• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PEA 1006114 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PEA 1006114 Chapter3"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian yang pertama kali diperhatikan adalah obyek penelitian yang akan diteliti. Dimana objek penelitian tersebut terkandung masalah yang akan dijadikan bahan penelitian untuk dicari pemecahannya. Sugiyono (2009: 38) mendefinisikan obyek penelitian sebagai “suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Berdasarkan uraian tersebut, yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah pengelolaan barang milik daerah, sistem pengendalian intern dan akuntabilitas Publik.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rencana kerja yang terstruktur dalam proses penelitian ilmiah. Menurut Husein Umar (2002: 36) definisi desain penelitian adalah

(2)

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perencanaan tersebut tercakup hal-hal yang akan dilakukan periset mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai pada analisis akhir.

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitis. Menurut M Nazir (2003: 54) penelitian deskriptif analitis dengan pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menyajikan gambaran secara terstruktur, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan anatar variabel yang diteliti selanjutnya dianalisis secara statistik untuk diambil kesimpulan.

Sehubungan dengan jenis penelitian ini, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Data dikumpulkan dari sampel yang telah ditentukan, data variabel diperoleh dengan alat pengeumpulan data yaitu melalui kuesioner.

3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel

3.2.2.1Definisi Variabel

Sugiyono (2012: 38) menjelaskan bahwa “variabel penelitian pada

dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.” Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengelolaan Barang Milik Daerah

(3)

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penganggaran; pengadaan; penerimaan, penyimpanan dan penyaluran; penggunaan; penatausahaan; pemanfaatan; pengamanan dan pemeliharaan; penilaian; penghapusan; pemindahtanganan; pembinaan, pengawasan dan pengendalian; dan tuntutan ganti rugi. (Chabib Soleh dan Heru Rochmansjah, 2010:160 ; Permendagri Nomor 17 Tahun 2007)

2. Sistem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008)

3. Kualitas Akuntabilitas Keuangan

(4)

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.2.2Operasionalisasi Variabel

Agar penelitian ini dapat dikatakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah yang termuat dalam operasionalisasi variabel penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1

1. Menyusun Daftar Rencana Tahunan Barang dengan memperhatikan data barang. 2. Berpedoman pada standarisasi

sarana dan prasarana kerja pemerintah daerah serta standar harga yang ditetapkan Keputusan Kepala Daerah.

1

2

Ordinal

2. Pengadaan 1. Pelaksanaan pengadaan menggunakan sistem

1. Penerimaan barang dituangkan dalam berita acara dan disertai dengan dokumen yang jelas. 2. Diselenggarakan administrasi

penyimpanan dalam gudang. 3. penyaluran dilaksanakan atas

dasar SPPB.

5,6

7,8

9

Ordinal

4. Penggunaan Status penggunaan barang milik daerah berdasarkan Surat Keputusan Kepala Daerah.

10 Ordinal

5. Penatausahaan 1. Kegiatan pembukuan 2. Kegiatan inventarisasi 3. Pelaporan barang milik daerah

11,12 13 14,15

Ordinal

6. Pemanfaatan Pemanfaatan barang milik daerah dipergunakan untuk menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD.

16,17 Ordinal

7. Pengamanan dan Pemeliharaan

1. Pengamanan berupa sertifikasi dan bukti kepemilikan.

2. Pemeliharaan berpedoman pada DKPBMD.

18

19

(5)

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8. Penilaian Melibatkan penilai independen yang bersertifikat di bidang penilaian aset.

20 Ordinal

9. Penghapusan Penghapusan dilakukan ketika barang sudah tidak dalam penguasaan, alih kepemilikan, serta terjadi pemusnahan berdasarkan persetujuan dan keputusan kepala daerah.

