• Tidak ada hasil yang ditemukan

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Edisi No. 05

2014

Media Komunikasi dan Penyebaran Praktik yang Baik Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar di Sumatera Utara

USAID PRIORITAS:

Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa

Butuh informasi pendidikan bemutu? www.prioritaspendidikan.org

USAID PRIORITAS:

Prioritizing Reform, Innovation, Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers,

Administrators, and Students Medan. Wakil Gubernur

Su-matera Utara (Wagubsu) Ir. H. Tengku Erry Nuradi, M.Si men-gapresiasi hasil implementasi Program USAID PRIORITAS. Ia mengakui program USAID PRIORITAS berhasil mening-katkan mutu pendidikan dasar di Sumatera Utara (Sumut). Tengku Erry juga terkesan dengan kepercayaan diri pelajar kelas 4 MIN Medan Barat dan SMP Swasta Bintang Laut Nias Selatan ketika mendemonstra-sikan pembelajaran matematika. Ia meminta 12 bupati dan walikota mitra USAID PRIORITAS untuk memanfaatkan kemitraan ini sebaik-baiknya. Lewat

kemitraan ini diharapkan peningkatan mutu pendidikan bisa dirasakan banyak pihak. Wagubsu juga berharap

manfaat Program USAID PRIORITAS dapat diperluas sehigga semakin banyak kabu-paten/kota di Sumut yang merasakannya (*)

“Peningkatan daya saing harus dimulai dengan menyediakan layanan pendidikan bermutu. Untuk menyediakan itu dibutuhkan dukungan guru yang bermutu pula,” terangnya.

Akademisi Universitas Negeri Medan (Unimed) Dr. Irsan Rangkuti, M.Pd menga-takan, kelebihan jumlah guru berdampak pa-da tunjangan sertifikasi guru. Banyak guru yang tidak mampu memenuhi tuntutan 24 jam mengajar. ”Di Medan saja, sekitar 39 persen guru tingkat SMP terancam tidak mendapatkan tunjangan profesi,” katanya. Irsan Rangkuti menambahakan, program pe-nataan dan pemerataan ini merupakan pro-gram berkelanjutan. Dibutuhkan keseriusan pemerintah kabupaten/kota untuk menjalan-kan program ini.” Presiden mendatang di-harapkan meneruskan implementasi PPG ini. Apalagi salah satu visi-misi pemerintah baru nanti adalah melakukan penataan dan pemer-ataan guru,” ungkapnya (*)

Medan. Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara (Pemprovsu) serius menindaklanjuti hasil program penataan dan pemerataan guru (PPG) yang dilakukan USAID PRIORI-TAS. Pemprovsu berencana membentuk tim khusus PPG. Dewan Pendidikan Provinsi diharapkan memimpin pemben-tukan tim PPG ini. ”Saya akan rekomen-dasikan kepada Gubernur Sumatera Utara agar program ini segera dikerjakan,” terang Kepala Bagian Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Biro Binkemsos Setdaprovsu Dra. Rosmawati Nadeak, M.Pd dalam acara Workshop PPG USAID PRIORITAS di Ballroom Hotel Aryaduta, Medan (Kamis, 2/10).

Rosmawati Nadeak mengatakan implemen-tasi PPG ini diperlukan untuk mendukung keberhasilan program kerja Gubernur Su-matera Utara (Gubsu). Salah satu visi Gubsu adalah menjadikan sumberdaya di Sumut memiliki daya saing baik di tingkat

Pemprovsu Tindak Lanjuti Hasil PPG

Akademisi: Akademisi Universitas Negeri Medan (Unimed) Dr. Irsan Rangkuti, M.Pd menyampaikan hasil

analisis PPG di lima kabupaten mitra USAID PRIORITAS. USAID PRIORITAS menggelar workshop PPG di ballroom Hotel Aryaduta, Medan (Kamis, 2/10) untuk menjamin mutu pendidikan. Foto: Erix Hutasoit Wagubsu Apresiasi

Keberhasilan Program USAID PRIOORITAS

(2)

KITA sering mendengar berita tentang banyaknya sekolah yang keku-rangan guru.

