftakhul Khoir D. P.

“Gambus di SMP 3 DU ini sudah ada sekitar tahun 2010, yang mana banyak para siswa--siswi ini yang minat untuk mengikutnya. Disisi lain dukungan dari lingkungan sekitar yang mana banyak teman-teman yang satu asrama mengikuti gambus, dan adanya kemampuan skill yang dimilikinya, sehingga gambus ini berkembang, namun setelah satu periode atau saat angkatan ini gambus mulai menurun dimana tidak ada penerusnya.Jadi ya tiba-tiba ga aktif. Barulah tahun 2013 ekstra kurikuler ini mulai aktif lagi. Yang mendukung untuk mengembangkan ya dari alumni MAU yang di tarik untuk mengajar di SMP 3 DU teresbut.” 36 Selain di SMP 3 DU ada beberapa sekolah yang sama keadaan perkembangan seni musik gambusnya, dimana perkembangannya sempat terhambat karena tidak adanya generasi penerus untuk melestarikan gambus. Seperti di SMA DU 1 juga mengalami kegiatan gambus di sana juga mengamai kefakuman kurang lebih tiga tahun antara tahun 2011-2013.

Sebenarnya yang perlu disayangkan adalah kurangnya perhatian terhadap perkembangan musik gambus di SMA DU 1. Pada dasarnya ini

35Huda, Wawancara, Jombang 26 Oktober 2015.

(40)

31

sudah mendapatkan respon baik dari pondok pusat. Namun kembali lagi dari setiap unit tersebut bagaimana mengembangkan musik gambus agar menjadi tetap eksis. Seperti di asrama HQ dan asrama IV Putri yang ada di PP. Darul Ulum ini juga mengalami pasang surut dalam perkembangannya. Kurangnya fasilitas, waktu, serta minat yang dimiliki santri inilah yang menjadikan sebuah angan-angan bagi para penerus musik gambus untuk terus berkembang.

C. Perkembangan Musik Gambus Tahun 2010-2015

1. Perkembangan

a. Personil

Dalam sebuah grup pasti ada yang namanya personil. Dimana personil adalah anggota dalam sebuah grup atau dalam sebuah kelompok. Pada awal adanya gambus di tahun 2007 , ketika itu latihan pertama pelatih yang bernama pak shodiq yang didatangkan dari grup Jember ini membawa lima personil dari grupnya yang berada di Jember tersebut, untuk melatih siswa-siswi MAU ketika itu. Alatnya yang diajarkan yaitu perkusi, orgen atau electone, gitar gambus dan lain-lain. Latihan kurang lebih dilaksanakan selama tiga bulan, pada bulan-bulan pertama yang dilakukan adalah pencarian personil dengan mengadakan penyeleksian siswa yang berminat untuk mengikuti gambus.

(41)

32

angket untuk siswa yang mengikuti ekstra kurikuler gambus. Setelah itu siswa untuk masuk ekstra gambus pertama yaitu dengan memegang alat sesuai dengan kemampuan dan keinginan mereka, untuk alat-alatnya mereka dipertemuan pertama sampai pertemuan ke empat yaitu pengenalan dan penepatan personil yang sesuai dengan faknya mereka. Sedangakan untuk vocalnya penyeleksiannya dengan pembagian lagu yang familiar seperti wahdana, may juz, salamin ba’id, ya rosulallah dan ya robbi solli

Pada bulan ke dua kegiatan latihan yang dilakukan adalah pematangan materi dimana para siswa sudah memegang alat sesuai dengan faknya masing-masing, dan mulai memainkanya dengan nada dan irama sesuai dengan instrumen musik gambus. Kemudian di bulan ketiga siswa-siswi mulai memainkan, walaupun terbatas dengan lagu-lagu yang dipelajari, dan ketika itu mereka menguasai hanya enam lagu. Lambat laun mereka bisa menampilkannya dengan baik.

