• Tidak ada hasil yang ditemukan

6 Pengawasan Lartas Impor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "6 Pengawasan Lartas Impor"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR WILAYAH JAWA TIMUR I

KPPBC TIPE MADYA PABEAN TANJUNG PERAK

STANDAR PROSEDUR OPERASI

PENGAWASAN LARANGAN DAN/ATAU PEMBATASAN

(ANALYZING POINT) IMPOR SECARA ELEKTRONIK

DENGAN MEDIA PDE

No. SOP : 006/SOP-WBC.10/KPP.MP.01/2016

Tanggal Penetapan : 28 Juli 2016

Tanggal Revisi : Revisi ke-

1. Deskripsi :

a. Analyzing Point Impor adalah kegiatan pengawasan pemenuhan ketentuan larangan dan/atau pembatasan impor atas barang-barang yang diberitahukan dalam pemberitahuan pabean.

b. Barang larangan dan/atau pembatasan adalah barang yang dilarang dan/atau dibatasi pemasukan atau pengeluarannya ke dalam dan dari daerah pabean berdasar peraturan larangan dan/atau pembatasan yang dikeluarkan oleh instansi tertentu.

c. SOP pengawasan analyzing point impor dimulai saat PIB diajukan secara elektronik melalui SAP impor (setelah pengecekan validitas pembayaran pungutan negara), proses pengiriman respon pemberitahuan permintaan ijin dari instansi terkait, proses validasi ijin, serta proses pemberian keputusan atas pemberitahuan pabean berupa:

a. Persyaratan perijinan telah dipenuhi; atau

b. Barang dimaksud bukan barang larangan/pembatasan; atau c. Persyaratan perijinan tidak dipenuhi.

d. Unit Pelaksana SOP pelayanan Analyzing Point Impor adalah Seksi Penindakan dan Penyidikan (pegawai pelaksana analyzing point), KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Perak

2. Dasar Hukum :

a. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.

b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 161/PMK.04/2007 tentang Pengawasan Terhadap Impor atau Ekspor Barang Larangan dan/atau Pembatasan.

c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 228/PMK.04/2015 tentang Pengeluaran Barang Impor untuk Dipakai.

d. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-16/BC/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai.

3. Ketertautan :

SOP ini memiliki ketertautan dengan proses penetapan penjaluran pelayanan dokumen impor

4. Pihak – Pihak yang Terlibat :

(2)

5. Persyaratan dan Perlengkapan :

a. Menyerahkan asli dan/atau copy dokumen perijinan atas barang yang dibatasi impornya sebagaimana diberitahukan dalam PIB sejak respons NPBL diterima.

b. Barang yang diberitahukan dalam PIB bukan barang yang dilarang untuk diimpor berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Keluaran (Output) :

Terpenuhinya ketentuan Larangan dan Pembatasan

7. Jangka Waktu Penyelesaian :

Jangka waktu penyelesaian Analyzing Point adalah 15 menit dalam hal perijinan impor telah disampaikan secara lengkap dan benar

8. Perhatian :

SOP ini bermanfaat bagi kinerja Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Perak dalam proses pengawasan larangan dan/atau pembatasan (analyzing point) impor. Dalam hal SOP ini tidak terlaksana dengan baik, maka pengawasan terhadap barang larangan dan pembatasan tidak optimal dan proses penetapan jalur pelayanan menjadi terhambat.

9. Matriks RASCI : Penerbitan dan Penyerahan Instruksi Pemeriksaan kepada Pemeriksa Barang

Importir/Kuasanya

Sistem Komputer Pelayanan

Pelaksana Analyzing Point

Meneliti dan

meneruskan data PIB - R - Meneliti dan memeriksa

data PIB terkait lartas - - R Respon penolakan PIB - A - Menyerahkan dokumen

izin instansi teknis R A - Input nomor dan tanggal

dokumen perizinan - - R Penetapan jalur

pelayanan - A -

10. Prosedur Kerja :

a. Sistem Komputer Pelayanan (SKP) meneliti dan meneruskan data Pemberitahuan Impor Barang (PIB) dengan Nomor Harmonyzed System (Nomor HS) yang termasuk dalam kategori barang yang dilarang atau dibatasi impornya kepada Pelaksana Analyzing Point

