PEMUTIHAN GIGI (BLEACHING)
Warna gigi sangat bergantung pada warna dentin, sedangkan email karena sifatnya yang translusen akan memancarkan warna dentin. Perubahan pada jaringan dentin akan mempengaruhi warna gigi, misalnya : gigi orang lanjut usia berwama lebih gelap daripada gigi anak-anak dan orang muda, oleh karena dentin bertambah tebal dengan terbentuknya dentin sekunder atau dentin tersier, sedangkan email bertambah tipis karena proses atrisi dan abrasi, sehingga warna dentin akan terlihat melalui email yang manjadi tipis tersebut.
Oleh karena suatu hal gigi dapat mengalami perubahan warna/ discolorasi. Perubahan warna gigi dapat digolongkan:
1. Perubahan warna ekstrinsik yaitu pewarnaan gigi yang terdapat pada permukaan gigi, biasanya disebabkan oleh the, rokok tembakau.
2. Perubahan warna intrinsic yaitu perubahan warna pada gigi jika ada discoloring agent yang berpenetrasi ke dalam struktur gigi.
Penauggulangan gigi yang mengalarni discolorasi: − Mahkota jaket
− Pelapisan dengan resin komposit − Bleaching
Bleaching di kedokteran gigi diartikan sebagai suatu usaha pemugaran gigi yang mengalami perubahan warna menjadi warna normal atau serasi dengan menggunakan bahan kimia yang bersifat oksidator atau reduktor.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan perubahan warna gigi: − Tembakau, the, kopi, rokok
− Tetracycline − Fluor − Trauma
− Sisa jaringan pulpa/ pulpa nekrosis − Bahan-bahan di kedokteran gigi − Penyakit sistemik
− Metamorfosis kalsium Perubahan warna oleh tetracycline
Tetracycline membentuk khelat dengan ion hidroksiapatit dentin yang sedang mengalami mineralisasi dan membentuk tetracycline ortofosfat yang berwarna.
Terutama terjadi pada pemberian yang berlebih waktu usia 4 bulan intra uterine-7 tahun. Klasifikasi perubahan warna oleh karena tetracycline:
1. Derajat I : kuning muda, coklat muda, abu-abu muda, yang hanya Mengenai permukaan labial dan arah ineisal. 2. Derajat ii : kuning tua,coklat, abu-abu tanpa marked banding 3. Derajat UI : abu-abu tua/ biru dengan marked banding
4. Derajat IV : perubahan warna sangat gelap
Derajat I & II mempunyai prognosis baik untuk dilakukan pemutihan, derajat III prognosis kurang baik, derajat IV tidak dapat diputihkan.
Perubahan warna oleh fluor
Kandungan fluor yang berlebih dalain air minum (1 ppm) terutama jika dikonsumsi selama pembentukan email menyebabkan hipoplasia email. Gambaran kliniknya berupa : titik-titik putih/coklat, perubahan putih opak diseluruh permukaan email sampai dengan lekukan-lekukan yang disertai perubahan warna pada dasar lekukan.
Perubahan warna oleh karena trauma
OIeh karena trauma pembuluh darah pecah dan berdisfusi ke tubuli dentinalis. Perubahan warna oleh karena sisa jaringan pulpa/pulpa nekrosis
Jaringan nekrotik terurai menjadi berbagai produk degradasi protein dan berdisfusi ke tubuli dentinalis.
Perubahan warna oleh karena bahan di kedokteran gigi
Bahan Kedokteran Gigi yang dapat menyebabkan perubahan warna: 1. Bahan tumpatan/ restorasi misalnya : amalgam, pin
2. Obat-obatan intra kanal, misalnya golongan fenol 3. Semen saluran akar
Perubahan warna oleh karena penyakit sistemik 1. Eritroblastosis fetalis
2. Porfiria
Metamorfosis kalsium
Pembentukan dentin sekunder ireguler secara ekstensif di dalam kamar pulpa atau pada dinding saluran akar, disebabkan oleh karena suatu cedera yang kuat. Biasanya gigi tetap vitaI.
BAHAN-BAHAN PEMUTIH YANG DIGUNAKAN DI KEDOKTERAN GIGI 1. Superoxol 2. Sodium perborat 3. Karbamid peroksida 4. HCL 36% 5. Lar. Melnnes Superoxol
− Larutan hydrogen peroksida 30-35% − Oksidator kuat
− Tidak stabil, sehingga harus disimpan dalam botol gelap − Kaustik
− Cairan berwarna jernih
− Dapat meledak jika kena panas Sodium perborat
− Bentuk bubuk/ berbagai kombinasi campuran komersial − Mengandung ± 95% perborat dalam 9,9% oksigen
− Stabil bila kering, tetapi jika ditambah asam/air akan terurai menjadi Na metaborat + H202 + On
Karbamid peroksida
Preparat komersial mengandung ± 10% karbamid peroksida yang akan terurai menjadi : Urea + Amonia + C02 + H202
HCL 36%
Bukan bahan pemutih murni (dengan proses oksidasi) tetapi dengan teknik dekalsifikasi.
