• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Kursi Pilot Helicopter Jenis Sykorski S-76 Berdasarkan Pendekatan Ergonomik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan Kursi Pilot Helicopter Jenis Sykorski S-76 Berdasarkan Pendekatan Ergonomik"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

20

Perancangan Kursi Pilot Helicopter Jenis Sykorski S-76

Berdasarkan Pendekatan Ergonomik

Kohar Sulistyadi

Teknik Industri - Universitas Sahid

Jl. Prof. Dr. Soepomo SH No.84 Tebet, Jakarta Selatan 12870

Email

: ksulistyadi@gmail.com

Abstract

Anthropometric measurements of the dimensions is the study of the human body. Anthropometric measurement difficulties caused by several factors: a) the size of the human body is very diverse and depend on age, gender, ethnicity, so some group work often demands certain requirements.

Objective article focuses on the effort to design chairs Helicopter pilots Sykorski type S-76 based on the concept and principles of ergonomics.

Some of the data required for the design work is based on the principle of the pilot seat with ergonomic support anthropometric data, among others, namely: Data Width backrest (LS), High backrest (TS), Wide Hips (LP), High Popliteal (TPL), popliteal Ass (PPL) which is supported by data size adult Indonesia (Central Jakarta Usahid student anthropometric data).

After the direct measurement data processing based on uniformity test data. Uniformity test is intended to homogenize the data in an Upper Control Limit (UCL) and Lower Control Limit (LCL). Once all the data is uniform, followed by testing the adequacy of the data to determine whether the data is uniform can represent all the data available with the provisions of N ' N.

If the test result data is uniform and meets the adequacy of the data, performed data sorting sizes from small to the largest percentile calculations and used P5, P50 and P95 with a normal distribution method is to approach the average value using a 5% level of accuracy and level of 95% confidence.

Based on the data obtained from the calculation can be done designing Helicopter pilot seat types Sykorski S-76 that meets the principles of ergonomics.

Keywords : Designing Helicopter Pilot Seat, Ergonomic

Pendahuluan Latar Belakang.

Pada posisi duduk seseorang umumnya memerlukan lebih sedikit energi dari pada berdiri, karena hal ini dapat mengurangi banyaknya beban otot statis pada kaki. Seorang operator yang bekerja sambil duduk memerlukan sedikit istirahat dan secara potensial lebih produktif. Selain itu operator tersebut harus lebih kuat bekerja dan lebih

(2)

21

cekatan dan trampil. Tetapi sikap duduk yang salah atau keliru dapat menyebabkan gangguan pada punggung. Tekanan pada tulang belakang akan meningkat pada saat duduk di bandingkan waktu berdiri atau berbaring.

Tekanan antara ruas tulang belakang akan meningkat pada saat duduk jika dihubungkan oleh rata-rata degenerasi dari bagian-bagian tulang yang saling bertekanan. Seperti cara duduk di kendaraan dimana ada getaran (vibrasi) seperti yang terjadi pada pesawat helicopter yang mempunyai getaran paling tinggi. Oleh karena itu sikap duduk yang benar sangat diharapkan sehingga dapat mengurangi permasalahan pada tulang belakang.

Persyaratan untuk menjadi seorang pilot harus mempunyai tinggi badan minimal 160cm. Oleh karena itu dalam perancangan kursi pilot ini akan memakai data anthropometri untuk orang dengan tinggi badan minimal 160cm.

Dalam perancangan kursi pilot ini diharapkan pilot dapat merasakan duduk dengan nyaman sehingga dapat menjangkau dan mengoperasikan panel-panel instrument pesawat dengan mudah tanpa perlu adanya gerakan-gerakan tambahan oleh tubuh untuk menjangkau dan mengoperasikan panel-panel instrument tersebut. Perancangan ini disesuaikan dengan rungan yang tersedia di dalam cockpit pesawat sehingga mampu memberikan kenyamanan dan keleluasaan dalam ruang pesawat. Tujuan Rancangan Artikel ini.

Mendapatkan rancangan kursi pilot helikopter yang menitik beratkan kepada penentuan ukuran-ukuran serta bentuk dari kursi pilot helikopter berdasarkan konsep dan prinsoip ergonomis

Perumusan Masalah

Desain kursi pilot untuk pesawat helicopter jenis Sikorsky S-76 berdasarkan kajian dari aspek ergonomi untuk memperoleh kursi pilot yang sesuai dengan ruangan di cockpit agar dengan posisi duduk tersebut pilot dapat menjangkau panel-panel instrument yang ada di sekitarnya dan kursi ini dapat memenuhi prinsip-prinsip ergonomis.

