• Tidak ada hasil yang ditemukan

S FIS 0804141 Abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S FIS 0804141 Abstract"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Tiksna Bayu Ramadhan, 2014

Re-evaluasi kriteria visibilitas hilal di indonesia Dengan menggunakan data pengamatan hilal Di indonesia dan internasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RE-EVALUASI KRITERIA VISIBILITAS HILAL DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN DATA PENGAMATAN HILAL

DI INDONESIA DAN INTERNASIONAL

Nama : Tiksna Bayu Ramadhan

NIM : 0804141

Pembimbing : 1. Prof. Thomas Djamaluddin

: 2. Judhistira Aria Utama, M.Si.

Program Studi : S-1 Fisika FPMIPA UPI

ABSTRAK

Penentuan awal Bulan kalender Hijriah di Indonesia umumnya menggunakan metode hisab dan rukyat. Namun dengan menggunakan kedua metode tersebut, terjadi perbedaan dalam penentuan awal Bulan Tahun Hijriah di Indonesia. Dari sanalah di dapat beberapa masalah, yaitu bagaimana perbandingan sifat statistik hilal di Indonesia dengan menggunakan data pengamatan hilal dari Keputusan Menteri Agama RI, Rukyatul Hilal Indonesia dan data Internasional oleh Mohammad Sh. Odeh. Selain itu bagaimana tinjauan teoritis terkait aspek kontras hilal dan cahaya syafak serta bagaimana kriteria visibilitas hilal yang berlaku secara global. Metode pelitian yang digunakan untuk menyelesaikan kajian ilmiah ini yaitu deskriftif analitik dengan menggunakan data pengamatan hilal yang dikompilasi Kementerian Agama Republik Indonesia, data pengamatan hilal dari Rukyatul Hilal Indonesia (RHI), dan data pengamatan hilal Internasional Odeh (2005). Data tersebut di seleksi dengan dua tahap sesuai dengan prosedur Djamaluddin (2001) dan diperketat dengan mengeliminasi data hilal yang memiliki jarak <3 antara hilal dan planet terdekat. Selanjutnya data tersebut diplot ke grafik beda tinggi Bulan-Matahari (ARCV–Arc of Vision) terhadap elongasi (ARCL–Arc of Light), grafik umur Bulan terhadap elongasi (ARCL–Arc of Light) dan grafik beda tinggi Bulan-Matahari (ARCV–Arc of Vision) terhadap beda azimuth (DAZ–Delta Azimuth) untuk menghasilkan usulan kriteria baru visibilitas hilal di Indonesia. Kriteria baru yang diusulkan adalah ARCV minimum 3,0, ARCL minimum 5,4 dan umur Bulan 9,4 jam pascakonjungsi.

(2)

Tiksna Bayu Ramadhan, 2014

Re-evaluasi kriteria visibilitas hilal di indonesia Dengan menggunakan data pengamatan hilal Di indonesia dan internasional

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RE-EVALUATION OF HILAAL VISIBILITY CRITERION IN INDONESIA BY USING INDONESIA AND INTERNATIONAL OBSERVATIONAL DATA

Name : Tiksna Bayu Ramadhan

NIM : 0804141

Promotor : 1. Prof. Thomas Djamaluddin

: 2. Judhistira Aria Utama, M.Si.

Major : S-1 Fisika FPMIPA UPI

ABSTRACT

Generally, the determination of the month beginning of Hijriah in Indonesia uses

hisab and rukyat method. However, the usage of both generates dissimilarity in

the determination of the month beginning of Hijriyah in Indonesia. This fact causes some problems of how the comparison of statistics nature of hilal in Indonesia using the hilal observation issued by the decree of the minister of religion affairs, Republic of Indonesia and the international data by Mohammad SH. Odeh. The other problem is related to the literature review about hilal contrast aspect and syafak light as well as the hilal visibility criterion that is applied globally. This study using the data from the observation of hilaal compiled by the Ministry of Religion Affairs Republic of Indonesia during 1962-2011 period, the observation data of Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) during 2007-2009 period, and the Odeh’s international observations data (2005) during 1859-2005 period. Those data were selected by applying two-layer selection of Djamaluddin’s procedure (2001) and tightened by eliminating the hilal data whose range < 3° between the hilaal and closest planet. Next, the data were plotted to the graphic of Moon altitude (ARCV - Arc of Vision) and Moon angular distance (ARCL - Arc of Light), graphic of moon age and Sun-Moon angular distance (ARCL - Arc of Light) and graphic of Sun-Sun-Moon Altitude (ARCV - Arc of Vision) and Sun-Moon angular distance (DAz - Delta Azimuth) to propose the suggestion of the new hilaal visibility criterion in Indonesia. The new criterion proposed are ARCV greater than 3,0°, ARCL greater than 5.4°, and Moon is as old as 9.4 hours after conjuction

Referensi

Dokumen terkait

52 Berkebalikan dengan cahaya biru, cahaya merah yang mempunyai panjang gelombang yang relatif panjang diantara cahaya tampak, mempunyai daya jelajah yang relatif

Sebaliknya ibu berpendidikan rendah yang memiliki pengetahuan baik disebabkan mereka sering bertanya pada petugas tentang cara pemberian antibiotika pada anak,

[r]

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sastra pada Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. © Jayanti

Bagan alir uji kemampuan tumbuh isolat Trichoderma spp. pada limbah cair minyak

The results of T test showed variable (X1) employee training is partially significant positive effect on the variable (Y) the performance of staff at the Department of

Hasil penelitian empiris yang ditulis oleh Slater dan Olson (2000) memberikan pandangan pada pemasar bahwa pengelolaan aktivitas rantai nilai perusahaan yang unik khususnya

Syahriol Sitorus, S.Si.M.IT selaku pembimbing penulis yang selalu memberi masukan baik kritik dan saran kepada penulis selama. pembuatan Tugas Akhir dari awal