• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kasus Pencemaran Limbah Industri Pengolah Karet

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kasus Pencemaran Limbah Industri Pengolah Karet"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

KASUS PENCEMARAN LIMBAH INDUSTRI PENGOLAH KARET PT BUMI NUSA MAKMUR

Sekitar bulan Oktober 2011, karena tak tahan dengan bau menyengat limbah pabrik, ratusan warga dari tiga desa di Mojokerto, Jawa Timur mendatangi sebuah pabrik pengolahan karet dan menutup paksa saluran pembuangan limbahnya. Menurut warga mereka sudah melaporkannya ke pihak pabrik namun tak mendapat tanggapan. Bahkan akibat pembuangan limbah itu, sumur-sumur warga ikut tercemar dan tidak bisa digunakan lagi. Dari tiga desa yakni Desa Medali, Sumolawang dan Kenanten, Mojokerto mendatangi pabrik pengolah karet milik PT Bumi Nusa Makmur yang berlokasi di desa Medali. Mereka langsung melakukan aksi penutupan paksa saluran pembuangan limbah cair pabrik secara permanen, sehingga saluran tempat pembuangan limbah cair tidak dapat digunakan lagi untuk membuang limbah pabrik. Aksi yang dilakukan ini sebagai bentuk kekesalan warga terhadap pabrik yang tidak mengindahkan keluhan warga. Berulang kali warga meminta pabrik untuk segera menutup saluran limbah namun tak pernah ditanggapi. Menurut warga, selain mengeluarkan bau yang tidak sedap, limbah cair pabrik karet juga telah mencemari sumur-sumur warga. Bahkan area persawahan yang berada disekitar lokasi pabrik karet saat ini juga sudah tercemar limbah.

Kasus tersebut dapat diduga bahwa adanya pelanggaran yang telah dilakukan oleh pabrik pengolahan karet milik PT Bumi Nusa Makmur dengan melakukan pembuangan limbah tidak pada tempatnya. Hal ini menyebabkan adanya pencemaran limbah di sekitar daerah dimana tempat industri tersebut dilakukan. Berdasarkan dari dugaan tersebut, perlu adanya tindakan berupa pengawasan terhadap pencemaran lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah dari pabrik pengolahan karet milik PT Bumi Nusa Makmur oleh pihak yang berwenang.

Pengawasan terhadap kasus pencemaran limbah industri pengolah karet PT Bumi Nusa Makmur dilakukan oleh tim pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mojokerto meliputi 3 macam kegiatan, yaitu:

1. Peninjauan Lapangan

Tim pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mojokerto memeriksa peralatan industri yang digunakan pengolah karet PT Bumi Nusa Makmur, diantaranya adalah peralatan yang digunakan dalam memproduksi atau mengolah karet mentah dan perlatan untuk instalansi yang digunakan untuk pengendalian pencemaran atau perusakan lingkungan hidup. Dari hasil tinjauan lapangan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mojokerto ke PT Bumi Nusa Makmur terdapat beberapa temuan sebagai berikut:

a. Dalam aktivitas produksinya PT Bumi Nusa Makmur menghasilkan limbah cair, limbah udara dan gas berupa bau.

(2)

2

b. Sumber pencemaran udara yang dihasilkan berasal dari cerobong asap pada proses oven dan boiler.

c. PT Bumi Nusa Makmur belum melengkapi cerobong dengan lubang sampling serta kelengkapan sampling yang lain sesuai dengan peraturan yang berlaku.

d. Sejak awal produksi pada tahun 2010 sampai bulan oktober 2011 PT Bumi Nusa Makmur belum pernah melakukan pengujian limbah cair, limbah padat dan udara yang dihasilkan dari sisa hasil proses produksi ke laboratorium lingkungan yang ditunjuk Gubernur Jawa Timur sebagaimana Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 24 tahun 2006 tentang Pengendalian Pencemaran Lingkungan.

2. Pengambilan Sampel Limbah

Pada tahap ini tim pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mojokerto mengambil sampel limbah industri pengolah karet PT Bumi Nusa Makmur untuk diperiksa di laboratorium yang ada di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mojokerto. Hasil pemeriksaan sampel limbah industri pengolah karet PT Bumi Nusa Makmur dilaboratorium milik Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mojokerto adalah sebagai berikut:

3. Memeriksa Instalasi

Pada tahap ini, tim pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mojokerto telah melakukan pemeriksaan terhadap saluran pembuangan limbah, baik limbah cair maupun limbah udara yang dihasilkan oleh proses produksi industri pengolah karet PT Bumi Nusa Makmur dengan melihat langsung bagaimana proses saluran pembuangan limbah cair dan udara. Setelah proses pemeriksaan selesai, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mojokerto menemukan sebab terjadinya pencemaran limbah cair dan udara adalah sebagai berikut :

a. PT Bumi Nusa Makmur belum melengkapi cerobong dengan lubang sampling serta kelengkapan sampling yang lain sesuai dengan peraturan yang berlaku.

(3)

3

b. Terjadi kerusakan pada sarana pengendali pencemaran udara sehingga asap yang keluar dari cerobong oven menimbulkan bau yang menyengat dan meresahkan masyarakat di sekitar industri pengolah karet PT Bumi Nusa Makmur.

c. Ditemukan adanya rembesan air dari bak penampungan air limbah yang keluar lokasi perusahaan.

d. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) milik PT Bumi Nusa Makmur belum sesuai dengan kaidah teknis sehingga limbah tidak terolah dengan baik.

TANGGAPAN DAN SOLUSI

Dari pemerikasaan tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kegiatan industri PT Bumi Nusa Makmur telah mencemari lingkungan baik udara maupun air. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya bau menyengat dari hasil limbah industri serta dari hasil pemerikasaan limbah untuk parameter COD, TSS dan Amonia limbah cair yang dihasilkan dari hasil produksi pengolahan karet PT Bumi Nusa Makmur melebihi baku mutu limbah cair. Kasus pencemaran lingkungan ini terjadi akibat kurangnya kesadaran dari pihak industri terhadap lingkungan sekitar sehingga pembuangan limbah dilakukan tidak sesuai prosedur serta penegakan hukum oleh pihak yang berwenang juga masih kurang tegas mengenai pengawasan terhadap kegiatan industri berkaitan dengan izin pembangunan pabrik hingga pembuangan limbah pabrik.

Pencemaran oleh industri PT Bumi Nusa Makmur dapat merugikan penduduk sekitar dan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Dampak dari polusi udara yang ditimbulkan akibat limbah yang dikeluarkan dapat berpengaruh pada sistem pernapasan dan pembuluh darah. Jika kondisi tersebut tidak segera ditangani maka penyakit semakin meradang, bahkan dapat merenggut korban jiwa. Menurut Departemen Kesehatan, kegiatan industri pemrosesan karet berpotensi menimbulkan cemaran dalam bentuk HC (Hidrokarbon). HC diudara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan baru yang disebut plycyclic aromatic hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah industri dan padat lalulintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker. Pengaruh hidrokarbon aromatic pada kesehatan manusia dapat terlihat pada tabel dibawah ini.

Selain itu, polusi air juga membahayakan biota air maupun penduduk sekitar, dampak tersebut dapat berupa: terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen, terjadinya

(4)

4

ledakan ganggang dan tumbuhan air, pendangkalan dasar perairan, tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi. Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat, kematian biota kuno seperti: plankton, ikan bahkan burung, serta dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia.

Upaya PT Bumi Nusa Makmur terhadap kasus pencemaran akibat kegiatan industri berpacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kawasan Industri adalah sebagai berikut:

Pengendalian Pencemaran Udara

a. PT.Bumi Nusa Makmur telah merubah ketinggian cerobong udara yang semula 10 meter dengan diameter 50 cm, ketinggiannya menjadi 12 meter dengan diameter 90 cm

b. Perusahaan telah memasang filter pengendali pencemaran udara pada cerobong udara.

c. Hasil pengujian kualitas udara ambien di tiga titik lokasi yaitu up stream, down stream dan dalam ruang produksi perusahaan semuanya memenuhi baku mutu.

Pengendalian pencemaran air

a. Sebagai upaya awal sebelum dilakukan perbaikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang sesuai dengan kaidah teknis, PT.Bumi Nusa Makmur melakukan upaya untuk mengolah air limbahnya dengan jalan membuat kolam pengendapan sebanyak 4 buah dan penetralisir sebanyak 2 buah. Untuk penetralisir ditambahkan kaporit dan tawas. Hasil pengujian limbah cair dari industri PT.Bumi Nusa Makmur yang diujikan pada laboratorium Kualitas Air Jasa Tirta I Mojokerto, menunjukan efektifitas peningkatan kinerja IPAL dari yang semula 3 parameter yang tidak memenuhi baku mutu menjadi 1 parameter saja yang tidak memenuhi baku mutu yaitu ammonia (NH3-N).

Selain itu, perlu juga adanya pemantauan oleh pihak terkait, dalam kasus ini adalah Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mojokerto yang secara berkala memantau kegiatan industri yang dilakukan oleh PT Bumi Nusa Makmur, kedua belah pihak perlu menjalin kerjasama untuk menjaga lingkungan agar tidak tercemar lagi. Pihak pabrik juga perlu memperbaiki kekurangan-kekurangan yang dimiliki dari hasil evaluasi yang dilakukan dari pantauan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mojokerto mengenai kegiatan industri pabrik terhadap lingkungan hidup. Untuk tindakan preventif di masa yang akan datang, perlu adanya seleksi yang ketat mengenai pembangunan pabrik. Seharusnya pembangunan pabrik dilakukan jauh dari pemukiman penduduk. Jika pabrik ada di kawasan pemukiman penduduk, maka perlu dipantau secara berkala megenai ketersediaan proses saluran pembuangan limbah cair dan udara, serta mengacu pada peraturan lingkungan hidup untuk pembuangan limbah dilakukan sesuai prosedur yaitu tidak melebihi baku mutu yang sudah ditetapkan agar tidak membahayakan lingkungan sekitar.

(5)

5

REFERENSI

 Nizar, Syamsul. 2013. Pengawasan Terhadap Pencemaran Lingkungan Oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mojokerto Terkait Kasus Pencemaran Limbah Industri Pengolah Karet PT Bumi Nusa Makmur, Jurnal Ilmiah, (https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0C C0QFjAB&url=http%3A%2F%2Fhukum.ub.ac.id%2Fwp- content%2Fuploads%2F2013%2F01%2FJurnal-Syamsul-Nizar- 0910113194.pdf&ei=cLZHUriHOIHTrQe-kIDgCg&usg=AFQjCNGiggBkfWBLEqrroEsom9hmRfuWjw&bvm=bv.53217764,d.bmk, diakses 29 September 2013).

 Lesmana, Yelinda. 2013. Dampak Pencemaran Air, (Online), (http://yelindalesmana.blogspot.com/2013/04/dampak-pencemaran-air.html, diakses 28 September 2013)

 Departemen Kesehatan. Parameter Pencemar Udara dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. (Online), (www.depkes.go.id/downloads/Udara.PDF, diakses 29 September 2013)

 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kawasan Industri

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air.. Jakarta : Kementerian Lingkungan Hidup

Penelitian yang dilakukan penulis dalam hal ini mengenai pengendalian pencemaran lingkungan akibat industri rumahan produksi mie soun di Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten

PERAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PENGAWASAN KEGIATAN USAHA LAUNDRY SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI..

Karena dalam kegiatan pengendalian terhadap pencemaran udara yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Siak masih ada permasalahan yaitu minimnya

Pada bab tiga, akan dibahas mengenai pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan batubara, kasus-kasus pencemaran lingkungan

32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau

Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan yang menjadi penanggung jawab program pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan, Kementerian Lingkungan

Adanya pengaturan terhadap penggunaan air bersih oleh. Pengendalian limbah cair industri pabrik shampoo : studi kasus. Pengendalian pencemaran industri bermakna suatu kegiatan