21 Ordinal

10. Pemindahtanganan Pemindahtanganan BMD berupa tanah dan/atau bangunan dan selain tanah dan/atau bangunan

22 Ordinal

11. Pembinaan,

Pengendalian dan Pengawasan

1. Pembinaan dilakukan melalui pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan dan supervisi.

2. Dilakukan inspeksi dan mengadakan pemeriksaan secara berkala.

3. Dilakukan pemantauan dan penertiban BMD serta audit

12. Pembiayaan Pembiayaan dibebankan pada APBD

29 Ordinal

13. Tuntutan Ganti Rugi Tuntutan ganti rugi sesuai dengan undang-undang.

1. Integritas dan nilai etika 2. Komitmen terhadap kompetensi 3. Struktur organisasi

4. wewenang dan tanggung jawab 5. Kebijakan sumber daya

2. Penilaian risiko 1. Penetapan tujuan instansi 2. Penetapan tujuan kegiatan

3. Kegiatan pengendalian 1. Review kinerja

2. Pembinaan sumber daya manusia

3. Pengendalian fisik atas aset 4. Pemisahan fungsi

5. Otorisasi transaksi dan aktivitas 6. Pencatatan yang akurat dan

tepat waktu

7. Pembatasan akses terhadap sumber daya.

5. Pemantauan 1. Pemantauan yang berkelanjutan 2. Evaluasi terpisah

(6)

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Akuntabilitas program dan aktivitas pemerintahan

perbedaan antara anggaran dan realisasi.

2. Pengungkapan tingkat ketercapaian target-target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 3. Pengungkapan sebab-sebab adanya perbedaan realisasi anggaran tahun sekarang dan tahun lalu.

4. Penyampaian akuntabilitas kinerja keuangan tepat waktu.

2

1. Penilaian kinerja keuangan dari aspek kehematan penggunaan sumber dana.

2. Penilaian kinerja keuangan dari aspek efisiensi penggunaan sumber dana.

3. Penilaian kinerja keuangan dari aspek efektivitas penggunaan sumber dana.

4. Penilaian atas pencapaian tujuan yang telah dibiayai,

telah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

3. Dalam penyajian data keuangan terdapat netralitas dalam pengungkapannya.

1. Adanya penilaian yang objektif dan independen terhadap akuntabilitas kinerja keuangan. 2. Tindak lanjut terhadap laporan

penilaian atas akuntabilitas.

Populasi menurut Sugiyono (2012: 80) adalah “wilayah generalisasi yang

(7)

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Populasi dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung yang berjumlah 59 SKPD.

Tabel 3.2

Daftar Populasi Penelitian

No SKPD Jumlah

1. Inspektorat 1

2. Sekretariat 2

3. Kantor 2

4. Dinas 14

5. Badan 9

6. Kecamatan 31

Jumlah 59

Sumber: www.bandungkab.go.id 3.3.2 Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2012:81) adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Apa yang dipelajari dari

sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

(8)

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel ini adalah menggunakan rumus Slovin (Sevilla et. al., 1960:182), dengan rumus sebagai berikut:

dimana:

n : jumlah sampel N : jumlah populasi

e : batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Jumlah sampel yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

Berdasarkan perhitungan di atas maka sampel minimal yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 38 responden. Setelah jumlah seluruh sampel didapatkan, maka ditentukan jumlah sampel untuk setiap SKPD yang dihitung secara proporsional. Dengan jumlah sampel sebanyak 38 responden, maka menurut Harun Al Rasyid (1993:80) penentuan sampel dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimana:

ni = ukuran sampel yang harus diambil Ni = ukuran populasi ke-i

(9)

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Table 3.3.

Distribusi Sampel Proporsional

No SKPD Jumlah Sampel

1. Inspektorat 1 1

2. Sekretariat 2 1

3. Kantor 2 1

4. Dinas 14 9

5. Badan 9 6

6. Kecamatan 31 20

Jumlah 59 38

Sumber: Data Penelitian, Tahun 2014

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data didasarkan pada jenis data yang dipergunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer, Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Husein Umar (2003: 60) menyatakan bahwa

data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, misalnya dari individu atau perseorangan, seperti hasil wawancara, pengisian kuesioner, atau bukti transaksi seperti tanda bukti pembelian barang dan karcis parkir. Data ini semua merupakan data mentah yang kelak akan diproses untuk tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan.