Keadaan ini membu-at anak-anak kita hanya diajar seka-darnya. Berita seper-ti ini tentu membuat

kita prihatin. Tapi apakah kita benar-benar kekurangan guru?

Kemendikbud mengatakan pasokan guru Indonesia

berlebih 20 persen. Sekitar 500 ribu guru kita telah kekurangan jam mengajar. Bahkan sekitar 68 persen sekolah di perkotaan dan 52 persen sekolah pedesaan mengalami kelebihan guru. Sementara 66 persen sekolah di daerah terpencil kekurangan guru (Suara

Merdeka, 7/3/2011).

Diperkirakan jumlah guru di Indonesia 2,92 juta orang. Dari jumlah itu, rasio guru dan siswa kita telah mengalahkan Amerika Serikat (AS) dan Korea Se-latan. Di AS satu guru harus melayani 20 siswa. Di Negeri Ginseng rasio guru-siswa adalah satu guru berbanding tiga puluh siswa. Di Indonesia satu guru hanya melayani 18 orangsiswa. Padahal rasio ideal secara internasional adalah satu guru melayani 32 siswa.

Studi Bank Dunia yang bertajuk Mentransformasi

Tenaga Pendidik di Indonesia (2011) memaparkan

bahwa sekolah-sekolah di pedesaan pada umumnya tidak kekurangan guru. Yang terjadi sebenarnya ada-lah sekoada-lah di pedesaan itu kekurangan guru yang berkualifikasi dan berkompetensi. Laporan ini mela-wan pemahaman umum yang sering mengatakan sekolah di pedesaan kekurangan guru.

Dalam edisi kali ini, kami memberi perhatian khu-sus pada tema Penataan dan Pemerataan Guru (PPG). Kami menyajikan ringkasan hasil kajian Badan

Penelitian dan Pengembangan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Balitbang Pemprovsu) tentang Dis-tribusi Guru di Sumatera. Kajian ini bisa membantu kita melihat masalah ketimpangan distribusi guru profesional.

Kami juga menyuguhkan praktik baik yang dilakukan di Labuhanbatu dan Toba Samosir untuk mendistri-buskan guru. Praktik baik ini dapat menginspirasi ka-bupaten/kota lain dalam mengimplementasikan SKB 5 Menteri tahun 2011. Kita harus menyadari tanpa guru profesional yang tersebar secara merata, tidak mung-kin mutu pendidikan diangkat secara merata. Selain PPG, kami menyajikan laporan-laporan kegiatan USAID PRIORITAS dan praktik yang baik. Dalam edisi kali ini, pembaca dapat membaca usaha Sabam Tobing membangun relasi dengan dunia indus-tri. Pak Sabam berhasil memanfaatkan lahan disekitar sekolah untuk membiayai program sekolah. Praktik baik Pak Sabam ini tentu sangat menginspirasi. Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca Kabar Prioritas No. 5 (*)

AGUS MARWAN Koordinator Provinsi

Medan. Hasil kajian Badan Penelitian dan

Pengembangan (Balitbang) Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) tentang penatan dan pemerataan guru (PPG) menunjukkan perso-alan serius tentang pendidikan. Bahkan balitbang menemukan, ketimpangan pendistribusian guru telah menyebabkan terjadinya pemborosan keu-angan negara di tingkat SD dan SMP sebesar Rp. 223 miliar per tahun. “Kami menemukan konsentrasi guru PNS masih menumpuk di perkotaan. Akibatnya terjadi kesenjangan dari segi jumlah dan mutu gurunya,” terang Kepala Bidang Sosial Budaya Balitbang Pem-provsu Dwi Purwanti dalam acara Lokakarya PPG di Provinsi Su-matera Utara.

