Sidang Paripurna III DRN Tahun 2016
“
Perkembangan Iptek dan Inovasi Bidang Energi
”
Jakarta, 14 Desember 2016
Dr. Ir. Arnold Soetrisnanto
Ketua Komtek Energi
Dewan Riset Nasional
2
Trend Energi Dunia
Pemanasan Global - Perubahan Iklim
Pemanasan Global - Perubahan Iklim - Permukaan air laut naik
Berdampak besar bagi negara kepulauan seperti Indonesia
Hilangnya pulau kecil dan tenggelamnya kota pesisir.
4
Negara Kuat Berbasis Iptek
Dalam Sistem Globalisasi / Pasar Bebas
IPTEKNAS
SDA
Komitmen dan Dukungan Pemerintah
Negara Kuat
Negara Industri
SDM
PENDANAAN
Invensi & Innovasi
Energi & Listrik
Pedoman dan Arah Pengelolaan Energi Nasional
KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL (KEN)
KEN disusun sebagai pedoman untuk memberi arah pengelolaan energi nasional guna
mewujudkan kemandirian energi dan ketahanan energi untuk mendukung
pembangunan nasional berkelanjutan yang dicapai melalui:
Sumber daya energi tidak dijadikan sebagai komoditas ekspor semata tetapi sebagai
modal pembangunan nasional;
Kemandirian pengelolaan energi;
Ketersediaan energi dan terpenuhinya kebutuhan sumber energi dalam negeri;
Pengelolaan sumber daya energi secara optimal, terpadu, dan berkelanjutan;
Pemanfaatan energi secara efisien di semua sektor;
Akses masyarakat terhadap energi secara adil dan merata;
Pengembangan kemampuan teknologi, industri energi dan jasa energi dalam negeri
agar mandiri dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia;
Terciptanya lapangan kerja; dan
6
Kebutuhan Energi Mix Nasional 2015-2050
KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL (KEN)
ARN
Energy
Security
Energy
Equity
Environ-ment
Sustain-ability
PERTUMBUHAN EKONOMI,
INDUSTRI & PENDUDUK
AGENDA RISET NASIONAL (ARN)
Norma ARN Bidang Energi
Lo
ng
Term
Ener
gy
Planning
Lo
ng
Term
Ener
gy
Planning
8
Program Riset Umum Bidang Energi
1.
Penelitian dan Pengembangan yang Mendorong Pemenuhan
Kebutuhan Bahan Bakar Nasional;
2.
Penelitian dan Pengembangan yang Mendorong Pemenuhan
Kebutuhan Listrik Nasional;
3.
Penelitian dan Pengembangan yang mendorong
deployment
&
diffusion
Teknologi Energi Nir-Karbon dan Rendah-Karbon;
4.
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Efisiensi dan
Manajemen Energi;
5.
Penelitian dan Pengembangan untuk Mendukung Kebijakan
Nasional di Bidang Energi.
1.
Pengembangan Bahan Bakar Berbasis Energi Terbarukan
.
2.
Pengembangan Energi Baru dan Teknologi Energi Bersih.
3.
Peningkatan Cadangan dan Pengembangan Teknologi
Produksi Minyak dan Gas Bumi.
4.
Pengembangan Kelistrikan Berbasis Energi Terbarukan.
5.
Pengembangan Teknologi Kelistrikan Rendah dan Nir
Karbon
.
6.
Pengembangan Teknologi Efisiensi dan Manajemen Energi
.
7.
Kajian kebijakan nasional di bidang energi untuk
Mendukung Pembangunan Energi Berkelanjutan.
Tema dan Topik Agenda Riset Nasional
Bidang Energi
10
1.
Pengembangan bahan bakar minyak nabati untuk mendukung pengembangan industri
Bahan Bakar Nabati melalui pembangunan daerah perdesaan
.
2.
Pengembangan produksi Biodisel dan Produk Makanan berbasis maritim - teknologi
produksi biodisel generasi ke-3.
3.
Pengembangan Teknologi ‘
Enhanced Oil Recovery’ (EOR)
.
4.
Pengembangan prototipe teknologi pengolahan sampah kota untuk menghasilkan listrik
dan pupuk kompos - Teknologi ‘Zero Waste’.
5.
Pengembangan prototipe teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi skala kecil
.
6.
Pengembangan Teknologi Gasifikasi Batubara/Biomasa Untuk Pembangkit Listrik dan
Gasifikasi Mini untuk IKM
.
7.
Pengembangan Prototipe Sepeda Motor Listrik.
8.
Pengembangan Teknologi Jaringan Pintar (
Smart Grid
) dan Sistem Manajemen Energi
Pintar (SEMS) yang berkelanjutan.
9.
Scale up
Produk Inovasi
Engine Control Unit
(ECU).
10.
Pemodelan Sistem Energi Terintegrasi dan Kebijakan, Kerangka Kerja Penurunan Emisi
CO2 dengan Penggunaan Teknologi Pasca COP21.
1.
Tantangan Penyediaan Energi Primer Sektor Kelistrikan Nasional -
Pasokan, Infrastruktur dan Harga.
2.
Analisis Skenario Bauran Energi bagi Sektor Transportasi Darat
Indonesia
3.
Riset & Inovasi Nasional Bidang Pengembangan Kendaraan Listrik dan
Sistem Pendukungnya untuk Meningkatkan Daya Saing Industri dan
Ekonomi Indonesia di Masa Depan.
4.
Peningkatan Pemanfaatan Biomassa untuk Bioenergi sebagai Sumber
Energi Terbarukan Asli Indonesia.
5.
The Need for Deep Decarbonization -
Policy Paper for Identification of
Future Research.
6.
Tantangan Penggunaan Energi Nuklir di Indonesia -
Penyiapan Program
dan Infrastruktur Litbang.
7.
Prencanaan energi nasional jangka panjang yang berkelanjutan.
Pemikiran Strategis Bidang Energi
12
PARTISIPASI INDUSTRI NASIONAL
“PARINAS”
Perjalanan menuju kemandirian ipteknas masih panjang karena dukungan insfrastruktur
kebijakan, infrastruktur industri dan pendukungnya masih sangat lemah.
KESIMPULAN
Diharapkan Agenda Riset Nasional di bidang energi dapat
memacu pengembangan inovasi IPTEKNAS untuk mendukung
daya saing pembangunan ekonomi nasional.
Sebaik, sebagus, secanggih apapun IPTEKNAS hasil inovasi anak
bangsa, jika tidak dibarengi dengan VISI dan KEBIJAKAN
pemerintah yang mendukung dengan insentif dan keberpihakan,
maka sampai kapanpun IPTEKNAS tidak akan berkembang
menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Sudah banyak prototype teknologi hasil inovasi anak bangsa,
tetapi karena dihadapkan pada peraturan persaingan pasar
liberal tanpa perlindungan, maka banyak prototype teknologi
nasional yang mati sebelum berkembang.
Dr.Ir. Arnold Soetrisnanto
Chairman of Energy Commission, National,Research Council Phone: +628128218940
Email: a.soetrisnanto@gmail.com
Tantangan Penyediaan Energi Primer Sektor Kelistrikan
Nasional -
Pasokan, Infrastruktur dan Harga
Dari sisi pasokan energi primer, target RUPTL 2016-2025 kebutuhan gas mencapai 3.600 mmscfd pada tahun 2025, setara 8 kilang LNG atau setengah produkdi gas saat ini. Dengan mempertimbangkan permintaan sektor lain maka pasokan gas nasional akan defisit dan harus melakukan impor LNG sehingga kedepan porsi LNG akan semakin besar dan memerlukan ketersediaan infrastruktur yang lebih komplek dan harga gas domestik lebih tinggi. Oleh sebab itu
pengelolaan pasokan gas untuk kelistrikan tidak bisa hanya dengan pendekatan pengelolaan gas yang ada saat ini tetapi perlu langkah khusus pengamanan pasokan energi primer terutama gas dan tambahan alokasi gas domestik dengan cara menselaraskan tujuan kebijakan pengelolaan gas bumi tidak hanya memaksimumkan pendapatan negara tetapi juga memaksimumkan social welfare bagi pengguna gas.
Dari aspek infrastruktur, sebagian besar kapasitas pembangkit yang akan dibangun adalah kecil dengan lokasi terpencil dan tersebar. Pengelolaan pasokan gas memerlukan sistem logistik yang terintegrasi, jika tidak maka akan menyebab biaya distribusi yang lebih mahal. Oleh sebab itu perlu sinkronisasi alokasi gas domestik dan perencanaan infrastruktur gas terintegrasi dan meningkatkan peran dan intervensi pemerintah dalam pembangunan infrastruktur gas yang bersifat
open access sehingga dapat mengurngi resiko yang tidak bisa ditanggung oleh pelaku usaha dan memperkuat kemampuan finansial perusahaan kelistrian nasioanal.
Untuk harga gas domestik, saat ini pembelian gas berbasis setiap proyek pembangunan pembangkit. Harga gas domestik masih diregulasi oleh pemerintah dan tidak terkait langsung dengan harga minyak, serta kurangnya transparansi
informasi pembentuk harga sehingga merugikan pengguna. Sebagai pengguna gas terbesar, sektor kelistrikan tidak punya fleksibilitas mengatur pasokan gas sehingga riskan terhadap resiko terkena finalti take of pay. Oleh sebab itu pemerintah perlu melakukan reformasi harga gas domestik dengan menciptakan pasar gas yang lebih efisien dan
transparan untuk menjawab tantangan dan mitigasi resiko yang dihadapi oleh produsen dan konsumen gas dengan cara menetapkan harga formula gas wholesale tiap wilayah yang mencerminkan willingness to pay konsumen dan nilai net back bagi produsen. Disamping itu perlu meningkatkan peran market authority dalam hal tranparansi margin sektor gas
midstream, penggabungan perusahaan gas nasional Pertamina Gas dan PGN tidak bisa serta merta bisa menurunkan harga gas domestik tanpa transparansi pembentuk harga gas domestik namun justru akan menyebabkan integrasi secara vertikal yang tidak efisien.