• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PSI 0806947 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PSI 0806947 Chapter3"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SMPIT As-Syifa Boarding School yang berlokasi di Jalan Raya Subang – Bandung KM. 12 Tambakmekar, Jalancagak, Subang, Jawa Barat. SMPIT As-Syifa Boarding School ini adalah sekolah berasrama yang terdiri atas sekolah menengah pertama dan asrama untuk tempat tinggal murid dan guru. Sekolah asrama ini berada di tengah kawasan pedesaan dan menyatu dengan kehidupan warga sekitarnya. Santri yang bermukim di sekolah asrama ini berasal dari berbagai daerah, yaitu ada yang berasal dari Subang, Jakarta, Bekasi, Bogor, Bandung, dan kota-kota lainnya, bahkan terdapat santri mukim yang berasal dari Malaysia.

As-Syifa Boarding School ini memiliki visi membangun peradaban, di mana dalam mencapai visi ini, As-Syifa Boarding School mempunyai misi menjadikan sekolah sebagai sarana tarbiyah islamiyah, melaksanakan pembelajaran dan bimbingan dengan menyenangkan, efisien dan islami, membangun lembaga yang profesional, unggul dan murah, memberdayakan guru-guru menjadi kreatif, prigelm dan karya, menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah/lembaga, dan menempatkan diri sebagai mitra keluarga, masyarakat dan pemerintah. Sehingga dengan visi, misi serta fasilitas yang disediakan oleh As-Syifa Boarding School diharapkan akan membantu siswa untuk belajar dengan nyaman serta terkondisi, mengeksplorasi dan mengembangkan bakat. Kondisi sekolah yang kondusif jauh dari hiruk pikuk metropolitan, diharapkan sangat membantu siswa dalam belajar.

2. Subjek Penelitian

(2)

yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012, hlm. 61). Populasi dalam penelitian ini adalah murid kelas VIII SMPIT As-Syifa Boading School di Subang, yang berjumlah sekitar 200 murid.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011, hlm. 62). Sampel yang diambil dari populasi harus representatif. Pada penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah teknik

sampling non-probabilitas. Teknik sampel non-probabilitas adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2012, hlm. 66). Teknik sampel non-probabilitas yang digunakan adalah teknik sampling

kuota. Sampling kuota adalah teknik untuk mengumpulkan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2012, hlm. 67).

Karakteristik sampel penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Santriwan dan santriwati yang yang masih aktif dalam kegiatan pembelajaran b. Santriwan dan santriwati yang menjadi sampel adalah subjek yang berada

dalam fase remaja awal. Menurut Santrok (2003), masa remaja awal (early adolescence) berada pada masa sekitar sekolah menengah pertama, yaitu pada usia 12 sampai 15 tahun.

c. Santriwan dan santriwati yang berada pada tahun kedua bermukim di SMPIT

As-Syifa Boarding School Subang.

Dipilihnya subjek dengan kriteria ini karena untuk mendapatkan sampel remaja awal yang sedang menjalani proses penyesuaian sosial dan masih berada dalam situasi kurang menyenangkan (adversity) setelah melewati tahun pertama bermukim di sekolah asrama.

(3)

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian kuantitatif, yaitu strategi penelitian yang menekankan pada pengumpulan dan analisis data dengan pendekatan deduktif untuk hubungan antara teori dan penelitian dengan menempatkan pengujian teori (Silalahi, 2010, hlm. 76).

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan yang digunakan untuk membuktikan hipotesis adalah metode deskriptif korelasional. Deskriptif digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik bidang atau populasi tertentu secara cermat dan aktual (Sihite, 2012), sedangkan korelasional digunakan untuk menyelidiki hubungan antara hasil pengukuran terhadap dua variabel yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat atau derajat hubungan antara sepasang variabel (bivariat) (Annisa, 2010). Penelitian ini menggunakan uji korelasional non parametric spearman, dimana variabel yang dikorelasikan adalah resiliensi sebagai variabel pertama dan penyesuaian sosial sebagai variabel kedua. Metode ini digunakan untuk melihat hubungan antara kedua variabel dengan menggunakan statistik Spearman Rank Correlation pada variabel pertama, resiliensi dengan variabel kedua, penyesuaian sosial terhadap remaja awal di boarding school.

Untuk mengukur variabel resiliensi pada remaja awal kelas VIII As-syifa Boarding School digunakan kuesioner yang dikembangkan dari teori resiliensi Reivich & Shatte (2002), sedangkan untuk mengukur penyesuaian sosial digunakan kuesioner yang dikembangkan dari teori penyesuaian sosial di sekolah oleh Schneiders (1964). Kemudian hasil dari kedua penilaian kuesioner tersebut akan dikorelasikan, dianalisis hubungan antara variabel resiliensi dan variabel kemampuan penyesuaian sosial, kemudian hasil penelitian hubungan kedua variabel dibuat kesimpulannya.

