PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN
KELAYAKAN UNIT USAHA
PEMBENIHAN IKAN
K A T A P E N G A N T A R
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya, Petunjuk Teknis Penilaian Kelayakan Unit Usaha Pembenihan Ikan (UUPI) dalam
Rangka CKIB dapat diselesaikan.
Petunjuk Teknis Penilaian Kelayakan Unit Usaha Pembenihan Ikan (UUPI) ini
sangat penting untuk dibuat, mengingat diperlukannya suatu petunjuk/ pegangan bagi
petugas karantina maupun pemilik UUPI. Harapan kami ini dapat menjadi petunjuk/
pedoman dalam melaksanakan pelaksanaan penilain UUPI.
Petunjuk Teknis Penilaian Kelayakan Unit Usaha Pembenihan Ikan (UUPI) dalam
Rangka CKIB ini yang disusun tahun 2014 merupakan penyempurnaan dari Pedoman
Penilaian Kelayakan Establishment yang telah disusun tahun 2012 yang dibiayai oleh
Anggaran Program Pengembangan Sumberdaya Perikanan, Pusat Karantina Ikan Tahun
Anggaran 2014.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih dan penghargaan atas kerjasama yang
baik kepada semua pihak sehingga penyusunan Petunjuk Teknis ini dapat diselesaikan
sesuai dengan rencana.
Kami menyadari, bahwa Penyusunan Petunjuk Teknis Penilaian Kelayakan Unit
Usaha Pembenihan Ikan (UUPI) dalam Rangka CKIB ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu saran dan kritik sangat kami harapkan untuk penyempurnaan.
Kepala Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu
dan Keamanan Hasil Perikanan
D A F T A R I S I
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR LAMPIRAN ... iv
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 2
1.2. Maksud dan Tujuan ... 2
1.3. Pengertian dan Istilah ... 2
1.4. Dasar Hukum ... 3
BAB II. PERSYARATAN SARANA DAN PRASARANA UNIT USAHA PEMBENIHAN IKAN (UUPI) ... 5
2.1. Lokasi ... 5
2.2. Sumber Air ... 6
2.3. Tenaga Kerja ... 6
2.4. Bangunan ... 6
2.4.1. Bangunan Utama ... 6
2.4.2. Bangunan Penunjang ... 10
BAB III. PENILAIAN UNIT USAHA PEMBENIHAN IKAN (UUPI) ... 13
3.1. Tata Cara Penilaian UUPI ... 14
3.1.1. Persyaratan ... 14
3.1.2. Tata Cara Penilaian ... 14
3.1.3. Pertemuan Pembukaan (Opening Meeting)... 14
3.1.4. Pelaksanaan Penilaian ... 14
3.1.5. Pembahasan Hasil Temuan oleh Tim Penilai PHPI ... 15
3.1.6. Pertemuan Penutup (Closing Meeting) ... 15
3.1.7. Evaluasi Tindakan Perbaikan ... 15
3.2. Prosedur Penialain Kelayakan UUPI ... 15
BAB IV. PENUTUP ... 19
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
1. SK Kepala BKIPM tentang Petunjuk Teknis Penilaian Kelayakan
Unit Usaha Pembenihan Ikan dalam Rangka Penerapan CKIB ... 21
2. Kuesioner Penilaian UUPI Milik Perorangan atau Badan Hukum ... 24
3. Contoh Dokumen Mutu CKIB ... 45
4. Alur Pengelolaan UUPI untuk Mengeluaran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,
Ikan dan Tumbuhan, Karantina Ikan mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan
pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan karantina dari luar
negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri serta keluarnya dari dalam
wilayah Negara Republik Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, karantina ikan
mempunyai peranan yang sangat strategis dalam rangka melindungi negara dari
ancaman masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan karantina dari luar negeri
dan dari suatu area ke area lain di wilayah Republik Indonesia, yang berpotensi
merusak kelestarian sumberdaya hayati perikanan, yang pada akhirnya akan
mengganggu produksi perikanan nasional.
Dalam rangka perdagangan Internasional terkait perjanjian GATT-WTO yang
telah diratifikasi oleh Indonesia melalui Undang-undang No. 7 tahun 1994 khususnya
tentang SPS agreement (Sanitary and Phytosanitary) bahwa setiap negara anggota
yang tergabung didalamnya diharuskan mematuhi ketentuan-ketentuan dan
aturan-aturan perdagangan yang berlaku tanpa mengabaikan perlindungan terhadap
manusia, hewan, ikan, tumbuhan dan lingkungan dengan alasan ilmiah yang dapat
diterima. Oleh karena itu dalam perdagangan internasional negara tujuan/pengimpor
mempersyaratkan jaminan mutu dan kesehatan ikan yang harus bebas dari beberapa
penyakit ikan.
Perdagangan hasil perikanan memberikan dampak positif maupun negatif
terhadap perekonomian negara, serta kelestarian sumberdaya perikanan dan
kelautan, apabila penyakit ikan ikut terbawa masuk ke dalam negara RI melalui media
pembawanya yang merupakan hasil perikanan. Salah satu tugas dan fungsi BKIPM,
adalah melaksanakan tugas pencegahan masuk dan tersebarnya Hama dan Penyakit
Ikan Karantina (HPIK), ke dalam wilayah negara Republik Indonesia, antar area di
dalam wilayah negara Republik Indonesia serta mencegah keluarnya Hama dan
Penyakit Ikan (HPI) tertentu / Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK) dari dalam
wilayah negara Republik Indonesia, sesuai persyaratan negara tujuan.
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN
NOMOR 227/KEP-BKIPM/2014 TENTANG
Tindakan karantina secara terintegrasi berbasis in line inspection, dilakukan
melalui penerapan standar kesehatan ikan mulai dari negara/area asal, tindakan
karantina ikan di tempat pemasukan/pengeluaran, dan penerapan prinsip biosecurity
dalam pengelolaan resiko serta pemantauan HPIK dan/atau HPI tertentu secara
periodik di area/tempat tujuan. Semua tahapan kegiatan tersebut dilakukan
pencatatan secara baik, dan didokumentasikan, untuk memudahkan penelusuran
status kesehatan ikan yang ada di unit usaha tersebut.
1.2. Maksud dan Tujuan
Tujuan dari penyusunan Petunjuk Teknis penilaian kelayakan UUPI ini adalah :
1. Tim penilai dalam melakukan penilaian dan verifikasi untuk memastikan apakah
persyaratan administrasi, sarana, prasarana dan proses dalam kegiatan UUPI
yang telah ditetapkan oleh otoritas kompeten telah sesuai dengan Petunjuk
Teknis yang ada sehingga kegiatan penilaian dapat berjalan efektif dan efisien.
2. UUPI dapat memenuhi persyaratan administrasi, sarana, prasarana dan proses
dalam kegiatan unit usaha budidaya perikanan yang telah ditetapkan oleh
otoritas kompeten.
1.3. Pengertian dan Istilah
UUPI adalah unit ekonomi yang melakukan kegiatan budidaya memelihara, membesarkan, meningkatkan mutu dan/atau membiakkan ikan serta memanen
hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol dengan tujuan sebagian/seluruh
hasilnya untuk dijual.
Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu hal yang dibakukan disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan
syarat-syarat kesehatan, keselamatan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
Standardisasi adalah proses merumuskan, merevisi, menetapkan, dan menerapkan standar, dilaksanakan secara tertib, dan kerjasama dengan semua
pihak.
Biosecurity adalah suatu rencana untuk mengidentifikasi masuk dan tersebarnya penyakit dalam suatu area/ establishment dan langkah-langkah yang akan
dilakukan dan yang sedang dilakukan untuk mencegah masuk dan tersebarnya
penyakit.
tindakan karantina ikan secara efektif, konsisten, sistematis guna menjamin
kesehatan ikan.
Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan.
Tertelusur (traceability) dalam UUPI adalah kemampuan dalam menelusuri keseluruhan sistem produksi yang dimulai dari persyaratan UUPI, manajemen
pemeliharaan, kesehatan ikan, manajemen kualitas air, managemen biosecurity
dan manajemen personil berdasarkan rekaman data yang dibuat selama proses
produksi, sebagai jaminan terhadap persyaratan negara tujuan, ataupun yang
dipersyaratkan oleh Puskari- BKIPM yang dilakukan sesuai dengan standar
internasional OIE.
Tim Penilai adalah petugas karantina ikan yang berkompeten ditunjuk oleh UPT BKIPM untuk melaksanakan, penilaian, dan pelaporan terhadap suatu unit UUPI
dalam penerapan CKIB.
Tim Verifikasi adalah petugas karantina ikan yang berkompeten ditunjuk oleh Puskari BKIPM untuk melaksanakan verifikasi terhadap laporan penilaian yang
telah dilakukan oleh Tim Penilai terhadap UUPI dalam penerapan CKIB.
