• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) a. Suatu hubungan yang tersusun dari sekian banyak bagian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) a. Suatu hubungan yang tersusun dari sekian banyak bagian"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT)

Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani, yaitu “systema” yang mempunyai pengertian sebagai berikut:

a. Suatu hubungan yang tersusun dari sekian banyak bagian

b. Hubungan yang berlangsung diantara satuan-satuan atau komponen-komponen secara teratur.

Sedangkan sistem merupakan suatu totalitas himpunan dari bagian -bagian yang satu sama lain berinteraksi dan bersama-sama beroperasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam suatu lingkungan.Jadi, sistem adalah kesatuan yang utuh dari suatu rangkaian yang saling terkait antara yang satu dengan yang lain. Bagian atau anak cabang dari suatu sistem menjadi induk dari bagian selanjutnya, begitulah seterusnya hingga bagian yang terkecil. Rusaknya salah satu bagian akan menganggu kestabilan sistem itu sendiri secara keseluruhan.

Ada beberapa definisi administrasi, yaitu:

a. Suatu keseluruhan istilah yang meliputi banyak subjek yang semuanya cenderung berprasangka kearah efesiensi perusahaan

b. Pelayanan-pelayanan manajemen atau pelayanan kantor perusahaan

c. Organisasi atau suatu kantor pusat suatu perusahaan yang mengawasi sejumlah unit-unit produksi. Defensi ini dapat berlaku dalam jenis kelompok perusahaan yang mempunyai beberapa seksi.

(2)

Didalam buku ilmu administrasi publik oleh Inu Kencana Syafei, dkk (1999:13-15), ada beberapa pengertian administrasi menurut pendapat para ahli, yaitu:

a. Menurut Herbert A.Simon, administrasi dapat dirumuskan sebagai kegiatan-kegiatan kelompok kerjasama untuk mencapai tujuan -tujuan bersama.

b. Menurut The Liang Gie, administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerjasama mencapai tujuan tertentu

c. Menurut Sondang P. Siagian administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan dari keputusan-keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan itu pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

d. Menurut Hadari Nawawi, administrasi adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan sebagai proses pengendalian usaha kerja sama kelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya.Menurut Stephen P. Robins administrasi adalah proses universal yang berupa menyelesaikan kegiatan-kegiatan secara berdaya guna bersama dan melalui orang lain. Dalam setiap pengertian administrasi selalu ada 3 hal umum yang dicakup yaitu sasaran-sasaran, sumber-sumber yang terbatas dan orang-orang.

Jadi administrasi dapat diartikan sebagai seluruh proses organisasi baik itu organisasi pemerintahan maupun organisasi swasta yang terdiri atas penentuan tujuan dan pencapainnya dengan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia

(3)

secara berdaya guna melaui dan bersama orang-orang secara terkoordinasi dengan menerapkan perencanaan, pembuatan keputusan dan perintah kerja, pemimpin serta penguasaan.

Diantara pendapat para ahli tersebut, pada prinsipnya administrasi mempunyai pengertian yang sama, yaitu antara lain:

a. Kerja sama b. Banyak orang

c. Untuk mencapai tujuan bersama

Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap adalah suatu sistem administrasi yang dibentuk untuk memperlancar dan mempercepat pelayanan kepentingan masyarakat yang kegiatannya diselenggarakan dalam satu gedung. Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan oleh Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) adalah pelayanan administrasi dalam pengurusan kendaraan bermotor. Pelayanan pengurusan pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama diberikan oleh Dinas Pendapatan Provinsi, Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas oleh Jasa Raharja, sedangkan pengurusan surat-surat kendaraan bermotor seperti BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor), plat nomor, dan STNK diberikan oleh kepolisian. Namun dengan adanya SAMSAT, kesemuanya dapat dilayani dalam satu atap, atau bahkan satu loket.

Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap, dimana didalamnya terdapat kerjasama antara pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) yang mempunyai fungsi dan kewenangan dibidang registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor, Pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) dibidang pemungutan pajak kendaraan bermotor (BBN-KB), PT. Jasa Raharja

(4)

(Persero) yang berwenang dibidang penyampaian Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ).

