• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL LINK AND MATCH MELALUI PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) JURUSAN TEKNIK TENAGA LISTRIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL LINK AND MATCH MELALUI PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) JURUSAN TEKNIK TENAGA LISTRIK"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

8

PENGEMBANGAN MODEL LINK AND MATCH MELALUI PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) JURUSAN TEKNIK TENAGA LISTRIK

Hilda Ashari1, Nurul Mukhlisah Abdal2, Wirawan Setialaksana3

1 Program Studi Pendidikan Teknik Elektro, Universitas Negeri Makassar hildaashari@unm.ac.id

2 Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas Negeri Makassar nm.abdal@unm.ac.id

3 Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas Negeri Makassar wirawans@unm.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan 1) untuk mengetahui proses pelaksanaan prakerin SMK Jurusan Teknik Tenaga Listrik pada DUDI, 2) untuk menghasilkan model pelaksanaan prakerin antara SMK Jurusan Teknik Tenaga Listrik dan DUDI, serta 3) untuk mengetahui kesiapan kerja siswa SMK setelah melaksanakan prakerin. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang difokuskan untuk mengembangkan model link and match melalui prakerin. Model pengembangan yang digunakan adalah modifikasi dari model Borg ang Gall (1983), ADDIE (1990), dan Dick and Carey (2001) yang dinamakan model HILDA. Model HILDA terdiri dari lima tahap yaitu: 1) How, 2) Innovation, 3) Learning, 4) Development, dan (Application). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan model link and match yang dikembangkan setelah dilakukan validasi dinyatakan valid. Produk berupa buku panduan prakerin dinyatakan layak untuk digunakan karena seluruh aspek dalam pembelajaran berada pada kategori baik. Pengembangan model link and match melalui prakerin dinyatakan efektif karena telah memenuhi kriteria. Hasil penelitian memenuhi syarat kevalidan dan analisis data pengamatan pelaksanaan prakerin yang dilakukan siswa, SMK, dan DUDI menunjukkan bahwa pengembangan model HILDA layak untuk dikembangkan. Hasil analisis kesiapan kerja siswa berada kategori tinggi sehingga dapat dinyatakan bahwa siswa telah siap memasuki lapangan kerja. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka disimpulkan bahwa pengembangan model link and match melalui prakerin yang dikembangkan telah memenuhi kategori kevalidan, kepraktisan, dan ketertarikan sehingga layak untuk dikembangkan.

Kata Kunci: PSG, Model link and match, Prakerin, Pengembangan

PENDAHULUAN

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan jenjang pendidikan menengah

kejuruan yang mengutamakan

pengembangan keterampilan peserta didik. SMK bertujuan untuk mempersiapkan siswa agar memiliki keterampilan dan siap terjun ke dunia kerja sesuai dengan kebutuhan Dunia Usaha dan Industri (DUDI). Perubahan dari pendidikan berbasis sekolah, ke pendidikan berbasis ganda sesuai dengan kebijakan link and match mengharapkan program pendidikan kejuruan itu dilaksanakan di dua tempat. Menurut Peraturan No. 66 Tahun 2010 (Kemdikbud, 2010) Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk satuan pendidikan formal yang menyelengarakan pendidikan kejuruan

pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMK, MTs, atau bentuk pendidikan lain yang sederajat. SMK mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa SMK merupakan lembaga pendidikan yang menjembatani dunia pendidikan dengan dunia kerja.

Tujuan Pendidikan Nasional menurut UU No. 20 Tahun 2003 (Depdiknas, 2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional mengenai pendidikan yang mempersiapkan siswa untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu, hal ini didukung oleh Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 (Depdiknas, 2005) tentang standar pendidikan nasional, menjelaskan bahwa SMK adalah pendidikan

(2)

9

pada jenjang menengah yang

mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk jenis pekerjaan tertentu.

Lulusan SMK agar diterima di pasar kerja lebih berbasis kepada keunggulan kompetitif (competitive advantage). Faktor yang menentukan keunggulan kompetitif SMK, harus diperhatikan dan dikelola secara baik dan profesional. Faktor tersebut adalah sumber daya manusia, pengaturan kebijakan sekolah dan sekolah itu sendiri. Pembinaan/pemberdayaan SDM, perlu diarahkan kepada profesionalisme kompetensi sesuai bidangnya dan menerapkan nilai-nilai iptek dalam mendukung kelancaran tugasnya. Pemberdayaan sekolah diarahkan kepada terbentuknya struktur dan kewenangan sekolah yang bersifat luwes, fleksibel, kejelasan dalam pembagian tugas serta memperbanyak tenaga-tenaga ahli fungsional (Abuzar, 2011).

