• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /enm/images/dokumen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /enm/images/dokumen"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Berita

Kadin

Daftar

Isi

Laporan Ketua Umum Kadin Indonesia Pada RAPIMNAS KADIN 2008,

tanggal 2 dan 3 April 2008. di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta

E

konomi domestik yang kuat, akan membantu para pelaku usaha nasional untuk bersaing meningkatkan kinerjanya. Perusahaan yang masuk Fortune 500 hampir semuanya

menguasai pasar domestik di negeri sendiri.

Mengawali RAPIMNAS KADIN 2008, dihadapan Presiden RI Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, dalam sambutannya Ketua Umum Kadin Indonesia MS Hidayat mengungkapkan bahwa: Pola perdagangan bebas dalam tatanan pasar global yang terbuka, sesungguhnya bukan tantangan dunia usaha semata.

Realitas perekonomian dunia pada abad ke-21, secara langsung maupun tidak

langsung, memiliki konsekuensi logis bagi Pemerintah,

kehidupan masyarakat banyak,

politik, sosial, budaya, bahkan pertahanan dan keamanan. Sejak tahun lalu, diperkirakan hingga tahun 2009 mendatang, kita bersama-sama Pemerintah, dunia usaha, para petani, karyawan dan segenap lapisan masyarakat, perlu merumuskan kebijakan strategis yang dapat diimplementasikan dan melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi resiko perlambatan ekonomi dunia, resiko kenaikan harga minyak yang telah menembus angka US$ 100 lebih untuk setiap barel-nya, serta resiko kenaikan harga pangan dunia yang terkait dengan kelangkaan sumber daya energi baru yang terbarukan.

Dalam rangka inilah Ketua Umum Kadin Indonesia melaporkan kepada Presiden, bahwa sesuai dengan amanat Anggaran Dasar dan Anggara Rumah Tangga Kadin, segenap jajaran Kadin dari seluruh tingkatan unit dan organisasi diseluruh Indonesia, meliputi 33 Kadin Provinsi, 422 Kadin Kabupaten Kota dan 120 Asosiasi tingkat Nasional, menyelenggarakan Rapat Pimpinan Nasional Tahun 2008, yang fungsi utamanya adalah mengevaluasi perkembangan organisasi Kadin dan ekonomi Indonesia selama tahun 2007, dan menyusun program kerja tahun 2008 dan tahun-tahun selanjutnya dari perspektif dunia usaha, dengan thema:

Ketahanan Pangan, Keterse-diaan Energi, dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur, yang diharapkan tidak hanya bersifat jangka pendek, akan tetapi juga menjangkau jangka menengah dan jangka panjang.

Kadin sangat menyadari, bahwa kebijakan memperkuat ekonomi domestik memiliki nilai yang sangat strategis bagi upaya meningkatkan daya saing bangsa. Berdasarkan pengala-man sejumlah negara, seperti halnya negara-negara Uni Eropa, Jepang, Korea, Cina, Australia dan akhir-akhir ini India, terbukti bahwa kekuatan ekonomi domestik mereka terbukti mampu menjadi faktor penggerak yang sangat kuat bagi roda perekonomian, dan sekaligus dapat

meningkatkan daya beli rakyat, serta menguntungkan para pelaku usaha/petani.

Berita

Kadin

Laporan Ketua Umum Kadin Indonesia pada RAPIMNAS KADIN 2008 tema: Ketahanan Pangan, Ketersediaan Energi, dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur

Acara Rapimnas Kadin 2008, diselingi dengan beberapa Penandatanganan MoU

Pidato Presiden RI pada Peresmian pembukaan RAPIMNAS KADIN 2008

Sambutan Mohamad S. Hidayat Ketua Umum Kadin Indonesia pada pembukaan RAPIMNAS KADIN 2008

Delapan Rekomendasi Kadin untuk Pemerintah, yang dijawab langsung oleh Presiden

Pidato Wakil Presiden RI pada Penutupan RAPIMNAS KADIN 2008

Hasil sidang tim perumus Rapat Koordinasi Nasional Bidang Organisasi KADIN 2008

Galery Foto RAPIMNAS KADIN 2008

1

3

9

12

Ketua Umum Kadin Indonesia MS Hidayat

Ketahanan Pangan, Ketersediaan

Energi, dan Percepatan Pembangunan

Infrastruktur

Thema:

4

14

15

18

Kegiatan

Kadin

Rapat Jajaran Pengurus KADIN Indonesia, dalam Menindaklanjuti Hasil RAPIMNAS KADIN2008

Ketua Umum KADIN Indonesia menerima Duta besar Meksiko untuk Indonesia H.E. Ms. Melba Pria di Kantor Kadin Indonesia

Ketua Umum KADIN Indonesia menerima Duta besar Bulgaria untuk Indonesia H.E. Mr. Boyko Mirchev

Transparansi Seleksi UKM di Kota Tasikmalaya

BSAN APKOMINDO lulus Surveilance Audit

19

20

22

buletin kadin April 2008.indd 1

(2)

Susunan Redaksi

Diterbitkan:

Sekretariat Kadin Indonesia.

Pelindung:

Ketua Umum Kadin Indonesia, MS Hidayat. Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Keorganisasian dan Keanggotaan, Adi Putra Tahir

Penanggung Jawab:

Direktur Eksekutif Kadin Indonesia, Hariadi Saptadji Para Direktur dan Kepala Biro Kadin Indonesia.

Pemimpin Redaksi:

Sutrisno

Wakil Pemimpin Redaksi/ Pelaksana Teknis:

Hadi Widianto

Redaksi:

Yoyo Picaulima.

Kontributor:

Miftahul Hakim

Ruwiyati Sri Rahayu (Wiwik) Nursyamsi Gemawaty.

Menara Kadin Indonesia Lt.29 Jalan HR. Rasuna Said X-5 kav 2-3, Jakarta 12950 – Indonesia Telepon: (62-21) 5274484 (hunting) Fax: (62-21) 5274331, 5274332

E-mail: infokadin@kadin-indonesia.or.id

Ekonomi domestik yang kuat, akan membantu para pelaku usaha nasional untuk bersaing meningkatkan kinerjanya. Perusahaan yang masuk Fortune 500 hampir semuanya menguasai pasar domestik di negeri sendiri.

Rapimnas Kadin 2008, diselenggarakan di tengah-tengah situasi ketidakpastian dalam ekonomi global. Sementara itu, secara positif walaupun ekonomi Amerika Serikat terus memburuk, sebagian ekonomi negara-negara maju lainnya masih terus bertumbuh dan diperkuat dengan pertumbuhan cepat dengan ekonimi-ekonomi negara ‘emerging market’ yang dimotori China, India dan Rusia. Walaupun masih ada latar belakang positif, akan tetapi masih ada beberapa faktor yang dapat mengancam semua keberhasilan dan kemajuan yang telah dicapai Indonesia.

Antara lain: Harga minyak yang menggelembung pada level luar biasa di tengah-tengah kekurangan kapasitas produksi dan ancaman

kenaikan harga pada level yang lebih tinggi. Kemudian kemajuan dalam negosiasi perdagangan dunia yang sangat minim di tengah-tengah kondisi jiwa dan sentimen proteksionisme yang meningkat, terlihat dalam perdebatan dan ramifi kasi dari investasi yang dilakukan secara aktif oleh

“sovereign-wealth funds”.

Kehancuran secara drastis atas

pasar perumahan di Amerika Serikat yang dikuatirkan, akhirnya menjadi kenyataan, dan berdampak melebihi yang diperkirakan terhadap kontraksi yang sangat dalam pada pembelanjaan konsumen domestik di Amerika Serikat. Ketakutan terhadap ramifi kasi dan implikasi global atas resesi di Amerika Serikat, telah berkembang menjadi krisis kepercayaan yang lebih luas pada penularan keuangan dan lembaga keuangan

internasional yang muncul pada saat ini melalui krisis

‘sub-prime mortgage’ dan dampak penciutan dan kehancuran dinamika pasar kredit global yang mengerikan.

Dalam era dunia globalisasi yang sedemikian integratif, dimana masalah sektoral tertentu di Amerika Serikat, seperti kehancutan pasar perumahan, mampu

menghadirkan krisis keuangan internasional sudah menjadi lebih penting secara serius, terstruktur dan sistematis

KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA

bagi kita semua mempersiapkan ekonomi nasional mengantisi-pasi dan mangatasi ancaman-ancaman dan tipe-tipe resiko yang baru dan berbeda. Pada dasarnya, segala upaya perlu dikerjakan secara ‘all-out’ untuk meningkatkan daya saing

(competitiveness) dan tingkat pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia, demi terca-painya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (sustained economic growtd) dan kemak-muran jangka panjang.

Komponen-komponen inti yang sudah terbukti guna mencapai daya saing pertumbuhan yang tinggi, perlu diidetifi kasi dan diberi iklim yang dibutuh-kan, dan yang mencakupi fondasi-fondasi makro dan mikro ekonomi nasional. Proses ini membutuhkan suatu kumpulan:

1. Kelembagaan-kelembagaan yang berfungsi dan

berintegritas.

2. Kebijakan-kebijakan yang rasional dan sungguh-sung guh pro-investastasi dan pertumbuhan, serta factor-faktor lainnya yang langsung menentukan produktifi tas nasional yang memadai.

Tingkat produktifi tas yang tinggi, akan berpengaruh langsung menentukan tingkat kemakmuran yang mampu berkelanjutan, yang dibuahkan oleh sistem ekonomi nasional kita. (Selengkapnya dapat diikuti pada pidato Ketua Umum Kadin Indonesia ) yp Nampak Presiden sedang mendengarkan Sambutan Ketua Umum Kadin Indonesia.

Nampak Menteri Perhubungan Jusman Syafi i Djamal(kiri) bersama peserta Rapimnas Kadin 2008.

buletin kadin April 2008.indd 2

(3)

Acara Rapimnas Kadin 2008, diseling dengan

beberapa Penandatanganan MoU

A

cara jamuan makan malam (Welcoming Dinner) di Lagoon Café Hotel Sultan, diisi dengan dua penandatangan MoU.

Pertama:

Mou antara PT. SAHID INTERNATIONAL HOTEL

MANAGEMENT & CONSULTANT dengan KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA

mengenai: Kerjasama Promosi.

