• Tidak ada hasil yang ditemukan

Post 9b1bd881fd3c2f99

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Post 9b1bd881fd3c2f99"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI MAHASISWI STAIN SALATIGA TENTANG BUSANA MUSLIMAH

(Studi Pada Mahasiswi Program Studi Pendidikan Agama Islam Angkatan 2008)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

REZA AHMADIANSAH NIM : 12107020

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:

Nama : Reza Ahmadiansah

NIM : 121 07 020

Jurusan : Tarbiyah

Program studi : Pendidikan Agama Islam

Judul : PERSEPSI MAHASISWI STAIN SALATIGA

TENTANG BUSANA MUSLIMAH (Studi Pada Mahasiswi Program Studi Pendidikan Agama Islam Angkatan 2008)

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 13 Agustus 2010 Pembimbing

Peni Susapti, M. Si. NIP. 197004032000032003 KEMENTRIAN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

(3)

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi saudara : Reza Ahmadiansah dengan Nomor Induk Mahasiswa 12107020 yang berjudul Persepsi Mahasiswi STAIN Salatiga Tentang Busana Muslimah (Studi Pada Mahasiswi Program Studi Pendidikan Agama Islam Angkatan 2008) telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Selasa tanggal 31 Agustus 2010, dan telah di terima sebagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

Salatiga, 31 Agustus 2010

Panitia Ujian

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Dr. Imam Sutomo, M. Ag Dr, Rahmat Haryadi, M. Pd NIP. 19580827 198303 1 002 NIP. 19670112 199203 1 005

Penguji I Penguji II

Drs. Djuz’an, M.Hum Dra. Nur Hasanah, M.Pd NIP. 19611024 198903 1 002 NIP. 1969110 199403 2 002

Pembimbing

Peni Susapti, M. Si. NIP. 19700403 200003 2 003

KEMENTRIAN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :administrasi@stainsalatiga.ac.id KEMENTRIAN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

(4)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN









Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Reza Ahmadiansah

NIM : 121 07 020

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 06 Agustus 2010 Yang menyatakan,

(5)

Motto dan Persembahan

Motto

Pengetahuan adalah harta yang patut untuk dimuliakan; perilaku baik

adalah busana baru, dan pikiran adalah cermin yang jernih

(Imam Ali Bin Abi Thalib. AS)

Persembahan

Skripsi ini ku persembahkan untuk:

1. Ayah dan Ibu tercinta dan penulis sayangi, yang selalu mendo‟akan penulis, selalu memberi semangat kepada penulis untuk tetap sukses dalam menyelesaikan studi dan skripsi ini.

2. Adik-adikku yang tersayang, kalian selalu memberi semangat kepada penulis, sampai menyelesaikan studi ini.

3. Teman-teman transfer angkatan 2007 khusnya kelas A (Ahmad Ilman N, Hayu, Tri, Endang, Chun-In, Islamil, Saipul, Hidayat,

Khamim, Wiwin, Mir‟ah dan yang lainnya) selalu ada disaat penulis

membutuhkan. Untuk seseorang yang tidak dapat saya sebutkan yaitu seseorang yang special di hatiku.

4. Buat Misranto terima kasih banyak ya, sudah membantu peneulis dalam penelitian.

5. Untuk HMI Cabang Salatiga yang penulis cintai dan banggakan

”jayalah selalu sang hijau hitamku”, serta semua teman-teman HMI

(6)

sampai (YAKUSA) „janganlah merasa puas dengan apa yang telah

kalian dapat sekarang‟.

(7)

KATA PENGANTAR









Segala puji dan syukur selalu kita panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan nikmat dan hidayahnya kepada makhluk-makhluk-Nya tanpa terkecuali. Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada beliau Baginda Nabi Agung Muhammad S.a.w. Beserta keluarga, Sahabat, dan para pengikutnya yang telah membawa manusia dari zaman kebodohan hingga ke zaman yang penuh dengan Ilmu Pengetahuan ini dan berperadaban.

Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan, motivasi serta bimbingan dari berbagai pihak yang terkait. Namun kebahagiaan yang tiada taranya tidak dapat disembunyikan setelah penulisan skripsi ini selesai.

Oleh karena itu tak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih setulus-tulusnya kepada:

1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku ketua STAIN Salatiga.

2. Dra. Siti Ashdiqoh, M.Si. selaku ketua Progdi PAI STAIN Salatiga yang telah merestui penulisan skripsi ini.

(8)

4. Bapak Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu dan bagian Akademik STAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan pada saya.

5. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

Dengan demikian, akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih dan tentunya dalam penulisan atau penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Maka penulis mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun, sehingga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca yang dermawan, serta bermanfaat bagi Agama, nusa dan Bangsa.

Billahitaufik Wal Hidayah

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Salatiga, 06 Agustus 2010 Penulis

(9)

ABSTRAK

Reza Ahmadiansah 2010. Persepsi Mahasiswi STAIN Salatiga Tentang Busana Muslimah (Studi Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Angkatan 2008). Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Peni Susapti, M.Si.

Kata kunci: Busana Muslimah

STAIN Salatiga adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang menjadi contoh dalam masyarakat untuk membina kepribadian dan moralitas, khususnya di wilayah Salatiga. Baik dosen, karyawan, mahasiswa, serta semua yang bernaung dalam lembaga STAIN Salatiga harus menjadi contoh bagi masyarakatnya. Agar STAIN Salatiga benar-benar menjadi wahana bagi mahasiswa dan mahasiswi untuk memproses diri menjadi lebih baik.

Titik fokus penelitian ini adalah (1) Bagaimana pemahaman mahasiswi STAIN Salatiga tentang busana muslimah ?, (2) Bagaimana mahasiswi STAIN Salatiga memahami busana muslimah sebagai kewajiban seorang muslimah?, (3) Bagaimana pemahaman mahasiswi STAIN Salatiga dalam menggunakan busana muslimah ?

Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui pemahaman mahasiswi STAIN Salatiga tentang busana muslimah, (2) untuk mengetahui mahasiswi STAIN Salatiga memahami busana muslimah sebagai kewajiban seorang muslimah, (3) untuk mengetahui pemahaman mahasiswi STAIN Salatiga dalam menggunakan busana muslimah.