Dwi mencontohkan persoalan di tingkat sekolah dasar (SD). Banyak sekolah kekurangan guru sehingga harus merekut 31.361 guru honor agar proses pembelajaran bisa berlangsung. Padahal, 84 persen guru SD adalah pegawai negeri sipil. Jika guru PNS tersebut didistribusikan, hanya 9.937 guru honor yang dibutuhkan. “Sehingga ada 21.424 guru honor SD yang berlebih. Untuk membiayai guru honor berlebih itu dibutuhkan lebih dari Rp. 179 miliar setiap ta-hun. Ini adalah inefisiensi,” terangnya lebih lanjut (*)

Berikut 6 kesimpulan hasil kajian Balitbang Pempovsu: 1. Rata-rata 59% SMP di tiap kabupaten kekurangan guru 2. Guru mapel Matematika, IPA terpadu, IPS terpadu, Bahasa

Inggris, dan PKN sudah berlebih

3. Capaian SPM rata-rata kabupaten/kota: SPM-7 SD (71,49%), SPM-10 (51,71%; SPM-8, 9, 10 SMP (54,13%, 69,48%, 78,08%) 4. Besar inefisiensi anggaran untuk membayar guru bukan PNS

(SD dan SMP) adalah Rp. 223 miliar pertahun 5. Pemprovsu dan pemerintah kabupaten/kota belum

melaksanakan tugasnya dalam PPG (PB 5 M)

6. Opsi Kebijakan Pemerataan Guru: Mutasi, guru kunjung, multigrade, moratorium dan seleksi ulang guru BPNS Berdasar kesimpulan di atas, Balitbang Pemprovsu mengajukan 7 rekomendasi kepada Pemprovsu yaitu: 1. Melakukan sosialisasi SKB 5 Menteri tahun 2011

2. Melakukan pemindahan guru PNS untuk mengatasi kesenjan-gan guru antar kabupaten/kota dan menyediakan dananya. 3. Melakukan kebijakan khusus untuk membantu kabupaten yang

mengalami kekurangan guru paling tinggi

4. Membuat peta guru: rujukan kabupaten/kota untuk memu-dahkan arus perpindahan guru

5. Menjembatani kerjasama antar kabupaten/kota yang berdeka-tan dalam perpindahan guru antar kabupaten.

6. Mengatasi kelebihan dan atau kekurangan guru pada jenjang SD dan SMP dengan: Mutasi, guru kunjung, multi grade, moratori-um dan seleksi ulang guru BPNS

7. Untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan: Pemberian insentif, peningkatan kualifikasi guru, kepsek, pengawas serta ABCD.

Pentingnya Penataan dan Pemerataan Guru

Kajian Balitbang Pemprovsu:

Guru Tidak Merata

(3)

UTAMA

Medan. Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, fokus pada pemer-ataan guru, mengingat masih tingginya perbedaan jumlah tenaga pendidik yang mengajar di sekolah-sekolah perkotaan dengan perdesaan serta daerah terpencil. Kepala Dinas Pen-didikan Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) Lalo Hartono Simanjuntak mengatakan pihaknya terus berupaya agar keberadaan tenaga guru dapat lebih merata di setiap sekolah terutama sekolah-sekolah negeri. Berikut 7 ke-bijakan yang sudah dijalankan Tobasa untuk mendistri-busikan guru:

1. Dinas Pendidikan Kab. Toba Samosir pernah memutasi guru dalam kecamatan sebanyak 163 orang.

2. Mutasi sukarela sebanyak 42 orang.

3. Nota Tugas kesekolah yang membutuhkan sebanyak 15 orang.

4. Menambah unit sekolah baru (SMP) tahun 2012 sebanyak 5 SMP.

5. Menetapkan rayonisasi pada saat penerimaan siswa baru. 6. Pemberian tunjangan ke guru yang mengajar di sekolah

terpencil sebanyak 714 orang.

7. Pemberian bantuan peningkatan kualifikasi ke jenjang S-1

sebanyak 150 orang.

Guna mempercepat proses distribusi guru, Tobasa akan melaksanakan sejumlah kebijakan yaitu:

1. Penerimaan CPNS Tahun 2015 untuk mengisi kekurangan guru, khususnya di SD dan beberapa mapel di SMP.

2. Pengalihan jenjang guru SMP ke SD.

3. Mutasi guru antar sekolah dalam kecamatan. 4. Mutasi guru antar kecamatan dalam satu

kabupat-en.

5. Memindahkan guru SMP yang kekurangan jam mengajar menjadi guru SD dan UKG ulang. 6. Khusus untuk SMP akan mengurangi/tidak

meneri-ma guru honor.

7. Penyebaran penempatan K2 kesekolah yang ku-rang guru.

8. Menerbitkan Nota Tugas untuk mengajar di sekolah lain.

9. Penambahan Rombel dan usulan RKB. 10. Regrouping sekolah.

11. Penganggaran pada APBD 2015 untuk implemen-tasi PPG dan Monitoring.Ada SK Bupati terkait PPG.

Kebijakan PPG di Toba Samosir

Medan. Kepala Dinas Pendidikan Labuhanbatu Drs. Iskan-dar, M.Pd mengatakan program pendidikan Pemkab

Labuhanbatu fokus pada penyediaan layanan pendidikan yang bermutu. Agar mutu pendidikan terjamin, pihaknya harus memastikan pemerataan distribusi guru. Dalam

melaksanakan pendistribusian guru, Labuhanbatu melaksanakan sejumlah kebijakan:

1. Penempatan guru kategori 1 sebanyak 170 orang ke sekolah yang keku-rangan guru.

2. Penempatan guru PNS Kategori 2 sebanyak 240 orang direncanakan di sekolah yang kekurangan guru.

3. Penawaran mutasi sukarela bagi guru yang belum terpenuhi jam mengajar. 4. Mutasi guru kelas, guru agama dan guru mapel sebanyak 20 orang. 5. Moratorium penerimaan guru honor.

6. Melakukan seleksi ulang guru honor dan penilaian kinerja guru PNS. 7. Pemberian tunjangan penghasilan bagi guru terpencil kepada 129 orang

mulai tahun 2014.

8. Penertiban guru yang mengajar di lebih dari 1 sekolah.

Kebijakan PPG di Labuhanbatu

Siti Hasnah

Guru mutasi untuk PPG

“Saya mengajukan pindah dari SD Negeri 118155 Bakaran Batu, Rantau Utara ke SD Negeri 117471 Sibagot. Sekolah ini sangat jauh dari kota dan medannya sangat sulit. Tapi saya terharu dengan sekolah ini, karena guru PNSnya sangat sedikit. Lebih banyak guru hon-or. Saya bergembira bisa menjalakan tugas saya sebagai guru dan kewajiban professional untuk mengajar 24 jam. Saya tidak keberatan dipindahkan ke sekolah yang jauh ini walau harus menempuh perjalanan hampir 4 jam pulang pergi setiap harinya.”

(4)

Medan. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Peningkatan Mutu Pendidikan

(BPSDMPMP) Kementerian Pendidikan dan Ke-budayaan (Kemendikbud) Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd terkesan dengan hasil peningkatan kualitas yang ditunjukkan guru-guru binaan USAID PRIORITAS. Mereka dinilai telah menunjukkan perubahan pola pembelajaran di kelas masing-masing.

Syawal Gultom mengatakan peningkatan mutu pen-didikan harus dimulai dari perubahan cara mengajar guru di kelas. Hanya guru berkualitas yang mampu melakukan perubahan itu. “Program USAID PRIORI-TAS bertujuan membantu guru,” kata Syawal Gultom dalam acara Lokakarya Keberhasilan Program USAID PRIORITAS di Provinsi Sumatera Utara di Hotel Aryaduta, Medan, Juni 2014.

Ia mengatakan kapasitas guru harus dilatih dan dikembangkan secara terus menerus. Guru harus dipersiapkan untuk mengalahkan “guru baru”. Guru baru yang dimaksud adalah realitas kehidupan. Perkembangan teknologi informasi menurut Syawal telah membuat siswa jauh lebih cepat mendapatkan informasi baru. “Hanya dengan mengetik sepuluh huruf di ponsel, seorang anak sudah bisa melihat dan mengetahui hal-hal yang belum sepantasnya

diketahuinya. Guru harus mampu menjelaskan realitas se-hingga membantu anak untuk mengetahui mana yang baik dan buruk bagi anak di masa depan,” tambahnya.

