1 Lampiran III
Peraturan Bupati Maluku Tenggara Nomor 1.a Tahun 2012
Tentang Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah
AKUNTANSI DI SKPD
I. UMUM
Akuntansi di SKPD meliputi prosedur akuntansi yang terdiri serangkaian proses, baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, sampai peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka mempertanggungjawabkan pelaksanaan APBD oleh SKPD. Prosedur Akuntansi di SKPD meliputi:
1. Prosedur akuntansi penerimaan kas; 2. Prosedur akuntansi pengeluaran kas; 3. Prosedur akuntansi transaksi kas lainnya; 4. Prosedur akuntansi selain kas;
5. Prosedur akuntansi aset; 6. Prosedur akuntansi kewajiban;
7. Prosedur akuntansi koreksi transaksi pengembalian pendapatan dan belanja. Pihak yang terkait dalam pelaksanaan akuntansi di SKPD terdiri dari:
1. Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-SKPD), yang memiliki tugas sebagai
berikut:
a. Mencatat transaksi kas (penerimaan dan pengeluaran), pendapatan, belanja, aset, kewajiban, ekuitas dana, dan selain kas berdasarkan bukti-bukti terkait;
b. Memposting jurnal ke dalam buku besar;
c. Membuat laporan keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
2. Bendahara di SKPD, yang memiliki tugas Menyiapkan dokumen-dokumen atas
transaksi yang terkait dengan proses pelaksanan akuntansi di SKPD.
II. PROSEDUR AKUNTANSI PENERIMAAN KAS
Akuntansi penerimaan kas pada SKPD meliputi serangkaian proses, baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, sampai peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan yang berkaitan dengan penerimaan kas dari pendapatan SKPD.
2
Pada umumnya transaksi pendapatan yang ada di lingkungan SKPD berasal dari penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD), meliputi:
1. Pajak Daerah; 2. Retribusi Daerah;
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan; dan 4. Lain-lain PAD yang Sah.
II.1 Dokumen Sumber yang Digunakan
Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi penerimaan kas (penerimaan pendapatan) adalah sebagai berikut:
1. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) merupakan dokumen yang dibuat oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah/Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan Pajak Daerah atas Wajib Pajak.
2. Surat Ketetapan Retribusi (SKR) merupakan dokumen yang dibuat oleh Pengguna Anggaran/Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan Retribusi atas Wajib Retribusi.
3. Surat Tanda Setoran (STS) merupakan dokumen yang diselenggarakan Bendahara Penerimaan untuk menyetor/mencatat transaksi penerimaan daerah dan bagi PPK-SKPD untuk dijadikan dokumen dalam menyelenggarakan akuntansi pada SKPD.
4. Bukti Transfer merupakan dokumen atau bukti atas transfer penerimaan daerah. 5. Nota Kredit Bank merupakan dokumen atau bukti dari Bank yang menunjukkan
adanya transfer uang masuk ke rekening kas umum daerah.
II.2 Uraian Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas
1. Fungsi Akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi penerimaan kas mencatat ke dalam jurnal penerimaan kas, disertai rekening-lawan asal penerimaaan kas dimaksud.
2. Penerimaan kas dari penerimaan pendapatan dicatat berdasarkan asas bruto, yaitu dengan membukukan seluruh jumlah penerimaan pendapatan (bruto) dan tidak dibenarkan mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran biaya).
3. Bukti transaksi penerimaan kas mencakup antara lain: a. Surat Tanda Setoran;
b. Bukti transfer; c. Nota kredit;
3
II.3 Standar Jurnal Transaksi Penerimaan Kas Pendapatan
Berikut adalah standar Jurnal untuk mencatat transaksi penerimaan kas pendapatan di SKPD:
No Transaksi Standar Jurnal
1 Penerimaan kas pendapatan pajak daerah
Dr. Kas di Bend. Penerimaan...XX Cr. Pajak Daerah ...XX
2 Penerimaan kas pendapatan retribusi daerah
Dr. Kas di Bend. Penerimaan...XX Cr. Retribusi Daerah...XX 3 Penerimaan kas
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
Dr. Kas di Bend. Penerimaan...XX Cr. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan...XX 4 Penerimaan kas
Lain-lain PAD yang Sah
Dr. Kas di Bend. Penerimaan...XX Cr. Lain-lain PAD yang Sah ...XX
II.4 Ilustrasi Jurnal
Pada bagian ini akan diberikan beberapa contoh transaksi penerimaan kas, pada Dinas Pendapatan (Dispenda) yang bertindak sebagai SKPD:
Pada tanggal 5 Februari 2011 PPK-SKPD Dispenda menerima SPJ Bendahara Penerimaan beserta lampirannya dari Bendahara Penerimaan. Berdasarkan SPJ dan lampiran tersebut diketahui bahwa selama bulan Pebruari 2011, Dispenda menerima pendapatan yang diantaranya adalah sebagai berikut (asumsi penerimaan kas pendapatan melalui bendahara penerimaan):
5 Pebruari 2011 Dispenda menerima pendapatan yang berasal dari pembayaran pajak hotel bintang Tiga sebesar Rp10.000.000,00.
5 Pebruari 2011 Dispenda menerima pendapatan dari pembayaran pajak restoran dari Cafe Del Mar sebesar Rp2.500.000,00.
10 Pebruari 2011 Dispenda menerima pendapatan yang berasal dari penerimaan sewa lahan untuk reklame sebesar Rp500.000,00.
4
18 Pebruari 2011 Dispenda menerima pendapatan yang berasal dari pembayaran pajak penerangan jalan umum dari PT PLN yang merupakan pembayaran untuk bulan Desember 2010 sebesar Rp100.000.000,00
Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat Jurnal sebagai Berikut:
Tanggal Kode Akun Uraian Debet Kredit
5/2/20111.20.1.20.06. 1.1.1.02.01 Kas di Bend. Peneri maan 10,000,000.00
1.20.1.20.06.00.00.4.1.1.01.01Pajak Hotel Bintang Tiga 10,000,000.00 5/2/20111.20.1.20.06. 1.1.1.02.01 Kas di Bend. Peneri maan 2,500,000.00
1.20.1.20.06.00.00.4.1.1.02.03Pajak Restoran Cafe 2,500,000.00 10/2/2011 1.20.1.20.06. 1.1.1.02.01 Kas di Bend. Peneri maan 500,000.00
1.20.1.20.06.00.00.4.1.2.02.01
Retribusi Pemakaian
Kekayaan Daerah 500,000.00 18/2/2011 1.20.1.20.06. 1.1.1.02.01 Kas di Bend. Peneri maan 100,000,000.00
1.20.1.20.06.00.00.4.1.1.05.01
Pajak Penerangan
Jalan PLN 100,000,000.00
Analisis:
1. Transaksi tanggal 5 dan 10 Pebruari 2011 merupakan transaksi penerimaan pendapatan yang biasa dan hanya mempengaruhi akun kas dan akun pendapatan.
2. Jika pendapatan langsung disetorkan ke rekening Kas Daerah oleh wajib pajak/wajib retribusi, maka bendahara penerimaan tidak menerima kas terlebih dahulu. Transaksi ini akan dicatat pada Jurnal Umum.
Contoh adalah transaksi tanggal 5 Pebruari 2011, wajib pajak langsung menyetorkan ke Kas Daerah dan memberikan tembusan bukti pembayaran kepada bendahara penerimaan.
Tanggal Kode Akun Uraian Debet Kredit
5/2/20111.20.1.20.06. 3.4.1.01.01 RK-Pusat 10,000,000.00
1.20.1.20.06.00.00.4.1.1.01.01Pajak Hotel Bintang Tiga 10,000,000.00
(pencatatan transaksi penerimaan pendapatan yang disetorkan oleh WP langsung ke Kas Daerah)
5
III. PROSEDUR AKUNTANSI PENGELUARAN KAS
Akuntansi pengeluaran kas pada SKPD meliputi serangkaian proses, baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, sampai peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan yang berkaitan dengan pengeluaran kas belanja SKPD.
Akuntansi pengeluaran kas pada SKPD meliputi akuntansi untuk belanja melalui mekanisme Uang Persediaan (UP)/Ganti Uang (GU)/Tambah Uang (TU) dan belanja langsung (LS) dimana bendahara pengeluaran menerima kas untuk pengeluaran belanja tersebut.
III.1 Dokumen Sumber yang Digunakan
Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi pengeluaran kas (pengeluaran kas belanja) adalah sebagai berikut:
1. Surat Penyediaan Dana (SPD) merupakan dokumen yang dibuat oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) sebagai media atau surat yang menunjukkan tersedianya dana untuk diserap/direalisasi.
2. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) merupakan dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan pembayaran.
3. Surat Perintah Membayar (SPM) merupakan dokumen yang dibuat oleh Pengguna Anggaran untuk mengajukan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang akan diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah/Kuasa Bendahara Umum Daerah.
4. Kuitansi Pembayaran dan Bukti Pembayaran Lainnya merupakan dokumen sebagai tanda bukti pembayaran.
5. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) merupakan dokumen yang diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah/Kuasa Bendahara Umum Daerah untuk mencairkan uang pada Bank yang telah ditunjuk.
6. Bukti transfer merupakan dokumen atau bukti atas transfer pengeluaran daerah.
7. Nota Debet Bank merupakan dokumen atau bukti dari Bank yang menunjukkan adanya transfer uang keluar dari rekening kas umum daerah.
