• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tim Penyusun. Panduan KKN Sisdamas. (Kuliah Kerja Nyata Berbasis Pemberdayaan Masyarakat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tim Penyusun. Panduan KKN Sisdamas. (Kuliah Kerja Nyata Berbasis Pemberdayaan Masyarakat"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Tim Penyusun

Panduan KKN Sisdamas

(4)

Hlm | ii

PANDUAN KKN SISDAMAS

Tim Penyusun

Dr. H. Ramdani Wahyu Sururie, M.Ag., M.Si. Rohmanur Aziz, M.Ag.

Dr. Fridayanti, M.Si. Yadi Mardiansyah, M.Ag.

Wisnu Uriawan, M.Kom. Dr. Zulqiyah, M.Si. Drs. Muh. Muttaqin, M.Pd Penyunting: Dr. Munir, M.A.

Cetakan I : Desember 2016

Diterbitkan oleh

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Sunan Gunung Djati Bandung

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah yang telah memberikan nikmat yang tiada terhingga, shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW., yang telah membawa umat manusia, dari masyarakat jahiliyah yang tidak berdaya menuju masyarakat madaniyah yang semakin berdaya.

Pada tahun akademik 2016-2017, UIN Sunan Gunung Djati melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata Berbasis Pemberdayaan Masyarakat atau disebut KKN Sisdamas. Sejak tahun 1980-an KKN UIN SGD Bandung telah banyak melakukan pembinaan, pembelajaran dan advokasi terhadap masyarakat sebagai induk lahirnya Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Dari tahun ke tahun, pola, manajemen dan tujuan KKN senantiasa dilakukan perubahan guna menyahuti kebutuhan masyarakat agar kehadiran perguruan tinggi memberi manfaat yang luhur.

Salah satu perubahan terhadap tata kelola KKN tahun 2017 terletak pada proses dan hasilnya, yang pada tahun ini disebut dengan KKN Sisdamas. KKN Sisdamas merupakan kegiatan pembelajaran mahasiswa yang mengintegrasikan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di daerah tertentu untuk turut melakukan pemberdayaan masyarakat dengan prinsip pembangunan partisipatif, demokratis dan berkelanjutan berlandaskan nilai-nilai luhur kemanusiaan.

Pemberdayaan masyarakat adalah strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan kata lain pemberdayaan masyarakat merupakan upaya mengembangkan masyarakat dari keadaan kurang atau tidak berdaya menjadi punya daya dengan tujuan agar masyarakat tersebut mencapai/ memperoleh kehidupan yang lebih baik.

Pemberdayaan masyarakat merupakan tujuan akhir dari dharma pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, KKN mahasiswa dengan basis pemberdayaan masyarakat (sisdamas) merupakan upaya untuk melatih para mahasiswa bersama masyarakat menyusun agenda perubahan yang disusun dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan mahasiswa sebagai fasilitator pem-berdayaan dan dosen selaku pembimbing lapangan.

(6)

Hlm | iv

Kita semua berharap, kehadiran mahasiswa KKN di tengah masyarakat bukan hendak memberi bantuan dalam bentuk dana, memberikan hibah, dan memberi beragama fasilitas yang serba mudah, melainkan hendak belajar bersama masyarakat guna membangun kesadaran kritis mereka tentang arti perubahan yang mesti masyarakat sadari.

Akhirnya, kita berharap semoga keterlibatan mahasiswa dengan dosen sebagai pembimbing di lapangan melakukan pemberdayaan masyarakat menjadi titik baru bagi lahirnya kesadaran kritis masyarakat untuk melakukan perubahan yang mereka mimpikan.

Bandung, 2 Januari 2017 Kepala Pusat

Pengabdian kepada Masyarakat,

Dr. H. Ramdani Wahyu Sururie, M.Ag.,M.Si Nip. 197210302001121002

(7)

v

SAMBUTAN KETUA LP2M

Bismilahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr. Wb.,

Segala puji bagi Allah Swt., atas rahmat dan inayah-Nya

Panduan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun 2017 dapat dirampungkan sesuai dengan rencana. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad Saw., keluarga dan sahabatnya, serta para pengikutnya hingga akhir zaman.

Kuliah Kerjanyata Mahasiswa (KKN), yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, merupakan mata kuliah wajib yang harus diambil oleh seluruh mahasiswa sebelum mereka menyelesaikan studi jenjang S-1. Lebih dari itu, KKN sesungguhnya merupakan salah satu bentuk imple-mentasi Tridarma Perguruan Tinggi, selain pendidikan dan penelitian. Karena itu, dibutuhkan persiapan sebaik mungkin, yang tidak saja oleh mahasiswa sebagai peserta, tetapi juga dosen sebagai pem-bimbing dan tenaga kependidikan lainnya sebagai operator bidang lainnya.

Sebagai sebuah bentuk pelaksanaan Tridarma, KKN memiliki fungsi ganda (double function) dalam proses siklus pengetahuan (knowledge cycle). Di satu sisi, KKN dapat menjadi media penerapan ilmu yang diperoleh oleh sivitas akademika di masayarakat. Di sisi lain, ia dapat mengilhami mereka untuk mengembangkan ilmu yang selama ini digeluti di kampus. Dengan begitu diharapkan terjadi “integrasi ilmu dan praktik” (tawhid al-‘ilm wa al-‘amal), yang pada gilirannya akan tercipta “masyarakat yang melek pengetahuan” (knowledge-based society) dan “pengetahuan berbasis masyarakat” (society-based knowledge).

Sesuai dengan perkembangannya, KKN sendiri telah mengalami peralihan orientasi, dari semula berbasis pembangunan (development) menuju basis pemberdayaan (empowerment). Dengan kata lain, diyakini bahwa masyarakat sebenarnya memiliki potensi dan kemam-puan untuk mengembangkan dirinya. Namun, untuk mempercepat pembangunan tersebut pendampingan diperlukan sesuai dengan kebutuhan yang semestinya. Karena itu, KKN diharapkan dapat mem-bantu akselerasi bagi aktualisasi potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah.

Panduan KKN Sisdamas Tahun 2017 ini merupakan sebuah ikhtiar menuju penyelenggaraan KKN yang lebih baik dan bermutu. Sebagian

(8)

Hlm | vi

besar dari isi buku ini cukup banyak mengalami perubahan. Ini terlihat, antara lain, dari adanya KKN yang murni berbasis pemberdayaan masyarakat. Ke depan, tentu, lebih banyak lagi yang bisa diperbaiki, di antaranya, dengan menjadikan laporan KKN lebih bernilai akademik, ketimbang sekadar informatif.

Akhirnya, ucapan terimakasih patut diberikan kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan panduan ini dengan cara mereka masing-masing, dengan ucapan jazakumullah khayran katsiran. Meskipun demikian, kesalahan di sana-sini tetap menjadi tanggung jawab LP2M untuk diperbaiki di waktu yang akan datang. Untuk itulah kritik dan saran sangat diharapkan, dari manapun datangnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, 2 Januari 2017 Ketua LP2M,

Dr. Munir, MA

(9)

vii

SAMBUTAN REKTOR

Bismilahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr. Wb.,

Puji dan syukur senantiasa kita haturkan kepada Allah Swt., atas limpahan nikmat dan karunia yang tidak berhingga. Shalawat dan salam semoga terus tercurah kepada Nabi Muhammad Saw., para keluarga dan sahabatnya, serta para pngikutnya.

Kuliah Kerjanyata Mahasiswa (KKN) merupakan kegiatan akademik yang dari tahun ke tahun telah dilaksanakan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M). Karena itu, saya berharap pelaksanaan KKN Tahun 2017 ini mengalami peningkatan dari aspek mutu layanan dan mutu akademiknya, sebagaimana saya berharap ada inovasi-inovasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa sebagai peserta dituntut untuk terlibat aktif dalam kegiatan ini sehingga mereka memiliki kompetensi sosial yang lebih tinggi. Dengan begitu, saya yakin mereka kelak dapat terjun mengabdi ke masyarakat dengan bekal yang memadai, selain kompetensi akademik yang telah mereka peroleh di kampus.

Saya menyambut baik penerbitan Panduan KKN Sisdamas Tahun 2017, dengan harapan dapat mempermudah dan memperlancar seluruh kesiapan dan pelaksanaan KKN. Akhirnya, ucapan terimakasih patut kita berikan kepada LP2M dan seluruh pihak yang terlibat, tidak hanya dalam mempersiapkan buku ini, tetapi juga telah berkontribusi dalam penyelenggaran kegiatan ini.

Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, 2 Januari 2017 Rektor,

Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si NIP: 196204101988031001

(10)
(11)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

SAMBUTAN KETUA LP2M ... v

SAMBUTAN REKTOR ... vii

DAFTAR ISI ... i

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Dasar Pemikiran

... 1

B. Landasan Hukum

... 2

C. Ketentuan KKN Sisdamas

... 3

1. Pengertian KKN Sisdamas (KKN Berbasis Pemberdayaan Masyarakat)

... 4

2. Sekilas tentang KKN Sisdamas

... 4

3. Status dan Beban SKS

... 7

a. Status

... 7

b. Beban Kredit

... 7

4. Tujuan dan Manfaat

... 7

a. Tujuan

... 7

b. Manfaat

... 8

5. Peserta

... 9

a. Persyaratan

... 9

b. Pendaftaran Peserta

... 9

c. Ketentuan Peserta:

... 9

d. Pengelompokan Peserta

... 10

e. Tata Tertib di Lokasi KKN

... 10

f. Sanksi

... 11

6. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

... 13

a. Mekanisme Penentuan DPL

... 13

b. Syarat calon DPL

... 13

c. Penetapan DPL

... 13

d. Kewajiban DPL

... 14

e. Hak DPL

... 15

f. Pemberhentian DPL

... 15

D. Stuktur Pelaksana KKN Sisdmas

... 15

E. Force Majeure ... 15

F. Waktu dan Lokasi

... 16

G. Pembiayaan dan Fasilitas

... 16

1. Pembiayaan

... 16

(12)

Hlm | ii

BAB II PERSIAPAN ... 17

A. Sosialisasi Pelaksanaan KKN Mahasiswa

... 17

B. Recruitmen Calon Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

... 17

C. Penentuan Lokasi KKN

... 17

D. Ijin Lokasi KKN

... 17

E. Survey Penentuan Lokasi KKN

... 17

F. Pendaftaran Peserta KKN (secara daring/online)

... 18

G. Pembekalan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

... 18

H. Observasi Partisipatif oleh DPL dan Peserta

... 18

I. Pembekalan Peserta KKN

... 18

J. Peresmian KKN

... 19

BAB III PELAKSANAAN ... 21

A. Pelepasan Peserta KKM

... 21

B. Serah Terima Peserta di Kecamatan/Kabupaten

... 21

C. Tahapan Pelaksanaan KKN Sisdamas

... 21

1. Soswal & RW (Sosialisasi Awal & Rembug Warga)

22

2. Refso (Refleksi Sosial)

... 22

3. Peso (Pemetaan Sosial)

... 24

4. Orgamas (Pengorganisasian Masyarakat)

... 28

5. Cantif (Perencanaan Partisipatif)

... 30

6. Sipro (Sinergi Program)

... 31

7. Pepro (Pelaksanaan Program)

... 32

8. Monev (Monitoring dan Evaluasi)

... 32

D. Pamitan dan penutupan KKN

... 33

BAB IV PEMANTAUAN DAN EVALUASI ... 35

A. Pemantauan

... 35

B. Evaluasi

... 35

BAB V PELAPORAN DAN PENILAIAN ... 37

A. Laporan Akhir Kelompok

... 37

B. Laporan Akhir Individual

... 37

C. Pemberian Nilai

... 38

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 37

Lampiran 1: Agenda Kegiatan KKN Sisdamas Tahun 2017 ... 38

Lampiran 2: Format Cover Laporan Kelompok ... 40

Lampiran 3: Lembar Pengesahan Laporan Akhir Kelompok ... 41

Lampiran 4: Sistematika Laporan Akhir Kelompok ... 42

Lampiran 5: Cover Laporan Individual ... 46

Lampiran 6: Lembar Pengesahan Laporan Individu ... 47

(13)

iii

Lampiran 8: Matrik Kegiatan Mahasiswa ... 37

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

... 38

Fakultas Syari’ah dan Hukum

... 41

Fakultas Sains dan Teknologi

... 48

Fakultas Adab dan Humaniora

... 52

Fakultas Dakwah dan Komunikasi

... 54

Fakultas Ushuluddin

... 75

(14)
(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran

Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (yang selanjutnya disingkat dengan KKN Mahasiswa) UIN Sunan Gunung Djati Bandung merupakan kegiatan akademik mahasiswa yang berlangsung melalui tahapan pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Lebih jauh, KKN merupakan bagian dari pembelajaran dengan masyarakat

(learning with community) sebagai bentuk pengamalan IPTEKS yang telah dipelajari oleh para mahasiswa selama perkuliahan di kampus. Oleh karena itu, KKN harus berorientasi pada visi UIN Bandung, yaitu “Menjadi universitas yang unggul dan kompetitif berbasis wahyu memandu ilmu dalam bingkai akhlak karimah di Asean tahun 2025”. Sedangkan misi UIN adalah:

1. Menyelenggarakan dan mengelola pendidikan tinggi yang pro-fesional, akuntabel, dan berdaya saing di tingkat nasional dan Asean dalam rangka memperkuat pembangunan nasional; 2. Menyelenggarakan proses perkuliahan, penelitian dan kajian

ilmiah dengan bingkai akhlak karimah berbasis wahyu memandu imu untuk mengembangkan pengetahuan dan teknologi;

3. Menyelenggarakan pengabdian untuk mengembangkan dan memberdayakan masyarakat menuju tatanan masyarakat madani yang demokratis dan berkeadilan;

4. Menyelenggarakan tri dharma perguruan tinggi yang berorientasi pada pembentukan jiwa enterpreneurship di kalangan civitas akademika.

Sejalan dengan visi dan misi di atas, pelaksanaan KKN dimak-sudkan agar mahasiswa belajar membantu dan mendampingi masya-rakat secara profesional sesuai kebutuhan dan harapan masyamasya-rakat, termasuk mengamalkan keilmuan yang telah dipelajari selama proses pembelajaran di kampus sesuai dengan program studi (Prodi) masing-masing. Diharapkan, dengan kehadiran mahasiswa di tengah-tengah masyarakat, problem dan kebutuhan nyata masyarakat secara perlahan dan berkelanjutan dapat diselesaikan.

Program KKN Tahun 2017 ini berbasis pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan multidisiplin ilmu oleh sekelompok mahasiswa dari beberapa Prodi. Oleh karena itu, pelaksanaan KKN diawali dengan sosialisasi awal (soswal) dalam bentuk observasi lapangan guna melakukan pendataan dan pemetaan wilayah lokasi KKN. Hal ini penting untuk merumuskan rencana kegiatan sebagai

(16)

Hlm | 2

alternatif pemecahan masalah, dan kemudian dilakukan evaluasi program kegiatan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan KKN. Di lokasi KKN, kompleksitas persoalan dalam berbagai bidang dapat ditemukan, seperti keagamaan, kemasyarakatan dan pembangunan. Dalam bidang keagamaan, misalnya, masalah tersebut dapat berupa Melek Aksara Al-Quran (MAQ), sedangkan yang terkait dengan masalah sosial-kemasyarakatan dapat berupa Ketahanan Keluarga, Pranata Sosial dan sebagainya. Adapun yang berhubungan dengan masalah pembangunan secara umum dapat berupa disparitas pecapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI), yang indikatornya meliputi Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan, dan Indeks Daya Beli.

Untuk membantu memberikan solusi terhadap berbagai persoalan di atas, UIN SGD Bandung melalui LP2M menyelenggarakan KKN Sisdamas (berbasis pemberdayaan masyarakat) yang aktonya adalah mahasiswa di mana peran mahasiswa di dalam pemberdayaan ini berfungsi sebagai fasilitator yang bersama masyarakat melakukan perubahan.

B. Landasan Hukum

Penyelenggaraan KKN Sisdamas mengacu kepada berbagai regulasi, yaitu :

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tetang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2003 Tahun 78, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4301);

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4586);

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara RI Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5336);

4. Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 2005 tentang Perubahan Status dari Institut Agama Islam Negeri menjadi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5007);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara RI Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5157); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan

(17)

Bab I Pendahuluan

Hlm | 3

2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara RI Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5157);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyeleng-garaan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi; 10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 49 Tahun

2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;

11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.01/2015 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2016 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 31/PMK.02/2015; 12. Peraturan Menteri Agama Nomor 7 Tahun 2013 jo. Peraturan

Menteri Agama Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung;

13. Peraturan Menteri Agama Nomor 14 Tahun 2015 tentang Statuta Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung;

14. Keputusan Menteri Agama Nomor 55 Tahun 2014 tentang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat pada Perguruan Tinggi Keagamaan;

15. Keputusan Menteri Agama Nomor B. II/3/3106361/2015 tanggal 6 Juli 2015 tentang Pengangkatan Rektor;

16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 4834 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pengabdian Kepada Masyarakat Di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam;

17. Keputusan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Nomor ... Tahun ... tentang Rencana Strategis UIN SGD Bandung Tahun 2015-2019

18. Keputusan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Nomor 117 Tahun 2015 tentang Panduan Pelaksanaan Kegiatan Akademik;

19. Surat Keputusan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Nomor Un.05/II.2/KP.076/152/2015 tentang Pengangkatan Ketua Lembaga dan Kepala Pusat di LP2M.