Mantan rektor Universitas Negeri Medan (Unimed) itu mengatakan Kurikulum 2013 (K-13) didesain untuk memba-wa realitas ke dalam kelas. Realitas itulah yang harus dibedah dengan menggunakan alat analisis berupa mata pelajaran. “ Jadi guru harus mampu menjelaskan realitas dengan menggunakan bahasa Indonesia,bahasa Inggris, Matematika, IPA, PPKn dan mata pelajaran lainnya,” tuturnya (*)

Kepala BPSDMPMP Kemendikbud:

Perubahan Mulai di Kelas

Media: Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan

Peningkatan Mutu Pendidikan (BPSDMPMP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd men-coba media pembelajaran matematika yang dikembangkan MIN Medan Barat.

Berita Foto

Lokakarya Keberhasilan Program USAID PRIORITAS di Sumut

Keterangan foto:

1. Bupati Sergai Ir. H. Soekirman dan Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sumut Agus Marwan mencoba media belajar matematika yang dikembangkan SD Negeri Dharma Caraka Nias Selatan.

2. Produk hasil pembelajaran dari Deli Serdang.

3. Wagubsu mengunting pita dimulainya Lokakarya Keberhasilan Program USAID PRIORITAS di Sumatera Utara. 4. Siswa SMP Swasta Bintang Laut, Nias Selatan

mendemonstra-sikan cara mendapatkan rumus keliling lingkaran. 5. Talk show tentang dampak program USAID PRIORITAS.

1 2

(5)

UTAMA

Rantauprapat. Program percepatan perluasan

program USAID PRIORITAS di Labuhanbatu menunjukkan hasil yang mengesankan. Dua keca-matan sasaran, yakni Pangkatan dan Panei Hulu berhasil mendemontrasikan perubahan positif. Semua produk keberhasilan itu dipamerkan dalam acara Lokakarya Keberhasilan Program Akselerasi Labuhanbatu di Ballroom Hotel Suzuya,

Rantauprapat, Labuhanbatu.

Bupati Labuhanbatu dr.H. Tigor Panusunan Siregar mengapresiasi kinerja sekolah-sekolah sasaran pro-gram percepatan. Ia puas dengan hasil yang di-tujukkan. Bupati juga meminta guru dan kepala sekolah sasaran menjaga hasil baik yang sudah di-peroleh.” Semua produk pembelajaran ini menun-jukkan bahwa kita bisa menjadi bangsa yang percaya diri,” katanya.

Tigor mengatakan pemerintahannya berkomitmen menyediakan layanan pendidikan berkualitas. Ia menargetkan pada tahun 2015 semua guru di Labuhanbatu sudah mendapatkan pelatihan yang dikembangkan USAID PRIORITAS.” Tahun depan kami akan mengalokasikan 30 persen dari APBD untuk meningkatkan layanan pendidikan,” tam-bahnya.

Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Labuhanbatu Drs. Iskandar, M.Pd mengatakan pihaknya fokus untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui program percepatan. Secara bertahap kemampuan guru SD dan SMP dilatih dan dikembangkan. “ Tahun 2016 kami tinggal melakukan program penguatan karena

semua guru telah selesai dilatih. Harapannya kabupaten Labuhanbatu bisa berprestasi di tingkat provinsi dan nasional,” terangnya.

Tiominar, S.Pd guru SDN 112050 Sidodadi, Pangkatan mengakui perubahan signifikan yang dirasakannya. Setelah mendapatkan pelatihan dan pendampingan dari fasilitator, ke-mampuan Tiominar dalam mengajar meningkat drastis. Ia kini sudah bisa merancang pembelajaran yang mampu

me-nyenangkan siswa.”Saya sendiri tidak menyangka bisa mengajar seperti ini,” katanya (*)

Tujuh rencana tindaklanjut :

1. Sampai 2015 semua kecamatan (9 kecamatan) di Labuhanbatu akan mendapatkan program akselerasi USAID PRIORITAS. Sampai tahun 2014 sudah lima kecamatan yang sedang mendapatkan program akselerasi. Sisa 2 kecamatan berikutnya di tahun 2015.