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN ... i

LEMBAR LOGO ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah………..………… ... 1

B. Fokus Penelitian ... 4

C. Tujuan Penegasan Istilah……… 4

D. Manfaat hasil penelitian……….………. ... 5

E. Manfaat Hasil Penelitian ... 5

F. Metode Penelitian.………..………. ... 6

G. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II : LANDASAN TEORI A. Tinjauan Busana Muslimah………..… ... 15

1. Pengertian Busana Muslimah ... 15

2. Syarat Busana Muslimah ... 17

3. Busana Dalam Syari‟at Islam ... 19

B. Landasan Dasar Berbusana Busana Muslimah ... 22

1. Perintah Memakai Busana Muslimah ... 22

2. Dasar Nash Tentang Busana Muslimah ... 24

C. Kewajiban Memakai Busana Muslimah ... 27

D. Hikmah Berbusana Muslimah ... 29

BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 31

1. Sejarah Pendirian ... 31

2. Bergabung Dengan IAIN Walisongo ... 32

3. Alih Status Menjadi STAIN ... 36

B. Paparan Informasi dari Hasil Wawncara ... 38

BAB IV : PEMBAHASAN A. Tinjauan Busana Muslimah ... 61

(11)

C. Tinjauan Penggunaan Berbusana Muslimah ... 65 D. Analisi Data ... 67 BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan……… 71

B. Saran……….. 74

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Riwayat Hidup

2. Instrumen Wawancara

3. Dokumentasi

4. Surat ijin Penelitian

5. Lembar Konsultasi Pembimbing

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

STAIN Salatiga adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang menjadi contoh dalam masyarakat untuk membina kepribadian dan moralitas, khususnya di wilayah Salatiga. Baik dosen, karyawan, mahasiswa, serta semua yang bernaung dalam lembaga STAIN Salatiga harus menjadi contoh bagi masyarakatnya. Agar STAIN Salatiga benar-benar menjadi wahana bagi mahasiswa dan mahasiswi untuk memproses diri menjadi lebih baik. Berdasarkan dari tujuan pendidikan untuk membiasakan diri dan memahami hakikat penciptaan dirinya sebagai manusia, yang ditunjuk oleh pencipta-Nya menjadi hamba dan khalifah di muka bumi (Al-Rasyidin, Nizar, 2005: 36).

Dalam hal ini model pakaian di dalam Islam telah diatur supaya menjadi pembeda mana yang islami dan tidak islami. Secara normatif dalam Al-Qur‟an telah ditegaskan kriteria berpakaian bagi muslimah, sebagaimana surat di bawah ini :













































(14)

Selanjutnya Allah berfirman :















Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid.(Q.S Al-A‟raaf : 31 ).







































































































































































































(15)

Ditinjau dari tiga ayat diatas menunjukkan aturan yang jelas tentang berbusana bagi perempuan untuk menutupi auratnya agar benar-benar menjadi wanita muslimah. Baik ketika beribadah maupun dalam pergaulan sehari-hari seharusnya mencerminkan kepribadian Islami.

Berdasarkan hasil pengamatan awal peneliti menunjukkan bahwa, mahasiswi STAIN Salatiga belum seutuhnya menampakkan sosok wanita Islami. Terlihat ketika mereka berbusana saat kuliah pakaiannya sangat minim sekali, ketat, tembus pandang, sehingga membangkitkan gairah syahwat laki-laki yang melihatnya. Inilah yang harus dihindari bagi wanita agar tidak menimbulkan kejadian yang tidak diinginkan.

Model busana yang di pakai oleh mahasiswa STAIN Salatiga saat ini, banyak yang tidak memenuhi standar peraturan yang telah di tetapkan oleh undang-undang perguruan tinggi Islam yang ada di Indonesia. Kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan antar pribadi dan kelompok yang niscaya berhubungan dengan realitas yang terkait, dalam hal ini lembaga STAIN mempunyai aturan-aturan serta etika kesopanan bagi civitas akademika yang harus dipatuhi bersama. Aturan itu misalnya, kesopanan dan hukum. Aturan kesopanan bertujuan untuk melancarkan pergaulan hidup, sedangkan aturan hukum untuk mencapai kedamaian. Kedamaian akan tercapai apabila terdapat keserasian antara ketertiban (disiplin) dengan kebebasan (Soerjono Soekanto, 2004: 22).

(16)

yang berbentuk tertulis dan mengikat. Maka nama STAIN Salatiga akan terkesan kurang baik dan inilah yang tidak kita harapkan.

Peneliti akan mengadakan penelitian dengan mengangkat judul, PERSEPSI MAHASISWI STAIN SALATIGA TENTANG BUSANA

MUSLIMAH (Studi Pada Mahasiswi Program Studi Pendidikan Agama

Islam Angkatan 2008).”

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti dapat merumuskan masalah dalam penelitaian ini, yaitu :

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana pemahaman mahasiswi STAIN Salatiga tentang busana muslimah ?

2. Bagaimana mahasiswi STAIN Salatiga memahami busana muslimah sebagai kewajiban seorang muslimah?

3. Bagaimana pemahaman mahasiswi STAIN Salatiga dalam menggunakan busana muslimah ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pemahaman mahasiswi STAIN Salatiga tentang busana muslimah

2. Untuk mengetahui mahasiswi STAIN Salatiga dalam memahami busana muslimah sebagai kewajiban seorang muslimah

3. Untuk mengetahui pemahaman mahasiswi STAIN Salatiga dalam menggunakan busana muslimah

(17)

Persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu, atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indera (Poerwadarminto, 1982:675).

Busana adalah pakaian yang dikenakan, yang digunakan untuk melindungi tubuh dari panas dan dingin.

Muslim adalah orang-orang yang beragama Islam.

Maka dapat peneliti uraikan bahwa maksud dari judul penelitian ini adalah tanggapan dari mahasiswi STAIN Salatiga terhadap pakaian atau busana muslimah

Adapun Indikator dalam penelitian ini adalah 1. Penutup aurat

2. longgar dan tidak memperlihatkan lekuk tubuh 3. Identitas bagi perempuan muslim

4. Kewajiban bagi perempuan muslim 5. Penghindar fitnah

6. Menghindari perilaku maksiat E. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat Penelitian ini dapat di rumuskan menjadi dua, pertama manfaat teoritik dan ke dua praktis.

(18)

a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritik sekurang-kurangnya dapat menambah khazanah keilmuan dalam bidang busana muslimah.

b. Untuk menganalisis penerapan syari‟at Islam yang berkaitan dengan busana mahasiswi STAIN Salatiga.

2. Manfaat Praktis

a. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat membantu

pemahaman busana perempuan berdasarkan syari‟at Islam, lebih

khusus mahasiswi STAIN Salatiga.

b. Sebagai masukan kepada lembaga STAIN Salatiga agar aturan yang telah ditetapkan di dalam undang-undang PTAI benar-benar diterapkan.

F. Metode penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

(19)

diukur secara matematis karena berwujud keterangan verbal (kalimat dan kata). Serta lebih bersifat proses. Data kualitatif hanya dapat digolongkan dalam wujud kategori-kategori. Misalnya pernyataan orang tentang suatu keadaan bagus, buruk, mencekam, menarik, membosankan, sangat istimewa dan sebagainya. Hakekatnya adalah manusia sebagai makhluk sosial, psikis, dan budaya yang mengaitkan makna dan interpretasi dalam bersikap dan bertingkah laku. Makna interpretasi itu sendiri dipengaruhi oleh lingkungan pendidikan sekitar. 2. Kehadiran Peneliti

Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai instrumen penelitian, artinya peneliti terjun langsung ke lapangan untuk proses penelitian dan pemgumpulan data, adapun karakteristik dalam penelitian ini adalah :

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sistim wawancara tidak berstruktur, peneliti memungkinkan melakukan hal tersebut. Dengan latar belakang pendidikan, artinya peneliti memiki pengetahuan dasar tentang keadaan busana mahasiswi STAIN Salatiga sehingga memungkinkan untuk mengembangkan pertanyaan untuk wawancara secara mendalam di lapangan.