(4)

1. Variabel Penelitian

Menurut Hatch dan Farhady (1981) variable secara teoritis dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain (dalam Sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah resiliensi sebagai variabel pertama (V1) dan penyesuaian sosial sebagai variabel kedua (V2).

2. Definisi Operasional Variabel a. Resiliensi

Resiliensi pada penelitian ini adalah skor yang diperoleh dari pengukuran berdasarkan faktor-faktor dasar penyusun resiliensi menurut Reivich (2002) yaitu:

1) Regulasi emosi, yaitu dapat mengendalikan dirinya dan bersikap tenang saat berada dalam tekanan.

2) Kontrol impuls, yaitu kemampuan untuk dapat menahan keinginan impulsif. 3) Optimis, yaitu dapat melihat ke depan dengan positif.

4) Analisa sebab-akibat, yaitu dapat menganalisa keadaan.

5) Empati, yaitu mengetahui isyarat emosi dan psikologis lawannya. 6) Efikasi diri yaitu kemampuan bersikap efektif dan efisien.

7) Reaching out yaitu kesediaan mengambil resiko dalam pengembangan diri.

b. Penyesuaian Sosial

Penyesuaian sosial pada penelitian ini adalah skor yang diperoleh dari tuntutan lingkungan atau tingkah laku yang sering dihadapi oleh individu di lingkungan sekolah yang disusun oleh Schneiders (1964) yaitu:

1) Menghargai dan menerima otoritas atau peraturan sekolah. 2) Tertarik dan berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas sekolah.

3) Mempunyai hubungan yang sehat, bersahabat dengan teman, guru, dan unsur-unsur lainnya.

4) Menerima batasan-batasan dan tanggung jawab.

(5)

E. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua jenis instrumen yang digunakan untuk mengungkap data. Berikut adalah penjelasan mengenai instrumen yang digunakan.

1. Instrumen Resiliensi

Dalam mengukur variabel resiliensi, digunakan instrumen faktor-faktor dasar penyusun resiliensi dari Reivich (2002). Instrumen ini terdiri tujuh dimensi, yaitu regulasi emosi, kontrol impuls, optimis, analisa sebab-akibat, empati, efikasi diri, dan reaching out. Adapun uraian mengenai kisi-kisi instrumen resiliensi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Kuesioner Resiliensi

No Dimensi Indikator Nomor Item Jumlah

Item

+ -

1 Regulasi

Emosi

a.Dapat mengendalikan diri saat dirinya sedang kesal

dan dapat mengatasi rasa sedih, cemas, atau marah. 15, 29 1 3 b.Dapat mengendalikan perhatian, dan perilakunya. 37, 52 8, 22 5

2 Kontrol

Impuls

a. Mampu menunda atau menahan keinginan-keinginan impulsif

2, 30,

16 3

b.Memiliki pertimbangan yang matang dalam menghadapi situasi sulit.

9, 23,

31 3

3 Optimis

a. Mempercayai bahwa segala sesuatu akan menjadi lebih baik

32, 46,

17 3 4

b. Memiliki kendaliterhadap arah hidupnya 39, 47 10, 24 4

4

Analisa sebab-akibat

a. Mampu mengidentifikasi penyebab masalah 4, 18, 33

11, 25,

40 6

5 Empati a. Dapat merasakan dan memprediksi apa yang disukai atau tidak disukai lawannya

34, 41,

a. Mampu untuk memecahkan kesulitan yang ada

dan perasaan yakin bahwa dirinya akan sukses 6, 20 50 3

b. Memiliki keyakinan akan kemampuan diri 13, 45 27,35,

42, 48 6

7 Reaching

Out

a. Mampu mengambil resiko dan tindakan dalam

rangka pengembangan diri atau pencapaian cita 21, 36 2

b. Adanya keinginan mengembangkan kualitas diri 14, 28,

43, 51 38, 7 6

(6)

Instrumen ini disusun menggunakan Skala Likert. Responden diminta untuk menyatakan sikapnya terhadap pernyataan yang diberikan dalam lima kategori jawaban, yaitu:

Jawaban setiap pernyataan yang menggunakan Skala Likert diberi bobot dalam rentang 1-5, dan terdapat pernyataan bernilai favorable (+) dan unfavorable

(-).