2. Akan dibuat rencana peraturan daerah untuk penjaminan mutu pendidikan di Labuhanbatu.

3. Sebanyak 9 KUPT akan melakukan MoU (komitmen mengikat) dengan Kepala Dinas Pendidikan untuk mengawal dan mengimplementasikan program akselerasi USAID PRIORITAS di masing-masing kecamatan.

4. Sebanyak 9 KUPT dengan Kepsek akan membuat MoU untuk mengimplementasikan program akselerasi.

5. Akan dibentuk tim monitoring dan evaluasi yang melibatkan stakeholder untuk memonitoring program akselerasi USAID PRIORITAS.

6. Ke depan akan dilakukan showcase program akselerasi USAID PRIORITAS di setiap kecamatan dengan melibatkan banyak masyarakat dan orang tua siswa. Kegiatan akan dilakukan di lapangan terbuka atau di sekolah yang memiliki lapangan yang luas. 7. Semua kegiatan point 1- 6 akan menggunakan dana APBD.

Searah jarum jam :

1. Bupati Labuhanbatu Dr. Tigor Panusunan Siregar mendapat penjelasan tentang penggunaan APN untuk menjelaskan sistem tata surya dari dua pelajar SDN 118387 Tanjung Sarang Elang Panai Hulu.

2. Seorang pelajar perempuan tingkat SD menerangkan cara menggunakan alat peraga murah (APM) tentang pernapasan dengan menggunakan paru-paru dan perut kepada peserta Lokakarya Keberhasilan.

3. Ulil Abror dan siswa kelas 2 SDN 118387 Tanjung Sarang Elang Panai Hulu mengajak Ketua PKK Labuanbatu Dr. Hj. Fitra Laila dan Bupati Labuhanbatu Dr. Tigor Panusunan Siregar menebak usia dengan menggunakan permainan ma-tematika.

Hasil Program Percepatan

di Labuhanbatu

(6)

Taput. Sabam Tobing adalah Kepala SMP N 3 Siatas Barita, Tapanuli Utara (Taput). Ia mengembangkan PSM (Peran Serta Masyarakat) dengan menerapkan kemitraan. Kemitraan dilakukan dengan memanfaatkan lahan warga disekitar sekolah. Pemanfaatan lahan ini dilakukan bersama antara sekolah, warga, dan dua perusahaan pertanian yaitu PT. MUARA dan PT. CIFA. Menurut Sabam kerjasama ini merupakan implementasi kemitraan antara sekolah dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Gagasan Sabam diawali ketika sekolahnya memfokuskan kegiatan ekstrakurikuler di bidang pertanian dan perter-nakan. Ia ingin siswanya memiliki keterampilan dalam mengelola lahan pertanian dan berternak. Rencana ini ru-panya mendapat dukungan dari PT MUARA dan PT CIFA. Perusahaan ini menyediakan bibit yang bisa digunakan sekolah. Kegiatan ekstrakurikulerpun dimulai dari lahan kecil yang dimiliki sekolah. Pengelolaan lahan dikerjakan oleh siswa dibawah bimbingan guru.

Setelah lahan pertanian siswa berhasil, Sabam memper-luas lahan dengan mengajak warga sekitar berpartisipasi. Warga diminta menyediakan lahan dan mengolah lahan itu sendiri. PT MUARA dan PT CIFA menyediakan bibit, alat pertanian, alat transportasi dan menjadi penampung hasil tani. Lahan yang dikelola saat ini luas 15 hektare dengan pekerja sebanyak 15-20 orang. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan hasil tani dibagi antara pemilik lahan, pekerja dan sekolah.

Keuntungan sekolah akan digunakan untuk menyediakan seragam sekolah, tas sekolah, alat tulis sekolah, dan berbagai perlengkapan sekolah seperti topi dan sepatu. Guru, tenaga kependidikan dan siswa juga mendapatkan susu dan makan siang setiap hari (*)

Implementasi MBS:

Sekolah Bermitra dengan Perusahaan Pertanian

Oleh Rosdiana S.Pd, Guru Kelas IV SDN 114375 Rantau Utara, Labuhanbatu, Sumatera Utara

Saya ingin anak-anak punya mesin air minum (dispenser) di kelas, agar mereka tetap segar ketika belajar. Kalau haus mereka tinggal ambil saja. Tidak perlu membawa banyak air minum dari ru-mah. Tapi kelas kami tidak punya dispenser.

Setelah mengikuti pelatihan USAID PRI-ORITAS, saya mendapatkan ide baru. Saya mengajak anak-anak berburu sampah. Setiap anak diminta mencari sampah yang ada di sekolah, di rumah dan di sekitarnya. Jika mereka menjumpai sampah dalam perjalanan pulang, sampah itu juga harus diambil.

Sampah yang didapat dikumpulkan di sekolah. Begitu terkumpul, bersama-sama

kami memilahnya. Kami memisahkan antara sam-pah berbahan kertas seperti kardus, botol mi-numan dari plastik mau-pun dari kaleng. Pemi-lahan ini bertujuan memu-dahkan dalam penjualan. Sampah yang tidak bisa dijual, kami musnahkan. Setelah selesai dipilah, sampah-sampah itu kami jual kepada tukang botot. Tukang botot adalah istilah di sini untuk pengumpul barang bekas. Uang hasil penjualan sampah itu, kami belikan mesin air minum. Sekarang anak-anak bisa minum sebebasnya. Belajar tetap segar, dan lingkungan tetap bersih (*)

Memburu Sampah untuk Fasilitas Sekolah

Siswa membersihkan gulma pada ahan pertanian yang dikelola oleh siswa.

Kebun tapioka yang dikelola oleh sekolah bersama war-ga sekitar.

Siswa memilah sampah berdasar jenisnya.

Keterangan foto atas-bawah: siswa mengumpulkan sampah yang ada dilingkungan

(7)

PRAKTIK YANG BAIK

Lubuk Pakam, Sumut.

Membaca menjadi budaya di SDN 104242 Lubuk Pakam, Deli Serdang. Kepala Sekolah Dra. Hj. Mahamin mengatakan, perpustakaan sekolahnya men-goleksi 400 judul buku. Buku-buku itu diperoleh dari sum-bangan wali murid, pengusaha sekitar sekolah dan dinas pen-didikan. “Buku dari orangtua siswa diberikan saat si anak menyelesaikan studi di sini. Buku ini menjadi semacam kenang-kenangan dari si anak,” terangnya.

Agar buku yang tersedia bermanfaat, pihak sekolah membuat berbagai kebijakan:

1. Setiap kelas dijadwalkan untuk membaca buku. Pada hari ter-tentu siswa diharuskan menghabiskan waktu istirahat dengan membaca buku di perpustakaan.

2. Siswa yang tidak bisa mengikuti pelajaran olahraga karena sakit, juga diarahkan untuk beristirahat sambil membaca buku di per-pustakaan.

3. Siswa diperbolehkan membawa pulang buku. Setiap siswa beri-kan kartu peminjaman buku dari perpustakaan. Setiap buku yang dipinjam dicatat oleh petugas perpustakaan. Siswa di-wajibkan mengembalikan buku tepat waktu dan dalam kondisi yang baik.

4. Siswa yang menunggu jemputan dari orangtua selepas jam sekolah, juga diperbolehkan untuk membaca buku di per-pustakaan.

5. Guna mengurus perpustakaan, sekolah mengangkat seorang petugas dari guru yang sudah dilatih oleh dinas pendidikan. 6. Guru-guru dilatih agar mampu menarik anak agar tertarik

mem-baca.

