• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Normalisasi Saluran Pembuang D.I. Krueng Aceh Gani - Lam Glumpang , Kec. Ingin Jaya pdf.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Normalisasi Saluran Pembuang D.I. Krueng Aceh Gani - Lam Glumpang , Kec. Ingin Jaya pdf.pdf"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 5

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan : Normalisasi Saluran Pembuang D.I. Krueng Aceh Gani - Lam Glumpang , Kec. Ingin Jaya (OTSUS)

Lokasi : Krueng Aceh Gani - Lam Glumpang Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten : Aceh Besar

Tahun Anggaran : 2015 PENDAHULUAN

Metode Pelaksanaan direncanakan agar dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan dapat dilaksanakan secara sistematis, terkoordinasi dan dapat dipertanggung jawabkan secara teknis, sesuai Spesifikasi Teknik yang telah ditetapkan oleh Pengguna Jasa. Metode Pelaksanaan Pekerjaan yang dimaksudkan mencakup pengadaan dan pemasangan seluruh peralatan dan material yang akan dilaksanakan bersadarkan lingkup Pengadaan Pekerjaan.

RUANG LINGKUP PEKERJAAN I. PEKERJAAN PERSIAPAN 1 Mobilisasi dan Demobilisasi 2 Sewa Pondok Kerja

3 Papan Nama Proyek 4 Uitzet Profil

5 Pembersihan Lapangan 6 Kitsdam/Dewatering

7 Adminitrasi dan Dokumentasi II. PEKERJAAN POKOK

1 Galian Tanah Biasa (AB)

2 Timbunan Tanah dari Galian (AB) 3 Timbunan Tanah Didatangkan (AB) 4 Pasangan Batu 1 : 4

5 Plesteran 1 : 3 (t=1,5 cm) 6 Beton K.175

7 Pembesian

8 Bekisting

(2)

METODE PELAKSANAAN

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1 Kegiatan-Kegiatan Mobilisasi Meliputi:  Organisasi Kerja;

 Jadwal pengadaan bahan : mobilisasi peralatan, termasuk papan pengumuman proyek, rambu – rambu pengamanan / peringatan, peralatan K3, dan mobilisasi personil;

 Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan termasuk rencana pengalihan lalu lintas dan perencanaan pelaksanaan keamanan dan keselamatan kesehatan kerja (K3);

 Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan;

 Pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat mengenai rencana kerja;

 Penyusunan perencanaan mutu proyek tentang sistem manajemen mutu. 1.2 Sewa Pondok Kerja

Kontraktor harus membangun dan melengkapi dengan layak, dan memelihara selama masaKontrak, bangunan kantor dan sarana tempat tinggal bagi staf dan personil pemberi tugas serta direksi di lapangan,sesuai kebutuhan yang relevan dan sesuai spesifikasi teknik.

1.3 Papan Nama Proyek

Penyedia jasa wajib membuat 1 (satu) buah papan nama proyek berukuran 50 x 100 cm yang isi tulisan dan penempatannya ditentukan bersama-sama dengan Direksi/Pengawas Lapangan.

1.4 Uitzet Profil

Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor terlebih dahulu harus mengadakan pengukuran/uitzet dengan pengawasan Direksi/Pengawas Lapangan. Alat yang dipakai dalam pengukuran ini minimaladalah alat waterpass. Pengikatan dalam pengukuran ini dilakukan terhadap patok-patok tertentuyang berfungsi sebagai titik tetap yang lokasinya akan ditunjukkan oleh Direksi/PengawasLapangan. Data ini dapat diperoleh dengan mengajukan permitaan secara tertulis kepada Direksi. Sebelum memulai pengukuran, kontraktor diharuskan untuk memeriksa semua titik-titik tetap inidan membuat titik tetap tambahan lainnya sedemikian sehingga jarak 2 titik tetap tidak lebih dari 1 kilometer.