Personil adalah karyawan yang ditunjuk perusahaan dan telah tersertifikasi CKIB untuk mengemban tugas, wewenang, dan tanggung jawab mulai dari tahap
perencanaan dan konsistensi penerapan CKIB.
Surveilan adalah pengumpulan, analisis, dan diseminasi informasi secara sistematis untuk mendukung klaim bahwa suatu populasi bebas penyakit tertentu;
atau untuk mendeteksi penyakit baru atau eksotik dalam rangka pengendalian
penyakit secara cepat (Cameron, 2002)
Critical Control Point (CCP) adalah suatu titik, tahap, atau prosedur dimana bahaya yang mempengaruhi kegiatan pembudidayaan ikan dapat dicegah,
dieliminasi atau dikurangi hingga titik aman.
1.4. Dasar Hukum
Dasar hukum perangkat perundangan penyusunan petunjuk teknis penilaian
kelayakan Unit Usaha Pembudiayaan Ikan (UUPI) ini adalah :
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan
Tumbuhan. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan
2. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2002 tentang Karantina Ikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2002 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4197);
3. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor. PER.05/MEN/2005, tentang
“Tindakan Karantina Ikan Untuk Pengeluaran Media Pembawa Hama dan Penyakit
Ikan Karantina”;
4. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.20/MEN/2007 tentang
Tindakan Karantina Untuk Pemasukan Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan
Karantina Dari Luar Negeri Dan Dari Suatu Area Ke Area Lain Di Dalam Wilayah Negara
Republik Indonesia;
5. Keputusan Kepala Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Kemanaan Hasil
Perikanan Nomor KEP.460/BKIPM/XII/2011 tentang pedoman teknis tindakan
karantina ikan secara terintegrasi berbasis In Line Inspection di Unit Pembenihan,
Pembesaran dan Penampung/Pengumpul ikan.
6. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.26/MEN/2013 tentang
Penetapan Jenis-Jenis Hama dan Penyakit Ikan Karantina, Golongan, Media Pembawa
dan Sebarannya;
7. Keputusan Kepala Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Kemanaan Hasil
Perikanan Nomor KEP.62/KEP-BKIPM/2014 tentang Penunjukan Teknis Penyusunan
Dokumen Mutu Cara Karantina Ikan Yang Baik.
BAB II
PERSYARATAN SARANA DAN PRASARANA
UNIT USAHA PEMBENIHAN IKAN (UUPI)
Salah satu faktor penentu keberhasilan dan keberlanjutan suatu Unit Usaha
Pembenihan Ikan (UUPI) perlu didukung oleh sarana dan prasarana (persyaratan teknis)
antara lain:
a. Surat Permohonan Penerapan CKIB
b. Dokumen Mutu
c. Sertifikat Pelatihan Cara Karantina Ikan yang Baik
d. Peta daerah lokasi dan gambar tata letak (lay out) bangunan
Persyaratan teknis suatu UUPI meliputi lokasi, sumber air, tenaga kerja dan
kelayakan fasilitas. Faktor tersebut merupakan persyaratan penting dalam menjamin
kesehatan ikan dan persyaratan lainnya dari suatu UUPI. Kelayakan fasilitas dimaksud
adalah kesesuaian ketersediaan fasilitas/sarana prasarana yang mencakup jumlah,
kondisi dan kemampuan (daya dukung).
2.1. Lokasi
Lokasi untuk UUPI, harus berada di daerah yang terbebas dari banjir, mudah diakses
kendaraan minimal roda 4, jarak minimal 2 km dari perairan umum dan tidak berada pada
satu sumber air dengan perairan umum, berada pada jarak yang aman dari cemaran pada
perairan umum. Kelayakan lokasi tersebut dimaksudkan untuk menghindari risiko
kerugian dan kegagalan operasional suatu UUPI akibat adanya kontaminasi cemaran dari
lingkungan sekitar. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari risiko terjadinya infeksi
penyakit pada induk dan benih di UUPI apabila di kawasan tersebut terjadi wabah penyakit
ikan. Bagi UUPI yang berdekatan dengan kawasan budidaya harus memiliki sarana
pengolahan dan sterilisasi air limbah.
Perlu tersedianya sarana dan prasarana penunjang seperti jaringan listrik, sarana
komunikasi dan transportasi guna menunjang kegiatan operasional di UUPI.
2.2. Sumber Air
Persyaratan air yang digunakan dalam proses produksi harus layak dan sesuai
dengan kebutuhan hidup dan pertumbuhan ikan yang dipelihara. Sumber air yang
digunakan dalam UUPI berasal dari sumber yang dapat menyediakan jumlah yang
mencukupi dan kualitas air yang digunakan pada UUPI harus sesuai dengan standar untuk
pemeliharaan ikan.
Untuk menjamin keberhasilan suatu UUPI maka harus memiliki tenaga kerja yang
kompeten sesuai bidangnya, dan jumlah sesuai kebutuhan. Tenaga kerja dalam UUPI tidak
diijinkan melakukan kontak dengan media pembawa (ikan) di luar UUPI.Tenaga kerja pada
ruang isolasi tidak diperbolehkan berpindah ke ruang lain selama masa isolasi
(pengasingan, pengamatan dan perlakuan).
2.4. Bangunan
Kelayakan fasilitas bangunan bagi UUPI dalam rangka penerapan CKIB antara lain:
2.4.1. Bangunan Utama
2.4.1.1. Ruang Penerimaan dan seleksi
Ruang penerimaan dan seleksi adalah tempat menerima ikan pertama
kali dari luar UUPIdan menyeleksi sesuai kriteria seperti jenis, ukuran,
jumlah ikan sesuai dengan yang dibutuhkan UUPI. Sarana yang
diperlukan pada ruang ini adalah wadah, bak fiber/plastik, serok,
peralatan aerasi.
2.4.1.2. Ruang Karantina
Ruang Karantina adalah ruang yang digunakan untuk melakukan
kegiatan pengasingan, pemberokan,pemuasaan/ isolasi selama
masa karantinasebelum ikan keluar dari UUPI. Sarana yang ada pada
ruang ini antara lain : bak fiber dan/ atau aquarium (kualitas standar)
disertai juga alat perlengkapan untuk pengamatan gejala klinis dan
freezer untuk menyimpan sementara ikan yang mati (untuk
pemeriksaan laboratorium). Dalam ruang karantina/isolasi ini juga
tersedia sarana perlakuan apabila ikan yang baru datang
menunjukkan gejala klinis terinfeksi penyakit. Kegiatan karantina
isolasi ikan dilakukan untuk satu pengiriman (shipment) yang sama.
2.4.1.3. Ruang pembenihan
Ruang pembenihan adalah ruang yang digunakan untuk pembenihan
ikan, yaitu dari pemeliharaan induk sampai pemeliharaan benih.
Sarana yang ada pada ruang ini adalah bak beton dan/ atau bak fiber
dan/atau aquarium ikan serta perlengkapannya.
2.4.1.4. Ruang pemeliharaan
Ruang pemeliharaan merupakan tempat untuk memelihara ikan yang
memegang peranan penting dalam UUPI sehingga harus selalu dijaga
Sarana dapat berupa bak/kolam/akuarium induk, benih, maupun
juvenil. Bak/kolam tersebut harus terbuat dari material yang kokoh,
kedap air dan mudah dibersihkan. Bentuk, jumlah dan volume
bak/kolam pemeliharaan harus disesuaikan dengan sifat biologi dan
persyaratan sebagaimana masing-masing komoditas.
2.4.1.5. Ruang pembesaran
Ruang pembesaran merupakan tempat untuk memelihara dan
membesarkan ikan sampai ukuran tertentu dan mempunyai peran
penting dalam UUPI, sehingga ruang tersebut harus selalu dijaga
kebersihannya, dan bebas dari kontaminan.
Sarana dapat berupa bak/kolam/akuarium yang terbuat dari material
yang kokoh, kedap air dan mudah dibersihkan. Bentuk, jumlah dan
volume bak/kolam pembesaran harus disesuaikan dengan sifat
biologi dan persyaratan sebagaimana masing-masing komoditas ikan.
2.4.1.6. Ruang Perlakuan
Ruang perlakuan merupakan tempat untuk tindakan pemberian
perlakuan pada ikan, apabila ikan terindikasi membawa Hama
Penyakit Ikan Karantina Gol II, atau Hama Penyakit Ikan tertentu.
Tindakan pemberian perlakuan harus dilakukan pada ruang tersendiri
dan terpisah, untuk mencegah kontaminasi penyakit ke bagian
lainnya. Ruang tersebut harus rutin dibersihkan dan bebas dari
kontaminan.