(20)

Peneliti mengumpulkan dan mencatat data secara terperinci mengenai hal-hal yang bertalian dengan permasalahan yang sedang diteliti, misalnya mengenai pemahaman mahasiswi STAIN Salatiga terhadap busana muslimah di tempat penelitian.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dlaksanakan di kampus STAIN SALATIGA, Tepatnya di jalan tentara pelajar Salatiga.

4. Sumber Data

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui sumber lapangan. Sumber data lapangan adalah mahasiswi STAIN Salatiga program studi PAI angkatan 2008. Sedangkan sumber sekunder yaitu dokumen-dokumen yang merupakan hasil laporan, hasil penelitian, serta buku-buku yang ditulis orang lain yang sesuai dengan penelitian ini.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, wawancara mendalam untuk menggali informasi lebih dalam mengenai pikiran serta perasaan responden, untuk mengetahui lebih jauh bagaimana responden memandang dunia berdasarkan perspektifnya.

Wawancara dilakukan dalam bentuk percakapan informal dengan menggunakan lembaran berisi garis besar tentang apa-apa yang akan ditanyakan, yaitu :

(21)

b. Pemahaman landasan hukum muslimah dalam menggunakan busana muslimah.

c. Penerapan busana muslimah pada mahasiswi STAIN Salatiga 6. Analisis Data

Data dalam penelitian kualitatif sangat beragam bentuknya, ada berupa catatan wawancara, rekaman suara, gambar, foto, peta, dokumen, bahkan rekaman pada shoting lapangan.

Analisis data adalah Melakukan perbandingan antara bagian dengan keseluruhan, dengan memakai proporsi, lalu menyimpulkan (Hasan, 2003:31). analisis data ini sendiri akan dilakukan dalam tiga cara yaitu :

a. Reduksi Data

Data yang diperoleh dilapangan ditulis dalam bentuk uraian yang sangat lengkap dan banyak. Data tersebut direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal pokok, difokuskan kepada hal-hal yang penting dan berkaitan dengan masalah, sehingga memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil wawancara. reduksi dapat membantu dalam memberikan kode kepada aspek-aspek yang dibutuhkan.

b. Pengkajian data

(22)

penelitian, dalam hal ini data-data wawancara yang diperoleh di lapangan tentang busana muslimah

c. Kesimpulan dan Verifikasi

Data yang sudah dipolakan, difokuskan dan disusun secara sistematis baik melalui reduksi dan pengkajian data kemudian disimpulkan sehingga makna data bisa ditemukan. Namun kesimpulan itu baru bersifat sementara saja dan bersifat umum. Supaya kesimpulan diperoleh secara lebih mendalam, maka diperlukanya data yang baru sebagai penguji terhadap kesimpulan di awal tadi.

7. Pengecekan Keabsahan Temuan

Teknik pemeriksaan data dalam penelitian ini dilaksanakan berdasarkan beberapa kriteria tertentu, yang dibagi menjadi empat kriteria yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan keabsahan, yaitu :

a. Derajat Kepercayaan (Credibility)

(23)

b. Keteralihan (transferability)

Konsep ini merupakan pengganti dari vadilitas eksternal dalam penelitian kuantitatif. Validitas eksternal diperlukan dalam penelitian kuantitatif untuk memperoleh generalisasi. Dalam kualitatif generalisasi tidak dipastikan, ini bergantung pada pemakai, apakah akan dipastikan lagi atau tidak, karena tidak akan terjadi situasi yang sama. Transferability hanya melihat kemiripan sebagai kemungkinan terhadap situasi-situasi yang berbeda. Teknik yang digunakan untuk transferabilitas ini dilakukan dengan uraian rinci (Thick descrition)

c. Kebergantungan (Dependendability)

Konsep ini merupakan pengganti dari konsep reability dalam penelitian kuantitatif, reability tercapai bila alat ukur yang digunakan secara berulang-ulang dan hasilnya sama. Dalam penelitian kualitatif, alat ukur bukan benda melainkan manusia atau si peneliti itu sendiri. Lain dari pada itu, rancangan penelitian terus berkembang. Yang dapat dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah pengumpulan data sebanyak mungkin selama penelitian. Teknik yang digunakan untuk mengukur kebergantungan adalah auditing, yaitu pemeriksaan data yang sudah dipolakan.

(24)

Konsep ini merupakan pengganti dari konsep objektifitas pada penelitian kuantitatif. Bila pada kualitatif, objektifitas itu diukur melalui orangnya atau penelitianya. Diakui bahwa peneliti itu memiliki pengalaman subjektif. Namun, bila pengamatan tersebut dapat disepakati oleh beberapa orang, maka pengalaman peneliti itu bisa dipandang objektif. Jadi persoalan objektifitas dan subjektifitas dalam peneliti kualitatif sangat ditentukan oleh seseorang (Pohan, 2007:140).

8. Tahap-Tahap Penelitian

a. Kegiatan admisnistratif yang meliputi : pengajuan ijin operasional untuk penelitian dari ketua STAIN Salatiga

b. Kegiatan lapangan yang meliputi

1) Survei awal untuk mengetahui gambaran lokasi

2) Memilih sejumlah mahasiswa sebagai informen yang dilanjutkan dengan responden penelitian.

3) Melakukan observasi lapangan dengan melakukan wawancara sejumlah responden maupun informen sebagai langkah pengumpulan data

4) Menyaji data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan memudahkan dalam melakukan pengkajian data

(25)

6) Melakukan verifikasi untuk membuat kesimpulan-kesimpulan sebagai deskriptif temuan penelitian

7) Menyusun laporan akhir untuk dijilid dan dilaporkan Penelitian ini dilaksanakan dengan asisten peneliti dan memakan waktu selama 90 hari dengan rincian alokasi waktu sebagai berikut :

1) Persiapan (pengurusan ijin, penyusunan desain operasional, dan pembuatan instrumen, pengumpulan data) selama 15 hari 2) Pengumpulan data selama 35 hari

3) Pengolahan dan analisis 20 hari 4) Penyusunan laporan selama 15 hari 5) Revisi dan penggandaan selama 5 hari G. Sistematika Penulisan Skripsi

Dalam memahami skripsi ini, maka perlu diketahui tata urutan penulisanya, adapun tata urutanya sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pendahuluan memuat : latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II : LANDASAN TEORI

(26)

busana muslim persepsi yang meliputi pengertian dan faktor yang berhubungan.

BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Paparan data berisi tentang data data yang ditemukan dalam penelitian seperti hasil wawancara, hasil pengamatan dan temuan lainya yang medukung proses analisis data.

BAB IV : PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menguraikan analisis tentang pandangan mahasiswi STAIN Salatiga terhadap busana muslimah dan dilakukan proses pembahasan terhadap teori-teori yang telah terurai dalam landasan teori

BAB V : PENUTUP

(27)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Busana Muslimah 1. Pengertian Busana Muslimah

Mengartikan busana muslimah sama dengan jilbab, karena busana muslimah identik dengan jilbab. Dalam khazanah kosa kata bahasa Indonesia, istilah yang lebih populer untuk busana muslimah adalah jilbab. Berikut beberapa pengertian tentang jilbab.

a. Jilbab adalah pakaian yang lapang yang dapat menutup aurat (Hidayat, 1989 : 72).

b. Jilbab menurut rosyid ridha, adalah kain sejenis pakaian luar yang menutup seluruh badan (Ridha, 1986 :165).

c. Quraish Syihab mengartikan jilbab adalah baju kurung yang longgar di lengkapi dengan kerudung penutup kepala (Syihab, 1999 : 172). d. Menurut Dr. Moch Fachruddin: jilbab berasal dari kata jalaba, yang

berarti menarik pandangan dan perhatian umum maka hendak di tutup (Fachruddin, 1984 : 24 ).

e. Menurut Al-Maraghi jilbab yaitu baju kurung yang menutupi seluruh tubuh wanita, lebih dari sekedar baju biasa dan kerudung (Al-maghi, 1974 : 61).