Ketelitian pengukuran harus selalu dalam batas-batas kesesamaan sebagai berikut :  Titik-titik untuk tampang melintang, boleh terletak kurang dari 2 cm dari posisi yang

(3)

 Pengukuran titik tinggi harus diselesaikan pada sebuah titik tetap atau dibawa kembali ke titik perrtama. Kesalahan penutupan harus kurang dari 10 L mm, dimana L adalah panjang atau jarak sirkuit pengukuran dalam Km.

 Patok-patok yang menunjukkan tinggi akhir dari pekerjaan tanah harus dipasang dengan tidak melewati 0,25 cm dari titik tinggi yang benar.

 Garis singgung dan lengkung, perbedaannya dengan yang benar harus kurang dari 2 cm terhadap posisi yang benar. Titik untuk bangunan harus terletak tidak lebih dari 0,25 cm dari kedudukan yang sebenarnya, kecuali pada pemasangan baja dan peralatannya memerlukan yang lebih tinggi. Hasil pengukuran uitzet ini, berupa data dan gambar sket hasil pengukuran, harus diserahkan kepada Direksi. Oleh Direksi, hasil ini akan diperiksa. Dan apabila terdapat kesalahan, baik itu pada pengukuran, perhitungan, maupun penggambaran, maka kontraktor harus memperbaikinya sampai betul dan mendapat persetujuan Direksi. Hasil pengukuran uitzet yang benar akan dipakai untuk menentukan trase saluran, tempat bangunan air atau bangunan pelengkap lainnya. Oleh karena itu kontraktor tidak diperbolehkan memulai suatu pekerjaan saluran/bangunan sebelum posisi, ukuran-ukurannya, dan ketinggian-ketinggiannya disetujui oleh Direksi. Pematokan pada as trase saluran dalam pengukuran ini, harus dilakukan pada setiap interval 50 m dan pada setiap belokan dengan menggunakan patok kayu. Pematokan pada lokasi bangunan-bangunan air harus dilakukan dengan menggunakan patok beton. Pada setiap patok yang dipasang agar dicantumkan nomor urut dan elevasi hasil pengukuran. Jika pada waktu pengukuran/uitzet trase saluran dijumpai ketidaksesuaian antara gambar dengan keadaan lapangan, maka kontraktor harus secepatnya melapor kepada direksi untuk mendapat penyelesaiannya. Kontraktor wajib mengadakan pengukuran awal atas biayanya sendiri untuk mempersiapkan gambar pelaksanaan. Pengukuran memanjang maupun melintang pada trase saluran dan bangunan dilakukan sesuai gambar/penyesuaian di lapangan. Jarak patok pengukuran maksimum 30 meter untuk jarak lurus atau kurang dari 30 meter untuk jarak tidak lurus atau daerah bergelombang.

 Pemasangan Profil (bouwplank)

Pada setiap pembuatan saluran dan bangunan, kontraktor diwajibkan memasang bouwplank/profil dan mencantumkan elevasi serta nama bangunannya. Pemasangan bouwplank/profil harus berdasarkan peil elevasi ketinggian dari patok pengukuran dan pemasangannya dapat dilaksanakan apabila pengukuran dinyatakan selesai dan benar serta mendapat persetujuan dari Direksi. Bouwplank harus dibuat dari papan kayu kelas III yang lurus dan rata. Pemasangan bouwplank harus didahului dengan pengukuran yang menggunakan alat ukur. Pemasangannya harus cukup kuat. Kebenaran dari pemasangan bouwplank akan diperiksa oleh Direksi. Setelah pemeriksaan ini selesai dan hasilnya benar, barulah pekerjaan saluran atau bangunan dapat dimulai. Bouwplank dibuat dari papan atau bahan lain yang disetujui oleh Direksi. Bentuk dan ukuran harus disesuaikan dengan bentuk bangunan yang akan dibuat.