2. Instrumen Penyesuaian Sosial

Dalam mengukur variabel penyesuaian sosial, digunakan instrumen yang dikembangkan dari teori penyesuaian sosial di sekolah dari Schneider (1964). Instrumen ini terdiri lima dimensi, yaitu menghargai dan menerima otoritas atau peraturan sekolah, tertarik dan berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas sekolah, mempunyai hubungan yang sehat, bersahabat dengan teman, guru, dan unsur-unsur lainnya, menerima batasan-batasan dan tanggung jawab, dan membantu sekolah mencapai tujuan intrinsik dan ekstrinsik.

Adapun uraian mengenai kisi-kisi instrumen penyesuaian sosial di sekolah adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Kuesioner Penyesuaian Sosial di Sekolah

No Dimensi Indikator Nomor Item Jumlah

Item

a. Menerima dan memenuhi peraturan yang berlaku

1, 11,

21, 31, 41 5

b. Menghormati dan menghargai petugas

yang berwenang 6, 16 26, 36 4

2 Tertarik dan

berpartisipasi dalam

a. Memiliki ketertarikan dan minat

(7)

aktivitas-aktivitas sekolah

b. Berperan serta dan berpartisipasi

dalam kegiatan sekolah 17, 37 7, 27 4

3

Mempunyai hubungan yang sehat, bersahabat dengan teman , guru, dan unsur-unsur lainnya

a. Mempunyai hubungan yang sehat, bersahabat dengan teman.

3, 18,

33, 50 44, 48 6

b. Mempunyai hubungan yang sehat, bersahabat dengan guru

8, 38, 46, 49, 51, 52

23 7

c. Mempunyai hubungan yang sehat, bersahabat dengan unsur-unsur yang di dalam sekolah.

a. Mengerjakan tugas-tugas yang

diberikan guru. 19, 34 4 3

b. Mengerjakan tugas-tugas di asrama

dan sekolah. 9

24, 39,

45 4

c. Menggunakan dan menjaga fasilitas

sekolah. 14, 29 42 3

5

Membantu sekolah mencapai tujuan intrinsik dan ekstrinsik.

a. Mengikuti kegiatan dan kebiasaan

yang berlaku di sekolah 5, 15 2

b. Menjaga nama baik sekolah di luar sekolah

Instrumen ini disusun menggunakan Skala Likert. Responden diminta untuk menyatakan sikapnya terhadap pernyataan yang diberikan dalam lima kategori jawaban, yaitu:

Jawaban setiap pernyataan yang menggunakan Skala Likert diberi bobot dalam rentang 1-5, dan terdapat pernyataan bernilai favorable (+) dan unfavorable

(-).

(8)

Instrumen resiliensi dan penyesuaian sosial disusun menggunakan Skala Likert. Responden diminta untuk menyatakan sikapnya terhadap pernyataan yang diberikan dalam lima kategori jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Jawaban setiap pernyataan yang menggunakan skala Likert diberi bobot dalam rentang 1 - 5, dan terdapat pernyataan bernilai favorable (+). Berikut sistem penyekoran pada instrumen.

Tabel 3.3

Penyekoran Instrumen

Item Nilai Item

SS S RR TS STS

Favorable 5 4 3 2 1

Unfavorable 1 2 3 4 5

F. Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen untuk mengukur resiliensi merupakan pengembangan dari faktor-faktor dasar penyusun resiliensi, dan instrument penyesuaian sosial dibuat dengan menurunkan indikator berdasarkan teori penyesuaian sosial di lingkungan sekolah. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kedua instrumen tersebut, peneliti melakukan uji coba instrumen terhadap remaja awal yang bersekolah di sekolah berasrama yang berlokasi di Bandung. Hasil uji coba tersebut kemudian diolah menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistic 15.

1. Uji Validitas Instrumen

(9)

terdapat rangkaian langkah, yaitu pengestimasian, atau ekstraksi faktor-faktor, yang menentukan berapa banyak faktor yang dipertahankan dan merotasi faktor-faktor ke sebuah tujuan.

Prosedur awal dalam analisis faktor adalah menentukan layak tidaknya variabel untuk dianalisis. Untuk menguji kelayakan variabel, dilakukan tes KMO MSA (Kaiser Mayer Olkin Measure of Sampling Adequacy) dan Bartlet’s test of

sphericity, dan matriks anti-image. Menurut Gebotys (Ihsan, 2009, hlm. 108) terdapat kategorisasi nilai KMO untuk menentukan suatu variabel layak dianalisis atau tidak, yaitu:

Tabel 3.4

Kategorisasi Nilai KMO

Nilai KMO Derajat Varian Umum

0.90 sampai 1.00 Bagus sekali

0.80 sampai 0.89 Bagus

0.70 sampai 0.79 Cukup sekali

0.60 sampai 0.69 Cukup

0.50 sampai 0.59 Jelek

0.00 sampai 0.49 Jangan difaktor

Selain KMO MSA, layak atau tidaknya suatu variabel untuk dianalisis dapat dilihat dari matriks korelasi anti-image. Apabila variabel tersebut indeks korelasi

anti-image-nya ≥ 0.5, maka variabel tersebut layak untuk dianalisis faktor. Jika indeks korelasi anti-image-nya < 0.5, maka tidak layak dianalisis faktor dan harus dihapus dari rangkaian variabel, dan dilakukan uji ulang KMO dan korelasi anti-image hingga mendapatkan variabel yang layak (Ihsan, 2009, hlm. 108 - 109).

(10)
(11)

a. Uji Validitas Instrumen Resiliensi 1) Pemilihan Item yang Layak

Pemilihan item yang layak dilakukan dengan melihat nilai KMO ≥ 0.5 dan nilai korelasi anti image ≥ 0.5. Pada tahap analisis faktor pertama, terdapat item yang tidak layak pada dimensi Regulasi Emosi yaitu pada item nomor 8, pada dimensi Optimis yaitu pada item nomor 3 dan 24, Pada dimensi Empati yaitu pada item nomor 26, pada dimensi Efikasi-Diri yaitu pada item 35, 42, dan 50, dan pada dimensi Reaching-Out item tidak layak pada nomor item 7 dan 36.

Tabel 3.5

Item-item Instrumen Resiliensi

Dimensi Nomor Item Valid Nomor Item Tidak Valid

Regulasi Emosi 1, 15, 22, 29, 37, 44 8

Kontrol Impuls 2, 9, 16, 23, 30, 31

Optimis 10, 17, 32, 39, 46, 67 3, 24

Analisis Sebab-Akibat 4, 11, 18, 25, 33, 40

Empati 5, 12, 19, 34, 41, 49 26

Efikasi-Diri 6, 13, 20, 27, 45, 48 35, 42, 50

Reaching-Out 14, 21, 28, 38, 43, 51 7, 36

Setelah dilakukan analisis faktor, maka didapatkan nilai KMO MSA dari setiap dimensi, sebagai berikut:

Tabel 3.6

Nilai KMO MSA Instrumen Resiliensi

Dimensi Nilai KMO

Dimensi Regulasi Emosi 0.681

Dimensi Kontrol Impuls 0.593

Dimensi Optimis 0.622

Dimensi Sebab-Akibat 0.537

Dimensi Empati 0.740

Dimensi Efikasi-Diri 0.639

Dimensi Reaching-Out 0.678

(12)

2) Ekstraksi dan Penentuan Jumlah Faktor

Jumlah faktor ditentukan dengan melihat hasil ekstraksi dan rotasi faktor. Nilai faktor loading yang paling besar menunjukkan bahwa item tersebut merupakan bagian dari faktor, karena beberapa item bergabung ke dalam indikator yang sama. Terdapat dimensi yang tidak mengalami pengurangan atau penambahan faktor, namun susunan item tersebut berubah dari yang sebelumnya.

Tabel 3. 7

Hasil Ekstraksi dan Rotasi Instrumen Resiliensi

Dimensi Jumlah Indikator

Sebelum Ekstraksi

Analisis Sebab-Akibat 6 6

Empati 7 6

Efikasi-Diri 9 6

Reaching-Out 8 6

3) Penamaan Faktor

Setelah dilakukan ekstraksi dan rotasi faktor, dilakukan penamaan pada faktor-faktor baru tersebut. Penamaan faktor dilakukan sesuai dengan item yang terbentuk dalam faktor. Berikut adalah kisi-kisi instrument resiliensi setelah dilakukan analisis faktor:

Tabel 3.8

Penamaan Faktor Instrumen Resiliensi

No Dimensi Indikator Nomor

a.Dapat mengendalikan diri saat dirinya sedang kesal dan dapat mengatasi rasa sedih, cemas, atau marah.

1, 15, 29 3

b.Dapat mengendalikan perhatian, dan perilakunya 22, 37, 44 3

2 Kontrol

Impuls

a.Mampu menunda atau menahan keinginan-keinginan impulsif

2, 16, 30 3

b.Memiliki pertimbangan yang matang dalam menghadapi situasi sulit.