Sedangkan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Keliling (SAMKEL) merupakan fasilitas layanan pembantu yang disiapkan untuk pengesahan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) yang beroperasi dari satu tempat ketempat lainnya, yang sasarannya adalah wajib pajak yang jauh dari Kantor Bersama SAMSAT Stabat.

2. Definisi Implementasi Strategi

Grindle dan Wibawa (1994:10) menyatakan, “implementasi merupakan proses umum tindakan administratif yang dapat diteliti pada tingkat program tertentu”. Sedangkan Van Meter dan Van Horn dalam Wibawa (1994:15) menyatakan bahwa „implementasi kebijakan merupakan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta baik secara individu maupun secara kelompok yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan‟. Grindle dan Wibawa menambahkan bahwa „proses implementasi baru akan dimulai apabila tujuan dan sasaran telah ditetapkan, program kegiatan telah disusun dan dana telah siap dan telah disalurkan untuk mencapai sasaran.

Menurut Lane dan Wibawa (1994:4), „implementasi sebagai konsep dapat dibagi ke dalam dua bagian. Pertama, implementation = F (Intention, Output, Outcome). Sesuai definisi tersebut, implementasi merupakan fungsi yang terdiri dari maksud dan tujuan, hasil sebagai produk dan hasil produk dan hasil dari

(5)

akibat. Kedua, implementasi merupakan persamaan fungsi dari implementation = F ( Policy, Formator, Implementor, Initiator, Time). Penekanan utama kedua fungsi ini adalah kepada kebijakan itu sendiri. Kemudian hasil yang dicapai dan dilaksanakan oleh implementor dalam kurun waktu tertentu.

Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur. Program tersebut mungkin meliputi perubahan budaya menyeluruh, struktur dan atau sistem manajemen dari organisasi secara keseluruhan.

3. Pelayanan Publik

a. Definisi pelayanan Publik

Menurut Keputusan Menteri Negara Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003 disebutkan bahwa , Pelayanan adalah Segala bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan badan usaha milik negara/daerah dalam bentuk barang atau jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Penyelenggaraan pelayanan umum menurut Lembaga Administrasi Negara (1998) dapat dilakukan dengan berbagai macam pola antara lain :

1. Pola Pelayanan fungsional, yaitu pola pelayanan umum yangdiberikan oleh suatu instansi pemerintah sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya.

(6)

2. Pola pelayanan satu pintu, yaitu pola pelayanan umum yang diberikan secara tunggal oleh satu instansi pemerintah berdasarkan pelimpahan wewenangan dari instansi pemerintah lainnya yang bersangkutan.

3. Pola pelayanan satu atap, yaitu pola pelayanan umum yang dilakukan secara terpadu pada suatu tempat/tinggal oleh beberapa instansi pemerintah yang bersangkutan sesuai kewenangannya masing-masing. 4. Pola pelayanan secara terpusat, yaitu pola pelayanan umum yang

dilakukan oleh satu instansi pemerintah yang bertindak selaku koordinator terhadap pelayanan instansi pemerintah lainnya yang terkait dengan bidang pelayanan umum yang bersangkutan.

Menurut Moenir (2001:27), “Pelayanan hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu ia merupakan proses, sebagai proses pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat”. Lebih lanjut Moenir (2001:47) menerangkan bahwa pelayanan umum yang didambakan adalah kemudahan dalam mengurus kepentingan mendapatkan pelayanan yang wajar, perilaku yang sama tanpa pilih kasih dan perlakuan yang jujur dan terus terang. Disamping itu, ia juga menambahkan bahwa kelancaran layanan hak-hak tergantung pada kesediaan para petugas terhadap kewajiban yang dibebankan, sistem, prosedur, dan metode yang memadai, pengorganisasian tugas pelayanan yang tuntas, pendapatan petugas atau pegawai yang cukup untuk kebutuhan hidupnya, kemampuan atau keterampilan pegawai, dan sarana kerja yang memadai.

(7)

Berdasarkan uraian diatas, maka pelayanan dapat disimpulkan sebagai kegiatan yang dilakukan suatu organisasi yang ditujukan untuk konsumen atau masyarakat umum yang berbentuk jasa untuk memenuhi kebutuhan.