Sarana dapat berupa bak/kolam/akuarium yang terbuat dari material
yang kokoh, kedap air dan mudah dibersihkan. Bentuk, jumlah dan
volume bak/kolam perlakuan harus disesuaikan dengan sifat biologi
dan persyaratan sebagaimana masing-masing komoditas ikan.
2.4.1.7. Ruang Tandon Air
UUPI yang memperoleh air dari perairan umum (laut, sungai, saluran
irigasi), diharuskan memiliki sarana pengendapan, filtrasi dan bak
tandon, yang berfungsi untuk mengendapkan, menyaring dan
menyimpan air, sehingga diperoleh air yang bermutu, dengan kualitas
yang baik dan jumlah sesuai kebutuhan
2.4.1.8. Ruang pengolahan air bersih
Ruang pengolahan air bersih adalah suatu ruang khusus untuk
mengolah air yang berasal dari tanah atau perairan umum menjadi air
standar peruntukkannya. Pengolah air ini dapat secara
biologi/fisika,dan/atau kimia. Secara biologi bisa dengan filter arang
aktif atau mikroba, secara fisika dapat menggunkan pengedapan
dan/ atau UV dan/atau ozonisasi. Kimia dapat dengan cara
kloronisasi.
2.4.1.9. Ruang pengolahan limbah
Tersedianya ruang pengolahan limbah di unit establishment
merupakan suatu keharusan, dalam rangka menetralkan limbah yang
berasal dari unit tersebut, unit produksi dan unit laboratorium
sebelum dibuang ke perairan umum. Sarana pengolahan limbah dapat
berupa bak pengolah limbah maupun kolam peresapan yang
memenuhi standar pengolahan limbah.
Sarana yang dibutuhkan pada ruang pengolahan limbah adalah filter
biologi (minimal tanaman air), filter pasir apabila di dalam UUPI
diasumsikan tidak ada patogen dan air diaerasi sebelum ditreatmen
filter pasir
2.4.1.10. Tempat pemusnahan (pembakaran/ penimbunan)
Tempat pemusnahan adalah tempat khusus yang digunakan untuk
pembakaran/ penimbunan media pembawa yang yang diduga
terinfeksi oleh hama penyakit ikan tertentu. Sarana yang ada di area
ini dapat berupa tempat pembakaran dan/ atau incinerator.
2.4.1.11. Ruang Packing
Ruang pengemasan pada UUPI berfungsi untuk melakukan kegiatan
pengemasan ikan untuk tujuan pengiriman. Ruang pengemasan harus
terpisah dari ruang kegiatan proses produksi serta dijaga
kebersihannya.
Sarana yang ada di area ini seperti tabung oksigen, tempat packing,
selang air, dan bak.
2.4.1.12. Ruang Kantor
Kantor/ruang administrasi pada UUPI berfungsi untuk melakukan
semua kegiatan administrasi seperti pencatatan administrasi
perkantoran, operasional pengiriman ikan (logbook harian) dan
penyimpanan dokumen atau menerima tamu. Di dalam ruang
tersebuttersedia papan white board sebagai tempat informasi seperti
struktur organisasi UUPI, jadwal kegatan operasional dll. Apabila
memungkinkan terdapat juga diagram alur proses kerja UUPItersebut.
Pagar pada UUPI bertujuan untuk secara fisik membatasi keluar dan
masuknya manusia, hewan dan kendaraan yang dapat membawa
organisme patogen ke dalam lingkungan UUPIserta melindungi UUPI
dari gangguan lainnya. Pagar dapat terbuat dari material seperti besi,
tembok, bambu atau material lainnya yang kokoh dan rapat.
2.4.1.14. Ruang ganti pakaian
Ruang ganti pakaian digunakan untuk mengganti pakaian tenaga
kerja dari luar lokasi UUPIdengan pakaian khusus selama di lokasi
UUPI. Sarana ruang ganti pakaian adalah untuk loker/ rak tempat
menyimpan pakaian dan barang-barang tertentu milik tenaga kerja.
2.4.1.15. Sarana Sanitasi dan Desinfektan (Toilet, wastafel, footbath dipping
mat)
a. Sarana desinfeksi kendaraan di pintu masuk
Pada pintu masuk utama unit UUPI, harus disediakan sarana
sterilisasi bagi roda kendaraan yang akan masuk ke dalam
lingkungan UUPI. Sarana desinfeksi dapat dengan cara
penyemprotan/spray dengan cairan desinfektan atau dengan
pencelupan yang umumnya terbuat dari semen/beton dengan
ukuran luas dan kedalaman disesuaikan dengan lebarnya jalan
serta kendaraan. Sarana desinfeksi dibuat di bagian dalam atau di
belakang pagar pintu gerbang lingkungan UUPI. Bahan desinfeksi
yang aman digunakan antara lain adalah cairan Kalium
Permanganat (KMnO4).
b. Sarana desinfeksi alas kaki (foot dipping mat)
Sarana desinfeksi alas kaki (foot dipping mat) merupakan tempat
untuk desinfeksi alas kaki personil yang akan masuk ke dalam
ruang produksi. Sarana desinfeksi alas kaki dapat terbuat dari bak
semen maupun bahan lain dengan ukuran sesuai ukuran pintu
masuk. Sarana desinfeksi berada di depan pintu masuk UUPI.
Penggunaan jenis bahan desinfeksi disesuaikan dengan spesifikasi
dan kebutuhan.
c. Sarana desinfeksi tangan
Sarana desinfeksi tangan merupakan tempat untuk desinfeksi
tangan personil yang akan masuk ke UUPI. Sarana desinfeksi
ditempatkan di depan pintu masuk UUPI. Bahan desinfeksi yang
umum dipakai adalah cairan alkohol 70 % atau sabun antiseptik.
d. Pakaian dan perlengkapan kerja personil
Pakaian dan perlengkapan kerja personil merupakan pakaian dan
perlengkapan yang khusus digunakan oleh personil dalam
melakukan aktivitas di UUPI. Pakaian dan perlengkapan kerja ini
harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan terbuat dari bahan
yang nyaman dipakai dan harus selalu bersih. Pakaian kerja dapat
berupa wearpack dan sepatu boot.
e. Sarana shower
Untuk desinfeksi dan sanitasi personel.
2.4.2. Bangunan Penunjang
2.4.2.1. Ruang pakan
Tempat penyimpanan pakan pada UUPI berfungsi untuk menjaga agar
kualitas pakan tetap baik serta terhindar dari kontaminan. Tempat
penyimpanan pakan harus terpisah dengan tempat penyimpanan
barang lain seperti obat-obatan, bahan kimia maupun peralatan serta
terjaga kebersihannya. Tempat penyimpanan pakan harus tertutup
serta terkontrol kondisinya sehingga bebas dari hewan pengerat,
maupun serangga.
2.4.2.2. Laboratorium
Ruang laboratorium pada UUPI berfungsi sebagai tempat untuk
melakukan kegiatan pengukuran kualitas air dan untuk pengamatan
biologi. Keberadaannya harus terpisah dengan ruangan lain serta
terjaga kebersihannya.
2.4.2.3. Ruang Penyimpan Bahan Kimia/ Obat
Tempat penyimpanan bahan kimia dan obat-obatan pada UUPI
berfungsi untuk menjaga agar kualitas obat-obatan dan bahan kimia
tetap baik, serta menghindari kontaminasi dengan sarana produksi
lainnya. Tempat penyimpanan obat-obatan dan bahan kimia harus
terpisah dari tempat penyimpanan barang lain, mempunyai pengatur
suhu ruang (AC), terjaga kebersihannya serta terkontrol kondisinya.
Bahan kimia dan obat-obatan diletakkan pada lemari yang tahan
2.4.2.4. Ruang Penyimpan Peralatan
Tempat penyimpanan peralatan pada UUPI berfungsi untuk
menyimpan cadangan peralatan selain bahan kimia, obat dan bahan
pakan.
2.4.2.5. Rumah Genset
Rumah genset pada UUPI terletak terpisah dari bangunan dan ruang
lainnya yang kedap suara dan berfungsi sebagai tempat untuk
mengoperasikan genset dan melindungi peralatan dari pengaruh
negatif udara pantai (sifat korosif), serta melindungi dari tindakan
orang yang tidak bertanggung jawab. Sarana yang ada dalam ruang
genset adalah mesin genset berikut instalasi listrik, cerobong asap
dan lampu penerang.
2.4.2.6. Ruang istirahat tenaga kerja dan kantin
Ruang istirahat tenaga kerja dan kantin pada UUPI berfungsi sebagai
tempat istirahat pada saat jam istirahat dan makan siang tenaga
kerja. Sarana yang ada pada ruang ini adalah kursi dan meja untuk
makan dan beristirahat, counter yang menyediakan makan siang bagi
tenaga kerja.
