• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GERAKAN TANAH PADA LERENG TERHADAP PERILAKU STRUKTUR BANGUNAN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH GERAKAN TANAH PADA LERENG TERHADAP PERILAKU STRUKTUR BANGUNAN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

142

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ƒ Dari output PlaxisV7.20, pada kondisi pembebanan tetap U1 = 1,2 D + 1,6 L, angka

keamanan (SF) lereng adalah sebesar 1,852; sedangkan untuk kondisi pembebanan sementara U2 = 1,2 D + 0,5 L + 0,625 E diperoleh SF = 2,214. Angka keamanan minimal yang disyaratkan untuk tanah yaitu 1,50. Dalam kedua kondisi pembebanan tersebut lereng mengalami pergerakan namun masih dalam kondisi aman dan tidak terjadi kelongsoran.

ƒ Pergerakan tanah mengakibatkan deformasi geometri struktur bangunan yang

menyebabkan perubahan gaya-gaya dalam struktur tersebut, baik mengalami pembesaran gaya dalam maupun pengecilan.

ƒ Berdasarkan peraturan SNI Gempa 2002 (SNI 03-1726-2002), maka elemen struktur

terbangun umumnya masih aman pada taraf pembebanan tetap (U1 = 1,2 D + 1,6 L), tetapi pada taraf pembebanan sementara (U2 = 1,2 D + 0,5 L + 0,625 E) beberapa elemen struktur berada dalam kondisi tidak aman. Elemen-elemen struktur yang tidak aman tersebut antara lain : kolom 25/25-12 cm2, kolom 25/35-12 cm2, tiang bor, balok 20x50 cm2, ringbalok 15x25 cm2 dan sloof 20x30 cm2.

ƒ Elemen-elemen struktur yang tidak aman disarankan untuk didesain tahan terhadap

gempa karena umumnya kegagalan elemen tersebut disebabkan oleh beban kombinasi gempa. Desain ulang antara lain dilakukan dengan jalan mengubah dimensi, menambah tulangan dan/atau memasang tulangan ulir (deform) yang memiliki daya lekat lebih kuat terhadap beton serta memiliki tegangan leleh (fy) yang lebih tinggi yaitu sekitar 400 MPa daripada tulangan polos sekitar 240 MPa.

ƒ Pada bangunan perumahan ini sangat dianjurkan untuk membuat struktur yang tahan

terhadap gempa salah satunya dengan konsep Strong Colum Weak Beam yaitu kolom lebih kuat dari pada balok.

ƒ Saran redesain untuk elemen-elemen struktur yang tidak aman tersebut disajikan

(2)

143

Gambar 5. 1. Saran redesain kolom 25/25-12 dengan 8D16

Gambar 5. 2. Saran redesain kolom 25/35-12 dengan 10 D16

(3)

144

Gambar 5. 4. Saran redesain balok 20x50 cm2 untuk daerah tumpuan

(4)

145

Gambar 5. 6. Saran redesain ringbalok 15x30 cm2

Gambar 5. 7. Saran redesain sloof 20x30 cm2 untuk daerah tumpuan

Gambar

Gambar 5. 1. Saran redesain kolom 25/25-12 dengan 8D16
Gambar 5. 4. Saran redesain balok 20x50 cm2 untuk daerah tumpuan
Gambar 5. 6. Saran redesain ringbalok 15x30 cm2

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh gradasi agregat gabungan pada kuat tekan beton dalam pembuatan mix design beton mempunyai maksud untuk mengetahui perilaku (rasio agregat, workability ,

bored pile menggunakan beton. gunakan dimensi

Tujuan penelitian beton agregat daur ulang ini yaitu agar dapat mengetahui perbandingan kekuatan beton agregat daur ulang yang berasal dari 3(tiga) variasi prosentase

Hasil uji tarik-belah beton daur ulang semakin kecil karena pengaruh ikatan agregat dan mortar yang rendah maka disarankan beton agregat daur ulang tidak digunakan pada struktur

beban gempa, yaitu Gempa Ringan, Gempa Sedang dan Gempa Kuat, untuk merencanakan elemen-elemen dari sistem struktur, agar tetap mempunyai kinerja yang baik pada saat terjadi

Dari berbagai uraian pertimbangan di atas, dan meninjau data hasil penyelidikan tanah, maka untuk desain pondasi gedung ini dipilih pondasi tiang pancang beton prategang dengan f’c

• KOLOM : Dilihat dari dimensi kolom yang digunakan pada gedung ini yang relatif tebal, maka dapat diprediksikan masih belum menggunakan tulangan melainkan hanya terbuat dari

Memasang Rangka Atap Genteng Keramik, Kayu Klas II Memasang Rangka Atap Genteng Beton, Kayu Klas II Memasang Rangka Atap Sirap, Kayu Klas II Membuat Pintu & Jendela Jalusi