9, 23, 31 3

3 Optimis a.Mempercayai bahwa segala sesuatu akan menjadi lebih baik

(13)

b.Memiliki kendaliterhadap arah hidupnya 10, 39, 47 3 4 Analisis

Sebab-Akibat

a.Mampu mengidentifikasi penyebab masalah 4, 11, 18, 25, 33, 40

6

5 Empati a.Dapat merasakan dan memprediksi apa yang disukai atau tidak disukai lawannya

5, 12, 19, 34, 41, 49

6

6 Efiksi-Diri a.Mampu untuk memecahkan kesulitan yang ada dan perasaan yakin bahwa dirinya akan sukses

6, 20 2

b.Memiliki keyakinan akan kemampuan diri 13, 27, 45, 48

4

7

Reaching-Out

a.Mampu mengambil resiko dan tindakan dalam rangka pengembangan diri atau pencapaian cita

21 1

b.Adanya keinginan mengembangkan kualitas diri 14, 28, 38, 43, 51

5

Jumlah item 42

b. Uji Validitas Instrumen Penyesuaian Sosial 1) Pemilihan Item yang Layak

Pemilihan item yang layak dilakukan dengan melihat nilai KMO ≥ 0.5 dan nilai korelasi anti image ≥ 0.25. Pada tahap analisis faktor pertama, terdapat item yang tidak layak pada dimensi

Tabel 3.9

Item-item Instrumen Penyesuaian Sosial

Dimensi Nomor Item Valid Nomor

Item Valid Menghargai dan menerima otoritas atau peraturan

sekolah

1, 6, 11, 16, 21, 26, 31, 36, 41 9

Tertarik dan berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas sekolah

2, 7, 12, 17, 22, 27, 32, 37 8

Mempunyai hubungan yang sehat, bersahabat dengan teman , guru, dan unsur-unsur lainnya

3, 8, 13, 18, 23, 28, 33, 38, 43, 44, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52

17

Menerima batasan-batasan dan tanggung jawab 4, 9, 14, 19, 24, 29, 34, 39, 42, 45 10 Membantu sekolah mencapai tujuan intrinsik dan

ekstrinsik

5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40 8

Setelah dilakukan analisis faktor ulang, maka didapatkan nilai KMO MSA dari setiap dimensi, sebagai berikut:

Tabel 3.10

Nilai KMO MSA Instrumen Penyesuaian Sosial

(14)

Menghargai dan menerima otoritas atau peraturan sekolah 0.667 Tertarik dan berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas sekolah 0.618 Mempunyai hubungan yang sehat, bersahabat dengan teman , guru,

dan unsur-unsur lainnya

0.664

Menerima batasan-batasan dan tanggung jawab 0.742

Membantu sekolah mencapai tujuan intrinsik dan ekstrinsik 0.674

2) Ekstraksi dan Penentuan Jumlah Faktor

Jumlah faktor ditentukan dengan melihat hasil ekstraksi dan rotasi faktor. Nilai faktor loading yang paling besar menunjukkan bahwa item tersebut merupakan bagian dari faktor, karena beberapa item bergabung ke dalam indikator yang sama. Terdapat dimensi yang tidak mengalami pengurangan atau penambahan faktor, dan susunan item tersebut tidak berubah dari yang sebelumnya.

Tabel 3.11

Hasil Ekstraksi dan Rotasi Instrumen Penyesuaian Sosial

Dimensi Jumlah Indikator

Sebelum Ekstraksi

Jumlah Indikator Setelah Ekstraksi Menghargai dan menerima otoritas atau

peraturan sekolah

9 9

Tertarik dan berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas sekolah

8 8

Mempunyai hubungan yang sehat, bersahabat dengan teman , guru, dan unsur-unsur lainnya

17 17

Menerima batasan-batasan dan tanggung jawab 10 10

Membantu sekolah mencapai tujuan intrinsik dan ekstrinsik

8 8

3) Penamaan Faktor

(15)

Tabel 3. 12

Penamaan Faktor Instrumen Penyesuaian Sosial

No Dimensi Indikator Nomor

c. Menerima dan memenuhi peraturan yang berlaku

1, 11, 21,

31, 41 5

d. Menghormati dan menghargai petugas yang berwenang

c. Memiliki ketertarikan dan minat terhadap kegiatan sekolah

2, 12, 22,

32 4

d. Berperan serta dan berpartisipasi dalam kegiatan sekolah teman , guru, dan

unsur-unsur lainnya

d. Mempunyai hubungan yang sehat, bersahabat dengan teman.

3, 18, 33,

44, 48, 50 6

e. Mempunyai hubungan yang sehat, bersahabat dengan guru

8, 23, 38, 46, 49, 51, 52

7

f. Mempunyai hubungan yang sehat, bersahabat dengan unsur-unsur yang di dalam sekolah.

13, 28, 43,

47 4

4 Menerima batasan-batasan dan tanggung jawab

a. Mengerjakan tugas-tugas yang

diberikan guru. 4, 19, 34 3

b. Mengerjakan tugas-tugas di asrama dan sekolah.