2.4.2.7. Toilet dan wastafel
Toliet dan wastafel pada UUPIdisediakan bagi para pekerja. Toilet
harus terjaga kebersihannya, pada toilet dan pada wastafel harus
tersedia sabun cuci tangan/antiseptik serta tisu atau pengering
tangan.
2.4.2.8. Mess pegawai
Mess pegawai pada UUPI diperuntukkan bagi tenaga kerja yang
mempunyai tugas khusus yaitu tugas yang harus dilakukan pada
malam hari sampai dini hari. Sarana yang ada pada ruang ini adalah
alat penerangan, tempat tidur beserta kasur, kamar mandi, ruang
dapur dan perlengkapannya,
2.4.2.9. POS Penjaga
POS jaga UUPI digunakan sebagai pos pengawas, keamanan dan
terletak di dekat pintu masuk. Sarana yang diperlukan seperti alat
penerangan (lampu tempel) lampu senter, meja dan kursi
BAB III
PENILAIAN UNIT USAHA PEMBENIHAN IKAN
(UUPI)
Penilaian instalasi adalah serangkaian kegiatan pemeriksaan pemenuhan
persyaratan, kelayakan teknis dan kesesuaian sarana dan fasilitas untuk pelaksanaan
tindakan karantina sesuai dengan pedoman. Tindakan karantina ikan berbasis CKIB,
dilakukan untuk menjamin kualitas kesehatan ikan yang akan di lalulintaskan, serta
mencegah cemaran penyakit atau bahan berbahaya ke lingkungan sekitarnya.
Cara Karantina Ikan yang Baik (CKIB), harus dilakukan bersama antara otoritas
kompeten yaitu Pusat Karantina Ikan dan Unit Pelaksana Teknis BKIPM sebagai regulator
serta pemilik UUPI sebagai pelaku usaha. UUPI yang telah mampu menerapkan CKIB, akan
memperoleh Sertifikat Cara Karantina Ikan yang Baik (SCKIB) yang diterbitkan oleh
BKIPM sehingga akan mempermudah dalam proses penerbitan Health Certificate serta
memperoleh pengakuan dari negara mitra. Untuk mendapatkan SCKIB, UUPI harus
melalui penilaian kelayakan yang dilakukan oleh BKIPM.
Proses untuk mendapatkan SCKIB digambarkan secara rinci pada diagram alir
berikut ini :
Ada HPIK / HPI Tertentu Unit Usaha Pembudidayaan
Ikan (UUPI/Establishment)
PAKTA INTEGRITAS
KAPUSKARI
Pemantauan (1x6 Bulan)
Lengkap
SERTIFIKASI KARANTINA IKAN YANG BAIK (SKIB)
DIBEKUKAN Tidakada HPIK /
HPI Tertentu
SK PENERAPAN CKIB
3.1. Tata Cara Penilaian UUPI
3.1.1. Persyaratan
a. Penilaian dilakukan oleh tim penilai (PHPI) yang ditunjuk oleh BKIPM;
b. Tim penilai terdiri dari sekurang-kurangnya dari 3 (tiga) orang, yang terdiri
dari ketua dan dua orang anggota.
3.1.2. Tata Cara Penilaian
a. Ketua tim penilai merencanakan pelaksanaan yang berkaitan dengan
kegiatan penilaian UUPI
b. Tim penilai memeriksa dan melakukan evaluasi terhadap realisasi
penggunaan/ pengelolaan UUPI sebelumnya (berlaku UUPI
perpanjangan).
3.1.3. Pertemuan Pembukaan (Opening Meeting)
a. Ketua Tim penilai memimpin pertemuan pembukaan antara tim penilai
dengan penanggung jawab UUPI;
b. Ketua tim penilai mengkonfirmasi tujuan, ruang lingkup, prosedur, teknik
dan agenda penilaian.
3.1.4. Pelaksanaan Penilaian
a. Tim penilai melakukan pengumpulan data - data sesuai dengan tujuan,
ruang lingkup dan kriteria penilaian sesuai dengan kuisioner;
b. Memeriksa dan mencatat bukti secara objektif terkait temuan
ketidaksesuaian dengan cara wawancara, pengamatan lapangan dan
tinjauan dokumen;
c. Ketidaksesuaian adalah temuan penyimpangan yang termasuk dalam
kategori Critical Control Point (CCP);
d. Penanggung jawab UUPI memberikan persetujuan terhadap temuan
ketidaksesuaian dengan menandatangani laporan ketidaksesuian;
e. Semua bukti temuan ketidaksesuaian tersebut direkam pada formulir
lembar ketidaksesuaian (LKS) yang berisi temuan, analisa penyebab,
tindakan perbaikan, target penyelesaian, dan didokumentasikan.
a. Tim penilai mengadakan pertemuan untuk membahas temuan
ketidaksesuaian;
b. Tim penilai melakukan analisa dan evaluasi temuan ketidaksesuaian serta
membuat laporan hasil penilaian;
c. Ketua tim penilai membuat laporan ringkas (resume) ketidaksesuaian yang
memuat pernyataan singkat mengenai hasil yang ditemukan tim penilai.
3.1.6. Pertemuan Penutup (Closing Meeting)
a. Ketua Tim penilai memimpin pertemuan penutup antara tim penilai dan
penanggung jawab UUPI;
b. Ketua Tim menyampaikan hasil temuan ketidaksesuaian atau ringkasan
hasil akhir penilaian (kesimpulan);
c. Tim penilai memberikan kesempatan kepada penanggungjawab UUPI
untuk memberikan tanggapan terhadap temuan ketidaksesuian;
d. Penanggung jawab UUPI menyampaikan rencana dan waktu tindakan
perbaikan;
e. Rencana perbaikan dan batas waktu penyelesaian harus disepakati antara
penilai dengan penanggung jawab IKI.
3.1.7. Evaluasi Tindakan Perbaikan
Tim penilai melakukan evaluasi terhadap tindakan perbaikan yang telah
dilakukan dan membuat laporan tindakan perbaikan sesuai form kepada
Kepala Pusat Karantina Ikan.
3.2. Prosedur Penilaian Kelayakan UUPI
1. UUPI mengajukan permohonan kepada Unit Pelaksana Teknis BKIPM di wilayah
tersebut. Permohonan yang diajukan harus dilengkapi dengan dokumen
pendukung yang berupa Company Profile dan Prosedur SCKIB. Dokumen terdiri
dari:
a. Dokumen administratif
Profile unit usaha budidaya Struktur organisasi Deskripsi perusahaan Daftar Fasilitas
Denah ruang karantina
Analisa bahaya
Prosedur kegiatan dan formulir (Contoh terlampir)
2. Petugas UPT BKIPM yang ditunjuk melalui SK Kepala UPT melakukan verifikasi
terhadap persyaratan administrasi meliputi identifikasi kelengkapan dan
keabsahan dokumen.
3. Apabila hasil verifikasi dokumen dianggap lengkap dan sah, maka Kepala UPT
akan menugaskan tim yang terdiri dari 3 (tiga) orang PHPI / petugas dari UPT
tersebut, untuk melakukan peninjauan dan penilaian terhadap kelayakan sarana,
prasarana dan proses dalam kegiatan di UUPI.
4. PHPI/Petugas membuat laporan hasil penilaian secara tertulis dan melaporkan
kepada Kepala UPT BKIPM dan ditembuskan kepada Kepala Pusat Karantina
Ikan untuk dievaluasi.
5. Hasil akhir penilaian akan diberitahukan kepada pemilik/pengelola UUPI melalui
surat resmi yang dikeluarkan oleh Pusat Karantina Ikan.
6. Apabila hasil penilaian UUPI telah memenuhi persyaratan kelayakan, maka
dilakukan penandatanganan Pakta Integritas antara pemilik/pengelola UUPI
dengan Kepala UPT BKIPM setempat dan diketahui Kepala Pusat, sebagai bentuk
komitmen pemilik usaha tersebut dalam menerapkan SCKIB berbasis in- line
inspection.
7. Apabila hasil penilaian tidak memenuhi persyaratan kelayakan, maka UUPI
disarankan melakukan tindakan perbaikan sesuai standar yang sudah
ditetapkan, dan apabila UUPI telah memenuhi persyaratan maka Ka.UPT BKIPM
menerbitkan SK Kelayakan UUPI tersebut dan dilaporkan ke Puskari.
8. Badan Karantina Ikan menerbitkan Surat Keputusan Penetapan In-Line
Inspection untuk UUPI tersebut yang ditandatangani oleh Ka.Puskari BKIPM.
9. Terhitung mulai tanggal penandatanganan Pakta Integritas, maka kepada UUPI
tersebut dilakukan pemantauan HPIK/HPI tertentu secara periodik oleh UPT
BKIPM setempat, minimal 1 kali per bulan selama 6 bulan berturut-turut.
10. UPT BKIPM setempat wajib melaporkan ke Puskari hasil pemantauan di UUPI
yang bersangkutan setiap bulan.
11. Apabila hasil pemantauan terhadap penerapan Biosecurity pengendalian HPIK/
HPI tertentu dalam 6 bulan berturut-turut tidak ditemukan, maka kepada UUPI
tersebut diberikan Sertifikat Cara Karantina Ikan yang Baik (SCKIB) yang berlaku
selama 1 (satu) tahun.
12. Minimal 1 kali dalam 6 bulan, terhitung mulai tanggal penandatangan Pakta
penerapan tindakan karantina ikan secara terintegrasi berbasis in-line
inspection di UUPI tersebut.
13. UUPI yang telah dimonitor selama 6 bulan dan tidak ditemukan HPIK/HPI
tertentu akan memperoleh SCKIB.
14. Selama masa berlaku SCKIB, pemilik wajib menjaga konsistensi pelaksanaan
SCKIB di UUPInya.
15. Selama masa berlakunya SCKIB, UPT melakukan surveilans HPIK/HPI tertentu
secara periodik untuk memonitor konsistensi dari penerapan SCKIB di UUPI.
Proses penilaian kelayakan UUPI untuk mendapatkan SCKIB meliputi :
persyarataan administrasi, sarana, prasarana dan proses dalam kegiatan di UUPI
(pembenihan, pembesaran, penampungan/pengumpul) ikan.
Adapun penilaian kelayakan UUPI oleh UPT BKIPM meliputi : administrasi, persyaratan
utama (sarana, prasarana dan prosedur), dan pendukung ditambah dengan dokumen
mutu).
A. Persyaratan Administrasi
a. Surat Permohonan
b. Dokumen mutu
c. Sertifikat pelatihan personel
d. Lay out
B. Persyaratan Utama
B1. Sarana
Bangunan
1. Sarana instalasi
2. Sarana sanitasi
3. Sumber air
4. Ruang ganti pakaian
5. Kamar mandi
6. Sarana pengasingan dan pengamatan
7. Sarana pemeriksaan
8. Sarana perlakuan/pengobatan
9. Sarana pemusnahan
B2. Prasarana
1. Lokasi
2. Pagar keliling
3. Pos penjagaan
B3. Prosedur
2. Personel
3. Prosedur sanitasi dan desinfektan untuk personel
4. Prosedur sanitasi dan desinfektan untuk sarana
C. Persyaratan pendukung
1. Ruang penyimpanan bahan kimia/obat
2. Ruang penyimpanan alat
3. Ruang penyimpanan pakan
4. Ruang genset
5. Ruang istirahat personel
6. Ruang makan/kantin
7. Toilet
8. Wastafel
9. Mess pegawai
10.Loading dock kendaraan/ bongkar muat menuju ruang instalasi karantina.
BAB IV
PENUTUP
Petunjuk Teknis persyaratan dan prosedur penilaian di UUPI ini merupakan acuan
dasar bagi Unit Pelaksana Teknis (UPT) BKIPM dalam melakukan prosedur penilaian
kelayakan administrasi dan teknis di unit UUPI sesuai dengan persyaratan yang berlaku
DAFTAR PUSTAKA
Cameron, A. 2002. Survey toolbox for aquatic animal diseases: a practical manual and software package. ACIAR Monograph No 47. 375p.
CEFAS. Central Enviroment Centre for Enviroment, Fisheries Aquaculture Science
Offices des International des Epizooties. 2008. OIE Terrestrial Manual. Paris-French
Sekretaris Negara, 1992. Undang – Undang Nomer 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan. Jakarta
LAMPIRAN 1. SK Kepala BKIPM tentang Petunjuk Teknis Penilaian Kelayakan Unit Usaha Pembenihan Ikan dalam Rangka Penerapan CKIB
LAMAN : http//www.bkipm.kkp.go.id, POS ELEKTRONIK : bkipm@bkipm.kkp.go.id
KEPUTUSAN
KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN
NOMOR 227/KEP-BKIPM/2014
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KELAYAKAN UNIT USAHA PEMBENIHAN IKAN DALAM RANGKA PENERAPAN CARA
KARANTINA IKAN YANG BAIK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka mencegah masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan karantina sesuai dengan Undang-Undang nomor 16 Tahun 1992 tentang karantina hewan, ikan, dan tumbuhan;
b. Bahwa dalam rangka memberikan jaminan kesehatan ikan terhadap media pembawa yang dilalulintaskan, Unit Usaha Pembenihan Ikan (UUPI) harus menerapkan Cara Karantina Ikan yang Baik (CKIB);
c. Bahwa untuk sertifikasi CKIB pada UUPI perlu dilakukan penilaian dan verifikasi terhadap persyaratan administrasi, sarana, prasarana, dan proses kegiatan dalam UUPI;
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c tersebut diatas, perlu disusun dan ditetapkan dengan keputusan Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan tentang Petunjuk Teknis penilaian kelayakan UUPI dalam rangka CKIB.
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU
DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3482);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2002 tentang Karantina Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4197);
3. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.03/MEN/2005 tentang Tindakan Karantina Ikan oleh pihak ke tiga.
4. Keputusan Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Nomor. Kep. 460/BKIPM/XII/2011 tentang Petunjuk Teknis Teknis Tindakan Karantina Ikan Secara Terintegrasi Berbasis In Line Inspection di Unit Pembenihan, Pembesaran dan Penampungan/ Pengumpul Ikan.
5. Keputusan Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Nomor. 62/KEP-BKIPM/2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Dokumen Mutu Cara Karantina Ikan yang Baik
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,
PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL
PERIKANAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KELAYAKAN UNIT USAHA PEMBENIHAN IKAN DALAM RANGKA PENERAPAN CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK.
KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Penilaian Kelayakan Unit Usaha Pembenihan Ikan dalam Rangka Cara Karantina Ikan yang Baik, sebagaimana tercantum dalam lampiran Surat Keputusan ini.
KEDUA : Petunjuk Teknis Penilaian Kelayakan Unit Usaha Pembenihan Ikan dalam Rangka Cara Karantina Ikan yang Baik ini wajib digunakan sebagai dasar bagi pejabat fungsional pengendali hama dan penyakit karantina atau inspektur karantina yang akan melakukan penilaian kelayakan pada UUPI yang akan disertifikasi CKIB.
KEEMPAT : Keputusan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Le m ba r Pe ng es ah an
Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Kepegawaian
Hukum dan Organisasi,
Sugiman
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 November 2014
KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,
PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN,
ttd.
LAMPIRAN 2. Kuesioner Penilaian UUPI Milik Perorangan atau Badan Hukum
PENILAIAN UNIT USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN (UUPI) MILIK PERORANGAN ATAU BADAN HUKUM
PUSAT KARANTINA IKAN
Nama Perusahaan
Nama Pemilik/ Penanggung jawab
Alamat Kantor Pusat (beserta nomor Telepon dan Fax)
Alamat UUPI (beserta nomor Telepon dan Fax)
Komoditas
Jenis kegiatan Pembenihan/pembesaran/supplier*)
A PERSYARATAN ADMINISTRASI NILAI NILAI (OLEH
TIM PENILAI)
PENJELASAN KETERANGAN
1. Dokumen/ surat ijin usaha perikanan
1. Tidak ada/ ada tetapi sudah kadaluarsa atau tidak sesuai peruntukannya
2. Ada dan masih berlaku, tetapi tidak bisa menunjukkan aslinya
3. Ada dan masih berlaku sesuai
peruntukannya dan dapat menunjukkan aslinya
0
3
5
Critical Control Point
Surat ijin usaha bidang perikanan atau surat ijin lainnya yang relevan dengan usaha bidang perikanan.
2 Status penggunaan UUPI:
1.Sewa secara bersama dalam 1 (satu) unit produksi
2.Sewa unit produksi hanya dipergunakan sendiri
3.Milik sendiri dan digunakan sendiri tidak bersamaan dengan unit produksi yang lain
1 3 5
3. Profil perusahaan 1. Tidak ada
2. Ada tetapi tidak lengkap informasinya 3. Ada dan informasinya lengkap
0 1 3
Diisi pada saat
verifikasi di lapangan
4. Struktur organisasi
1. Mempunyai penanggung jawab instalasi 2. Mempunyai penanggung jawab instalasi
dan petugas kegiatan operasional
3. Mempunyai penanggung jawab instalasi,
1 3
petugas kegiatan operasional instalasi, petugas rekaman
5. Laporan Audit
1. Audit hanya dilakukan terhadap persyaratan administrasi
2. Audit terhadap media pembawa yang masuk sampai dengan keluar sesuai dengan alur proses
3. Audit terhadap kesesuaian tindakan, sarana dan fasilitas sesuai standar Otoritas Kompeten (BKIPM : Karantina Ikan)
1
3
5
Audit internal dan eksternal
B. PERSYARATAN UTAMA
B.1 SARANA
1 Untuk unit usaha pembudidayaan ikan/ UUPI (*) pembenihan/ pembesaran/ supplier apakah dilengkapi dengan :
a. Sarana dan fasilitas pembenihan : 1. Tidak ada
2. Ada tetapi tidak sesuai dengan standar 3. Ada dan sesuai dengan standar
b. Sarana dan fasilitas pembesaran: 1. Tidak ada
2. Ada tetapi tidak sesuai dengan standar 3. Ada dan sesuai dengan standar
0 1 3
0 1 3
(*) Pilih sesuai dengan
kegiatan yang
dilakukan UUPI/
establishment
supplier adalah
penyedia ikan ke konsumen (eksportir/ pembudidaya/ industri
perikanan) yang
c. Sarana dan fasilitas supplier : 1. Tidak ada
2. Ada tetapi tidak sesuai dengan standar 3. Ada dan sesuai dengan standar
0 1 3
sarana dan prasarana untuk penampungan dan transportasi sesuai dengan peruntukannya
2 Unit usaha pembudidaya ikan/ UUPI(*)
pembenihan/ pembesaran/ supplier
dilengkapi dengan sarana dan fasilitas :
penerimaan/ seleksi, karantina
(pengasingan/pengamatan) dan perlakuan :
1. Sarana dan fasilitas pembenihan : a. Tidak Ada
b. Ada, tetapi tidak lengkap c. Ada dan lengkap
2. Sarana dan fasilitas pembesaran : a. Tidak Ada
b. Ada, tetapi tidak lengkap c. Ada dan lengkap
3. Sarana dan fasilitas supplier : a. Tidak Ada
b. Ada, tetapi tidak lengkap c. Ada dan lengkap
0 1 3
0 1 3
3. Bangunan
a. Konstruksi dan bangunan instalasi :
1.Permanen dan mempunyai penerangan yang cukup, instalasi didesain khusus (mencegah serangga dan tikus masuk), lantai dan dinding tidak mudah dibersihkan
2.Permanen dan mempunyai penerangan yang cukup, instalasi didesain khusus (mencegah serangga dan tikus masuk), lantai dan dinding mudah dibersihkan 3.Permanen dan mempunyai penerangan
yang cukup, instalasi didesain khusus (mencegah serangga dan tikus masuk), lantai dan dinding mudah dibersihkan, harus dapat dikunci (terkendali)
1
3
5
Permanen yang
dimaksud tidak dapat dipindah pindahkan (menetap di satu tempat)
b. Kondisi bak :
1.Ada jarak antara deret/ grup bak untuk akses pemeriksaan
2.Ada jarak antara deret/ grup bak untuk akses dan adanya identitas yang permanen
3.Ada jarak antara deret/ grup bak untuk akses pemeriksaan, adanya identitas yang permanen dan setiap bak ada penutup/ pembatas khusus
1
3
5
4. Sarana/ alatsanitasi dan desinfeksi untuk kendaraan
1. Tidak ada/ Ada, tetapi tidak berfungsi 2. Ada tetapi tidak sesuai kebutuhan 3. Ada sesuai kebutuhan dan berfungsi
0 3 5
Critical Control Point
5. Sarana sanitasi dan desinfeksi untuk Personil dan Tamu
1. Tidak ada/ Ada, tetapi tidak berfungsi 2. Ada tetapi tidak sesuai kebutuhan 3. Ada sesuai kebutuhan dan berfungsi
0 3 5
Critical Control Point
6. Sumber air :
1. Air sungai/perairan umum yang tidak bersih tanpa proses pengendapan/ treatment apapun
2. Air tanah/ perairan umum yang bersih dan layak tanpa proses pengendapan 3. Air tanah/ perairan umum/ sumber lain
yang layak dan melalui proses pengendapan
4. Air tanah/ perairan umum/ sumber lain yang layak dan disterilisasi melalui proses perlakuan dan tersertifikasi kualitasnya
0
1
3
5
Critical Control Point
7. Ruang Ganti Pakaian 1. Tidak ada
2. Ada, tetapi tidak ada sarana loker 3. Ada, tetapi sarana (loker) bercampur
antara pakaian kerja dan pakaian pribadi.
4. Ada, dilengkapi dengan sarana (loker) yang terpisah antara pakaian kerja dan pakaian pribadi
5
8. Shower / kamar mandi
1. Tidak ada/ ada tetapi tidak berfungsi 2. Ada, tetapi tidak dilengkapi dengan
sabun antiseptik
3. Ada, dan dilengkapi dengan sabun antiseptik
0 1 3
9. Sarana Pengasingan dan Pengamatan 1. Tidak tersedia sarana Pengasingan dan
Pengamatan
2. Tersedia sarana Pengasingan dan
Pengamatan tetapi tidak sesuai kapasitas dan peruntukannya
3. Tersedia dan sesuai dengan kapasitas dan peruntukannya
0 3
5
Critical Control Point
10. Sarana Pemeriksaan
1. Tidak tersedia sarana pemeriksaan
2. Tersedia sarana pemeriksaan kualitas air dan makroskopis yang kurang lengkap. 3. Tersedia sarana pemeriksaan kualitas air,
makroskopis dan mikroskopis yang lengkap
0 3
11. Sarana Perlakuan/ Pengobatan 1. Tidak tersedia sarana
perlakuan/pengobatan
2. Tersedia sarana perlakuan/pengobatan yang kurang lengkap.
3. Tersedia sarana perlakuan/pengobatan yang lengkap
0 3
5
Critical Control Point - CCP berlaku untuk
persyaratan negara
tujuan yang
mempersyaratkan
treatment sebelum
pengiriman
- Untuk negara yang tidak
mempersyaratkan,
maka sarana
perlakuan bukan merupakan CCP
12 Sistem Drainase
1. Tidak memiliki Sistem drainase 2. Sistem drainase unit IKI bercampur/
bersama dengan unit lainnya
3. Sistem drainase unit IKI bersifat mandiri.
0
1 3
13. Sarana Pengolahan Limbah
1. Tidak tersedia sarana pengolahan limbah 2. Tersedia sarana pengolahan limbah yang
kurang lengkap (hanya bak peresapan) 3. Tersedia sarana pengolahan limbah yang
lengkap (ada treatment limbah sebelum ditampung di bak peresapan dan bak kontrol).
0 3
5
14. Sarana pemusnahan
1. Tidak ada sarana pemusnahan/ pembakaran atau ada tetapi tidak berfungsi
2. Ada, dan berfungsi, tetapi tidak sesuai kapasitas
3. Ada, berfungsi dan sesuai kapasitas
0
3 5
Critical Control Point
B.2 PRASARANA 1. Lokasi
a. Lokasi UUPI :
1. Berada daerah banjir
2. Tidak di daerah banjir dan lokasi berjarak 2 - 5 km dari unit budidaya dan perairan umum
3. Tidak di daerah banjir dan lokasi berjarak lebih dari 5 km dari unit budidaya dan perairan umum
0 3
5
Critical Control Point
b. Akses ke dalam area UUPI:
1. Setiap orang bisa masuk secara bebas 2. Hanya petugas dan orang-orang yang
berkepentingan yang diijinkan masuk tapi tidak ada tercatat pada buku logbook (bukan petugas)
3. Hanya petugas dan orang-orang yang berkepentingan yang diijinkan dengan pengaturan dan mengisi logbook
khusus
0 3
c. Kondisi jalan menuju UUPI :
1. Buruk (tanah/ rumput/ perairan) 2. Kurang baik (pasir batu)
3. Baik (aspal/ beton)
1 2 3
d. Akses masuk ke lokasi UUPI :
1. Hanya Dapat dilalui kendaraan roda 2 2. Dapat dilalui kendaraan roda 4
3. Dapat dilalui kendaraan lebih dari roda 4
0 3 5
2. Pagar Keliling
1. Tidak ada pagar keliling
2. Ada pagar keliling dan pintu gerbang 3. Ada pagar keliling dan pintu gerbang
dilengkapi dengan portal
0 1 3
3. Pos Penjagaan 1. Tidak ada 2. Ada
3. Ada dilengkapi dengan alat komunikasi tetapi tidak ada CCTV
4. Ada, dilengkapi dengan alat komunikasi dan CCTV
0 1
3 5
1. Dokumen Mutu
a. Panduan Mutu 1. Tidak ada
2. Ada tetapi tidak lengkap informasinya 3. Ada dan informasinya lengkap
0 1 3
b. Prosedur/ Instruksi Kerja/ SOP
1. Mempunyai prosedur untuk setiap
tindakan pada tapi tidak terdokumentasi 2. Mempunyai prosedur tetapi hanya
sebagian saja yang terdokumentasi 3. Mempunyai prosedur dan sudah
terdokumentasi dalam bentuk SOP/ sejenisnya
1
3
5
c. Rekaman data / Logbook
1. Hanya catatan tapi tidak detail dan tidak fokus
2. Hanya mempunyai logbook operasional
atau logbook keluar masuk media pembawa
3. Mempunyai logbook operasional dan
logbook keluar masuk media pembawa
0 1
3
2. Personil
a. Jumlah personil
1. Mempunyai penanggung jawab UUPI 2. Mempunyai penanggung jawab
UUPIdan petugas kegiatan operasional 3. Mempunyai penanggung jawab UUPI, petugas kegiatan operasional instalasi, petugas rekaman
1 3
5
b. Tingkat pendidikan pelaksana teknis 1.Kurang 50 % tidak memiliki latar
belakang pendidikan yang sesuai 2.50 – 75 % memiliki latar latar
belakang pendidikan yang sesuai 3.Lebih dari 75 % memiliki latar latar
belakang pendidikan yang sesuai
c. Tingkat pendidikan pelaksana administrasi
1. Kurang 50 % tidak memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai 2.50 – 75 % memiliki latar latar
belakang pendidikan yang sesuai 3.Lebih dari 75 % memiliki latar latar
belakang pendidikan yang sesuai
d. Kompetensi
1.Tidak berpengalaman
2.Berpengalaman, tidak terlatih dan tidak berpendidikan.
3.Berpengalaman dan terlatih
4.Berpengalaman, terlatih dan berpendidikan denganlatar belakang perikanan atau biologi atau sejenisnya
1
3
5
1
3
5
0 1
3. Pemeriksaan
Tindakan pemeriksaan HPI tertentu /HPIK : 1. Tidak dilakukan
2. Hanya dilakukan pengamatan gejala klinis
3. Pemeriksaan secara konvensional untuk penyakit gol parasit dan atau bakteri dan atau jamur
4. Pemeriksaan secara molekuler dan atau serologi untuk penyakit gol parasit dan atau bakteri dan atau jamur dan atau virus
5. Pemeriksaan secara molekuler dan atau serologi untuk penyakit gol parasit dan atau bakteri dan atau jamur dan atau virus dan memiliki rekaman riwayat kejadian penyakit sejak UUPI berdiri
0 1 3
5
7
Critical Control Point
Dilakukan oleh UPT BKIPM atau lab lain yang telah terakreditasi ISO17025
4. Perlakuan untuk HPIK golongan 2
Tindakan pada saat ada ikan yang teridentifikasi penyakit :
1. Tidak ada perlakuan
2. Ikan yang sakit dipisahkan dari ikan yang sehat dan tidak dilakukan perlakuan
3. Ikan yang sakit tidak dipisahkan dengan ikan yang sehat dan mendapat perlakuan/ treatmen yang sama
0 1
3
5
Critical Control Point - CCP berlaku untuk
persyaratan negara
tujuan yang
mempersyaratkan
treatment sebelum
pengiriman
- Untuk negara yang tidak
4. Ikan yang sakit dan sehat dipisahkan dan masing-masing diberikan
perlakuan yang berbeda.
merupakan CCP
5. Penanganan limbah
a. Tindakan terhadap semua Limbah cair (air) pada UUPI selama masa karantina : 1. Tidak dilakukan penanganan limbah 2. Ditampung dan diendapkan kemudian
dibuang ke perairan umum tanpa perlakuan
3. Ditampung, mendapat perlakuan/ disterilisasi, dan diendapkan kemudian dibuang ke perairan umum atau ditampung dan diserahkkan pada IPAL milik pihak ketiga yang sudah tersertifikasi dan disetujui oleh pihak karantina
0 3
5
Critical Control Point
b. Tindakan terhadap air sisa transportasi :
1. Ditampung kemudian langsung
dibuang ke perairan umum
2. Ditampung dan disterilisasi dengan cara kloronisasi
3. Ditampung diserahkan pada pihak pengelola limbah (IPAL) yang sudah tersertifikasi dan disetujui oleh pihak karantina.
0
3 5
c. Penanganan limbah (antara lain: ikan yang mati/wadah/ kemasan/ plastik, karton, box bekas digunakan) :
1. Tidak didesinfeksi
2. Didesinfeksi sebelum digunakan kembali atau didaur ulang
3. Dimusnahkan dengan cara
diincenerasi/ dibakar
0 3
5
Critical Control Point
6. Pemusnahan
Proses pemusnahan media pembawa/ tindakan terhadap media pembawa yang mati
1. Dibuang tanpa diberi perlakuan 2. Tidak diberi perlakuan, kemudian
dikubur dalam-dalam
3. Diberi perlakuan dengan cara diautoclave lalu di kubur dalam-dalam
4. Dimusnahkan dengan cara incenerasi
0 3 5
7
Critical Control Point
7. Prosedur Sanitasi dan desinfeksi untuk personil
Tindakan sebelum memasuki dan meninggalkan UUPI :
1. Tidak mencuci tangan
2. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
3. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih, dan mencelup sepatu khusus
0 1 3
5
pada bathfoot yang sudah ada bahan desinfektan
4. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih, mencelup sepatu khusus pada bathfoot yang sudah ada bahan
desinfektan dan berganti perlengkapan (baju, sepatu khusus) selama dalam instalasi
8. Prosedur Sanitasi dan desinfeksi untuk sarana
Tindakan di UUPI dan fasilitasnya serta bak-bak pemeliharaan/ penampungan :
1. Tidak dibersihkan
2. Dibersihkan tapi tidak rutin tanpa menggunakan desinfektan
3. Dibersihkan secara berkala tanpa menggunakan desinfektan
4. Dibersihkan secara berkala dengan menggunakan desinfektan
0 1
3
5
Critical Control Point
C. SARANA PENDUKUNG
1. Ruang/ Tempat Penyimpanan bahan kimia/ obat
1. Tidak ada ruang/ tempat penyimpanan khusus untuk obat dan bahan kimia 2. Ada ruang/ tempat tetapi tidak dikunci 3. Ada ruang/ tempat khusus dan
terkunci
0
1 3
2. Ruang/ tempat penyimpanan alat 1. Tidak ada
2. Ada tetapi tidak sesuai kapasitas dan peruntukannya
3. Ada, sesuai kapasitas dan peruntukannya
0 1
3
3. Ruang/ tempat penyimpanan pakan 1. Tidak ada
2. Ada ruang/ tempat tetapi tidak khusus 3. Ada ruang/ tempat khusus sesuai
dengan kebutuhan produknya
0 1 3
Pakan yang
memerlukan suhu tertentu disimpan di tempat khusus (untuk menghindari
kerusakan pakan)
4. Ruang genset 1. Tidak Ada
2. Ada, tetapi menimbulkan polusi bunyi dan asap karena berdekatan dengan sarana pengasingan
3. Ada, tidak menimbulkan getaran, polusi bunyi dan asap
0 1
2
5. Genset
1. Tidak ada atau ada tetapi tidak berfungsi 2. Ada, berfungsi, tetapi kapasitas tidak
mencukupi
3. Ada, berfungsi dan kapasitas mencukupi
0 3 5
6. Ruang istirahat personil 1. Tidak ada
2. Ada, tetapi tidak ada furniture dan
0 1
kapasitas tidak mencukupi.
3. Ada, dilengkapi dengan furniture, tetapi kapasitas tidak mencukupi
4. Ada, dilengkapi furniture dan kapasitas mencukupi
3
5
7. Ruang makan/ kantin 1. Tidak ada
2. Ada, tetapi tidak ada furniture dan kapasitas tidak mencukupi.
3. Ada, dilengkapi dengan furniture, tetapi kapasitas tidak mencukupi
4. Ada, dilengkapi furniture dan kapasitas mencukupi
0 1
3
5
8. Toilet
1. Tidak ada/ada tetapi tidak berfungsi 2. Ada, tidak terawat kebersihan dan
perlengkapannya (air, gayung/ shower toilet, sabun antiseptik, tissu)
3. Ada, bersih dan lengkap perlengkapanya (air, gayung/ shower toilet, sabun
antiseptik, tissu)
0 1
3
9. Wastafel
1. Tidak ada/ tidak berfungsi
2. Ada tetapi tidak dilengkapi dengan sabun antiseptik dan tissu
3. Ada, dan dilengkapi oleh sabun antiseptik dan tissu
0 1
10. Mess pegawai 1. Tidak ada
2. Ada, tetapi tidak ada furniture dan kapasitas tidak mencukupi.
3. Ada, dilengkapi dengan furniture, tetapi kapasitas tidak mencukupi
4. Ada, dilengkapi furniture dan kapasitas mencukupi
0 1
3
5
11. Loading dock kendaraan/ bongkar muat
menuju UUPI 1. Tidak ada
2. Ada, tidak mencukupi dan tidak ada garasi
3. Ada, mencukupi parkirnya tetapi tidak ada garasi
4. Ada, mencukupi dan ada garasi.
Tata Cara Penilaian Kelayakan Instalasi Karantina Ikan untuk media pembawa Ikan Hidup :
Pada Critical Control Point tidak boleh nilai 0, apabila nilai 0 maka diterbitkan lembar ketidaksesuaian bagi pemilik IKI untuk
melakukan tindakan perbaikan.
Hasil:
1. Total nilai tertinggi : 245
2. Total nilai terendah: 11
3. Prosentase:
A. Persyaratan Administrasi: 9.6%
B. Persyaratan Utama :
a. Sarana 33%
b. Prasarana 10.8%
c. Prosedur 29.2%
TOTAL: 70.0%
C. Sarana Pendukung: 17.5%
4. Kriteria Grading (Pengelompokan)
Sangat Baik : 188 - 245
Baik : 129 – 187
Cukup : 70 - 128
43
KESIMPULAN
...
...
...
...
SARAN
...
...
...
...
………, ………….…….……… 20
Pimpinan/Pemilik Instalasi
……….
Nama dan Tanda Tangan
Tim Penilai
1.
………….
Lampiran 3. Contoh Dokumen Prosedur CKIB
CONTOH DOKUMEN
PROSEDUR CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK
(C K I B)
PUSAT KARANTINA IKAN
BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU
DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN
PENGANTAR
Contoh Dokumen Prosedur Karantina Ikan yang Baik (CKIB) ini
disusun untuk membantu Unit Usaha Budidaya Perikananan dalam
menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) dan formulir (rekam
data) yang diperlukan dalam program in-line inspection. Buku ini
adalah contoh, materi dan format dari SOP dan formulir disesuaikan
dengan kondisi masing-masing unit usaha budidaya perikanan.
Secara garis besar, SOP dan rekam data yang wajib dipunyai
oleh unit usaha budidaya perikanan adalah SOP tentang Persiapan
dan pengelolaan air masuk; pemasukan ikan; pengamatan kesehatan
ikan (selama masa karantina); penanganan ikan sakit; pengobatan
ikan sakit; pemusnahan ikan mati; desinfeksi alat dan wadah;
Logo Perusahaan
DOKUMEN MUTU CKIB NAMA IKI
DM.01/CKIB/kode
IKI.2014
Hal: Lembar Pengesahan
CKIB
Terbitan ke : 1 Revisi Ke : 0
Hal :
Tanggal Berlaku
Dokumen Mutu Cara Karantina Ikan Yang Baik (CKIB)
Nama IKI
dibuat oleh Tim CKIB dan divalidasi oleh :
NAMA KUALIFIKASI JABATAN
Manajer Administrasi Manajer Produksi Manajer Operasional/ Penanggung jawab IKI
Yang mengesahkan,
Direktur Utama
Validator :
1. ………. ttd.
2. ……….… ttd.
3. ………. ttd.
(………..)
Logo Perusahaan
DOKUMEN MUTU CKIB NAMA IKI
DM.01/CKIB/kode
IKI.2014
Hal: Daftar Distribusi Dokumen
Terbitan ke : 1 Revisi Ke : 0
Hal : 9 dari
71
Tanggal Berlaku :
01 Januari 2015
Daftar distribusi dokumen sebagai berikut :
DOKUMEN TERBITAN/ REVISI DISTRIBUSI
Logo Perusahaan
DOKUMEN MUTU CKIB NAMA IKI
DM.01/CKIB/kode
IKI.2014
Hal: Kata Pengantar
Terbitan ke : Revisi Ke :
Hal : dari
Tanggal Berlaku
KATA PENGANTAR
Indonesia merupakan anggota OIE dan WTO yang tunduk
pada perjanjian Sanitary and Phytosanitary dimana mempunyai hak
dan kewajiban untuk membuat kebijakan dalam hal penyelamatan
lingkungan, keamanan hewan (termasuk aquatic animal) dan
supporting agent ekonomi nasional.
Sebagai wujud dalam penyelamatan lingkungan dan fungsi
supporting agent ekonomi nasional, Badan Karantina Ikan,
Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) melalui
Pusat Karantina Ikan mengeluarkan suatu kebijakan berupa regulasi
tentang Cara Karantina Ikan yang Baik (CKIB)/ Good Fish Quarantine
Practises (GFQPs) khususnya pada unit usaha perikanan
(pembenihan/ pembesaran/ penampungan) yang menerapkan In Line
Inspection (tindakan karantina ikan secara terintegrasi).
Ikan kerapu merupakan salah satu komoditi unggulan
perikanan yang merupakan primadona bagi negara luar khususnya
Hongkong, Vietnam, Malaysia, dan Taiwan. Untuk mencegah
menurunnya aseptabilitas negara mitra dagang, maka UD/PT/CV.
………menerapkan jaminan mutu produk melalui sistem CKIB agar
diakui oleh dunia internasional sehingga menghasilkan produk yang
berkualitas, bebas Hama Penyakit Ikan Karantina (HPIK) dan
penyakit ikan tertentu sesuai list OIE sehingga pada akhirnya
kepercayaan negara mitra dagang akan semakin meningkat.
Dalam upaya penerapan CKIB, kami menyadari masih banyak
kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan saran baik dari otoitas
kompoten maupun pihak-pihak yang mempunyai kepedulian
terhadap Biosecuriti dan pengendalian penyakit ikan sehingga
menjadi lebih baik.
Jakarta, TGL /BLN/THN UD/PT/CV
Logo Perusahaan
DOKUMEN MUTU CKIB NAMA IKI
Lembar Pengesahan
i
Distribusi Dokumen
ii
Kata Pengantar
iii
Daftar Isi
iv
I Visi dan Misi II Profil Unit Usaha
Perikanan
III Struktur Organisasi IV Deskripsi Pekerjaan V Daftar Fasilitas
VI Lay Out Unit Usaha
Perikanan
VII Denah ruang karantina dan packing
VIII Diagram alir proses CKIB
IX Deskripsi Diagram Alir proses CKIB
X Prosedur Kerja
10.1 SOP Persiapan dan pengelolaan
air masuk
10.2. SOP Penerimaan/Pemasukan
ikan
10.3 SOP Aklimatisasi dan adaptasi
10.4 SOP Pengamatan kesehatan
ikan/pemeriksaan dan pengobatan selama masa karantina
10.5 SOP Pemeliharaan
10.6 SOP Pemusnahan ikan mati
pemeliharaan
10.8 SOP Desinfeksi lingkungan
pemeliharaan ikan 10.9
10.10 10.11 10.12 10.13
SOP Pengaturan personil SOP Pengelolaan limbah SOP Pengelolaan pakan
SOP Pengemasan Ikan (Packing) SOP Rencana Darurat
Logo Perusahaan
DOKUMEN MUTU CKIB NAMA IKI
DM.01/CKIB/kode
IKI.2014
Hal: Kebijakan
CKIB
Terbitan ke : Revisi Ke :
Hal : dari
Tanggal Berlaku
I. VISI DAN MISI 1.1. VISI :
Tersedianya produk ikan hasil budidaya yang terjamin
mutu dan kesehatannya, bebas hama penyakit ikan
karantina (HPIK) sesuai dengan standar Negara/ daerah
tujuan.
1.2. MISI :
Menghasilkan produk ikan yang bermutu kesehatannya.
Menerapkan CKIB secara benar.
Menjalankan CKIB secara konsisten dan terintegrasi.
Logo Perusahaan
DOKUMEN MUTU CKIB NAMA IKI
Nomor Registrasi :
1 Nama Perusahaan UD...
Daerah/Negara Tujuan
Komoditi
Hongkong, Taiwan, Malaysia, Singapura, Vietnam
Kapasitas Produksi 250.000 ekor
Temuan penyakit hasil Lab
UPT Negatif penyakit...
Nomor Surat Pendukung
Lainnya
Terdapat Standar Operasional
Prosedur YA
Terdapat Catatan
Rekaman/Log Book YA
Terdapat Penanggung Jawab
Setiap YA
Unit Produksi
Logo Perusahaan
DOKUMEN MUTU CKIB NAMA IKI
DM.01/CKIB/kodeIKI. 2014 Hal:
Struktur Organisasi
Terbitan ke : Revisi Ke :
Hal : dari
T a n g
III. STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTUR / MANAJER PUNCAK
MANAJER TEKNIS DAN OPS
MANAJER MUTU / QC MANAJER
ADMINISTRASI
Sub Div Lab
HPI dan Obat Lab Penyakit Sub.Div. Div. Dokumen
Mutu
Div. Pengelolaan Limbah
Div. Audit Intrenal
Div. Produksi
Div.
Penyakit dan sampling
Div. Kualitas Air Div.
Pakan
Ket :