20. Surat Keputusan Rektor Nomor...tentang Pedoman Pengabdian kepada Masyarakat.

(18)

Hlm | 4

1. Pengertian KKN Sisdamas (KKN Berbasis Pemberdayaan

Masyarakat)

KKN Sisdamas adalah kegiatan pembelajaran yang memadukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di suatu daerah tertentu yang dilakukan oleh mahasiswa untuk turut melakukan pemberdayaan masyarakat dengan prinsip pembangunan partisipatif, demokratis dan berkelanjutan berlandaskan nilai-nilai luhur kemanusiaan.

2. Sekilas tentang KKN Sisdamas

KKN Sisdamas merupakan kegiatan akademik dengan basis pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa dengan supervisi dosen pembimbing lapangan. Pemberdayaan Masyarakat adalah suatu strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan kata lain pemberdayaan masyarakat merupakan upaya mengembangkan masyarakat dari keadaan kurang atau tidak berdaya menjadi punya daya dengan tujuan agar masyarakat tersebut mencapai/memperoleh kehidupan yang lebih baik.

Dalam program pemberdayaan ini, individu, kelompok maupun komunitas berusaha mengkontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka. Gagasan ini bermakna bahwa pemberdayaan sebagai upaya mendorong masyarakat menentukan sendiri apa yang harus dilakukan dalam kaitannya dengan upaya mengatasi masalah yang sedang dihadapi sehingga masyarakat mempunyai kesadaran dan kekuasaan penuh di dalam menentukan hari depannya.

Pemberdayaan masyarakat merupakan tujuan akhir dari dharma pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, KKN mahasiswa dengan basis pemberdayaan masyarakat (sisdamas) merupakan upaya untuk melatih para mahasiswa bersama masyarakat menyusun agenda perubahan yang disusun dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan mahasiswa sebagai fasilitator pem-berdayaan dan dosen selaku pembimbing lapangan.

Perlu diakui, capaian hasil pemberdayaan dalam kegiatan KKN bisa jadi menjawab kebutuhan masyarakat tentang problema kehidupan sosial, ekonomi, agama, pendidikan, teknologi dan sebagainya, baik terbentuk suatu program jangka pendek, seperti kegiatan pemanfaatan ilmu pengetahuan yang dimiliki mahasiswa KKN maupun program jangka menengah dan panjang yang hasilnya baru bisa dinikmati setelah mahasiswa pulang dari lokasi KKN.

(19)

Bab I Pendahuluan

Hlm | 5

Walupun demikian, KKN sisdamas ini mendorong mahasiswa merancang suatu rencana aksi pemberdayaan di mana masyarakat bukan sebagai objek tetapi subjek dari pemberdayaan itu sendiri. Keberhasilan program kegiatan diukur dari sejauh mana mahasiswa mempunyai pemahaman permasalahan yang ada dalam masyarakat, mencari alternatif solusinya, melakukan sosialisasi, komunikasi, dan koordinasi dengan berbagai pihak untuk merealisasikan solusi yang dipilihnya.

Sebagai fasilitator, mahasiswa peserta KKN akan membangun kesadaran kritis masyarakat. Ini menjadi penting, karena selama ini seringkali dalam berbagai program, masyarakat ditempatkan sebagai ’objek’ pembangunan dan masyarakat acapkali tidak diajak untuk melakukan berbagai upaya pemecahan masalah tanpa mengetahui serta menyadari masalah yang sebenarnya karena masalah dirumuskan oleh ’Orang Luar’. Kondisi tersebut menyebabkan dalam pemecahan masalah masyarakat hanya sekedar melaksanakan kehendak ’Orang Luar’ atau karena tergiur dengan ’iming-iming’ bantuan uang, bukan melaksanakan kegiatan karena benar-benar menyadari bahwa kegiatan tersebut memang bermanfaat bagi pemecahan masalah mereka.

Jika dilihat dari proses operasionalisasinya, maka ide pember-dayaan memiliki dua kecenderungan, antara lain : pertama, kecen-derungan primer, yaitu kecenkecen-derungan proses yang memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan, atau kemampuan (power) kepada masyarakat atau individu menjadi lebih berdaya. Proses ini dapat dilengkapi pula dengan upaya membangun asset material guna mendukung pembangunan kemandirian mereka melalui organisasi; dan kedua, kecenderungan sekunder, yaitu kecenderungan yang menekankan pada proses memberikan stimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog. Dua kecenderungan tersebut memberikan (pada titik ekstrem) seolah berseberangan, namun seringkali untuk mewujudkan kecenderungan primer harus melalui kecenderungan sekunder terlebih dahulu.

Dalam upaya memberdayakan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu ; pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Disini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena jika demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya

(20)

Hlm | 6

itu, dengan mendorong, memotivasikan, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.

Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering). Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi berdaya. Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-nilai budaya modern, seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, dan kebertanggungjawaban adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan ini. Demikian pula pembaharuan institusi-institusi sosial dan pengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan serta peranan masyarakat di dalamnya. Yang terpenting disini adalah peningkatan partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan masyarakatnya. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan, pengamalan demokrasi.

Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi, karena hal itu justru akan mengerdilkan yang kecil dan melunglaikan yang lemah. Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah. Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi makin tergantung pada berbagai program pemberian (charity). Karena, pada dasarnya setiap apa yang dinikmati harus dihasilkan atas usaha sendiri (yang hasilnya dapat dipertukarkan dengan pihak lain).

Dengan demikian tujuan akhirnya adalah memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara berkesinambungan.

Guna mewujudkan keberhasilan pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan KKN ini, diperlukan berbagai langkah atau metode pemberdayaan. Siklus pemberdayaan masyarakat merupakan tahapan

(21)

Bab I Pendahuluan

Hlm | 7

yang penting dilalui oleh mahasiswa dan dosen pembimbing lapangan (DPL), yaitu:

1) Transect (penelusuran wilayah) atau observasi partisipatif. 2) Soswal & RW (Sosialisasi Awal & Rembug Warga)

3) Refso (Refleksi Sosial) 4) Pesos (Pemetaan Sosial)

5) Orgamas (Pengorganisasian Masyarakat) 6) Cantif (Perencanaan Partisipatif) 7) Sipro (Sinergi Program)

8) Pepro (Pelaksanaan Program) 9) Monev (Monitoring Evaluasi)

Penjelasan lebih rinci mengenai tahapan KKN Sisdamas ini dapat diliihat pada Bab III panduan ini.

3. Status dan Beban SKS

a. Status

KKN merupakan bagian dari kegiatan akademik, yang wajib diikuti oleh mahasiswa program Strata Satu (S1) Semester VII yang telah memenuhi syarat.

b. Beban Kredit

Beban kredit KKN Sisdamas adalah 2 SKS (Satuan Kredit Semester) sesuai dengan kurikulum yang wajib ditempuh mahasiswa angkatan bersangkutan.

Penghitungan 2 SKS dalam matakuliah KKN setara dengan 5440 menit atau 91 jam dibagi 30 hari = 3 jam sehari (minimal).

4. Tujuan dan Manfaat

a. Tujuan

1) Menerapkan atau memanfaatkan ipteks secara multidisipliner bagi kepentingan masyarakat;

2) Meningkatkan interaksi, pemahaman dan kepedulian mahasiswa dari berbagai prodi dalam memberdayakan masyarakat;

3) Menerapkan beragam keterampilan memecahkan masalah berbasis kompetensi prodi, terpadu, dan interdisipliner yang menekankan pada pemberdayaan masyarakat;

4) Mendorong mahasiswa peserta KKN untuk berperan menjadi Fasilitator, Motivator, Problem Solvers dan Konsultan yang profesional berlandaskan kesadaran Pengabdian Kepada Masyarakat; dan

(22)

Hlm | 8

5) Membantu penyelenggaraan program pemerintah dalam bidang keagamaan, kemasyarakatan, dan pembangunan, memberikan dukungan riil terhadap peningkatan IPM, menjalin kemitraan, peningkatan akses, mutu, relevansi, dan daya saing serta akuntabilitas penyelenggaraan KKN.

b. Manfaat

1)Bagi Mahasiswa

a) Memperdalam penghayatan dan pengalaman mahasiswa tentang:

(1) Cara berfikir dan bekerja interdisipliner dan lintas sek-toral;

(2) Kegunaan hasil pendidikan dan penelitian bagi pembangunan pada umumnya dan pembangunan daerah pedesaan pada khususnya.