Lar. Mc hines
Merupakan campuran:
− 5 bag. Hydrogen peroksida 30% − 5 bag HCL 36%
− 1 bag Dietil ether
EVALUASI UMUM SEBELUM PERAWATAN BLEACHING 1. Warna gigi
2. Cek : karies, restorasi yang rusak
3. Kondisi email : ketebalan, tekstur, erosi/abrasi/atrisi 4. Kondisi gingival : iritasi, Inflainasi
5. Sensitivitas gigi
6. Rontgent photo : ukuran pulpa, patologi apical TEKNIK-TEKNIK PERAWATAN BLEACHING
1. Teknik Termokatalitik 2. Teknik Walking bleach 3. Teknik pumis-asam
4. Teknik eksternal dengan lampu pemanas 5. Mouthguard bleaching
Teknik Termokalitik
Dilakukan pada gigi non vital pasca perawatan saluran akar dengan prosedur sebagai berikut:
1. Dilakukan rontgent foto untuk melihat kondisi periapikal dan perawatan saluran akar.
2. Gigi di foto sebagai bahan perbandingan.
3. Gingiva dioles dengan vaseli/petroleum jelly, gigi yang akan diputihkan diisolasi dengan rubber dam.
4. Tumpatan pada kavitas akses dibuka sampai bersih.
5. Selapis tipis dentin yang berubah warna dibuang secara hati-hati ke arah labial. 6. Semua bahan diangkat sampai sedikit di bawah tepi gingival.
7. Letakkan pelapis tipis semen basis yang cukup (polikarboksilat/seng phosphat/SIK) minimal 2 mm di atas bahan pengisi.
8. Kavitas dibersihkan dengan semprotan air untuk menghilangkan serbuk dentin, kemudian dikeringkan.
9. Masukkan bulatan-bulatan kapas yang telah dibasahi superoxol, larutan diaktifkan dengan:
− Cahaya dan panas dengan lampu photoflood
− Atau dengan instrumen yang dipanasi dengan nyala api spirtus
Ulangi tindakan pemanasan sampai kapas kering, jika sudah kering dapat ditambahkan superoxol lagi.
Tahap ini diulang-ulang sampai didapatkan warna yang diharapkan.
10. Jika warna yang diharapkan sudah diperoleh, kavitas ditumpat dengan resin komposit.
Teknik Walking Bleach
Dilakukan pada gigi non vital pasca perawatan saluran akar dengan prosedur sebagai berikut:
1. Dilakukan rontgent foto untuk melihat kondisi periapikal dan perawatan saluran akar.
2. Gigi di foto sebagai bahan perbandingan.
3. Gingiva dioles dengan vaselin/petroleum jelly, gigi yang akan diputihkan diisolasi dengan rubber dam.
4. Tumpatan pada kaVitas akses dibuka sampai bersih.
5. Selapis tipis dentin yang berubah warna dibuang secara hati-hati ke arah labial. 6. Semua bahan diangkat sampai sedikit di bawah tepi gingival.
7. Letakkan pelapis tipis semen basis yang cukup (polikarboksilat/seng phosphat/SlK) minimal 2 mm di atas bahan pengisi.
8. Kavitas dibersihkan dengan semprotan air untuk menghilangkan serbuk dentin, kemudian dikeringkan.
9. Sodium perborat + (air / salin / cairan anasthesif / superoxol) membentuk konsistensi seperti pasir basah kemudian dimasukkan dalam kamar pulpa. 10. Buang kelebihan pasta, ditutup dengan tumpatan sementara dan dievaluasi
setelah 7 hari, jika hasilnya kurang memuaskan dapat diulang. Teknik pumis asam
Merupakan teknik dekalsifikasi dan pembuangan selapis tipis email yang berubah warna. Biasanya dilakukan pada gigi yang mengalami fluorosis.
1. Gigi difoto
2. Gingiva dilindungi dengan vaselin, gigi diisolasi dengan rubber dam dan diikat dengan dental floss.
3. Bagian yang terbuka dari muka pasien ditutup dengan handuk.
4. HCL 36% + air HCL 18%, kemudian ditambah pumis sampai membentuk pasta padat.
5. Pasta tersebut diletakkan pada permukaan email dengan spatel kayu dan digerakkan memutar dengan tekanan kuat ± 5 detik kemudian dicuci dengan air I0 detik.
6. Prosedur no. 5 diulang sanipai didapatkan warna yang dikehendaki. 7. Gigi dinetralkan dengan Na bikarbonat. + air.
8. Isolator diangkat, gigi dipumis dengan pasta profilaktik yang halus. Teknik eksternal dengan lampu pemanas
Dilakukan pada gigi vital yang berubah warna oleh karena tetracycline 1. Gigi difoto
2. Gingiva dilindungi dengan vaselin, gigi diisolasi dengan rubber dam dan diikat dengan dental floss.
3. Permukaan gigi digosok dengan pumice kemudian dicuci dan dikeringkan. 4. Etsa permukaan labial dan lingual dengan asam phosphat 37% selama 20 detik
dicuci dengan air 30 detik, dikeringkan.
5. Potong kasa ± 2 x 2 inci (bisa menutup permukaan labial dan lingual dengan melewati bagian incisal).
6. Kasa dibasahi dengan superoxol, diletakkan pada permukaan gigi dengan bantuan pinset.
7. Pasang lampu pemanas ± 30 cm dari permukaan gigi
8. Kain kasa dijaga tetap basah dengan meneteskan lar.superoxol ± tiap 4-5 menit, tahap ini diulang-ulang sampai 30 menit.
9. Kasa dilepas, gigi dicuci dengan air hangat. 10. Rubber dam dilepas.
11. Pasien dibiaiican silcat gigi untuk menghilangkan sisa-sisa protective base. 12. Gigi dipolish dengan rubber polisher.
Daftar Pustaka
Feinman, R. & Goldstein, R &, 1987,. Bleaching Teeth, Quintessence Publishing, CO., Inc., Chicago, Illinois
Grossman, L.1., Olliet, D. & Rio, C.E.D., 1988, Endodontik Practice, 11th ed., Lea & Febiger, Philadelphia
Ingle, J.L., 1994, Endodontic, 4th ed., Lea & Febiger, Philadelphia
Walton & Torabinajed, 1996, Prinsip dan Prakiikllmu Endodontik (terj.) ed. II, W.B Saunders Company, Philadelphia