9, 24, 39,

45 4

c. Menggunakan dan menjaga fasilitas

sekolah. 14, 29, 42 3

5

Membantu sekolah mencapai tujuan intrinsik

dan ekstrinsik.

c. Mengikuti kegiatan dan kebiasaan

yang berlaku di sekolah 5, 15 2

d. Menjaga nama baik sekolah di luar sekolah

10, 20, 25,

30, 35, 40 6

Jumlah Item 52

2. Uji Reliabilitas Instrumen

(16)

Kategorisasi koefisien reliabilitas menurut Guildford (Noor, 2009), sebagai berikut:

Tabel 3. 13

Kategorisasi Reliabilitas

r Interpretasi

0.8 < r ≤ 1.0 Reliabilitas sangat tinggi

0.6 < r ≤ 0.8 Reliabilitas tinggi

0.4 < r ≤ 0.6 Reliabilitas sedang

0.2 < r ≤ 0.4 Reliabilitas rendah

-1.0 < r ≤ 0.2 Tidak reliabel

a. Uji Reliabilitas Instrumen Resiliensi

Berdasarkan hasil uji coba instrument resiliensi, didapatkan nilai reliabilitas, sebagai berikut

Tabel 3.14

Hasil Uji Reliabilitas Instrument Resiliensi

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.853 51

(17)

b. Uji Reliabilitas instrument Penyesuaian Sosial

Berdasarkan hasil uji coba instrument penyesuaian sosial didapatkan nilai reliabilitas, sebagai berikut:

Tabel 3.15

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penyesuaian Sosial

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.865 52

Tabel di atas menunjukkan bahwa instrument penyesuaian sosial pada dimensi menghargai dan menerima otoritas atau peraturan sekolah memiliki reliabilitas sebesar 0.865. Nilai ini berada dalam kategori reliabilitas sangat tinggi. Oleh karena itu instrument penyesuaian sosial ini dapat digunakan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab oleh responden tersebut. Penyebaran kuesioner dilakukan secara langsung pada siswa pada dua kelas VIII SMPIT As-Syifa Boarding School di Subang.

H. Analisis Data

(18)

1. Uji Asumsi

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah statistik inferensial. Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganisis data sampel dan hasilnya berlaku untuk populasi (Sugiyono, 2008, hlm. 207). Untuk mengetahui jenis statistik yang digunakan, dilakukan uji asumsi. Jika uji asumsi menunjukkan bahwa distribusi normal dan linier, maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik. Jika data tidak berdistribusi normal dan tidak linier, maka statistik yang digunakan adalah statistik nonparametrik (Sari, 2013).

a. Uji Normalitas Data

Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan bantuan IBM SPSS Statistic 15 dengan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal jika nilai Asymp Sig 2-tailed > 0.05

Tabel 3.16

Hasil Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

resiliensi Penyesuaian sosial

N 61 61

Normal Parametersa,b Mean 199.72 149.8689

Std. Deviation 21.974 14.03980

Most Extreme Differences

Absolute .048 .088

Positive .043 .088

Negative -.048 -.068

Kolmogorov-Smirnov Z .373 .689

Asymp. Sig. (2-tailed) .999 .729

Berdasarkan hasil uji normalitas di atas, nilai signifikansi (Asymp Sig 2-tailed) dari variabel resiliensi adalah 0.999 dan dari variabel penyesuaian sosial adalah 0.729. Maka, kedua nilai tersebut lebih besar dari 0.05, maka data tersebut terdistribusi normal.

(19)

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui pola hubungan antara variabel yang diteliti, apakah hubungan kedua variabel tersebut linier atau tidak. Suatu hubungan dikatakan linier apabila terdapat kesamaan variabel, jika terjadi penurunan maupun kenaikan pada kedua variabel tersebut.

Pada penelitian ini, perhitungan uji linier dilakukan dengan software IBM SPSS

Statistic 15. Data dikatakan linier jika nilai signifikansi < 0.05. Hasil uji linieritas pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.17

Hasil Uji Linieritas Data

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 3585.229 1 3585.229 25.666 .000b

Residual 8241.722 59 139.690

Total 11826.951 60

Berdasarkan table di atas, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000. Nilai tersebut lebih kecil dari 0.05, maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara resiliensi dan penyesuaian sosial adalah linier.

c. Kategorisasi Hasil Data

Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan dengan melihat kategorisasi data pada masing-masing variabel. Pada kedua variabel resiliensi dan penyesuaian sosial, data dibagi ke dalam tiga kategori yang terdiri dari tinggi, sedang dan rendah. Pengkategorisasian dilakukan dengan mencari terlebih dahulu rata-rata dan deviasi standar masing-masing data. Nilai data dari setiap responden diperoleh dari total skor jawaban responden tersebut pada masing-masing instrumen. Berikut ini adalah deskripsi umum pada masing-masing instrumen yang diperoleh melalui pengolahan menggunakan bantuan software IBM SPSS 15.0. Pada penghitungan rentang, digunakan rumus:

- Tinggi : T > µ + 1σ

(20)
(21)

1) Kategorisasi Resiliensi

Kategori data variabel resiliensi diolah berdasarkan nilai rata-rata dan standar deviasi dari data yang diperoleh. Berikut descriptive statistic dari variabel resiliensi.

