• Tidak ada hasil yang ditemukan

S MAT 1100181 Abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S MAT 1100181 Abstract"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

iii

Revita Destyana, 2015

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA ANTARA YANG MENDAPATKAN PEMBELAJARAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN LEARNING CYCLE 7E k

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Revita Destyana (1100181).

PerbandinganPeningkatanKemampuanBerpikirKritisMatematisSiswaantara yangMendapatkanPembelajaran Model Problem Based Learning danLearning Cycle 7e.

Tujuan umum diberikannya pembelajaran matematika di sekolah salah satunya adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Dewasa ini, kemampuan berpikir kritis matematis sangat penting untuk menunjang siswa dalam memahami masalah, mengritisi informasi, dan membuat keputusan. Dari hasil studi pendahuluandengan menggunakan tes kemampuan berpikir kritis matematis terhadap salah satu sekolah menengah atas di Kota Cimahi, data menunjukan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa masih rendah, yaitu sebesar 29,16%. Sedangkan jika ditinjau dari empat aspek berpikir kritis matematis(konsep, generalisasi, algoritma, dan pemecahan masalah), maka data menunjukan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada aspek konsep sebesar 16,12%, generalisasi sebesar 26,61%, algoritma sebesar 31,65%, dan pemecahan masalah sebesar 35,08%. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa denganmenggunakan pembelajaran model Problem Based Learning danmodel

Learning Cycle 7E. Metode yang

digunakanadalahkuasieksperimendengandesainpenelitiantwo group pretest-postest

design.Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa peningkatan kemampuan

berpikir kritis matematis pada kelas yang memperoleh pembelajaran model PBL berbeda secara signifikandengan kelas yang memperoleh pembelajaran model LC7E. Kemudian, apabila ditinjau dari empat aspek berpikir kritis matematis (konsep, generalisasi, algoritma, dan pemecahan masalah), peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis pada setiap aspek berbeda secara signifikan antara kedua kelas. Pada kelas yang memperoleh pembelajaran model PBL, aspek generalisasi adalah aspek yang paling tinggi kualitas peningkatannya. Sedangkan pada kelas yang memperoleh pembelajaran model LC7E, aspek konsep adalah aspek yang paling tinggi kualitas peningkatannya.

Kata kunci: Kemampuanberpikir kritismatematis, Problem Based Learning,

(2)

iv

Revita Destyana, 2015

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA ANTARA YANG MENDAPATKAN PEMBELAJARAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN LEARNING CYCLE 7E k

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Revita Destyana (1100181). Mathematical Critical Thinking Skill Comparison

Between the Class which Procured byProblem Based Learning ModelandLearning Cycle 7eModel.

General purpose of mathematics learning given in school, one of which is to improve mathematical critical thinking skill of students. These days, mathematical critical thinking skill is very important to support student in understanding problems, criticizing information, and making decision. From the result of former study by using mathematical critical thinking test toward one of senior high school in Cimahi, data shows that mathematical critical thinking skill of students still low, it is 29,16%. While, if it is observe from the four aspects of mathematical critical thinking (concept, generalisation, algoritm, and problem solving), data shows that mathematical critical thinking skill of student is 16,12% in the concept aspect, 26,61% of generalisation, 31,65% of algoritm, and 35,08% of problem solving. Therefore, this studyaims to improve mathematical critical thinking skill of student using problem based learning model and learning cycle 7e model. The methods used in this research is quasi experiment with two group pretest postest design. Based on the result of data analisys, it is known that the improvement of mathematical critical thinking skill of the class which procured by PBL model has significant difference with the class which procured by LC7E model. Meanwhile, if it is observe from the four aspect of mathematical critical thinking (concept, generalisation, algoritm, and problem solving). The improvement of mathematical critical thinking skill on each aspect is different significantly between these classes. In the class that procured by PBL model, the generalisation aspect has the highest improvement quality. While in the class which procured by LC7E model, the concept aspect has the highest improvement quality.

Keywords:Mathematical critical thinkingskill, Problem Based Learning, Learning

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas CPS lebih tinggi daripada kelas PK; (2) peningkatan kemampuan berpikir kritis

Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa memperoleh pembelajaran Scaffolding lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN OPEN-ENDED. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

kekuatannya, dokumen tersebut menunjukan semua aspek berpikir kritis mahasiswa dalam tulisan eksposisi yang difokuskan dalam kajian ini, termasuk unsur-unsur

(6) Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Model Silver tidak berbeda secara signifikan ditinjau dari kemampuan

1. Untuk mengetahui secara mendalam kemampuan berpikir kritis matematis siswa antara yang mendapatkan Discovery Learning dan pembelajaran konvensional, ditinjau dari:

Pembelajaran Kontekstual dengan Strategi REACT dalam Upaya Pengembangan Kemampuan Pemecahan Masalah, Berpikir Kritis, dan Berpikir Kreatif Matematis Mahasiswa Bidang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar yaitu kemampuan pemecahan masalah pada aspek berpikir kritis dan berpikir kreatif siswa yang menerapkan