(3) Kesulitan yang dihadapi masyarakat dalam pembangunan serta keseluruhan konteks masalah pembangunan pengembangan daerah.

b) Terbentuk sikap rasa cinta, kepedulian sosial, dan tanggung jawab mahasiswa terhadap kemajuan masyarakat.

c) Terbentuk beragam keterampilan yang dimiliki mahasiswa untuk melaksanakan program-program pemberdayaan dan pembangunan.

d) Memberi pengalaman kepada mahasiswa agar menjadi seorang fasilitator, innovator, motivator dan problem solver.

e) Mendewasakan pola pikir mahasiswa dalam menganalisis dan menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat secara pragmatis ilmiah.

f) Memberikan pengalaman dan keterampilan kepada ma-hasiswa sebagai kader pemberdayaan dan pembangunan. Mahasiswa diharapkan akan memperoleh pengalaman hidup bermasyarakat serta dapat mengembangkan dan menerapkan pengetahuan akademik. Keberhasilan program kegiatan diukur dari sejauh mana mahasiswa mempunyai pemahaman permasalahan yang ada dalam masyarakat, mencari alternatif solusinya, melakukan sosialisasi, komunikasi, dan koordinasi dengan berbagai pihak untuk merealisasikan solusi yang dipilihnya.

2)Masyarakat dan pemerintah

a) Memperoleh bantuan pemikiran dan tenaga untuk meren-canakan serta melaksanakan pengembangan masyarakat;

(23)

Bab I Pendahuluan

Hlm | 9

b) Meningkatknya kemampuan berfikir, bersikap, dan bertindak dalam menyelesaikan permasalahan;

c) Memperoleh pembaharuan-pembaharuan yang diperlukan dalam pemberdayaan daerah;

d) Membentuk kader-kader pemberdayaan masyarakat.

3)Perguruan tinggi

a) Pengembangan ipteks di UIN Sunan Gunung Djati akan mem-peroleh umpan balik berdasarkan hasil pemberdayaan ma-syarakat. Dengan demikian, kurikulum UIN SGD Bandung akan relevan dengan dinamika masyarakat;

b) UIN SGD Bandung dapat menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah atau lembaga lainnya dalam pengembangan ipteks; c) UIN SGD Bandung dapat mengembangkan ipteks yang lebih bermanfaat dalam pengelolaan dan penyelesaian berbagai masalah di masyarakat.

5. Peserta

a. Persyaratan

1) Mencantumkan matakuliah KKN dalam KRS;

2) Telah memenuhi sks 75% atau berada pada semester VII; 3) Melunasi SPP pada semester berjalan.

b. Pendaftaran Peserta

1) Mahasiswa calon peserta KKN mendaftarkan diri secara daring (online) dalam website pusatpengabdian.uinsgd.ac.id;

2) Memilih lokasi/desa yang telah ditentukan dalam web pusatpengabdian.uinsgd.ac.id;

3) Upload formulir, berupa surat keterangan telah melaksanakan perkuliahan setara 75 % SKS, pas foto dan bukti Lunas SPP sampai semester VIII/genap tahun 2017.

c. Ketentuan Peserta:

1) Sebelum Pelaksanaan KKN

a) Wajib mengikuti observasi partisipatif ke lokasi KKN bersama dengan DPL yang diwakili oleh perwakilan peserta;

b) Wajib mengikuti orientasi dan pembekalan KKN Sisdamas oleh Dosen Pembimbing Lapangan;

c) Wajib menghadiri peresmian KKN; 2) Saat Pelaksanaan KKN

a) Wajib mengikuti seluruh tahapan kegiatan KKN Sisdamas yang terdiri dari Soswal & RW (Sosialisasi Awal & Rembug Warga), Refso (Refleksi Sosial), Peso (Pemetaan Sosial), Orgamas (Pengorganisasian Masyarakat), Cantif

(24)

Hlm | 10

(Perencanaan Partisipatif), Sipro (Sinergi Program), Pepro (Pelaksanaan Program), Monev (Monitoring Evaluasi); b) Merencanakan, melaksanakan, dan menyusun laporan

kegiatan lapangan KKN sebagaimana format pada Buku Laporan Harian (BLH) dan Buku Laporan Kelompok (BLK) dengan dibimbing DPL;

c) Menjaga ketertiban dan ketentraman serta menghargai norma, peraturan dan keyakinan yang hidup di masyarakat, serta menjaga nama baik almamater;

d) Wajib memakai Jaket Almamater pada setiap acara kegiatan resmi.

e) Meng-upload setiap kegiatan kelompok dan individu ke dalam blog Kelompok KKN yang tersedia di web LP2M; 3) Setelah Pelaksanaan

a) Menyerahkan laporan kelompok KKN Sisdamas dan laporan individu sesuai dengan format laporan kelompok dan individu kepada DPL (lihat lampiran);

b) Menyerahkan Buku Laporan Harian (BLH) dan Buku Laporan Kelompok (BLK) kepada DPL;

c) Wajib mengisi angket yang aplikasinya bisa didownload di web lp2m sebagai bahan evaluasi kepuasan masyarakat terhadap peserta KKN selama berada dilokasi KKN;

d. Pengelompokan Peserta

1) Peserta dikelompokkan dalam satuan kelompok yang berasal dari berbagai Fakultas/Prodi berjumlah 12-15 orang;

2) Dalam setiap kelompok terdapat KKP (Ketua Kelompok Peserta)

3) KKP dipilih dari dan oleh peserta. 4) Tugas KKP:

a) Mengordinasikan kegiatan kelompok peserta dengan DPL, PP-KKN atau pihak lain selama kegiatan KKN;

b)Menjadi utusan kelompok untuk mengikuti pertemuan teknis yang diselenggarakan PP-KKN. Jika berhalangan hadir pada pertemuan teknis, KKP mewakilkan kepada anggota; dan

c) Bersama dengan DPL bertugas melaksanakan orientasi lokasi dan konsultasi sebelum pelaksanaan KKN.

e. Tata Tertib di Lokasi KKN

1) Peserta KKN harus bersikap sopan, berpakaian rapi dan senantiasa menjunjung tinggi nama baik almamater;

(25)

Bab I Pendahuluan

Hlm | 11

2) Pada waktu melaksanakan kegiatan resmi peserta KKN harus mengenakan jaket almamater;

3) Dalam melaksanakan program kegiatan, dilarang mengang-kat tema-tema sensitif dan mengandung masalah SARA yang membahayakan ukhuwah Islamiyah dan keutuhan NKRI; 4) Peserta KKN setelah berada di lokasi menjadi tanggungjawab

DPL. Oleh karena itu peserta KKN tidak diperkenankan berhubungan langsung dengan Panitia Pelaksana KKN, tetapi harus melalui DPL (kecuali dalam keadaan darurat), begitu pula segala bentuk hubungan ke luar harus sepe-ngetahuan/seizin DPL. Semua urusan surat menyurat yang penning yang berhubungan dengan kegiatan KKN baik ke luar maupun ke dalam harus diketahui dan ditandatangani oleh DPL;

5) Peserta KKN mengadakan pertemuan kelompok secara rutin dan terjadwal untuk mengadakan evaluasi terhadap pelak-sanaan program kerja, baik kolektif maupun individual. Pertemuan rutin dan terjadwal juga diadakan antarkelompok dalam satu desa di bawah koordinasi Kordes, antarkordes dalam satu kecamatan di bawah koordinasi Korcam;

6) Peserta KKN dibenarkan memberikan keterangan pers kepada wartawan/media massa secara individu maupun kelompok;

7) Peserta KKN harus mentaati peraturan dan ketentuan seperti yang tercantum dalam surat izin pelaksanaan KKN yang diberikan oleh Pemkab/Pemkot setempat, antara lain:

a) Wajib menjaga tata tertib dan mentaati ketentuan yang berlaku;

b) Tidak menyalahgunakan ijin untuk tujuan tertentu yang dapat mengganggu kestabilan daerah setempat.

f. Sanksi

Sanksi diberikan secara bertahap dengan ketentuan sebagai be-rikut:

1) Peringatan tingkat I diberikan kepada mahasiswa yang melakukan pelanggaran ringan seperti:

a)

Tidak mengisi presensi di lokasi yang telah disediakan.

b)

Meninggalkan lokasi tanpa izin pada waktu kegiatan yang

seharusnya atau sedang dilakukan sebanyak 1 x (satu kali).

c)

Mengisi presensi harian melebihi tanggal/hari yang sedang

berjalan.

2) Peringatan tingkat II diberikan kepada mahasiswa yang telah mendapatkan peringatan I tetapi masih tetap belum

(26)

Hlm | 12

ada perbaikan atau tanpa peringatan tingkat I akan tetapi langsung diberikan peringatan II terhadap mahasiswa yang melakukan pelanggaran sedang seperti:

a)

Meninggalkan lokasi melebihi izin yang diajukan, tetapi

masih dalam batas toleransi;

b)

Meninggalkan lokasi tanpa izin pada waktu kegiatan

seharusnya atau sedang dilakukan sebanyak 2 x (dua kali);

c)

Keluarga/teman dari mahasiswa peserta KKN menginap di

lokasi 2 malam atau lebih dengan alasan apapun.

d)

Tidak dapat menghayati dan menyesuikan diri dengan

kehidupan di lokasi.

3) Peringatan tingkat III diberikan kepada mahasiswa yang melakukan perbuatan yang termasuk kategori pelanggaran ringan dan sedang dan telah mendapat peringatan tingkat I dan II, tetapi belum ada perbaikan, atau tanpa peringatan terlebih dahulu akan tetapi langsung diberi Peringatan tingkat III terhadap mahasiswa yang melakukan pelanggaran berat, seperti:

a)

Meninggalkan lokasi tanpa ijin pada waktu kegiatan

seharusnya sedang dilakukan sebanyak 30% dari hari efektif pelaksanaan KKN;

b)

Melakukan tindakan yang dapat dikategorikan sebagai

tindakan kriminal, tindakan asusila, kegiatan yang menyebabkan timbulnya keresahan masyarakat;

c)

Mengeluarkan perkataan, pernyataan (tertulis atau lisan),

sikap dan perbuatan yang oleh pejabat yang berwenang dianggap sebagai tindakan yang mencemarkan nama baik pemerintah setempat maupun almamater UIN Sunan Gunung Djati.

Prosedur pemberian sanksi dengan peringatan tingkat III ini dilaksanakan dengan tata cara sebagai berikut:

1) Mahasiswa yang bersangkutan akan dipanggil ke kantor Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat UIN Sunan Gunung Djati oleh Panitia Pelaksana KKN. Kemudian dilakukan sidang untuk menetapkan sanksi yang akan diberikan kepada mahasiswa tersebut. Persidangan dihadiri oleh mahasiswa, DPL, Ketua Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, dan Panitia Pelaksana KKN.

2) Apabila keadaan sangat memaksa maka sanksi terhadap pelanggaran berat ini dapat diberikan di lokasi dengan sekurang-kurangnya dihadiri oleh Panitia Pelaksana KKN,

(27)

Bab I Pendahuluan

Hlm | 13

untuk mendapatkan pengesahan dari Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat;

3) Sanksi terhadap mahasiswa yang melakukan pelanggaran berat ini dapat berupa, antara lain:

a)

Meneruskan kegiatan di lokasi, tetapi mendapatkan

penurunan nilai; bila perlu sampai batas minimal kelulusan.

b)

Penarikan dari lokasi (drop out KKN) dan diwajibkan

mengikuti KKN pada Angkatan berikutnya dengan hak dan kewajiban yang sama dengan peserta KKN lainnya.

c)

Direkomendasikan kepada Rektor dan tembusannya

disampaikan kepada Dekan Fakultas yang bersangkutan untuk diberikan sanksi lainnya (skorsing dan sebagainya). Peringatan tingkat III hanya dikeluarkan oleh Panitia Pelaksana KKN UIN Sunan Gunung Djati, setelah mendapat laporan DPL yang bersangkutan, dan atau diketahui sendiri oleh Panitia Pelaksana secara langsung.

6. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

a. Mekanisme Penentuan DPL

1) LP2M mengirimkan surat ke Dekan Fakultas untuk mengirim nama-nama calon dosen pembimbing lapangan (DPL) sesuai dengan permintaan LP2M dengan mempertimbangkan rasio jumlah mahasiswa peserta KKN;

2) LP2M dapat menambah jumlah calon DPL yang tidak dikirm oleh fakultas untuk diikutsertakan dalam pelatihan DPL dengan mempertimbangkan track record DPL selama ini;

b. Syarat calon DPL

1) Dosen tetap pada UIN SGD Bandung dan diprioritaskan bagi dosen yang belum pernah menjadi DPL atau tidak menjadi DPL dalam 2 tahun terakhir;

2) Tidak sedang malaksanakan tugas belajar;

3) Membuat narasi singkat (paling sedikit 2 halaman) tentang desain pemberdayaan masyarakat di lokasi KKN dan diunggah ke laman LP2M;

4) Menandatangani komitmen kerja bagi DPL dan di upload ke web LP2M;

c. Penetapan DPL

1) Calon DPL yang telah diusulkan oleh fakultas dan LP2M wajib mengikuti pelatihan/pembekalan DPL;

2) Calon DPL yang mengikuti pelatihan/pembekalan DPL dan segala ketentuan dalam kegiatan pembekalan DPL tersebut akan memperoleh sertifikat pelatihan;

(28)

Hlm | 14

3) Calon DPL yang telah memperoleh sertifikat diusulkan untuk menjadi DPL melalui SK rektor;

4) Rektor menetapkan nama-nama DPL yang bersertifikat.

d. Kewajiban DPL

1) Sebelum KKN

a) Mengahadiri rapat-rapat yang dilaksanakan oleh PP KKN; b) Menghadiri peresmian KKN;

c) Melakukan Transect (penelusuran wilayah) atau observasi partisipatif dengan mahasiswa ke lokasi KKN;

2) Saat Pelaksanaan di lokasi KKN

a) Menghadiri serah terima peserta di lokasi KKN (Kab/Kec/Desa);

b) Melakukan sosialisasi awal, rembug warga dan refleksi sosial (minggu ke I);

c) Memberikan bimbingan dan motivasi kepada peserta KKN dalam proses bermasyarakat dan membantu mendekatkan, mengarahkan, kerjasama mahasiswa dengan masyarakat, pemerintah setempat, dan stake-holders;

d) Mengarahkan dan mengawasi kegiatan peserta KKN demi terlaksanakannya program kerja sesuai dengan hasil soswal dan rembug warga;

e) Menanamkan disiplin di kalangan peserta KKN selama melaksanakan KKN;

f) Menampung, dan memberikan jalan keluar terhadap permasalahan yang timbul di lokasi KKN;

g) Melakukan pemetaan sosial (diperkirakan minggu ke II); h) Melakukan pembimbingan di dalam Perencanaan

Partisipatif (diperkirakan akhir minggu ii awal minggu iii); i) Melakukan pembimbingan di dalam pelaksanaan program

(diperkirakan minggu III);

j) Melakukan monitoring dan evaluasi atas program KKN sekaligus pamitan pulang (minggu ke iv);

3) Setelah Pelaksanaan KKN

a) Mengisi angket pada website pusatpengabdian. uinsgd. ac.id sebagai bahan evaluasi pencapain program KKN mahasiswa Tahun 2017 dan evaluasi pencapaian kinerja LP2M;

b) Menetapkan nilai akhir peserta KKN

c) Menyerahkan laporan kegiatan pembimbingan KKN yang meliputi; sebelum KKN, saat KKN dan setelah KKN disertai dengan bukti pendukung berupa daftar hadir dan foto

(29)

Bab I Pendahuluan

Hlm | 15

kegiatan yang diunggah di blog pembimbing KKN Sisdamas di laman lp2m.

e. Hak DPL

1) Mendapatkan fasilitas dari LP2M sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

2) Mengambil inisiatif demi keberhasilan program KKN dengan persetujuan LP2M.

f. Pemberhentian DPL

DPL diberhentkan dengan hormat, apabila: 1) Mengundurkan diri atas permintaan sendiri; 2) Telah selesai melaksanakan tugas sebagai DPL. DPL diberhentikan dengan tidak hormat, apabila:

1) Melanggar 3 kewajiban sebagai DPL setelah diperingati terlebih dahulu;

2) Pemberhentian dilakukan melalui surat keputusan rektor.

D. Stuktur Pelaksana KKN Sisdmas

Struktur pelaksana KKN Sisdamas terdiri atas penanggungjawab kegiatan, pengarah dan anggota, DPL, penanggungjawab teknis, ketua pelaksana, sekretaris dan anggota serta Korkab/kota, Korcam dan Kordes. Penanggungjawab kegiatan adalah rektor, pengarah kegiatan adalah wakil rektor bidang akademik, DPL adalah dosen yang telah mengikuti pelatihan KKN Sisdamas, Penanggungjawab teknis adalah ketua LP2M, ketua pelaksana adalah kapus PkM, sekretaris adalah sekretaris LP2M dan anggota adalah unsur LP2M, ketua prodi dan tenaga kependidikan.

Kordinator kabupaten/kota ditunjuk dari unsur pelaksana, koordinator kecamatan ditunjuk dari unsur DPL oleh Korkab/kota dan koordinator desa ditunjuk dari unsur ketua kelompok oleh DPL E. Force Majeure

Force Majeure adalah kejadian atau keadaan yang terjadi di luar kuasa dari PP KKN. Bisa juga dinamakan dengan keadaan memaksa. Dalam hal kegiatan KKN terjadi keadaan yang memaksa, seperti kecelakaan, dan kerugian lain yang diakibatkan selama pelaksanaan KKN, maka dilakukan penyelesaian sebagai berikut:

1. DPL melakukan pertolongan pertama untuk menangani kejadian luar biasa ini sesuai dengan asas kemanusiaan;

2. Mengkordinasikan ke PP KKN telah terjadi kejadian luar biasa; 3. PP KKN memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan

(30)

Hlm | 16

anggaran yang tersedia;

Bentuk dan pola force majeure setiap pelaksanaan KKN senantiasa berubah disesuaikan dengan kejadian atau peristiwanya.

