• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inventarisasi Mineral Logam Kabupaten Yapen Waropen, Provinsi Papua

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Inventarisasi Mineral Logam Kabupaten Yapen Waropen, Provinsi Papua"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

INVENTARISASI MINERAL LOGAM

KABUPATEN YAPEN WAROPEN, PROVINSI PAPUA

O Olleehh B

BaammbbaannggNNuuggrroohhooWWiiddii P

PuussaattSSuummbbeerrDDaayyaaGGeeoollooggii B

BaaddaannGGeeoollooggiiBBaanndduunngg

S Saarrii

P. Yapen adalah merupakan salah satu bagian dari kepulauan Indonesia yang

diperkirakan memiliki potensi mineralisasi logam yang cukup baik. Hasil Penyelidikan

terdahulu, menyebutkan adanya anomali logam dasar seperti tembaga, seng, krom, timah

hitam, dan antimon, meskipun jumlahnya masih dianggap terlalu kecil (Atmawinata dan

Ratman, 1983).

Di bagian barat dari Pulau ini (daerah Marau) disebutkan adanya prospek emas dan

logam dasar (PT. Pulau Yapen Minerals 1988). sedangkan di daerah utara Serui diketahui

adanya indikasi endapan emas (PT. Pulau Yapen Minerals, PT, 1989).

Secara tektonik Pulau Yapen banyak di kontrol oleh suatu sesar besar berarah hampir

barat-timur kita namakan sebagai Sesar Sorong. Batuan pembentuk memiliki kisaran umur

dari Kapur atau Tersier Awal sampai Kuarter terdiri dari batuan malihan, sedimen dan

vulkanik.

Hasil penyelidikan dilapangan dan interpretasi citra landsat yang dilakukan oleh tim

survey dari Pusat Sumber Daya Geologi diketahui adanya indikasi ubahan hidrotermal jenis

ubahan propilitisasi, terjadi pada batuan vulkanik (andesit). Ubahan tersebut dijumpai

dibeberapa lokasi di wilayah Mambo, Ambaidiru. Diharapkan dari penyelidikan ini akan

memberikan gambaran secara lebih jauh berkaitan dengan adanya mineralisasi hidrotermal

(seperti emas, perak, tembaga, timbal, seng) di kawasan ini.

Makalah ini akan mengulas gambaran awal hasil penyelidikan yang telah

dilakukan di beberapa lokasi di kawasan Yapen dipadu dengan interpretasi Citra

Landsat khususnya berkaitan dengan mineralisasi di Ambaidiru, Yapen Timur.

1.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Inventarisasi sumber daya mineral khususnya logam di beberapa daerah merupakan upaya untuk menghimpun data potensi mineral logam di seluruh Indonesia untuk meningkatkan

ketersediaan data yang terbaru dan akurat. Hal ini juga terkait dengan peningkatan investasi di bidang eksplorasi mineral logam.

(2)

(Permen ESDM No. 0030 Tahun 2005), Sub Kelompok Program Penelitian Mineral Logam melaksanakan suatu kegiatan kegiatan lapangan. Salah satu kegiatan tersebut adalah melakukan Inventarisasi mineral logam di Kabupaten Yapen Waropen, Provinsi Papua.

Tahun 2008, kegiatan inventarisasi salah satunya dilakukan di wilayah kabupaten Yapen Waropen. Data dan ulasan yang kami tulis adalah merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan lapangan (Uji petik), mengingat analisis laboratoriumnya masih dalam proses pemeriksaan.

Di harapkan dengan pembahasan berkaitan dengan inventarisasi potensi bahan galian tambang di Kabupaten Yapen Waropen dapat memberikan tambahan Data Nasional berkaitan berkaitan dengan potensi sumber daya mineral di wilayah tersebut.

Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyelidikan adalah mencari data primer maupun data sekunder berkaitan dengan potensi sumber daya mineral di Kabupaten Yapen Waropen, untuk melengkapi dan memutakhiran data informasi Pusat Sumber Daya Geologi yang telah ada mengingat hingga saat ini datanya masih sangat terbatas.