(42)

33

NO Jumlah siswa Kelas 1 16 siswa

8 Laki-laki 8 Perempuan

X

2 14 siswa 9 Laki-laki 5 Perempuan

XI

3 12 siswa 9 Laki-laki 3 Perempuan

XII

(43)

34

Di MAU ini ada empat grup yang terdiri dari grup kelas 10, 11, 12 dan alumni. Dari grup kelas 10, 11, 12 ini bernamakan Maulanada dan untuk grup alumni bernamakan Al Maulanada. 37 mereka mengadakan grup setiap generasi ini agar bisa meneruskan dan dapat melestarikan musik gambus yang ada di MAU ini.

b. Instrumen

1) Macam instrumen

Dalam memainkan musik gambus ada tiga macam instrumen dasar yaitu :

a. Samar (pukulan santai) dalam instrumen ini mengandalkan marawis . Contoh : Katabna, Pengantin Baru.

b. Sara (pukulan cepat) dalam pukulan ini mengandalkan darbuka atau Calty 1/3. Contoh : Ana Habaitak.

c. Defek (pukulan sedang ). contoh : Nawarti Ayyami, Wahdana. Dalam memainkan musik gambus ini ada dua macam permainan gambus yakni gambus jalsa dan gambus semi. Jalsa adalah sebuah instrumen yang menggunakan alat asli, dari mulai gambus, calty, marawis, tam-tam, gitar bass, tamborin. Sedangakan gambus semi adalah perkembangan gambus dari sebuah keyboard di dalamnya terdapat instrumen bunyi yang menyerupai alat musik lainnya seperti caltiy, gambus, biola, marawis, yang diatur dan dimainkan secara

(44)

35

bersamaan sehingga dapat menghasilkan alunan gambus yang mirip seperti orkes gambus lengkap.

Di Darul Ulum permainan musik gambus yang digunakan adalah jalsa dimana alat yang digunakan adalah alat asli diantranya gambus, keyboard, gitar bass, tam-tam, tamborin, calty, marawis, biola. Sehingga keaslian musik gambus terasa.

2) Aliran Maqam Dalam Gambus

Maqam Arab (Arab:. مﺎﻘﻣ; jamak = maqamat تﺎﻣﺎﻘﻣ) adalah sistem yang digunakan dalam mode melodi musik Arab tradisional, yang terutama melodi. Kata maqam dalam bahasa Arab berarti tempat, lokasi atau peringkat. Maqam-maqam Arab adalah jenis melodi. Maqam adalah teknik improvisasi yang mengembangkan nada-nada, pola, dan pengembangan sepotong musik dan untuk seni musik Arab yang unik. Kedua komposisi dan improvisasi dalam musik Arab tradisional didasarkan pada sistem maqam. Maqam dapat direalisasikan dengan musik baik vokal atau instrumenal.

Maqam-maqam tersebut terbentuk dari suatu bahan (nada dasar) yang disebut Jins (jamak=Ajnas). Ajnas terdiri dari 3 nada (trichords), 4 nada (tetrachords), dan 5 nada (pentachords)38

a. Ajam ( Jins Ajam (Ajam on A#) : A#-C-D ) b. Jihaka (Jins Jiharkah (Jiharkah on F) : F-G-A ) c. Sikah (Jins Sikah (Sikah on E) : E.s-F-G)

(45)

36

d. Mustaar (Jins Mustaar (Mustaar on E) : E.s-F#-G) e. Bayati (Jins Bayati (Bayati on D) : D-E.s-F-G ) f. Bustalik (Jins Busalik (Busalik on C) : C-D-D#-F) g. Hijaz (Jins HIjaz (Hijaz on D) : D-D#-F#-G) h. Kurd (Jins Kurd (Kurd on D) : D-D#-F-G) i. Nawa Atsar

j. Rast k. Saba l. Huzam m. Nahawand n. Hijaz Kar

Di Darul Ulum ini maqom yang sering digunakan yakni maqom bayati, rost, sikah, hijaz, meskipun semua maqom itu pernah dimainkan.

2. Perkembangan Ekpansi

(46)

37

membentuk generasi baru, di sini lah jumlah personil yang tetap hingga sekarang yakni 13-15 orang dan ditambah penari zapin.

