• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TEORI KOGNITIF SOSIAL

Teori kognitif sosial ini dicetuskan oleh pakar psikologi perilaku ternama, Bandura. Teori ini didasarkan pada premis bahwa ada tiga variabel yang saling mempengaruhi yang lebih dikenal sebagai triadic reciprocall. Ketiga variabel tersebut adalah lingkungan, perilaku dan orang seperti tampak pada gambar 1 di bawah ini.

Gambar 2.1

Triadic Reciprocality atau Reciprocal Determinism

Orang (individu)

Lingkungan Perilaku

(Sumber : Compeau dan Higgins 1995)

Gambar 1 menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Individu memilih lingkungan dan lingkungan mempengaruhinya. Selanjutnya perilaku yang ada dalam situasi ini dipengaruhi oleh lingkungan atau karakterisktik situasional yang juga dipengaruhi oleh faktor kognitif dan faktor personal.

(2)

Teori kognitif sosial oleh Bandura dalam compeau dan Higgins (1995) dalam Rustiana (2004) dikembangkan dalam dua set ekspektasi kekuatan kognitif utama yang menjadi pedoman/guide perilaku. Pada set pertama, ekspektasi dihubungkan dengan outcome lebih bernilai apabila dibandingkan dengan individu yang tidak mampu memahami konsekuensi yang menguntungkan. Kedua, ekspektasi yang disebut sebagai self efficacy yang merupakan kepercayaan individu mengenai kemampuan untuk membentuk suatu perilaku tertentu.

Adapun defenisi self efficacy menurut Bandura (1986) dalam Campeau dan Higgins (1995) adalah

“People’s judgmentsof their capabilities to organize and execute courses of action required to attain designated types of performances. It is concerned not with the skills one has but with judgements of what one can do with whatever skills one possesses.”

Definisi tersebut menunjukan bahwa, karakteristik kunci dari konstrak self efficacy yaitu: komponen skill (keahlian) dan ability (kemampuan) dalam hal mengorganisir dan melaksanakan suatu tindakan. Dalam konteks komputer, CSE menggambarkan persepsi individu tentang kemampuannya menggunakan komputer untuk menyelesaikan tugas-tugas seperti menggunakan paket-paket

software untuk analisis data, menulis surat mail merge dengan menggunakan

word processor yang lebih dari keahlian sederhana seperti memformat disketatau booting ulang komputer.

Istilah self efficacy merupakan suatu konstrak penting dalam psikologi yang banyak digunakan para peneliti seperti yang dikutip oleh Compeau dan Higgins

(3)

(1995) yang dikaitkan dengan variabel-variabel lain. Misalnya, untuk mempengaruhi keputusan perihal perilaku seperti yang dilakukan oleh Betz dan Hackett (1981), tanggapan emosional (termasuk stress dan anxiety) dalam membentuk perilaku Stumpf et al (1987), serta pencapaian kinerja aktualindividu yang dihubungkan dengan perilaku Locke et al (1984); Wood dan Bandura (1989).

Dalam riset bidang sistem informasi, banyak peneliti (Compeau dan Higgins, 1995; Stone et al. 1996; Wijaya 2003) yang telah menguji variabel self efficacy yang dihubungkan dengan berbagai perilaku komputer.

2.2 PENGERTIAN COMPUTER SELF EFFICACY

Menurut Compeau dan Higgins (1995) CSE didefinisikan sebagai

judgement kapabilitas seseorang untuk menggunakan komputer/sistem informasi/teknologi informasi. Didasarkan pada teori kognitif sosial yang dikembangkan oleh Bandura, self efficacy dapat didefinisikan sebagai kepercayaan seseorang yang mempunyai kemampuan untuk melakukan perilaku tertentu. Bandura menyatakan bahwa self efficacy yang dirasakan seseorang memainkan peran penting dalam mempengaruhi motivasi dan perilaku. Hal ini bukan merupakan penilaian pada masa lalu seseorang dalam menggunakan komputer, tetapi menyangkut penilaian yang akan dilakukan pada masa depan. Hasil riset Compeau dan Higgins (1995) menunjukkan, bahwa ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi CSE, Yaitu: (1) dorongan dari pihak lain, (2) pihak lain sebagai pengguna, (3) dukungan.

(4)

Dorongan dari pihak lain mengacu pada kelompok dan menggunakan persuasi verbal. Pada factor kedua, seseorang dapat meningkatkan CSEnya karena mengobservasi dan meniru model perilaku. Ini merupakan cara yang ampuh untuk mengakuisisi perilaku sebagai model pembelajaran. Sedangkan factor terakhir yaitu adanya dukungan ini dapat berupa ketersediaan dari pihak organisasi untuk membantu individu yang membutuhkan peningkatan kemampuan dan juga persepsi kemampuan diri.