(28)

f. Haya binti Mubarok mengartikan jilbab yaitu pakaian yang menutup seluruh tubuh, dan dipakai di bagian luar sekali (Mubarok, 2002:149).

Betapa beragamnya arti jilbab baik secara lughowi maupun istilah tetapi tidak merubah akan fungsi sesungguhnya yang telah di syari‟atkan oleh Islam. Dalam bahasa asing, jilbab diterjemahkan dengan kata-kata overgarment, outer garment, loose outer covering, outer clook, veil, voile

dan masih banyak lagi. Tentu saja tidak semua terjemahan itu tepat, terutama ada yang mengartikan jilbab itu dengan kerudung (veil), cadar atau tirai penutup muka (voile), padahal kerudung tidak sama dengan jilbab.

Meskipun demikian, dari berbagai terjemahan di atas dapat ditarik benang merah atau kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan jilbab adalah busana muslimah, yaitu suatu pakaian tidak ketat (atau longgar) dengan ukuran lebih besar, menutup seluruh tubuh perempuan kecuali muka dan telapak tangan sampai ke pergelangan. Dalam bentuk dan modelnya tidak mempunyai aturan khusus. Jadi tergantung pada kehendak dan selera masing-masing asalkan tetap memenuhi syarat-syarat yang telah di standarkan agama.

2. Syarat Busana Muslimah

(29)

a. Menutup seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan, sesuai

dengan ayat Qur‟an

ا

ا

ط

yang diamaksud disini adalah

telapak tangan dan wajah.

b. Tidak tipis dan transparan pada bagian bawahnya. Rasulullah SAW. telah memberikan gambaran bahwa sebagian ahli neraka adalah perempuan-perempuan yang berpakaian hampir telanjang. Mereka sama sekali tidak akan masuk surga dan juga tidak akan mendapat

wanginya. Pengertian “Berpakaian tapi telanjang” adalah pakaian yang

tidak menutupi badan dan bagian bawahnya tipis (Qordhowi, 1996 : 485 ).

Hadist Nabi SAW:

ع

با

ه

ق

:

ق

س

ها

ص

ها

ه ع

س

ص

ها

ه

ا

ق

ع

س

ك

ق ا

ب

س ا ب

ء س

س ك

ع

ا

ائ

س ء

س ك

ا

ئ ا

خ ا

ج ا

ج ا

ا ح

ج

ح

س

ا ك ا ك

.

Artinya : Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah sa w. bersabda : “ada dua macam penduduk neraka yang keduanya belum kelihatan olehku. (1). kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang

dipergunakannya untuk memukul orang. (2). wanita -wanita

berpakaian, tetapi sama dengan telanjang (karena pakainnya terlalu

minim, terlalu tipis atau tembus pandang, terlalu ketat, atau pakaian

yang merangsang pria karena sebagian auratnya terbuka), dan wanita

yang mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka (disasak)

(30)

surga, bahkan tidak dapat mencium bau surga. Padahal bau surga dapat tercium dari jarak yang sangat jauh” (Daud, 1984: 117).

c. Tidak ada perhiasan dalam pakaian itu. Syarat ini sesuai dengan firman Allah dalam surat An-Nuur: ayat: 31.







































































































































































































Artinya : Katakanlah kepada wanita yang beriman: "hendaklah

mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah

mereka mena mpakkan perhiasannya, kecuali ya ng (biasa) nampa k

dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung

kedadanya, dan janganlah mena mpakkan perhia sannya kecuali

kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka,

atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau

Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki

mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau

wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau

(31)

atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan

janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang

mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,

Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung (Departemen

Agama RI: 353 ).

d. Modelnya tidak ketat, karena model yang ketat akan menampakkan bentuk dan lekuk tubuh terutama payudara, pinggang dan pinggul. e. Tidak menyerupai laki-laki.

f. Tidak menyerupai pakaian orang kafir. 3. Busana Dalam Syari’at Islam

Siradjudin Abbas menuliskan bahwa Allah menjadikan pakaian untuk manusia dengan maksud dijadikan sebagai penutup aurat dan perhiasan diri (Abbas, 1984: 305). Untuk lebih jelasnya penulis akan

menguraikan busana dalam Syari‟at Islam.

(32)

Al-Qurtubi mengatakan : Makhul meriwayatkan dari Aisyah (ra) : sekelompok sahabat Nabi tengah menunggu Nabi di depan pintu, maka beliau menyiapkan diri untuk menemui mereka. Ada sebuah bejana berisi air di rumah dan beliau memandang ke dalamnya (bercermin dengan air) mengatur rambut dan jenggotnya (Aisyah berkata) : wahai Rasulullah

engkau melakukan itu? Jawab Nabi, “ ya, ketika seseorang akan keluar

menemui saudara-saudaranya hendaklah ia menyiapkan diri terlebih dahulu, karena Allah Maha-Indah dan mencintai keindahan” (al-Hasyimi, 2003: 47-48).

Pakaian yang dipakai oleh muslimah hendaklah terbuat dari bahan kain yang tebal dan tidak tipis menerawang. Tujuan berbusana adalah menutupi, sehingga jika tidak menutupi, maka ia tidak bisa disebut pakaian yang menutupi aurat, mengingat ia tidak bisa mencegah pandangan mata orang lain. Pakaian tersebut hendaklah tidak menjadi hiasan by design atau overdecorated dengan beragam warna menyolok

membuat mata melirik. Syarat ini didasarkan pada firman Allah : “ Dan

janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa)

nampak dari mereka” (Q.S. An-Nuur : 31), yang (biasa) nampak dari

mereka artinya sesuatu yang tampak tanpa unsur kesengajaan (Al-Muqtadir, 2007: xxx.)

(33)

diaramalkan Rasulullah SAW. akan terjadi di akhir zaman nanti (Al-Ghifari, 2004: 41). Rasulullah meramalkan bukan hanya semaraknya mode pakaian tetapi juga berbagai trend lainnya yang hanya sekedar manjual merk baik makanan maupun minuman. Rasulullah SAW. Bersabda :

“Akan ada di kalangan umatku yang melahap bermacam-macam makanan,

meneguk bermacam-macam minuman memakai pakaian dengan rupa-rupa

mode dan warna, serta banyak bicaranya”. (HR. Tabrani dan Imam Abi

Dunya), (Al-Ghifari, 2004: 42).

Fashion (mode) adalah suatu topik yang layak menjadi perhatian kita karena jelas ia merupakan suatu cara aksi yang dirangsang oleh perkembangan industri konsumen. Dinamika perubahan dalam cara-cara fashion yang berbeda sanagat jelas merefleksikan proses pembentukan gaya hidup yang lebih luas maknanya (Irwan, dkk, 2006: 174).