Di tahun berikutnya ini grup maulanada tampil untuk pertama kalinya yang beranggotakan kelas 10 di MAU sendiri dalam acara launching gedung Lab sumbangan dari Kemenag di awal tahun 2007. Dari sinilah awal grup Maulanada dikenal oleh kalangan masyarakat, karena pada saat itu yang mendatangi undangan adalah seluruh komponen yang ada di PP. Darul Ulum kepalah sekolah beserta jajarannya dan mengundang beberapa sekolah di Jombang, dari sinilah penampialan pertama grup Maulanada dapat memukau dan para tamu dari sekoalah-sekolah lain tertarik dan merasa heran mengapa lembaga sekolah dapat mengembangakan seni musik gambus, padahal biasanya musik gambus ini diadakan oleh warga kampung ataupun kumpulan pemain musik gambus.

Kemudian lambat laun banyak undangan yang berdatangan dari masyarakat, biasanaya dalam ivent-ivent tertentu seperti acara nikahan, acara suanatan, acara peringatan hari besar (maulid, isra’ mi’raj, tahun baru hijriyah dan lain-lain) dan masih banyak lagi ketika ada acara ataupun ivent di lingkungan PP. Darul Ulum Jombang. 39

a.Ekspansi pertunjukkan gambus di Jombang

Adapun grup gambus maulanada mendapat undangan dibeberapa daerah di Jombang. Terkadang undangan tersebut berasal dari salah satu

(47)

38

staf pengajar di MAU sendiri ataupundi kalangan PP. Darul Ulum sendir, diantaranya :

1. Mojoagung (Janti)

2. Peterongan (Masjid Peterongan, Ngumpul, Kapas) 3. Santren

4. Menturo 5. Wonosari 6. Sambong 7. Bandung 8. Mengaluh 9. Ngoro 10. Ngrandu

Dan Masih banyak lagi tempat-tempat yang mengundangan grup Maulanada di sekitar Jombang.

b. Ekspansi Pertunjukkan gambus ke luar kota

Pada mulanaya hanya di sekitar ranah Jombang saja, namun dengan seiring berjalannaya waktu dan semakin banyak masayarakat sekitar yang menenal grup maulanada hingga mereka tampil di luar kota khususnya daerah yang bersebelahan dengan kota Jombang seperti Mojokerto, Ngajuk, Kediri dan masih banyak lagi seperti Sidoarjo, Surabaya, Gersik, Bangkalan bahkan sampai Jember. Dari generasi yang sekarang penampilan sudah mereka rasakan sekitar 17 kali undanagan.40

(48)

BAB III

PERTUNJUKKAN MUSIK GAMBUS GRUP MAULANADA PP. DARUL

ULUM JOMBANG

A. Durasi

Durasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah lamanya

sesuatu berlangsung; rentang waktu, istilah linguistik lamanya suatu bunyi

diartikulasikan.

Dalam memainkan lagu gambus memiliki rentang waktu yang cukup lama,

dimana dalam awal memainkan musik gambus terdapat terdapat intro41 dan

solo sebagai awalan untuk memulai lagu.42

Di dalam pementasa musik gambus terdapan durasi dimana para pemain

memainkan musik gambus sesuai dengan permintaan sang pemilik hajat, yang

biasanya memainkan waktu 2-3 jam untuk memainkan gambus dalam sebuah

acara. Sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Ustad Suhaeri Zuhri,

bahwasanya di grup musik gambus Maulanada biasanya dalam acara

pernikahan terdapat dua kali yang pertama untuk menyambut temu pengantin

dan ketika malamnya juga tampil kembali dengan durasi waktu sampai 2-4 jam

dan setiap satu lagu biasanya memiliki durasi waktu 8-7 menitan. Bahkan

ketika acara sunatan ini lebih penuh, karena tidak ada acara lain seperti acara

pernikahan yang ada acara pertemuan kedua mempelai. Seperti lagu Nawarti

41Intro merupakan pengawalan lagu masuk, kebanyakan dari intro berupa instrumen yang not-notnya diambil dari bagian lagu tersebut. Kata lainnya intro adalah pembukaan sebelum mulai lagu. Miftakhul Khoir, Wawancara, Jombang, 26 November 2015.