Compeau dan Higgins juga menjelaskan ada tiga dimensi CSE, yaitu: (1)

magnitude, (2) strength, (3) generazability. Dimensi magnitude mengacu pada tingkat kemampuan yang diharapkan dalam pengunaan computer. Individu yang mempunyai magnitude CSE yang tinggi diharapkan mampu menyelesaikan tugas-tugas komputasi yang lebih kompleks dibandingkan dengan individu yang mempunyai level magnitude CSE yang rendah karena kurangnya dukungan maupun bantuan. Dimensi ini juga menjelaskan, bahwa tingginya magnitude CSE seseorang terkait dengan level yang dibutuhkan untuk memahami suatu tugas. Pada individu yang memiliki level magnitude tinggi mampu menyelesaikan tugas-tugasnya dengan rendahnya dukungan dan bantuan dari oarng lain, dibandingkan dengan level magnitude CSE yang rendah. Pada dimensi kedua yakni strength,ini mengacu pada level keyakinan tentang penilaian atau kepercayaan individu unutk mampu menyelesaikan tugas-tugas komputasinya dengan baik. Dimensi terkahir adalah generazability yang mengacu pada tingkat penilaian user yang terbatas pada domain khusus aktifitas. Dalam konteks komputer, domain ini mencerminkan perbedaan konfigurasi hardware dan software, sehingga individu

(5)

yang mempunyai level generazability CSE yang tinggi diharapkan dapat secara kompeten mengunakan paket-paket software dan sistem komputer yang berbeda. Sebaliknya tingkat generazability CSE yang rendah menunjukksn kemampuan individu dalam mengakses paket-paket software dan system computer secara terbatas.

Maracas et al. (1998) dan Agarwal et al. (2000) dalam Rustiana (2004) membagi CSE dalam dua jenis, yaitu general CSE dan specific CSE. Kedua jenis ini dikontruksikan berhubungan dengan perbedaan tugas-tugas computer. Secara general CSE didefenisikan sebagai penilaian keahlian individu dalam menggunakan berbagai aplikasi computer. Sedangkan spesifik CSE adalah kemampuan spesifik dalam domain komputasi umum.

Ada empat sumber informasi self efficacy menurut Bandura seperti yang dikutip oleh Compeau dan Higgins (1995), yaitu : (1) guided mastery,(2)

behavior modeling,(3) social persuasion dan physiological states .Sumber informasi terkuat adalah gude master yang merupakan pengalaman kesuksesan nyata dalam kaitannya dengan perlaku. Interwaksi yang berhasil antara individu dengan komputer menyebabkan individu mengembangkan self efficacy-nya lebih tinggi. Dengan demikian praktik langsung merupakan komponen penting dalam pelatihan sehingga individu membangun kepercayaan diri sesuai dengan kemampuannya. Sumber informasi self efficacy kedua adalah permodelan perilaku/behavior modeling, yang meliputi pengamatan terhadap orang lain dalam membentuk perilaku sebagai proses pembelajaran. Compeau dan Higgins (1995) menunjukkan bahwa pendekatan permodelan perilaku untuk pelatihan komputer

(6)

dapat meningkatkan persepsi self efficacy dan kinerja dalam konteks pelatihan. Sumber yang ketiga adalah pendekatan persuasive dapat juga mempengaruhi self efficacy. Jaminan ulang bagi user yang punya kemampuan tentang teknologi dan menggunakannya dengan sukses dapat membantu para user untuk membangun kepercayaan. Sumber informasi self efficacy yang terkahir adalah physiological states, yang menunjukkan perasaan kecemasan/anxiety yang berdampak negative terhadap self efficacy. Bandura (1986) menyatakan bahwa individu yang mempunyai perasaan anxiety yang tinggi menunjukkan kurangnya kemampuan diri. Jadi jika individu merasa cemas/anxiety dalam penggunaan computer, maka ia memiliki alasan untuk merasa cemas sehingga menunjukkan self efficacy yang rendah. Berdasarkan penelitian Webster et al. (1990) dalam Compeau dan Higgins (1995) menemukan hasil, bahwa Computer anxiety dalam proses pelatihan dapat dikurangi dengan mendorong user untuk berperilaku yang menyenangkan.

2.3 PENELITIAN TERDAHULU

Ada beberpaa penelitian terdahulu yang menjadi pedoman dalam penelitian ini. Namun, penelitan-penelitian ini bukan untuk menjadi pembanding dalam menjawab hipotesis tetapi penelitian-penelitian ini akan menjadi acuan pengguran CSE untuk objek yang akan di teliti.