(34)

kesempurnaannya sebagai manusia. (http : // islamfeminis. wordpress.com / 2007 )

Dengan kata lain, manusia akan menjadi „manusia‟ dengan budaya

akal dan fitrah. Sebaliknya, manusia akan menjadi „hewan‟ jika hanya

menitikberatkan pada budaya hewani yang lebih menonjolkan keindahan zahir dan sisi glamournya saja. Sebagaimana yang telah diketahui dalam pokok-pokok bahasan teologi bahwa, gabungan antara ajaran akal dan fitrah ini hanya terwujud pada ajaran agama. Agama di sisi Allah hanyalah Islam, maka mode, seni dan budaya yang islami-lah yang mampu menghantarkan manusia kepada kesempurnaannya. Berdasarkan penjelasan di atas, akhirnya muncul apa yang disebut dengan mode islami,

seni islami dan budaya Islam yang “Busana Muslimah” adalah salah satu

bagian dari wujud luaran (ekstensi) konsep tersebut. (http://islamfeminis.wordpress.com/2007).

B. Landasan Dasar Berbusana Muslimah 1. Perintah Memakai Busana Muslimah

(35)

Hijab bagi wanita dalam Islam yang dimaksud adalah agar wanita menutup badannya ketika berbaur dengan laki-laki, tidak mempertontonkan kecantikan, dan tidak pula mengenakan perhiasan. Dan inilah yang disinggung dalam ayat-ayat khusus, sekaligus menjadi landasan fatwa-fatwa para fuqaha (Muthahhari, 2000: 58-60).

Dalam hadist yang diraiwayatkan oleh Abu Daud, dari Aisyah r.a. Rasulullah saw. bersabda :

ع

شئ ع

ها

ع

ا

ء سا

ب

با

ب

خ

ع

س

ها

ص

ها

ه ع

س

ث ع

ق

ع ف

س

ع

ها

ص

ها

ه ع

س

ق

:

ء سا

ا

ا ا

غ با

ح ا

ح

ا

شا ا هاا

ح

ك

.

Artinya : “dari Aisyah r.a. menuturkan bahwa asma‟ binti Abu Bakar pernah menghadap Rasulullah sa w. Dengan paka ian yang tipis sehingga

tampak postur tubuhnya, lalu Rasul berpaling darinya dan bersabda: “wahai Asma‟ bila perempuan telah baligh, maka tak patutlah terlihat bagian tubuhnya kecuali ini dan ini, sambil mengisyaratkan wajah da n

kedua telapak tangannya ( Abi Daud: 62).

Dari uraian diatas dapat di ambil suatu pelajaran bahwa berbusana muslimah itu wajib bagi orang Islam pada umumnya, khususnya wanita yang sudah baligh.

2. Dasar Nash Tentang Busana Muslimah

(36)

dari sisi penguasaan tubuh wanita, dia sebagai pemburu, sementara wanita sebagai buruannya. Sebenarnya kesukaan wanita dalam berdandan dan tampil dengan perhiasan termewah adalah muncul karena kecenderungannya untuk memancing laki-laki. Belum pernah ditemukan di manapun di dunia ini seseorang laki-laki mengenakan pakaian atau perhiasan untuk memancing gairah lain jenis. Wanitalah yang aktif, sesuai wataknya, tampil dengan berbagai model untuk „menyeret‟ kaum lelaki ke dalam perangkap dan menawan dengan tali-tali cintanya. Oleh karena itu, penyimpangan berupa tabarruj (tampil buka-bukaan) adalah termasuk penyimpangan yang khusus terjadi pada wanita dikhususkan hijab bagi mereka (Muthahhari, 2000: 70).

Adapun yang menjadi dasar dalam memakai busana muslimah yaitu beberapa ayat Al-Qur‟an, seperti surat An-Nur ayat 30-31 berikut : a. Ghadlu : Menundukkan atau mengurangi, sedang ghadlu al-basr artinya

menundukkan / menahan atau menghindarkan pandangan dari hal-hal yang tidak baik untuk dipandang secara terus menerus.

b. Al-farj atau al-farjatu : Celah atau sela-sela. Kata al-Farj untuk arti kemaluan diambil dari sesuatu yang terletak pada celah di antara dua sisi. Al-Qur‟an menggunakan kata yang sangat halus untuk sesuatu yang sangat rahasia bagi manusia, alat kelamin (Syihab, 2002: 231). c. Azka : baik atau bersih.

(37)

e. Dlaraba : Menaruh atau meletakkan sesuatu dengan cepat dan sungguh-sungguh (Munawwir, 2002: 817).

f. Al-Khimar atau ghitha al-ra‟s wa al-najr wa al-sadr : Penutup kepala, penyembelihan (leher) dan dada yang tersambung menjadi satu atau yang dikenal dengan jilbab.

g. Juyub atau fathu al-sadr fi al-sa wb : Tempat pembuka baju yang terletak pada dada atau lubang di leher baju.

h. Zinatun : sesuatu yang menjadikan lainnya indah.

i. Al-Bu‟ul asal kata dari al-ba‟al : suami.

Uraian Tafsir adalah Islam selalu mengupayakan dan menjaga kehidupan sosial yang bersih dalam segala bidang. Salah satunya dalam pembahasan kali ini adalah dalam hal berinteraksi sosial atau pergaulan antar lain jenis dari hal-hal kemaksiatan dan kenistaan yang dapat bermula dari perbuatan-perbuatan dan perilaku keseharian sering tidak kita sadari, yang bisa memungkinkan syahwat. Islam selalu menganjurkan kepada umatnya untuk tidak mengumbar syahwat. Semua dilakukan dengan cara yang mudah dilakukan oleh setiap orang, yaitu (Qutub, 1996: 2511) :

a. Menjaga pandangan dan kemaluan.

(38)

c. Tidak menunjukkan perhiasan secara berlebih-lebihan kecuali pada muhrimnya.

d. Selalu menjaga aurat serta cara berpakaian dan lain-lain.

Menjaga pandangan atau ghadul basr adalah merupakan usaha yang harus dilakukan oleh pihak laki-laki dalam usaha untuk ta‟dib an-nafs atau menjaga diri dari hal-hal yang mana bisa mengarahkan manusia kepada perbuatan maksiat dan perzinahan. Ghadul basr diumpamakan seperti pintu utama yang mengarahkan kepada maksiat atau perzinahan dan juga fitnah. Fitnah adalah lebih kejam dari pada pembunuhan. Akibat dari dampak fitnah itu bisa mengakibatkan kejadian yang lebih kejam dari pembunuhan. Menjaga kemaluan adalah buah dari hasil menjaga pandangan (ghadul basr), atau menjaga pandangan merupakan upaya untuk mengendalikan syahwat seseorang. Menurut Thahir ibn Asyur, yang dimaksud dengan ghadul basr yaitu tidak membuka lebar-lebar untuk melihat sesuatu yang terlarang, seperti: aurat wanita dan tempat-tempat yang bisa melengahkan. Akan tetapi tidak juga menutupnya sekali sehingga merepotkannya (Syihab, 2002: 324).

