• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bank adalah sebuah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan / atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Dendawijaya, 2005 : 5). Sehubungan dengan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana, bank sering pula disebut sebagai lembaga kepercayaan. Terpeliharanya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank selain tergantung pada keahlian pengelolaannya, juga tergantung pada integritas mereka.

Industri perbankan merupakan salah satu komponen sangat penting dalam perekonomian nasional demi menjaga keseimbangan, kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional (Sinungan, 1992 : 1). Banyak sektor yang ditopang pertumbuhannya oleh industri perbankan, misalnya saja sektor pertanian, peternakan, pembangunan (konstruksi), perdagangan, real estate dan property, dan masih banyak lagi sektor-sektor perekonomian lainnya. Sektor-sektor tersebut sangat tergantung pada perbankan, oleh karena itu apabila sektor perbankan mengalami masalah, maka secara otomatis sektor-sektor industri tersebut akan terkena imbasnya juga sehingga perekonomian suatu negara pun akan terganggu.

Sejarah telah mencatatkan bahwa dunia perbankan pernah memporak-porandakan hampir seluruh sendi perekonomian Indonesia pada pertengahan tahun 1997. Diawali dengan terjadinya krisis moneter sebagai akibat dari jatuhnya

(2)

nilai rupiah terhadap valuta asing, khususnya dolar Amerika Serikat (US $).

Trigger-nya diawali oleh jatuhnya nilai baht di Thailand sebagai akibat dari kegiatan di pasar valuta asing yang dilakukan Soros, warga negara Amerika Serikat keturunan Yahudi, dan kemudian merambat ke Malaysia, Filipina dan Indonesia.

Selanjutnya, masyarakat dikejutkan oleh berbagai kejadian yang menimpa perbankan nasional sejak November 1997 hingga April 1998. Kejadian-kejadian tersebut berakibat banyak bank yang mengalami kerugian, terutama bank yang mempunyai pinjaman dalam mata uang asing dan tidak melakukan lindung nilai (hedging) atas pinjamannya. Akibat dari pergolakan nilai tukar (kurs) dan ditambah dengan semakin memburuknya arus kas perbankan menyebabkan banyak bank mengalami kesulitan likuiditas, sehingga membuat bank kehilangan kepercayaan masyarakat dan mengakibatkan nasabah beramai-ramai melakukan penarikan dananya secara besar-besaran (rush), akibatnya banyak bank yang harus ditutup sehingga berdampak pada lumpuhnya perekonomian secara total. Oleh karena itu pemerintah dan Bank Indonesia melakukan inisiatif untuk menyelamatkan perbankan pada saat itu, namun biaya dari penyelamatan itu juga tidak sedikit karena jumlah bank yang harus diselamatkan juga sangat banyak.

Selain itu, pada tanggal 13 Maret 1999 pemerintah mengumumkan berbagai tindakan terhadap bank swasta nasional dalam rangka memperbaiki kondisi industri perbankan nasional yang sedang mengalami krisis. Tindakan tersebut berupa pembekuan operasi, pengambilalihan manajemen, penentuan bank

(3)

menjadi alasan pemerintah dalam tindakan-tindakan di atas yaitu dengan mempertimbangkan nilai kecukupan modal (CAR) yang jauh dari standar yang ditentukan. Berikut ini daftar nama bank swasta nasional yang dilikuidasi oleh pemerintah yang disajikan dalam Tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1

Daftar Nama Bank Swasta Nasional yang Dilikuidasi (Maret 1999)

No. Nama Bank

Kondisi Keuangan (dalam miliar rupiah)

CAR % Kategori Jumlah Kebutuhan Modal untuk Mencapai CAR 4% 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. Bank Intan Bank Bahari Bank Tata

Bank Dewa Rutji

Bank Pesona Kriya Dana Bank Dagang dan Industri Bank Papan Sejahtera Bank Dharmala Bank Indotrade Bank Orient Bank Danahutama Bank Ficorinvest Bank Lautan Berlian Bank Uppindo

Bank Yakin Makmur (Yama) Bank Bapeda Indonesia Bank Central Dagang (BCD) Bank Indonesia Raya (Bira) Bank Budi Internasional Bank Mashill Utama Bank Dana Asia

Bank Bumi Raya Utama Bank Namura Internusa Bank Umum Servitia Bank Putra Surya Perkasa