Pada pembelajaran di dunia kerja ini, peserta didik harus melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan persyaratan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Proses pembelajaran diselenggarakan dalam bentuk kegiatan praktek kerja industri (prakerin) di DUDI yang sesuai program keahlian masing-masing siswa. Prakerin merupakan suatu tahap persiapan profesional dimana seorang siswa yang hampir menyelesaikan studi secara formal bekerja dilapangan dengan supervisi seorang administrator yang kompeten dalam jangka waktu tertentu, yang

bertujuan untuk mengembangkan

kemampuan melaksanakan tanggung jawab dalam bidangnya (Malik, 2011).

Salah satu persoalan di bidang pendidikan yang telah lama menjadi wacana publik adalah adanya kesenjangan antara kualitas SDM yang dihasilkan oleh institusi pendidikan dengan kualitas SDM yang dibutuhkan oleh DUDI. Menurut (Suartika, 2013) fakta di lapangan saat ini mengindikasikan bahwa penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kejuruan berjalan dengan programnya sendiri. Pada sisi dunia kerja/industri dan asosiasi profesi sering

mengeluh bahwa kualitas tenaga (lulusan) belum memenuhi tuntutan keahlian kompetensi yang diharapkan. Gejala “mismatch” antara lembaga pendidikan dan

pelatihan kejuruan dengan dunia

usaha/industri, pada akhirnya melahirkan lulusan yang di bawah rata-rata.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada program prakerin di SMK Negeri 2 Makassar dan mitra DUDI di PT. PLN (Persero) Rayon Maros menunjukkan ada beberapa permasalahan baik itu dari pihak sekolah, siswa, maupun mitra DUDI. Permasalahan yang timbul dalam program prakerin adalah dalam hal sarana dan prasarana, pelaksanaan prakerin, persiapan siswa, sekolah, dan DUDI, serta penentuan kurikulum sekolah untuk program prakerin. Permasalahan yang diperoleh pada saat melakukan observasi didukung oleh pihak sekolah, siswa, dan DUDI pada sesi wawancara. Atas dasar pemikiran tersebut, serta melalui kajian yang mendalam maka peneliti tertarik meneliti tentang Pengembangan Model Link and Match melalui Praktek Kerja Industri (Prakerin) Jurusan Teknik Tenaga Listrik.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan penelitian

pengembangan atau Research and

Development (R&D), yang bertujuan untuk mengembangkan model link and match antara SMK dan DUDI melalui program Prakerin. Model pengembangan yang digunakan adalah hasil dari modifikasi Borg and Gall, ADDIE, dan Dick and Carey yang menghasilkan pengembangan model HILDA. Adapun tahap dalam pengembangan model HILDA adalah, 1) How, 2) Innovation, 3) Learning, 4) Development, dan 5) Application.Teori mengenai penelitian pengembangan menurut (Sugiyono, 2010) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan suatu produk yang dihasilkan. Alasan lain penggunaan penelitian dan pengembangan karena memiliki keunggulan, terutama jika dilihat dari prosedur kerja yang sangat memperhatikan kebutuhan dan situasi nyata di sekolah dan industri yang berkaitan dengan

(3)

10

link and match serta prosedurnya yang bersifat sistematik.

Tempat penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 2 Makassar dan PT. PLN (Persero) Rayon Maros. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Jurusan Teknik Tenaga Listrik di SMK Negeri 2 Makassar, Sementara sampel yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas II Jurusan Teknik Tenaga Listrik dengan jumlah siswa 63 orang.

Penelitian ini memiliki tiga variabel yaitu proses pelaksanaan prakerin antara SMK dan DUDI, model pelaksanaan prakerin, dan kesiapan kerja siswa setelah melaksanakan prakerin. Maksudnya dalam variabel ini membahas adanya hubungan atau korelasi antara Pelaksanaan prakerin di SMK dan DUDI.