F. Waktu dan Lokasi

1. Pemberangkatan ke lokasi :

- Kabupaten Cianjur : Selasa, 7 Februari 2017 - Kabupaten Purwakarta : Selasa, 7 Februari 2017 - Kabupaten Garut : Rabu, 8 Februari 2017 - Kota Banjar : Rabu, 8 Februari 2017

2. Pemulangan dari lokasi :

- Kabupaten Cianjur : Kamis, 9 Maret 2017 - Kabupaten Purwakarta : Kamis, 9 Maret 2017 - Kabupaten Garut : Jumat, 10 Maret 2017 - Kota Banjar : Jumat, 10 Maret 2017

G. Pembiayaan dan Fasilitas

1. Pembiayaan

a. Pembiayaan untuk penyelenggaraan kegiatan KKN UIN Sunan Gunung Djati Bandung diperoleh dari:

1) Dana DIPA UIN Tahun 2017

2) Sumber keuangan lainnya melalui jaringan kemitraan yang tidak mengikat, dan dibenarkan menurut perundang-undangan yang berlaku.

b. Pengelolaan dana operasional KKN diatur oleh PP-KKN sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan

c. Pelaporan dan pertanggungjawaban pengelolaan dana operasional KKN dilaporkan oleh PP-KKN kepada Rektor.

2. Penyediaan Fasilitas

Fasilitas yang disediakan antara lain: a. Buku Panduan KKN;

b. BLK (Buku Laporan Kelompok)

c. BLH (Buku Laporan Harian) untuk setiap peserta; dan

d. Piagam Penghargaan untuk Desa dan Tokoh masyarakat di lokasi.

(31)

BAB II

PERSIAPAN

A. Sosialisasi Pelaksanaan KKN Mahasiswa

Sosialisasi pelaksanaan KKN dilaksanakan dalam bentuk pertemuan PP-KKN dengan Ketua Prodi dan Sosialisasi kegiatan KKN kepada mahasiswa oleh Ketua Prodi.

B. Recruitmen Calon Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

Pusat Pengabdian kepada Masyarakat LP2M UIN SGD Bandung merekrut dosen untuk ikut serta menjadi Calon Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dalam penyelenggaraaan KKN Mahasiswa tahun 2017 yang ketentuannya sebagaimana di atur dalam BAB I

C. Penentuan Lokasi KKN

Penentuan lokasi KKN Mahasiswa Reguler didasarkan atas kabupaten dan kota yang telah melakukan MoU dengan UIN SGD Bandung. Kriteria lokasi KKN ditentukan atas permintaan kab/kota setempat atau lokasi KKN ditentukan dengan kriteria lokasi yang bisa dijangkau.

D. Ijin Lokasi KKN

1. Konsultasi dan pengurusan surat permohonan perizinan penyelenggaraan KKN kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat c.q Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Jawa Barat; 2. Konsultasi dan pengurusan perizinan kepada Pemerintah

Kota/Kabupaten c.q Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota/Kabupaten;

3. Konsultasi dan pengiriman tembusan perizinan penyeleng-garaan KKN kepada Kecamatan; dan

4. Konsultasi dan konfirmasi lokasi kepada Kepala Desa/Kelurahan.

E. Survey Penentuan Lokasi KKN

Survey lokasi KKN dilakukan setelah memperoleh ijin dari Kesbangpol. Survey lokasi KKN dipergunakan untuk bahan dasar mengenal identitas desa termasuk di dalamnya tentang monografi desa. Instrumen survey tersedia dalam form khusus.

(32)

Hlm | 18

F. Pendaftaran Peserta KKN (secara daring/online)

1. Mahasiswa calon peserta KKN reguler mendaftarkan diri secara daring (online) melalui laman pusatpengabdian.uinsgd.ac.id;

2. Tahapan pendaftaran dan penyusunan kelompok peserta KKN reguler:

a) Mengisi form pendaftaran secara daring/on line;

b) Memilih lokasi KKN Sisdamas yang sudah tersedia sesuai dengan pilihan peserta KKN;

c) mengunggah formulir, surat keterangan telah melaksanakan perkuliahan setara 75 % SKS, pas foto dan bukti Lunas SPP sampai semester VIII/genap tahun 2017.

G. Pembekalan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

Pembekalan DPL dilakukan selama dua hari sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Dalam kegiatan pembekalan ini diberikan penjelasan mengenai :

1. Hak dan Kewajiban DPL 2. Metode KKN Sisdamas 3. Pelaporan KKN Sisdamas

H. Observasi Partisipatif oleh DPL dan Peserta

1. Observasi dilakukan bersamaan dengan perkenalan peserta dan sosialisasi program KKN kepada masyarakat;

2. Observasi dan sosialisasi dilakukan secara simultan dan dalam bentuk partisipasi langsung dengan kegiatan masyarakat antara lain melalui aktivitas ibadah, dan silaturahmi; dan 3. Sasaran observasi meliputi:

a. Potensi sosial dan keagamaan atau monografi yang menjadi lokasi KKN;

b. Masalah agama dan kemasyarakatan dalam tiga aspek program garapan: yaitu pemahaman, pengamalan dan lembaga dan sarana; dan

c. Problematika sosial yang dapat dipecahkan oleh peserta KKN.

I. Pembekalan Peserta KKN

1. Diklat/Pembekalan peserta dilaksanakan oleh DPL di Kampus UIN SGD Bandung.

2. Materi Diklat/Pembengkalan meliputi: a) Teori-teori Pemberdayaan

(33)

Bab II Persiapan

Hlm | 19

c) Teknis Pelaporan;

d) Evaluasi dan Penilaian; dan

e) Gambaran Obyektif Lokasi KKN berdasarkan hasil observasi partisipatif.

J. Peresmian KKN

Peresmian KKN merupakan kegiatan ceremonial yang berisi mengenai harapan dan dorongan bagi mahasiswa peserta KKN untuk memberdayakan masyarakat dengan pendekatan multidisplin berbasis pemberdayaan masyarakat (Sisdamas).

(34)
(35)

BAB III

PELAKSANAAN

A. Pelepasan Peserta KKM

Pelepasan mahasiswa peserta KKN dilakukan oleh rektor secara simbolik. Pelepasan dilakukan pada saat peserta KKN hendak berangkat dari kampus. Pemberangkatan direncanakan menggunakan bus dan atau kendaraan lain yang sudah disiapkan oleh PP KKN.

B. Serah Terima Peserta di Kecamatan/Kabupaten

Serah terima peserta KKN di kecamatan dilakukan oleh masing-masing DPL dan dikoordinir oleh Korcam (koordinator kecamatan). Sedangkan serah terima peserta di Kabupaten diselenggarakan atas koordinasi dengan Pemda setempat dengan dihadiri oleh masing-masing peserta yang terdekat dengan kabupaten.

C. Tahapan Pelaksanaan KKN Sisdamas

KKN Sisdamas dilaksanakan selama 30 hari terhitung sejak kedatangan ke lokasi KKN. Berdasarkan hitungan waktu tersebut, peserta KKN dan DPL memastikan bahwa tahapan KKN Sisdamas dapat dilaksanakan menggunakan alokasi waktu yang tersedia. Secara terjadwal tahapan KKN sisdamas terdiri atas :

1. Soswal, RW, dan Refso (Sosialisasi Awal, Rembug Warga dan Refleksi Sosial) dilaksanakan pada minggu I, kegiatan tersebut dihadiri oleh DPL;

2. Pesos (Pemetaan Sosial) dilaksanakan pada Minggu II dan dihadiri oleh DPL;

3. Orgamas (Pengorganisasian Masyarakat) dilaksanakan oleh peserta pada Minggu II;

4. Cantif (Perencanaan Partisipatif) dilaksanakan pada akhir minggu II dan atau pada awal minggu III yang dihadiri oleh DPL;

5. Sipro (Sinergi Program) dilaksanakan oleh peserta KKN pada Minggu III;

6. Pepro (Pelaksanaan Program) dilaksanakan pada minggu III dengan dihadiri oleh DPL;

7. Monev (Monitoring Evaluasi) dilaksanakan pada minggu ke IV sekalian melaksanakan penutupan KKN dengan dihadiri oleh DPL;

Sekalipun jadwal tahapan KKN Sisdamas telah ditentukan wak-tunya, namun dalam pelaksanaannya sangat fleksibel dengan memperhatikan kondisi dan kesiapan warga di lokasi KKN.

(36)

Hlm | 22

Guna keperluan pemahaman KKN Sisdamas, berikut dijelaskan secara singkat tahapan KKN Sisdmas.