Tabel 1 Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Variabel Hasil

1. Deborah R Compeau and Computer self Efficacy: Computer Self

The computer self efficacy measures

(7)

C.A Higgins development of measure and initial test

Efficacy also provided

enchanced insight into course-related factors of practical

concern to university educators

2. Rex Karsten and Roberta M. Roth “Computer Self Efficacy: A Practical Indicator of Student Computer Competency in Introductory is Courses” Computer Self Efficacy Student results is compuer self-efficacy measure may be a practical and informative means of assessing computer-training outcomes in the introductory is course context

3. Rustiana Computer Self

Efficacy (CSE) mahasiswa akuntansi dalam penggunaan teknologi informasi: tinjauan Computer Self Efficacy CSE mahasiswa laki-laki lebih baik dari CSE mahasiswa perempuan

(8)

perpektif gender 4. H.K. Sam et al “Computer Self

Efficacy, Computer Anxiety, and attitudes toward the internet: A study among undergraduates in Unimas” Computer Self Efficacy, Computer Anxiety, and attitudes toward the internet

The findings suggest

that the undergraduates had

moderate computer anxiousness,medium attitudes toward the internet, and high computer self- efficacy and used

the internet extensively for educational purposes such as doing research, downloading electronic resources an e-mail communication 2.4 KERANGKA KONSEPTUAL

CSE didefenisikan sebagai penilaian kemampuan seseorang untuk menggunakan computer/system informasi/teknologi informasi (Compeau dan

(9)

Higgins 1995). Konsep ini dipandang penting disebabkan pesatnya perkembangan teknologi informasi yang harus diimbangi dengan kemampuan para pengguna (Users). Mahasiswa akuntansi perguruan tinggi negeri sebagai calon akuntan harus mengamati setiap perkembangan teknologi karena akuntan merupakan satu profesi yang sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi tersebut. Terlebih lagi, mahasiswa akuntansi perguruan tinggi negeri lebih diminati oleh banyak perusahaan karena diyakini memiliki kualitas yang lebih dapat dipercaya. Kualitas pembelajaran yang dimiliki oleh perguruan tinggi lainnya. Namun, belum tentu keberadaan perguruan tinggi negeri di satu kota lantas membuat kualitas pembelajran menjadi sama.

Perbedaan kualitas pembelajaran khususnya tentang teknologi informasi tersebut dapat diukur dengan indikator computer self-efficacy. Hasil pengukuran CSE dapat menggambarkan kualitas mahasiswa akuntansi dalam kemampuannya menggunakan computer/system informasi/teknologi informasi. CSE diyakini dapat membantu para akuntan perusahaan maupun akuntan pendidik untuk membantu mencari strategi yang tepat dalam penggunaan danpengembangan teknologi informasi di perusahaan maupun di perguruan tinggi sehingga akhirnya dapat meningkatkan daya saing.

2.5 HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

(10)

H1 : Ada perbedaan computer self efficacy pada mahasiswa akuntansi stambuk USU dengan mahasiswa akuntansi UNIMED untuk stambuk 2008

H2 : Ada perbedaan computer self efficacy pada mahasiswa akuntansi stambuk USU dengan mahasiswa akuntansi UNIMED untuk stambuk 2009

H3 : Ada perbedaan computer self efficacy pada mahasiswa akuntansi UNIMED stambuk 2008 dengan stambuk 2009

H4 : Ada perbedaan computer self efficacy pada mahasiswa akuntansi USU stambuk 2008 dengan stambuk 2009

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS

Berdasarkan data hasil analisis klasifikasi unsupervised yang telah di kalkulasikan di dalam grafik diatas terlihat objek terumbu karang yang mengalami kerusakan

62 Kota Cimahi SENAM PUT RI - RIT MIK SIMPAI (HOOP) WIRA ALKIAN 10600 Emas 63 Kabupaten Bandung SENAM PUT RI - RIT MIK SIMPAI (HOOP) NABILAH RIZKY 10100 Perak 64 Kabupaten

Berdasarkan pemaparan di atas dapat diketahui bahwa adanya tujuan yang jelas dan spesifik akan memudahkan siswa untuk merancang strategi pencapaian tujuan salah

orang atau kelompok lain sedemikian rupa, sehingga tingkah lakunya sesuai dengan keinginan/tujuan orang yang mempunyai kekuasaan itu.” (Miriam Budiardjo)...

v) Prosedur eksperimen termasuk satu kaedah mengawal pembolehubah dimanipulasikan dan satu kaedah mengukur pembolehubah bergerak balas.. vi) Cara anda menjadualkan data vii) Cara

Hasil penelitian menunjukan bahwa konsentrasi logam berat timbal dan kadmium pada Daerah Aliran Sungai Citarum memiliki nilai kisaran 0,01-0,08 mg/L untuk timbal,

Namun secara umum dapat dikatakan bahwa kemasan limbah B3 harus memiliki kondisi yang baik, bebas dari karat dan kebocoran, serta harus dibuat dari bahan yang tidak bereaksi