Tujuan dari kegiatan inventarisasi ini adalah untuk menunjang Pusat Sumber Daya Geologi dalam rangka pembuatan dan pemutahiran Bank Data Nasional di bidang Sumber Daya Mineral agar diperoleh data yang baru dan akurat. Diharapkan data-data tersebut dapat membantu pemerintah daerah setempat dalam merencanakan dan mengelola setiap bahan galian tambang yang ada.

Lokasi Penyelidikan dan

Kesampaian Daerah

Secara administratif lokasi daerah inventarisasi termasuk wilayah

Kabupaten Yapen Waropen, Provinsi Papua. Secara geografis terletak berada pada posisi

134º46’ – 137º54’ Bujur Timur dan 01º27’-02º58’ Lintang Selatan.

Sebelah utara berbatasan dengan Selat Yapen atau Kabupaten Biak Numfor. Sebelah timur berbatasan dengan Pulau Kaipuri, sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Cendrawasih wilayah Kabupaten Waropen dan sebelah barat Selat Mios Mun merupakan wilayah Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat.

Kesampaian daerah dapat ditempuh dengan pesawat terbang jalur penerbangan Jakarta-Biak–Yapen Waropen. Di Kabupaten Yapen Waropen sarana transportasi yang menghubungan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya masih sangat terbatas. Wilayah yang mudah di akses umumnya merupakan wilayah pantai terutama di bagian selatan. Sedangkan wilayah tengah atau pegunungan masih sulit di akses. Sarana transportasi lainnya adalah laut, menghubungkan antara satu wilayah dengan wilayah lain pada daerah pesisir seperti speedboat maupun body. (Gambar 1).

Metode Penyelidikan

(3)

Data diambil mencakup kondisi geologi, lokasi keterdapatannya, kualitas dan kuantitasnya, tahapan penyelidikan, serta data dan informasi lain, digunakan untuk mengevaluasi daerah prospek/potensi di suatu wilayah.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode uji petik :

¾ Pemetaan geologi, pengamatan gejala geologi (batuan, struktur) di lapangan.

¾ Pemetaan batuan terubah dan termineralisasi.

¾ Pemercontoan geokimia dan

konsentrat dulang mineral berat. Penyelidikan Laboratorium meliputi kegiatan laboratorium :

9 Analisis petrografi, untuk

mengetahui jenis batuan, komposisi mineralogi.

9 Analisis mineragrafi, untuk mengetahui jenis batuan termineralisasi. Mengetahui kandungan mineral bijih, tekstur, ganggue mineral.

9 Analisis mineralogi butir, untuk mengetahui adanya indikasi mineralisasi yang terekam melalui butiran-butiran mineral bijih lepas yang terbawa oleh aliran sungai.

9 Analisis geokimia, untuk

mengetahui adanya sebaran serta anomali unsur yang terdapat di daerah penelitian.

Hasil pengamatan lapangan dan laboratorium datanya diolah dan dievaluasi, dituangkan dalam bentuk peta dan laporan, menggambarkan indikasi mineralisasi logam di suatu daerah.

Kegiatan inventarisasi mineral logam out put nya:

1. Peta sebaran potensi mineral logam Kabupaten Yapen sekala 1:100.000

2. Peta lokasi conto sekala 1 : 50.000

3. Peta geologi, peta ubahan hidrotermal dan penyebaran mineralisasi daerah uji di daerah uji petik sekala 1: 50.000

4. Laporan hasil inventarisasi mineral logam

Penyelidik Terdahulu

Para penyelidik terdahulu; Woolley (1936) pertama kali melakukan penyelidikan geologi di Pulau. Hofman dan Vinke (1958) melakukan penyelidikan gaya berat secara regional. Visser dan Hermes (1962) menghimpun hasil penyigian Nederlandsche Nieuw Guinee Petroleum Maatschappij (NNGPM) antara 1935 – 1960. Pertamina - Tesoro (1973) melakukan pemboran lepas pantai di ujung timur dan ujung barat Pulau Yapen.