1. Soswal & RW (Sosialisasi Awal & Rembug Warga)

KKN Sisdamas merupakan upaya penanggulangan masalah-masalah sosial yang diintervensi oleh pihak luar (pemerintah), sehingga masyarakat harus diberi kesempatan untuk mengambil keputusan berkehendak untuk menerima atau menolak KKN Sisdamas sebagai alternatif pemecahan masalah. Oleh karena itu Soswal dan RW merupakan proses awal dari pengejawantahan pembangunan partisipatif, karena masyarakatlah yang berhak untuk menentukan apakah mereka akan melakukan upaya penanggulangan masalah sosialnya sendiri.

Apabila masyarakat memutuskan untuk menerima KKN Sisdamas, maka secara otomatis masyarakat harus mempunyai komitmen untuk melaksanakan upaya penanggulangan masalah sosial dengan koridor yang sudah dikembangkan oleh KKN Sisdamas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran dalam daur penanggulangan masalah sosial secara partisipatif yang diejawantahkan dalam tahapan siklus-siklus selanjutnya.

Komitmen yang disepakati oleh masyarakat berimplikasi kepada beberapa konsekuensi yang harus dijalankan oleh mereka seperti: mengikuti pertemuan-pertemuan untuk melaksanakan setiap proses tahapan siklus, adanya motor penggerak yang bekerja dengan sukarela, kesediaan untuk bekerjasama dari berbagai pihak (tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh wanita, tokoh pemuda aparat pemerintah setempat, dll), menyediakan dana swadaya untuk berbagai pertemuan dan pelatihan, dan sebagainya.

Dengan mengetahui segala konsekuensi yang harus dihadapi diharapkan masyarakat betul-betul siap untuk menerima intervensi KKN Sisdamas bukan karena ’iming-iming’ bantuan dana akan tetapi karena benar-benar mempunyai kehendak untuk melakukan upaya penanggulangan masalah sosial secara bersama-sama.

2. Refso (Refleksi Sosial)

Refleksi Sosial dapat dilakukan secara paralel dengan Sosialisasi awal dan rembug warga yang dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat terhadap akar penyebab masalah social. Kesadaran kritis ini menjadi penting, karena selama ini seringkali dalam berbagai program yang menempatkan masyarakat sebagai ’objek’ pembanguunan, acapkali masyarakat tidak diajak untuk melakukan berbagai upaya pemecahan masalah tanpa mengetahui dan menyadari masalah yang sebenarnya (masalah dirumuskan oleh

(37)

Bab V Pelaporan dan Penilaian

Hlm | 23

’Orang Luar’). Kondisi tersebut menyebabkan dalam pemecahan masalah masyarakat hanya sekedar melaksanakan kehendak ’Orang Luar’ atau karena tergiur dengan ’iming-iming’ bantuan uang, bukan melaksanakan kegiatan karena benar-benar menyadari bahwa kegiatan tersebut memang bermanfaat bagi pemecahan masalah mereka.

Dalam pelaksanaannya, ada 2 hal penting yang harus dilakukan dalam Refleksi Sosial, yaitu Olah Pikir dan Olah Rasa sehingga pendalaman yang dilakukan melibatkan mental, rasa dan karsa.

Olah pikir merupakan proses analisis kritis terhadap permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat, untuk membuka mekanisme-mekanisme yang selama ini sering tidak tergali dan tersembunyi di dalamnya. Analisa kritis terhadap permasalahan sosial sering juga disebut sebagai analisa sosial, artinya mencari secara kritis hubungan sebab akibat, sampai hal-hal yang paling dalam sehingga dapat ditemukan akar permasalahan Sosial yang sebenarnya. Setiap kondisi,baik itu eksternal maupun internal, harus ditelusuri dan kemudian dicari hubungan sebab akibatnya dalam suatu kerangka yang logis. Dalam hal ini setiap orang yang terlibat dalam refleksi belajar untuk berpikir analitis dan logis, sehingga diharapkan tumbuh kesadaran kritis terhadap berbagai penyebab sosial yang berakar pada lunturnya nilai-nilai kemanusiaan seperti dapat dilihat dalam bagan berikut:

Gambar 1

Siklus Penyebab Sosial

Sumber: diolah dari berbagai sumber

Olah rasaadalah upaya untuk merefleksikan ke dalam terutama yang menyangkut sikap dan perilaku mereka terhadap permasalahan Sosial. Upaya olah rasa lebih menyentuh ’hati’ masing-masing orang

Dampak Penyebab 4 Penyebab 3 Penyebab 2 Penyebab 1 Problemati ka sosial Aspek-aspek kehidupan yang tidak mendu-kung kepada kemajuan ma-syarakat pada bidang poleksos-dikbud dll. Kebijakan yang timpang dan tidak memberi rasa keadilan Institusi pe-ngambil kepu-tusan yang tidak mampu menerapkan nilai-nilai universal Orang dengan integritas yang rendah

(38)

Hlm | 24

yang terlibat dalam proses refleksi untuk merenungkan apa yang telah diperbuat, dilakukan, sumbangan apa yang telah diberikan untuk melakukan upaya penanggulangan Sosial dan bagi kesejahteraan dan perbaikan hidup masyarakat. Artinya dalam olah rasa lebih menitikberatkan kepada sikap dan perilaku yang berhubungan dengan nilai-nilai luhur manusia (memanusiakan manusia ). Diharapkan akan tumbuh kesadaran masing-masing bahwa manusia yang berdaya adalah manusia yang mampu menjalankan fitrahnya sebagai manusia, manusia yang berbeda dengan makhluk lain, yaitu manusia yang mampu memberi dan mengabdikan kehidupannya untuk kesejahteraan umat manusia.

Berdasarkan olah pikir dan olah rasa di atas, diharapkan cara pandang peserta yang terlibat dalam diskusi akan berubah dan berimplikasi pada:

a. Kesadaran bahwa seharusnya mereka tidak menjadi bagian yang menambah persoalan, tetapi merupakan bagian dari pemecahan masalah dengan cara berkehendak untuk memelihara nilai-nilai luhur kemanusiaan;

b. Tumbuhnya pemahaman bahwa sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur, merupakan awal dari tumbuhnya modal sosial, sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan pihak luar terhadap masyarakat setempat;

c. Tumbuhnya kesadaran untuk malakukan upaya perbaikan, yang dimulai dari diri sendiri;

d. Sehingga setiap anggota masyarakat seharusnya mampu untuk memberikan sumbangan (baik tenaga, waktu,pikiran, ruang bagi kelompok lain untuk berpartisipasi, berdemokrasi, dsb) untuk bersama-sama menanggulangi masalah Sosial (baca: untuk kesejahteraan masyarakat).

3. Peso (Pemetaan Sosial)

Dalam proses identifikasi kebutuhan masyarakat, siklus lanjutan dari Refleksi Sosial adalah Pemetaan Sosial. Dalam siklus ini para peserta KKN dan masyarakat melakukan proses belajar untuk:

a. Menggali informasi, bagaimana kondisi nyata dari masalah-masalah yang dikemukakan dan dirumuskan pada saat refleksi sosial (sosial, ekonomi, lingkungan, kelembagaan, kepemimpinan)? Masalah-masalah tersebut harus didukung oleh data dan fakta, sehingga diperlukan proses penelitian untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan;

b. Mengkaji, informasi dan fakta yang sudah didapatkan dianalisa dan dikaji bersama. Proses ini merupakan analisa kritis terhadap

(39)

Bab V Pelaporan dan Penilaian

Hlm | 25

berbagai kondisi yang ada berdasarkan informasi dan fakta tadi untuk dicari sebab akibatnya termasuk kelompok-kelompok yang terkena dampak dari masalah yang ada (kelompok sasaran). Setiap informasi yang muncul dianalisa apakah hal tersebut merupakan masalah yang sebenarnya atau hanya merupakan gejala saja. Merumuskan masalah: Pada tahapan ini masalah yang sudah ditemukan dan disepakati bersama dikelompokkan (pengorganisasian masalah), kemudian dianalisa hubungan sebab akibatnya dengan kembali membuat pohon masalah seperti yang dilakukan dalam refleksi Sosial.

Dengan demikian dalam melakukan analisa kritis akan terjadi proses refleksi yang berulang ulang. Artinya refleksi Sosial tidak hanya terjadi pada saat siklus yang pertama akan tetapi terus dilakukan dalam siklus Pemetaan swadaya.

Pada pelaksanaannya proses penggalian informasi, analisa masalah, dan perumusan masalah seringkali tidak berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi merupakan proses yang dilaksanakan sekaligus. Metode dan teknik yang dikembangkan untuk Pemetaan Swadaya merupakan metode yang lebih menekankan pada proses diskusi masyarakat. Alat kajian (tools) yang dikembangkan adalah alat untuk mengajak masyarakat terlibat dalam proses penggalian informasi, analisa dan perumusan masalah/kebutuhan, sehingga melalui proses tersebut sebetulnya masyarakat yang terlibat menjadi peneliti bagi dirinya dan kehidupan lingkungannya sendiri.