PT. SAHID INTERNATIONAL HOTEL MANAGEMENT & CONSULTANT

dengan Alamat: Jl. Jend Sudirman No. 86 Jakarta 10220 Indonesia dalam hal ini diwakili oleh Bayu Waskito Nugroho, selaku Director Business Development & Marketing. Kadin Indonesia oleh Hariadi Saptadji (Direktur Eksekutif). Alamat: Menara Kadin Indonesia Jl. HR Rasuna Said X-5 Kav.2-3 Jakarta 12950 Telp: 021-5274484, 5274485

Fax: 021-5274331, 5274332

MoU disaksikan Ketua Umum Kadin Indonesia MS Hidayat, Para pengurus Kadin Indonesia, serta Ketua dan anggota Kadinda.

Isi MoU:

[image:3.654.424.598.508.625.2] [image:3.654.57.231.510.617.2] [image:3.654.241.413.625.738.2]

Para pihak sepakat untuk melakukan kerjasama dalam pemberian discount bagi para anggota KADIN INDONESIA yang menggunakan fasilitas-fasilitas SAHID HOTELS diseluruh Indonesia. Misalnya Hotel Sahid Jakarta, discount 35% dari Published Rate, Hotel Sahid Jaya Makassar, disc 50% dari Published Rate, Hotel Sahid Raya Yogyakarta, disc 10% untuk F&B, disc 10% Laundry, Free Transfer Airport, Hotel Sahid Manado disc 30% dari Published Rate, Hotel Sahid Jaya Lippo disc 50% dari Published Rate, Hotel Sahid Jaya Solo disc 40% dari Published Rate, Hotel Kusuma Sahid Prince Solo

Gambar dari kiri: Bayu Waskito, Ketua Umum Kadin Indonesia dan Hariadi Saptadji

disc 30% dari Published Rate, Hotel Sahid Kawanua Manado disc 10% untuk F&B, disc 10% Laundry, Hotel Sahid Medan disc 50% dari Published Rate, Hotel Sahid Bandar Lampung disc 50% dari

Published Rate, Hotel Sahid Toraja Disc 50% dari Published Rate, Hotel Sahid Senggigi Beach Villas, Hotel Sahod Surabaya Disc disc 40% dari Published Rate, Hotel Sahid Pekanbaru disc 50% dari Published Rate,Hotel Sahid Imara

Palembang disc 30% dari Published Rate. PROGRAM KADIN INDONESIA Masa berlaku dari tanggal 1 April – 15 Desember 3008. Reservation Hotlines Sahid Hotels Telp: (021) 5700617, 5739888 Fax: (021) 5700533, 5700620

E-Mail: sahidsls@cbn.net.id

Kedua:

MoU antara PT. ODISEUS

INTERNATIONAL dengan KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA mengenai: Kerjasama Promosi.

PT. ODISEUS INTERNATIONAL

beralamat di Jakarta, Hotel Nikko Lt.3 Jl. MH Thamrin No.59 Jakarta Indonesia, dalam hal ini diwakili oleh Dipl.Ing. Aditya Indradjaja MBA, IAI, selaku Direktur Utama. Kadin Indonesia oleh Hariadi Saptadji (Direktur Eksekutif) Alamat: Menara Kadin Indonesia Jl. HR Rasuna Said X-5 Kav.2-3 Jakarta 12950 Telp: 021-5274484, 5274485 Fax: 021-5274331, 5274332 disaksikan Ketua Umum Kadin Indonesia MS Hidayat, dan pengurus Kadin Indonesia, serta para Ketua dan anggota Kadinda.

Isi MoU:

Para pihak sepakat melakukan kerjasama dalam pemberian discount bagi para anggota KADIN INDONESIA yang menggunakan fasilitas kebugaran di Grand Odiseus Fitness & SPA. PT. Odiseus

International memberikan fasilitas, bahwa dengan menunjukkan kartu keanggotaan KADIN INDONESIA maka pemegang kartu berhak mendapatkan: Free untuk joining fee member di Grand Odiseus di Seluruh Indonesia. Kemudian mendapatkan discount 20% untuk SPA massage

Treatment, serta discount 10% Fitness / Daily.

Pada Sidang Komisi dilakukan Penandatangan MoU, antara

PT. GDE KADEK BROTHERS LAYAR ANTAR NUSA, dengan KAMAR

DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA mengenai KERJASAMA PROMOSI.

PT. Gde Kadek Brothers Layar Antar Nusa Bounty Cruises oleh Gde Wiratha (Direktur Utama), Alamat: Bounty Cruises Pelabuhan Benoa, Bali

Phone: 0361-726666, 727878

Attn:Gde Wiratha – Direktur Utama / Anis – Marketing. Kadin Indonesia oleh Hariadi Saptadji (Direktur Eksekutif), Alamat: Menara Kadin Indonesia Jl. HR Rasuna Said X-5 Kav.2-3 Jakarta 12950 Telp: 021-5274484, 5274485

Fax: 021-5274331, 5274332

Disaksikan Ketua Pelaksana Adiputra Tahir, Ketua Umum Kadin Indonesia MS.Hidayat, serta para peserta Rapimnas Kadin 2008.

Maksud dan tujuannya adalah: bahwa para pihak bersepakat untuk melakukan kerjasama dalam pemberian discount bagi para anggota KADIN INDONESIA yang menggunakan fasilitas Wisata Bahari PT.Gde Kadek Brothers Layar Antar Nusa.

PT. Gde Kadek Brother Layar Antar Nusa akan memberikan fasilitas kepada para anggota Kadin Indonesia, bahwa dengan menunjukkan kartu keanggotaan Kadin Indonesia, maka pemegang kartu tersebut

Gambar dari kiri: Aditya, Ketua Umum Kadin Indonesia dan Hariadi Saptadji

Gambar dari kiri: Hariadi Saptadji, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Adi Putra Tahir, dan Gde Wiratha

buletin kadin April 2008.indd 3

(4)

berhak mendapatkan discout 50% untuk Paket Day Cruises dengan rincian: Pukul 08: 30 s/d pukul 16:00, menikmati Lunch diatas kapal, Wisata ke pulau Lembongan, Banana Boat, Snorkling, Semi Sub marine boat dan Village Tour. Kemudian pada

pukul 18.00 Diner Cruises.

Selain itu, sebelum acara penutupan Rapimnas Kadin 2008 oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, dilakukan NASKAH KERJASAMA OPERASIONAL ANTARA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA DENGAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI TENTANG KEANGGOTAAN ORGANISASI PERUSAHAAN DAN BADAN USAHA JASA KONSTRUKSI PADA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI (KADIN)

Disaksikan oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Ketua Umum Kadin Indonesia dengan alamat: Kantor di Menara Kadin Indonesia lantai 29 Jl. HR Rasuna Said

X-5 Kav. 2-3 Jakarta 12950 sebagai Pihak Pertama, dan H.M. Malkan Amin selaku Ketua Umum Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Nasional dengan alamat: Kantor di Gedung Balai Krida lantai 2 Jl. Iskandarsyah Raya no.35 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12160, disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Menandatangani MoU yang berisi:

Mewajibkan semua Badan Usaha Anggota Asosiasi yang tergabung dalam LPJK menjadi Anggota Kadin, baik tingkat Nasional, Provinsi maupun Kabupaten/ Kota. Pada tingkat Nasional dan Provinsi, serta merta Ketua Umum LPJK ex-offi cio adalah Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Konstruksi.

Dari kiri: Ketua Umum Kadin Indonesia MS Hidayat, Ketua Umum Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Nasional H.M. Malkan Amin disaksikan oleh Wapres Jusuf Kalla

Pidato Presiden

Jakarta Convention Center, Senin, 31 Maret 2008

Sambutan Pembukaan Rapimnas Kadin

TRANSKRIPSI

SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

PERESMIAN PEMBUKAAN RAPAT PIMPINAN NASIONAL KADIN 2008

JCC, 31 MARET 2008

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi,

Salam Sejahtera untuk kita semua,

Yang saya hormati para Pimpinan dan Anggota Lembaga-lembaga Negara, para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu,

Yang Mulia para Duta Besar Negara Sahabat dan para Diplomat Senior, serta Organisasi Dagang Negara Sahabat yang turut hadir pada acara ini, Saudara Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia, dan segenap Pimpinan KADIN, baik Pusat maupun Daerah, para Sesepuh KADIN, para Pimpinan Dunia Usaha, baik negara maupun swasta,

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

Marilah sekali lagi pada kesempatan yang baik dan insya Allah penuh berkah ini untuk bersama-sama memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kepada kita semua masih diberi kesempatan, kekuatan dan semoga kesehatan untuk melanjutkan karya, tugas, dan pengabdian kita kepada bangsa dan negara tercinta.

Kita juga bersyukur hari ini dapat bersama-sama menghadiri Rapat Pimpinan Nasional KADIN pada tahun 2008. Saya mengucapkan

selamat mengikuti Rapimnas ini, semoga ke depan KADIN dapat berkontribusi lebih besar lagi kepada bangsa dan negara, utamanya untuk memajukan dunia usaha dan ekonomi nasional.

Saudara-saudara,

Ini kesempatan yang baik bagi saya untuk mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pelaku dunia usaha, baik Pusat dan Daerah yang 10 tahun terakhir ini terus berjuang untuk membangun kembali perekonomian nasional, setelah kita mengalami krisis yang luar biasa sejak 10 tahun yang lalu.

Saya katakan di depan APINDO kemarin, Saudara bersama Pemerintah juga mengalami berbagai dinamika, romantika, pasang surut sebagai bagian dari sejarah yang kita lalui. Dan oleh karena itu, ketika kita dalam suasana sulit, kita mampu bersatu dan melangkah bersama. Harapan saya sekarang ke depan, kita lebih sinergis lagi untuk membangun kembali perekonomian dan dunia usaha kita.

Saudara-saudara,

Tema Rapimnas kali ini, saya catat adalah optimalisasi peran dunia usaha, peran dunia usaha, dalam percepatan pembangunan

infrastruktur, satu, ketahanan pangan, dua, dan ketersediaan energi. Saya sambut tema ini dan semoga program, serta langkah-langkah

buletin kadin April 2008.indd 4

(5)

KADIN sebagai organisasi dan lebih nyata lagi langkah-langkah dunia usaha. Saudara-saudara semua, di Pusat dan di Daerah juga mengarah kepada upaya besar kita untuk membangun dan

meningkatkan infrastruktur, meningkatkan ketersediaan energi dan ketersediaan pangan. Energi security and food security yang juga saya kira menjadi persoalan global dewasa ini.

