• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gas dan Debu. Pada Tambang Bawah Tanah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gas dan Debu. Pada Tambang Bawah Tanah"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Gas dan Debu

Pada Tambang Bawah Tanah

Nama : Gilas Amartha Abieyoga Nim/kelas : 03121402081 / A

ABSTRAK

Usaha pertambangan adalah kegiatan yang mempunyai resiko kecelakaan kerja yang sangat besar. Oleh karena itu, kegiatan ini harus selalu diperhitungkan sehingga potensi-potensi resiko tadi tidak menjadi suatu resiko yang riil. Pada kegiatan tambang bawah tanah, potensi atau resiko terjadinya kecelakaan jauh lebih besar bila dibandingkan dengan tambang permukaan. Besarnya potensi kecelakaan pada tambang bawah tanah (underground mining) tersebut juga akan sejalan dengan besarnya kerusakan atau kerugian yang dapat ditimbulkan oleh kecelakaan kerja itu. Salah satu potensi kecelakaan kerja itu adalah ledakan gas dan debu batubara. Gas yang dihasilkan dari proses penambangan batubara adalah suatu gas beracun (methane) yang apabila kadarnya tidak dijaga maka akan menyebabkan masalah kecehatan dan keselamatan kerja yang akan diderita oleh pekerja tambang. Ventilasi tambang adalah suatu sistem yang berguna dalam proses penyaliran udara bersih dari luar ke dalam. Tujuannya untuk menjaga kebersihan udara didalam tambang bawah tanah.

Kata kunci : underground mining, gas, debu

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Secara umum, kebakaran atau ledakan akibat gas metana dapat terjadi apabila ada tiga unsur yang memenuhi pemicu kebakaran itu, yakni adalah api, oksigen dan bahan bakar (triangle fire). Sedangkan ledakan ada 5 syarat yaitu panas, bahan bakar, udara, ruang terisolasi dan adanyatahanan (suspension). Ledakan terjadi akibat debu batubara. Debu batubara adalah material batubara berbentuk bubuk yang berasal dari hancuran batubara ketika terjadi pemrosesan (breaking, blanding, transporting dan weathering). Debu batubara yang dapat meledak adalah apabila debu itu

(2)

terombangkan di udara sekitarnya. Butiran debu batubara yang sangat halus dapat menjadi sumber kebakaran dan ledakan yang sangat dahsyat di dalam tambang bawah tanah. Campuran antara debu dan batubara dengan gas atau uap yang mudah terbakar, dapat meledak bila disekitarnya ada api atau bunga api. Debu tambang ini dapat menimbulkan ledakan pada tambang bawah tanah. Jenis debu ini adalah debu bijih sulfida, pyrit, dan batubara.

2. Permasalahan

a. Apa itu ventilasi tambang?

b. Apa itu gas tambang bawah tanah? c. Apa itu debu hasil tambang bawah tanah? 3. Tujuan

a. Memahami tentang ventilasi tambang

b. Memahami seberapa besar pengaruh gas pada aktivitas penambangan c. Memahami pengaruh debu hasil tambang bawah tanah

ISI

Ada beberapa macam gas pengotor dalam tambang bawah tanah. Gas ini berasal dari proses-proses yang terjadi dalam tambang maupun berasal dari batuan ataupun galian. Peledakan yang diterapkan dalam tambang untuk pemberai, demikian juga mesin-mesin yang digunakan dalam tambang batubara merupakan gas pengotor. Gas metana adalah pengotor yang selalu ada di lapisan batubara dibawah permukaan.