Menurut Lewis dan Gilman (2005:22) mendefinisikan pelayanan publik yaitu Pelayanan publik adalah kepercayaan publik. Warga negara berharap pelayanan publik dapat melayani dengan kejujuran dan pengelolaan sumber penghasilan secara tepat, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Pelayanan publik yang adil dan dapat dipertanggungjawabkan menghasilkan kepercayaan publik.

Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 2009 Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peratuaran perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa dan atau pelayanan administrative yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

b. Ruang Lingkup Pelayanan Publik

Seperti yang tercantum pada Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang pelayanan publik meliputi :

a. Pelayanan barang piblik

Pelayanan barang publik meliputi :

1. Pengadaan dan penyaluran barang publik yang dilakukan oleh instansi pemerintah yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah.

(8)

2. Pengadaaan dan penyaluran barang publik yang dilakukan oleh suatu badan usaha yang modal pendiriannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/ atau kekayaan daerah yang dipisahkan.

3. Pengadaan dan penyaluran barang publik yang pembiayaannya tidak bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara atau anggaran pendapatan dan belanja daerah atau badan usaha yang modal pendiriannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan daerah yang dipisahkan, tetapi ketersediannya menjadai Misi Negara yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

b. Pelayanan jasa publik

Pelayanan jasa publik meliputi:

1. Penyediaan jasa publik oleh instansi pemerintah yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah.

2. Penyediaan jasa publik oleh suatu badan yang modal pendiriannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan daerah yang dipisahkan.

3. Penyediaan jasa publik yang pembiayaannya tidak bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara atau anggaran pendapatan dan belanja daerah atau badan usaha yang modal pendiriannnya sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan daerah yang dipisahkan,

(9)

tetapi ketersediaanya menjadi Misi Negara yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

b. Pelayanan Administratif

Pelayanan administratif sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf c merupakan pelayanan oleh penyelenggara yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Pelayanan administratif meliputi:

1. Tindakan administratif pemerintah yang diwajibkan oleh negara dan diatur dalam perundang-undangan dalam rangka mewujudkan perlindungan pribadi dan/atau keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda warga negara.

2. Tindakan administratif oleh instansi nonpemerintah yang diwajibkan oleh negara dan diatur dalam peraturan perundang-undangan serta diteraokan berdasarkan perjanjian dengan penerima pelayanan.

c. Asas-asas Pelayanan Publik

Menurut Ratminto ( 2005 : 19) untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pengguna jasa, penyelenggara pelayanan harus memenuhi azas-azas pelayanan yaitu pelayanan yang dilakukan harus bersifat terbuka (transparansi) , mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disedikan secara memadai serta mudah dimengerti dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

(10)

serta dapat mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dangan memperhatikan aspirasi , kebutuhan dan harapan masyarakat. Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat pemerintah atau swasta tidak melakukan diskriminatif dalam arti tidak membeda-bedakan suku, ras, agama, golongan, gender dan status ekonomi.

Sedangkan menurut Undang-Undang bahwa penyelenggaraan pelayanan publik No. 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik harus berasaskan pada kepentingan umum bahwa pelayanan yang diberikan kepada masyarakat harus menyangkut pada kepentingan orang banyak, tidak mensyaratkan beban tertentu , mendahulukan kepentingan yang harus didahulukan dari kepentingan-kepentingan yang lain dengan tetap memperhatikan proporsi pentingnya dan tetap menghormati kepentingan-kepentingan lain. Pelayanan publik juga beasaskan pada kepastian hukum yaitu memberikan dan menyelesaikan kepentingan dalam kurun waktu yang telah ditentukan, dan menunjukkan sikap keprofesionalan yang memiliki keahlian dan kemampuan dalam mengerjakan suatu pekerjaan dalam suatu bidang.

Dari semuas asas-asas tersebut terlihat bahwa pelaksanaannya pelayanan publik ditujukankepada semua masyarakat termasuk masyarakat dengan kebutuhan khusus. Pelayanan publik yang terbaik adalah pelayanan yang dapat menjangkau semua elemem masyarakat. Dengan keadaan tersebut pelayanan publik akan mempermudah masyarakat dala aktivitasnya.