Tabel 3.18

Hasil Perhitungan Variabel Resiliensi

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Resiliensi 61 118.00 183.00 149.8689 14.03980

Valid N (listwise) 61

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai rata-rata variabel resiliensi adalah 149.87 dan standar deviasi senilai 14.04. Kemudian data dibagi menjadi kategori tinggi, sedang dan rendah. Skor-skor subjek kemudian dikategorisasi sesuai dengan kategorinya dan ditentukan jumlahnya dan dihitung persentasenya.

Tabel 3.19

Norma Kategorisasi Variabel Resiliensi

Kategori Rentang

Tinggi T 163.9

Sedang 135.9 T 163.9

Rendah T 135.9

Untuk lebih jelas, gambaran umum mengenai resiliensi dideskripsikan dengan melihat kategorisasi masing-masing dimensi yang diolah berdasarkan nilai rata-rata dan standar deviasi dari data yang diperoleh. Berikut descriptive statistic dari variabel resiliensi berdasarkan dimensi-dimensi.

Tabel 3.20

Hasil Perhitungan Variabel Resiliensi Berdasarkan Dimensi

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Regulasi Emosi 61 11.00 30.00 21.2623 3.83798

Kontrol Impuls 61 7.00 26.00 16.1639 4.10358

Optimis 61 17.00 30.00 23.9672 2.62658

(22)

Empati 61 14.00 29.00 21.5902 3.57946

Efikasi-Diri 61 17.00 30.00 22.2131 3.06657

Reaching-Out 61 18.00 29.00 23.8197 2.81962

Valid N (listwise)

Tabel 3.21

Norma Kategorisasi Variabel Resiliensi Berdasarkan Dimensi

Dimensi Rentang

Tinggi Sedang Rendah

Regulasi Emosi T 25.1 17.5 T 25.1 T 17.5

Kontrol Impuls T 20.3 12.1 T 20.3 T 12.1

Optimis T 26.6 21.4 T 26.6 T 21.4

Analisis Sebab-Akibat T 23.5 18.1 T 23.5 T 18.1

Empati T 25.2 18.0 T 25.2 T 18.0

Efikasi-Diri T 25.2 19.2 T 25.2 T 19.2

Reaching-Out T 26.6 21.0 T 26.6 T 21.0

2) Kategorisasi Penyesuaian Sosial

Kategori data variabel penyesuaian sosial diolah berdasarkan nilai rata-rata dan standar deviasi dari data yang diperoleh. Berikut descriptive statistic dari variabel penyesuaian sosial.

Tabel 3.22

Hasil Perhitungan Variabel Penyesuaian Sosial

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Penyesuaian Sosial 61 152.00 254.00 199.7213 21.97433

Valid N (listwise) 61

(23)

Tabel 3.23

Norma Kategorisasi Variabel Penyesuaian Sosial

Kategori Rentang

Tinggi T 221.7

Sedang 177.7 T 221.7

Rendah T 177.7

Untuk lebih jelas, gambaran umum mengenai penyesuaian sosial dideskripsikan dengan melihat kategorisasi masing-masing dimensi yang diolah berdasarkan nilai rata-rata dan standar deviasi dari data yang diperoleh. Berikut

descriptive statistic dari variabel penyesuaian sosial berdasarkan dimensi-dimensi. Tabel 3.24

Hasil Perhitungan Variabel Penyesuaian Sosial Berdasarkan Dimensi

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation a. Menghargai dan Menerima

Otoritas atau Peraturan Sekolah 61 21.00 44.00 34.8361 4.87572

b. Tertarik dan Berpartisipasi dalam Aktivitas-Aktivitas Sekolah 61

20.00 40.00 29.8852 4.53908

c. Mempunyai Hubungan yang Sehat, Bersahabat dengan Teman , Guru, dan Unsur-Unsur Lainnya

61

46.00 84.00 66.6721 7.50049

d. Menerima Batasan-Batasan dan

Tanggung Jawab 61

18.00 47.00 36.8033 5.64748

e. Membantu Sekolah Mencapai

Tujuan Intrinsik dan Ekstrinsik 61

25.00 40.00 31.5246 3.79300

Valid N (listwise) 61

Tabel 3. 25

Norma Kategorisasi Variabel Resiliensi Berdasarkan Dimensi

Dimensi Rentang

Tinggi Sedang Rendah

Menghargai dan Menerima Otoritas atau Peraturan Sekolah

T 39,7 29,9 T 39,7 T 29,9

(24)