Kata “dzalika a zka lahum” atau hal yang demikian itu menjaga

(39)

terjadinya perzinahan tersebut. Apabila pencegahan tersebut benar-benar dilakukan akan sangat efektif karena Allah Maha Mengetahui apa yang bergetar di dalam hati dan jiwa manusia.

Demikian juga ghadul ba sr atau menjaga pandangan dan menjaga kemaluan dianjurkan juga pada pihak perempuan. Anjuran ini sebanding antara pihak laki-laki dan pihak perempuan, tidak ada diskriminasi sebagai mana yang sering kita dengar. Dalam hal ini pihak perempuan selalu yang disalahkan dan dianggap penyebab terjadinya kemaksiatan. Hal ini bisa kita buktikan dari kenyataan kehidupan bahwa dalam usaha menciptakan kehidupan yang bersih terhindar dari kemaksiatan tidak bisa ditekankan hanya sebelah pihak saja, tetapi harus dilakukan dari kedua belah pihak (laki-laki dan perempuan), (al-Mahil dan al-Syuyuti: 207).

C. Kewajiban Memakai Busana Muslimah

Allah mewajibkan wanita-wanita Islam memakai busana Muslimah

secara syar‟i baik di dalam rumah maupun di luar rumah, dan ini merupakan

kelebihan wanita dengan keindahan, namun Allah Maha Adil dalam menganugerahkan kepada makhluk-Nya dan memberikan pedoman untuk memelihara dan menjaga kehormatannya serta kehormatan keluarganya. 1. Ketika di luar rumah

Dasar hukumnya adalah hadist dari Ummu Atiyah berkata yang

artinya: “Rasulullah saw telah memerintahkan kepada kami untuk keluar

(40)

sedang haid menjauh dari kerumunan orang yang shalat, tetapi mereka menyaksikan kebaikan dan seruan yang ditujukan kepada kaum Muslimin.

Aku lantas berkata: “Ya Rasulullah saw, salah seorang diantara kami tidak

memiliki jilbab.” Beliau kemudian bersabda, “hendaklah salah seorang

saudaranya meminjamkan jilbabnya.” Hukum wajib berjilbab bagi

perempuan ini manakala ia akan keluar rumah atau aktif dalam kehidupan publik atau pergi ke kampus (Ambarwati dan Al Khaththath, 2003: 40).

Hadits di atas menunjukkan bahwa kewajiban memakai busana muslimah ketika keluar dari rumah entah itu pergi ke pasar, sekolah, kampus atau mengikuti kegiatan masyarakat, dimaksudkan agar wanita terhindar dari ganguan laki-laki, terhindar dari fitnah seksual, juga untuk membedakan wanita yang bertaqwa dengan yang tidak bertaqwa. Secara psikologis dengan berbusana muslimah ia bisa meredam hawa nafsunya dan bertindak sesuai kaidah-kaidah Islam.

Ada wanita yang memperlihatkan auratnya di depan umum (bukan muhrimnya), maka bukan hanya dia saja yang berdosa, melainkan semua orang yang melihat dan memperhatikannya ikut mendapat dosa.

2. Ketika dihadapan laki-laki bukan muhrim

(41)

hadapan perempuan muslimah, budak pelayan lak-laki yang tidak punya keinginan terhadap perempuan berarti di hadapan laki-laki asing permpuan wajib berjilbab (Ambarwati dan Al Khaththath, 2003: 7).

Selain di hadapan muhrim yang disebutkan di atas, wanita muslimah wajib memakai jilbab meskipun di dalam rumahnya sendiri, misalnya menerima tamu, berbisnis di kantor, bermusyawarah dan lain-lain. Sebaliknya boleh tidak berjilbab ketika di luar rumah asalkan yang melihat hanya muhrimnya saja.

D. Hikmah Berbusana Muslimah

Kecocokan ajaran Islam dengan fitrah insani telah tampak pada

hikmah Allah dalam menurunkan syari‟at jilbab (busana muslimah) bagi

wanita Islam.

1. Wanita Islam yang menutupi aurat / mengenakan jilbab akan mendapatkan pahala karena ia telah melaksanakan perintah Allah SWT, dengan menutup sarana yang membawa ke jurang zina, terutama pandangan mata (Fachruddin, 1984: 56).

2. Jilbab adalah identitas muslimah, dengan memakainya wanita Islam telah menampakkan identitas lahirnya juga untuk membedakan wanita yang sholeh dan yang tidak sholeh (Fachruddin, 1984: 43).

(42)

Menurut (Tholib, 1987: 43) hikmah menutup aurat atau jilbab (busana muslimah)itu di klasifikasikan menjadi empat bagian:

1. Menjauhkan wanita dari gangguan laki-laki.

2. Membedakan wanita yang berakhlak mulia dengan wanita yang berakhlak kurang mulia.

3. Mencegah timbul fitnah birahi pada kaum laki-laki. 4. Memelihara kesucian agama.

(43)

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Pendirian

Sejak berdirinya sampai saat ini, STAIN Salatiga telah melewati sejarah yang cukup panjang, dan mengalami beberapa kali perubahan kelembagaan. Pendirian lembaga ini, bermula dari cita-cita masyarakat Islam Salatiga untuk memiliki Perguruan Tinggi Islam. Oleh karena itu didirikanlah Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Institut Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (IKIP) “Nahdlatul Ulama” di Salatiga. Lembaga ini menempati

gedung milik Yayasan “Pesantren Luhur”, yang berlokasi di Jalan

Diponegoro Nomor 64 Salatiga. Lembaga ini berdiri berkat dukungan dari berbagai pihak, khususnya para ulama dan pengurus Nahdlatul Ulama Jawa Tengah.

Dalam rentang waktu kurang setahun, lembaga ini diubah dari FIP IKIP menjadi Fakultas Tarbiyah. Maksud perubahan tersebut adalah agar lembaga ini dapat dinegerikan bersamaan dengan persiapan berdirinya IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang. Guna memenuhi persyaratan formal, maka dibentuklah panitia pendiri yang diketuai oleh K.H. Zubair dan sekaligus diangkat sebagai Dekannya.

Bersamaan dengan proses pendirian IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang, Fakultas Tarbiyah Salatiga diusulkan untuk dinegerikan sebagai cabang IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Peninjauan oleh Tim

(44)

Peninjau yang dibentuk IAIN Sunan Kalijaga, akhirnya pembinaan dan pengawasan Fakultas Tarbiyah Salatiga diserahkan padanya. Keputusan ini didasarkan pada Surat Menteri Agama c.q. Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam Nomor Dd/PTA/3/1364/69 tanggal 13 November 1969.

Ketika IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang berdiri, Fakultas Tarbiyah Salatiga mendapatkan status negeri, dan menjadi cabang IAIN Walisongo. Penegerian Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo tersebut berdasarkan SK Menteri Agama Nomor 30 Tahun 1970 tanggal 16 April 1970.

2. Bergabung dengan IAIN Walisongo

Meskipun telah berstatus negeri dan menjadi IAIN Walisongo, Fakultas Tarbiyah namun kondisinya tidak berubah dalam waktu singkat, sehingga sejajar dengan Perguruan Tinggi Negeri yang lain. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

a. Sarana dan prasarana yang jauh dari memadai. Utamanya belum tersedia gedung milik sendiri;

b. Tenaga profesional baik edukatif maupun administrasi yang masih kurang; dan

c. Animo mahasiswa yang relatif masih kecil.