(11)

d. Prinsip-prinsip Pelayanan Publik

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003, dijelaskan bahwa dalam menyelenggarakan pelayanan harus memenuhi beberapa prinsip diantaranya prinsip kesederhanaan dalam prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan secara mudah, cepat, tidak berbelit-belit adanya kejelasan persyaratan teknis dan administrasi pelayanan umum, unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelayanan publik dengan merincikan biaya pelayanan , kepastian waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan , rasa aman dimana proses dan produk pelayanan publik dapat memberikan kepastian hukum , kelengkapan sarana dan prasarana yang tersedia seperti peralatan kerja dan pendukung lainnnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika, dan kemudahan akses seperti tempat yang mudah dijangkau oleh masyarakat, kedisiplinan, kesopanan , kenyamanan lingkungan yang tertib , dan dilengkapi dengan fasilitas pendukung lainnya seperti lokasi parkir, toilet dan tempat ibadah.

e. Standar Pelayanan Publik

Setiap penyelenggara pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima pelayanan.

Standart Pelayanan menurut UU No.25 Tahun 2009 (Pasal 21 ) tentang pelayanan publik, sekurang-kurangnya meliputi :

(12)

1. Dasar Hukum

Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar 2. Persyaratan

Syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis pelayanan baik persyaratan teknis maupun administrative

3. Sistem, mekanisme dan prosedur

Tata cara pelayanan yang dibekukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan

4. Jangka waktu penyelesaian

Jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proses pelayanan dari setiap jenis pelayanan

5. Biaya/tarif

Ongkos yang dikenakan kepada penerima layanan dalam mengurus dan/atau memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepkatan antara penyelenggara dan masyarakat. 6. Produk pelayanan

Hasil pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan

7. Sarana dan prasarana/fasilitas

Peralatan dan fsilitas yang diperlukan dalam penyeleggaraan pelayanan termasuk peralatan dan fasiltas pelayan bagi kelompok rentan

8. Kompetensi Pelaksana

Kemampuan yang harus dimilki oleh pelaksana meliputi pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan pengalaman

(13)

9. Pengawasan internal

Pengendalian yang dilakukan oleh pimpinan satuan kerja atau atasan langsung pelaksana

10.Penanganan pengaduan

Tata cara pelaksanaan pengamanan, pengaduan dan tindak lanjut 11.Jumlah pelaksana

Tersedianyan pelaksanaan sesuai dengan beban kerjanya

12.Jaminan pelayanan yang memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai dengan standart pelayanan

13.Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, dan resiko keragu-raguan

14.Evaluasi kinerja pelaksana

Penilaian untuk mengetahui sebera jauh pelaksanaan kegiatan sesuai dengan standart pelayanan.

Menurut Adisasmita (2009) standar pelayanan publik sekurang-kurangnya meliputi :

1. Prosedur Pelayanan

Prosedur pelayanan merupakan salah satu dari standar pelayanan publik. Prosedur pelayanan harus dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan publik, termasuk pengaduan sehingga tidak terjadi permasalahan dikemudian hari. Prosedur pelayanan harus ditetapkan melalui standar pelayanan minimal, sehingga pihak penerima pelayanan dapat memahami mekanismenya.

(14)

2. Waktu Penyelesaian

Waktu penyelesaian merupakan salah satu dari standar pelayanan publik. Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan. Semakin cepat waktu penyelesaian pelayanan, maka akan semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat akan pelayanan yang diberikan

3. Produk Pelayanan

Produk pelayanan merupakan salah satu dari standar pelayanan publik. Hasil pelayanan akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Produk pelayanan harus dipahami secara baik, sehingga memang membutuhkan sosialisasi kepada masyarakat.

4. Biaya Pelayanan

Biaya pelayanan merupakan salah satu dari standar pelayanan publik. Biaya pelayanan termasuk rinciannya harus ditentukan secara konsisten dan tidak boleh ada diskriminasi, sebab akan menimbulkan ketidakpercayaan penerima pelayanan kepada pemberi pelayanan. Biaya pelayanan ini harus jelas pada setiap jasa pelayanan yang akan diberikan kepada masyarakat, sehingga tidak menimbulkan kecemasan, khususnya kepada pihak atau masyarakat yang kurang mampu.