Teknik pengumpulan data berupa (1) wawancara, (2) observasi, (3) kuesioner, dan (4) dokumentasi. Tujuan wawancara ini untuk memperoleh data tentang pelaksanaan prakerin dari tahap persiapan hingga evaluasi, laporan/jurnal prakerin, MoU antara SMK dan DUDI, dan mekanisme kerjasama antara SMK dan DUDI melalui prakerin. Kuesioner diberikan kepada validasi ahli terlebih dahulu sebelum digunakan ke pihak sekolah dan DUDI. Kuesioner yang diberikan kepada para ahli akan dilakukan perbaikan hingga kuesioner dianggap layak untuk digunakan.

Instrumen penelitian masing-masing terbagi untuk validasi ahli yang terdiri dari instrumen untuk ahli media, instrumen ahli materi serta instrumen yang digunakan oleh

siswa, SMK, dan DUDI dalam

mengevaluasi pelaksanaan prakerin. Instrumen ahli materi terdiri dari dua aspek yakni aspek pembelajaran dan aspek isi. Instrumen ahli media mencakup aspek tampilan. Instrumen siswa, sekolah dan DUDI memiliki empat aspek yaitu persiapan, proses, hasil dan dampak prakerin, serta penilaian buku panduan prakerin.

Pada pengembangan link and match melalui prakerin digunakan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif.

A. AnalisisKualitatif

Data hasil validasi pakar untuk instrumen prakerin dianalisis dengan mempertimbangkan masukan, komentar dan sasaran validator. Koefisien validitas isi dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Validitas isi : 𝐷

𝐴+𝐵+𝐶+𝐷

Keterangan :

A: Sel dimana kedua penilai/pakar menyatakan tidak relevan.

B dan C: Sel dimana terdapat perbedaan pandangan antara penilai.

D: Sel dimana kedua pakar menyatakan relevan.

Berikut ini adalah kesepakatan antar penilai untuk validitas isi :

Model kesepakatan tersebut dengan kriteria hasil penilaian dari kedua validator minimal memiliki “relevansi kuat”. Jika hasil dari koefisien validasi isi tinggi (V>75%), maka dapat dinyatakan bahwa hasil pengukuran yang dilakukan adalah sahih, namun apabila tidak demikian maka perlu dilakukan revisi berdasarkan saran yang diberikan oleh tim validator atau dengan melihat kembali aspek-aspek yang nilainya kurang.

B. Analisis kuantitatif

Validasi isi yang telah dilakukan oleh pakar kemudian dilanjutkan dengan analisis validitas empirik dengan menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Rumus product moment adalah :

𝑟𝑥𝑦= 𝑛∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌) √{𝑛∑𝑋2− (𝑋)2(𝑛∑𝑌2− (𝑌)2}

(4)

11 Keterangan :

𝑟𝑥𝑦= nilai korelasi product moment n = banyaknya responden

X = Skor butir Y = Skor total butir

Metode yang digunakan dalam menentukan reliabilitas instrumen tersebut adalah metode belah dua (split-half method). Adapun rumus Alpha-Cronbach (Ruslan, 2011) adalah: 𝑟11 = ( 𝑛 𝑛 − 1) (1 − ∑𝜎2𝑖 𝜎𝑡2 ) Keterangan :

𝑟11 = Reliabilitas yang dicari

N = Jumlah butir soal

∑𝜎2𝑖 = Jumlah varians skor tiap-tiap item

𝜎𝑡2 = Varians total

Apabila 𝑟11 ≥ 0,70 berarti pengembangan jurnal/laporan dan Mou serta mekanisme kerjasama prakerin yang diuji keandalannya dinyatakan telah memiliki tingkat keandalan tinggi, sedangkan jika

𝑟11< 0,70 berarti belum memiliki tingkat keandalan yang tinggi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis penelitian

pengembangan model link and match

melalui prakerin Jurusan Teknik Tenaga Listrik adalah sebagai berikut:

1) Hasil evaluasi persiapan pelaksanaan prakerin

TABEL1.