Aktivitas-Aktivitas Sekolah Mempunyai Hubungan yang Sehat, Bersahabat dengan Teman , Guru, dan Unsur-Unsur Lainnya

T 74,2 59,2 T 74,2 T 59,2

Menerima Batasan-Batasan dan Tanggung Jawab

T 42,4 31,2 T 42,4 T 31,2

Membantu Sekolah Mencapai Tujuan Intrinsik dan Ekstrinsik

T 35,3 27,7 T 35,3 T 27,7

2. Uji Hipotesis a. Uji Korelasi Data

Uji korelasi digunakan untuk menguji hipotesis hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Hasil uji normalitas dan uji linieritas menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan linier, maka teknik korelasi yang digunakan adalah product moment. Perhitungan korelasi product moment

akan dibantu software IBM SPSS Statistic 15. Rumus untuk uji korelasi product moment adalah sebagai berikut:

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dengan y n = Jumlah sampel

x = skor mean dari x y = skor mean dari y

(25)
(26)

Tabel 3.26

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

(Sugiyono, 2012, hlm. 231) I. Prosedur Penelitian

Secara umum, prosedur penelitian ini terbagi menjadi enam tahap, yaitu: 1. Tahap Persiapan

a. Mencari fenomena yang akan diteliti.

b. Melakukan observasi atau studi pendahuluan terhadap fenomena yang akan diteliti untuk latar belakang penelitian.

c. Menentukan variabel yang akan digunakan untuk meneliti fenomena.

d. Melakukan studi literatur untuk mendapatkan gambaran dan teori yang tepat mengenai variabel yang akan diteliti.

e. Menentukan desain penelitian dan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.

f. Menentukan populasi dan sampel penelitian serta menentukan teknik pengambilan sampel.

g. Menentukan judul dan menyusun proposal penelitian.

h. Mengajukan proposal penelitian kepada Dewan Pembimbing Skripsi untuk mendapatkan pengesahan.

(27)

2. Tahap Pengambilan Data Kuantitatif

a. Pembukaan dan penyampaian maksud kedatangan peneliti

b. Pembagian angket kepada remaja awal kelas VIII SMPIT As-syifa Boarding School

c. Memberikan penjelasan mengenai tata cara pengisian angket d. Mengumpulkan angket yang telah diisi oleh sampel penelitian e. Penutupan

3. Tahap Pengolahan Data Kuantitatif a.Verifikasi Data

Verifikasi data dilakukan untuk mengecek kelengkapan jumlah angket yang terkumpul dan kelengkapan pengisian angket yang diisi oleh sampel.

b. Tabulasi Data

Tabulasi data adalah langkah dimana peneliti merekap semua data yang diperoleh untuk kemudian dilakukan perhitungan dengan bantuan software IBM SPSS Statistic 15.

c. Analisis Korelasi

Teknik analisis data dimulai dengan pengujian normalitas, kemudian linieritas dan dilanjutkan dengan uji korelasi, perhitungan dilakukan dengan bantuan software SPPS 15.0.

4. Tahap Penyelesaian

a. Menampilkan hasil analisis penelitian

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5 Item-item Instrumen Resiliensi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jackson (2004) pada salah satu penampang seismik di Cekungan Selat Makassar menunjukkan nilai kecepatan yang naik, kemudian turun pada kedalaman ~300 m dari dasar laut

Nilai rata-rata earnings management yang mendekati 1 (satu) berarti bahwa perusahaan sampel sebagian besar melakukan earnings management dalam mencatat dan menyusun

Namun yang akan dibahas dalam hal ini adalah perbedaan yang merupakan identitas, instrumentasi tidak dibahas karena bentuk dan bahan alat musik gamelan Jawa dan Bali

Pada ko- munitas karang yang sebagian besar terdiri dari karang masif, jika terjadi ledakan popu- lasi bulu seribu maka untuk dapat pulih kembali seperti semula memerlukan waktu

Departemen pengawasan mutu berperan aktif dalam mengendalikan dan mengawasi mutu suatu produk mulai dari bahan baku, produk antara, produk  ruahan , bahan pengemas, produk

Tujuan kajian yang dilakukan adalah untuk mengembangkan model pola perjalanan wisatawan mancanegara, melakukan estimasi penyerapan sumber daya domestik pada setiap

Setelah siswa menjawab latihan soal yang diberikan, latihan tersebut dikumpul, kemudian menunjuk salah satu siswa untuk menjawab soal tersebut dan menjelaskan. Peneliti memberikan

DVR atau Digital Video Recorder merupakan peralatan mutlak dari perkembangan CCTV sekarang, karena fungsinya sebagai spliter (pembagi gambar) di monitor, perekaman,