5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan salah satu dari standar pelayanan publik. Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik sangat menentukan dan menunjang keberhasilan penyelenggaraan pelayanan.

(15)

6. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan

Kompetensi petugas pemberi pelayanan merupakan salah satu dari standar pelayanan publik. kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan agar pelayanan yang diberikan bermutu.

f. Sistem Pelayanan Publik

Sistem pelayanan umum sebenarnya merupakan satu kesatuan faktor yang dibutuhkan dalam terselenggaranya suatu pelayanan publik. Menurut Istianto (2009) sitem pelayanan publik terdiri atas empat faktor yaitu :

1. Prosedur dan Metode

Dalam pelayanan publik perlu adanya sistem informasi, prosedur dan metode yang mendukung kelancaran dalam memberikan pelayanan.

2. Personil

Terutama ditekankan pada perilaku aparatur, dalam pelayanan publik aparatur pemerintah selaku personil pelayanan harus profesional, disiplin dan terbuka terhadap kritik dari masyarakat.

3. Sarana dan Prasarana

Dalam pelayanan publik diperlukan peralatan dan ruang kerja serta fasilitas pelayanan publik misalnya ruang tunggu, tempat parkir yang memadai, dan lain sebagainya.

(16)

4. Masyarakat sebagai pelanggan

Dalam pelayanan publik masyarakat sebagai pelanggan sangatlah heterogen baik tingkat pendidikan maupun perilakunya.

4. Pajak Kendaraan Bemotor

a. Definisi Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak merupakan suatu kewajiban masyarakat yang harus diserahkan kepada Negara berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan tidak mendapatkan imbalan secara langsung, guna menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan.

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah , pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak kendaraan bermotor adalah pajak atas kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat besar yang bergerak. Pengertian alat-alat berat dan besar adalah alat yang dapat bergerak/ berpindah.

(17)

b.Dasar Hukum Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

1. Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 yang merupakan perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2001 tentang Pajak Daerah

3. Peraturan daerah provinsi yang mengatur tentang PKB. Peraturan daerah ini dapat menyatu, yaitu satu peraturan daerah untuk PKB, tetapi dapat juga dibuat terpisah misalnya Peraturan Daerah provinsi Sumatera Utara tentang PKB Nomor 14 Tahun 2007.

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 tahun 2006 tentang Perhitungan Dasar Pengenanan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Tahun 2006.

5.Peraturan Gubernur yang mengatur tentang PKB sebagai aturan pelaksanaan peraturan daerah tentang PKB pada provinsi yang dimaksud.

c. Objek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

a. Objek pajak kendaraan bermotor (PKB)

Adalah kepemilikan atau penguasaa kendaraan bermotor yang digunakan di semua jenis jalan darat seperti kawasan :

Bandara Pelabuhan laut Perkebunan Kehutanan

(18)

Pertanian Pertambangan Industri

Perdagangan

Sarana olah raga dan rekreasi

d. Subjek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

Pengenaan beban pajak didasarkan kepada adanya kendaraan bermotor. Keberadaannya secara sah dibuktikan oleh berbagai hal yang harus dipenuhi dan terutama bukti bahwa kendaraan sudah terdaftar sesuai dengan ketentuan administrasi yang ditentukan. Dalam pasal 5 angka 1, menyebutkan bahwa Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan/atau menguasai kendaraan bermotor dan atau kendaraan di atas air.

e. Peran Pajak bagi Pemerintah

Pajak tidak dapat dipisahkan dengan pemerintah, dikarenakan pajak merupakan salah satu unsur terselenggaranya fungsi pemerintahan. Pajak merupakan salah satu cara dalam mengalihkan kekayaan dari sektor swasta kepada sektor publik yang diperlukan untuk menyelenggarakan fungsi pemerintah. Menurut Jinghan (2008), dalam rangka meningkatkan pembangunan ekonomi suatu Negara, pajak juga berperan untuk mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut :

(19)

1. Membatasi konsumsi dan kemudian mentransfer sumber dari konsumsi ke investasi.

Pajak langsung berperan dan membatasi konsumsi bagi kelompok pendapatan tinggi dengan cara mengambil sebagian tambahan pendapatan kelompok tersebut. Sedangkan pajak tidak langsung memiliki dampak pengurangan konsumsi pada komoditi penting barang-barang mewah dan setengah mewah, juga mengurangi daya konsumsi kelompok berpendapatan rendah.