Masalah yang meliputi perancangan kursi pilot helikopter secara prinsip akan dibahas tentang :

- Perancangan sudut sandaran, sudut alas duduk dan sudut antara paha dan betis yang optimal.

- Merancang penyangga lumbar pada posisi duduk.

- Penentuan titik SRP (Seat Reference Point) sebagai patokan posisi duduk dan titik heel point sebagai titik acuan letak kaki pada pedal.

- Posisi duduk tiap persentil dengan posisi duduk persentil P50 sebagai patokan. - Ukuran dimensi kursi berdasarkan data anthropometri orang Indonesia.

Rancangan kursi pilot untuk diterapkan pada pesawat Helicopter Sikorsky S-76 dan data anthropometri yang digunakan adalah data anthropometri pilot untuk ukuran orang

(3)

22

dewasa Indonesia dalam hal ini digunakan data anthropometri mahasiswa Universitas Sahid Jakarta, di mana untuk persyaratan menjadi seorang penerbang harus mempunyai tinggi badan minimal 160 cm.

Landasan Teori

Anthropomteri adalah studi tentang pengukuran dimensi tubuh manusia. Di dalam pengukuran anthropometri tidak dapat dengan mudah dilakukan karena banyak factor yang mempengaruhi. Salah satunya adalah ukuran tubuh manusia sangat beragam dan tergantung pada umur, jenis kelamin, suku bangsa, bahkan kelompok pekerjaan. Berdasarkan hal tersebut maka anthropometri dibagi menjadi dua bagian, yaitu : a). Anthropometri Statis dan b). Anthropometri Dinamis

a. Anthropometri Statis

Adalah dimensi tubuh manusia yang diukur pada saat manusia dalam keadaan diam. b. Anthropometri Dinamis

Adalah dimensi tubuh manusia yang diukur pada saat melakukan aktivitas kerja Nurmianto (2004) melakukan kajian tentang pengukuran jangkauan tangan dalam posisi duduk terdapat salah satu titik yaitu SRP (Seat Reference Point) di jadikan titik yang dapat dipakai sebagai acuan. SRP adalah titik pertemuan antara sandaran kursi dan alas duduk. Titik lain yang dapat digunakan sebagai acuan adalah titik putar atau sendi pada tubuh atau di kenal sebagai titik H (Hell Point)

Sulistyadi (2012) menyampaikan prinsip umum yang dapat digunakan dalam perancangan tempat duduk untuk menghasilkan posisi duduk yang ergonomic. Prinsip-prinsip untuk perancangan tempat duduk yang baik adalah:

1. Untuk memperoleh posisi duduk yang baik maka posisi tulang belakang harus menyerupai posisi tulang belakang pada posisi berdiri normal, yaitu membentuk huruf S apabila dilihat dari samping. Posisi ini lebih baik jika dilihat dari sisi anatomi maupun dari sisi beban atau gaya minimum, dan penyangga lumbar setebal 4cm akan dapat mempertahankan bentuk lumbar lordosis untuk sudut sandaran 900, dan jika sudut sandaran kursi menjadi 1100, maka tukang belakang lumbar akan hampir menyerupai bentuk lumbar pada posisi berdiri.

2. Meminimukan tekanan pada piringan antara ruas tulang belakang. Piringan antara ruas tulang belakang dapat rusak apabila mendapat tekanan yang berlebihan terutama pada posisi duduk tanpa penyangga punggung. Untuk mengurangi tekanan ini dapat dilakukan dengan cara; menggunakan sandaran punggung yang dapat mengurangi tekanan untuk sudut sandaran yang dapat disesuaikan dari sudut vertikal 900 sampai antara 1000 – 1100.

3. Meminimalkan beban yang tetap pada otot punggung. Aktifitas otot akan meningkat ketika duduk dengan postur merosot kedepan. Pengurangan aktifitas otot punggung dapat dikakukan dengan memiringkan sandaran punggung sampai 1100.

4. Mengurangi posisi duduk yang tetap. Posisi duduk yang tetap akan meningkatkan ketegangan otot, menyebabkan sakit dan kejang dan juga menyebabkan pambatasan pada aliran darah ke bagian kaki yang akan menimbulkan bengkak dan ketidaknyamanan.