Saudara-saudara,

Baik dalam suasana seperti ini, 10 tahun kita melakukan reformasi, melakukan kembali ekonomi pasca krisis untuk kita terus

menjalankan kontemplasi atau refl eksi ataupun perenungan. Dan kalau kita jujur, semua, tahun demi tahun atas kerjasama dan perjuangan bersama kita, ekonomi kita terus bergerak maju. Benar, masih banyak tantangan, masih banyak masalah, masih banyak pekerjaan rumah. Tetapi kalau kita jujur tentu ada progress dari tahun ke tahun. Sementara itu, kita juga mengetahui bahwa kondisi nasional tahun-tahun terakhir ini memberikan tantangan yang berat, rangkaian bencana, baik itu yang merupakan peristiwa alam maupun bencana-bencana akibat kesalahan manusia, banjir, tanah longsor ikut berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi kita. Alokasi anggaran kita yang ada dalam APBN dan upaya-upaya rekonstruksi ekonomi, rehabilitasi daerah akibat bencana alam itu.

Yang kedua, harga minyak yang meroket sejak akhir 2004 sampai sekarang bertengger pada tingkatan yang tinggi, tentu memberikan pukulan terhadap ekonomi kita, sebagaimana juga dirasakan oleh banyak negara di dunia. Kini lingkungan global, global economic environment juga memberikan tekanan, tantangan, permasalahan kepada dunia dan kepada kita. Lagi-lagi harga minyak yang belum menunjukkan tanda-tanda pada tingkat yang rasional dalam tanda kutip. Infl asi pangan yang tiba-tiba terjadi pada tahun-tahun terakhir, pada bulan-bulan terakhir dan keuangan global akibat kredit macet di Amerika serikat, yang masih belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Settlement seperti apa, berapa banyak cost-nya, siapa yang menjadi korban dan lain-lain. Itu semua ada dalam lingkungan kita nasional, regional, global.

Oleh karena itu, memikirkan sesuatu yang linier seolah-olah

vacuum, tidak ada dilema, tidak ada kompleksitas permasalahan, tentulah bukan pikiran yang berkualitas karena kita justru meniti, mencari celah, menembus sesuatu dalam kondisi seperti itu. Dan, sekali lagi tema yang diangkat KADIN menjadi benar-benar relevan dan tepat. Kalau kita mengidentifi kasi tiga hal itu, infrastruktur untuk men-generate kita punya ekonomi, dan juga permasalahan energi dan pangan.

Tadi, Saudara Muhammad Hidayat menjelaskan, ada apa sebenarnya tiba-tiba pada tingkat dunia harga minyak mentah,

crude, seperti itu, harga pangan juga naik luar biasa. Tiba-tiba dan kemudian secara signifi cant, padahal konon mengatakan tidak ada perubahan yang dramatis, perubahan yang tiba-tiba atas

keseimbangan antara supply dan demand pada tingkat dunia, baik energi, minyak, dan gas utamanya dan pangan.

Apa betul banyak teori yang mengedepan akhir-akhir ini? Saya ikuti pandangan-pandangan praktisi, pandangan ekonom, pandangan dunia usaha di seluruh dunia. Ada yang mengatakan, bagaimanapun ada mismatch antara supply dan demand

menyangkut energi. Growing demand dari China, India, US sendiri, tentu mengubah balance antara supply dengan demand.

Geopolitical factors, disruptions of supply yang dikhawatirkan karena gejolak di Timur Tengah misalnya, itu juga menimbulkan spekulasi tertentu. Belum words of war, perang kata-kata,

statement yang mudah sekali dimunculkan oleh beberapa Pemimpin Dunia ikut memicu, sehingga ada fear factor masalah

energi ini, sehingga harganya kadang-kadang irrational,

sebagaimana yang kita alami sekarang ini. Tetapi kembali, ekonomi mengatakan kalau fundamentally ada imbalances, ada mismatch, maka tentu harga bergerak. Makin dalam imbalances itu, ya makin tinggi harga. Mari kita tidak meninggalkan basis itu.

Yang kedua, pangan. Mengapa? Saya ikuti analisis dari banyak pakar, pertama adanya konversi komoditas pangan ke komoditas energi, biofuels misalnya di Amerika, di Brasilia dan lain-lain, sehingga kembali ada mismatch dari segi pangannya. Ada yang mengatakan, there is a growing middle class, jadi kelompok menengah tumbuh di seluruh dunia, utamanya negara-negara yang disebut emerging economies, yang kelompok menengah itu mengkonsumsi lebih banyak lagi atas komoditas pangan, kembali menganggu supply dengan demand. Jadi bagaimanapun menurut sebuah teori ada kaitannya pada supply dan demand pada komoditas pangan.

Saudara-saudara,

Melihat perkembangan ini, saya baru saja kemarin berkunjung ke Timur Tengah dan ke Afrika, bertemu dengan banyak sekali Pemimpin Negara, Pemerintahan, Presiden, Perdana Menteri, Raja. Kita semua cemas kalau ini tidak ada settlement, kalau ini terus menggelinding dan akhirnya mengganggu banyak hal yang oleh dunia diangan-angankan. Contohnya, kita sepakat tahun 2000, dalam waktu 15 tahun kemiskinan dunia akan kita kurangi separuhnya, fi fteen years baru mengurangi separuhnya. Dengan kondisi seperti ini, dengan melemahnya ekonomi global, apalagi negara-negara yang belum berkembang, least developed countries

dan developing countries dikhawatirkan MDGs tidak bisa kita capai.

Climate Change, ini juga menjadi isu yang mengemuka, banyak sekarang kita menghabiskan waktu 2, 3 tahun bertemu mengatasi

climate change. MDGs menjadi topik, kalau nggak salah pertemuan PBB tahun ini, tahun lalu climate change. Menurut pendapat saya, dunia sudah harus sungguh memikirkan disamping MDGs dan climate change itu adalah bagaimana masyarakat dunia bersama-sama bisa mengelola persoalan energi dan pangan yang ternyata menjadikan permasalahan yang cukup berat sekarang ini. Kita tahu dunia menganut open market system. Tetapi saya percaya mesti ada ruang bagi lembaga-lembaga internasional semacam PBB, masih ada ruang, nation state, Pemerintah-pemerintah di dunia ini untuk ikut pula melakukan sesuatu. Tidak ada pasar yang sempurna, selalu ada market values, national or global. Oleh karena itu, demi justice, demi mencegah yang tidak-tidak, menu-rut saya masih menjadi moral obligations dari lembaga-lembaga dunia, termasuk negara-negara untuk memikirkan, bagaimana kita bisa mengelola semuanya ini.

Dalam konteks itu, saya berpendapat, dunia usaha dilibatkan penuh. Dunia teknologi dilibatkan penuh. Banyak sekali masalah di dunia ini, energy, food yang bisa diselesaikan karena

technological innovation. Bahkan bisnis pun harus membentuk, membangun, mengembangkan inovasi-inovasi sehingga lebih efi sien, lebih produktif, lebih kompetitif.

Saudara-saudara,

Saya menulis surat kepada Sekretaris Jenderal PBB, Saudara mengetahui, membaca dari surat kabar, karena saya sangat ingin agar PBB berinisiatif untuk mengajak pemimpin-pemimpin yang lain memikirkan ini. Tahun lalu, kita menjadi tuan rumah Climate Change. Juga kita lakukan sesuatu, ternyata ada breakthrough di Bali, yang tadinya deadlock dimana-mana, mengalir, moving, harus kita lakukan. Menurut saya, kali ini kita juga harus bersama-sama

buletin kadin April 2008.indd 5

(6)

memikirkan, bagaimana menyelesaikan masalah energy and food

ini. Harus dilibatkan all big producers, all big consumers, baik

energy maupun foods, supaya kita bisa bicara bagaimana bagusnya ini. Karena morally and justifi ed, kalau negara itu tidak

memikirkan dunianya, tidak memikirkan rakyat di banyak negara, menurut saya harus sampai di situ.

Kemudian saya menyambut baik keinginan KADIN, mari kita perkuat ekonomi nasional, perkuat ekonomi Indonesia. Memang masing-masing negara punya pilihan. Negara-negara yang disebut Asian Tiger, Korea Selatan, Taiwan, Hong Kong, Singapura lebih memilih export oriented economy. India, saya baca India rising mix, tapi mengembangkan domestic economy, Cina mix, domestic market.

Menurut saya, Indonesia dengan 220 juta penduduk, dengan tumbuhnya daya beli, purchasing power, dengan natural capital

yang kita miliki, dengan luas geografi kita, dengan size of our GDP

sudah saatnya kita betul-betul mengembangkan ekonomi

domestik kita, membesarkan pasar domestik kita, all out. Memang tidak mungkin setahun, dua tahun langsung terbangun, tapi kalau kita mulai dari sekarang, 10 tahun lagi, 15 tahun ke depan, saya kira akan makin kuat kita punya domestic economy, punya

domestic market dan itu mengubah cara pandang kita yang seolah-olah hanya mengembangkan ekspor sebagai komponen penting dalam pertumbuhan kita.

Oleh karena itu, banyak yang harus kita lakukan adalah laundry list, kalau kita ingin betul-betul memperkuat ekonomi

di negeri kita. Tetapi bagaimanapun, bagaimanapun saya

berpendapat bukan hanya growth semata, tetapi growth with equity. Kita perlu mengoreksi masa lalu. Terus terang, pertumbuhan 6, 7, 8% rata-rata 7% tanpa equity, pemerataan, menghidupkan semua daerah, semua rakyat, yang kita hadapi adalah bencana krisis, marilah kita sangat cerdas. Fundamental ekonomi kita perkuat, semuanya setuju, mari. Infrastruktur, mari, listrik menjadi hambatan dalam usaha kita. Investasi, perdagangan, industri, pertanian, usaha kecil dan menengah, teknologi, inovasi dan IT. Dan juga jangan dilupakan, dalam sistem pemerintahan sekarang ini kalau kita mengembangan ekonomi nasional, jangan hanya lihat segi-segi sektoralnya saja, pertanian, industri, perikanan, tapi segi-segi kedaerahan, segi regional, otonomi daerah meniscayakan

the centre of growth itu juga terbagi di daerah-daerah.

Saya melihat Gubernur, Bupati, Walikota yang inovatif, yang kreatif, tumbuh dengan bagus. Kita ingin seluruh Kabupaten, seluruh Kota, seluruh Propinsi di negeri ini juga seperti itu. Sudah tidak sesuai lagi kalau semua menggantungkan policy sectoral. Justru upaya yang gigih dari masing-masing daerah, itu yang harus tumbuh dengan baik. Dengan demikian, lebih realistik dan memang begitu pilihan kita dalam era reformasi ini, otonomi daerah.

Saya berharap para Pimpinan KADINDA juga mengajak, mengingatkan para Bupati, para Walikota, marilah kita cari daya saing sendiri, keunggulan sendiri, potensi sendiri supaya segera bisa dikembangkan. Di birokrasi yang bertele-tele kata Pak Hidayat tadi yang membikin tidak berkembang dunia usaha, mari kita perbaiki sama-sama, ingatkan, kalau itu dari daerah-daerah yang menghambat pergerakan sektor riil, pergerakan usaha yang Saudara jalankan.

Saudara-saudara,

Masih berkaitan dengan kebersamaan kita membangun ekonomi nasional yang lebih kuat. Ada yang disebut dengan troika, yaitu the government atau pemerintah, the private sectors, dunia usaha dan

the society, itu saling kait-mengait. Karena forum ini Forum KADIN, saya menggarisbawahi bagaimana kebersamaan kita Pemerintah dan dunia usaha. Semua harus berperan optimal, dunia usaha berperan optimal, Pemerintah berperan optimal. Ekonomi yang kuat, we are strong and sustainable economy. Kita punya kewajiban masing-masing. Kewajiban Pemerintah a, b, c, d, e, f, g, h, sampai paling akhir. Kewajiban dunia usaha juga banyak, bicara infrastruktur ada partnership, ada sharing-nya, kapan Pemerintah, batas kemampuannya seperti apa, dimana masuk dunia usaha. Demikian juga yang lain-lain.

Kalau Saudara-saudara menginginkan Pemerintah bikin dong terobosan, thinking outside the box, saya terima, saya setuju. Pemerintah mengembangkan kebijakan terus-menerus menyesuaikan dengan lebih, sehingga lebih cocok dengan perkembangan keadaan, insentif fi skal juga terus-menerus kita lakukan. Dunia usaha juga harus berani mengembangkan bisnis, meskipun kadang-kadang harus menghadapi resiko. Dua-duanya harus melakukan sesuatu. Kalau tidak, mismatch lagi karena

parthership ini sangat penting, komponen troika, terutama antara Pemerintah dan dunia usaha.

KADIN memberikan rekomendasi. Saya catat ada 8

rekomendasi. Saya minta para Menteri mempelajari rekomendasi itu untuk pengembangan kebijakan dan program yang tepat untuk mengembangkan dunia usaha. Kalau saya baca analisis KADIN memang agak seram, sepertinya Pemerintah salah semua begitu, tidak benar semua, dari a sampai z, tapi rekomendasinya bagus, 8 poin bagus. Tapi analisisnya waduh. Loh ini kok seperti apa, jaman kegelapan, salah semua, jelek semua. Rekomendasinya bagus. Saya dengarkan rekomendasinya saja karena bagus. Dan betul-betul mencapai, mungkin keluhan-keluhan yang banyak itu tercermin, akhirnya bagusnya bagaimana. Saya berpikir positif dengan bagusnya bagaimana, Insya Allah yang dikeluhkan tadi pelan-pelan menjadi teratasi, menjadi sirna.

Teruslah berkonsultasi, para Menteri yang rajin berkomunikasi dengan KADIN bidangnya masing-masing supaya tidak ada

misunderstanding, misperception. Kalau saya lihat yang disebutkan KADIN a, b, c, banyak sekali, itu sebagian sudah kita jalankan. Jelaskan, sudah kita jalankan. Tidak serta-merta menghasilkan sesuatu yang instant, karena ini kompleksitas permasalahan yang kita hadapi. Yang belum dijalankan dengarkan, barangkali bagus karena kita harus welcome pikiran-pikiran darimana pun, termasuk dunia usaha yang betul-betul membawa kebaikan pada kita semua.

Saya ambil contoh, pernah saya bertukar pikiran dari

teman-teman dari dunia usaha, utamanya yang berusaha di bidang CPO, minyak goreng. Tahun lalu, ketika sudah ada tanda-tanda kenaikan dipicu oleh harga dunia yang naik dengan tajam, kita bertemu. Solusinya, tidak perlu ada pajak ekspor, kita akan stabilkan, teken-teken semua, teken, saya pegang, Alhamdulilah sudah teken semua itu, it did not work. Tidak berjalan. Duduk bersama lagi. Akhirnya bagi-bagi, ok PPN yang bayar Pemerintah, kemudian supaya ada balance antara ekspor dengan kepentingan domestik, domestic use, kita lakukan pajak ekspor. Ada pikiran baru, “Pak, sebagusnya nggak usah pajak ekspor.” Mari, welcome, duduk bersama lagi, yang penting tujuan untuk menstabilkan harga bagi rakyat kita tercapai, kita sharing the burden, pemerintah akan mengeluarkan dari APBN, mengkompromikan sejumlah kebijakan secara temporer, kemudian dunia usaha juga tidak pada posisi merugi, mungkin untungnya belum besar dulu dalam keadaan posisi seperti ini. We could talk, welcome. Karena tidak ada satu policy yang tidak bisa diubah kalau ternyata tidak cocok.

buletin kadin April 2008.indd 6

(7)

Jadi saya menyeru, mengajak, mari kita pecahkan lagi, cari lagi yang paling bagus, ya. Tetapi setelah kita jalankan, mari sama-sama kita penuhi. Saya dapat laporan, ada penyelundupan minyak goreng, sedih saya. Karena setelah kita duduk bersama dengan genuine, mari kita carikan solusinya. Harapan saya, mari solusi itu betul-betul bawa kebaikan. Ada Bruri Marantika almarhum, “Jangan ada dusta di antara kita.” Insya Allah bisa, Insya Allah bisa, karena saya lihat juga semangat teman-teman ingin betul menyelesaikan masalah ini. Semua juga, kalau rakyatnya nggak bisa beli, ya siapa yang beli komoditas kita, bangkrut juga usaha kita, ekonomi kita, semua sadar.

Oleh karena itulah, Pemerintah dengan instrumen fi skal, instrumen gaji, instrumen APBN, bantuan langsung tunai kepada mereka, agar daya beli cukup terpelihara. Dengan daya beli terpelihara, maka pasar sehat. Pasar sehat bisa memproduksi terus-menerus, usaha bergerak. Usaha bergerak, saya berterima kasih lapangan pekerjaan ada, pengangguran berkurang. Saya berterima kasih, saudara bayar pajak. Pajak itu untuk membantu pendidikan kesehatan dan lain-lain, win-win situation.

8 rekomendasi KADIN, revitalisasi pertanian, that’s ok. Menteri Pertanian di sini. Food and energy security, bagus, saya kira ada di sini beberapa pejabatnya. Daya saing di pasar domestik harus bagus. Tolong diperhatikan agar jangan ada policy-policy yang mengganggu. Kita bisa kompetitif di negeri sendiri. Target lifting

minyak diinginkan 1,1 bagus. Saya pun inginnya 3 tahun lagi telah di 1,3. Saya pernah menjadi Menteri perminyakan dulu. Memang situasinya negara kita harus all out, ya Pertaminanya, ya swasta, swasta dalam negeri, swasta luar negeri, kalau kita ingin to increase our domestic production. Sumur-sumur yang marginal

yang dulu tidak ekonomis dengan 100 Dolar, saya kira sudah menjadi ekonomis. Eksplorasi yang tadinya very costly dengan harga minyak sekarang, mungkin itu menjadi bagus. Marilah kita berinovasi untuk mencari peluang apa saja yang bisa kita

tingkatkan dari domestic production ini, minyak dan gas utamanya.

Infrastruktur saya setuju. Saya kira dalam sejarah setelah 10 tahun mengalami krisis, tahun-tahun sekarang inilah kita tingkatkan alokasi infrastruktur yang musti ditanggung oleh Pemerintah. Pak Hidayat tadi mengatakan kalau bisa 6% dari GDP, sekarang baru 3%. Saya akan jelaskan begini Saudara, kalau melihat kita punya APBN sekarang ini, dengan kenaikan BBM, subsidi BBM, listrik dan subsidi pangan yang lain, itu sudah pada tingkat bagaimana menyelamatkan APBN ini, bukan pada tingkat bagaimana membikin ideal APBN ini, to save our annual budget. Dalam keadaan seperti itu tetap harus ada design, tetap harus ada politik APBN dan sudah kita putuskan, apapun dengan perubahan yang kita dengan DPR RI bekerja sama dengan baik. Saya berterima kasih, memikirkan yang pas bagaimana.

Akhirnya apa? Tugas-tugas pemerintahan umum harus tetap dijalankan. Bayangkan kalau macet semua, mengamankan,

menegakkan hukum dan lain-lain. Tugas-tugas pemerintahan, that’s satu portion. Porsi yang kedua adalah untuk menstimulasi

pertumbuhan, utamanya infrastruktur. Puluhan trilyun mengalir ke PU, ke Perhubungan, ke Pertanian, juga untuk irigasi, energi dan lembaga-lembaga yang lain. Baru porsi ketiga untuk kesejahteraan,

to reduce poverty. Ini bukan populis, harus. Sebab kalau ada

mismatch, semua mengalir ke infrastruktur, terjadi kemerosotan daya beli, kemiskinan meningkat, kemudian apa yang mereka bisa beli. Saya kira tiga pilar ini tidak bisa kita abaikan, design-nya begitu.

Tahun 2005, saya mengatakan berkali-kali, why kita dulu

menaikkan BBM lebih lambat 3 minggu dibandingkan yang disarankan oleh banyak pihak. Saya bertanggung jawab, mengapa kita tunda sekitar 3 minggu. Kita hitung dari segi ekonomi 3 minggu telat, ini cost-nya. Tetapi kalau kita paksakan waktu itu naik, sebelum siap social safety nett kita, belum kita alirkan kompensasi kenaikkan Maret, terus kita naikkan lagi Oktober dengan kenaikkan seperti itu, belum kita hitung berapa yang harus kita bantukan pada rakyat, cash transfer, dan seterusnya, maka

economic benefi t 3 minggu itu akan tertutup dengan social and security cost yang sangat tinggi.

Adam Smith mengatakan, the founder of modern economy, of liberal economy bahwa political economic policy harus juga mempertimbangkan social and polical policy. Itulah kita hitung dengan DPR satu per satu dulu. Jadi memang kalau dari segi, dari kacamata ekonomi terlambat, tetapi dari kacamata seluruhnya tidak terlambat.

Saudara tidak tahu, bahwa ketika 2005, kita sudah melakukan satu

a quick estimate, apakah bisa terjadi seperti 1997? Jawaban kita waktu itu, mungkin tidak. Our fundamental lebih stronger, lebih kuat. Apalagi, bagaimana dengan nilai tukar yang merosot tajam? Bagaimana reserve yang tinggal berapa? Apakah bertahan keadaan moneter kita? Saya undang Gubernur BI,

“Pak Burhanuddin Abdullah, apakah kita bisa survive?” “We may survive.” No, may? Belum puas saya, kok may. Apa yang menyebabkan, lah ini kalau meluncur terus Pak, terus kemudian

reserve kita seperti ini, we have no second line of defence bisa kacau. Itulah sebetulnya ada proses internal yang bergerak dengan cepat. Saudara tahu namanya Bilateral Swap Arrangement, BSA, kerjasama kita ASEAN+3 yang bisa membantu negara yang menghadapi kesulitan moneter, kita bekerja.

Pak Burhanuddin berangkat ke Tokyo dan ke China. Saya berkomunikasi dengan Pimpinan China. Kemudian apa namanya Lee Hsien Loong, ada Thaksin, yang semua kira-kira if something happen in Indonesia dengan itu, karena mereka tahu policy kita akan menaikkan BBM dengan risiko yang harus kita tanggung sosial, politik, keamanan, mereka menganggap clean, rasional, mereka berani untuk menitipkan second line of defence. Tapi amit-amit, saya berdoa pada Yang Maha Kuasa, semua bekerja, saya, Wapres, segala macam, jangan sampai kita gunakan second line of defence ini. Tuhan Maha Besar, dengan policy waktu itu tidak pernah kita sentuh yang dicadangkan oleh teman-teman namanya Bilateral Swap Arrangement yang besarnya kurang lebih sekitar 10 billion, sama dengan setara kurs waktu itu 11, 10, 100 trilyun. Ini contoh dilema dalam pengambilan keputusan ekonomi, sosial, politik, jangka pendek, jangka panjang, yang di permukaan, yang di bawah permukaan, yang tentunya memastikan bahwa kita bagaimanapun harus memilih. Tidak menyenangkan semua orang, masih ada unjuk rasa, terus terjadi. Tapi we have to make decision, dan itu kita ambil waktu itu.

Bagi yang sangat menghormati atau surrender pada Washington Consensus atau neoliberalisme memang agak bertentangan, karena skala yang penting ekonominya begini, akan sehat, akan tumbuh. Tapi it does not work untuk negara

berkembang, kalau itu serta-merta secara mentah kita terapkan. Mesti ada pertimbangan-pertimbangan lokal. Lokal baca nasional, agar policy yang kita kembangkan juga tepat. Logistik nasional,

supply change, saya terima, pandangan dari KADIN, para Menteri pastikan bahwa kita punya apa namanya, supply change, ini integrated dengan global logistic, dengan

global production sehingga tidak terjadi apa namanya mismatch.

buletin kadin April 2008.indd 7

(8)

Saran yang lain, investasi untuk permesinan, saya terima. Menteri Industri di sini ada, Pak Fahmi, ada? Pak Fahmi Idris, beliau ada. Ada yang mengatakan, jangan-jangan ada deindustrialisasi, ya kita cegah, manufaktur kita gerakkan kembali. Saran KADIN bagus. Kemudian UKM, ada Pak Suryadharma di sini? Lagi absen beliau. Akses kredit, integrasi dengan usaha yang lainnya. 8 rekomendasi ini menurut saya baik dan tolong di-match-kan dengan kebijakan para Menteri untuk betul-betul menggerakkan ekonomi kita, dunia usaha kita.

Saudara-saudara,

Yang terakhir, kita semua tahu, kita menghadapi isu ekonomi global. Isu ekonomi kontemporer. Pertama adalah ketahanan pangan. Pak Hidayat sudah menggariskan cocok dengan pikiran Pemerintah. Jangka pendek bagaimanapun kita harus

melakukan stabilisasi harga pangan. Tidak mungkin 230 juta rakyat kita dengan yang miskin setara dengan 36 juta, dia tidak

mendapatkan bantuan dalam tanda kutip untuk bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari yang minimal. Tapi jangka panjang, setuju, harus bekerja sama kita to increase domestic production.

Langkah-langkah yang lebih luas, termasuk ekstensifi kasi dan dunia usaha bisa masuk lebih dalam, lebih besar lagi peran. Saya memikirkan, disamping petani kita dorong untuk menanam kedelai kembali, karena harganya bagus. Tapi kalau melihat masih banyak

gap-nya dari sekian juta ton baru ditanam 17.000 ton. Oleh karena itu, bagus kalau dipikirkan bagaimana lifeskill pertanian kedelai, silakan, bicara Menteri Pertanian, bicara dengan

Menteri-menteri yang lain, Menteri PU, bagaimana kita bisa bekerja sama to increase domestic production dari soya beans ini.

Energi, saya pesan listrik, listrik dan listrik. Ada PLN di sini? Tidak ada. Menteri Energi? Tidak ada. Saya masih merasa sangat lambat, kita untuk meningkatkan listrik ini. Banyak sekali yang merugi. Birokrasi ini, itu, merugi terus kita. Kita baru 25.000 Megawatt, kita bikin crash program 10.000 Megawatt, batubara. Itupun belum cukup. Semua gubernur datang ke saya.

“Pak Presiden, ndak cukup, Pak.” Ya opportunity, jangan dibikin susah, yang bisa lebih cepat, lebih mudah. Mari kita

hitung-hitungan, berapa dibutuhkan listrik ini, power plan mana yang kita bangun. Renewable energy, panas bumi dan lain-lain, silakan. Yang tadinya banyak tidak ekonomis, sekarang nampaknya menjadi lebih ekonomis.

Infrastruktur masalah yang kita hadapi sekarang. Ada batas kemampuan Pemerintah. Pemerintah terus terang Saudara-saudara, hanya mengarahkan karena porsinya juga harus kita bagi-bagi dalam APBN, terutama untuk infrastruktur pertanian supaya meningkat produksi pangan kita, kemudian infrastruktur yang tidak mungkin dikomersialkan. Ini juga sudah banyak. Oleh karena itu,

I appeal you all, saya mohon Saudara-saudara betul-betul bisa mengisi kekurangannya.

Saya minta pemerintah, para Menteri dalam hal ini, terus kembangkan kebijakan yang bisa lebih kondusif terhadap peran dunia usaha untuk membangun infrastruktur ini. Setelah kebijakannya bagus, saya minta swasta juga betul-betul

menjalankan. Ada kisah sudah dikasih ijin membangun jalan tol, macet semua. Sekali lagi, jangan ada dusta di antara kita. Pemerintah kurang bagus, saya akan bikin bagus, all out segala tenaga. Kemudian harapan saya, teman-teman dunia usaha juga begitu, melakukan langkah imbangan yang sama.

Misi kita Saudara-saudara, sebagai Kepala Negara saya ingin mengubah krisis ini, ancaman ini menjadi peluang, opportunity. Saya tidak bisa menggurui Saudara, Saudara jagonya, inovatif,

kreatif, ada saja akalnya untuk berusaha, untuk ekonomi. Saya bukan ahlinya, karena kita tahu tantangan sekarang, pangan, minyak dan gas, listrik, infrastruktur. Saudara juga tahu

Pemerintah tidak bisa mengelola semuanya hanya sebagian kecil, sebagian besar itulah equal dengan bisnis opportunity,

pikirkan. Mulai sekarang semua itu menjadi opportunity, karena kita mengundang, siapa lagi kalau bukan pejuang-pejuang ekonomi, Saudara semua, pejuang-pejuang usaha untuk bikin ekonomi lebih kuat.

Saya akan terus melaksanakan reformasi birokrasi. Saya tidak pernah berhenti. Mungkin Saudara sudah bosan dengar omongan saja sudah ke sekian puluh kalinya kepada jajaran saya. Kalau saya ingin birokrasi bagus, termasuk saya adalah janganlah

mempersulit sesuatu yang sesungguhnya mudah dikerjakan. Awasi saya, awasi Menteri saya, awasi Gubernur saya, awasi bupati saya, awasi Walikota, Pemerintahan untuk memiliki semangat yang sama. Gunakan bahasa terang, ini bagaimana Pak, ini kami diminta oleh Presiden untuk menggerakkan dunia usaha di seluruh

Indonesia, kok masih ada hambatan-hambatan begini.

Bupati, Walikota, Gubernur itu bukan diangkat oleh Presiden, dipilih oleh rakyat, kalau keterlaluan ya ajak rakyat bicara, “Ini bagaimana ini, Saudara milih kok gak jalan-jalan semua, kok macet, semua kok punglinya besar sekali. Kok lewat sana lewat sini. Jadi aneh begini.” Ini demokrasi, gunakan bahasa terang karena semua ingin di negeri ini juga genuine, kesampingkan kepentingan pribadi, kepentingan yang lain, kepentingan bersama untuk sama-sama kita wujudkan.

Menutup apa yang saya sampaikan, Saudara kenal namanya Jeffrey Sachs, yaitu seorang ekonom tingkat internasional yang membikin buku “The End of Poverty”, salah satu kontributor dari MDGs, penasihat ekonomi PBB, sudah pernah datang ke Indonesia, saya undang untuk bertukar pikiran dengan teman-teman yang lain, ini baru menerbitkan buku, baru terbit. Saya beli dua, tiga hari yang lalu. Silakan dibaca karena bagus ini, bagus untuk memberikan semangat, memberikan kesadaran, memberikan tanggung jawab, bagaimana kita mengembangkan ekonomi di negara, di dunia sambil menyelamatkan bumi kita. Judulnya adalah judul besarnya “Commonwealth”, kemakmuran bersama, judul kecilnya

Economic for a Crowded Planet”. Bumi kita sudah penuh sesak, sehingga ekonomi harus sedemikian rupa dilakukan agar

mendatangkan kemakmuran bersama, commonwealth. Saya kira bagus kalau dibaca sambil mencari akal tadi, bagaimana mengisi energi, mengisi pangan, mengisi listrik, mengisi infrastruktur.

Demikianlah Saudara-saudara pesan dan harapan saya. Terima kasih sekali lagi atas perjuangannya Pusat dan Daerah. Terima kasih atas rekomendasinya. Mari kita melangkah bersama, saling berbagi, saling mengingatkan, kalau ada langkah-langkah yang menghambat pembangunan kembali ekonomi kita.

Dan akhirnya dengan mengucapkan ”Bismillahirrahmanirrahim”, Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang dan Industri Indonesia Tahun 2008 dengan resmi saya nyatakan dibuka.

Sekian.

Wassalamu’alaikum warahmatulahi wabarakatuh.

*****

Biro Pers dan Media

Rumah Tangga Kepresidenan

buletin kadin April 2008.indd 8

(9)

Sambutan Mohamad S. Hidayat

Ketua Umum Kadin Indonesia

Pada Acara Pembukaan

RAPAT PIMPINAN NASIONAL TAHUN 2008

KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

JCC, 31 MARET 2008

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Yth., Bapak Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Republik Indonesia

Yth., Bapak – Ibu Menteri Kabinet Indonesia Bersatu Exelencies Ambasadors,

Bapak–bapak; Ibu-ibu dari berbagai Lembaga, TNI/POLRI

Para Undangan dan Peserta Rapat Pimpinan Nasional Tahun 2008

Hadirin sekalian yang kami hormati,

Pola perdagangan bebas dalam tatanan pasar global yang terbuka sesungguhnya bukan tantangan dunia usaha semata. Realitas perekonomian dunia pada abad ke-21, baik secara langsung maupun tidak langsung, juga memiliki konsekuensi logis bagi Pemerintah, kehidupan masyarakat banyak, politik, sosial, budaya bahkan pertahanan dan keamanan.

Sejak tahun yang lalu dan diperkirakan hingga tahun 2009 mendatang, kita bersama-sama, Pemerintah, dunia usaha, para petani, karyawan dan segenap lapisan masyarakat, perlu

merumuskan kebijakan strategis yang dapat diimplementasikan dan melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi resiko

perlambatan ekonomi dunia, resiko kenaikan harga minyak yang telah menembus angka US$ 100 lebih untuk setiap barrel-nya, serta resiko kenaikan harga pangan dunia yang terkait dengan kelangkaan sumber energi baru yang terbarukan.

Dalam rangka inilah Bapak Presiden, sesuai dengan amanat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kadin, segenap jajaran Kadin, dari seluruh tingkatan dan unit organisasi di seluruh Indonesia - meliputi 33 Kadin Provinsi, 422 Kadin Kabupaten Kota dan 120 Asosiasi tingkat Nasional - menyelenggarakan Rapat Pimpinan Nasional Tahun 2008, yang fungsi utamanya adalah mengevaluasi perkembangan organisasi Kadin dan ekonomi Indonesia selama tahun 2007 dan menyusun program kerja tahun 2008 dan tahun-tahun selanjutnya dari perspektif dunia usaha, dengan thema:

Ketahanan Pangan

Ketersediaan Energi, dan

Percepatan Pembangunan Infrastruktur

yang diharapkan tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi juga menjangkau jangka menengah dan jangka panjang.

Kadin sangat menyadari bahwa kebijakan memperkuat ekonomi

domestik memiliki nilai yang sangat strategis bagi upaya meningkatkan daya saing bangsa. Berdasarkan pengalaman sejumlah negara, seperti negara-negara Uni Eropa, Jepang, Korea, Cina, Australia dan akhir-akhir ini India - kekuatan ekonomi domestik mereka terbukti mampu menjadi motor penggerak yang sangat kuat bagi roda perekonomian, dan sekaligus dapat meningkatkan daya beli rakyat serta menguntungkan para pelaku usaha/petani. Ekonomi domestik yang kuat akan membantu para pelaku usaha nasional untuk bersaing meningkatkan

kinerjanya. Perusahaan yang masuk Fortune 500 hampir semuanya menguasai pasar domestik di negeri sendiri.

Bapak Presiden,

para hadirin peserta Rapimnas yang kami hormati,

Rapimnas Kadin 2008 ini diselenggarakan di tengah-tengah situasi ketidakpastian dalam ekonomi global. Sementara itu, secara positif walaupun ekonomi Amerika Serikat terus memburuk, sebagian besar ekonomi negara-negara maju lainnya masih terus bertumbuh dan diperkuat dengan pertumbuhan cepat dengan ekonomi-ekonomi negara ’emerging market’ yang dimotori China, India dann Rusia yang tetap diperkirakan rata-rata mencapai tingkat 9%.

Namun - walaupun masih ada latar belakang yang positif – masih tetap ada beberapa faktor yang dapat mengancam segala

keberhasilan dan kemajuan yang telah dicapai Indonesia selama ini, antara lain:

Harga minyak yang telah menggelembung pada level yang luar biasa di tengah-tengah kekurangan kapasitas produksi dan anca man kenaikan harga pada level yang lebih tinggi lagi.

Kemajuan dalam negosiasi perdagangan dunia yang sangat minim di tengah-tengah kondisi jiwa dan sentimen

proteksionisme yang meningkat, terlihat dalam perdebatan dan ramifi kasi dari investasi yang dilakukan secara aktif oleh ”sovereign-wealth funds”.

Kehancuran secara drastis atas pasar perumahan di Amerika Serikat yang dikuatirkan akhirnya sudah menjadi fakta kenyataan dan berdampak melebihi dari yang diperkirakan terhadap kontraksi yang sangat dalam pada pembelanjaan konsumen domestik di Amerika Serikat.

Ketakutan terhadap ramifi kasi dan implikasi global atas resesi di Amerika Serikat, telah berkembang menjadi krisis kepercayaan yang lebih luas pada penularan keuangan dan lembaga keuangan

buletin kadin April 2008.indd 9

(10)

internasional yang muncul pada saat ini melalui krisis ’sub-prime mortgage’ dan dampak penciutan dan kehancuran dinamika pasar kredit global yang mengerikan.

Dalam era dunia globalisasi yang sedemikian integratif - dimana masalah sektoral tertentu di Amerika Serikat seperti kehancuran pasar perumahan mampu menghadirkan krisis keuangan

internasional sudah menjadi lebih penting secara serius, terstruktur dan sistematis bagi kita semua mempersiapkan ekonomi nasional mengantisipasi dan mengatasi ancaman-ancaman dan tipe-tipe resiko yang baru dan yang berbeda.

Pada dasarnya, segala upaya perlu dikerjakan secara ’all-out’ untuk meningkatkan daya saing (competitiveness) dan tingkat

pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (sustained economic growth) dan kemakmuran jangka panjang.

Komponen-komponen inti yang sudah terbukti guna mencapai daya saing dan pertumbuhan yang tinggi, perlu diidentifi kasi dan diberi iklim yang dibutuhkan, dan yang mencakupi fondasi-fondasi makro dan mikro ekonomi nasional.

Proses ini membutuhkan suatu kumpulan:

1. Kelembagaan-kelembagaan yang berfungsi dan berintegritas 2. Kebijakan-kebijakan yang rasional dan sungguh-sungguh proinvestasi dan pertumbuhan, dan

3. Faktor-faktor lainnya yang langsung menentukan produktifi tas nasional yang memadai

Tingkat produktifi tas yang tinggi akan berpengaruh langsung menentukan tingkat kemakmuran yang mampu berkelanjutan, yang dibuahkan oleh sistem ekonomi nasional kita.

Sudah jelas tingkat daya saing yang tinggi dan pertumbuhan yang bermutu cenderung akan mampu menghasilkan tingkat pendapatan yang lebih tinggi pula bagi rakyat luas yang sangat diharapkan. Juga sudah menjadi logis tingkat produktifi tas menentukan angka dan kecepatan pengembalian atas investasi terhadap ekonomi nasional dan menjadi penentu tingkat pertumbuhan ekonomi kita. Dengan demikian, tingkat daya saing, produktifi tas dan angka kecepatan pengembalian investasi terkait erat dengan tingkat pertumbuhan ekonomi kita dalam jangka menengah dan panjang.

Bapak Presiden, Bapak – Ibu

Hadirin yang kami hormati,

Walaupun faktor-faktor penentu peningkatan dan tingkat daya saing bervariasi, namun ada tiga hal pokok yang menjadi fokus perhatian kami.

1) Kelembagaaan

Kelembagaan yang efektif, berintegritas dan proaktif yang mengatur cara-cara bagaimana bangsa mengatur pembagian manfaat (benefi t) dan beban biaya strategi dan kebijakan pembangunan yang mempengaruhi langsung tingkat dan kualitas investasi dan aktifi tas produksi. Pemilik lahan, saham perusahaan, dan harta kekayaan intelektual tidak bersedia berinvestasi dalam peningkatan dan pemeliharaan harta kekayaannya, andaikata hak-hak mereka tidak aman, nyaman, terjamin dan didukung iklim investasi yang kondusif. Dengan demikian dinamika pasar tidak akan terwujud.

Tidak kalah pentingnya, adalah sikap pemerintah terhadap pasar, kebebasan berkarya, dan efi siensi dari operasional dan birokrasi instansi pemerintah. Birokrasi yang berlebihan dan populis, proses yang berbelit-belit, regulasi yang aksesif dan kompleks, korupsi, ketidakjujuran dalam usaha umum pemerintahan, ketidak transparansi governance pemerintahan, politisasi sistem yudisial, semuanya itu secara signifi kan memberikan beban dan biaya ekonomis pada dunia usaha dan memperlambat proses pemulihan dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Tentunya lembaga-lembaga swasta juga berperan besar dan dalam hal ini Kadin Indonesia juga berupaya terus menata perbaikan transparansi dan integritas ’good corporate governance’

membangun standar dan praktek etika dan moral usaha yang solid, sehat dan benar.

Bapak Presiden, Bapak – Ibu

Hadirin yang kami hormati,

2) Infrastruktur, Ketahanan Pangan dan Ketersediaan Enerji

Pemerintah diharapkan menciptakan situasi adanya

infrastruktur nasional yang berkualitas tinggi demi menjamin berjalannya ekonomi nasional yang efi sien, mengurangi jarak antar daerah, dan berdampak meningkatkan integrasi ekonomi secara nasional yang sesungguhnya, serta terhadap pasar dunia.

Infrastruktur yang ekstensif dan berkualitas tinggi merupakan esensi utama yang mendorong daya saing dan pertumbuhan ekonomi, mengurangi disparitas dan ketidak adilan pendapatan dan kemiskinan.

Pada tahun 2007 yang lalu, PDB Indonesia diperkirakan mencapai Rp. 3.761 triliun dan pada tahun 2008 ditargetkan mencapai Rp. 4.286 triliun. Untuk dapat meraih volume PDB yang dimaksudkan, diharapkan tersedia investasi sekitar Rp. 1.200 triliun. Namun dengan belanja negara yang hanya ada di sekitar Rp. 926.2 triliun dengan mudah dapat dipahami bahwa Pemerintah sulit memenuhi kebutuhan investasi tersebut. Ini berarti bahwa partisipasi dunia usaha untuk melakukan investasi akan sangat menentukan perputaran roda ekonomi masa sekarang dan yang akan datang.

Dengan adanya keterbatasan Pemerintah untuk menyediakan infrastruktur ekonomi seperti halnya jalan, dermaga, pelabuhan, listrik, maka diharapkan Pemerintah dapat mewujudkan iklim yang menarik bagi dunia usaha untuk ambil bagian dalam pembangunan infrastruktur.