(45)

terutama dilihat dari sarana dan fasilitas yang dimiliki. Atas dasar itu pernah berkembang isu untuk menutup lembaga ini. Mengingat kendala utama bagi pengembangan lembaga tersebut belum tersedianya kampus milik sendiri, maka para pengelola fakultas mencurahkan perhatian dan usahanya untuk menjawab tantangan tersebut. Jalan satu-satunya yang mesti ditempuh adalah membeli areal tanah kampus, sebab mengharapkan wakaf dari masyarakat dan meminta kepada Pemerintah Daerah tidak memungkinkan.

Suatu kebetulan ada seorang warga Muhammadiyah (H. Asrori Arif) yang menaruh perhatian terhadap keberadaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga. Beliau menawarkan tanah pekarangannya seluas 0,75 ha lengkap dengan bangunannya yang letaknya cukup strategis untuk penyelenggaraan pendidikan.

Berkat perhatian Menteri Agama (H. Alamsyah Ratu Prawiranegara) terhadap perkembangan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga, maka beliau berkenan mengabulkan usulan Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga Nomor 031/A-a/FT-WS/I/1979, tanggal 24 Januari 1979, tentang maksud pembelian tanah tersebut.

(46)

bahwa pembelian tanah tersebut tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, terutama Bapak Muhammad Natsir (selaku Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia) yang juga telah lama menaruh perhatian terhadap kehidupan umat Islam di Salatiga.

Tercatat mulai tahun 1982 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga hijrah dari kampus lama ke kampus baru milik sendiri, tepatnya di jalan Caranggito 2 (sekarang berubah menjadi jalan Tentara Pelajar 2). Kampus baru dinilai sebagai jawaban tepat yang bersifat fisik atas tantangan rencana rasionalisasi. Bahkan kampus baru tersebut dirasakan mampu membangkitkan kembali optimisme dan antusiasme seluruh civitas akademikanya.

Sedikit demi sedikit sarana dan prasarana pendidikan bertambah, antara lain gedung kuliah, perpustakaan dan kantor. Pemerintah Daerah pun juga tidak mau ketinggalan untuk memberikan bantuan tambahan tanah kampus seluas 3000 m2 yang waktunya bersamaan dengan pembangunan masjid kampus bantuan Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila. Memang secara administratif masjid tersebut milik PEMDA, tetapi secara fungsional menjadi tanggungjawab Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga.

(47)

kedua menjadi 30 (tiga puluh) orang. Fenomena yang hampir sama terjadi pula pada perkembangan jumlah mahasiswa. Pada tahun 1987 tercatat 940 orang. Jika dibanding dengan jumlah mahasiswa tahun 1983, maka peningkatannya sudah lebih dari 300%.

Disimak dari sisi akademis, eksistensi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga juga semakin mantap, sebab mulai tahun akademik 1983/1984 sudah diberi kewenangan menyelenggarakan Program Pendidikan Strata Satu (S1) dengan sistem SKS. Sebelumnya Perguruan Tinggi ini hanya berhak menyelenggarakan Program Pendidikan Sarjana Muda. Disamping itu secara yuridis juga semakin kokoh dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1985 tentang Struktur Organisasi IAIN di mana Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga termasuk di dalamnya. Tahun 1987 tampaknya relevan untuk dipahami sebagai awal pengembangan kinerja bagi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga. Serangkaian peristiwa bersejarah terjadi mengiringi perjalanan waktu ini.

(48)

Badan Koordinasi Orang Tua dan Alumni (BAKOAMI) yang dibentuk pada tahun 1988. Pada tahun 1992 diaktanotariskan dengan nama Yayasan Kerjasama Orang Tua dan Alumni (YAKOAMI).

Adapun peningkatan sumber daya insani tampak pada upaya serius lembaga ini dalam mendorong tenaga edukatif dan administrasi untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Pada awal tahun 1997 Fakultas Tarbiyah telah memiliki 44 orang dosen tetap. Dari jumlah itu 1 orang telah bergelar Doktor, 22 orang bergelar Magister, dan 10 orang sedang menyelesaikan program S.2 dalam berbagai bidang keilmuan. Di antara tenaga administrasi ada 2 orang yang sedang menyelesaikan studi program S.1. Dengan menyimak pada proses perkembangan tersebut, maka Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga sebenarnya tampak semakin mapan secara akademik untuk memberdayakan mahasiswa yang berjumlah 1337 orang.

3. Alih Status Menjadi STAIN

(49)

pengetahuan agama Islam. Sebagai salah satu bentuk satuan Pendidikan Tinggi, STAIN Salatiga masih tetap pula memiliki kedudukan dan fungsi yang sama dengan institut maupun universitas negeri lainnya.

Beralihnya status Fakultas Tarbiyah menjadi STAIN Salatiga telah membawa berbagai peningkatan, baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Peningkatan fisik meliputi penambahan tanah dan gedung sekretariat. Pada tahun 1997 STAIN Salatiga telah menambah tanah seluas 12.500 meter persegi yang terletak tidak jauh dari kampus sekarang. Kemudian pada tahun 2001, STAIN Salatiga telah membangun gedung sekretariat berlantai tiga dengan luas bangunan seluruhnya 900 meter persegi, yang dibangun di atas tanah bekas KUA seluas 871 meter persegi.

Peningkatan non fisik meliputi peningkatan jumlah dan

pendidikan bagi dosen dan pegawai tetap STAIN Salatiga. Hingga

tahun 2007, jumlah dosen tetap STAIN Salatiga sebanyak 94

orang. Berdasarkan jumlah tersebut ada 2 orang bergelar profesor,

5 orang bergelar Doktor, 70 orang bergelar Magister, dari 26 orang

tersebut sedang studi S-3 sebanyak 10 orang, studi S.2 sebanyak 30

orang (termasuk calon dosen). Sedangkan jumlah pegawai tetap

STAIN Salatiga hingga tahun 2007 mencapai 27 orang, 2 orang di

antaranya sudah menyelesaikan S-2. jumlah mahasiswa reguler

1991. Jurusan Tarbiyah mahasiswanya paling banyak dibanding

dengan jurusan yang lainnya. Tentunya beragam juga model dan

(50)

B. Paparan Informasi dari Hasil Wawancara

1. IF, adalah mahasiswi Program Studi Pendidikan Agama Islam angkatan 2008. Diwawancarai pada tanggal 05 Bulan 10 tahun 2009 jam 12.00 s/d jam 12.20.

a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim ? Jawaban : Menutup aurot seluruh badan.

b. Apa fungsi pakaian menurut anda? Jawaban: Menutupi sebagian tubuh

c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban: menurut saya harus sesuai dengan zaman dan model.

d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus?

Jawaban : Harus wajib, apalagi PAI adalah calon pendidik.

e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus?

Jawaban: Kurang etis sudah sepantasnya untuk diingatkan.

f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus

Jawaban: Malu, karena ini bagian dari potret pribadi seseorang.

g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat?