(4)

23

5. Rancangan kursi yang mudah diatur. Hal ini merupakan hal mendasar dalam perancangan ergonomik. Kursi yang dapat diatur akan meningkatkan produktifitas dan dapat mengurangi keluhan sakit punggung dan bahu. Analisis Dan Pembahasan Perancangan Kursi Pilot

Data anthropometri di ambil dari data anthropometri mahasiswa Universitas Sahid Jakarta. Data yang diambil sebagai dasar adalah pengukuran terhadap:

1) Jangkauan tangan (JT), 2) Tinggi Bahu Duduk (TBD), 3) Tinggi Mata Duduk (TMD), 4) Lebar Sandaran (LS), 5) Tinggi Sandaran (TS), 6) Tinggi Popliteal (TPL), dan 7) Pantat Popliteal (PPL).

Dalam pengolahan data ini dilakukan perhitungan uji kecukupan dan keseragaman data dengan tingkat ketelitian 5% dan tingkat keyakinan 95%, serta perhitungan persentil dengan metode distribusi normal untuk setiap jenis pengukuran seperti di atas.

Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan data yang ada maka didapatkan data rancangan kursi pilot (Tabel 1).

Tabel 1. Data Rancangan Kursi Pilot

NO PENGUKURAN P5 P50 P95 Persentil yang

digunakan

1 Jangkauan tangan (JT) 64,212 68 71,788 P50

2 Tinggi bahu duduk

(TBD) 51,983 57,46 62,932 P95

3 Tinggi mata duduk

(TMD) 70,337 74,07 77,793 P5

4 Lebar sandaran (LS) 17,417 19,56 21,698 P95 5 Tinggi Sandaran (TS) 45,814 47,98 50,136 P50 6 Tinggi popliteal (TPL) 32,339 35,64 38,946 P5 7 Pantat popliteal (PPL) 44,233 46,31 48,382 P5 Dalam perancangan ini di titik beratkan pada poin-poin sebagai berikut:

1. penentuan sudut sandaran, sudut alas duduk dan sudut antara paha dan betis yang optimal

2. Penentuan titik SRP sebagai patokan duduk dan titik heel point sebagai titik acuan letak kaki pada pedal.

3. Penentuan ukuran dimensi berdasarkan data anthropometri para mahasiswa Universitas Sahid Jakarta.dengan tinggi badan minimal 160cm sebagai syarat sebagai seorang pilot.

Sebagai masukan sementara perlu dilakukan asumsi bahwa kursi pilot ini tidak dapat dimaju mundurkan karena terbatasnya ruangan di dalam cockpit pesawat, sehingga letaknya tetap, dan posisi sandaran juga tetap (non reclining seat). Kursi ini

(5)

24

hanya bisa di atur tinggi rendahnya saja. Untuk penyesuaian panjang kaki ke pedal, maka pedala yang dapat di maju mundurkan.

Berdasarkan asumsi dan data di atas maka ukuran dan bentuk kursi yang akan di bentuk adalah sebagai berikut:

- Untuk pengaturan tinggi rendahnya posisi duduk (seat reference point SRP). Tinggi duduk minimal (tinggi popliteal minimal) 25cm

Tinggi duduk maksimal (tinggi popliteal maksimal) 35cm - Untuk sudut sandaran kursi dibuat 1100

Secara visual keseluruhan gambar dan rancangan ditunjukkan pada beberapa gambar di bawah ini. Gambar 1 menunjukkan Jangkauan Tangan ke Instrument dan Jangkauan Kaki ke Pedal di Cockpit Helicopter Sikorsky S-76a. Gambar 2 menunjukkan Display Cockpit dan Kursi Duduk Helicopter Sikorsky S-76a. Gambar 3 menggambarkan Rancangan Posisi Pilot terhadap Display, Kursi Duduk dan Pedal. Gambar 4 merupakan Rancangan Tempat Duduk Pilot Pesawat Helikopter Sikorsky S-76a. Gambar 5 menunjukkan Rancangan Teknis Tempat Duduk Pilot Pesawat Helikopter Sikorsky S-76a dan Gambar 6 menggambarkan Rancangan Posisi Pilot dan Instrumen Pesawat Helikopter Sikorsky S-76a

(6)

25

Gambar 1. Jangkauan Tangan Ke Instrument Dan Jangkauan Kaki Ke Pedal

Di Cockpit Helicopter Sikorsky S-76a.