2. Meningkatkan dorongan menabung dan menanam modal.

Pajak langsung berperan membatasi konsumsi, hendaknya tidak diterapkan secara progresif. Sehingga masih tersisa pendapatan yang cukup bagi pihak yang ingin menabung untuk berinvestasi. Begitu pula pajak tidak langsung berfungsi membatasi konsumsi, hendaknya tidak diterapkan terlalu tinggi yang berakibat pada kenaikan harga barang-barang yang pada akhirnya berdampak negatif pada produksi.

3. Mentransfer sumber dari tangan masyarakat ke tangan pemerintah sehingga memungkinkan adanya investasi pemerintah.

Sumber yang berada di tangan masyarakat belum tentu dimanfaatkan secara produktif karena ada kemungkinan akan dipergunakan untuk konsumtif. Dengan adanya pajak, sumber tersebut beralih ke pemerintah yang dipergunakan dalam rangka meningkatkan investasi Negara dengan kata lain sumber tersebut dapat digunakan secara produktif. Kondisi demikian merupakan upaya pemerintah dalam memutus lingkaran kemiskinan.

(20)

4. Memodifikasi pola investasi.

Adanya investasi pemerintah yang berasal dari pajak sedemikian rupa tidak menyebabkan berkurangnya insentif bagi swasta untuk berinvestasi. Pemerintah dapat melakukan investasi untuk pembangunan terkait penyediaan pelayanan publik yang tidak tersentuh oleh swasta.

5. Mengurangi ketimpangan ekonomi.

Pajak yang diterapkan harus mampu mengurangi pemusatan kemakmuran pada segelintir golongan kaya tanpa menghilangkan rangsangan untuk menabung dan melakukan investasi produktif. Untuk itu, dapat diterapkan pajak progresif atas hadiah, warisan dan kekayaan.

f. Kriteria Pemungutan Pajak Yang Baik

Adam Smith melalui bukunya The Wealth of Nations (1776) menuliskan 4 (empat) prinsip yang harus dipenuhi dalam mendesain sistem perpajakan yang ideal. Meski pada perkembangannya banyak terjadi perluasan terhadap prinsip-prinsip yang dikemukan oleh Adam Smith, namun prinsip-prinsip yang dikenal sebagai "Canon of Taxation" tersebut masih relevan dengan kondisi saat ini. Keempat prinsip ini penting untuk dipertimbangkan saat menyusun kebijakan perpajakan karena bila Canons of Taxation ini dipenuhi dalam mendesain sistem pajak maka pajak tersebut akan efektif saat diimplementasikan. Prinsip-prinsip dari Canons of Taxation tersebut yaitu :

Pertama, Kriteria kecukupan (adequacy) Kriteria ini menekankan bahwa hasil yang diperoleh dari suatu pajak hendaknya secara signifikan dapat

(21)

membiayai pengeluaran yang dibutuhkan dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat. Kedua, Kriteria keadilan (equity) Beban pajak harus sesuai dengan kemampuan relatif dari setiap wajib pajak. Dengan demikian pajak tersebut harus dipikul oleh semua golongan dan masyarakat sesuai dengan kemampuan masing-masing golongan. Ketiga, Kriteria kemudahan dalam administrasi Dalam melakukan penetapan suatu pajak, hendaknya kemudahan administrasi perlu untuk dipertimbangkan baik dari sisi petugas pajak maupun dari sisi wajib pajak. Jika pemerintah menerapkan sistem administrasi yang rumit, tentunya hal ini menjadi pemicu bagi wajib pajak untuk melakukan penghindaran pajak. Sementara dari sisi petugas pajak, sebagian instansi pemungutan pajak memiliki keterbatasan terkait dengan sumber daya manusia, baik kuantitas maupun kualitasnya. Selain itu, tidak adanya sistem administrasi yang baik, tentunya akan sangat sulit bagi pemerintah untuk menentukan objek pajak, besaran tarif pajak yang harus dibayar, dan mekanisme penjatuhan sanksi. Keempat, dukungan politik Pajak merupakan kebijakan yang tidak populer, karenanya diperlukan dukungan politik yang luas demi tercapainya efektivitas dalam pungutan pajak. Untuk itu perlu dibangun kesepakatan antara pihak pemerintah (sebagai pemungut) dan pihak masyarakat (sebagai pihak yang dipungut). Dengan demikian masyarakat menyadari bahwa pungutan pajak tersebut diperlukan guna membiayai pelayanan publik dan pungutan tersebut logis adanya. Dan yang terakhir, kriteria efisiensi Pemungutan suatu pajak harus efisiensi dari segi biaya maupun ekonomi. Efisiensi dari sisi biaya merupakan perbandingan antara keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk mengelola pajak tersebut dengan hasil pungutannya relatif kecil. Semakin kecil rasio antara biaya ini dengan hasil