b. Pelaksana Analyzing Point meneliti dan memeriksa data PIB terkait persyaratan impor apakah termasuk dalam kategori barang larangan dan / atau pembatasan impor

c. Dalam hal penelitian Pejabat di Analyzing Point menyimpulkan bahwa uraian barang dan HS barang impor dalam PIB merupakan barang larangan, SKP memberikan respon penolakan PIB / reject kepada Importir / Kuasanya

d. Importir / Kuasanya menerima respon penolakan PIB/ reject

(3)

menyerahkan hard copy izin / rekomendasi sejak respons NPBL diterima. Dalam hal tidak termasuk barang pembatasan, maka SKP akan menetapkan jalur pelayanan

f. Importir / Kuasanya menyerahkan dokumen izin/ rekomendasi instansi teknis kepada Pelaksana Analyzing Point

g. Pelaksana Analyzing Point mecocokkan dan merekam nomor dan tanggal hard copy izin/rekomendasi instansi teknis ke dalam SKP dalam hal hard copy izin/rekomendasi instansi teknis yang telah diserahkan sesuai dengan database SKP, maka SKP akan menetapkan jalur pelayanan

11. Bagan Alir (Flowchart) :

Importir/Kuasanya Sistem Komputer

Pelayanan

Pelaksana Analyzing Point

MULAI

MENELITI DAN MENERUSKAN DATA

PIB

YA

PEMBATAS AN ? MENGIRIM RESPON

PERMINTAAN DOKUMEN

TIDAK YA

LARANGAN ?

TIDAK MENELITI DATA PIB

MENERIMA RESPON PENOLAKAN

RESPON PENOLAKAN

MENERIMA RESPON PERMINTAAN

DOKUMEN

MENYERAHKAN DOKUMEN

MENERIMA DATA PIB

MENGIRIM RESPON PENOLAKAN/ PIB REJECT

(4)

0

Disahkan oleh : Kepala Kantor

Efrizal

NIP 196307121991031001 DOKUMEN/IZIN

REKOMENDASI

MENETAPKAN JALUR PELAYANAN

SELESAI

MENGINPUT NOMOR DAN TANGGAL

DOKUMEN PERIZINAN MENYERAHKAN

DOKUMEN/IZIN REKOMENDASI

Referensi

Dokumen terkait

SOP ini menggambarkan pemeriksaan fisik atas barang impor berdasarkan pemberitahuan pabean yang disampaikan oleh importir yang dimulai sejak Pejabat Pemeriksa Barang (PPB)

- uraian barang dalam 4 (empat) dan 6 (enam) digit pertama merupakan uraian barang dari teks Harmonized System (HS) sehingga yang mengikat adalah uraian barang dalam bahasa Inggris

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 161/PMK.04/2007 tentang Pengawasan Terhadap Impor atau Ekspor Barang Larangan

 Adalah pembatasan fisik secara kuantitatif yang dilakukan atas pemasukan barang (kuota impor) dan pengeluaran barang (kuota ekspor) dari/ ke suatu negara untuk

Pada bulan September 2015, impor menurut beberapa golongan barang HS 2 dijit mengalami kenaikan sebesar 673,53 persen, jika dibanding bulan Agustus 2015.. Golongan barang yang

Pemilik modul PIB (Pemberitahuan Impor Barang), baik Importir atau PPJK, yang akan melakukan komunikasi PEB ke KPPBC Cikarang perlu mendaftarkan EDI/PDE Internet sebagai

Sementara Sembilan (9) golongan barang utama (HS 2 Digit) impor melalui DKI Jakarta mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, penurunan tersebut terjadi

9.11.4 Tata Kerja Penyelesaian Barang Impor untuk Dipakai dengan PIB yang Disampaikan Melalui Sistem PDE Kepabeanan