7. Di setiap kelas disediakan perpustakaan kelas.

8. Saat jam istirahat siswa diperbolehkan membaca buku yang ada diperpustakaan kelas.

9. Guru juga mewajibkan siswa untuk melakukan membaca hen-ing. Setelah siswa membaca buku di perpustakaan, si siswa diminta menjelaskan isi buku yang dibacanya. Penjelasan dil-akukan di depan kelas. Tujuannya siswa terbiasa presentasi, bisa menyimpulkan isi buku bacaannya dan siswa yang lain menge-tahui isi buku yang dibaca temannya.

Siswa kelas III Igra Ananda mengaku senang membaca buku yang ada. Setiap minggu Igra bisa membaca sepuluh judul buku baru. Sementara siswa kelas V Fani Simatupang senang membaca buku, karena jenis buku yang tersedia sangat beragam. “Saya suka baca ensiklopedia, buku cerita dan komik,” terangnya (*)

Strategi SDN 104242 Lubuk Pakam

Kembangkan Budaya Baca

1 2 3 4 5 Keterangan foto:

1. Siswa membaca di perpustakaan.

2. Jadwal membaca per kelas di perpustakaan. 3. Buku perpustakaan yang dimiliki setiap siswa. 4. Siswa membaca buku sembari menunggu

jemputan orangtua. 5. Perpustakaan mini di kelas.

Siswa menjelaskan isi buku yang Ia baca.

(8)

KABAR PRIORITAS

ALAMAT REDAKSI : Kantor USAID PRIORITAS Sumatera Utara Jln. Sei Tenang No.3 Medan Petisah 20119,

Sumatera Utara, Indonesia.

Telp. 061-88813501, 061-88813502 Fax . 061-88813500

Newsletter KABAR PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIORITAS Provinsi Sumatera Utara sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik pen-didikan yang baik. Isi dari newsletter ini bukan mempresentasikan pendapat resmi dari USAID maupun pemerintah Amerika Serikat.

USAID PRIORITAS adalah

program lima tahun yang didanai

oleh United States Agency for

International Development (USAID),

yang diimplementasikan oleh

Research Triangle Institute (RTI),

Education Development Center

(EDC), dan World Education (WE).

USAID PRIORITAS dirancang

un-tuk meningkatkan akses pendidikan

pendidikan dasar berkualitas di

Indonesia, khususnya untuk: (1)

Meningkatkan kualitas dan relevansi

pembelajaran di sekolah; (2)

Meningkatkan tata kelola dan

manajemen pendidikan di sekolah

dan kabupaten/kota; (3)

Meningkat-kan dukungan koordinasi di dalam

dan antar sekolah, lembaga

pendidi-kan/pelatihan guru dan pemerintah

di semua jenjang.

Media Monitoring

Setiap kali saya meliput kegiatan

USAID PRIORITAS, saya banyak

belajar tentang cara meningkatkan

mutu pendidikan. Saya sangat

terkesan dengan cara kerja USAID

PRIORITAS.

Dedy Hutajulu

Wartawan Harian Analisa

Finalis Adiwarta Award 2014 untuk Katagori Liputan Investigatif (Investigative Reporting)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan

Kemudian setelah mekanik sistem pengukur kedalaman selesai dibuat, maka dilakukan proses kalibrasi sensor rotary encoder, untuk mengetahui respon rotary encoder terhadap

Tujuan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pengawasan (SIMWAS) adalah terciptanya suatu Sistem Informasi Pengawasan yang terintegrasi antara sistem perencanaan,

Bank Kustodian akan menerbitkan dan mengirimkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang menyatakan antara lain jumlah Unit Penyertaan yang dijual kembali dan dimiliki

Secara lebih khusus, mengenai pembatasan ekspor energy dan raw materials oleh Indonesia dianggap berdampak negative terhadap pasar raw material dan energy domestik

Peserta mampu membuat Rencana Usaha yang realistis dengan mengukur Kemampuan Diri dan Kemampuan Usaha.. Peserta memahami Visi, Misi, & Goal

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsep diri dan pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap perilaku seksual pada remaja yang pada dasarnya

Penelitian ini masuk kedalam studi kepustakaan (Library Research). Hasil dari penelitian ini adalah, 1) Wakaf konten youtube ini sebagai salah satu instrumen