Beberapa kendala pembangunan infrastuktur antara lain berkaitan dengan pembebasan lahan; kurangnya jaminan bagi investasi yang bersifat jangka panjang; pembangunan industri pelayaran nasional antara lain perlu pelaksanaan asas cabotage dan

meningkatkan ekspor atas dasar CIF dan perlunya perbaikan pelayanan di beberapa sektor publik. Pemerintah diharapkan mampu segera mewujudkan kepedulian dan aksi riel dalam meningkatkan elemen-elemen utama jaringan dan fondasi infrastruktur nasional, mencakupi transportasi, komunikasi, pengadaan supply enerji dan listrik.

Dalam hal ini Kadin Indonesia menghimbau dan berharap agar pemerintah segera mengkoreksi defi sit investasi infrastruktur nasional yang dimotori peningkatan kesadaran dan kepedulian

buletin kadin April 2008.indd 10

(11)

instansi pemerintah untuk meningkatkan anggaran infrastruktur (government spending) menjadi minimal 6% dari GDP dibanding sekarang yang kurang dari 3%.

Bapak Presiden, Bapak – Ibu,

Para Hadirin yang kami hormati.

Dalam Rakornas Ketahanan Pangan Kadin Indonesia 2008 yang baru saja dilaksanakan tanggal 29 Maret 2008 yang lalu, telah dihasilkan beberapa kesimpulan dan rekomendasi mengenai ketahanan pangan bagi kesejahteraan masyarakat. Rekomendasi Rakornas Pangan yang diikuti oleh berbagai pemangku

kepentingan dengan nara sumber pelaku usaha dan pejabat FAO initelah dibahas dan menjadi salah satu Keputusan Hasil Rapimnas yang akan disampaikan kepada Pemerintah maupun pelaku usaha di sektor pangan khususnya.

Dalam Rakornas Pangan ini, pejabat FAO telah menguraikan data statistik tentang kenaikan harga pangan selama 3 tahun kedepan serta tidak adanya indikasi akan adanya penurunan di waktu dekat ini. Atas dasar fakta inilah kami mengajak agar segera melakukan upaya antisipasi dan tidak berharap maupun berasumsi akan adanya penurunan harga - bahkan kemungkinannya justru akan meningkat tajam. Antisipasi ini perlu dilakukan dengan memperkokoh dan memperkuat daya beli masyarakat khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Sementara itu, pada saat yang bersamaan diperlukan pula strategi nasional untuk memperluas basis produksi nasional bahan pokok pangan menjadi program yang tidak dapat ditunda-tunda lagi.

Pemerintah dan dunia usaha perlu memfokuskan daya dan dana untuk segera memulai program ini serta menentukan sasaran pencapaian baik jangka pendek, menengah dan panjang. Tampaknya ini merupakan satu-satunya jalan untuk segera dapat mengatasi masalah ketahanan pangannya Indonesia, bahkan dunia. Untuk itu, pemerintah diharapkan segera membuka akses yang luas dan rasional bagi investasi besar-besaran di sektor-sektor pangan melalui kerjasama antara BUMN dan kekuatan swasta nasional lainnya, sambil memberdayakan petani melalui skim kerjasama yang kokoh demi terwujudnya kesejahteraan petani dan masyarakat umumnya.

Dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan termasuk

didalamnya pangan hewani dan perikanan, kebijakan Pemerintah menstabilkan harga bahan pangan pokok yang ditempuh saat ini perlu diiringi dengan kebijakan dan langkah-langkah strategis.

Pertama, adalah dengan memprioritaskan pelaksanaan program intensifi kasi pertanian karena kebutuhan biayanya relatif murah, mudah dan cepat. Secara potensialpun program intensifi kasi pertanian dapat mengurangi ketergantungan terhadap

ketersedia-an pangan dari luar negeri (impor), dibandingkan dengan program ekstensifi kasi pertanian. Dalam jangka panjang, program ekstensifi kasi harus menjadi prioritas, termasuk program pengembangan perluasan lahan di luar Jawa.

Kedua, dalam aspek produksi, ketahanan pangan saat ini juga berkaitan dengan rendahnya produktivitas pertanian, yang disebabkan oleh adanya ketimpangan dalam penggunaan pupuk : penggunaan pupuk dimana urea (tunggal) relatif berlebihan dibanding dengan penggunaan pupuk majemuk.

Ketiga, diperlukan strategi pendekatan dan pengelolaan yang bersifat sinergis dan terpadu dalam aspek produksi, aspek tata

niaga dan distribusi serta aspek pembiayaan, seperti yang dilakukan dibeberapa negara penghasil pangan yang kuat.

Keempat, koordinasi dan langkah-langkah sinergis sangat diperlukan terkait dengan usaha pengembangan ketahanan sektor energi, terutama yang bersumber dari bahan baku produksi pertanian dan perkebunan yang bersifat terbarukan (renewable), seperti kelapa sawit, jagung dan ketela yang dapat diolah menjadi

biofuel.

Sementara itu alokasi subsidi dan volume BBM bersubsidi dalam RAPBN-P tahun 2008 melonjak dari Rp.106,1 triliun menjadi Rp. 130, 9 triliun akibat perubahan asumsi harga yang semula USD 83 per barel menjadi USD 95. Meskipun terdapat lonjakan subsidi BBM pada tahun 2008 sebesar + 25 persen, Pemerintah hingga saat ini masih tetap memilih untuk tidak menaikkan harga BBM. Untuk mengurangi dampak negatif bagi perekonomian

Indonesia, Kadin mengharapkan agar diupayakan sejauh mungkin melakukan penghematan-penghematan, menaikkan produksi minyak, misalnya kembali ke tingkat 1,1 juta barrel per hari, dengan meningkatkan kegiatan eksplorasi, dan segera membangun 2 kilang minyak (refi nery) @ 200.000 barrel per hari untuk memenuhi kebutuhan BBM dan bahan baku bagi industri hulu petrokimia, industri antara dan industri hilir.

Dalam rangka meningkatkan ketahanan energi, perlu dipertim-bangkan pula berbagai langkah aksi lainnya:

Pertama, melaksanakan pengembangan potensi energi panas bumi untuk pemenuhan kebutuhan energi setempat dan pengganti penggunaan BBM untuk sektor tenaga kelistrikan.

Kedua, melaksanakan pengembangan potensi batubara kalori rendah untuk pemanfaatan dalam bentuk gas atau cair bagi bahan bakar pembangkit tenaga listrik, bahan baku industri, transportasi dan rumah tangga.

Ketiga, melakukan langkah-langkah konservasi energi secara sistematis dan terencana baik dari sisi permintaan maupun sisi penawaran.

3) Makro-ekonomi

Stabilitas pengelolaan kebijakan makro ekonomi sangat penting bagi dunia usaha dan karenanya penting bagi daya saing keseluruhan bangsa kita. Pengusaha dan dunia usaha tidak bisa mengambil keputusan yang tepat dan benar saat angka infl asi berada pada tingkat yang tinggi akibat disiplin fi skal yang tidak terkendali. Sektor keuangan tidak mampu berfungsi dan ber-intermediasi secara optimal jika pemerintah menjalankan defi sit raksasa yang dahsyat.

Pada saat yang sama, pemerintah juga tidak akan mampu menyajikan jasa pelayanan publik secara efi sien saat dibebankan biaya subsidi dan pembayaran bunga atas subsidi dan inefi siensi. Dengan kata lain, ekonomi kita tidak bisa bertumbuh terkecuali iklim makro ekonomi kita terkendali, stabil dan kondusif. Kami sangat kuatir, terulangnya krisis yang dialami pada tahun 2005, karena ketidak responsifnya dan keterlambatan kebijakan pemerintah dalam menerapkan disiplin fi skal.

Sebagai wujud nyata dari keberhasilan fungsi kelembagaan di negara kita yang tercinta ini, Kadin Indonesia sangat

mengharapkan pemerintah dapat segera meningkatkan efektifi tas dan efi siensi pengelolaan dan pengendalian kebijakan ekonomi

buletin kadin April 2008.indd 11

(12)

dengan menjaga dan menekan infl asi yang saat ini dikuatirkan mendekati 7% per tahun, menjadi dibawah 5% per tahun, atau mendekati rata-rata infl asi dunia negara-negara China, India dan Rusia. Dengan demikian keberhasilan tingkat pertumbuhan bruto 13% sampai 14% pertahun tidak termakan dan dihabiskan oleh inefi siensi pengelolaan ekonomi nasional yang dicerminkan dalam angka dan tingkat infl asi yang berkelebihan.

Dari berbagai pandangan yang kami kemukakan di atas dan dengan memperkirakan kecenderungan yang terjadi, dapatlah dikatakan bahwa kerjasama antara Pemerintah di setiap tingkatan dengan dunia usaha/Kadin menjadi semakin penting artinya dan semakin menentukan perputaran roda perekonomian Indonesia.

Bapak Presiden, Bapak – Ibu

Hadirin yang kami hormati,

Menyangkut masalah ketenagakerjaan Hubungan Industrial dan peningkatan kualitas SDM, Kadin Indonesia menyambut gembira dan mendukung terbentuknya Forum Bipartit Nasional (FBN) yang bertekad membangun kemitraan dan

mengedepankan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI) secara bipartit. Dalam program peningkatan

kompetensi SDM Indonesia, Kadin Indonesia tetap konsisten mendukung program 3 in 1 (three in one) yaitu Pelatihan, Sertifi kasi dan Penempatan. Mengahiri kata sambutan kami, perkenankanlah kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada para peserta maupun peninjau Rapimnas khususnya para Ketua Umum dan delegasi Kadin dari 33 provinsi dari Aceh sampai dengan Papua, serta para peninjau Rapimnas dari Kadin

Kabupaten/Kota dari seluruh Indonesia yang telah hadir pada acara Rapimnas Kadin 2008 ini. Kami percaya potensi para pengusaha daerah ini akan dapat memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan dan pemerataan pembangunan ekonomi diseluruh wilayah Indonesia. Dalam rangka pemerataan dan peningkatan peran serta pengusaha daerah. Kiranya kesepakatan kita untuk melakukan penyempurnaan Keppres 80 mengenai Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, akan sangat mendorong terwujud iklim persaingan yang menjamin keberlangsungan usaha secara adil serta terwujudnya pemerataan berusaha khususnya bagi usaha kecil menengah di daerah.

Tidak lupa pada kesempatan yang baik ini perkenankanlah kami menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang tinggi kepada para sponsor yang telah mendukung terselenggaranya acara ini, kepada seluruh panitia maupun pihak-pihak lainnya yang telah membantu pelaksanaan Rapimnas dengan baik dan lancar.