42Istilah yang biasa digunakan dalam menyanyikan sebuah lagu, solo memiliki arti yaitu nyanyian (lagu, musik) tunggal (yang dinyanyikan atau dimainkan oleh satu orang). Miftakhul Khoir,

(49)

40

Ayyami, Mafil wujud dan masih banyak lagi lagu lainnya yang memiliki durasi

5 menit, terkadang yang menjadikan durasi lagu tersebut lama yaitu ketika lagu

itu dibawakan dengan suluk pada awal lagu, sehingga lagu tersebut nampak

lama, belum lagi intro dalam lagu itu yang memberikan durasi ini menjadi

lama. Sebenarnya durasi dalam lagu ini sekitar 4 menit setiap lagunya. Bahkan

lagu ini diulang-ulang syairnya sehingga terlihat lama. Ada lagi lagu yang

banyak menghabisakan waktu seperti lagu lagu Ya Zuhurr, Asyiqna, Ya

Habiballah, lagu-lagu ini memiliki durasi 7 menit.

Dalam durasi ini pemain terkadan dalam perpindahan lagu satu dengan

lagu yang lain memakan waktu 3 menit, yang mana sedikit lama untuk

melanjukan lagu tersebut.

B. Lagu

Lagu merupakan gubahan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi,

dan hubungan temporal (biasanya diiringi dengan alat musik) untuk

menghasilkan gubahan musik yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan

(mengandung irama). Dan ragam nada atau suara yang berirama disebut juga

dengan lagu.

Dalam bernyanyi pasti ada istilah tentang nada, nada sendiri berarti

bunyi yang beraturan, yaitu memiliki frekuensi tunggal tertentu. Dalam teori

musik, setiap nada memiliki tinggi nada atau tala tertentu menurut

frekuensinya ataupun menurut jarak relatif tinggi nada tersebut terhadap tinggi

nada patokan. Nada dasar suatu karya musik menentukan frekuensi tiap nada

(50)

41

Perbedaan tala antara dua nada disebut sebagai interval. Nada dalam teori

musik diatonis barat diidentifikasikan menjadi 12 nada yang masing-masing

diberi nama yaitu nada C,D,E,F,G,A dan B. Serta nada-nada kromatis yaitu

Cis/Des, Dis/Es, Fis/Ges, Gis/As, dan Ais/Bes. Istilah "nada" sering

dipertukarkan penggunaannya dengan "not", walaupun kedua istilah tersebut

memiliki perbedaan arti.43

Melodi (dari Yunani- melōidía, bernyanyi, berteriak) atau disebut juga

suara. Dalam arti yang paling harfiah, melodi adalah urutan nada dan jangka

waktu nada. Rangkaian tersebut dapat dibunyikan sendirian, yaitu tanpa

iringan, atau dapat merupakan bagian dari rangkaian akord dalam waktu

(biasanya merupakan rangkaian nada tertinggi dalam akord-akord tersebut).

Bait atau verse merupakan awalan dari sebuah lagu, biasanya atau

normalnya polanya nadanya hampir sama terkadang diulang-ulang lagi sampai

ketahapan bagian berikutnya, cuman diganti syairnya saja. Satu blog dicopy

jadi dua, tiga, empat, dst namun, diganti syairnya saja. Penulisannya terkadang

memakai Bait 1, Bait 2, dan seterusnya, bait merupakan titik awal penceritaan

lagu.44

Dalam musik gambus terdapat banyak lagu-lagu yang memiliki tema

tentang percintaan dimana biasanya mencertitakan tentang cinta seseorang

kepada kekasihnya, ada pula yang menceritakan tentang kecintaan kepada Nabi

Muhammad SAW, ada juga berupa do’a-do’a, ada pula yang menggambarkan

tentang keagungan Allah dan masih banyak yang lainnya. Dalam membawakan

43 Hendriko Putra, “Istilah-Istilah Umum Dalam Lagu”, dalam

(51)

42

lagu di sebuah pementasan musik gambus biasanya lagu yang dinyanyikan

sebanyak 10-15 lagu, seperti Magadir, salamin ba’id, sukaro, may juz, ana

habaitak dan masih banyak lagi. Terkadang lagu yang dibawakan oleh

penyanyi berdasarkan acara yang diselengarakan seperti sunatan, pernikahan,

peringatan hari besar Islam dan lain sebagainya.