EVALUASI PERSIAPAN PELAKSANAAN PRAKERIN

No Pernyataan Rerata Kesimpulan

1 Melakukan kegiatan praktek kerja sesuai dengan kompetensi kejuruan di sekolah. 4,16 Sering 2 Kompetensi yang diperoleh di sekolah relevan dengan yang dibutuhkan di industri

3,8

Relevan

3 Mengikuti latihan kerja di sekolah pada saat sosialisasi dan pembekalan. 3,88 Sering 4 Dapat mengingat kompetensi kejuruan yang diperoleh di sekolah pada saat persiapan prakerin 4,4 Sering 5 Kompetensi yang diberikan di sekolah sesuai dengan kebutuhan kompetensi dunia usaha dan industri (DUDI). 4,2 Sesuai 6 Penempatan prakerin sesuai dengan jurusan ketenagalistrikan 4,24 Sesuai 7 Penempatan prakerin berdasarkan pilihan siswa prakerin 4,24 Sering

Rerata evaluasi siswa untuk kegiatan praktek kerja sesuai dengan kompetensi kejuruan di sekolah adalah 4,16 berada pada kategori sering. Kerelevanan kompetensi sekolah dan industri dengan rerata 3,8. Kemampuan mengingat kompetensi kejuruan pada saat persiapan prakerin 4,4. Kesesuaian kompetensi sekolah dengan kebutuhan DUDI dengan rerata 4,2. Hasil evaluasi ini merupakan hasil akhir dari aspek persiapan pelaksanaan prakerin.

2) Hasil evaluasi pada proses pelaksanaan prakerin

TABEL 2.EVALUASI PROSES PELAKSANAAN PRAKERIN

No Pernyataan Rerata Kesimpulan

1.

Melakukan tugas-tugas sesuai dengan program praktek kerja industri.

4,36 Sering

2.

Dapat membangun kerjasama dalam tim kerja.

4,16 Sering

3.

Memadukan kompetensi yang didapat dari sekolah dan dunia usaha dan industri (DUDI). 4,08 Sering 4. Mengembangkan kompetensi yang dimiliki ke dalam dunia kerja. 4,24 Sering 5. Peralatan kerja di sekolah sesuai dengan yang ada di DUDI.

3,51 Sering 6. Ada pembimbing DUDI yang mendampingi saat prakerin. 4,4 Selalu 7. Melakukan pekerjaan sesuai dengan kompetensi kerja di DUDI. 3,6 Sering 8. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam menyelesaikan proyek kerja di 3,51 Sering

(5)

12 DUDI. 9. Pekerjaan dilakukan sesuai dengan prosedur kerja 4,4 Sering 10. Mampu bekerjasama dengan pekerja di DUDI 4,52 Sering 11. Melakukan pekerjaan prakerin sesuai dengan waktu kerja.

4,12 Sering

Berdasarkan evaluasi proses pelaksanaan prakerin maka diperoleh kesimpulan bahwa pada pelaksanaan prakerin siswa mampu membangun kerjasama dengan tim kerja pada rerata 4,16. Secara keseluruhan pada proses pelaksanaan prakerin telah memenuhi kriteria yang diharapkan sehingga dapat digunakan untuk pengembangan model prakerin.

3) Hasil evaluasi aspek hasil dan dampak prakerin

TABEL3.EVALUASI HASIL DAN DAMPAK PRAKERIN

No Pernyataan Rerata Kesimpulan

1. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan K3 4,04 Sering 2. Melakukan pekerjaan yang memperhatikan kualitas kerja. 4,12 Sering 3. Melakukan kebiasaan kerja sesuai dengan standar industri. 4,2 Sering 4. Mengerjakan tugas-tugas sesuai kompetensi keahlian. 4,04 Sering 5. Kesiapan menempati peluang kerja yang dibutuhkan oleh industri. 4,12 Sering 6. Mampu merencanakan usaha baru di bidang kelistrikan. 4,16 Sering 7. Percaya diri memasuki lapangan pekerjaan. 4 Sering

Berdasarkan rekapitulasi penilaian siswa terhadap hasil dan dampak setelah melaksanakan prakerin yaitu sering melakukan pekerjaan yang memperhatikan kualitas kerja dan memiliki keberanian untuk bekerja di dunia kerja dengan rerata

4,12 dan 4,2. Dengan demikian ujicoba lapangan terhadap tiga aspek telah dilakukan dengan hasil secara keseluruhan memenuhi kriteria untuk pengembangan model prakerin. Subyek ujicoba memberikan apresiasi yang sangat baik terhadap hasil pengembangan tersebut.

Proses pelaksanaan prakerin SMK Jurusan Teknik Tenaga Listrik dilakukan melalui pengisian kuesioner oleh siswa, sekolah, dan mitra DUDI, juga melalui observasi langsung, wawancara, dan dokumentasi yang diperlukan untuk mendukung data-data mengenai proses pelaksanaan prakerin. Proses pengembangan pelaksanaan prakerin dilakukan melalui lima tahap yaitu How, Innovation, Learning, Development, dan Application (HILDA).