Ahirnya perkenankan pula kami menyampaikan ucapan

terimakasih dan penghargaan yang tinggi kepada para sponsor yang telah mendukung terselenggaranya acara ini, kepada seluruh panitia maupun pihak-pihak lainnya yang telah membantu pelaksanaan Rapimnas dengan baik dan lancar.

Demikianlah Bapak Presiden serta para hadirin sekalian sambutan kami dalam acara Pembukaan Rapimnas Tahun 2008. Semoga Allah Yang Maha Kuasa memberikan kekuatan iman dan ketabahan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kita di segala bidang. Amien.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Delapan Rekomendasi Kadin untuk pemerintah,

yang dijawab langsung oleh Presiden.

Pada saat acara pembukaan RAPIMNAS KADIN 2008, Ketua Umum Kadin Indonesia menyampaikan kepada Presiden, bahwa ada Delapan Rekomendasi dari Kadin untuk pemerintah.

Rekomendasi itu, adalah sebagai berikut:

1. Optimalisasi revitalisasi pertanian, 2. Memperkuat ketahanan pangan (food security).

3. Peningkatan daya saing di pasar domestik

4. Peningkatan produksi minyak nasional menjadi 1,1 juta barel per hari

5. Peningkatan jaringan infrastruktur 6. Perbaikan mata rantai pasokan (supply chain)

7. Investasi sektor permesinan, dan 8. Memperkuat usaha kecil menengah (UKM)

Kedelapan Rekomendasi itu disampaikan Kadin kepada pemerintah, dengan

tujuan untuk menyelamatkan perekonomian

nasional, sesuai dengan tema RAPIMNAS KADIN 2008 tentang masalah Ketahanan Pangan, Ketahanan Energi dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur.

Tiga tema penting yang dijadikan dasar dari acara Rapimnas kadin 2008 itu, dikemukakan Ketua Umum Kadin Indonesia, karena merupakan suatu kebijakan untuk memperkuat ekonomi domestik yang memiliki nilai strategis bagi upaya peningkatan daya saing bangsa.

(lihat pidato pembukaan yang disampaikan oleh Ketua Umum Kadin Indonesia)

Dalam menanggapi yang disampaikan oleh Ketua Umum Kadin Indonesia itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan menyambut baik keinginan Kadin untuk perkuatan ekonomi nasional. Presiden menggambarkan, memang benar bahwa negara-negara Asean Tiger seperti halnya Korea Selatan, Taiwan, HongKong, Singapura saat ini lebih memilih ekonomi

yang berorientasi ekspor.

Indonesia, dikatakan oleh Presiden bahwa jumlah penduduk 220 juta dengan tumbuhnya daya beli, kekayaan alam

buletin kadin April 2008.indd 12

(13)

mengarah kepada upaya besar untuk membangun infrastruktur, meningkatkan ketersediaan enargi, dan ketersediaan pangan, sesuai dengan tema RAPIMNAS KADIN 2008.”

Tema itu, dikatakan oleh Presiden adalah sangat relevan, Energi security and food security, menjadi isu global dewasa ini. Pasca krisis, ekonomi kita terus maju. Namun masih banyak tantangan , masalah, dan pekerjaan rumah. Tahun-tahun terakhir ini, banyak tantangan berat yang kita hadapi. Dari rangkaian bencana, banjir, tanah longsor, dan sebagainya, yang berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi. Harga minyak yang naik terus sejak tahun 2004, memberikan pukulan terhadap ekonomi kita. Infl asi pangan, krisis keuangan global akibat kredit macet di AS, masih belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.

Presiden mengatakan: “Saya ikuti berbagai pandangan praktisi, ekonom, dan dunia usaha di seluruh dunia terkait dengan pangan dan energi. Ada yang mengatakan ada mismatch antara supply dan demand, menyangkut energi yang dipicu

pertumbuhan RRT, India, dan AS sendiri. Faktor gejolak di Timur Tengah juga menimbulkan spekulasi tertentu. Belum lagi ditambah dengan perang kata-kata beberapa pemimpin dunia ikut memacu adanya fear factor masalah energi.”

“Lalu yang kedua, masalah pangan. Mengapa harganya melejit ? Pertama, adanya konversi komoditas pangan ke biofuels. Misalnya di AS, Brasil, dsb, sehingga ada mismatch. Ada yang mengatakan, bahwa kelompok menengah tumbuh diseluruh dunia, terutama

emerging economies, sehingga konsumsi pangan melonjak. Hal itu juga mengganggu

supply dan demand. ‘ lanjut Presiden.

Dalam konteks masalah pangan dan energi, dunia usaha dikatakan Presiden perlu dilibatkan penuh, dan dunia teknologi juga dilibatkan penuh, karena banyak sekali masalah dunia termasuk pangan dan energi yang dapat diselesaikan karena inovasi teknologi. Bahkan bisnispun harus mengembangkan inovasi-inovasi, sehingga lebih efi sien, produktif dan lebih kompetitif. Presiden sudah menulis surat kepada SekJen PBB, agar PBB berinsiatif mengajak pemimpin-pemimpin yang lain untuk memikirkan pangan dan energi. “ Harus dilibatkan seluruh produsen dan konsumen besar dunia dibidang pangan dan energi.” kata Presiden.

Pada masalah Energi, Presiden menjelaskan bahwa target lifting minyak diinginkan 1,1 juta bph bagus. Akan tetapi dalam 3 tahun mendatang, Presiden menginginkan menjadi 1,3 juta bph. Memang situasi negara kita harus all out, meliputi

Pertamina, dan swasta. Sumur-sumur yang

marginal yang dulu tidak ekonomis, saat ini diperkirakan Presiden sudah menjadi ekonomis. Eksplorasi yang tadinya very costly, dengan harga minyak sekarang, mungkin itu akan menjadi bagus.

Masalah penyediaan energi listrik, Presiden mengungkapkan, memang sangat lambat. Banyak sekali yang merugi, karena masih adanya Birokrasi ini dan itu. “ Kapasitas nasional baru 25.000 MW, kita buat crash program 10.000 MW batu bara. Itupun belum cukup. Silahkan gali potensi energi lain, seperti dari panas bumi, dan

lain-lainnya. Yang tadinya dianggap tidak ekonomis, sekarang tampaknya menjadi lebih ekonomis.” kata Presiden.

Masalah REKOMENDASI KADIN

Dalam menanggapi rekomendasi Kadin, Presiden mengatakan: “ Saya catat Rekomendasi Kadin. Saya akan meminta kepada para menteri untuk mempelajari. Karena rekomendasi yang disampaikan oleh Kadin, nantinya untuk pengembangan kebijakan dan program yang tepat untuk mengembangkan dunia usaha, biar tidak misinterpretasi.”

“Kalau saya baca analisis Kadin, memang terasa agak seram, sepertinya pemerintah ini salah semua, tidak benar semua, dari A sampai Z. Dan saya rasakan ini seperti terjadi pada jaman kegelapan, semua salah, semua jelek. Akan tetapi, rekomendasi Kadin ini bagus. Saya berpikir positif, Insya yang kita miliki, dengan luas geografi dan

besaran PDB itu, kini sudah saatnya untuk mengembangkan ekonomi domestik, all out, meskipun dengan waktu yang tidak mungkin dalam setahun, atau dua tahun. Nah agar ekonomi kuat, dikatakan Presiden bukan hanya growth semata, akan tetapi

growth with equity. “ Kita perlu

mengkoreksi masa lalu. Pertumbuhan 7-8% tanpa equity (pemerataan) itu, akan percuma.” kata Presiden.

Dalam sistem pemerintahan sekarang, Presiden menjelaskan bahwa

pengembangan ekonomi nasional jangan hanya melihat sektoral, akan tetapi juga regional. Pusat-pusat pertumbuhan kini terbagi di daerah-daerah. “Saya melihat gubernur, Bupati, Walikota, kini semakin inovatif, kreatif, dan tumbuh dengan bagus, dan saya berharap agar para pimpinan Kadinda untuk mengingatkan Pimpinan Daerah untuk meningkatkan daya saing dan potensi ekonomi lokal.” lanjut Presiden.

Presiden mengingatkan, bahwa untuk membangun kebersamaan dan ekonomi nasional yang lebih kuat, tiga pihak harus bersinergi dan bermitra., yaitu pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Semua harus berperan secara optimal, sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing. Misalnya: Dunia usaha perlu membuat terobosan, thinking outside the box.

Selanjutnya ketika menjawab

sambutan Ketua Umum Kadin Indonesia yang menyangkut Pola Perdagangan Bebas dalam tatanan pasar global yang terbuka sesungguhnya bukan tantangan dunia usaha semata, Presiden mengatakan bahwa: “ Pemerintah pusat dan daerah juga

buletin kadin April 2008.indd 13

(14)

Allah yang dikeluhkan Kadin, pelan-pelan dapat teratasi. Untuk itu, para Menteri harus menjelaskan, apa yang sudah kita jalankan. Dan yang belum dijalankan harus

diterangkan. Kita harus welcome

pikiran-pikiran dari manapun, termasuk dari kala

Gambar

Gambar dari kiri: Hariadi Saptadji, Wakil Ketua Umum Kadin

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tujuan komunikasi yang terdapat di dalam perancangan identitas dari Situs Taman Purbakala Cipari ini adalah menciptakan suatu identitas berupa logo yang memiliki ciri khas dan

berdasarkan hasil uji ANOVA dengan signifikansi 0.000 (p<0.01); (2) pembelajaran menggunakan model Problem-Based Learning berpengaruh terhadap penguasaan konsep

Sasaran yang dituju dalam proses komunikasi massa adalah khalayak atau masyarakat luas yang terpencar satu sama lain tidak saling mengenal, karena masing – masing berbeda

Walaupun patogenesis dan penyebab yang dicurigai telah ditemukan, ternyata pengobatan yang diberikan kadang-kadang tidak memberikan hasil seperti yang diharapkan.Urtikaria atau

tersebut, karena merupakan pesan atau solusi yang diperpendek menjadi sebuah kata-kata yang mudah dimengerti, serta dapat memotivasi pendengar, penyiar berusaha

Terapi obat dan tindakan pembedahan dapat digunakan untuk mengecilkan atau menghilangkan miom jika menyebabkan rasa tidak nyaman atau gejala-gejala yang bermasalah..

sanggahan selama 3 (1iga) hari kerja dari langgal 16 Sid 18 Juni 2015, yang dilujukan kepada Uni1. Layanan Pengadaan Kementerian