8. Bukti pengesahan SPJ merupakan dokumen yang menyatakan bahwa pengeluaran melalui UP/GU/TU telah sah dan dapat diakui sebagai belanja. Secara ringkas dokumen sumber untuk prosedur akuntansi pengeluaran kas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
6
NO TRANSAKSI DOKUMEN SUMBER LAMPIRAN DOKUMEN SUMBER
1 Belanja dengan
mekanisme UP/GU/TU Bukti Pengesahan SPJ
SPD, SPP, SPM, SP2D, SPJ & Bukti Transaksi Lainnya 2 Belanja dengan mekanisme LS (bendahara pengeluaran menerima kas terlebih dahulu)
SP2D, NOTA DEBIT BANK & Bukti Pengeluaran Lainnya
SPD, SPP, SPM
III.2 Uraian Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas
1. Fungsi Akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi pengeluaran kas mencatat ke dalam jurnal pengeluaran kas. Transaksi pengeluaran kas yang berkaitan dengan belanja meliputi:
a. Transaksi belanja melalui mekanisme UP/GU/TU, yang dicatat harian pada saat kas dibayarkan oleh bendahara pengeluaran.
b. Transaksi belanja melalui mekanisme LS dimana bendahara pengeluaran menerima terlebih dahulu melalui rekening koran bendahara pengeluaran di bank. Contoh dari belanja LS ini adalah pembayaran gaji dan tunjangan pegawai, pembayaran honor TKK. Transaksi ini dicatat harian pada saat tanggal pemindahbukuan dari rekening kas daerah ke rekening bendahara pengeluaran di bank.
c. Khusus untuk transaksi belanja modal, pencatatan dilakukan secara
corollary, yaitu dicatat dengan 2 (dua) jurnal, yaitu jurnal untuk mencatat transaksi belanja dan jurnal untuk mencatat aset yang diperoleh dari transaksi belanja modal tersebut.
2. Akuntansi belanja dilaksanakan berdasarkan asas bruto.
3. Bukti transaksi Pengeluaran kas mencakup antara lain: a. Surat Perintah pencairan Dana (SP2D);
b. Bukti Transfer; c. Nota debit bank;
d. Bukti pengesahan SPJ; e. Bukti Pengeluaran lainnya.
7
III.3 Standar Jurnal Transaksi Pengeluaran Kas
Berikut adalah standar Jurnal untuk mencatat transaksi pengeluaran kas di SKPD:
No Transaksi Standar Jurnal
1 Pelaksanaan belanja dengan menggunakan uang persediaan yang sebelumnya dicairkan melalui SP2D UP/GU/TU
Dr. Belanja...XX Cr. Kas di Bend. Pengeluaran...XX
2 Pelaksanaan belanja dengan menggunakan uang persediaan yang sebelumnya dicairkan melalui SP2D LS dan kas diterima terlebih dahulu oleh Bendahara Pengeluaran
Dr. Belanja...XX
Cr. Kas di Bend. Pengeluaran...XX
3 Transaksi pemberian panjar kepada Penerima panjar
Dr. Piutang Lainnya-Panjar...XX Cr. Kas di Bend. Pengeluaran...XX
III.4 Ilustrasi Jurnal
Pada bagian ini diberikan beberapa contoh transaksi pengeluaran kas. Dinas Kesehatan akan digunakan sebagai ilustrasi SKPD.
Pada tanggal 5 Pebruari 2011 PPK-SKPD Dinas Kesehatan menerima SPJ pengeluaran beserta lampirannya dari Bendahara Pengeluaran Dinas Kesehatan. Dari SPJ dan lampirannya tersebut diketahui bahwa selama bulan Januari 2009 Dinas Kesehatan telah melakukan transaksi pengeluaran kas sebagai berikut:
8 2 Januari 2011
Gaji Pokok 999,510,000.00 Tunjangan Keluarga 97,457,125.00 Tunjangan Jabatan 99,951,000.00 Tunjangan Fungsional Umum 62,469,375.00 Iuran Wajib Pegawai 52,240,000.00 Taperum 22,575,000.00 12 Januari 2011
28 Januari 2011
Dinas Kesehatan menerima SP2D atas pembayaran gaji Gol. IV dan III bulan Januari 2011 sebesar Rp1.259.387.500,00 dengan rincian:
Bendahara pengeluaran memberikan panjar kepada PPTK kegiatan penyediaan barang cetakan dan penggandaan sebesar Rp15.000.000,00.
Terdapat pembayaran untuk pembelian snack rapat senilai Rp550.000,00 dari kegiatan penyediaan makanan dan minuman
Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat Jurnal sebagai Berikut:
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
2/1/2011 1.02.1.02.01.00.00.5.1.1.01.01Ga ji Pokok PNS/Ua ng Re pr. 999,510,000.00
1.02.1.02.01.00.00.5.1.1.01.02Tunja nga n Ke l ua rga 97,457,125.00
1.02.1.02.01.00.00.5.1.1.01.03Tunja nga n Ja ba ta n 99,951,000.00
1.02.1.02.01.00.00.5.1.1.01.05Tunja nga n Fungs i ona l Umum 62,469,375.00
1.02.1.02.01.1.1.1.03.01 Ka s di Be nd. Pengel ua ra n 1,259,387,500.00 12/1/2011 1.02.1.02.01.00.00.1.1.3.13.08Pi uta ng La i nnya -Pa nja r 15,000,000.00
1.02.1.02.01.1.1.1.03.01 Ka s di Be nd. Pengel ua ra n 15,000,000.00
Analisis:
1. Transaksi tanggal 2 Januari 2011 merupakan transaksi yang berasal dari SP2D LS, namun dana untuk pembayaran gaji pegawai akan ditransfer terlebih dahulu ke rekening bendahara pengeluaran dan langsung dipindahbukukan ke rekening masing-masing pegawai. Untuk meminimalisir ketidakcocokan saldo BKU dengan saldo rekening koran bendahara pengeluaran, maka transaksi ini dcatat sebagaimana transaksi SP2D UP/GU/TU yaitu bendahara pengeluaran menerima kas terlebih dahulu dan kemudian dipergunakan untuk membiayai pengeluaran. Transaksi penerimaan SP2D tersebut dicatat secara bruto pada Jurnal Umum, sedangkan transaksi belanja dicatat secara bruto pada jurnal pengeluaran kas. Pungutan dan penyetoran IWP, Taperum dan PPh gaji PNS hanya dibukukan oleh PPKD.
9
2. Transaksi tanggal 12 Januari 2011 merupakan transaksi pemberian panjar/uang muka kegiatan kepada penerima panjar. Transaksi ini menimbulkan piutang kepada penerima panjar. Sebelum penerima panjar memberikan SPJ hasil pelaksanaan kegiatan, maka uang yang telah dikeluarkan oleh bendahara pengeluaran belum bisa dianggap sebagai realisasi belanja. Apabila penerima panjar telah menyampaikan bukti SPJ kepada bendahara pengeluaran, maka bendahara pengeluaran akan mencatat pada BKU sebagai penerimaan kembali panjar dan mencatat pengeluaran belanja sesuai SPJ, sedangkan PPK-SKPD akan membukukan pada jurnal umum pada akun buku besar kas di bendahara pengeluaran dan akun piutang lainnya (panjar). Pencatatan belanja berdasarkan hasil panjar dicatat pada Jurnal Umum. Contoh Pencatatan pada Jurnal Umum:
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
12/1/2011 1.02.1.02.01.01.11.5.2.2.06.01Bel a nja Ceta k 15,000,000.00
1.02.1.02.01. 2.1.3.02.01 Pi uta ng La i nnya -Pa nja r 15,000,000.00
IV. PROSEDUR AKUNTANSI TRANSAKSI KAS LAINNYA
Akuntansi transaksi kas lainnya pada SKPD meliputi serangkaian proses, baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, sampai peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan yang berkaitan dengan penerimaan kas selain dari pendapatan dan pengeluaran kas selain pengeluaran belanja SKPD.
Contoh dari transaksi penerimaan kas selain pendapatan adalah penerimaan SP2D UP/GU/TU, penerimaan SP2D LS di mana kas diterima terlebih dahulu oleh bendahara pengeluaran, penerimaan kas pungutan pajak, dan penerimaan jasa giro oleh bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran (untuk SKPD yang tidak memiliki target anggaran penerimaan PAD dari jasa giro).
Contoh dari transaksi pengeluaran kas selain belanja SKPD adalah penyetoran pendapatan oleh bendahara penerimaan ke rekening Kas Daerah, penyetoran pengembalian belanja dan jasa giro oleh bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran (untuk SKPD yang tidak memiliki target anggaran penerimaan PAD dari jasa giro).
10
IV.1 Transaksi Penerimaan Kas Selain Pendapatan
IV.1.1 Dokumen Sumber yang Digunakan:
Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi penerimaan kas selain pendapatan adalah sebagai berikut:
No Transaksi Dokumen Sumber Lampiran
Dokumen Sumber 1 Penerimaan SP2D UP/GU/TU 1. SP2D 2. Bukti memorial a. SPD b. SPP c. SPM 2 Penerimaan mekanisme LS (bendahara pengeluaran menerima kas terlebih dahulu)
1. SP2D
2. Nota debit bank
3. Bukti pengeluaran lainnya 4. Bukti memorial a. SPD b. SPP c. SPM 3 Penerimaan potongan pajak pusat 1. SP2D 2. Bukti Potongan 3. Bukti memorial SPM
4 Penerimaan Jasa Giro oleh bendahara (SKPD tidak memiliki target penerimaan dari Jasa Giro)
1. Nota kredit bank
2. Bukti penerimaan lainnya 3. Bukti memorial
Rekening koran
IV.1.2 Uraian Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas selaian Pendapatan
1. Fungsi Akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi penerimaan kas selain pendapatan mencatat ke dalam Jurnal Umum. Transaksi penerimaan kas selain pendapatan antara lain meliputi:
a. Transaksi pengisian kas bendahara pengeluaran melalui mekanisme UP/GU/TU, yang dicatat pada saat bendahara pengeluaran menerima SP2D/menerima transfer dari kas daerah sesuai dengan bukti SP2D dan bukti transfer.
b. Transaksi belanja melalui mekanisme LS dimana bendahara pengeluaran menerima terlebih dahulu uang kas secara langsung maupun melalui rekening koran. Contoh dari belanja LS ini adalah pembayaran gaji dan
11
tunjangan pegawai, pembayaran honor TKK. Transaksi ini dicatat harian pada saat kas dibayarkan oleh bendahara pengeluaran atau pada saat menerima tembusan bukti transfer pihak ketiga/tanggal SP2D LS.
c. Transaksi penerimaan kas pemotongan pajak pusat yang dipungut oleh bendahara pengeluaran. Transaksi ini merupakan transaksi di luar anggaran.
d. Transaksi penerimaan jasa giro oleh SKPD yang tidak memiliki target anggaran penerimaan PAD dari jasa giro. Jasa giro dicatat setiap bulan net setelah biaya administrasi.
2. Bukti transaksi penerimaan kas selain penerimaan kas pendapatan mencakup antara lain:
a. Surat Perintah pencairan Dana (SP2D); b. Bukti transfer;
c. Nota kredit; d. Nota debit; e. STS; f. SSP;
g. Bukti potongan pajak pusat; h. Bukti penerimaan lainnya; i. Bukti memorial.
IV.1.3 Standar Jurnal Penerimaan Kas selain Pendapatan
Berikut adalah standar Jurnal untuk mencatat transaksi penerimaan kas selain pendapatan di SKPD:
No Transaksi Standar Jurnal
1 Penerimaan SP2D UP/GU/TU Dr. Kas di Bend. Pengeluaran.…XX Cr. RK-PPKD………...XX 2 Penerimaan SP2D LS dan kas diterima terlebih dahulu
oleh Bendahara Pengeluaran
Dr. Kas di Bend. Pengeluaran….XX Cr. RK-PPKD………...XX 3 Penerimaan Pungutan/ Pemotongan Pajak (PPN dan
PPh)
Dr. Kas di Bend. Pengeluaran….XX Cr.Utang Pajak ………...XX 4 Penerimaan Jasa Giro oleh Bendahara Penerimaan
(SKPD tidak memiliki target penerimaan dari jasa giro)
Dr. Kas di Bend. Penerimaan... ….XX Cr.RK-PPKD…...XX 5 Penerimaan Jasa Giro oleh Bendahara Pengeluaran
(SKPD tidak memiliki target penerimaan dari jasa giro)
Dr. Kas di Bend. Pengeluaran …….XX Cr.RK-PPKD…...XX
IV.1.4 Ilustrasi Jurnal
Pada bagian ini diberikan beberapa contoh transaksi penerimaan kas selain pendapatan. Dinas Kesehatan akan digunakan sebagai ilustrasi SKPD.
12
Pada tanggal 5 Pebruari 2011 PPK-SKPD Dinas Kesehatan menerima SPJ pengeluaran beserta lampirannya dari Bendahara Pengeluaran Dinas Kesehatan. Dari SPJ dan lampirannya tersebut diketahui bahwa selama bulan Januari 2011 Dinas Kesehatan telah melakukan transaksi penerimaan kas selain pendapatan sebagai berikut:
2 Januari 2011
Gaji Pokok 999,510,000.00 Tunjangan Keluarga 97,457,125.00 Tunjangan Jabatan 99,951,000.00 Tunjangan Fungsional Umum 62,469,375.00 Iuran Wajib Pegawai 52,240,000.00 Taperum 22,575,000.00 08 Januari 2011
05 Januari 2011
Dinas Kesehatan menerima SP2D atas pembayaran gaji Gol. IV dan III bulan Januari 2011 sebesar Rp1.259.387.500,00 dengan rincian:
Te rda pa t pemba ya ra n untuk a l a t tul i s ka ntor s eni l a i Rp.2.500.000,00 da ri ke gi a ta n penye di a a n a l a t tul i s ka ntor. Benda ha ra penge l ua ra n
memungut PPN s ebes a r Rp277.273,00 da n Pph 22 s e be s a r Rp34.091,00.
Terdapat pembayaran untuk penyediaan bahan obat-obatan senilai Rp2.000.000,00 dari kegiatan pengadaan obat dan perbekalan kesehatan. Dari pelaksanaan kegiatan ini bendahara pengeluaran memungut PPN sebesar Rp181.818,00 dan Pph 22 sebesar Rp27.273,00.
Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat Jurnal sebagai Berikut:
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
2/1/2011 1.02.1.02.01.1.1.1.03.01 Ka s di Be nd. Pengel ua ra n 1,259,387,500.00
1.02.1.02.01.3.4.1.01.01 RK-PPKD 1,259,387,500.00
(mencatat transaksi penerimaan kas bendahara pengeluaran yang berasal dari penerimaan SP2D LS Gaji)
8/1/2011 1.02.1.02.01.1.1.1.03.01 Ka s di Be nd. Pengel ua ra n 311,364.00
1.02.1.02.01.2.1.3.02.01 Uta ng Pe motonga n PPh 22 34,091.00
1.02.1.02.01.2.1.3.03.01 Utang Pemotongan PPN 277,273.00 (mencatat penerimaan kas pajak
pusat yang dipungut oleh bendahara pengeluaran)
15/1/2011 1.02.1.02.01.1.1.1.03.01 Kas di Bend. Pengeluaran 209,091.00
1.02.1.02.01.2.1.3.02.01 Utang Pemotongan PPh 22 27,273.00 1.02.1.02.01.2.1.3.03.01 Utang Pemotongan PPN 181,818.00
(mencatat penerimaan kas pajak pusat yang dipungut oleh bendahara pengeluaran)
13
Analisis:
1. Transaksi pada tanggal 2 Januari 2011 untuk mencatat penerimaan SP2D LS yang diterima dahulu kasnya oleh bendahara pengeluaran melalui transfer pada rekening koran. Potongan PFK tidak dicatat pada bendahara pengeluaran SKPD, namun dicatat pada BUD.
2. Jurnal untuk transaksi tanggal 8 Januari dan 15 Januari 2011 merupakan ilustrasi jurnal untuk penerimaan kas PPh dan PPN yang dipungut/dipotong oleh bendahara atas transaksi pengeluaran belanja yang dilakukan. Transaksi pengeluaran belanja telah diilustrasikan pada Akuntansi Pengeluaran Kas. Transaksi pengeluaran kas belanja dicatat pada Jurnal Pengeluaran Kas sebagai berikut:
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
8/1/2011 1.02.1.02.01.01.10.5.2.2.01.01Bel a nja Al a t Tul i s Ka ntor 2,500,000.00
1.02.1.02.01. 1.1.1.03.01 Ka s di Bend. Pengel ua ra n 2,500,000.00
15/1/2011 1.02.1.02.01.15.01.5.2.2.02.04 Belanja Bahan Obat-obatan 2,000,000.00
1.02.1.02.01. 1.1.1.03.01 Kas di Bend. Pengeluaran 2,000,000.00
IV.2 Transaksi Pengeluaran Kas Selain Belanja
IV.2.1 Dokumen Sumber yang Digunakan:
Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi pengeluaran kas selain belanja adalah sebagai berikut:
1. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) merupakan dokumen yang diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah/Kuasa Bendahara Umum Daerah untuk mencairkan uang pada Bank yang telah ditunjuk.
2. Bukti transfer merupakan dokumen atau bukti atas transfer penerimaan/pengeluaran daerah.
3. Nota Debet Bank merupakan dokumen atau bukti dari Bank yang menunjukkan adanya transfer uang keluar dari rekening kas umum daerah. 4. Bukti pengesahan SPJ merupakan dokumen yang menyatakan bahwa
pengeluaran melalui UP/GU/TU telah sah dan dapat diakui sebagai belanja. 5. Surat Tanda Setoran (STS) sebagai tanda bukti penyetoran pendapatan
dan/atau tanda bukti penyetoran atas pengembalian belanja ke rekening Kas Daerah.
14
6. Bukti potongan merupakan dokumen bukti atas pemotongan/pungutan pajak pusat oleh Bendahara Pengeluaran (misalnya PPh, PPN).
7. Rekening koran merupakan laporan transaksi penyetoran dan penarikan dana pada rekening nasabah bank.
8. Bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar pencatatan ke dalam Jurnal Umum.
Secara ringkas dokumen sumber untuk prosedur akuntansi pengeluaran kas selain belanja dapat dilihat pada tabel berikut ini:
No Transaksi Dokumen Sumber Lampiran
Dokumen Sumber 1 Penyetoran pendapatan oleh Bendahara Penerimaan ke Kas Daerah 1. STS 2. Bukti memorial SPJ Bendahara Penerimaan 2 Penyetoran potongan
pajak pusat 1. Surat Setoran Pajak (SSP) 2. Nota debet bank
3. Bukti potongan
4. Bukti pengeluaran lainnya 5. Bukti memorial
a. SPM b. SP2D
3 Penyetoran Jasa Giro oleh bendahara ke kas daerah (untuk SKPD yang tidak memiliki target penerimaan jasa giro) 1. STS 2. Bukti memorial Rekening Koran 4 Penyetoran pengembalian belanja dan sisa kas SP2D UP/TU ke Kas Daerah
1. STS
2. Bukti penerimaan lainnya 3. Bukti memorial
a. SP2D
b. SPJ Bendahara Pengeluaran
IV.2.2 Uraian Prosedur Akuntansi Transaksi Pengeluaran Kas selain Belanja
1. Fungsi Akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi pengeluaran kas selain belanja mencatat ke dalam Jurnal Umum. Transaksi pengeluaran kas selain belanja antara lain meliputi:
a. Transaksi penyetoran pendapatan oleh bendahara penerimaan ke Kas Daerah.