Data primer diperoleh melalui penelitian lapangan yaitu dengan mengadakan memberikan daftar pertanyaan (kuesioner) serta mengumpulkan catatan dan dokumen yang berhubungan dengan objek yang sedang diteliti. “Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

(10)

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil jawaban kuesioner dengan menggunakan skala likert yang telah disusun selanjutnya dilakukan pengujian secara kuantitatif. Adapun pemberian skor menggunakan skala likert sebagai berikut:

Tabel 3.3 Pola Skoring

No. Pilihan Skor

1. Selalu 5

2. Sering 4

3. Kadang-kadang 3

4. Hampir tidak pernah 2

5. Tidak pernah 1

(Sumber: Sugiyono, 2010:105 diolah)

Untuk menentukan kriteria pengklasifikasian variabel X dan variabel Y menurut Husein Umar (2003: 201), rentang skor dicari dengan rumus sebagai berikut:

RS = (m - n) b Keterangan:

RS = Rentang Skor m = Skor tertinggi item n = Skor terendah item b = Jumlah kelas

Skor item tertinggi = 5 x 38 = 190 Skor terendah = 1 x 38 = 38

Rentang skor = (190 – 38) / 5 = 30,4

(11)

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4 Interpretasi Skor

Hasil Kategori

38 – 68,4 Tidak Baik/Tidak Efektif 68,5 – 98,8 Kurang Baik/Kurang Efektif 90,9 – 129,2 Cukup Baik/Cukup Efektif 121,3 – 159,6 Baik/Efektif

159,7 - 190 Sangat Baik/Sangat Efektif

Interpretasi skor di atas akan digunakan sebagai pedoman untuk menginterpretasikan hasil penelitian dari jawaban kuisioner yang telah diisi oleh para responden. Setelah itu, hasil jawaban akan dianalisis untuk mendeskripsikan hasil jawaban yang berkaitan dengan variabel pengelolaan barang milik daerah, sistem pengendalian intern dan akuntabilitas publik.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca, dipahami, dan diinterpretasikan. Setelah data yang diperlukan diperoleh, kemudian dilakukan pengklasifikasian dan pengelolaan data dengan menyusun data yang didapat dari hasil kuesioner.

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2012: 147) analisis statistik deskriptif adalah “statistik

(12)

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengenai kondisi demografi responden (umur, jenis kelamin, jabatan, pendidikan terakhir, lama menjabat pekerjaan sekarang dan lamanya bekerja) dan deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi absolut yang menunjukkan angka minimum, maksimum, rata-rata, median dan standar deviasi (Imam Ghazali, 2005)

3.5.2 Transformasi Data dari Skala Ordinal ke Interval

Dalam pengolahan data secara statistik dan data nonmetrik menggunakan skala nonparametrik, sedangkan data metrik menggunakan statistika parametrik. Penelitian ini menggunakan penelitian kuesioner yang alternatif jawaban dalam skala ordinal, sedangkan penulis menggunakan statistik parametrik. Akibatnya data yang menggunakan skala ordinal harus dialihkan menjadi skala interval. William L.Hays (1969) menemukan metode untuk mengalihkan skala ordinal menjadi skala interval, metode ini bernama Method Succesice Interval (MSI). Langkah - langkah dalam menerapkan metode ini sebagai berikut :

1. Tentukan frekuensi tiap skor pertanyaan. Semua item pertanyaan dapat dihitung frekuensi jawabannya dan berapa responden yang menjawab untuk mendapat masing- masing skor

2. Tentukan proporsi tiap skor jawaban dengan membagi frekuensi dengan jumlah responden.

(13)

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif dari tiap skor dengan menggunakan tabel distribusi normal.