Bank Baja Internasional

-53,3 -15,8 -55,4 -25,0 -55,8 -11,3 -56,4 -24,9 -24,6 -64,3 -62,4 -24,0 -65,2 -24,6 -69,0 -16,2 -21,5 -25,0 -75,8 -15,2 -76,5 -16,1 -77,8 -21,6 -92,5 -25,0 C B C B C B C B B C C B C B C B B B C B C B C B C B 253,0 226,0 380,4 421,9 2.440,1 111,1 1.293,9 706,6 25,5 81,3 117,8 779,7 373,3 748,5 1.827,10 7,2 541,4 2.965,5 35,8 830,1 679,2 60,0 289,7 826,8 2.275,4 98,8 Sumber : (Ali, 1999 : 343)

(4)

Krisis keuangan membuat terjadinya krisis kepercayaan masyarakat terhadap dunia perbankan, oleh karena itu pembenahan disektor perbankan dan mengembalikan kepercayaan masyarakat baik nasional maupun internasional dipandang sebagai suatu hal yang mendesak, karena sekali kepercayaan masyarakat hilang maka dunia perbankan Indonesia akan mengalami krisis yang berkepanjangan.

Akhir-akhir ini dengan didorong oleh kemajuan perekonomian maka sektor perbankan perlahan-lahan bangkit kembali. Industri perbankan yang berkembang pesat membuat persaingan antar bank semakin tajam. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya jumlah kantor bank yang beroperasi baik itu dari bank pemerintah, bank swasta nasional maupun bank asing yang ikut meramaikan dunia perbankan di Indonesia.

Berikut ini perkembangan jumlah kantor dari bank swasta nasional dan bank swasta asing yang tersebar di seluruh Indonesia periode 2007-2010 yang disajikan dalam Tabel 1.1 sebagai berikut :

Tabel 1.2

Jumlah Kantor Perbankan Bank Swasta Nasional

Tahun 2007 2008 2009 2010 Jumlah Kantor (unit) 5.472 6.071 7.157 7.739 Perubahan Jumlah Kantor - 1,11% 1,18% 1,08% Bank Asing Jumlah Kantor (unit) 142 185 230 233 Perubahan Jumlah Kantor - 1,30% 1,24% 1,01%

(5)

Dari Tabel 1.1 terlihat kenaikan jumlah kantor tiap tahunnya dari bank swasta nasional dan bank asing di Indonesia. Pada bank swasta nasional, di tahun 2007 hingga tahun 2008, jumlah kantor bertambah sebanyak 599 unit. Di tahun 2009, bertambah lagi sebanyak 1.086 unit dan di tahun 2010 jumlah kantor menjadi 7.739 unit, dimana terjadi penambahan sebanyak 582 unit.

Begitu juga dengan bank asing, pada tahun 2007 hingga tahun 2008, jumlah kantor bertambah sebanyak 43 unit. Di tahun 2009, bertambah lagi sebanyak 45 unit dan di tahun 2010 jumlah kantor menjadi 233 unit, dimana terjadi penambahan sebanyak 3 unit.

Namun, jika dibandingkan antara bank swasta dan bank asing, jumlah bank swasta jauh mengungguli jumlah bank asing. Di tahun 2010, jumlah bank swasta sudah mencapai 7.739 unit, sedangkan bank asing hanya berjumlah 233 unit. Peningkatan jumlah kantor bank yang tidak seimbang antara bank swasta nasional dan bank asing, semakin memperketat persaingan bisnis dalam dunia perbankan. Dan untuk itu, baik bank swasta nasional dan bank asing saling berpacu untuk memberikan yang terbaik, misalnya saja bank asing yang keamanannya lebih tinggi dan menawarkan fitur-fitur baru yang mempermudah nasabah untuk bertransaksi, sebaliknya bank swasta diharapkan menawarkan bunga yang kompetitif, tinggi untuk funding (menghimpun dana) dan rendah untuk lending (menyalurkan dana/kredit).

Secara umum kinerja perbankan di Indonesia menunjukkan perkembangan yang cukup bagus. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan aset, seperti pada Tabel 1.2 berikut ini :

(6)

Tabel 1.3 Pertumbuhan Aset (dalam miliar rupiah)

Kelompok Bank Tahun

2007 2008 2009 2010 Bank Swasta Nasional 807.742 925.937 1.014.311 1.281.855

Pertumbuhan Aset - 1,15% 1,11% 1,26% Bank Asing 176.278 233.674 204.502 222.347 Pertumbuhan Aset - 1,33% 0,87% 1,09% Sumber : Statistik Perbankan Indonesia (2011)

Kinerja yang berbeda antara bank umum swasta nasional dan bank asing akan menciptakan pertumbuhan aset yang berbeda pula. Di tahun 2008, aset bank swasta tumbuh sebesar 1,15% lebih rendah dari bank asing sebesar 1,33%. Namun di tahun 2009 aset bank swasta nasional lebih tinggi pertumbuhannya sebesar 1,11% dibandingkan aset bank asing yang mengalami penurunan sebesar 0,87%. Dan angka pertumbuhan aset tertinggi pada bank umum swasta nasional yaitu di tahun 2010 sebesar 1,26% lebih tinggi daripada bank asing sebesar 1,09%.

Jika dikaitkan dengan teori, suatu bank yang memiliki aset lebih besar, tentu mempunyai profit yang besar juga, berarti kinerja dari bank itu bisa dikatakan bagus. Jadi dari Tabel 1.2 diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja bank swasta lebih bagus dibanding bank asing.

Marketing Research Indonesia (MRI) meninjau apa yang terjadi di masyarakat yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan. Hasil survei menunjukkan banyak faktor yang menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan, diantaranya terutama yang berhubungan dengan persepsi mereka terhadap keamanan bank, pengenalan masyarakat terhadap suatu bank, ukuran suatu bank, dan juga kepemilikan bank.

(7)

Ditinjau dari kepercayaan masyarakat, belum hilang diingatan kita tentang kasus pada Bank Century pada tahun 2008 yang tergolong bank umum swasta nasional yang bangkrut dan tidak mampu mengembalikan dana nasabah. Disamping itu, kepercayaan masyarakat juga dapat dilihat dari jumlah nasabah bank. Dari 5 besar, Bank Central Asia sebagai Bank Asing termasuk ke dalam bank yang memiliki jumlah nasabah terbesar, yaitu sebesar 9.700.000 orang.

Sedangkan untuk bank umum swasta nasional, Bank Danamon hanya memiliki jumlah nasabah sebanyak 4.700.000 orang (InfoBank No. 392 Edisi November 2011). Dari hal tersebut diketahui bahwa masyarakat masih menempatkan kepercayaan yang besar pada bank asing.

Maka dari tinjauan yang telah dijelaskan sebelumnya, terlihat bahwa persepsi masyarakat cenderung menilai bahwa bank asinglah yang lebih baik kinerjanya dibandingkan bank swasta, maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian apakah persepsi masyarakat tersebut benar adanya jika dilihat dari rasio kecukupan modal bank (CAR), selain itu kita juga dapat mengetahui kinerja bank mana yang lebih baik dalam mengelola dana nasabah yang dipercayakan kepada mereka.

Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Studi Beda CAR (Capital Adequacy Ratio)antara Bank Swasta Nasional dengan Bank Asing yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

(8)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dirumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah ada perbedaan nilai CAR (Capital Adequacy Ratio) antara bank swasta nasional dan bank asing, jika ditinjau dari faktor modal dan aktiva tertimbang menurut resiko?”

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan CAR (Capital Adequacy Ratio) pada bank dengan kepemilikan swasta dan bank dengan kepemilikan asing jika ditinjau dari faktor modal dan ATMR.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, sebagai berikut :

a. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan di dunia perbankan khususnya perbedaan kecukupan modal antara bank swasta nasional dan bank asing serta menilai mana yang lebih baik.

b. Bagi Perusahaan Perbankan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk perbaikan peningkatan kualitas kinerja perusahaan perbankan khususnya mengenai kondisi permodalan.

(9)

c. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian lanjutan dan memberikan sumbangan yang positif untuk memperluas wawasan mengenai rasio keuangan khususnya pada aspek permodalan, yaitu rasio kecukupan modal (CAR).

Gambar

Tabel 1.3   Pertumbuhan Aset  (dalam miliar rupiah)

Referensi

Dokumen terkait

b. Pada beberapa unit masukan cairan dikurangi menjadi 900 sampai 1200 ml/ hari dan masukan natrium dibatasi menjadi 2 gram/ hari. Jika telah terjadi diuresis dan edema menghilang,

Data yang dianalisis menggunaan model regresi Linear berganda yaitu suatu analisis untuk mengetahui masing-masing variable bebas (X) yang terdiri dari variable Jumlah Wajib Pajak,

Kerangka Penerapan Hasil Analisis Pengaruh Kompensasi, Iklim Kerja, dan Karakteristik Pekerjaan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kreativitas mengajar guru dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Fisika. Subjek untuk data

(1) Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, dan evaluasi pelaksanaan

Menurut Dinas Pekerjaan Umum, banjir adalah suatu keadaan aliran sungai dimana permukaan airnya lebih tinggi dari pada lahan bagian atas dari tebing sungai (bantaran sungai),

Mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dnegan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup, pembangunan yang

Penderita DM harus membiasakan diri untuk makan tepat pada waktu yang telah di tentukan. Penderita DM makan sesuai jadwal, yaitu 3 kali makan utama, 3 kali