(7)

26

Gambar 3. Rancangan Posisi Pilot terhadap Display, Kursi Duduk dan Pedal

Keterangan : 1. Penopang Kursi 2. Alas Kursi

3. Sandaran Punggung

(8)

27

Gambar 5. Rancanmgan TeknisTempat Duduk Pilot Pesawat Helikopter Sikorsky

S-76a

(9)

28

Simpulan

Pada perancangan kursi pilot Helikopter harus dikaitkan dengan jenis pekerjaan, postur yang diakibatkan, gaya, arah visual (pandangan mata) dan ruang kerja dimana nantinya kursi tersebut ditempatkan. Kursi ini dibuat sehingga pilot merasa nyaman, tidak mengalamai gangguan selama menggunakan kursi tersebut dalam bekerja dan dapat meningkatkan produktifitas kerja.

Dengan merancang kursi pilot yang sesuai dengan prinsip-prinsip ergonomik dan di sesuaikan dengan area yang tersedia di dalam cockpit pesawat helicopter Sikorsky S-76, maka diharapkan dapat menambah kenyamanan bagi pilot dalam bekerja dan dapat mengurangi beban yang biasanya dirasakan oleh tulang belakang sehingga dengan sendirinya dapat meningkatkan produktifitas bagi pilot dalam melaksanakan tugas terbang.

Daftar Pustaka

Nurmianto Eko,2004. Ergonomi Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Surabaya. Penerbit Guna Widya

Setyawati, E., Sulistyadi.K., dan S. L Susanty, 2006, Desain Tata Ruang Kamar Mandi Bagi Penyandang Paraplegia”, Seminar Nasional Ergonomi 2006 Universitas Trisakti Jakarta

Sulistyadi, Kohar. 2012. Perancangan Kerja Dalam Industri. Surakarta. Penerbit UNS. Sulistyadi.K., dan S. L. Susanty, 2006, Rancangan Kursi dan Meja Operator Garment

Wanita Yang Ergonomis, Seminar Nasional Ergonomi dan K3, ITS, (ISBN : 979-545-0040-9), Surabaya.

Sulistyadi, Kohar 1999. Rancang Bangun Kursi Rileks Berdasarkan Value Engineering Majalah Ilmiah Ilmu dan Wisata, Jakarta.

Sutalaksana, Iftikar Z. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung. Penerbit ITB

Umar, F, dan Sulistyadi K., 2007. Perancangan Kamar Bicara Umum Wartel Yang Ergonomis, Proceeding Seminar nasional Ergonomi UNDIP Semarang.

Gambar

Gambar 2. Display Cockpit dan Kursi Duduk Helicopter Sikorsky S-76a
Gambar 4. Rancangan Tempat Duduk Pilot Pesawat Helikopter Sikorsky S-76a
Gambar  6. Rancangan Posisi  Pilot dan Instrumen Pesawat Helikopter Sikorsky S-76a

Referensi

Dokumen terkait

Situ Cilala dengan karakteristik ekologis yang sangat mendukung keanekaragaman biota perairan dan memiliki kesuburan TSI pada tingkat eutrofik sedang hingga

Pihak manajemen belum membuat pos khusus untuk biaya lingkungan yang diklasifikasikan menjadi 4, yaitu: biaya pencegahan, biaya pendeteksian, biaya kegagalan

Kriteria kegiatan pengabdian yang dapat diakui sebagai KKN ini sepenuhnya menjadi wewenang LP2M UIN Sunan Kalijaga berdasarkan rekomendasi dari tim penilai ad hoc

Di dalam gambar 2 adalah hasil pengujian kekasaran permukaan sifat mekanis , kekasaran permukaan benda terlihat menurun seiring meningkatnya

Perbedaan konsep uang dalam ekonomi Islam dan konvensional terdapat pada uang yang tidak identik dengan modal, uang adalah public goods, modal adalah private

Pendidikan yang berkedudukan di Kota Kendari serta komite sekolah di tingkat satuan pendidikan dalam pelaksanaan Gerakan Masyarakat Memanfaatkan Waktu

Dari data yang diperoleh diatas, nampak bahwa masalah prostitusi di kalangan siswa Putih Abu-abu merupakan fenomena nyata yang tampak nyata di mata kita. Kehadirannya

Dengan mengunakan menggunakan metode Material Requirement Plan (MRP), kita bisa secara langsung mengetahui material proyek yang dibutuhkan sehingga kita tidak