(51)

2. NE, diwawancarai pada tanggal 07 Bulan 10 tahun 2009 jam 09.00 s/d jam 09.20.

a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim?

Jawaban: busana muslim itu adalah: Pakaian yang berfungsi untuk menutup aurot.

b. Apa fungsi pakaian menurut anda

Jawaban : Menghindari pikiran dan perbuatan tercela.

c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban: Ada kerudung, baju tidak terlalu ketat.

d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus

Jawaban: Tidak masalah, tapi sesuai dengan koridor yang ada.

e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus?

Jawaban: Alangkah baiknya bila saling mengingatkan.

f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus: Jawaban: Kurang nyaman, sebab sebagian besar tubuh wanita adalah aurot.

g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat?

(52)

3. LW, Ditemui pada tanggal 07 Bulan 10 tahun 2009 jam 09.15 s/d jam 09.40.

a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim? Jawaban: Busana yang dianjurkan Islam.

b. Apa fungsi pakaian menurut anda?

Jawaban: Mencegah terjadinya penyakit dalam tubuh.

c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban : Longgar supaya tidak terlihat lekuk tubuh.

d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus?

Jawaban: Tidak perlu kebijakan karena ini sudah menajadi kebutuhan. e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian

Islami di kampus?

Jawaban : Sebenarnya malu sebagai wanita, akan tetapi itu bagian dari pilihanya.

f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus?

Jawaban : Melihat saja malu, sudah otomatis tidak akan memakainya. g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan

anda memakai pakaian yang serba ketat

Jawaban : Setuju, kalau perlu masuk dalam penilain perkuliahan.

(53)

Jawaban: Tidak menimbulkan fitnah dan mengganggu orang lain. b. Apa fungsi pakaian menurut anda?

Jawaban: Menutup seluruh tubuh kecuali muka dan tangan. c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda?

Jawaban : Tidak menimbul perhatian, berjilbab yang sederhana.

d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus?

Jawaban : Boleh, asal tidak ada kesan memaksa.

e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus

Jawaban : Tidak apa, yang penting harus paham situasinya.

f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus

Jawaban : Susah, soalnya selain mengganggu juga kurang etis.

g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat?

Jawaban: Tidak apa, yang penting diberikan pemahaman dan penjelasan.

5. DM, ditemui pada tanggal 10 Bulan 10 tahun 2009 jam 12.00 s/d jam 12.20.

(54)

Jawaban: Menutupi organvital, tidak mengundang syahwat. c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda?

Jawaban: Sesuai dengan postur tubuh masing-masing orang.

d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus?

Jawaban: Hak lembaga dengan disesuaikan kondisi yang ada.

e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus?

Jawaban: Silahkan, karena resiko akan ditanggung sendiri.

f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus?

Jawaban : Kurang nyaman, karena kita berada dilembaga Islami. g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan

anda memakai pakaian yang serba ketat?

Jawaban: Bagus berarti asaz Islam mau direalisasiakan.

6. SD, ditemui pada tanggal 10 Bulan 10 tahun 2009 jam 10.20 s/d jam 10.45.

a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim? Jawaban: Tidak terlalu mepet.

b. Apa fungsi pakaian menurut anda? Jawaban: Memperindah diri kita.

(55)

d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus?

Jawaban: Bagus dan setuju.

e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus?

Jawaban: Memberikan masukan dan pemahaman.

f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus?

Jawaban: Malu Karena nanti akan menjadi pusat perhatian.

g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat?

Jawaban: Bagus dalam rangka mengevaluasi budaya berpakian.

7. WT, ditemui pada tanggal 14 Bulan 10 tahun 2009 jam 10.10 s/d jam 10.30.

a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim? Jawaban: Alat untuk memberikan keindahan tubuh. b. Apa fungsi pakaian menurut anda?

Jawaban: Mensyukuri dan menjaga tubuh.

c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban: Kerudung, baju, rok bukan celana.

d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus?

(56)

e. Bagaimana reaksi anda jika melihat teman yang tidak berpakaian Islami di kampus?

Jawaban: Tidak apa, asalkan rapi.

f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat (pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus?

Jawaban: Kurang enjoy, cantik tidak harus berpakian ketat.

g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan anda memakai pakaian yang serba ketat?

Jawaban: Tidak jadi masalah, karena ini bagian dari pembelajaran. 8. St, ditemui pada tanggal 14 Bulan 10 tahun 2009 jam 09.05 s/d jam

09.30.

a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim? Jawaban: Pakaian yang diajarkan oleh Islam. b. Apa fungsi pakaian menurut anda?

Jawaban: Menghilangkan rasa dingin yang menyebabkan sakit. c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda?

Jawaban: Rapi, sopan, indah dan menutup aurot.

d. Bagaimana pandangan anda jika pihak lembaga mengeluarkan aturan berbusana di kampus?

Jawaban: Mendukung, karena mahasiswa banyak yang berpakain kurang etis.

(57)

Jawaban: Sebenarnya malu, karena STAIN adalah Islam di Salatiga. f. Apa yang anda rasakan jika anda mengenakan pakaian serba ketat

(pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh) datang ke kampus?

Jawaban: Ya jelas malu to, menginginkan hal ideal tapi kita tidak ideal. g. Bagaimana reaksi anda jika ada dosen yang menegur, dikarenakan

anda memakai pakaian yang serba ketat?

Jawaban: Sangat berterimakasih ternyata perhatian dosen bukan di perkuliahan saja.

9. UZ, ditemui pada tanggal 17 Bulan 10 tahun 2009 jams 12.20 /d jam 12.40.

a. Apa yang anda pahami tentang busana Muslim? Jawaban: Busana yang dipakai orang Islam. b. Apa fungsi pakaian menurut anda?

Jawaban: Melindungi diri.

c. Coba anda beri contoh kriteria busana yang Islami, menurut anda? Jawaban: Suci, bersih dan nyaman.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Klasifikasi agregat menjadi kasar, halus dan filler adalah berdasarkan ukurannya yang ditentukan menggunakan saringan. Mutu agregat mempengaruhi kekuatan dan ketahanan konkrit. Adapun

Mengenai hal tersebut, Lembaga Amil Zakat PKPU menyalurkan dana zakat melalui salah satu program yaitu Program Sinergitas Pemberdayaan Ekonomi Komunitas, program ini

Berdasarkan hasil dari uji t maka hipotesis yang menyatakan servicescape berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen D’barista Coffee Langsa dapat diterima. Hal

Pembelajaran dapat mencapai optimal apabila ada dessain pembelajaran dan pengukuran hasil belajar yang utuh meliputi aspek sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Oleh karena

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan ekstrakurikuler pramuka penggalang di SD Jaranan Banguntapan Bantul dapat dilihat dari 1) perencanaan pihak

Ada beberapa faktor yang menyebabkan buruknya kepribadian anak-anak yang dapat menimbulkan kemerosotan moral pada anak-anak, di antaranya: (1) Kurang tertanamnya nilai-nilai

Menurut Rifa’i tawakal sah setelah berusaha (ikhtiar) sekuat tenaga dalam mencari penghasilan dan menyadari sepenuhnya bahwa Allah yang menciptakan dan memutuskan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan media pembelajaran E-Learning berbasis web pada pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi