• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusunan skala kecemasan aspek emosi siswa kelas IV SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penyusunan skala kecemasan aspek emosi siswa kelas IV SD"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENYUSUNAN SKALA KECEMASAN ASPEK EMOSI SISWA KELAS IV SD SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Laurensius Bayu Supriyadi NIM: 141134254. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Karya ilmiah ini Penulis persembahkan kepada:. Tuhan Yesus Kristus yang selalu membimbing, memberkati, dan menyertai setiap langkahku dalam menyelesaikan skripsi ini. Kedua orangtuaku, Bapak Dedi Kamidi dan Ibu Yustina Widarsih yang telah mendukung, dan mendoakanku selama kuliah baik secara materi maupun moral. Kedua saudaraku Wulan Widarsih dan Kety Yuliani yang turut memberikan dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan studi. Seluruh keluargaku yang telah mendoakanku supaya cepat menyelesaikan studiku. Teman-temanku Andy, Andri, Dian Bakso, Julyo, Agus Kentus, Kristal, Tian, Willy, dan Astok, TDC, Wulan, Pipit yang selalu memberikan semangat dan motivasi Terimakasih atas perhatian dan dukungannya.. Kupersembahkan untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarya. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. “…aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku” (Filipi 3:13) “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (Kolose 2:23) “Lakukan segalanya dengan cinta” (1 Korintus 16:14) “Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya” (Markus 9:23) “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,…” (Pengkotbah 3:11). v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK PENYUSUNAN SKALA KECEMASAN ASPEK EMOSI SISWA KELAS IV SD Laurensius Bayu Supriyadi Universitas Sanata Dharma 2018 Penelitian ini dilakukan karena adanya guru yang membutuhkan instrumen yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kecemasan siswa. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menyusun skala kecemasan aspek emosi. Peneliti mengawali penelitian dengan melakukan observasi di kelas IV SD N Puren. Berdasarkan hasil observasi peneliti menemukan adanya siswa yang mengalami kecemasan. Kecemasan yang dialami siswa adalah kecemasan aspek emosi. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (reseach & development). Peneliti melakukan penyusunan skala kecemasan aspek emosi siswa kelas IV SD dengan menggunakan enam langkah R&D menurut Borg and Gall, yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengembangan Skala Kecemasan Emosi Siswa Kelas IV memiliki kualitas “sangat layak” dengan mendapatkan skor rerata 3,36. Kualitas skala kecemasan emosi dilihat dari hasil validasi produk yang dilakukan oleh 1 ahli psikologi, 2 ahli bahasa, dan 2 guru Sekolah Dasar. Berdasarkan hasil instrumen tanggapan 10 siswa kelas IV didapatkan rerata skor 3,78 dengan kualitas “sangat layak”. Kata Kunci: pengembangan, emosi, skala kecemasan. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Arranging Emotional Aspects Anxiety Scale for Grade IV Elementary School Students Laurensius Bayu Supriyadi Sanata Dharma University 2018 This research was conducted because of the presence of teachers who need instruments that can be used to determine students anxiety levels. The main objective of this research is to develop emotional aspect anxiety scale. Researchers began the study by observing in class IV SD N Puren. Based on observations, researchers found students experiencing anxiety. Anxiety experienced by students is an emotional aspect of anxiety. This type of research is research and development (reseach & development). The researcher carried out the preparation of emotional aspect anxiety scale of fourth grade students using six steps of R&D by Borg and Gall, namely: (1) potential and problems, (2) data collection, (3) product design, (4) design validation, (5 ) design revision, (6) product testing. The results showed that the Development of Class IV Emotion Anxiety Scale had "very decent" quality by getting a mean score of 3.36. The quality of emotional anxiety scale was seen from the results of product validation conducted by 1 psychologist, 2 linguists, and 2 elementary school teachers. Based on the results of the instrument responses 10 grade IV students obtained a mean score of 3.78 with "very decent" quality.. Keywords: development, emotion, anxiety scale. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan karunianya sehingga penelitian yang berjudul “PENYUSUNAN SKALA KECEMASAN ASPEK EMOSI SISWA KELAS IV SD” dapat terselesaikan. Peneliti menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1.. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku dekan FKIP Universitas Sanata Dharma.. 2.. Christiyanti Aprinastuti, S.S.i., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD.. 3.. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi PGSD.. 4.. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing satu yang telah senantiasa memberikan bimbingan serta arahan selama kegiatan penelitian.. 5.. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi. selaku dosen pembimbing dua yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam menyelesaiakan skripsi.. 6.. Ibu Amel selaku dosen penguji III yang memberikan kritik dan saran kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.. 7.. Teman-teman satu payung skripsi yang membantu selama berproses mengerjakan skripsi.. 8.. Novia, Uwik, Andwi, Agnes teman-teman yang selalu menyemangati peneliti.. 9.. Ely dan Diana sahabatku yang selalu memberikan semangat untuk terus maju.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 10. Crew Burjo Yayat, Gunawan, Arif, dan Ega yang selalu memberiku gizi 4 sehat 5 sempurna. 11. Yendi, Mario, Danang, Andre, Into, Alva, Rio, Damean, Jo keluargaku selama tinggal di kosan “Bude”. 12. Pak Yadi selaku Kepala Sekolah SD Puren yang telah membimbing peneliti selama PPL dan memberikan ijin melakukan Penelitian. 13. Bapak-ibu guru SD Puren yang memberikan teladan dan bimbingan kepada peneliti selama kegiatan PPL dan penelitian. 14. Siswa-siswi SD Puren yang juga menjadi murid dan sekaligus teman selama kegiatan PPL. 15. Sahabat PPL: Berna, Tyas, Waluyo, Kelvin yang selalu membantu menyelesaikan tugas-tugas di Sekolah. 16. Pak Andre, Bu Yunia, Pak Adjie, Pak Toha yang telah membantu memberikan penilaian produk penelitian saya. 17. Mas Ongko, Pak Hermoyo, Ibu Tri, Mas Andy yang dari awal hingga akhir telah membantu proses penelitian saya. Peneliti sangat bersyukur atas bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan motivasi dan memberi dukungan lewat doa, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini belumlah sempurna. Kritik dan saran yang membangun sangatlah diterima oleh peneliti dengan penuh syukur. Dengan penuh harapan dan doa, semoga skripsi ini dapat memberikan manfat bagi pendidikan dan semua pihak yang bersangkutan.. Peneliti. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL……………………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………… ii HALAMAN PENGESAHAN.………………………………………………….. iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... vii ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRAK ............................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 5 1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 5 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 5 1.5 Batasan Istilah ................................................................................................... 6 1.6 Spesifikasi Produk............................................................................................. 6 BAB II ..................................................................................................................... 8 LANDASAN TEORI .............................................................................................. 8 2.1 Kajian Pustaka................................................................................................... 8 2.1.1 Teori-Teori yang Mendukung ........................................................................ 8 2.1.1.1 Perkembangan Anak ................................................................................... 8 2.1.1.2 Pengertian Emosi ........................................................................................ 9 2.1.1.3 Kematangan Emosi Siswa ........................................................................... 9 2.1.1.4 Pengertian Kecemasan .............................................................................. 11 2.1.1.5 Kecemasan Aspek Emosi .......................................................................... 11 2.1.1.6 Jenis-jenis Kecemasan .............................................................................. 13 2.1.1.7 Faktor-faktor Penyebab Kecemasan ......................................................... 14 2.1.1.8 Dampak Kecemasan .................................................................................. 15 2.1.1.9 Skala Likert ............................................................................................... 16 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................................ 17 2.3 Kerangka Berpikir ........................................................................................... 20 2.4 Pertanyaan Penelitian ...................................................................................... 22 BAB III ................................................................................................................. 23 METODE PENELITIAN ...................................................................................... 23 3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................ 23. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.2 Setting Penelitian ............................................................................................ 27 3.4 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 31 3.5. Instrumen Penelitian....................................................................................... 34 3.6. Teknik analisis data ........................................................................................ 40 BAB IV ................................................................................................................. 44 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 44 4.1. Hasil Penelitian .............................................................................................. 44 4.1.1 Prosedur Pengembangan .............................................................................. 44 4.1.1.1 Potensi dan Masalah.................................................................................. 44 4.1.1.2 Pengumpulan Data .................................................................................... 45 4.1.1.2.1 Observasi ................................................................................................ 45 4.1.1.2.2 Wawancara ............................................................................................. 47 4.1.1.3 Desain Produk ........................................................................................... 49 4.1.1.3.1 Penyusunan Blue-print Skala Kecemasan Aspek Emosi ....................... 49 4.1.1.3.2 Desain Sampul Buku .............................................................................. 50 4.1.1.3.3 Desain Layout Buku ............................................................................... 51 4.1.1.4 Validasi Desain ......................................................................................... 54 4.1.1.4.1 Hasil Validasi oleh Ahli Psikologi ......................................................... 55 4.1.1.4.2 Hasil Validasi oleh Ahli Bahasa 1 ......................................................... 55 4.1.1.4.3 Hasil Validasi oleh Ahli Bahasa 2 ......................................................... 56 4.1.1.4.4 Hasil Validasi oleh Guru SD 1 ............................................................... 56 4.1.1.4.5 Hasil Validasi oleh Guru SD 2 ............................................................... 57 4.1.1.5 Revisi Produk ............................................................................................ 57 4.1.1.6 Ujicoba Produk ......................................................................................... 59 4.1.1.6.1 Data dan Analisis Pengisian Skala Kecemasan Aspek Emosi oleh Siswa ............................................................................................................. 60 4.1.1.6.2 Data dan Analisis kuesioner Tanggapan Produk Oleh Siswa ................ 61 4.1.2 Kualitas Produk ............................................................................................ 62 4.2. Pembahasan .................................................................................................... 63 4.2.1 Prosedur Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Emosi Siswa Kelas IV SD 63 4.2.2 Kualitas Pengembangan Skala Kecemasan Emosi Siswa Kelas IV ............ 65 BAB V................................................................................................................... 67 PENUTUP ............................................................................................................. 67 5.1. Kesimpulan .................................................................................................... 67 5.2. Keterbatasan penelitian .................................................................................. 68 5.3 Saran ................................................................................................................ 68 LAMPIRAN .......................................................................................................... 71 BIODATA PENULIS…………………………………………………………. 107. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Pedoman Observasi …………………………………………………. 34 Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Wawancara ..……………………………………. 35 Tabel 3.3 Blue-print Skala Kecemasan Aspek Emosi Dalam Bentuk Angka ………………………………………………………………... 36 Tabel 3.4 Blue-print Skala Kecemasan Aspek Emosi Dalam Bentuk Kalimat Pernyataan …………………………………………….……. 36 Tabel 3.5 Komponen Validasi Produk ………………………………..………. 38 Tabel 3.6 Komponen Lembar Tanggapan Produk oleh Siswa….………...……. 39 Tabel 3.7 Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Instrumen Validasi Produk …………..…………………………….... 41 Tabel 3.8 Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian pada Instrumen Produk oleh Siswa ……………………….………………. 41 Tabel 3.9 Kriteria Kelayakan Instrumen ………………………………………. 43 Table 3.10 Tingkat Kecemasan ………..………………………………………. 43 Tabel 4.1 Hasil Validasi Ahli Psikologi .………………………………………. 55 Tabel 4.2 Hasil Validasi Ahli Bahasa 1 .………………………………………. 56 Tabel 4.3 Hasil Validasi Ahli Bahasa 2 .………………………………………. 56 Tabel 4.4 Hasil Validasi Guru SD 1…. .…………………………………….…. 57 Tabel 4.5 Hasil Validasi Guru SD II .……………………………………….…. 57 Tabel 4.6 Komentar dan Saran Ahli ………………………………………….... 58 Tabel 4.7 Hasil Pengisian Skala Aspek Emosi ……………………………..…. 60 Tabel 4.8 Hasil Analisis Jawaban Siswa .……………………………………... 61 Tabel 4.9 Kuesioner Tanggapan Produk Oleh Siswa …………..…………..…. 62 Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli ………………………...……….... 62. xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Ukuran buku skala Psikologi ……………………….………….… 6 Gambar 1.2 Sampul Buku Skala Psikologi ……………………………………. 7 Gambar 2.1 Literature Map ……...……………………………………….……. 20 Gambar 3.1 Model Pengembangan Menurut Borg and Gall ………………..…. 24 Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan ………………………………………….. 31 Gambar 3.3 Rumus Perhitungan Rerata Hasil Penilaian dengan Skala Likert …………………………………………...…. 41 Gambar 3.4 Rumus Perhitungan Jarak Interval ………..………………………. 42 Gambar 3.5 Perhitungan Interval Skor ………………………………………… 42 Gambar 4.1 Sampul Buku Skala Psikologi ………………………………….…. 50 Gambar 4.2 Lembar Permohonan Pengisian Skala ………………………….…. 51 Gambar 4.3 Lembar Identitas Siswa …………………….…………………..…. 52 Gambar 4.4 Petunjuk Pengisian Skala …………………….……………..…….. 53 Gambar 4.5 Skala Kecemasan Aspek Emosi Siswa Kelas IV …………………. 54 Gambar 4.6 Perbaikan Sampul Skala Kecemasan Aspek Emosi ………………. 59 Gambar 4.7 Hasil Pengisian Skala Kecemasan Aspek Emosi …………..……... 60 Gambar 4.8 Hasil Analisis Jawaban Siswa ……………….……………..……... 61 Gambar 4.9 Kuesioner Tanggapan Produk Oleh Siswa …...……………..…….. 62 Gambar 4.10 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli…………….……………..…….. 62. xiv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Surat Izin Penelitian ................................................................. 72 Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .................. 73 Lampiran 3. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Guru ....................... 74 Lampiran 4. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Guru ........................... 75 Lampiran 5. Hasil Validasi Ahli ................................................................... 77 Lampiran 6. Lembar Validasi Oleh Siswa ................................................... 87 Lampiran 7. Hasil Validasi Produk Oleh Siswa ........................................... 88 Lampiran 8. Rekap Hasil Validasi Oleh Siswa ............................................ 98 Lampiran 9. Produk Skala Kecemasan Emosi Siswa Kelas IV.................... 99 Lampiran 10. Dokumentasi .......................................................................... 105 Lampiran 11. Perhitungan Jawaban Siswa dalam Skala Kecemasan emosi ......................................................... 106. xv.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. Uraian dalam Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan spesifikasi produk. 1.1 Latar Belakang Masalah Kematangan emosi merupakan ekspresi emosi yang bersifat konstruktif dan interaktif (Bachtiar, 2012: 47). Individu yang telah mencapai kematangan emosi ditandai oleh adanya kemampuan dalam mengontrol emosi, mampu berpikir realistik, memahami diri sendiri dan mampu menampakan emosi disaat dan tempat yang tepat. Menurut Lazarus (1991: 37) emosi adalah suatu keadaan yang kompleks pada diri organisme, yang meliputi perubahan secara badaniah dalam bernafas, detak jantung, perubahan kelenjar dan kondisi mental seperti keadaan menggembirakan yang ditandai dengan perasaan yang kuat dan biasanya disertai dengan dorongan yang mengacu pada suatu bentuk perilaku. Backtiar (2012: 39) menjelaskan bahwa keadaan emosional adalah suatu reaksi kompleks yang berkaitan dengan kegiatan perubahan-perubahan secara mendalam yang disertai dengan perasaan kuat atau disertai dengan keadaan afektif. Ciri-ciri emosi antara lain lebih bersifat subyektif daripada peristiwa psikologis lainnya seperti pengamatan berpikir, bersifat fluktuatif atau tidak tetap, dan banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera dan subyektif. Emosi berperan dalam membantu mempercepat atau justru memperlambat proses pembelajaran (Sugihartono, 2015: 21). Emosi juga membantu proses pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan. Goleman (dalam Sugihartono, 2015: 21) menambahkan bahwa tanpa keterlibatan emosi, kegiatan saraf otak 1.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. kurang mampu “merekatkan” pelajaran dalam ingatan. Suasana emosi yang positif atau menyenangkan dan negatif atau tidak menyenangkan membawa pengaruh pada cara kerja struktur otak manusia dan akan berpengaruh pula dalam proses dan hasil belajar. Bachtiar (2012: 5) menjelaskan bahwa proses pengajaran yang disampaikan guru tidak akan berhasil dengan baik jika siswa yang dididik ternyata memiliki berbagai masalah terutama yang berkaitan dengan emosional. Pengetahuan mengenai psikologi dinilai perlu mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini terus berkembang sesuai dengan semakin pesatnya kemajuan bidang teknologi yang sangat mudah diakses melalui internet. Dengan pengetahuan yang lengkap mengenai psikologi siswa, pengajaran akan optimal sehingga mampu menumbuhkan generasi-generasi bangsa yang tangguh. Peran orangtua siswa sangatlah penting dalam membangun emosi anak. Goleman (2008: xvi) menjelaskan bahwa interaksi emosional antara orangtua dan anaknya dapat memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kesejahteraan jangka panjang seorang anak. Orangtua dapat berperan sebagai pelatih emosi yang didasarkan pada komunikasi perasaan. Apabila orangtua memberikan empati kepada anak-anak mereka dan menolong mereka untuk mengatasi perasaanperasaan negatif seperti marah, sedih, dan takut, orangtua membangun jembatan kesetiaan dan kemesraan. Tindakan orangtua yang berperan memberikan empati terhadap emosi anak dapat membuat perbedaan besar dalam keberhasilan dan kebahagiaan anak-anak mereka. Safaria dan Saputra (2009: 8) menegaskan bahwa individu yang memiliki kemampuan mengelola emosi akan lebih cakap menangani ketegangan emosi,. 2.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. akan lebih mampu menghadapi dan memecahkan konflik secara efektif. Para siswa yang mampu mengendalikan emosi negatif seperti amarah, kesedihan, dan rasa takut, mereka dapat menghadapi kesulitan dan menenangkan diri setelah mengalami perasaan-perasaan yang hebat. Tanpa disadari para siswa sering mengekspresikan emosi mereka dengan bertindak diluar kesadaran, dengan melakukan hal-hal yang merugikan bagi mereka. Tindakan-tindakan itu dapat berupa tangisan, kesedihan, dan kemarahan yang dikarenakan tidak terwujudnya suatu keinginan tertentu. Para siswa seharusnya mampu menangani rangsangan yang membangkitkan emosi, dan belajar bagaimana cara mengatasi reaksi yang biasanya disertai emosi. Kegagalan siswa dalam mengelola emosi dapat berdampak terjadinya kecemasan. Nevid (dalam Desiningrum, 2016: 55) memberikan keterangan tentang kecemasan. sebagai. suatu. keadaan. emosional. yang. mempunyai. ciri. keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan kekhawatiran bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Hal ini dapat ditunjukkan dari perilaku sedih, kecewa, marah, khawatir, rasa takut, dan sebagainya. Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan yang dialami oleh siswa secara terus menerus akan memberikan dampak buruk terhadap perkembangan mereka. Penelitian yang dilakukan oleh Ningtyas (2013) mendeskripsikan kemampuan mengelola emosi siswa kelas IV dan V dan implikasinya terhadap usulan topiktopik bimbingan pribadi-sosial. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan mengelola emosi siswa kelas IV dan V tergolong “sangat tinggi” 34%, “tinggi” 54%, “sedang” 11 % dan “rendah” 1 %. Deskripsi penelitian ini mendorong. 3.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. peneliti untuk melakukan kajian tentang kecemasan dan perkembangan emosi siswa. Penelitian ini memberikan gambaran kepada peneliti dalam mengkaji emosi yang dialami oleh siswa. Peneliti melakukan observasi di kelas IV SD N Puren pada tanggal 26 Juli 2017. Tujuan observasi untuk mengamati perilaku siswa selama belajar di dalam kelas, apakah mereka mengalami keadaan kecemasan aspek emosi seperti rasa sedih, marah, rasa takut dan rasa malu. Pada saat mengamati peneliti menemukan adanya siswa yang marah lalu mengamuk di kelas, hal ini disebabkan karena ia dihina oleh teman sebangkunya. Peneliti juga menemukan adanya siswa yang terlihat sedih dan kemudian wajahnya terlihat muram ketika tidak diberi kesempatan oleh guru untuk mengerjakan soal di papan tulis. Berdasarkan hasil observasi peneliti meyakini bahwa siswa yang belum mampu mengendalikan emosi secara baik sangat mungkin mengalami kecemasan aspek emosi. Keprihatinan peneliti terhadap kondisi siswa di dalam kelas dan di luar kelas mendorong peneliti untuk mewawancarai guru kelas IV. Wawancara dilakukan peneliti untuk mengkonfirmasi hasil observasi yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2018 bertempat di ruang UKS SD N Puren. Hasil wawancara dengan guru kelas IV menunjukkan adanya kesesuaian pendapat guru dengan hasil pengamatan peneliti pada saat kegiatan observasi di dalam kelas. Guru meyakini kondisi kelas yang ramai dan tidak kondusif menyebabkan terjadinya kecemasan aspek emosi terhadap siswa. Hal ini membuat guru membutuhkan skala kecemasan aspek emosi untuk mendeteksi dan mengukur kecemasan aspek emosi siswa. Berdasarkan informasi yang di peroleh dari guru, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian yang. 4.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. berjudul “Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Emosi Siswa Kelas IV SD”. Penelitian ini dapat membantu guru dalam mengukur dan mengidentifikasi kecemasan aspek emosi pada siswa kelas IV. 1.2 Rumusan Masalah Dari perumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1.2.1. Bagaimana prosedur penyusunan skala kecemasan aspek emosi siswa kelas IV SD? 1.2.2. Bagaimana kualitas penyusunan skala kecemasan aspek emosi siswa kelas IV SD? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Mendeskripsikan prosedur penyusunan skala kecemasan aspek emosi siswa kelas IV SD. 1.3.2. Mengetahui kualitas penyusunan skala kecemasan aspek emosi siswa kelas IV SD. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Peneliti Penelitian ini memberikan pengalaman bagi peneliti untuk menyusun skala kecemasan aspek emosi. 1.4.2. Bagi Siswa Siswa mendapatkan pengalaman baru dalam melakukan pengisian skala kecemasan aspek emosi.. 5.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.4.3. Bagi Guru Penelitian ini membantu guru mengamati perilaku siswa sehingga dapat mengukur tingkat kecemasan aspek emosi. 1.4.4. Bagi Prodi PGSD Penelitian ini menambah bahan pustaka Prodi PGSD Universitas Sanata Dharma untuk penyusunan skala kecemasan emosi untuk siswa. 1.5 Batasan Istilah 1.5.1. Emosi adalah suatu keadaan yang memicu terjadinya perubahan perilaku pada diri seseorang yang ditimbulkan oleh situasi tertentu. 1.5.2. Kecemasan adalah sebuah emosi yang dirasakan oleh seseorang karena adanya rasa takut atau khawatir adanya akan hal buruk yang akan terjadi. 1.5.3. Skala Likert adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur sikap. 1.6 Spesifikasi Produk Spesifikasi produk yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1.6.1. Produk yang dikembangkan adalah “Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Emosi Siswa Kelas IV SD”. Penyusunan skala kecemasan aspek emosi ini dicetak dengan ukuran A5 (14,8 cm X 21 cm). Ukuran buku dapat dilihat pada gambar 1.1. 21cm. Gambar 1.1. Ukuran Buku Skala Psikologi. 6.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.6.2. Sampul Buku Pada bagian sampul berjudul “Skala Psikologi Siswa Kelas IV SD”. Peneliti memilih warna biru sebagai warna dasar pada sampul. Warna biru merupakan warna yang melambangkan kesehatan, penyembuhan, kedamaian, pengetahuan, dan kelembutan. Pemilihan warna ini bertujuan agar siswa tertarik dalam mengisi skala kecemasan aspek emosi. Sampul buku dihiasi dengan gambar anak-anak dan pohon. Gambar sampul buku dapat dilihat pada gambar 1.2. Gambar. 1.2 Sampul Buku Skala Psikologi. 1.6.3. Isi Butir pernyataan berjumlah 29 buah dengan menggunakan skala Likert model empat pilihan jawaban. Hal ini bertujuan untuk menghindari jawaban netral. Pilihan jawaban yang digunakan yaitu: 1) SS. : Jika pernyataan sangat sesuai degan kondisi siswa.. 2) S. : Jika pernyataan sesuai dengan kondisi siswa.. 3) TS. : Jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi siswa.. 4) STS. : Jika pernyataan sangat tidak sesuai dengan kondisi siswa.. 7.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan pertanyaan penelitian. Keempat hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut. 2.1 Kajian Pustaka Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian. 2.1.1 Teori-Teori yang Mendukung 2.1.1.1 Perkembangan Anak Perkembangan anak dapat diartikan sebagai suatu perubahan yang progresif dan berkesinambungan dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati, pengertian lain dari perkembangan adalah perubahan baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan (Susanto, 2015: 100). Perkembangan mengacu pada proses dimana seorang anak tumbuh dan mengalami berbagai perubahan sepanjang hidupnya baik ditentukan secara genetik maupun yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (Meggitt, 2013: 1). Berdasarkan pengertian para ahli diatas, peneliti menyimpulkan bahwa perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara bertahap dan berlangsung secara sistematis serta dipengaruhi oleh lingkungan. Proses perkembangan mengacu pada proses anak tumbuh dan mengalami berbagai perubahan. Perubahan yang terjadi pada setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda.. 8.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.1.1.2 Pengertian Emosi Emosi merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu (khusus), dan emosi terjadi dalam kaitannya dengan perilaku yang mengarah (approach) atau menyingkir (avoidance) terhadap sesuatu, dan perilaku tersebut pada umumnya disertai adanya ekspresi kejasmanian, sehingga orang lain dapat mengetahui bahwa seseorang sedang mengalami emosi (Walgito, 2010: 229). Menurut Patty (dalam Hartinah, 2010: 37) emosi merupakan reaksi individu terhadap suatu perubahan, pada situasi yang sekonyong-konyong sehingga tidak dapat bertindak dengan suatu tujuan tertentu. Dalam makna paling harfiah, Oxford English Dictionary (dalam Goleman: 411) mendefinisikan emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu; setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap. Berdasarkan pengertian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu keadaan yang memicu terjadinya perubahan perilaku pada diri seseorang yang ditimbulkan oleh situasi tertentu. 2.1.1.3 Kematangan Emosi Siswa Menurut Backhtiar (2012: 47) kematangan emosi merupakan ekspresi emosi yang bersifat konstruktif dan interaktif. Individu yang telah mencapai kematangan emosi ditandai oleh adanya kemampuan didalam mengontrol emosi, mampu berpikir realistik, memahami diri sendiri dan mampu menampakkan emosi disaat dan tempat yang tepat. Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kematangan emosi antara lain adalah sebagai berikut: a.. Kemampuan untuk merespon secara berbeda-beda dalam kaitannya dengan kebutuhan dan faktor-faktor diluar dirinya yang terlibat dalam situasi tertentu.. 9.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. b.. Kemampuan menyalurkan tekanan-tekanan impuls dan emosi-emosi dalam bentuk perilaku yang konstruktif serta dapat mengarahkannya kearah tujuan yang positif.. c.. Kemampuan. membangun. pola. hubungan. interdepensi. dan. mampu. memelihara peran-perannya secara fleksibel. d.. Kemampuan memperkaya keterampilan dan memahami potensi-potensi dan keterbatasan-keterbatasannya sendiri, serta mencari penyelesaian atas problem-problemnya secara kreatif da mendapat persetujuan dari orang lain.. e.. Kemampuan untuk berhubungan secara efektif dengan orang lain, juga mampu memandang dirinya dengan orang lain dengan rasa hormat. f.. Kemampuan mempertimbangkan dan memulai alternatif-alternatif dan konsekuensi-konsekuensi dari pelakunya. Bakhtiar (2012: 48) menambahkan bahwa kematangan emosi seseorang. dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik berasal dari dalam diri sendiri maupun dari luar diri sendiri, yaitu antara lain sebagai berikut: a.. Adanya penyesuaian diri yang baik, kemampuan untuk berfungsi sebagai manusia yang dapat bergantung pada diri sendiri, harus dikembangkan secara bertahap dan terus menerus seiring dengan bertambahnya umur serta kedewasaan. Setiap pribadi dalam kehidupannya selalu mengalami perubahan secara terus menerus oleh karena itu diperlukan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada di sekitarnya.. b.. Suasana lingkungan sosial, lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat sekitar yang berhubungan dengan proses-proses sosialisasi yang dapat membentuk seseorang menjadi pribadi yang matang.. 10.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi siswa sangat diperlukan agar mereka dapat menyesuaikan diri atau mengontrol emosi terhadap suatu keadaan yang tidak diinginkan. 2.1.1.4 Pengertian Kecemasan Kecemasan adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluh bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi (Nevid, 2005: 163). Pada dasarnya kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh setiap manusia. Dalam Wiramihardja (2005: 66) kecemasan dijelaskan sebagai suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya. Kecemasan bisa muncul sendiri atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi (Ramaiah, 2003: 10). Menurut Atikson (dalam Safaria, 2009: 49) menjelaskan bahwa kecemasan merupakan emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan gejala seperti kekhawatiran dan perasaan takut. Whitbourne & Krauss (dalam Desiningrum, 2006: 54) mengatakan bahwa kecemasan merupakan campuran beberapa emosi tidak menyenangkan yang didominasi oleh ketakutan, khawatir, dan gelisah yang tak terkendali terhadap kondisi mengancam yang tidak jelas di masa depan. Dari pengertian-pengertian yang telah dijelaskan oleh para ahli maka dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah sebuah emosi yang dirasakan oleh seseorang karena adanya rasa takut atau khawatir adanya akan hal buruk yang akan terjadi. 2.1.1.5 Kecemasan Aspek Emosi Penelitian ini adalah penelitian tentang kecemasan aspek emosi. Menurut Colhun dan Acocella (dalam Sobur, 2003: 70) kecemasan aspek emosi adalah. 11.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. komponen kecemasan yang berkaitan dengan persepsi individu terhadap pengaruh psikologis dari kecemasan, seperti perasaan keprihatinan, sedih mencela diri sendiri atau orang lain. Menurut Goleman (2006: 411-412) kecemasan aspek emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya. Indikator emosi yang diungkapkan oleh Goleman adalah sebagai berikut: a. Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, dan brangkali yang paling hebat, tindak kekerasan dan kebencian patologis. b. Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, depresi berat. c. Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, khawatir, waspada, sedih, tidak tenang, ngeri, takut sekali, kecut; sebagai patologi, fobia dan panik. d. Kenikmatan: bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, rasa terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi, kegirangan luar biasa, senang, senang sekali, dan batas ujungnya, mania. e. Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih. f. Terkejut: terkejut, terkesiap, takjub, terpana. g. Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah. h. Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kecemasan aspek emosi adalah suatu perasaan dengan pikiran khasnya yang memunculkan perasaan. 12.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. seperti amarah, kesedihan rasa takut, kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel, dan malu.. Peneliti hanya merujuk pada pernyataan menurut Goleman sebagai. indikator dalam penyusunan skala kecemasan aspek emosi. 2.1.1.6 Jenis-jenis Kecemasan Freud (dalam Suryabrata 2008: 139) membedakan kecemasan menjadi tiga jenis yaitu, kecemasan realistik, kecemasan neurotik, kecemasan moral. Berikut ini penjelasan mengenai tiga jenis kecemasan, yaitu: a. Kecemasan Realistik Kecemasan realistik yaitu kecemasan atau ketakutan yang realis atau takut akan bahaya-bahaya di dunia luar, kecemasan realis ini merupakan kecemasan paling pokok diantara jenis kecemasan yang lainnya, kecemasan realis menjadi penyebab munculnya kecemasan neurotik dan kecemasan moral. a. Kecemasan Neurotik Kecemasan atau merasa takut mendapatkan hukuman untuk ekspresi keinginan yang impulsif. b. Kecemasan Moral Kecemasan yang berhubungan dengan moral. Seseorang akan merasa cemas ketika melanggar norma-norma moral yang ada. Berdasarkan penjelasan yang diungkapkan oleh Freud dalam Suryabrata (2018: 139) dapat disimpulkan bahwa kecemasan dibedakan menjadi tiga jenis yaitu (1) kecemasan objektif; adalah kecemasan yang timbul dari ketakutan terhadap bahaya yang nyata, (2) kecemasan neurotik; kecemasan yang timbul akibat ketakutan terhadap kemungkinan adanya hukuman, (3) kecemasan moral;. 13.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. kecemasan yang terjadi karena melanggar moral atau norma-norma yang berlaku di suatu masyarakat. 2.1.1.7 Faktor-faktor Penyebab Kecemasan Durand dan Barlow (2006: 161-164) mengungkapkan bahwa kecemasan tidak memiliki penyebab yang berdimensi tunggal yang sederhana tetapi berasal dari banyak sumber, antara lain: a.. Kontribusi Biologis Kontribusi-kontribusi kecil dari banyak gen di wilayah-wilayah kromosom yang berbeda secara kolektif membuat seseorang rentan mengalami kecemasan.. b.. Kontribusi Psikologis Perasaan ketidakmampuan mengontrol yang berkembang dari pengalamanpengalaman awal, maka seseorang akan sangat rentan terhadap kecemasan dikehidupan.. c.. Kontribusi Sosial Peristiwa yang menimbulkan stres memicu kerentanan kita terhadap kecemasan. Tekanan sosial dapat menimbulkan stres yang cukup kuat sehingga memicu terjadinya kecemasan. Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor penyebab. kecemasan dapat disebabkan oleh kondisi dari dalam diri individu atau keadaan dari luar individu. Individu bisa mengalami kecemasan yang diakibatkan oleh tuntutan sosial yang berlebihan. Pola pikir terhadap situasi yang negatif dan ketidakmampuan individu dalam menghadapi situasi tersebut memberi pengaruh terjadinya kecemasan.. 14.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.1.1.8 Dampak Kecemasan Semiun (2006: 321) membagi beberapa dampak kecemasan kedalam beberapa simtom, antara lain: a.. Simtom suasana hati Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu yang tidak diketahui. Orang yang mengalami kecemasan tidak bisa tidur, dan dengan demikian dapat menyebabkan sifat mudah marah.. b.. Simtom kognitif Kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiraran dan keprihatinan para individu mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang mungkin terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan masalah-masalah nyata yang ada, sehingga individu sering tidak bekerja atau belajar secara efektif, dan akhirnya dia akan menjadi lebih merasa cemas.. c.. Simtom motorik Individu yang mengalami kecemasan sering merasa tidak tenang, gugup, kegiatan motorik menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari kaki mengetuk-ngetuk, dan sangat kaget terhadap suara yang terjadi secara tibatiba. Simtom motorik merupakan gambaran ransangan kognitif yang tinggi pada individu dan merupakan usaha untuk melindungi dirinya dari apa yang dirasanya mengancam. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dampak. kecemasan terbagi menjadi 3 simtom. Ketiga simtom tersebut antara lain (1) simtom suasana hati, (2) simtom kognitif, dan (3) simtom motorik. Dampak. 15.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. kecemasan ini dapat menyebabkan individu yang mengalami kecemasan berperilaku secara tidak normal. 2.1.1.9 Skala Likert Dalam penelitian dan pengembangan, skala Likert digunakan untuk mengembangkan instrumen yang digunakan untuk mengukur sikap, persepsi, dan pendapat seseorang atau sekelompok orang terhadap potensi dan permasalahan suatu objek, rancangan suatu produk, proses membuat produk dan produk yang telah dikembangkan atau diciptakan (Sugiyono, 2015: 70). Sumanto (2014: 102) mengungkapkan bahwa dalam skala Likert terdapat pernyataan positif yang disebut dengan favorable dan pernyataan negatif yang disebut dengan unfavorable. Skala Likert digunakan untuk menentukan sikap tertentu terhadap objek sikap mulai dari sangat positif sampai dengan sangat negatif. Tiga elemen model skala likert yaitu model skala tiga, model skala empat, dan model skala lima di setiap model skala likert memiliki kelebihan dan kekurangan masingmasing. Kelemahan model skala tiga yaitu pilihan jawaban sangat terbatas sehingga tidak mampumengungkapkan perbedaan sikap responden secara maksimal, selain itu terdapat alternatif jawaban tengah yang dapat dianggap sebagai jawaban yang paling aman. Model skala ke empat memiliki pilihan jawaban yang lebih banyak dari pada skala tiga sehingga mampu mengungkapkan lebih maksimal perbedaan respon selain itu dalam model skala empat tidak terdapat pilihan jawaban yang netral. Dalam model skala yang kelima memiliki pilihan jawaban paling lengkap yang dapat menggali keadaan respon secara maksimal dibandingkan skala yang lainnya, akan tetapi model ini terdapat. 16.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. jawaban yang memacu untuk memilih jawaban yang netral (Widoyoko, 2015: 104). Dari penjelasan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa skala Likert adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur sikap. Skala Likert digunakan untuk menentukan sikap tertentu terhadap objek sikap mulai dari sangat positif sampai dengan sangat negatif. Tiga elemen model skala likert yaitu model skala tiga, model skala empat, dan model skala lima. Dalam skala Likert terdapat pernyataan positif yang disebut dengan favorable dan pernyataan negatif yang disebut dengan unfavorable. 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan Peneliti menemukan beberapa penelitian yang relevan terkait dengan penyusunan skala kecemasan aspek emosi. Penelitian yang berkaitan dengan penyusunan skala kecemasan emosi antara lain dilakukan oleh: a.. Penelitian yang dilakukan oleh Prista (2017). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola ekspresi emosi anak yatim piatu di yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yatim piatu mampu mengekspresikan emosi positif ketika mengalami kejadian tertentu. Anak yatim piatu cenderung mengekspresikan emosi positif dengan tertawa, bermain bersama teman, menyalurkan bakat yang dimiliki. Cara anak yatim mengekspresikan emosi negatif dengan menangis, menjauhi teman, menyendiri, raut wajah yang murung. Dampak bagi anak yatim piatu ketika mengekspresikan emosi, anak yatim piatu menjadi lebih termotivasi, merasa disayang. Dampak negatif dari pola ekspresi negatif yaitu menjadi pemurung, dan dijauhi oleh teman-. 17.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. teman. Faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi anak yatim piatu adalah dukungan dari dalam diri anak dan keadaan lingkungan sekitar anak. b.. Penelitian. yang. dilakukan. oleh. Wahyudi. (2017),. penelitian. ini. mengembangkan media pembelajaran IPA SD materi pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode montessori. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Model yang digunakan adalah model Borg and Gall, model ini dimodifikasi menjadi lima langkah yaitu1) potensi dan masalah, 2) perencanaan, 3) pengembangan bentuk awal produk, 4) validasi produk, dan 5) uji coba lapangan terbatas. Penelitian ini membantu peneliti untuk menyusun penelitian pengembangan skala kecemasan emosi siswa kelas IV yang didasarkan pada langkah-langkah R&D menurut Borg and Gall. c.. Penelitian yang dilakukan oleh Limbong (2017). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan mengelola emosi anak yang berasal dari keluarga broken home. Jenis penelitian menggunakan metode kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) subjek D yang diteliti mengalami masalah dengan lingkungan sekitar dan saat teman sebaya mengucapkan perkataan tidak baik kepada kepada subjek, subjek mampu mengelola emosi dengan cara menenangkan pikiran di tempat yang nyaman, melakukan aktifitas, bermain, curhat dengan ibu, berdosa, menangis, bersabar dan menegur ketika teman yang berucap tidak baik kepada subjek. 2) subjek S juga mampu mengelola emosi dengan cara diam, main game di HP, jalanjalan, menangis, mendengarkan musik, berdoa dan berdoa. Kedua subjek dari keluarga broken home ini memiliki kemampuan mengelola emosi dengan cara. 18.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. yang berbeda-beda, hal ini dikarenakan subjek tidak ingin mencari masalah, mendengarkan perkataan ibunya, dan tidak ingin persahabatannya renggang. d.. Penelitian yang dilakukan oleh Ningtyas (2013). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang deskripsi kemampuan mengelola emosi pada peserta didik kelas IV dan V SD Pangudi Luhur Yogyakarta dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan mengelola emosi para peserta didik kelas IV dan V masuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan penelitian ini peneliti mempunyai gambaran untuk menyusun penelitian. Peneliti mempunyai referensi mengenai kemampuan mengelola emosi siswa SD. Penelitian-penelitian di atas relevan bagi peneliti untuk mengembangkan. penyusunan skala kecemasan aspek emosi siswa kelas IV SD. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian yang relevan di atas adalah kesamaan dalam melakukan penelitian mengenai kecemasan. Perbedaan atau originalitas dari penelitian ini adalah meneliti tentang kecemasan aspek emosi pada siswa kelas IV SD. Dari penelitian yang relevan di atas, peneliti mempunyai sebuah deskripsi mengenai pola ekspresi siswa, emosi dan kecemasan yang dialami oleh siswa. Berdasarkan pengembangan yang dilakukan oleh Wahyudi (2017). terdapat persamaan dengan penelitian ini yaitu peneliti. mengembangkan produk berdasarkan metode Borg and Gall (dalam Sugiono: 2015). Sepuluh langkah penelitian yang dikemukan oleh Borg and Gall telah dimodifikasi menjadi 6 langkah, yaitu: 1) Potensi dan masalah, 2) Pengumpulan data, 3) Desain Produk, 4) Validasi desain, 5) Revisi produk, dan 6) Ujicoba. 19.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Produk. Secara ringkas kerangka penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat literature map dalam gambar 2.1 berikut.. Gambar 2.1 Literature Map Ningtyas (2013) “Studi Deskriptif Kemampuan Mengelola Emosi Pada Peserta Didik Kelas IV dan V SD Pangudi Luhur Yogyakarta”. Wahyudi (2017) “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Bagian Luar Tumbuhan Dan Fungsinya Berbasis Metode Montessori”. Limbong (2017) “Kemampuan Mengelola Emosi Pada Anak Yatim Dari Keluarga Broken Home”. Prista (2017) “Pola Ekspresi Emosi Anak Yatim Piatu Di Yogyakarta”. Supriyadi (2018) “Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Emosi Siswa Kelas IV SD”. 2.3 Kerangka Berpikir Pengalaman peneliti melakukan kegiatan observasi pembelajaran di kelas IV SD N Puren, peneliti mengamati bentuk-bentuk emosi siswa pada saat mengikuti pembelajaran. Para siswa nampak menyadari mereka mempunyai keinginan yang berbeda dengan orang lain. Siswa-siswi kelas IV sadar bahwa tidak setiap keinginan mereka dapat dipenuhi oleh orang lain. Ketika keinginan tersebut tidak terpenuhi mereka memberikan reaksi dengan menunjukkan ekspresi emosi seperti, takut, cemas, marah, cemburu. Peneliti meyakini perkembangan emosi yang dialami siswa adalah perkembangan emosi yang tidak sehat. Hal ini apabila terjadi secara terus-menerus dapat menyebabkan masalah pada perkembangan emosi. 20.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. mereka dikemudian hari. Masalah lain yang dapat terjadi adalah terhambatnya siswa dalam belajar di kelas ataupun di luar kelas. Emosi yang ditunjukkan oleh siswa kelas IV sangat tepat jika disebut sebagai keadaan cemas terhadap sesuatu. Hal ini dilihat dari perilaku siswa pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Kecemasan yang dialami oleh siswa diakibatkan oleh ketidakpuasan atau tidak tercapainya keinginan mereka akan sesuatu. Kecemasan yang dialami mereka berpengaruh terhadap perubahan perilaku mereka di kelas. Pada saat observasi peneliti melihat beberapa siswa kesulitan memberi jawaban ketika siswa mendapatkan pertanyaan dari guru. Meraka sulit untuk menjawab pertanyaan tersebut bukan berarti mereka tidak memahami maksud pertanyaan dari guru, hal ini disebabkan oleh perasaan malu, takut salah, tidak senang menjadi pusat perhatian, dan merasa tidak mampu menjawab. Pada waktu istirahat peneliti melihat adanya salah seorang siswa yang tetap berada di ruang kelas. Siswa tersebut tidak ikut bermain bersama temantemannya, dan juga tidak mengobrol dengan teman yang berada di kelas. Peneliti beranggapan bahwa anak tersebut memiliki masalah berkaitan dengan emosi. Setelah pembelajaran berakhir, peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV. Guru menyampaikan bahwa beliau belum mengetahui jika para siswa mungkin mengalami masalah kecemasan dan menunjukkan emosi negatif. Kepada peneliti guru menyatakan belum pernah melakukan pengamatan lebih mendalam terhadap perilaku para siswa. Dari hasil wawancara tersebut guru membutuhkan skala kecemasan aspek emosi. Adanya kecocokan data hasil observasi siswa dengan pernyataan guru. 21.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. menjadi dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian lebih mendalam terhadap kecemasan aspek emosi pada siswa. Data yang diperoleh peneliti pada saat wawancara dengan guru yaitu terdapat 3 siswa memiliki tingkat emosi yang tinggi, 2 siswa pemalu, 5 siswa tidak aktif pada saat kegiatan pembelajaran, 3 siswa sering minta izin ke toilet dan 1 siswa yang dikucilkan di kelas. Informasi yang didapatkan peneliti dari pernyataan guru menjadi bukti yang cukup kuat untuk mendukung temuan peneliti pada saat melakukan observasi siswa di kelas. Dari hasil analisis kebutuhan guru dan siswa, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Emosi Siswa Kelas IV SD”. Penyusunan skala kecemasan aspek emosi merupakan bentuk sumbangsih peneliti kepada guru untuk mengukur dan melihat kecemasan aspek emosi yang terjadi pada para siswa. 2.4 Pertanyaan Penelitian 2.4.1. Bagaimana prosedur penyusunan skala kecemasan aspek emosi siswa kelas IV SD?. 2.4.2. Bagaimana kualitas skala kecemasan aspek emosi siswa kelas IV SD?. 2.4.2.1 Bagaimana kualitas skala kecemasan aspek emosi siswa kelas IV menurut guru? 2.4.2.2 Bagaimana kualitas skala kecemasan aspek emosi siswa kelas IV menurut ahli Bahasa? 2.4.2.3 Bagaimana kualitas skala kecemasan aspek emosi siswa kelas IV menurut ahli Psikologi?. 22.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN. Pada Bab III ini dijelaskan jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau lebih dikenal dengan istilah Research and Development (R&D). Sukmadinata (2008: 190) menjelaskan bahwa Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (RND) merupakan sebuah proses atau. langkah-langkah. untuk. mengembangkan. suatu. produk. baru. atau. menyempurnakan produk yang ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak harus berbentuk perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas, tetapi juga bisa perangkat lunak (sofware), seperti program komputer untuk mengolah data sekolah, perpustakaan atau model-model lainnya, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, dll. Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2015: iii), menyatakan penelitian dan pengembangan. merupakan proses. atau. metode. yang digunakan. untuk. memvalidasi dan mengembangkan produk. Dalam hal pendidikan penelitian dan pengembangan didasarkan pada model penelitian dan pengembangan pada industri, dimana hasil penelitian digunakan untuk merancang produk baru dan prosedur, dan selanjutnya diuji lapangan secara sistematis, dievaluasi dan disempurnakan sampai memenuhi kriteria yang spesifik yaitu efektivitas, kualitas, 23.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dan memenuhi standar. Peneliti memutuskan untuk menggunakan desain penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall. Penelitian menggunakan metode pengembangan menurut Borg and Gall dikarenakan peneliti memfokuskan pada pengembangan produk. Penelitian ini mengembangkan produk yang berupa Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Emosi Siswa Kelas IV SD. Pelaksanaan. pengembangan. disesuaikan. dengan. sepuluh. langkah. pengembangan menurut Borg and Gall. Kesepuluh langkah-langkah penelitian dan pengembangan (R&D) menurut Borg and Gall tersebut dapat digambarkan seperti gambar 3.1 berikut. Gambar 3.1 Model Pengembangan Menurut Borg and Gall. Potensi dan Masalah. Pengumpulan Data. Desain Produk. Validasi Desain. Revisi Desain. Ujicoba Produk. Revisi Produk. Ujicoba Pemakaian. Revisi Produk. Produksi Massal. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2015: 35-36) yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) ujicoba produk, (7) revisi produk, (8) ujicoba pemakaian, (9) revisi produk, (10) produksi massal. Berikut pemaparan langkah-langkah penelitian dan pengembangan, yaitu:. 24.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1. Potensi dan Masalah Potensi adalah sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Sedangkan masalah merupakan penyimpangan antara yang diharapkan dengan apa yang terjadi. Masalah yang ditemukan dapat diselesaikan dengan penelitian R&D dapat ditentukan pola dan model penanganan yang efektif dan efisien. Namun suatu masalah juga bisa menjadi satu potensi apabila dapat mendayagunakan dengan baik. 2. Mengumpulkan Data/Informasi Setelah potensi dan masalah ditemukan maka selanjutnya perlu dikumpulkan menjadi data yang akan menjadi bahan untuk merencanakan produk untuk mengatasi masalah yang ada. 3. Desain Produk Hasil akhir dari kegiatan penelitian dan pengembangan adalah suatu produk baru yang lengkap dengan spesifikasinya. 4. Validasi Desain Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi yang dilakukan dikatakan rasional karena validasi ini masih bersifat penilaian yang berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. 5. Revisi Desain Revisi atau perbaikan desain dilakukan setelah mengetahui kekurangan produk yang dibuat. Peneliti kemudian memperbaiki berdasarkan kritik dan saran yang telah diberikan oleh pakar. Hal ini bertujuan untuk memperoleh hasil atau produk yang lebih baik.. 25.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. Ujicoba Produk Pengujian ini dilakukan dengan cara eksperimen untuk mengetahui keefektifan dan keefesienan produk yang telah dibuat. Eksperimen juga dilakukan untuk membandingkan dengan keadaan sebelum produk diterapkan. 7. Revisi Produk Setelah melakukan uji coba pada tahap awal, peneliti mendapatkan hasil apakah produk perlu direvisi atau tidak. Apabila produk direvisi maka hasil revisi perlu diujicobakan lagi pada siswa yang lebih luas. 8. Ujicoba Pemakaian Setelah perbaikan produk maka selanjutnya produk tersebut diujicobakan kepada subjek yang lebih luas. Produk yang telah dibuat harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna perbaikan lebih lanjut. 9. Revisi Produk Revisi ini dilakukan apabila dalam pemakaian terdapat kekurangan dan kelemahan dari produk yang dihasilkan. Revisi ini didahului dengan evaluasi kinerja untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada, sehingga dapat digunakan untuk penyempurnaan produk tersebut. 10. Pembuatan Produk Massal Pembuatan produk massal ini dilakukan apabila produk baru tersebut telah dilakukan uji coba dalam beberapa kali pengujian dan dinyatakan efektif serta layak untuk diproduksi massal. Dari penjelasan. tersebut. dapat. disimpulkan bahwa. penelitian. dan. pengembangan atau R&D (Research and Development) adalah jenis penelitian untuk menghasilkan dan mengembangkan produk tertentu melalui prosedur atau. 26.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. langkah yang sistematis. Penelitian ini disebut penelitian pengembangan (Research. and. Depelopment). karena. peneliti. menyusun. suatu. produk. pengembangan yang berjudul “Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Emosi Siswa Kelas IV SD”. Setelah itu peneliti akan menguji kualitas produk tersebut di sekolah. 3.2 Setting Penelitian Setting dalam penelitian yang akan dilakukan meliputi lokasi penelitian, subyek penelitian, obyek penelitian, dan waktu penelitian. Peneliti menguraikan sebagai berikut: 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian dan pengembangan ini dilakukan di SD N Puren. Sekolah tersebut terletak di Jl. Tantular 93, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. 3.2.1.1 Subyek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N Puren tahun ajaran 2017/2018. 3.2.1.2 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah penyusunan skala kecemasan aspek emosi siswa kelas IV SD. 3.2.1.3 Waktu Penelitian Penelitian ini memerlukan waktu selama 8 bulan. Terhitung mulai dari bulan Agustus 2017 hingga bulan Februari 2018.. 27.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.3 Prosedur Pengembangan Prosedur penelitian ini menggunakan tahapan penelitian dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2015: 298) terdapat 10 langkah penggunaan metode penelitian dan pengembangan, yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) uji coba pemakaian, (6) revisi produk, (7) ujicoba produk, (8) revisi desain, (9) revisi produk, (10) produksi massal. Dalam penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan produk berupa skala kecemasan aspek emosi siswa kelas IV SD. Peneliti mengembangkan produk ini dengan berlandaskan pada langkah-langkah prosedur penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2015: 298) yang telah dimodifikasi. Prosedur penelitian dan pengembangan ini menjadi enam langkah, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) ujicoba produk. Pembatasan ini dilakukan karena peneliti tidak melakukan produksi secara massal. Penelitian ini dilakukan sampai pada tahap ujicoba produk. Produk yang dikembangkan oleh peneliti dapat dikatakan valid dan reliabel bagi guru kelas IV untuk digunakan sebagai alat ukur kecemasan aspek emosi siswa kelas IV SD N Puren. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi sampai pada tahap ke enam dari sepuluh langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam penelitian dan pengembangan (Research and Development) penyusunan skala kecemasan aspek emosi siswa kelas IV SD yang telah dimodifikasi menjadi enam tahap.. 28.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1) Potensi Masalah Dalam tahap potensi masalah, peneliti melakukan analisis kebutuhan di sekolah dengan cara melakukan wawancara kepada guru kelas IV SD N Puren. Wawancara akan berfokus pada pertanyaan-pertanyaan mengenai kondisi siswa di sekolah. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan guru mengenai adanya contoh skala kecemasan aspek emosi yang dapat dipergunakan untuk mengukur kecemasan aspek emosi yang dialami siswa kelas IV. 2) Pengumpulan Data Peneliti melakukan langkah selanjutnya yaitu pengumpulan data. Peneliti mengumpulkan data dengan melakukan observasi dan wawancara. 3) Desain Produk Peneliti mengembangkan desain produk berupa skala kecemasan aspek emosi siswa kelas IV SD. 4) Validasi Desain Sebelum produk dilakukan uji coba maka produk harus divalidasi terlebih dahulu. Validasi desain produk ini menggunakan validitas konstruk melalui validasi ahli dan guru (expert judgement). Validasi dilakukan oleh empat ahli yaitu, 1 ahli Psikologi, 2 ahli Bahasa, dan 2 guru SD. Validasi ahli (expert judgement) dilakukan dengan cara memberikan produk, blue-print skala kecemasan aspek emosi siswa kelas IV SD, dan lembar kuisioner pada ahli dan guru. Validasi ini bertujuan untuk mendapatkan kritik dan saran dari para ahli mengenai produk yang dikembangkan. Hasil validasi ini akan dianalisis untuk memperbaiki desain penyusunan skala kecemasan aspek emosi siswa kelas IV SD.. 29.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5) Revisi Desain Setelah dilakukan validasi oleh ahli maka produk akan diketahui kelemahan dan kekurangannya. Langkah selanjutnya adalah revisi desain, dalam tahap ini peneliti melakukan perbaikan pada penyusunan skala kecemasan aspek emosi. Kritikan dan masukan dari para ahli menjadi acuan untuk merevisi desain produk ini. 6) Ujicoba Produk Desain produk yang sudah direvisi kemudian dilakukan ujicoba kepada siswa kelas IV SD N Puren. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui kualitas isi dari skala kecemasan aspek emosi siswa kelas IV. Pada saat melakukan ujicoba produk, sebaiknya siswa mengerjakan dengan kondisi yang tenang dan fokus. Skala kecemasan aspek emosi yang didesain menarik seperti buku akan membuat siswa menjadi tertarik dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakannya. Prosedur penelitian dan pengembangan yang diterapkan peneliti dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut.. 30.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Emosi Siswa Kelas IV SD.  . Langkah 1. Potensi dan Masalah Potensi : Kecemasan aspek emosi siswa kelas IV SD Masalah: Guru membutuhkan skala kecemasan aspek emosi. . Langkah 2. Pengumpulan Data Analisis kebutuhan guru melalui observasi dan wawancara.    . Langkah 3. Desain Produk Menganalisis kecemasan aspek emosi Menyusun kisi-kisi skala kecemasan aspek emosi Menyusun skala kecemasan aspek emosi siswa kelas IV SD Mengembangkan instrumen penilaian produk. . Langkah 4. Validasi Desain Skala kecemasan aspek emosi yang telah disusun kemudian divalidasi oleh 1 ahli psikologi, 2 ahli bahasa, dan 2 guru SD. . Langkah 5. Revisi Desain Skala kecemasan aspek emosi yang telah di validasi kemudian dilakukan revisi berdasarkan saran dan komentar dari para ahli. . Langkah 6. Uji Coba Produk Uji coba produk yang telah direvisi. 31.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data bisa dilakukan dengan berbagai setting, sumber dan cara (Sugiyono, 2013: 62). Dalam melaksanakan suatu penelitian, pengumpulan data sangat diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam sumber pengumpulan data diperlukan sebuah alat atau instrumen. Menurut Mulyatiningsih (2014: 24) alat pengumpul data dapat dibedakan menjadi dua yaitu tes dan non-tes. Pengumpulan data non-tes dapat dilakukan dengan melalui observasi, wawancara, kuesioner/angket, dokumentasi, dan triangulasi/gabungan (Hikmawati, 2017: 80). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data non-tes. Pengumpulan data menggunakan alat non-tes dapat memperoleh data kualitatif dan kuantitatif. Beberapa metode pengumpulan data non-tes antara lain: 3.4.1. Observasi. Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan perilaku subjek penelitian yang dilakukan secara sistematik (Mulyatiningsih, 2014: 26). Menurut Marshall (dalam Sugiyono, 2016: 310) melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Pada penelitian ini observasi dilakukan pada saat pembelajaran di kelas IV. Peneliti menggunakan teknik observasi partisipasi pasif, sehingga peneliti datang di kelas IV pada saat pembelajaran berlangsung, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Peneliti cukup mencatat data yang didapatkan kemudian dianalisis untuk dibuat kesimpulan.. 32.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.4.2. Wawancara Esterberg (dalam Sugiyono, 2015: 232) menyebutkan bahwa wawancara. merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar ide melalui tanya jawab, sehingga dapat ditemukan makna dari suatu topik tertentu. Wawancara dapat diartikan sebagai teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu (Sanjaya, 2011: 30). Selama proses wawancara petugas pengambil data penelitian mengajukan pertanyaanpertanyaan, meminta penjelasan dan jawaban kepada responden secara lisan (Mulyatiningsih, 2014: 60). Pada penelitian ini, wawancara dilaksanakan dengan seorang guru kelas IV. Peneliti menggunakan pedoman wawancara dalam melakukan kegiatan wawancara. Pedoman wawancara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan analisis kebutuhan Guru tentang penyusunan skala kecemasan aspek emosi siswa kelas IV SD yang berkualitas. 3.4.3. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan. cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2015: 95). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, dikatakan tertutup karena peneliti sudah menyiapkan alternatif jawaban kepada responden. Kuesioner digunakan peneliti untuk menilai kualitas penyusunan skala kecemasan aspek emosi. Kuesioner diberikan kepada 5 ahli untuk memvalidasi produk yang dikembangkan yaitu 1 ahli Psikologi, 2 ahli Bahasa, dan 2 Guru.. 33.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.5. Instrumen Penelitian Sugiyono (2013: 40) menyatakan bahwa instrumen penilaian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun fenomena sosial yang diamati. Sanjaya (2013: 26) mengemukakan bahwa instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Peneliti menggunakan instrumen penelitian metode non-tes. Instrumen penelitian non-tes mengandung pengertian tidak ada jawaban yang benar atau salah (Muyatiningsih, 2014: 53). Pengumpulan data menggunakan metode non-tes dapat memperoleh data kualitatif dan kuantitatif. 3.5.1 Data Kualitatif 3.5.1.1 Pedoman Observasi Peneliti melakukan observasi pada kegiatan pembelajaran yang diikuti oleh siswa kelas IV SD N Puren. Aspek yang diamati oleh peneliti yaitu emosi siswa yang ditunjukkan oleh siswa ketika melakukan aktivitas belajar di kelas. Hal-hal yang ditunjukkan oleh siswa dicatat oleh peneliti. Kisi-kisi observasi dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Pedoman Observasi Kisi-kisi Observasi. Objek yang Diamati. Keaktifan siswa pada saat mengikuti pembelajaran Tanggapan siswa terhadap instruksi yang diberikan oleh guru Sikap sosial siswa. Siswa mengikuti pembelajaran di dalam kelas dengan aktif Siswa melaksanakan instruksi dari guru Siswa dapat berteman dengan siapa saja. dan. bermain. 34.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.5.1.2 Pedoman Wawancara Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV SD N Puren. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis kebutuhan skala kecemasan aspek emosi. Peneliti melakukan wawancara dengan menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur. Dalam Widoyoko (2015: 44) dijelaskan bahwa wawancara tidak terstruktur tidak menggunakan pedoman wawancara yang sistematis, hanya terdapat garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Peneliti menyusun garis-garis besar pertanyaan sesuai dengan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Berikut ini adalah adalah kisi-kisi pedoman wawancara dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Wawancara No 1 2 3 4 5. Topik Pertanyaan Informasi mengenai perkembangan belajar siswa Informasi mengenai perkembangan aspek emosi anak Informasi mengenai kecemasan (anxiety) Kesulitan yang dihadapi oleh guru ketika mengajar di kelas Pendapat Bapak/Ibu guru terhadap penyusunan skala kecemasan aspek emosi. No Pertanyaan 1 2,8 4,9 3 10,6. 3.5.2 Data Kuantitatif Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa kuesioner ujicoba produk dan kuesioner validasi produk yang divalidasi oleh para ahli. 3.5.2.1 Instrumen Ujicoba Produk Intrumen ujicoba produk pada penelitian ini adalah blue-print skala kecemasan aspek emosi siswa kelas IV SD. Menurut Azwar (2009: 23) blue-print skala ditampilkan dalam sebuah tabel yang memuat tentang sebuah uraian komponen-komponen yang harus disusun menjadi pernyataan, proporsi pernyataan dalam setiap komponen, dan dalam kasus yang lebih lengkap sebuah. 35.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. blue-print memuat indikator-indikator perilaku dalam setiap komponen. Peneliti menyusun blue-print dalam dua bentuk yaitu dalam bentuk angka dan dalam bentuk kalimat pernyataan. Berikut adalah blue-print skala kecemasan aspek emosi siswa kelas IV SD dapat dilihat pada tabel 3.3 dan 3.4 berikut. Tabel 3.3 Blue-print Skala Kecemasan Aspek Emosi Dalam Bentuk Angka No 1 2 3 4 5 6 7 8. Indikator Kecemasan Aspek Emosi Amarah Kesedihan Rasa takut Cinta Malu Terkejut Jengkel Kenikmatan. Nomor butir Pernyataan. Favorable 1,5 4 3,9 15,22,23 11,14 19,26 16,17,29 Jumlah. Unfavorable 2,7 6,8 12,13,21 10 20,24,25 29 18,27 -. Jumlah 4 3 5 4 5 3 2 3 29. Tabel 3.4 Blue-print Skala Kecemasan Aspek Emosi Dalam Bentuk Kalimat Pernyataan Indikator Amarah. Kesedihan. Favorable Saya suka suasana kelas yang ramai. Saya selalu mengajak teman bercanda saat jam pelajaran.. Unfavorable Saya merasa jengkel apabila diganggu pada saat sedang belajar. Saya tersinggung apabila dipanggil dengan nama ejekan.. Saya berusaha tegar dijahili oleh teman.. Saya merasa sedih melihat hewan kesayangan saya meninggal.. meski. Saya putus asa jika nilai ulangan saya jelek. Rasa takut. Cinta. Saya dapat tidur dengan nyenyak tanpa ditemani orangtua. Saya senang bermain sendiri daripada ditemani orangtua.. Saya takut dimarahi oleh orangtua jika nilai ulangan saya jelek. Saya merasa was-was jika berada sendiri di rumah. Saya merasa tidak tenang pada saat tidur sendirian. Saya senang diterima bermain Saya kira saya diasingkan di kelas oleh teman-teman di lingkungan oleh teman-teman. sekitar rumah. Saya senang dengan kebaikan hati teman yang suka menolong saya. Saya selalu berusaha membantu. 36.

Gambar

Gambar 1.1. Ukuran Buku Skala Psikologi
Gambar 2.1 Literature Map
Gambar 3.1 Model Pengembangan Menurut Borg and Gall
Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Adanya pabrik teh hitam Kaligua telah membawa dampak pada mata pencaharian masyarakat Pandansari dan sekitarnya, baik pengaruh langsung ataupun pengaruh tidak langsung,

Ennek az oka talán az lehet, hogy a protestantizmus térnyerése révén az anyanyelv használata megerősödött a különböző nyelvhasználati színtereken annyira,

Struktur makroskopis telinga dapat dibagi menjadi tiga yakni telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.Telinga luar terdiri dari auricular dan meatus acusticus

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana langkah pemecahan masalah matematika

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui letak kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIIIB SMP N 1 Kasihan dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar kubus dan

Berdasarkan hasil penelitian ini, sistem rekomendasi dapat digunakan oleh calon siswa untuk menentukan pilihan sekolah menengah atas sesuai dengan kriteria yang diajukan

Untuk total rata-rata perubahan nilai dari masing-masing jenis kelamin adalah 12,44 untuk pengguna laki-laki, 12,89 untuk pengguna perempuan Hasil analisis deskriptif pada kelompok