Dalam lagu musik gambus ini juga memiliki tingkatan lagu yang mirip

seperti qiro’ah. Lagu-lagu tersebut dikemas dalam sejumlah Tausyih untuk

mempermudah dalam mempelajarinya, macam-macam lagu tersebut yaitu:

Bayyati, Shoba, Nahawand, Hijaz, Rost, Sika dan Jiharka. Sekilas dengan

uraiannya berikut: lagu-lagu dalam seni baca Al Qur’an dibagi menjadi dua

bagian. 1. Lagu pokok 2. Lagu selingan atau lagu cabang, ditambah nama

fariasi dan tingkat-tingkat suara.

1. Lagu Pokok

a. lagu bayyati (husaini) : terdiri dari 12 bentuk (nada), dan 3 tingkatan

suara, yaitu qoror-jawab-jawabul jawab dengan satu fariasi yaitu syuri.

Sedangkan lagu rosta alan nawa yang tergabung didalamnya adalah

hanya sebagai sisipan saja, untuk memisahkan antara bayati nada rendah

nada tinggi, karena rosta alan nawa mempunyai nada yang sedang

(jawab) sehingga menjadi serasi jika rosta alan nawa dimasukkan

didalamnya.45

(52)

43

b. lagu shoba (maya) : lagu shoba terdiri dari 5 bentuk dengan 3 fariasi

yaitu ajami, mahur (muhur) dan bastanjar, sedangkan untuk tingkatan

suaranya ada 2 yaitu : jawab dan jawabul-jawab.46

c. lagu hijazi (hijaz) : terdiri dari 7 bentuk dan 4 fariasi yaitu kard,

kard-kurd-naqrisy dan kurd, sedangkan untuk tingkatan suara ada 3 : jawab,

jawabul-jawab dan qoror. 47

d. lagu nahawand (Iraqi) : terdiri dari 5 bentuk dan 2 fariasi atau selingan,

yaitu nuqrosy dan murokab. Ciri-ciri fariasi nuqrosy adalah bernada

rendah sedang fariasi murokab bernada tinggi. Adapun tingkatan

suaranya ada 2 yaitu jawab dan jawabul-jawab. 48

e. lagu sika : terdiri dari 6 bentuk dan 4 fariasi atau selingan : misri, turki,

roml, dan uroq. Sedangkan tingkatan suaranya ada 3 yaitu : qoror, jawab

fan jawabul-jawab.49

f. Lagu rast dan rasta alan nawa : pada bagian ini selalu bergabung satu

sama lainnya, artinya kalau memulai dengan lagu rost maka mesti

dilanjutkan (disambung) dengan rosta alan nawa. Jadi lagu rost dibagian

ini hanaya sebagai pembuka saja. Adapun lagu rost dan rosta alan nawa

terdiri dari 7 bentuk dan 3 fariasi yaitu usyaq, zanjiron (zinjiron) dan

syabir ala rost.50

(53)