15
b. Transaksi penyetoran kas pemotongan pajak pusat yang dipungut oleh bendahara pengeluaran. Transaksi ini merupakan transaksi di luar anggaran.
c. Transaksi penyetoran jasa giro oleh SKPD yang tidak memiliki target anggaran penerimaan PAD dari jasa giro. Jasa giro disetor pada akhir tahun (31 Desember) net setelah biaya administrasi.
d. Transaksi penyetoran pengembalian belanja dan sisa kas SP2D UP/TU ke Kas Daerah.
2. Bukti transaksi pengeluaran kas selain pengeluaran kas belanja mencakup antara lain:
a. Surat Perintah pencairan Dana (SP2D); b. Bukti transfer;
c. Nota debit; d. STS; e. SSP;
f. Bukti potongan pajak pusat;
g. Bukti Pengeluaran/penerimaan lainnya; h. Rekening koran;
i. SPJ Bendahara Penerimaan;
IV.2.3 Standar Jurnal Transaksi Pengeluaran Kas selain Belanja
Berikut adalah standar Jurnal untuk mencatat transaksi pengeluaran kas selain belanja di SKPD:
No Transaksi Standar Jurnal
1 Penyetoran Pendapatan ke Kas Daerah
Dr. RK-PPKD ...…….XX Cr.Kas di Bend. Penerimaan.…...XX 2 Penyetoran Pungutan/
Pemotongan Pajak (PPN dan PPh)
Dr. Utang Pajak ...………….XX Cr. Kas di Bend. Pengeluaran…...XX 3 Penyetoran Jasa Giro oleh
Bendahara Penerimaan (untuk SKPD yang tidak memiliki target penerimaan jasa giro)
Dr. RK-PPKD ...………….XX
Cr.Kas di Bend. Penerimaan…...XX
4 Penyetoran Jasa Giro oleh Bendahara Pengeluaran (untuk SKPD yang tidak memiliki target penerimaan jasa giro)
Dr. RK-PPKD ...……….XX Cr.Kas di Bend. Pengeluaran………....XX
5 Penyetoran pengembalian belanja dan sisa kas SP2D UP/TU ke Kas Daerah
Dr. RK-PPKD...………….…….XX Cr.Kas di Bend. Pengeluaran………….XX
16
IV.2.4 Ilustrasi Jurnal
Pada bagian ini diberikan beberapa contoh transaksi pengeluaran kas selain belanja. Dinas Kesehatan akan digunakan sebagai ilustrasi SKPD.
Pada tanggal 5 Pebruari 2011 PPK-SKPD Dinas Kesehatan menerima SPJ penerimaan beserta lampirannya dari Bendahara penerimaan Dinas Kesehatan. Dari SPJ dan lampirannya tersebut diketahui bahwa selama bulan Januari 2011 Dinas Kesehatan telah melakukan transaksi pengeluaran kas selain belanja sebagai berikut:
3 Januari 2011 Disetorkan retribusi pelayanan kesehatan senilai Rp1.750.000,00 untuk penerimaan tanggal 2 Januari 2011. 21 Januari 2011 Disetorkan retribusi pelayanan kesehatan senilai
Rp2.150.000,00 untuk penerimaan tanggal 20 Januari 2011. Selain itu, selama tahun anggaran 2011 PPK-SKPD Dinas Kesehatan menerima SPJ pengeluaran beserta lampirannya dari Bendahara Pengeluaran Dinas Kesehatan. Dari SPJ dan lampirannya tersebut diketahui bahwa selama tahun 2011 Dinas Kesehatan telah melakukan transaksi pengeluaran kas selain belanja, diantaranya adalah sebagai berikut:
20 Januari 2011 Terdapat penyetoran PPN sebesar Rp277.273,00 dan Pph 22 sebesar Rp34.091,00 yang dipungut oleh bendahara pengeluaran untuk pembayaran alat tulis kantor senilai Rp.2.500.000,00 dari kegiatan penyediaan alat tulis kantor pada tanggal 8 Januari 2011.
29 Januari 2011 Terdapat penyetoran PPN sebesar Rp181.818,00 dan Pph 22 sebesar Rp27.273,00 yang dipungut oleh bendahara pengeluaran untuk pembayaran penyediaan bahan obat-obatan senilai Rp2.000.000,00 dari kegiatan pengadaan obat dan perbekalan kesehatan pada tanggal 15 Januari 2011.
30 Januari 2011 Bendahara pengeluaran menyetorkan pengembalian kelebihan belanja atas pembayaran snack rapat pada tanggal 28 Januari 2011 sebesar Rp50.000,00 yang diterima dari PPTK .
31 Desember 2011
Terdapat jasa giro sebesar Rp255.000,00 pada rekening koran bendahara pengeluaran dan biaya administrasi bank yang belum diperhitungkan pada bulan Desember adalah sebesar Rp5.000,00. Sesuai dengan ketentuan pada tanggal 31 Desember bendahara pengeluaran menyetorkan jasa giro ke rekening kas daerah. Dinas Kesehatan tidak memiliki target penerimaan dari jasa giro.
Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat Jurnal sebagai Berikut:
17
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
3/1/2011 1.02.1.02.01.3.4.1.01.01 RK-PPKD 1,750,000.00
1.02.1.02.01.1.1.1.02.01 Ka s di Bend. Peneri ma a n 1,750,000.00 (mencatat penyetoran kas yang
berasal dari pendapatan dari bendahara penerimaan)
20/1/2011 1.02.1.02.01.2.1.3.02.01 Utang Pemotongan PPh 22 34,091.00 1.02.1.02.01.2.1.3.03.01 Utang Pemotongan PPN 277,273.00
1.02.1.02.01.1.1.1.03.01 Kas di Bend. Pengeluaran 311,364.00 (mencatat penyetoran kas pajak
yang dipungut oleh bendahara pengeluaran)
21/1/2011 1.02.1.02.01.3.4.1.01.01 RK-PPKD 2,150,000.00
1.02.1.02.01.1.1.1.02.01 Kas di Bend. Penerimaan 2,150,000.00 (mencatat penyetoran kas yang
berasal dari pendapatan dari bendahara penerimaan)
29/1/2011 1.02.1.02.01.2.1.3.02.01 Utang Pemotongan PPh 22 27,273.00
1.02.1.02.01.2.1.3.03.01 Utang Pemotongan PPN 181,818.00 34,091.00 1.02.1.02.01.1.1.1.03.01 Kas di Bend. Pengeluaran 209,091.00
(mencatat penyetoran kas pajak yang dipungut oleh bendahara pengeluaran)
30/1/2011 1.02.1.02.01.3.4.1.01.01 RK-PPKD 50,000.00
1.02.1.02.01.1.1.1.03.01 Kas di Bend. Pengeluaran 50,000.00 (penyetoran pengembalian belanja
dari kas bendahara pengeluaran)
31/12/2011 1.02.1.02.01.3.4.1.01.01 RK-PPKD 250,000.00
1.02.1.02.01.1.1.1.03.01 Kas di Bend. Pengeluaran 250,000.00 (penyetoran jasa giro yang berasal
dari rekening koran bendahara pengeluaran di akhir tahun) Analisis:
Jika pada tanggal 31 Desember 2011 bendahara pengeluaran memutuskan untuk menyetorkan sisa uang yang harus dipertanggungjawabkan (sisa UYHD) sebesar Rp5.000.000,00 ke Kas Daerah, transaksi ini akan dicatat pada Jurnal Umum sebagai berikut:
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
31/12/2011 1.02.1.02.01.3.4.1.01.01 RK-PPKD 5,000,000.00
1.02.1.02.01.1.1.1.03.01 Ka s di Bend. Pengel ua ra n 5,000,000.00 (penyetoran sisa kas UYHD oleh
bendahara pengeluaran di akhir tahun)
18
V. PROSEDUR AKUNTANSI SELAIN KAS
Akuntansi selain kas pada SKPD meliputi serangkaian proses, baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, sampai peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan yang berkaitan dengan transaksi selain kas SKPD.
Prosedur akuntansi ini meliputi penerimaan pendapatan yang tidak melalui bendahara penerimaan, pengeluaran belanja yang tidak melalui bendahara pengeluaran, koreksi karena salah pencatatan, pemindahan klasifikasi akun.
Penerimaan pendapatan yang tidak melalui bendahara penerimaan terjadi apabila wajib pajak daerah, wajib retribusi, atau pihak ketiga menyetorkan langsung ke rekening Kas Daerah.
Pengeluaran belanja selain kas meliputi pengeluaran belanja melalui mekanisme belanja (LS) dimana bendahara pengeluaran tidak menerima kas untuk pengeluaran belanja tersebut, melainkan Kas Daerah langsung melakukan pemindahbukuan kepada pihak ketiga.
Koreksi karena salah pencatatan meliputi kesalahan dalam mencatat akun pendapatan, belanja, pembiayaan, aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Koreksi ini hanya memindahkan klasifikasi akun tanpa ada kas yang terlibat.
V. 1 Dokumen Sumber yang Digunakan
Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi selain kas adalah sebagai berikut:
1. Surat Penyediaan Dana (SPD) merupakan dokumen yang dibuat oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) sebagai media atau surat yang menunjukkan tersedianya dana untuk diserap/direalisasi.
2. Surat Perintah Membayar (SPM) merupakan dokumen yang dibuat oleh Pengguna Anggaran untuk mengajukan Surat Perintah Pencairan Dana yang akan diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah/Kuasa Bendahara Umum Daerah.
3. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) merupakan dokumen yang diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah/Kuasa Bendahara Umum Daerah untuk mencairkan uang pada Bank yang telah ditunjuk, Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) merupakan dokumen yang dibuat oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah/Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan Pajak Daerah atas Wajib Pajak.
4. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) merupakan dokumen yang dibuat oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah/Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan Pajak Daerah atas Wajib Pajak.
5. Surat Ketetapan Retribusi (SKR) merupakan dokumen yang dibuat oleh Pengguna Anggaran/Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan Retribusi atas Wajib Retribusi.
6. Bukti transfer merupakan dokumen atau bukti atas transfer pengeluaran daerah.
19
7. Nota Debet Bank merupakan dokumen atau bukti dari Bank yang menunjukkan adanya transfer uang keluar dari rekening kas umum daerah. 8. Nota Kredit Bank merupakan dokumen atu bukti dari bank yang menunjukkan
adanya transfer uang masuk ke rekening Kas Umum Daerah.
9. Surat Tanda Setoran (STS) sebagai tanda bukti penyetoran pendapatan dan rekening Kas Umum Daerah.
10. Berita acara serah terima barang/jasa. 11. Kontrak perjanjian dengan pihak ketiga.
12. Bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar pencatatan ke dalam Jurnal Umum.
13. Bukti transaksi lainnya.
Secara ringkas dokumen sumber untuk prosedur akuntansi selain kas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
No Transaksi Dokumen Sumber Lampiran Dokumen Sumber
1 Penerimaan Pendapatan yang Disetor Langsung ke Kas Daerah
1. STS
2. Nota kredit bank 3. Bukti memorial
a. SKPD b. SKR
c. Surat tanda bukti pembayaran d. Bukti penerimaan lainnya
2 Belanja dengan mekanisme LS ke Rekening Pihak Ketiga
1. SP2D
2. Nota debit bank
3. Bukti pengeluaran lainnya 4. Bukti memorial
a. SPD b. SPP c. SPM
d. BAST barang/jasa
e. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
3 Koreksi kesalahan
1. STS
2. Nota kredit bank 3. SP2D
4. Nota debit bank
5. Bukti penerimaan/ pengeluaran lainnya 6. Bukti memorial
a. SKPD b. SKR
c. Tanda bukti pembayaran d. BAST barang/jasa e. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
f. Bukti lainnya
V. 2 Uraian Prosedur Akuntansi Selain Kas
1. Fungsi Akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi mencatat ke dalam Jurnal Umum.
2. Transaksi penerimaan pendapatan dicatat pada tanggal pemindahbukuan ke rekening Kas Daerah dari rekening pihak III.
20
3. Transaksi pengeluaran belanja dicatat pada tanggal pemindahbukuan dari rekening Kas Daerah ke rekening pihak III.
4. Transaki koreksi dicatat pada saat tanggal dilakukannya pengkoreksian oleh bendahara penerimaan/bendahara pengeluaran.
5. Akuntansi pendapatan dan belanja dilaksanakan berdasarkan asas bruto. 6. Bukti transaksi (dokumen sumber) selain kas mencakup antara lain:
a. Surat Perintah pencairan Dana (SP2D); b. Surat Tanda Setoran (STS);
c. Bukti transfer; d. Nota debit bank; e. Nota kredit;
f. Bukti penerimaan/pengeluaran lainnya; g. Bukti memorial.
V.3 Standar Jurnal Selain Kas
Berikut adalah standar Jurnal untuk mencatat transaksi selain kas di SKPD:
No Transaksi Standar Jurnal
1 Penerimaan Pendapatan yang tidak melalui bendahara penerimaan
Dr. RK-PPKD ...XX Cr. Pendapat...XX 2 Penerimaan SP2D LS ke
rekening pihak ketiga
Dr. Belanja ...XX Cr. RK-PPKD ……...XX 3 Koreksi alternatif 1 Dr. Akun yang benar ...XX
Cr. Akun yang salah ...XX 4 Koreksi alternatif 2 Dr. Akun yang salah ...XX
Cr. Akun yang benar.…...XX
V.4 Ilustrasi Jurnal
Pada bagian ini diberikan beberapa contoh transaksi selain kas. DPPKAD sebagai SKPD dan Dinas Kesehatan akan digunakan sebagai ilustrasi SKPD.
VI.4.1 Penerimaan Pendapatan yang Tidak Melalui Bendahara Penerimaan
Pada tanggal 6 Maret 2009 PPK-SKPD DPPKAD menerima SPJ penerimaan beserta lampirannya dari Bendahara penerimaan DPPKAD. Dari SPJ dan lampirannya tersebut diketahui bahwa selama bulan Pebruari 2009 terdapat transaksi pendapatan selain kas sebagai berikut:
21
5 Pebruari 2011 Berdasarkan STS No 506 tanggal 4 Pebruari, wajib pajak langsung menyetorkan ke Kas Daerah untuk pembayaran Pajak Hotel Bintang Tiga sebesar Rp10.000.000,00.
Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum sebagai Berikut:
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
4/2/2011 1.20.1.20.06.3.4.1.01.01 RK-PPKD 10,000,000.00
1.20.1.20.06.00.00.4.1.1.01.01Pa ja k Hotel Bi nta ng Ti ga 10,000,000.00 (penerimaan Pajak Hotel
Bintang Tiga yang disetor langsung ke Kas Daerah oleh WP)
V.4.2 Penerimaan SP2D LS
Pada tanggal 6 April 2011 PPK-SKPD Dinas Kesehatan menerima SPJ pengeluaran beserta lampirannya dari Bendahara Pengeluaran Dinas Kesehatan. Dari SPJ dan lampirannya tersebut diketahui bahwa selama bulan Maret 2011 Dinas Kesehatan telah melakukan transaksi belanja selain kas sebagai berikut:
3 Maret 2011 Diterima SP2D LS untuk pembayaran penyediaan barang cetakan (Belanja Barang/Jasa) senilai Rp98.000.000,00 kepada rekening CV. AA di Bank X. Dalam SP2D LS tersebut dinyatakan bahwa Pajak yang dipungut/dipotong langsung oleh BUD yaitu PPN sebesar Rp8.909.091,00 dan PPh 22 sebesar Rp1.336.364,00. Pembayaran ini dibebankan pada kegiatan penyediaan barang cetakan dan penggandaan. Tanggal pemindahbukuan dari Kas Daerah adalah tanggal 2 Maret 2011.
5 Maret 2011 Diterima SP2D LS untuk pembayaran tahap I dari pembangunan pustu di kecamatan Neglasari senilai Rp300.000.000,00 kepada rekening CV. BB di Bank X. Dalam SP2D LS tersebut dinyatakan bahwa Pajak yang dipungut/dipotong langsung oleh BUD yaitu PPN sebesar Rp27.272.727,00 dan PPh 22 sebesar Rp5.454.545,00. Nilai tersebut seluruhnya untuk belanja modal pengadaan konstruksi/pembelian bangunan. Berdasarkan kontrak dengan pihak III diketahui bahwa total pekerjaan adalah sebesar Rp.980.000.000,00. Pembayaran ini dibebankan kepada kegiatan pembangunan puskesmas pembantu. Tanggal pemindahbukuan adalah tanggal 15 Maret 2011.
22
26 Maret 2011 Diterima SP2D LS untuk pembayaran kegiatan pengadaan peralatan gedung kantor, yang terdiri dari belanja modal: Notebook 1 buah Rp14.500.000,00
Printer 2 buah Rp2.000.000,00 Stabilizer Rp300.000,00 kepada rekening CV. CC di Bank X. Dalam SP2D LS tersebut dinyatakan bahwa Pajak yang dipungut/dipotong langsung oleh BUD yaitu PPN sebesar Rp1.545.454,00 dan PPh 22 sebesar Rp309.090,00.
Serah terima barang telah dilakukan pada tanggal 25 Maret 2011.
Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum sebagai Berikut:
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
3/3/2011 1.02.1.02.01.01.11.5.2.2.06.01Bel a nja Ceta k 98,000,000.00
1.02.1.02.01. 3.4.1.01.06 RK-PPKD 98,000,000.00
(transaksi belanja barang dan jasa yang berasal dari SP2D LS)
15/3/2011 1.02.1.02.01.25.02.5.2.3.26.08
Belanja Modal Pengadaan
Konstruksi Puskesmas 300,000,000.00
1.02.1.02.01. 3.4.1.01.06 RK-PPKD 300,000,000.00
(transaksi belanja modal yang berasal dari SP2D LS)
26/3/2011 1.02.1.02.01.02.09.5.2.3.12.03
Belanja Modal Pengadaan
Komputer Notebook 14,500,000.00 1.02.1.02.01.02.09.5.2.3.12.04Belanja Modal Pengadaan Printer 2,000,000.00 1.02.1.02.01.02.09.5.2.3.12.08Belanja Modal Pengadaan UPS 300,000.00
1.02.1.02.01. 3.4.1.01.06 RK-PPKD 16,800,000.00
(transaksi belanja modal yang berasal dari SP2D LS)
Analisis:
1. Transaksi tanggal 15 Maret merupakan transaksi belanja yang menghasilkan aset tetap, walaupun pada tanggal transaksi pelaksanaan pekerjaan belum sepenuhnya diselesaikan, namun transaksi ini mengakibatkan timbulnya aset tetap berupa konstruksi dalam pengerjaan. Berdasarkan hal tersebut jurnal korolari harus dibuat. PPK akan mencatat jurnal korolari pada Jurnal Umum, dengan sisi debet Konstruksi dalam Pengejaan dan sisi kredit Ekuitas Dana dengan nilai sebesar jumlah belanja yang telah dikeluarkan (sebagaimana pada transaksi 15-03-11 di bawah ini. Pada akhir pelaksanaan kegiatan dan sesuai dengan berita acara serah terima pekerjaan/barang, nilai konstruksi dalam pekerjaan akan di-reclass ke pada akun aset tetap bangunan. Pencatatan aset tetap ini dicatat sesuai dengan prosedur akuntansi aset tetap, dengan jurnal sebagai berikut:
23
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
15/3/2011 1.02.1.02.01. 1.4.6.02.08 KDP Gedung RS/Puskesmas 300,000,000.00
1.02.1.02.01. 3.2.2.06.01 Diinvestasikan dlm Aset Tetap-KDP 300,000,000.00 (pencatatan aset tetap KDP-gedung
yang berasal dari realisasi belanja modal)
2. Pemotongan pajak pada transaksi tanggal 26 Maret 2011 tidak dicatat/dibukukan oleh SKPD. Pemotongan pajak ini dibukukan oleh BUD.
3. Transaksi tanggal 26 Maret 2011 merupakan transaksi yang menghasilkan aset tetap dan telah selesai dikerjakan sesuai dengan berita acara serah terima tanggal 25 Maret 2011. Transaksi ini mempengaruhi akun aset tetap dan ekuitas dana pada neraca, sehingga perlu dibuat jurnal korolari (sebagaimana pada transaksi 25-03-11 di bawah ini. Namun dalam pengakuan aset tetap ini harus disesuaikan dengan kebijakan akuntansi tentang kapitalisasi aset. Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 26.a Tahun 2010 tentang Kebijakan Akuntansi, nilai minimum kapitalisasi aset tetap peralatan dan mesin adalah Rp 500.000,00. Dengan demikian UPS yang memiliki harga satuan sebesar Rp 300.000,00 tidak dapat dikelompokkan dalam aset tetap. Untuk mencatat UPS tersebut dibuat catatan terpisah di luar aset tetap dan tidak termasuk dalam neraca. Pencatatan aset tetap ini dicatat sesuai dengan prosedur akuntansi aset tetap, dengan jurnal sebagai berikut:
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
25/3/2011 1.02.1.02.01.1.4.2.11.03 Komputer Notebook 14,500,000.00 1.02.1.02.01.1.4.2.11.04 Printer 2,000,000.00 1.02.1.02.01. 3.2.2.02.01
Diinvestasikan dlm Aset
Tetap-Peralatan dan Mesin 16,500,000.00
(pencatatan aset tetap peralatan dan mesin yang berasal dari realisasi belanja modal)
Selain terdapat aset tetap, akibat transaksi serah terima barang tanggal 25 Maret 2011, Dinas Kesehatan juga memiliki utang yang timbul akibat belum dibayarkannya aset dan barang yang diterima. Nilai utang yang timbul adalah sebesar total nilai aset dan barang yang diserahkan atau sebesar nilai kontrak perjanjian pengadaan barang/jasa, dalam ilustrasi kasus ini adalah sebesar Rp17.000.000,00. Transaksi ini termasuk dalam prosedur akuntansi kewajiban, dan PPK-SKPD mencatat dalam Jurnal Umum sebagai berikut:
24
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
25/3/2011 1.02.1.02.01.3.1.5.06.01
Dana yg hrs Disediakan utk Pembayaran Utang Jk
Pendek-Utang Jk Pendek Lainnya 17,000,000.00
1.02.1.02.01.2.1.6.03.01 Utang Jk. Pendek Lainnya 17,000,000.00 (pengakuan utang jangka pendek
akibat pengadaan barang)
Pada saat pembayaran pelaksanaan kegiatan pada tanggal 26 Maret 2011 mengakibatkan hapusnya utang tersebut dari pencatatan, PPK-SKPD mencatat dalam Jurnal Umum sebagai berikut:
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
26/3/2011 1.02.1.02.01.2.1.6.03.01 Utang Jk. Pendek Lainnya 17,000,000.00
1.02.1.02.01.3.1.5.06.01
Dana yg hrs Disediakan utk Pembayaran Utang Jk
Pendek-Utang Jk Pendek Lainnya 17,000,000.00
(pengakuan utang jangka pendek akibat pengadaan barang)
VI.4.3 Koreksi Pencatatan VI.4.3.1 Koreksi Pendapatan
Pada tanggal 7 April 2011 PPK-SKPD DPPKAD menerima SPJ penerimaan pendapatan beserta lampirannya dari Bendahara Penerimaan DPPKAD. Dari SPJ dan lampirannya tersebut diketahui bahwa selama bulan Maret 2011 terdapat koreksi pendapatan sebagai berikut :
10 Maret 2011 terdapat koreksi pendapatan atas STS No 506 tanggal 4 Pebruari 2011. Koreksi terjadi karena bendahara penerimaan salah mencatat transaksi penerimaan pajak hotel bintang tiga sebesar Rp10.000.000,00, seharusnya penerimaan tersebut untuk pajak restoran.
23 Maret 2011 Terdapat koreksi pendapatan atas STS No 1007 tanggal 21 Maret 2011. Koreksi ini terjadi karena bendahara penerimaan salah mencatat nilai penerimaan pajak hiburan sebesar Rp10.000,00, seharusnya nilai penerimaan tersebut adalah sebesar Rp100.000,00. Kas pajak diterima oleh bendahara penerimaan.
25
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
10/3/2011 1.20.1.20.06.00.00.4.1.1.01.01Pajak Hotel Bintang Tiga 10,000,000.00
1.20.1.20.06.00.00.4.1.1.02.01Pajak Restoran 10,000,000.00 (koreksi kesalahan mencatat
transaksi penerimaan pajak hotel bintang tiga seharusnya pajak restoran untuk STS No 506 tanggal 4 Pebruari 2009)
23/3/2011 1.20.1.20.06.1.1.1.02.01 Kas di Bend. Penerimaan 90,000.00
1.20.1.20.06..00.00.4.1.1.03.10Pajak Restoran 90,000.00 (koreksi kesalahan mencatat nilai
penerimaan pajak hiburan sesuai STS No 1007 tanggal 21 Maret 2009)
Analisis:
1. Transaksi tanggal 10 Maret 2011 karena salah pengklasifikasian, maka koreksi dilakukan hanya sebatas pada perubahan klasifikasi dari pajak hotel kepada akun pajak restoran.
2. Transaksi tanggal 23 Maret 2011 kesalahan terjadi pada kesalahan membukukan nilai transaksi, koreksi dilakukan dengan menambah kekurangan nilai penerimaan pajak hiburan baik pada akun pendapatan dan akun kas di bendahara penerimaan.
VI.4.3.2 Koreksi Belanja
Pada tanggal 5 Juni 2011 PPK-SKPD Dinas Kesehatan menerima SPJ pengeluaran beserta lampirannya dari Bendahara Pengeluaran Dinas Kesehatan. Dari SPJ dan lampirannya tersebut diketahui bahwa selama bulan Juni 2011 Dinas Kesehatan terdapat koreksi belanja sebagai berikut:
15 Mei 2011 terdapat koreksi belanja atas bukti transaksi No 506 tanggal 28 April 2011. Koreksi terjadi karena bendahara pengeluaran salah mencatat transaksi pengeluaran belanja penggandaan pada kegiatan Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat sebesar Rp1.250.000,00 seharusnya pengeluaran tersebut adalah untuk belanja cetak.
26
20 Mei 2011 Terdapat koreksi belanja atas bukti transaksi No 327 tanggal 30 Maret 2011. Koreksi terjadi karena bendahara pengeluaran salah mencatat transaksi belanja makan dan minum rapat pada kegiatan Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan untuk program Standarisasi Pelayanan Kesehatan sebesar Rp 500.000,00, seharusnya pengeluaran tersebut adalah pada kegiatan kegiatan Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan untuk program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin.
Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum sebagai Berikut:
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
15/5/2011 1.02.1.02.01.19.02.5.2.2.06.01Belanja Cetak 1,250,000.00
1.02.1.02.01.19.02.5.2.2.06.01Belanja Penggandaan 1,250,000.00 (koreksi kesalahan mencatat
transaksi belanja penggandaan seharusnya belanja cetak pada No bukti 506 tanggal 28 April 2009)
20/5/2011 1.02.1.02.01.24.10.5.2.2.11.02
Belanja Makanan dan Minuman
Rapat 500,000.00
1.02.1.02.01.23.06.5.2.2.11.02
Belanja Makanan dan Minuman
Rapat 500,000.00
(koreksi kesalahan mencatat transaksi belanja makanan dan minuman rapat pada program Standarisasi Pelayanan Kesehatan, seharusnya program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin pada No bukti 327 tanggal 30 Maret 2009)
Analisis:
1. Transaksi tanggal 15 Mei 2011 karena salah pengklasifikasian akun, maka koreksi dilakukan hanya sebatas pada perubahan klasifikasi dari belanja penggandaan kepada akun belanja cetak.
2. Transaksi tanggal 20 Mei 2011 karena salah pengklasifikasi program, maka koreksi dilakukan sebatas pada perubahan kode rekening program dan kegiatan untuk akun belanja makanan dan minuman rapat. Perubahan tersebut terlihat dari perubahan kode akun belanja semula 1.02.1.02.01.23.06.5.2.2.11.02 (belanja makanan dan minuman rapat kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan) menjadi 1.02.1.02.01.24.10.5.2.2.11.02 (belanja makanan dan minuman rapat kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin)
27
VI.4.3.3 Koreksi Aset
Pada tanggal 30 Oktober 2011 Bendahara barang Dinas Kesehatan melakukan inventarisasi, berdasarkan laporan hasil inventarisasi diketahui data sebagai berikut:
30 Oktober 2011 Terdapat 1 buah unit komputer PC dalam aset tetap dalam kondisi rusak berat. Nilai perolehan komputer PC tersebut adalah senilai Rp8.000.000,00.
1 unit Komputer Notebook senilai Rp14.500.000,00 dicatat dalam Komputer PC.
Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum sebagai Berikut:
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
30/10/2011 1.02.1.02.01.1.6.6.09.01 Aset Lainnya 8,000,000.00 1.02.1.02.01.3.2.2.02.01
Diinvestasikan dlm Aset
Tetap-Peralatan dan Mesin 8,000,000.00
1.02.1.02.01.1.4.2.11.02 Komputer PC 8,000,000.00
1.02.1.02.01.3.2.3.06.01
Diinvestasikan dlm Aset
Lainnya-Aset lain-lain 8,000,000.00
(koreksi aset karena kondisi aset rusak berat berdasarkan inventarisasi)
30/10/2011 1.02.1.02.01.1.4.2.11.03 Komputer Notebook
1.02.1.02.01.1.4.2.11.02 Komputer PC 14,500,000.00 (koreksi aset PC seharusnya
Notebook berdasarkan
inventarisasi) 14,500,000.00
Analisis :
1. Transaksi pertama merupakan koreksi aset tetap ke pada aset lainnya. Koreksi ini selain mengakibatkan perpindahan pada akun aset juga terjadi perubahan pada ekuitas dana, yaitu dari ekuitas dana diinvestasikan dalam aset tetap kepada akun ekuitas dana diinvestasikan dalam aset lainnya.
2. Transaksi kedua merupakan koreksi aset dalam obyek aset yang sama yaitu peralatan dan mesin. Perubahan hanya terjadi pada rincian aset, yaitu dari Komputer PC kepada Komputer Notebook.
28
VI. PROSEDUR AKUNTANSI ASET
Aset tetap pada SKPD umumnya terdiri atas kelompok:
1. Aset Lancar (Current Asset), terdiri dari: Kas, Piutang, dan Persediaan.
2. Aset Tidak Lancar (Non-Currents Asset), terdiri dari: Aset Tetap dan Aset Lainnya. Akuntansi aset pada SKPD meliputi serangkaian proses, baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, sampai peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan yang berkaitan dengan aset SKPD.
Khusus untuk aset tetap, transaksi dapat berupa pengadaan, pemeliharaan, rehabilitasi, perubahan klasifikasi, dan penyusutan serta pelepasan aset tetap yang dikuasai/digunakan oleh SKPD.
Berdasarkan bukti transaksi yang ada, fungsi akuntansi SKPD membuat bukti memorial yang sedikitnya memuat informasi sebagai berikut :
1. Tanggal transaksi 2. Jenis/nama aset 3. Kode rekening terkait 4. Klasifikasi aset tetap 5. Nilai aset tetap.
VI.1 Prosedur Akuntansi Aset Kas
Prosedur akuntansi untuk aset kas sudah melekat pada transaksi penerimaan dan pengeluaran kas serta transaksi kas lainnya.
VI.2 Prosedur Akuntansi Aset Piutang (dapat ditagih/diterima sampai
dengan 12 bulan)
Akuntansi aset piutang pada SKPD meliputi serangkaian proses, baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, sampai peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan yang berkaitan dengan transaksi piutang SKPD.
Piutang pada SKPD dapat berupa piutang pajak, piutang retribusi dan piutang lainnya.
VI.2.1 Dokumen Sumber
29
1. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) merupakan dokumen yang dibuat oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah/Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan Pajak Daerah atas Wajib Pajak.
2. Surat Ketetapan Retribusi (SKR) merupakan dokumen yang dibuat oleh Pengguna Anggaran/Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan Retribusi atas Wajib Retribusi. 3. Berita acara hasil opname/inventarisasi piutang.
4. Bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar pencatatan ke dalam Jurnal Umum.
5. Bukti lainnya.
VI.2.2 Uraian Prosedur Akuntansi Aset Piutang
1. Fungsi Akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi berupa SKRD atau bukti transaksi lainnya mencatat piutang di dalam Jurnal Umum.
2. Piutang disajikan dalam nilai bruto. 3. Bukti transaksi mencakup antara lain:
a. SKPD; b. SKR;
c. Bukti memorial; d. Bukti lainnya.
4. Piutang diakui dan dicatat pada akhir periode pelaporan keuangan (triwulanan/tahunan) dan disajikan dalam laporan keuangan periode tersebut dan dilakukan jurnal balik (reversing entry) pada awal periode berikutnya.
VI.2.3 Standar Jurnal Piutang (dapat ditagih/diterima sampai dengan 12 bulan)
Berikut adalah standar Jurnal untuk mencatat transaksi piutang lancar (dapat ditagih/diterima sampai dengan 12 bulan) di SKPD:
30
NO
TRANSAKSI
STANDART JURNAL
1 Pengakuan Piutang di akhir peiode (triwulanan/tahunan)
Dr. Piutang...XX Cr. Cadangan Piutang………...XX 2
Pada saat awal triwulan/tahun berikutnya, saldo piutang dilakukan jurnal balik
Dr. Cadangan Piutang...XX Cr. Piutang………...XX 3
Pengakuan Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran di akhir periode (triwulan/tahunan)
Dr. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran...XX Diinvestasikan dalam Aset Lainnya-Tagihan Piutang Penjualan Angsuran………...XX
Cr. Cadangan Piutang………...XX Tagihan Penjualan Angsuran... XX
4
Pada saat awal triwulan/tahun berikutnya, saldo Bagian Lancar Penjualan Angsuran dilakukan Jurnal Balik
Dr. Cadangan Piutang………...XX Tagihan Penjualan Angsuran... XX
Cr. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran...XX Diinvestasikan dalam Aset Lainnya-Tagihan Piutang Penjualan Angsuran...XX
5 Pengakuan Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi di akhir peiode (triwulanan/tahunan)
Dr. Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi...XX Diinvestasikan dalam Aset Lainnya-Tagihan Tagihan Tuntutan Ganti Rugi……….XX
Cr. Cadangan Piutang………...XX Tuntutan Ganti Rugi... XX
6 Pada saat awal triwulan/tahun berikutnya, saldo Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi dilakukan Jurnal Balik
Dr. Cadangan Piutang………...XX Tuntutan Ganti Rugi... XX Cr. Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi ...XX
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya-Tagihan Piutang Tuntutan Ganti Rugi...XX
VI.2.4 Ilustrasi Jurnal
Pada bagian ini diberikan beberapa contoh transaksi piutang pada SKPD.
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) yang bertindak sebagai SKPD akan digunakan sebagai ilustrasi.
31 Desember 2011 PPK-SKPD melakukan inventarisasi untuk retribusi pemakaian kekayaan daerah sewa lahan, hal ini dilakukan dengan membandingkan antara catatan SKR sewa lahan
31
yang sudah diterbitkan dengan bukti pembayaran SKR.
Berdasarkan hasil pembandingan tersebut diketahui bahwa masih terdapat SKR yang telah diterbitkan dan belum dibayar oleh wajib retribusi sebesar Rp1.050.000,00.
Dari transaksi tersebut di atas, PPK-SKPD akan mencatat pada Jurnal Umum sebagai Berikut:
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
31/12/2011 1.20.1.20.06.1.1.3.02.02 Piutang Retribusi 1,050,000.00
1.20.1.20.06.3.1.3.02.01 Cadangan Piutang Retribusi 1,050,000.00 (Pengakuan piutang retribusi sewa
lahan per 31 desember 2009 berdasarkan hasil inventarisasi)
Analisis:
Pada awal tahun berikutnya saldo pada akun piutang dibuat jurnal balik. Contohnya pada tanggal tanggal 2 Januari 2012 dibuat jurnal balik (reversing entry) untuk piutang retribusi. PPK-SKPD mencatat dalam Jurnal Umum sebagai berikut:
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
2/1/2012 1.20.1.20.06.3.1.3.02.01 Cadangan Piutang Retribusi 1,050,000.00
1.02.1.20.06.1.1.3.02.02 Piutang Retribusi 1,050,000.00 (Jurnal balik saldo piutang retribusi
sewa lahan per 31 desember 2009)
VI.3 Prosedur Akuntansi Aset Persediaan
Akuntansi aset persediaan pada SKPD meliputi serangkaian proses, baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, sampai peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan yang berkaitan dengan transaksi persediaan SKPD.
Persediaan dicatat pada akhir periode akuntansi (triwulanan/tahunan) dan dihitung berdasarkan inventarisasi fisik persediaan dengan menggunakan nilai perolehan terakhir.
Persediaan dapat berupa: 1. Barang konsumsi; 2. Barang pakai habis; 3. Barang cetakan; 4. Perangko dan materai;
32
6. Amunisi;
7. Bahan untuk pemeliharaan; 8. Suku cadang;
9. Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga; 10. Pita cukai dan leges;
11. Bahan baku ;
12. Barang dalam proses/setengah jadi;
13. Tanah/bangunan/barang lainnya untuk dijual atau diserahkan/dihibahkan kepada masyarakat;
14. Hewan dan tanaman, untuk dijual atau diserahkan/dihibahkan kepada masyarakat
VI.3.1 Dokumen Sumber
Dokumen yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Buku inventaris barang,
2. Berita acara hasil opname/inventarisasi persediaan,
3. Bukti memorial yang merupakan dasar pencatatan ke dalam Jurnal Umum, 4. Bukti lainnya.
VI.3.2 Uraian Prosedur Akuntansi Persediaan
1. Fungsi Akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan dokumen sumber mencatat persediaan di dalam Jurnal Umum.
2. Persediaan dicatat berdasarkan nilai perolehan terakhir. 3. Bukti transaksi mencakup antara lain:
a. Buku inventaris barang;
b. Berita acara hasil opname/inventarisasi persediaan c. Bukti memorial;
d. Bukti lainnya.
VI.3.3 Standar Jurnal Persediaan
Berikut adalah standar Jurnal untuk mencatat transaksi persediaan di SKPD:
No Transaksi Standar Jurnal
1 Pengakuan persediaan di akhir periode (triwulanan/tahunan)
Dr. Persediaan...XX Cr. Cadangan Persediaan…...XX 2 Pada saat awal
triwulan/tahun, saldo persediaan dilakukan jurnal balik
Dr. Cadangan Persediaan...XX Cr. Persediaan………...XX
33
VI.3.4 Ilustrasi Jurnal
Pada bagian ini diberikan beberapa contoh transaksi persediaan pada SKPD. Dinas Kesehatan digunakan sebagai ilustrasi.
31 Desember 2011 Berdasarkan hasil inventarisasi fisik bendahara barang dan catatan pada buku inventaris barang diketahui bahwa Dinas Kesehatan memiliki persediaan yang terdiri dari:
Alat tulis kantor
Obat-obatan (yang diantaranya 5% dalam kondisi rusak dan belum dimusnahkan)
Rp3.450.000,00
Rp1.500.000,00
31 Desember 2011 Berdasarkan hasil inventarisasi bendahara barang, terdapat 100 buah timbangan anak senilai Rp5.000.000,00 yang merupakan hasil pengadaan dari kegiatan tahun 2011 dan direncanakan akan diserahkan/dihibahkan kepada posyandu pada tahun 2012.
34
TANGGAL KODE AKUN URAIAN DEBET KREDIT
31/12/2011 1.02.1.02.01.1.1.4.01.01 Persediaan ATK 3,450,000.00 1.02.1.02.01.1.1.4.03.06 Persediaan Obat-obatan 1,425,000,000.00
1.02.1.02.01.3.1.4.01.01 Cadangan Persediaan ATK 3,450,000.00 1.02.1.02.01.3.1.4.03.01
Cadangan Persediaan
Material/Bahan 1,425,000,000.00
(pengakuan persediaan ATK dan Obat-obatan per 31 desember 2009 berdasarkan hasil inventarisasi)
31/12/2011 1.02.1.02.01.1.1.4.09.03 Persediaan Peralatan dan Mesin 5,000,000.00
1.02.1.02.01.3.1.4.09.01
Cadangan Persediaan
Tanah/Bangunan/Barang untuk
Diserahkan/dijual ke Masayarakat 5,000,000.00 (pengakuan persediaan peralatan
dan mesin per 31 desember 2009 berdasarkan hasil inventarisasi)
2/1/2012 1.02.1.02.01.3.1.4.01.01 Cadangan Persediaan ATK 3,450,000.00 1.02.1.02.01.3.1.4.03.01
Cadangan Persediaan
Material/Bahan 1,425,000,000.00
1.02.1.02.01.1.1.4.01.01 Persediaan ATK 3,450,000.00 1.02.1.02.01.1.1.4.03.06 Persediaan Obat-obatan 1,425,000,000.00
(Jurnal balik saldo persediaan ATK dan Obat-obatan per 31 desember 2009)
2/1/2012 1.02.1.02.01.3.1.4.09.01
Cadangan Persediaan
Tanah/Bangunan/Barang untuk
diserahkan/dijual ke Masayarakat 5,000,000.00
1.02.1.02.01.1.1.4.09.03 Persediaan Peralatan dan Mesin 5,000,000.00 (Jurnal balik saldo persediaan
peralatan dan mesin per 31 desember 2009)
VI.4. Prosedur Akuntansi Aset Tetap
Akuntansi aset tetap pada SKPD meliputi serangkaian proses, baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, sampai peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan yang berkaitan dengan transaksi aset tetap yang dikuasai/dimiliki SKPD berupa perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi, perubahan klasifikasi, dan penyusutan.
VI.4.1 Dokumen Sumber
Dokumen yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Buku inventaris barang,
2. Berita acara serah terima pekerjaan, 3. Berita acara penilaian,
35
4. Berita acara serah terima barang, 5. Surat keputusan penghapusan, 6. Surat keputusan hibah,
7. Berita acara pemusnahan,
8. Surat keputusan mutasi barang (antar SKPD),
9. Bukti memorial yang merupakan dasar pencatatan ke dalam Jurnal Umum, 10. Bukti lainnya.
VI.4.2 Uraian Prosedur Akuntansi Aset Tetap
1. Fungsi Akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan dokumen sumber mencatat aset tetap di dalam Jurnal Umum.
2. Aset tetap dicatat berdasarkan nilai perolehan dan bila tidak terdapat nilai perolehan, aset tetap disajikan dengan nilai yang wajar pada saat perolehan. 3. Aset tetap diakui pada saat tanggal terjadinya transaksi sesuai dengan tanggal
transaksi yang tertera pada dokumen bukti pendukung.
4. Pemeliharaan aset tetap yang bersifat rutin dan berkala tidak dikapitalisasi.
5. Rehabilitasi yang bersifat sedang dan berat dikapitalisasi apabila memenuhi salah satu kriteria penambahan volume, penambahan kapasitas, peningkatan fungsi, peningkatan efisiensi, peningkatan masa manfaat, dan memenuhi batasan nilai kapitalisasi.
6. Perubahan klasifikasi aset tetap dapat berupa perubahan aset tetap ke klasifikasi selain aset tetap atau sebaliknya.
7. Penyusutan dilakukan untuk menyesuaikan nilai aset tetap sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat aset tetap tersebut. Penyusutan diterapkan bersamaan dengan penerapan basis akrual.
8. Bukti transaksi mencakup antara lain: a. Buku inventaris barang,
b. Berita acara serah terima pekerjaan, c. Berita acara penilaian,
d. Berita acara serah terima barang, e. Kontrak pengadaan barang/jasa, f. Surat keputusan penghapusan, g. Surat keputusan hibah,
h. Berita acara pemusnahan,
i. Surat keputusan mutasi barang (antar SKPD), j. Bukti memorial,
36
VI.4.3 Standar Jurnal Aset Tetap
Berikut adalah standar Jurnal untuk mencatat transaksi aset tetap di SKPD:
No Transaksi Standar Jurnal
1 Pengakuan aset tetap hasil pengadaan/hibah
Dr. Aset Tetap...XX Cr. Diinvestasikan dlm Aset Tetap...XX 2 Pelepasan aset tetap Dr. Diinvestasikan dlm Aset Tetap...XX
Cr. Aset Tetap………...XX 3 Pengakuan konstruksi
dalam pengerjaan
Dr. Konstruksi dalam Penggerjaan...XX Cr. Diinvestasikan dlm Aset Tetap...XX 4 Jika konstruksi sudah
selesai dilakukan
(misalkan aset yang dihasilkan adalah gedung)
Dr. Diinvestasikan dlm Aset Tetap...XX Dr. Gedung...XX Cr. Konstruksi dalam Pengerjaan...XX Cr. Diinvestasikan dlm Aset Tetap...XX 5 Penyusutan (depresiasi) Dr. Diinvestasikan dlm Aset Tetap...XX
Cr. Akumulasi Depresiasi...XX VI.4.4 Ilustrasi Jurnal
Pada bagian ini diberikan beberapa contoh transaksi aset tetap pada SKPD. Dinas Kesehatan digunakan sebagai ilustrasi.
Selama tahun anggaran 2011 PPK-SKPD menerima SPJ dari bendahara pengeluaran yang berkaitan dengan transaksi aset tetap sebagai berikut:
15 Maret 2011 Diterima SP2D LS untuk pembayaran tahap I dari pembangunan pustu di kecamatan Neglasari senilai Rp300.000.000,00 kepada CV. BB dengan rekening di Bank X. Nilai tersebut seluruhnya untuk belanja modal pengadaan konstruksi/pembelian bangunan. Berdasarkan kontrak dengan pihak ketiga diketahui bahwa total pekerjaan adalah sebesar Rp980.000.000,00. Pembayaran ini dibebankan kepada kegiatan
pembangunan puskesmas pembantu. Tanggal
pemindahbukuan adalah tanggal 15 Maret 2011.
26 Maret 2011 Diterima SP2D LS untuk pembayaran kegiatan pengadaan peralatan gedung kantor, yang terdiri dari belanja modal:
Notebook 1 buah Rp. 14.500.000,00 Printer 2 buah Rp. 2.000.000,00 Stabilizer Rp. 500.000,00
Kepada rekening CV. CC di Bank X. Serah terima barang telah dilakukan pada tanggal 25 Maret 2011.