2. GEOLOGI UMUM

Stratigrafi

Batuan Gunungapi Malih Rosburi Adalah batuan tertua berumur Tersier Awal atau mungkin juga Mesozoikum, terdiri dari batuan klastika gunungapi dan tufa atau batuan tufaan termalihkan; sedikit breksi gunungapi dan aglomerat; terobosan kecil gabro termalihkan, basal dan diorit, ketebalan ± 500 m. Batuan ini berkontak sesar dengan Batuan Gunungapi Yapen Batuan Gunungapi Yapen

Batuan Gunungapi Yapen; Eosen Akhir- Miosen Awal, terdiri dari perselingan epiklastika dan piroklastika dan tufa; sisipan tebal lava, pejal basal - andesit, breksi lava dan lava bantal, dan batupasir curapi (piroklastika) dan tufa gampingan; setempat sisipan batugamping; retas diorit mikro dan andesit porfir, tebal mencapai 1500 m.

Batugamping Wurui

(4)

kalsilutit, berlapis dan pejal, dengan sisipan batugamping kapuran, batunapal, batunapal pasiran dan batupasir gampingan, mempunyai tebal lebih kurang 1000 m.

Konglomerat Ansus

Konglomerat Ansus; konglomerat aneka bahan selingan batupasir konglomeratan, breksi aneka bahan, batupasir aneka bahan dan batupasir napalan, tebal 500 – 1000m, lingkungan laut dangkal- litoral, tertindih tak selaras oleh Formasi Kurudu (Pliosen).

Batunapal Sumboi

Batunapal Sumboi ; batunapal foraminifera dan napal pasiran, sisipan gamping, batupasir lumpuran dan konglomeratan, ketebalan ± 500m. Umur Plio-Plistosen.

Formasi Kurudu

Formasi ini Kurudu; perselingan batupasir, batulanau, batulumpur dan batulempung; umumnya mengandung sisa tumbuhan, lignit, keping kerang dan gastropoda, ketebalan mencapai 2660 m, lingkungan laut dangkal, lagun dan rawa. Setempat formasi ini menindih tak selaras batuan Breksi Ofiolit Jobi.

Breksi Ofiolit Jobi; terdiri atas blok serpentinit, gabro berlapis, gabro pegmatit, diorit mikro dan basal. Satuan ini diduga telah berpindah sebelum pengendapan Formasi Kurudu pada Pliosen, atau mungkin pada Miosen Akhir.

Endapan aluvium dan litoral, koluvium, endapan kipas sungai dan terumbu koral terangkat merupakan batuan termuda di Pulau Yapen berumur Kuarter.

Struktur Geologi Regional

Bentuk memanjang barat-timur P. Yapen, dan sebaran satuan geologinya sebagian besar di kendalikan oleh sistem sesar. Ke timur, pantai utara terbentuk oleh beberapa pangsa pirau berarah barat-baratlaut yang di

pedalaman bersambung dengan sesar. Bagian barat bentuk tidak beraturan dan secara kasar arahnya barat – timur. Dua sistem sesar besar yang penting memotong P. Yapen yaitu sistem sesar besar Randaway dan sistem sesar Yobi.

Sistem sesar besar Randaway ditafsirkan sebagai sekumpulan sistem sesar menurun dan mendatar yang menyayat miring P. Yapen bagian tengah.

Sistem sesar Yobi (Lajur Sesar Yapen oleh Dow drr., 1986), terdapat dibagian timur Yapen, dianggap suatu kelompok sesar mendatar mengiri dengan panjang sekitar 40 km dan lebar sekitar 2 km yang berarah barat-baratlaut. Kelompok sesar ini menyayat tajam pantai utara P. Yapen dengan Tanjung Yobi dan mungkin ke arah barat dan bergabung dengan sistem sesar Sorong di Kepala Burung (Hamilton, 1979). Pieter berpendapat sistem sesar tersebut merupakan sesar geser. Gambaran Geologi Regiobal dapat dilihat pada Gambar.2.

3. INDIKASI MINERALISASI Data tentang indikasi mineralisasi di kawasan ini tidak banyak diketahui secara nyata dilapangan. Data tentang indikasi mineralisasi diketahui dari salah satunya Citra satelit.

Indikasi potensi logam besi dan paduan besi (Fe, Ni, Cr) misalnya di deteksi berdasarkan interpretasi citra Landsat 7 ETM + dilakukan dengan menggunakan metoda band rationing yaitu Band 3, 4, 5 dan 7. (berdasarkan teknik Jingyuan & Xucman, 1991).

(5)

(berdasarkan teknik dari Abrams, dkk, 1983).

4. HASIL PENYELIDIKAN Geologi Daerah Penyelidikan

Dari hasil pengamatan lapangan di Wilayah Kabupaten Yapen, diperoleh beberapa lintasan pengamatan yang secara global diketahui sebagai berikut :

Morfologi

Kondisi bentang alam (morfologi) di daerah Yapen sangat bervariatif mulai dari pedataran umumnya di daerah pesisir hingga pegunungan tinggi yang terjal di bagian tengah.

Morfologi Pantai

Morfologi pedataran meliputi daerah dari Serui hingga Mariarotu sedangkan ke arah timur hingga Kali Buaya. Beberapa daerah terutama di sekitar Panduami (Ariepi). Ke arah timur terutama di daerah muara Mananayang, Wadapi hingga Kali Buaya (sebelah barat Randowaja). Ketinggian dari 0 - 30 meter dpl. Batuan pembentuk ; sedimen terutama sedimen pantai dan endapan teras. Morfologi Perbukitan Landai-Sedang

Menempati daerah Panduami, Ariepi, Maria Rotu, sebagian Aremarea, dan daerah Kainui, ketinggian antara 30 - 450 meter dpl. Kenampakan topografi terlihat jelas terutama di Mariarotu, Panduami dan Ariepi. Wilayah timur Kali Buaya dan Kainui. Satuan morfologi disusun oleh batuan sedimen (batugamping, batupasir, vulkanik lava). Pola sungai dendritik - dendrite parallel. Kemiringan lereng sekitar 10º - 30º.

Morfologi Perbukitan Kasar

Morfologi perbukitan di daerah tengah, ketinggian sekitar 450 -1250 meter dpl dengan puncaknya diantaranya daerah sekitar Ambaidiru, dicirikan oleh lembah yang terjal dengan tebing sungai yang dalam. Kemiringan lereng

40º-70º. Batuan penyusun; batuan vulkanik dan metamorfik. Pola aliran sungai; parallel dan rektanguler.

Stratigrafi

Lava andesit - basaltik

Secara stratigrafi menempati posisi paling bawah, memiliki ciri fisik warna abu-abu tua kehijauan, memiliki struktur vesiculair, bantal dan kolumnar, komposisi andesitik – basaltik, setempat memperlihatkan struktur lapisan.

Sebaran di dekat pantai Saubeba, S. Mananayan (Foto.1) dan daerah perbukitan tengah Yapen. Di beberapa tempat terdapat bersam-sama dengan breksi vulkanik. Secara stratigrafi batuan ini ditumpangi secara tidak selaras oleh batugamping massif dan batugamping berlapis dari Formasi Wurui. (Wooley, 1936).

Breksi vulkanik

Secara megaskopis warna abu-abu kehitaman - kecoklatan, komponen menyudut dengan ukuran Ǿ 3 cm ~ 40 cm, terpilah buruk, dominan andesit, semen andesit, setempat lapuk. Sebaran di sekitar Saubeba bagian utara Pantai Yapen dan daerah Mambo-Ambaidiru (S. Mananyan bagian bawah). Komposisi andesit - basal. Di bagian selatan dijumpai terutama bukit Saubeba,.

Batugamping

(6)

Sedangkan batugamping muda adalah terumbu, putih kotor-kecoklatan, lunak, bersifat tufaan, pasiran, banyak dijumpai dan berkembang di daerah pesisir terutama di selatan Yapen (Serui, Mariarotu, Ariepi, Tatui, Mariadei dan Wadapi), bersifat dolomitan (Foto.3). Secara stratigrafi regional dapat dikelompokan kedalam Formasi Wurui, diperkirakan berumur Miosen Bawah.

Endapan Aluvial

Endapan aluvium adalah merupakan endapan termuda yang terdapat di daerah penyelidikan, terbentuk dari hasil rombakan batuan yang telah ada sebelumnya, dijumpai di pesisir selatan Yapen, pada daerah muara sungai besar seperti di Kali Mananayang.