Gas-gas pengotor tersebut ada yang bersifat beracun atau gas berbahaya. Gas tersebut dapat bereaksi dengan darah dan terjadilah kematian. Sedangkan gas berbahaya adalah gas yang dapat menyebabkan bahaya baik terhadap kehidupan manusia maupun terhadap hal-hal lain misalnya peledakan. Adapun gas-gas pengotor dalam tambang bawah tanah adalah sebagai berikut:

1. Oksigen (O2)

Presentasi normal untuk oksigen dalam udara adalah 21%. Bila kadar oksigen yang ada didalam udara lingkungan kerja itu kurang dari 19,5%, maka pekerja akan cepat kelelahan. Penyebab kurangnya kadar oksigen pada tambang bawah tanah biasanya adalah pembakaran, peledakan, reaksi oksidasi, bahan organi, dan juga karena adanya proses pemanfaatan pernafasan manusia yang mengeluarkan karbon dioksida.

2. Nitrogen (N)

Komposisi udara normal mengandung sebagian besar nitrogen (N), yaitu 78,9%, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa dan lebih besar dari 80%.

(3)

Merupakan jenis gas yang berasal dari pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar fosil. Gas ini tidak berwarna, tidak berbau, tetapi sangat beracun.

4. Karbon dioksida (CO2)

Manusia dan binatang bernapas dengan menghirup udara yang mengandung oksigen dan ketika pernapasan keluar dihasilkan gas karbon dioksida. Gas ini tidak berwarna dan apabila terhirup dalam jumlah besar akan menimbulkan sesak nafas.

5. Gas methana (CH4)

Pembentukan gas ini sejalan dengan proses pembatubaraan maupun dari aktivitas-aktivitas penambangan. Pada tambang batubara bawah tanah kecelakaan terjadi adalah ledakan gas metana dengan konsentrasi 5%.

6. Nitroge oksida (NO2)

Gas ini berasal dari gas buang knalpot mesin tambang, baik yang berbahan bakar solar maupun bensin. Gas ini bersifat racun, berwarna cokelat kemerahan, lebih berat dari udara.

7. Nitrogen sulfida (H2S)

Gas ini dapat berbentuk dari peledakan bijih-bijih sulfida atau bahan-bahan lapukan. Gas ini tidak berwarna dan mudah terbakar.

8. Gas belerang terbentuk dari proses peledakan atau pembakaran bahan-bahan yang mengandung sulfur, beracun dan tidak berwarna.

Solusi pencegahan ledakan dari gas-gas tersebut diatas adalah sebagai berikut: 1. Pengetahuan dasar-dasar terjadinya ledakan, membahas:

a. Gas-gas dan debu batubara yang mudah terbakar b. Karakteristik gas dan debu

c. Sumber pemicu kebakaran

2. Metode eliminasi penyebab ledakan antara lain: a. Pengukuran konsentrasi gas dan debu batubara b. Pengontrol sistem ventilasi tambang

c. Drainage d. Penyiraman air

e. Penggunaan alat ukur gas dan debu f. Pengontrolan sumber-sumber api

3. Teknik pencegahan penyebaran kebakaran dan ledakan: a. Penyiraman air

b. Rock dusting

c. Alat-alat pencegahan standar

4. Fasilitas pencegahan penyebaran kebakaran dan ledakan: a. Lokalisasi penambangan dengan rock dusting

b. Pengaliran air

5. Tindakan pencegahan kerusakan akibat kebakaran: a. Pemisahan rute ventilasi

b. Evakuasi, proteksi dini c. Lamaran secara tim

(4)

VENTILASI TAMBANG

Dalam proses penambangan bawah tanah, salah satu hal yang penting adalah dibuatnya ventilasi tambang agar para pekerja di dalam tambang dapat tersuplai oksigen dengan baik.

1. Fungsi ventilasi tambang

a. Untuk mengalirkan udara segar ke dalam tambang (oksigen) bagi kebutuhan pernapasan para pekerja tambang.

b. Membawa keluar gas-gas berbahaya dan debu-debu pekat yang dapat mengganggu kesehatan pekerja.

c. Menyingkirkan debu-debu hingg ambang batas yang diperkenankan d. Mengatur panasdan kelembaban udara di dalam tambang

2. Prinsip ventilasi tambang

Udara akan mengalir dari temperatur rendah ke temperatur panas, udara akan mengalir melalui jalur ventilasi yang memberikan tahanan udara lebih kecil, hukum-hukum mekanika fluida akan selalu diikuti dalam perhitungan ventilasi.

3. Sistem ventilasi tambang

Udara dari atmosfer dapat mengalir sendiri ke tambang, karena tekanan udara di luar lebih besar dari didalam. Hal tersebut merupakan penjelasan ventilasi alam. Sedangkan ventilasi buatan adalah sistemnya udara dari luar dapat mengalir ke dalam melalui bantuan fan (kipas) dan dipasang fan pada (down cast shaft) dari sistem hisap. DEBU TAMBANG BAWAH TANAH

Bahaya debu (dust) pada lingkungan tambang antara lain dapat mengganggu karena menyebabkan jarak pandang buruk, keracunan, peradangan mata, gangguan saluran pernafasan, kerusakan alat tambang, kebakaran, dan ledakan. Dari berbagai macam gangguan tersebut, maka debu dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Debu fibrinogenic, silica, dan batubara : merusak pernafasan 2. Debu karsinogenic, radon, dan asbestos : merusak pernafasan 3. Debu toxic, lead, uranium : meracuni tubuh dan aliran darah 4. Debu thonium : bahaya radiasi

5. Debu besi, seng : dapat meledak

6. Debu gypsum, kadin, dan kapur : sesak nafas 7. Debu inert

Faktor-faktor bahayanya debu tambang antara lain pada komposisi kimia nya, konsentrasinya, ukuran partikel, dan eksposure time. Oleh karena itu, debu-debu ini bisa diatasi dengan cara pencegahan, removal, suppression, isolasi, teknologi, dan mutasi.

(5)

Ventilasi tambang benar-benar perlu diperhatikan pada kegiatan atau aktivitas penambangan bawah tanah. Hal ini disebabkan dengan adanya ventilasi tambang akan diperoleh oksigen untuk para pekerja sehingga resiko kecelakaan akan berkurang. Ventilasi tambang juga digunakan untuk menyaring gas-gas dan debu pengotor yang dapat mengganggu kesehatan pekerja. Gas dan debu pengotor memiliki karakteristik berbeda. Maka kita harus benar benar tahu tentang gas dan debu pengotor agar dapat menentukan sistem ventilasi tambang yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Abro, Akib. Gases Chapter 3. Bahan ajar mata kuliah ventilasi tambang, Universitas Sriwijaya

Abro, Akib. Dust Chapter 4. Bahan ajar mata kuliah ventilasi tambang, Universitas Sriwijaya Hartman. 1982. Mine Ventilation and Air Conditioning. Universitas Colorado, USA

Referensi

Dokumen terkait

– Secara umum, alat yang telah dirancang ini layak untuk digunakan sebagai pendeteksi gas metana di tambang batubara bawah tanah dan terbukti lebih akurat

Makalah ini menyajikan hasil penelitian tentang teknik penahanan air dan drainase pada tambang bawah tanah. Pada tambang bawah tanah manapun, selalu dapat terjadi

Pintu untuk mengarahkan ventilasi di tambang timah tua. Hopper bijih di depan adalah bukan bagian dari ventilation.One satu aspek yang paling penting dari tambang bawah tanah

Sistem pemantauan terpadu keselamatan kerja tambang bawah tanah dirancang agar dapat menyediakan informasi kondisi di dalam tambang bawah tanah secara langsung (real

Pintu untuk mengarahkan ventilasi di tambang timah tua. Hopper bijih di depan adalah bukan bagian dari ventilation.One satu aspek yang paling penting dari tambang bawah tanah

Agar menjadi suatu metode penambangan yang aman, maka perlu dilakukan analisis tentang kestabilan lubang bukaan dan pillar pada rencana pembuatan tambang bawah tanah batugamping

FUNGSI VENTILASI TAMBANG ■ Menyediakan dan mengalirkan udara segar ke tambang bagi keperluan penyediaan udara segar oksigen bagi pernapasan pekerja dan juga bagi segala proses yang

Metode kerja dewatering tambang bawah tanah