Kesiapan kerja peserta didik setelah melaksanakan prakerin merupakan komponen hasil. Pada komponen hasil menunjukkan peningkatan yang diperoleh setelah kegiatan program tersebut berlangsung. Berdasarkan rekapitulasi penilaian siswa, sekolah dan DUDI maka dapat disimpulkan bahwa siswa setelah melaksanakan prakerin telah mampu melakukan pekerjaan dengan memperhatikan keselamatan kerja, memperhatikan kualitas kerja, kebiasaan kerja yang sesuai dengan standar industri, mengerjakan tugas-tugas dengan keterampilan baru sesuai dengan kompetensi keahlian.

Hal ini didukung oleh penilaian sekolah dan DUDI mengenai kesiapan kerja siswa. Setelah melaksanakan prakerin, sekolah telah mampu menyiapkan tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan DUDI, dan mampu bersaing dengan sekolah lain dalam hal prestasi dan keahlian kerja. Penilaian DUDI mengenai kesiapan kerja siswa yaitu mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas dengan melihat hasil kerja peserta sehingga DUDI siap menerima lulusan tersebut.

KESIMPULAN

Proses pelaksanaan prakerin Jurusan Teknik Tenaga Listrik dimulai dari persiapan dan perlengkapan administrasi, pembekalan teknis, serah terima peserta didik kepada

(6)

13 DUDI, pelaksanaan prakerin, penjemputan siswa, pengumpulan laporan prakerin, serta pemberian sertifikat sekolah dan DUDI. Pengembangan model link and match melalui prakerin dilakukan melalui lima tahap yaitu How, Innovation, Learning, Development, dan Application (HILDA).

Kesiapan kerja siswa setelah melaksanakan prakerin berada pada kategori tinggi berdasarkan hasil penilaian siswa, sekolah, dan DUDI terhadap hasil kinerja pada saat prakerin. Siswa pada umumnya memiliki kesiapan kerja untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang mereka miliki.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Abuzar, H. (2011). Membangun Sinergi SMK dengan DUDI melalui Link and Match sebagai Pola Kemitraan. Pendidikan Penabur , 5-13.

[2] Arikunto, S. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

[3] Depdiknas. (2003). Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003: Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

[4] Kemdikbud. (2010). Peraturan Pemenerintah No. 66 Tahun 2010.

Jakarta: Kemdikbud.

[5] Malik, O. (2011). Pengembangan SDM untuk Pelatihan Ketenagakerjaan Terpadu. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

[6] Ruslan. (2011). Statistika Penelitian.

Jakarta: Rineka Cipta.

[7] Suartika, I. N. (2013). Studi Evaluasi Program Prakerin dalam Kaitannya dengan Pendidikan Sistem Ganda di SMK Negeri 1 Susut. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha , 2-4.

Gambar

TABEL 3. E VALUASI  H ASIL DAN  D AMPAK  P RAKERIN

Referensi

Dokumen terkait

80.0 GL .HFDPDWDQ 6HNDUEHOD PHPEXWXKNDQ SHQJJXQDDQ LQIRUPDVL DNXQWDQVL GDODP XVDKDQ\D +DO LQL GDSDW GLNHWDKXL EDKZD SHQJJXQDDQ LQIRUPDVL \DQJ SDOLQJ EDQ\DN GLJXQDNDQ DGDODK

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dipaparkan di depan, dapat ditarik simpulan bahwa hasil analisis regresi sederhana menunjukkan

Kinerja seorang auditor internal di dalam organisasi sangatlah penting peranannya bagi kelangsungan perusahaan itu sendiri, dengan memiliki kinerja yang baik auditor

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka penelitian ingin mengadakan suatu penelitian yang berjudul “ Estimasi Potensi Limpasan Permukaan menggunakan Penginderaan

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan berkah, rahmat, dan hidayahNya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Perbedaan

Analisis data yang digunakan yaitu statistik nonparametrik dengan tes tanda (sign test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan VCD “Alam dan Teknologi” efektif

Saat ini keluarga Tn. M sedang berada pada tahap perkembangan dewasa awal dimana anak pertama berusia 22 tahun. M berusaha memberikan kebebasan dan tanggung jawab pada anak –

Atas asumsi di atas lebih baik jika menggunakan job order costing karena bahan yang berbeda dalam hal harga juga akan mempengaruhi biaya produksi.