Struktur Geologi

Dari interpretasi foto satelit dan topografi diketahui adanya pola kelurusan berarah baratlaut-tenggara. Selain itu dapat diketahui dari pola aliran sungai yang rektanguler terutama berasal dari selatan (S.Mananayang) dan dari utara (utara Rosberi Ambaidiru). Gejala struktur dapat juga diketahui dari rentetan air terjun Kali Mananayang ( Foto.4)

5. PEMBAHASAN

Data Lapangan dan Interpretasi Model Endapan

Hasil pengamatan di bagian selatan diperoleh sebagai gambaran berikut :

Pada umumnya batuan yang dijumpai adalah berupa batuan sedimen batugamping pasiran, dolomitan. Batuan tidak mengalami ubahan. Indikasi adanya mineralisasi ditandai oleh munculnya ubahan berupa propilitisasi pada batuan yaitu di lokasi Wawuti (YP-26), bersifat

andesit-basaltik disertai dengan urat kuarsa baren. Berarah sekitar N. 260ºE / 5º. Tebal uat karsa diperkirakan sekitar 1 centimeter. Batuan sekitar urat memiliki warna hijau kekuningan keras. (Foto.10).

Indikasi mineralisasi lainnya dijumpai di kawasan Ambaidiru, ditandai oleh munculnya batuan terubah berupa propilitisasi dalam batuan andesit seperti pada YP.35, warna hijau, keras, mineral-mineral ubahan yang muncul; klorit, dan oksida besi. Sejauh ini tidak dijumpai adanya pirit halus pada batuan ubahan tersebut. Namun demikian yang muncul hanya mineral lempung (sedikit kaolin). Gejala (alterasi) serupa juga dijumpai di lokasi pengamatan YP.37 (Foto.11) pada anak S. Manasawan), YP. 44 (anak sungai Manasawan yang mengarah ke Desa Mambo) dan YP.47. (S.Di Desa. Mambo).

Merujuk pada data-data tersebut secara megaskopis dapat in interpretasikan bahwa model mineralisasi atau endapan yang muncul adalah model mineralisasi tipe epitemal (endapan epitermal) dimana intrusi sebagai “heat Source” atau sumber panas mineralisasi hidrotermal tidak muncul.

Dari hasil pengamatan sementara menunjukkan bahwa mineralisasi hidrotermal di daerah uji petik Ambaidiru terjadi pada batuan gunungapi malih Rosberi. Sedangkan mineralisasi alterasi di bagian selatan (di lokasi YP.26). Terjadi pada batuan Gunungapi Yapen.

(7)

(penyelidikan lapangan dalam beberapa lokasi memperkuat adanya dugaan /interpretasi tentang keberadaan atau status ubahan hidrotermal.

Indikasi endapan logam lainnya yang terdapat di Wilayah Yapen adalah pasir besi Endapan pasir besi diketahui terdapat di pantai utara Yapen kuantitas cukup banyak terutama di sepanjang pantai utara Yapen (antara Saubeba hingga Jobi). Salah satu contoh yang dijumpai adalah seperti yang terlihat pada (Foto.13).

Selain indikasi endapan hidrotermal, pasir besi di daerah Yapen juga djumpai adanya indikasi mata air panas, dijumpai di pinggir pantai daerah Shambrawai, yaitu berupa lumpur hangat-panas (± 40º) yang semakin digali kedalam panasnya semakin meningkat ( Foto.14) .

Gambaran tipe dan sebaran alterasi yang terdapat di salah satu daerah yaitu daerah Ambaidiru – Mambo dapat dilihat pada Gambar.4 dibawah ini.

Potensi Endapan Bahan Galian Penentuan potensi khusunya untuk mineral logam memerlukan perlakuan sedikit berbeda dibanding dengan komoditi bahan galian lain. Penentuan potensi terlebih yang mengarah kepada kuantitatif diperlukan data yang cukup dan spsesifik seperti di dapatkan adanya bijih baik pada singkapan melalui pembuatan sumuran maupun paritan maupun float. Untuk mineral kelompok logam mulia dan dasar sejauh ini di daerah penyelidikan belum dijumpai adanya mineral bijih baik dari singkapan maupun float. Pada tahap penyelidikan ini (penyelidikan awal), baru ditemukan indikasi propilit. Berdasarkan pada

yang dijumpai maka penentuan potensi khususnya untuk logam dasar dan mulia masih sulit atau belum bisa dilakukan. Untuk mengetahui dan mendapatkan potensi secara lebih riil maka masih perlu dilakukan penyelidikan lebih jauh (rinci) lagi terutama pada wilayah-wilayah seputar dimana ditemukannya adanya indikasi propilit mengingat pada penyelidikan awal pengamatan sangat terbatas. Adapun potensi endapan pasir besi sebarannya cukup luas, diperkirakan terhampar disepanjang pantai utara Yapen. Endapan pasir besi ini merupakan salah satu potensi yang perlu dikembangkan seperti terlihat pada Foto 13 diatas.

Prospek Pemanfaatan dan Pengembangan Bahan Galian

Untuk logam dasar dan mulia mengingat tahap penyelidikan yang dilakukan baru pada tahap pendahuluan (awal) dan indikasi mineralisasi yang terekam masih sangat terbatas, namun demikian penyelidikan ini memberikan informasi awal yang cukup baik dan dimungkinkan untuk ditemukan jenis alterasi lain yang lebih menarik jika dilakukan penyelidikan lebih rinci. Untuk pasir besi prospek pemanfaatannya salah satunya sebagai campuran dalam pembuatan semen. Selain logam di daerah penyelidikan juga dijumpai bahan galian tambang lainnya, salah satunya adalah batugamping pasiran dolomitan.

Bahan galian lainnya adalah batugamping (dolomitan). Jenis batugamping oleh masyarakat setempat dipergunakan sebagai bahan untuk pembuatan batubata seperti yang dilakukan di daerah Mariadei ( Foto.15)

(8)

Gunungapi Malih Rosburi, merupakan batuan tertua yang terdapat di P. Yapen ; batuan gunungapi, piroklastik, epiklastik, lava, batugamping, struktur mendaun. Batuan diatasnya adalah batuan Gunungapi Yapen terdiri; lava, breksi epiklastik, piroklastik, sebagian lava bersifat andesitik – basaltik. Batugamping terumbu pasiran, dolomitan umumnya menempati dekat pesisir.

Indikasi mineralisasi dan alterasi di wilayah Yapen terjadi pada dua satuan batuan, vulkanik dengan alterasi berupa propilit, pertama terjadi dalam lingkungan batuan gunungapi malih Rosberi (daerah alterasi Ambaidiru dan mambo) dan kedua indikasi di daerah Wawuti terjadi pada batuan Gunungapi Yapen, dalam bentuk propilit disertai dengan munculnya urat kuarsa putih dengan arah sekitar N.260ºE/5º. Ketebalan sekitar 2-3 cm.

Pasir besi ditemukan antara pantai Saubeba hingga Jobi. Diperkirakan sebarannya terhampar luas sepanjang pantai utara Yapen dan memiliki potensi yang bak.

Sedangkan matair panas ditemukan di kawasan Jobi Shambrawai. Mata air ini tidak berkaitan dengan aktifitas hidrotermal.

Selain tersebut diatas di daerah penyelidikan Yapen juga ditemukan banyak batugamping. Sebaran terutama daerah pantai selatan Yapen. Batugamping dolomitan ini di tempat tertentu (Mariadei) dipergunakan sebagai bahan pembuatan batubata. Data kongkrit bekaitan dengan kualitas belum dapat diketahui mengingat masih menunggu hasil analisis laboratorium.

Saran

Untuk mineral logam pada daerah-daerah tertentu dimana dijumpai

adanya alterasi (Wawuti dan Ambaidiru) adalah merupakan indikasi baik bagi mineralisasi hidrotermal. Disarankan untuk dilakukan survey lanjutan ini tentunya jika hasil analisis laboratorium baik.

Endapan pasir besi untuk mengetahui sumber daya yang lebih jelas dan terukur maka perlu dilakukan studi khusus pasir besi (bila dirasa perlu).

DAFTAR PUSTAKA

Atmawinata, S and Rantam N., 1982. Struktur geologi Pulau Yapen dan hubungannya dengan lajur sesar Sorong. Prosiding PIT XI Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Jakarta 8-9, Desember 1982.