5. Tentukan nilai densitas yang diambil dari nilai Z setiap skor dengan menggunakan tabel Densitas atau menghitung niali fungsi kepadatan dengan menggunakan rumus:

6. Tentukan nilai skala untuk setiap Z dengan rumus : NS =

7. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus:

NT = NS + ( 1 + | NSim | ) dimana NSim adalah harga mutlak NS yang paling kecil dari skor yang tersedia.

3.5.3 Uji Kualitas Instrumen 3.5.3.1Uji Validitas

(14)

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instrumen menggunakan koefisien korelasi Product Moment Pearson dengan rumus sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }

(Suharsismi Arikunto, 2006: 170)

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel

yang dikorelasikan

X = Skor tiap butir soal untuk setiap responden uji coba Y = Skor total tiap responden uji coba

N = Jumlah responden uji coba

Untuk menafsirkan hasil uji validitas, kriteria yang digunakan adalah : 1 Jika nilai rhitung lebih besar (>) dari nilai rtabel maka item angket dinyatakan

valid dan dapat dipergunakan, atau

2 Jika nilai rhitung lebih kecil (<) dari nilai rtabel maka item angket dinyatakan

tidak valid dan tidak dapat dipergunakan.

Penentuan nilai minimum untuk nilai rtabel yang digunakan menurut

Sugiyono (2010: 188) agar uji validitas dari masing-masing item agar dapat dikatakan valid apabila r = 0,3 atau lebih. Jika korelasi antar item dengan skor total kurang dari 0,3 maka item tersebut dinyatakan tidak valid.

(15)

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:178) “Reliabilitas menunjuk pada satu

pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.” Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Untuk menguji realibilitas penulis menggunakan teknik

Cronbach’s Alpha dengan rumus sebagai berikut:

( ) ∑

(Husein Umar, 2008: 58) Keterangan:

= Realibilitas instrrumen = Jumlah item/butir pertanyaan = Varians total

∑ = Jumlah varian butir

Jumlah varian butir ditetapkan dengan cara mencari nilai varian tiap butir, kemudian jumlahkan seperti yang dirumuskan berikut ini:

Di mana:

n = Jumlah responden

(16)

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai korelasi r11 dibandingkan dengan tabel r Product Moment Pearson.

Jika nilainya lebih kecil, instrumen tidak reliabel (Umar Husein, 2008:61) atau menurut Ghozali (2007) suatu instrumen dapat dikatakan reliable jika nilai alpha cronbach > 0,6 dan sebaliknya dikatakan tidak reliable jika alpha cronbach < 0,6. 3.5.4 Uji Asumsi Klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik. Untuk itu peneliti menggunakan alat bantu program statistik untuk menguji hasil output. Berdasarkan hasil output itulah dilakukan anlisis terhadap asumsi-asumsi klasik tersebut.

3.5.4.1Uji Normalitas

(17)

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.5.4.2Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Penelitian ini menggunakan metode grafik plot untuk menilai ada atau tidaknya heterokedastisitas. Metode grafik plot dilakukan dengan cara mendiagnosa diagram residual plot (studenzized) dibandingkan dengan hasil prediksi. Jika titik-titik sebar membentuk pola tertentu dan teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit maka telah terjadi heteroskedastisitas.

3.5.4.3Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinearitas menguji apakah model regresi yang ditemukan ada korelasi antara variabel independen. Model regresi dikatakan baik jika tidak terjadinya korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen tersebut berkolerasi maka variabel dikatakan tidak orthogonal, yaitu variabel independen yang nilai korelasi antar sesama independen nol. Menurut Husein Umar (2008:81), multikolinearitas dapat diukur dengan menggunakan Coefficient Correlations SPSS dan juga dari besaran Variance Inflation Factor (VIF). Untuk menghitung VIF menggunakan rumus :

(18)

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dan juga dapat diketahui berdasarkan besaran TOLERANCE. Untuk menghitungnya dapat menggunakan rumus:

TOL = (1-R²)

Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF dan menunjukan adanya kolinearitas yang tinggi. Dasar pengambilan keputusan bila dilihat dari tolerance > 0,1 atau sama dengan VIF < 10, ini menunjukan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel dalam model regresi.

3.5.5 Pengujian Hipotesis

3.5.5.1Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression) yang berfungsi untuk mengetahui pengaruh/hubungan variabel independen dan variabel dependen. Model analisis regresi berganda dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dimana:

Y = Akuntabilitas Publik = Konstanta

b1, b2, = Koefisien Regresi

X1 = Pengelolaan Barang Milik Daerah

X2 = Sistem Pengendalian Intern

(19)

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Ho : ρ < 0, pengelolaan barang milik daerah tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Akuntabilitas Keuangan

Ha : ρ > 0, pengelolaan barang milik daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Akuntabilitas Keuangan.

2. Ho : ρ < 0, sistem pengendalian intern tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Akuntabilitas Keuangan

Ha : ρ > 0, sistem pengendalian intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Akuntabilitas Keuangan.

3. Ho : ρ < 0, pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern secara simultan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Akuntabilitas Keuangan.

Ha : ρ > 0, pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Akuntabilitas Keuangan.

3.5.5.2Uji t

Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikansi individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Tingkat pengaruh yang signifikan juga didasarkan pada α 5% atau melihat nilai thitung > ttabel. Sebaiknya jika thitung < ttabel maka pengaruh yang

(20)

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.5.5.3Uji F

Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Apabila hasilnya signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi. Uji ini menggunakan α 5%. Dengan ketentuan, jika Fhitung > Ftabel maka hipotesis

yang diajukan dapat diterima. Pengujian ini dilakukan untuk pengujian signifikansi hipotesis ketiga.

3.5.5.4Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui tinggi rendahnya pengaruh suatu variabel lainnya. Hal ini muncul dari anggapan bahwa semakin tinggi derajat hubungan yang ada cenderung diakibatkan oleh adanya pengaruh dari salah satu atau beberapa yang kuat pula. Sehingga kecenderungannya, semakin kuat derajat hubungan akan semakin kuat pula pengaruh yang ada. Sudjana (2001: 246) koefisien determinasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

KD = r² x 100% Keterangan: KD = Koefisien Determinasi,

(21)

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Jika nilai Kd = 0, berarti tidak ada pengaruh variabel independen (X)

terhadap variabel dependen (Y).

2) Jika nilai Kd = 1, berarti variasi (naik-turunnya) variabel dependen (Y)

adalah 100% dipengaruhi oleh variabel independen (X).

3) Jika nilai Kd berada antara 0 sampai 1 (0 ≤ Kd ≤ 1), maka besarnya

pengaruh variabel independen adalah sesuai dengan nilai Kd itu sendiri,

Gambar

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Daftar Populasi Penelitian
Table 3.3.
Tabel 3.3 Pola Skoring
+2

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu cara mengidentifikasi korban adalah dengan pengukuran sefalik indeks, yaitu perbandingan antara lebar kepala maksimum dengan panjang kepala maksimum.. Sefalik indeks dapat

melakukan penelitian dengan judul, pengukuran sefalik indeks untuk menentukan jenis. kelamin pada mahasiwa Fakultas Kedokteran Universitas

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Wind tunnel biasa digunakan untuk pengembangan penelitian dalam bidang aerodinamik termasuk pengembangan pembangkit listrik tenaga bayu ( PLTB ) yang memiliki komponen utama

Pembelajaran matematika belum berhasil meningkatkan kemampuan siswa terhadap berpikir kreatif. Banyaknya temuan penelitian yang mengangkat permasalahan berpikir

[r]

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam memecahkan masalah ini adalah analisa kondisi awal gudang bahan baku dan barang jadi dan menata letak ulang fasilitas pusat kegiatan yang ada

Pada perpustakaan ini terdapat beberapa fasilitas yang menunjang kegiatan dalam proses pinjam buku. Dimulai dari peminjaman buku, pengembalian buku, memeriksa status buku,