Dengan terlibat dalam proses Pemetaan Swadaya masyarakat diharapkan mampu untuk:

a. Memahami persoalan nyata mereka sendiri yang berdasarkan kepada fakta dan informasi yang ada, sehingga yang mereka rumuskan bukan daftar keinginan tetapi daftar kebutuhan, masalah dan potensi yang bermanfaat untuk lingkungannya terutama dalam rangka penanggulangan Sosial. Berbagai kelengkapan dokumen dan alat yang dapat digunakan untuk merumuskan penyebab sosial tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

Adapun contoh format: 1) Tabel Pesos kebutuhan

No Kebutuhan Vol Frek Lokasi

(40)

Hlm | 26

2) Tabel Pesos Masalah

No Kebutuhan Vol Frek Lokasi (RT/RW)

3) Tabel Potensi

No Kebutuhan Vol Frek Lokasi

(RT/RW)

b. Pemecahan masalah (pemenuhan kebutuhan) tidak didasarkan kepada kehendak dan sematamata bantuan ’orang luar’ akan tetapi lebih banyak mengutamakan kemampuan sumberdaya dan swadaya masyarakat.

c. Bagi ’orang dalam’ (masyarakat) kegiatan ini menjadi proses belajar dan penyadaran tentang keadaan kehidupan dan lingkungan yang mereka hadapi, sehingga diharapkan terjadi pemahaman terhadap kondisi warga di lingkungannya (mengapa si A miskin, bagaimana kondisi si B , dsb ). Penyadaran ini merupakan renungan terhadap permasalah dirinya dan orang lain di lingkungannya sehingga diharapkan tumbuh kepedulian terhadap warga sekitar dan mencari jalan keluar dari keadaan-keadaan yang dianggap mengganggu (masalah).

d. Bagi ’orang luar’ (DPL dan peserta KKN). Kegiatan ini merupakan proses belajar dan ’penyadaran’ dalam memahami keadaan masyarakat serta cara pandang dan nilai-nilai masyarakat yang mempengaruhi kehidupan mereka. Proses belajar ini juga akan menimbulkan dukungan masyarakat terhadap program yang didampinginya, apabila benar-benar berdasarkan kebutuhan-kebutuhan masyarakat, serta program kemudian dikembangkan oleh masyarakat sendiri.

Guna memvisualisasi dan memudahkan analisis pemetaan, “orang luar” dan “orang dalam” dapat bersama-sama menggunkan beberapa teknik sebagai berikut:

a. Village History

Vilage History atau sejarah desa/ kawasan merupakan kajian suatu keadaan dari waktu ke waktu meliputui manusia, sumber daya alam, lingkungan keadaan ekonomi budaya, social politik dan keadaan penting masa lalu. Mahasiswa belajar bersama masyarakat untuk mengetahui sejarah Desa Baru dua sekaligus perkembangan keagamaan masyarakat Desa Barudua.

(41)

Bab V Pelaporan dan Penilaian

Hlm | 27

b. Trends Analysis

Analisis kecenderungan dan perubahan adalah penilaian interval waktu tertentu dalam lima tahunan, sepuluh tahunan atau lebih. Informasi yang diperoleh adalah jenis-jenis perubahaan keadaan masyarakat yang paling menonjol dan yang paling berpengaruh terhadap keadaan masa kini, kepada manusianya, sumberdaya alamnya, sosial budaya politik dan ekonomi kawasan, serta kecenderungan kedepannya.

c. Seasonal Calender

Kalender musiman dimaksud untuk menganalisis interval musiman, untuk mengkaji pola kegiatan musiman masyarakat. Mahasiswa dapat belajar bersama msyarakat untuk mengetahui musim tanam pertanian.

d. Daily Lifes

Kegiatan harian adalah bentuk analisis dengan variabel yang diperhatikan dalam hal ruang/wilayah kampung, atau kawasan ekosistem tertentu. Informasi yang diperoleh berupa pola kegiatan keluarga dan pembagian tugas antara ayah dan ibu sebagai gambaran kehidupan suatu keluarga dan pembagian peran gender yang berlaku didalamnya. Mahasiswa belajar bersama masyarakat untuk mengetahui kegiatan harian masyarakat Desa barudua mulai bangun hingga tidur lagi.

e. Village Map

Analisis Sketsa desa kawasan mengandung variabel ruang/wilayah atau kawasan ekosisitem tertentu. Informasi yang didapat berupa hubungan antar manusia, kegiatan ekonomi, sosial budaya politik serta nilai hidup masyarakat yang berkait dengan alam lingkungannya. Mahasiswa belajar bersama masyarakat untuk mengetahui peta wilayah, peta masalah dan kebutuhan serta peta potensi masyarakat Desa Barudua termasuk potensi bidang pendidikan, agama dan ekonomi.

f. Transect

Penelusuran wilayah dilakukan untuk mendapatkan variable yang hampir sama dengan bulir 5 tetapi dilakukan untuk membahas wilayah atau kawasan ekosistem. Informasi yang diperoleh adalah dalam bentuk topografi dan kondisi alam lingkungan seperti vegetasi yang terdapat di lokasi.

g. Farm Sketch

Sketsa kebun merupakan analisis untuk mengamati/ mengkaji kebun dan lahan pertanian masyarakat. Jenis informasi yang diperoleh berupa cara pengelolaan kebun (halaman), produktivitas, pemanfaatan lahan, pendapatan pendapatan

(42)

Hlm | 28

pembagian kerja dsb. Mahasiswa belajar bersama masyarakat untuk mengetahui bagaimana cara masyarakat bercocok tanam pada lahan-lahan pertanian.

h. Diagram Venn

Diagram Venn merupakan teknik yang bermanfaat untuk melihat hubungan masyarakat dengan berbagai lembaga yang terdapat di desa (dan lingkungannya). Diagram venn memfasilitasi diskusi masyarakat untuk mengidentifikasi pihak-pihak apa berada di desa, serta menganalisa dan mengkaji perannya, kepentingannya untuk masyarakat dan manfaat untuk masyarakat. Lembaga yang dikaji meliputi lembaga-lembaga lokal, lembaga-lembaga pemerintah, perguruan tinggi dan lembaga-lembaga swasta (termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat). Diagram Venn bisa sangat umum atau topikal; mengenai lembaga-lembaga tertentu saja, misalnya yang kegiatannya berhubungan dengan penyuluhan pertanian saja, kesehatan saja atau pengairan saja.

i. Linkage Diagram

Analisis membangun alur dilakukan untuk mengkaji suatu system tertentu dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang system/subsistem yang bekerja dalam masyarakat seperti: alur produksi, pemasaran, pengelolaan air, system irigasi, drainase dsb.

j. Livelihood Analysis

Kajian mata pencaharian merupakan analisis untuk membuat urutan-urutan jenis mata pencaharian, mulai dari tingkat yang paling utama yang dilakukan. Informasi yang didapat berupa pola kegiatan ekonomi (mata pencaharian), keterkaitan antara kegiatan ekonomi dengan pengelolaan sumberdaya alam, tingkat pendapatan dan potensi pengembangan usaha dan rutinitas ritual ibadah.

4. Orgamas (Pengorganisasian Masyarakat)

Siklus ini merupakan jawaban dari kebutuhan masyarakat ter-hadap adanya organisasi masyarakat warga yang mampu menerapkan nilai-nilai luhur yang dimotori oleh pemimpin yang mempunyai kriteria yang sudah ditetapkan oleh masyarakat sebagai jawaban dari hasil analisa kelembagaan dan refleksi kepemimpinan yang sudah dilaksanakan dalam siklus Pemetaan Sosial.

Organisasi masyarakat warga yang dibangun bisa bersifat organik berbentuk paguyuban atau perhimpunan atau memanfaatkan organisasi atau lembaga yang sudah ada di masyarakat seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), Majelis Ulama

Referensi

Dokumen terkait

Program Implementasi ESD dalam kegiatan KKN-PPM ini menampung kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa indikator capaian yang diharapkan adalah mahasiswa KKN Unand Mungo 2018 dapat membantu pihak BKKBN kecamatan setempat dalam

(1) KKN STKIP PGRI Tulungagung dimaksudkan agar mahasiswa dapat ikut serta membantu masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan Desa terutama di bidang pendidikan,

Tema KKN MAs disesuaikan dengan tujuan pemberdayaan Muhammadiyah dan arah pembangunan pemerintah Indonesia secara umum. Program secara spesifik akan mengacu pada

Memaknai dari makna PAR di atas, tentu didapatkan simpulannya bahwa mahasiswa (peneliti) bersama-sama dengan masyarakat melakukan identifikasi masalah perencanaan

Co-creation (gagasan bersama) : KKNt-PPM dilaksanakan berdasarkan pada suatu tema dan program yang merupakan gagasan bersama antara universitas (dosen, mahasiswa, LLPM)

Kuliah Kerja Nyata (KKN) suatu kegiatan intrakurikuler yang memadukan pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada

Program Implementasi ESD dalam kegiatan KKN-PPM ini menampung kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni