• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup dan bekerja sama satu dengan lainya tanpa menggunakan bahasa sebagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup dan bekerja sama satu dengan lainya tanpa menggunakan bahasa sebagai"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan sarana vital dalam berkomunikasi dan berinteraksi antarsesama manusia. Dengan bahasa, kita dapat menyampaikan dan memahami pesan atau maksud dari sebuah tuturan. Sangat mustahil orang di dunia ini dapat hidup dan bekerja sama satu dengan lainya tanpa menggunakan bahasa sebagai medianya. Terjalinnya komunikasi tersebut dapat terjadi secara lisan mupun tulisan. Dari situlah, muncul bentuk wacana lisan dan wacana tulisan. Menganai yang disebut terakhir tersebut yang akan menjadi fokus penelitian ini.

Wacana tulis adalah suatu wacana yang menggunakan tulisan sebagai medianya. Bentuk wacana tulis sekarang ini sangat banyak, baik yang berupa karya fiksi maupun non-fiksi. Bentuk wacana tulis tersebut banyak yang dipublikasikan, melalui internet, penerbitan buku, maupun lewat media cetak (koran atau majalah). Oleh karena itu, peran media masa menjadi sangat penting dalam hal mempublikasikan wacana tulis, sehingga khalayak umum dapat menikmati dan menelitinya. Dalam hal ini, peneliti mengambil salah satu rubrik dalam majalah

Panjebar Semangat (PS) dan Djaka Lodang (DL) yaitu pada rubrik wacan bocah

(WB). WB termasuk dalam kategori wacana tulis naratif yang banyak mengandung nilai-nilai pendidikan. Mengingat hal tersebut, objek penelitian ini perlu mendapat perhatian secara khusus dengan menelitinya.

(2)

Pengkajian terhadap WB di sini dilakukan guna mendeskripsikan peranti kohesi gramatikal dan kohesi leksikal yang mendukung kepaduan dan keutuhan

wacana WB pada majalah PS dan DL. Selanjutnya mengungkapkan maksud atau

pesan yang tersirat di dalam teks WB guna mengetahui nilai-nilai pendidikan yang

terdapat di dalamnya, sehingga diharapkan dari penelitian ini dapat menanamkan nilai-nilai moral dan budi pekerti khususnya kepada anak-anak sejak dini dan kepada

pembaca pada umumnya. Kemudian mendeskripsikan relevansinya dengan

pembelajaran bahasa Jawa (BJ) di sekolah dengan melihat kurikulum, materi ajar dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) bahasa Jawa dari guru, sehingga dapat memberikan kontribusi nyata bagi pemebelajaran BJ di sekolah.

Sekolah sebagai tempat dilakukan pembelajaran dan pendidikan dinilai sangat

strategis untuk membina pendidikan sehingga terbentuk out put siswa yang mandiri,

berilmu, dan berkarakter mulia. Pendidikan merupakan salah satu sarana mendidik, mengajarkan, membentuk kepribadian manusia yang beriman dan bertakwa serta berjiwa luhur, berintegritas tinggi, berperikemanusiaan, jujur dan mandiri. Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut dapat ditempuh melalui pengajaran sastra sejak dini dengan menampilkan dan menelaah pelajaran moral budi pekerti yang terkandung di dalamnya, kemudian diterangjelaskan mengenai nilai-nilai yang baik dan pesan-pesan moral yang tersirat dalam karya sastra, untuk diteladani dan diimplementasikan dalam kehidupan nyata, dan diterangkan pula nilai-nilai tercela dengan segala akibat atau bahayanya.

(3)

Kesempatan yang baik tersebut, biasanya terkendala oleh 1) kurangnya dukungan pengajaran sastra anak sebagai bahan ajar pendidikan, 2) kurangnya kepedulian orang tua terhadap pengajaran sastra bagi anaknya, karena orang tua yang berpikir pragmatis menganggap belajar sastra tidak akan memberikan manfaat ke depan untuk anaknya, sehingga orang tua lebih mementingkan pengajaran ilmu eksak/saint dan bahasa asing untuk anaknya (yang dapat menunjang karir masa depannya), 3) sampai saat ini porsi pengajaran bahasa dan sastra Jawa hanya mendapat bagian kecil dari kurikulum. Oleh karena itu, pemahaman mengenai sastra anak (WB) perlu ditanamkan dan ditekankan dalam pendidikan formal sebagai salah satu bahan ajar. Kemudian didukung oleh upaya orang tua dengan meluangkan waktunya mengajarkan pengajaran sastra kepada anak, misalnya melalui dongeng-dongeng berbahasa Jawa sebagai penghantar tidur anak.

Anak-anak bukanlah miniatur orang dewasa, oleh karena itu mereka memerlukan karya sastra yang khusus diperuntukkan bagi mereka. Kemudian sebuah genre sastra baru mulai dikenal, yaitu sastra anak (Hunt dalam Nurgiyantoro, 2005:

8). Sastra anak (WB) dinilai cocok untuk anak-anak, karena dalam WB tersebut

seorang anak (dengan bimbingan orang dewasa) dapat menumbuhkembangkan daya inspirasi dan penalarannya, serta mengambil teladan-teladan baik dari perbuatan baik

yang diperankan oleh para tokoh dalam WB tersebut. Selain itu, jalan cerita dalam

WB biasanya mudah dipahami dan sesuai dengan perasaan anak. Selain itu, melalui WB, seorang anak mendapatkan hiburan yang menyenangkan dan sarat akan nilai

(4)

pendidikan, sehingga secara tidak langsung, WB menjadi sangat efektif dalam menanamkan nilai pendidikan pada anak.

Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa, maka dengan membaca dan menelaah karya sastra anak, dapat dikatakan menaruh perhatian pada masa depan bangsa ini. Oleh karenanya, WB menjadi sangat penting dan memerlukan perenungan

mendalam untuk di teliti. WB yang dimaksud disini adalah bentuk prosa naratif

berbahasa Jawa, yang dapat bertemakan pengalam pribadi, petualangan, persahabatan, cerita hewan dan cerita tumbuhan yang dikemas menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak-anak serta memberikan pendidikan yang

menyenangkan bagi anak. Cerita yang disajikan dalam WB menjadi sangat efektif

dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan pada anak serta dapat

menumbuhkembangkan sikap gemar membaca sejak dini pada anak-anak. Untuk itulah perlu adanya tanggapan dan perhatian khusus mengenai hal tersebut, salah satunya yakni dengan membacanya, mengobservasi, mengapresiasi dan menelaahnya baik dari segi bahasa maupun mengkajinya dari nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, penelitian ini penting untuk untuk dilakukan mengingat argumentasi di atas.

Rubrik WB dapat ditemukan dalam majalah berbahasa Jawa seperti PS dan

DL. Rubrik WB tersebut memuat cerita yang relevan dengan kehidupan anak-anak

sehingga dapat dijadikan pendidikan bahasa, sastra dan kepribadian bagi anak. Untuk memperkuat pernyataan di atas dapat dilihat dari petikan/cuplikan data yang

(5)

Data (1)

Sawijinig dina wit Pelem rengeng-rengeng sinambi mbombong atine. “Gusti Allah pancen sayang marang aku. Awakku lemu, godhongku rungkut tur ijo, apa maneh wohku, manungsa kae nganti padha gumun amarga legi” (PS/ SSKS).

Artinya: „Pada suatu hari pohon Mangga sedang menyanyi-nyanyi pelan sambil menghibur hati. “Allah memang sayang kepada saya. Badan saya gemuk, daunku lebat dan hijau, apa lagi buahku, manusia sampai terheran-heran karena manisnya.”

Analisis wacana: kutipan data di atas merupakan suatu konstruksi kalimat langsung, aktif dan berisi pernyataan/deklarasi. Dikatakan sebagai kalimat langsung diketahui dari penanda lingual berupa tanda petik dua sebagai pengapit isi tuturan. Dikatakan sebagai kalimat aktif yang dapat diketahui dari penanda verbanya yaitu

kata rengeng-rengeng „bernyanyi pelan‟ dan mbombong „menghibur‟, keduanya

merupakan bentuk verba aktif.

Segi/aspek kohesi wacana, kutipan data di atas menggunakan bentuk

konjungsi penyangatan yang dapat ditunjukkan pada kata tur „bahkan‟ dan apa dari

maneh „apa lagi‟, yang menyatakan penyangatan tuturan sebelumnya yaitu

(menyangatkan kelebihan/keungulan wit pelem). Apabila konjungsi tersebut

dihilangkan/dilesapkan maka kalimat/tuturan tersebut menjadi tidak kohesif.

Nilai pendidikan: kutipan data di atas menyiratkan pelajaran kepada pembaca akan pentingnya rasa bersyukur kepada Allah, agar Allah selalu melimpahkan rahmat dan karunia kepada Makhluk-Nya. Ungkapan syukur tersebut diungkapakan oleh Wit

Pelem/ pohon mangga melalui kata-katanya, “Gusti Allah pancen sayang marang

(6)

Data (2)

“Wong mung dipoyoki bocah cilik wae kok, ora usah dilebokake ati. Karo maneh cacat raga kuwi isih luwih apik tinimbang cacat ati,” kandhane simboke kanggo nglipur Pardi. (DL/OITA)

„Hanya diejek anak kecil saja, tidak usah dimasukkan dalam hati. Terlebih lagi tuna grahita itu lebih baik daripada cacat hati,” kata ibunya untuk meredam emosi Pardi‟

Analisis wacana: kutipan data di atas terdiri atas dua kalimat langsung yang dapat diketahui dari penanda tuturan yaitu diapit oleh tanda petik dua. Pada kalimat kedua terdapat penanda hubungan perbandingan yang dapat diketahui dari konungsi

tinimbang „daripada‟. Konjungsi tersebut menghubungkan kata majemuk cacat raga

„cacat fisik‟ dengan cacat ati „cacat hati/buruk wataknya‟, yang selain bermakna

membandingkan juga bermakna mempertentangkan. Tanpa adanya bentuk konjungsi tersebut, kalimatnya menjadi tidak kohesif.

Nilai pendidikan: cuplikan cerita di atas dilatarbelakangi Pardi yang sedang tersulut emosinya karena sering diejek dan dihina oleh anak-anak secara rame-rame, karena si Pardi mempunyai kekurangan fisik yakni kakinya pincang. Oleh karena hal tersebut, ibunya mencoba menenangkan hati atau meredamkan emosi anaknya tersebut dengan kata-kata seperti di atas. Kata-kata tersebut di antaranya dapat memberi pelajaran atau pendidikan moral kepada pembaca, yaitu mengenai pentingnya rasa bersyukur kepada Tuhan apabila kita telah dilahirkan sebagai manusia yang sempurna (sehat jasmani dan rohani), pentingnya membina hati agar tidak cacat (seperti sombong, tamak, kejam, pelit, suka berbohong, suka mencuri, dsb.). Dari pernyataan tersebut juga mengimplikasikan bahwa manusia sebagai

(7)

makhluk sosial yang mestinya hidup rukun dan saling tolong-menolong, jangan justeru suka menyakiti perasaan orang lain apalagi menganggap rendah orang lain.

Data (3)

Sawijining dina simboke kentekan kayu obong. “Mbok tulung Le, simbok digolekake kayu rencek ing alas....”

Tanpa kakehan omong Pardi langsung ngleksanakake prentahe simboke. ... dheweke ora perlu negor wit, awit negor wit ing alas kono pancen dilarang. Nanging yen njupuki carang-carane sing wis garing lan tiba ing lemah , kuwi ora apa-apa. (DL./OITA)

„Pada suatu hari ibunya kehabisan kayu bakar. “Minta tolong, Nak, ibu dicarikan ranting kayu kering di hutan...”ucap ibunya Pardi.

„Tanpa banyak bertanya, Pardi langsung melaksanakan perintah ibunya. Ia tidak perlu menebang pohon, karena menebang pohon di hutan ada larangannya‟.

Pada petikan data di atas memberikan pelajaran akan arti pentingnya kepatuhan/ketaatan kepada orang tua, sebagai tanda rasa bakti anak kepada orang tua. Yang kedua pentingnya menjaga ekosistem alam, menjaga lestarinya alam semesta dengan tidak menebangi hutan sembarangan.

Penelitian ini perlu dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut:

1) WB merupakan objek penelitian yang unik, karena muatau isinya yang

beragam, seperti fabel, cerita fantasi, cerita realistik, dll.. WB merupakan

bacaan berbahasa Jawa yang diperuntukan untuk anak-anak, dengan gaya penulisan yang ringan, mudah dipahami, namun sarat akan pendidikan yang baik dipelajari oleh anak sejak dini. Oleh karenanya objek penelitian ini perlu digali/dikaji lebih mendalam sehingga nilai-nilai akan pentingnya tolong menolong, saling menghargai, berbakti kepada orang tua, jujur, rasa syukur, bekerja keras, dan tidak boleh sombong dapat terungkap dalam penelitian ini.

(8)

2) Objek penelitian ini belum pernah dikaji secara linguistik (analisis wacana). Penelitian yang terdahulu mengaji sastra anak dari segi struktural karya sastra (pendekatan sastra) oleh Nia Rahmawati.

3) Penelitian ini mengkaji WB secara komprehensif yaitu mengkaji WB secara

tekstual atau dari segi internal wacana yang meliputi aspek gramatikal dan aspek leksikal sebagai pendukung kepaduan wacana. Kemudian dilanjutkan analisis dari segi eksternal wacana yaitu dengan mengungkapkan nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam WB. Yang terakhir mendeskripsikan relevansi

WB dengan pembelajaran BJ di sekolah, sehingga dapat dirasakan

kontribusi/kebermanfaatan peran media masa dalam mempublikasikan WB

sebagai materi pembelajaran BJ.

Berpijak dari alasan tersebut, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan ilmu pengetahuan yang berguna bagi dunia pendidikan dan masyarakat secara luas melaui nilai-nilai pendidikan/edukasi.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Peranti kohesi gramatikal dan leksikal apa sajakah yang terdapat dalam

wacana WB pada majalah PS dan DL?

2. Nilai pendidikan apa saja yang terkandung dalam wacana rubrik WB dalam

majalah PS dan DL?

(9)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah yang di kemukakan di atas maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan peranti kohesi gramatikal dan leksikal yang terdapat dalam

rubrik WB pada Majalah PS dan DL.

2. Mendeskripsikan dan menjelaskan nilai-nilai pendidikan yang terkandung

dalam wacana rubrik WB dalam majalah PS dan DL.

3. Mendeskripsikan relevasi WB dengan pembelajaran BJ di sekolah.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis bagi perkembangan teori linguistik, khususnya teori analisis wacana serta nilai-nilai pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, mencanangkan pentingnya rubrik WB dalam kontribusinya

sebagai sebagai materi pembelajaran BJ di sekolah dan mengenalkan

nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam karya sastra, khususnya WB untuk

membentuk karakter mulia pada anak didik.

b. Bagi peserta didik, dapat mengembangkan pengetahuan mengenai BJ dan

(10)

c. Bagi pembaca, dapat mengenalkan dunia sastra pada anak sejak dini, sehingga diharapkan dapat bermanfaat edukatif, rekreatif, serta menumbuhkembangkan kegemaran membaca (reading habit).

d. Bagi penerbit, mencanangkan peran penting media masa cetak berbahasa Jawa

seperti majalah sebagai bahan materi pembelajaran BJ di sekolah.

e. Bagi peneliti bahasa, penelitian ini dapat digunakan sebagai model penelitian

analisis wacana dan nilai pendidikan. Untuk itulah penelitian terhadap WB

Referensi

Dokumen terkait

Persentase campuran yang terdiri dari bahan/bahan-bahan dengan toksisitas akut yang tidak diketahui: 32.3% (mulut), 40.7% (kulit), 58.4% (Penghirupan).. Persentase campuran

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan terdapat pengaruh nyata varietas tanaman yang diuji terhadap tinggi tanaman, namun tidak terdapat pengaruh nyata

Klaster Nervous System Disease di bawah Program Studi Doktor Fakultas Kedokteran UGM ini dibentuk dengan harapan dapat mencetak pakar-pakar tersebut serta

Tidak terdapat dokumen pendukung RPBBI dan karena sumber bahan baku PT Sahabat Utama Industri adalah kayu gergajian dari TPT dan hutan rakyat.. Verifier 2.1.2.a

Oleh sebab, itu dalam penelitian ini ditawarkan cara pembelajaran apresiasi dongeng menggunakan media visual manipulatif boneka dengan harapan dapat

berbeda Kelas pada setiap Putaran, diperbolehkan dengan pasangan yang berbeda, tetapi hanya berhak mendapat 1 (satu) Posisi pada Kejuaraan Umum , (kelas yang memperebutkan Juara

Penelitian ini yang bertujuan untuk menelaah pengaruh dosis biochar dan pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays L. saccharata Sturt.)

Pengamatan beda elevasi muka air banjir sebagai perbandingan pemodelan aliran satu dimensi steady non-uniform flow dan unsteady non-uniform flow dilakukan pada segmen