Atmawinata, S., Ratman, N. and Pieters, P.E., 1989. Peta geologi lembar Yapen, Irian Jaya, sekala 1:250 000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung

Dow, D.B., Robinson, G.P., Hartono, U., and Ratman, N., 1988. Peta Geologi Irian Jaya, Indonesia, sekala 1:1000 000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (tidak terbit), Bandung

Hofman, B.J., dan Vinke, B., 1958. Report on the gravity survey in the Waropen – Mamberamo area and the gravity reconnaissance of the Geelvink Bay. Nederlandsche Nieuw Guinee Petroleum Maatschappij, Report 443 (tidak terbit)

Pulau Yapen Minerals, PT. Final General Survey Period

Report, March 1989

(9)

Gambbar 1. Peta L

Ga

Lokasi Daera

ambar 2. Peta N

ah Kabupate

a Geologi R N. Ratman, P

en Yapen Wa

egional Yap P.E.Pieters,

aropen, Prov

pen (S. Atma 1989)

vinsi Papua

(10)

Foto

Gamba

F

2. Batugamp

Foto 3.

ar 3. Peta lok

Foto 1. Sing Lokasi K

ping tua (ber

Batugampin

kasi contoh

gkapan lava t Kali Manana

rlapis) dijum

ng pasiran do

sampel daer

terdapat di D ayan, Mambo

mpai di Kali

olomitan diju

rah penyelidi

Daerah Peny o, Kec. Kois

Mananayan,

umpai di pes

ikan Yapen

yelidikan. siwo.

, Kec. Koiso

sisir Selatan owo.

(11)

Fot

Foto. 1

Foto.11.

Lok

to.4. Kenam

st

0. Urat kuar

Gejala ubah Kampung M

kasi Mariade

mpakan yan

truktur di K

rsa (1cm) me Lokasi Ka

han berupa p Mambo.

ei, Kecamata

g menunjuk

Kali Manana

enerobos bat ampung Wa

propilit dijum

an Serui.

kkan adany

ayang.

tuan andesit awuti.

mpai pada lo

ya gejala

terpropilitka

(12)

Foto

Gamba

o. 13. Hamp S

Foto. 14.

ar. 4. Sebaran Kec

aran endapa Shambrawai

Indikasi ada di daerah J

n alterasi pro camatan Ko

an pasir besi i pantai utara

anya mata air Jobi, Shambr

opilit di daer isiwo, Yape

terdapat di d a Yapen.

r panas, diju rawai.

rah Ambaidi n Barat.

daerah Jobi,

umpai

(13)

Fotoo.15. Pemb batug

buatan batu gamping pas

ubata di d siran dolomit

daerah Mar tan

Referensi

Dokumen terkait

Data yang digunakan dalam penerapan Model Dinamik adalah data penjualan dan data biaya modal bulan Februari (t-1) dan Maret (t) pada tahun 2006 karena model tersebut

Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) SD, Direktorat Pembinaan TKSD Depdiknas Petugas Kalimantan Timur 12 – 16 Mei 2008

Anak dapat membuat susu sendiri Anak mengumpulkan informasi setelah melihat video sapi perah Anak dapat menggabungkan gambar dengan kata yang sesuai Anak dapat

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa jahe memiliki khasiat sebagai anti mual dan muntah pada wanita hamil.. Kata kunci: jahe, mual, muntah,

Sukses Pratama di wilayah Kabupaten dilakukan oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung adalah dimulai dari sejak awal perusahaan tersbut menggunakan dan

Sertifikat Produk TKDN (%) Kapasitas (/Tahun) Oil Spill Control Equipment & Material OIL BOOM.. Oil Boom SL-10 Type Solid Floatation Boom

Fungsi motorik lambung, yaitu menyimpan makanan dalam jumlah besar sampai makanan tersebut dapat ditampung pada bagian bawah saluran pencernaan, mencampur makanan tersebut

Dari hasil prakiraan konsumsi energi listrik selama sepuluh tahun kedepan maka dapat dihitung prakiraan kebutuhan energi listrik Kota Pekanbaru, dari perhitungan