44

g. lagu jiharka : terdiri dari 4 bentuk dan 1 fariasi yaitu kurdi. Sedangkan

tingkatan suara ada 2 jawab dan jawabul-jawab. 51

h. lagu banjaka (rakbi) : hanya khusus untuk dalam bacaan tartilul qur’an

dan lagu-lagu nyanyian (qosidah) saja, dan jarang sekali dan bahkan

hampir tidak sama sekali diterapkan atau dipakai dalam bacaan tilawatil

qur’an. Kemungkinan besar karena lagu tersebut kurang begitu cocok

bila dimasukkan atau dipraktikkan dalam seni baca Al Qur’an

sebagaimana lagu-lagu lainnya. Akan tetapi bila dipakai untuk lagu-lagu

qosidah sangat cocok sekali, demikian juga kadang-kadang lagu-lagu

tersebut dipakai untuk keperluan bacaan Al Qur’an secara tartil (tadarrus

Al Qur’an atau ketika bertindak sebagai imam dalam salat. 52

2. Lagu Selingan : nama lagu selingan atau lagu cabang, dan juga termasuk

nama fariasi adalah syurti, ajami (al- ajam), mahur (mahur), bastanjar, kard,

kard-kurd, naqrisy, kurd, nuqrosy, murrokab, misri, turki, roml, uraq, usyaq,

zanjiran (zinjiron), syabir alarros, kurdi.

Beberapa maqom yang sering dipergunakan dalam lirik musik gambus

adalah seperti bayati, rost, Sika, hijaz

Dalam menyanyikan lagu musik gambus identik menggunakan bahasa

Arab namun sebenarnya terdapat lagu-lagu yang dipergunakan dengan

bahasa Indonesia. Di sini Penulis akan memberikan contoh lagu yang

dipergunakan dalam menyanyikan lagu gambus.

(54)

45

MAYJUZ

Mayjuz ila mayjuz tahrim win min hubak Ghalbak li gairi fuus walam aila ghalbak…2x Syala la la laa laa

Ya habibi la mayjuz…2x

Hubak minal awal milki ana wa’di

Ghairi aanita hawaal wayan kibit hubbik…2x Syalis….

Syalis tujab lafshor lawwit ta’a dibini Wafi hiyal mu’door wabijanika limni…2x Syala la la laa laa

Ya habibi la mayjuz…2x

Ghalbak lafi ghalbi kanak tikalimni

Wadkuluna hibbak is jabnash shodiqni…2x Syala la la laa laa

Ya habibi la mayjuz…2x53

Jangan Lama-Lama

Janganlah lama–lama adik memandang abang Sudah banyak wanita jatuh cinta pada abang Sudah bayak wanita yang mabuk kepayang

Abang tidak tampan tapi orangnya sopan

Kalau abang sudah merayu adik bisa lupa daratan Kalau abang sudah merayu adik tak mau pulang

Pacar abang banyak sampai delapan orang Semua cintai abang dan tak mau diputuskan Semua cintai abang dan minta dipinang

Abang tidak kaya tapi orangnya royal Apa yang adik minta pasti abang berikan Asal jangan minta oh… bulan dan bintang

Banyak orang bilang abang mata keranjang Itu semua keliru adik yang jatuh cinta dulu Janganlah lama-lama

(55)

46

Sebenarnya abang tidak mau pacaran

Tapi apa hendak dikata kalau adik yang memaksa Janganlah lama-lama54

KATABNA

Katabna wama katabna wayam syarih makaatabna 2 x Katabna miyyit makthuuf

Lahallik madza wabna

Innani mathlu maduuf biba’at maathobaait Syuallik ya mahbuuki maghoiyyir bisyahrir

Akhir marrot laa aina Shof baina watarot laina

An kulak za’alan ‘alaina aqalley leila tubda

Bit tadzkir lamma ‘atar bat wiyya’ thollaiyyi’iid La ta’rif kaifal bisharu thoruthi rimayi’iid

Wam annis hennis henne Dzaris tamkenis menne

Yuallis liya maskene wa nartub na’ma tubda55

Kembali Pulang Lama sudah cintaku hilang

Bagai punai terbang

Ini ku kan kembali pulang akan hidup tenang engkau lah pelita hayatku menerangi kalbu melambai menyinta ku pulang sayangku berulang

Aku seorang manusia rindu rasa rindu rupa aku tak berkata dusta itulah bisikan jiwa

cinta yg pertama walaupun hilang kan datang berulang kembali bersama-sama

Kini sambutlah aku datang untuk kembali pulang jangan kau ragu atau bimbang sejarah berulang...

Pengantin Baru

Sungguh senangnya pengantin baru Malam pertama,, oh,,, malu-malu

Malam kedua padamkan lampu Malam ketiga, ah… g boleh tahu Sungguh senangnya pengantin baru

Malam pertama,, oh,,, malu-malu

54Ibid.,

(56)

47

Malam kedua sudah biasa Malam ketiga,, ah ,,, luar biasa

Masa bujang berakhir sudah Dua mempelai tersenyum ramah

Satu hari tak mau berpisah Pagi dan sore,, ah rambutnya basah,,,

Mempelai pria pandai merayu Permaisurinya tertunduk malu

Dia katakan ini dan itu Oh,,, tujuannya minta yang itu Semakin malam tamu berkurang Dua mempelai makan tak tenang Surga dunia makan terbayang Membuat angan-angan, oh,, melayang

(aduh..ada-ada aja,, denger musik syairnya indah tapi isi syairnya bikin maluu..)56

Nawarti Ayyami

Nawarti ayyami….raga’ti ahlamy…. Ghayyatiloun, wutho, wusyakil il khaya….

Allah….Allah…Allah… ya...Allah Allah gab’ainak fa’aini….( habibi) Allah ghama baenak wubaini…(habibi)

Back to

Allah laifara’mala, yid’id nala yaharimna youm mimba’dina Allah gamana sawa, amril hawa, yighrifuru’ naudambina

Syuf kunna kin waba’idnafin wainta wana… Allah….Allah…Allah… ya...Allah

Ba’di kulli umrida, hubbak nadha, ghairthoriqi usikiti Inta min wistil basher, kadzabilil adhar, tadhul hayati udunyati

Wina harda ‘umri bass ‘umriftada… Allah….Allah…Allah… ya...Allah57

C. Alat Musik

1. Gambus

Gambus adalah sebuah alat musik tradisional Aceh jenis petik yang

bentuknya mirip Mandolin yang berasal dari Arab (timur Tengah). Gambus

56Ibid.,

(57)

48

pada dasarnya adalah kecapi berleher pendek. Gambus pada mulanya

berasal dari Yaman dan kemudian tersebar di kawasan Arab. Gambus

kemudian menyebar ke berbagai Negara musim Asia Tenggara (khususnya

Indonesia, Malaysia dan Brunei). Gambus mempunyai 3-12 senar yang

digunakan untuk menghasilkan suara mirip gitar. Gambus sering di

pentaskan dalam berbagai seni Melayu.

Gambus biasanya dimainkan dengan diiringi gendang. Orkes yang

menggunakan alat musik utama berupa gambus disebut orkes gambus atau

disebut gambus saja. Selain gambus sebagai alat musik utama pada orkes

gambus, alat musik pengiring lainya terdiri dari biola, gendrang, tabla, dan

seruling.

Ada dua jenis gambus yaitu gambus hijaz dan gambus hadramaut.

Gambus hadramaut adalah gambus yang berbentuk seperti buah pir.

Biasanya dibuat dari gabungan potongan-potongan kayu. Gambus

hadramaut tidak memiliki fret. Gambus hijaz biasanya sering digunakan

dalam pementasan musik mandolok di Johor. Badan gambus hijaz ini

terbuat dari kayu pohon nangka. Permukaan depannya terbungkus oleh kulit

kambing. 58

2. Keyboard

Keyboard adalah bagian dari alat musik atau komponen alat musik

berupa sederet papan ketik atau sederet papan tangga nada berwarna putih

dan hitam yang merupakan bagian dari piano dan organ.

(58)

49

Keyboard sudah dilengkapi dengan fasilitas suara alat musik yang

beragam sehingga tidak terlalu membutuhkan tuts yang banyak.59

3. Tamborin

Tamborin adalah a

Referensi

Dokumen terkait

Pondok Pesantren sekarang ini mengalami pergeseran nilai yang luar biasa khususnya berkaitan dengan dunia pekerjaan. Sekarang ini pengembangan kewirausahaan di