(22)

pungutannya maka semakin baik (efisien) pengelolaan pajak itu. Dengan kata lain semakin baik kinerja aparat pemungut pajak. Penetapan suatu pajak juga harus efisien secara ekonomi dalam artian keberadaan pajak tersebut tidak mengganggu pemanfaatan sumber daya yang ada dalam perekonomian oleh masyarakat sejauh pemanfaatan itu bersifat positif.

Dalam penerapannya sebagai pajak daerah, perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

a. Pajak yang ditujuakan sebagai alat stabilisasi perekonomian dan memperbaiki distribusi pendapatan, sebaiknya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat baik dalam penentuan basis, tarif, maupun sistem administrasi.

Dengan demikian, pajak yang dianggap strategis dan dapat memperburuk kondisi ketimpangan antar daerah, pengelolaannya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat.

b. Basis pajak yang memiliki tingkat mobilitas tinggi tidak diserahkan kepada daerah.

Ini dikarenakan mobilitas objek pajak akan memungkinkan para pembayar pajak untuk berpindah (relokasi) dari daerah yang beban pajaknya tinggi ke daerah dengan beban pajak lebih rendah. Dampaknya, kebijakan daerah dalam menetapkan tarif pajak menjadi terbatas.

c. Pajak daerah tidak boleh dibebankan kepada mereka yang bukan penduduk daerah yang bersangkutan, sebab ini mungkin akan mengaburkan kaitan antara pelayanan oleh pemerintah daerah yang diterima masyarakat daerah dengan pembayaran pajak daerah tersebut.

(23)

d. Tuntutan administrasi dari pajak yang diserahkan kepada daerah hendaknya disesuaikan dengan kapasitas administratif aparat dan sumber daya yang ada di daerah. Oleh sebab itu, suatu sumber pajak akan menjadi menarik apabila pemerintah daerah memperoleh pendapatan dari sumber tersebut dengan memungut, mengadministrasikan, dan punya kewenangan penuh menetapkan tarif pajak sesuai potensi ekonomi lokal yang dimilikinya.

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian di atas jelaslah bahwa perubahan teknologi dan informasi serta ketatnya persaingan bisnis yang disebabkan pertumbuhan usaha, jenis barang dan

Besarnya pengaruh sikap BudAI terhadap hasil tes prestasi geometri analitika 2 dilihat dari nilai R square = 0,277 yang berarti 27,7% hasil tes prestasi geometri analitika

yang terpisah antara upah biasa dan upah lembur (lamp.8). Departemen Personalia diharapkan lebih meningkatkan pe -. ngendalian intern untuk menghitung dan meneliti

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kualitas peningkatan kemampuan berpikir kritis matematik peserta didik yang memperoleh pembelajaran ARIAS lebih baik daripada

Hal ini berarti secara simultan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap motivasi belajar dalam pembelajaran dan hasil belajar geografi siswa antara siswa

Secara umum SAP mengakui aset sebesar nilai wajar (fair value) sedangkan SAK mengakui aset sebesar harga perolehan (historical cost). Untuk liabilitas, perbedaan

Aku ingin bermain-main dengan mereka!" Jolie berteriak kegirangan sambil berlari mendekati beberapa anak kucing Pelangi kecil yang sangat menggemaskan itu.. Axell pun

Berdasarkan contoh sederhana tersebut, dapat disimpulkan bahwa perdagangan internasional adalah kegiatan jual beli yang dilakukan antara dua negara atau lebih untuk