(4)

1.5 Pembersihan lapangan

Yang dimaksud dengan pembersihan lapangan mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan berikut :

 Pembersihan, pencabutan dan pengupasan  Pemotongan, Penggalian Parit

 Penggalian tempat pengambilan batu gunung dan bahan bangunan batu kali, pasir dan tanah Penggalian lain yang diperintahkan Direksi.

1.6 Kitsdam/Dewatering

Kontraktor harus mendesain, membangun dan merawat semua pekerjaan sementara untuk mengoperasikan air dan pengeringan (dewatering) dan harus menyediakan, memasang, mengoperasikan dan merawat peralatan pemompaan dan perlengkapan lain untuk mengalihkan air dari daerah kerja sehingga pekerjaan bisa dilaksanakan dengan baik. Kontraktor harus memperbaiki atas biaya sendiri semua kerusakan yang timbul akibat gagalnya pekerjaan sementara untuk mengendalikan air. Semua pekerjaan sementara tersebut di atas harus mendapat persetujuan Direksi dan harus dibongkar pada saat yang disetujui Direksi setelah kegunaannya dianggap selesai.

1.7 Adminitrasi dan Dokumentasi

Gambar Shop drawing harus ada di direksi keet. Sebelum memulai pelaksanaan di lapangan, Penyedia Jasa harus memberikan Shop drawing kepada Direksi Lapangan. Shop drawing ini merupakan dasar dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, baik material, bahan maupun personil inti, struktur organisasi.

II. PEKERJAAN POKOK 2.1 Galian Tanah Biasa (AB)

Dalam waktu tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari sebelum pekerjaan penggalian dimulai, kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi rencana kerja terinci meliputi lokasi dan cakupan daerah kerja, jenis pekerjaan penggalian, metode kerja dan peralatan, urutan dan tahap pekerjaan serta jadwal kerja untuk mendapat persetujuan. Persetujuan Direksi tidak membebaskan kontraktor dari tanggung jawab kontraktor menyangkut keamanan pekerjaan dan kerusakan terhadap pekerjaan atau pihak ketiga yang timbul akibat pekerjaan kontraktor.

Penggalian tanah meliputi penggalian dan pemindahan semua jenis hasil pelapukan atau tanah terangkut yang tidak termasuk dalam dua macam penggalian terdahulu, bahan ini dapat digali dan dipindahkan dengan alat konvensional tanpa ledakan atau penggaruan. Bahan yang termasuk di dalam kelompok tetapi tidak terbatas antara lain semua jenis tanah, lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal, dan bongkah lepas atau batuan lepas yang

(5)

volumenya kurang dari 1 m3. Penggalian dan pemindahan semua tanah terangkut, tanah organik, kayu, sisa tumbuhan dan sejenisnya yang tersisip diantara tanah asli. 2.2 Timbunan Tanah Dari Galian (AB)

Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan tanah dan pekerjaan yang terkait yang merupakan permanen sesuai dalam Spesifikasi Teknis.

Pekerjaan ini meliputi tidak terbatas pada :  Penimbunan kembali bangunan

 Stabilisasi timbunan

Pertamanan (landscaping) dan pekerjaan restorasi termasuk penggalian dan/atau penimbunan, pemasangan tanah penutup (top soilling) dan penanaman rumput.

Pembuatan dan pemeliharaan tempat penimbunan dan tempat pembuangan sisa

galian (soil bank)

Pekerjaan tanah lain seperti ditunjukkan dalam gambar atau diperintahkan Direksi. 2.3 Timbunan Tanah Di Datangkan (AB)

Timbunan tanah bisa terdiri atas bahan aluvium, bahan kolovium, bahan batuan lapuk residual dari galian, tanah dari tempat pengambilan tanah atau kupasan tanah penutup. Bahannya harus bergradasi baik, berupa campuran homogen antara lempung lanau, pasir dan kerikil dengan komposisi yang ditentukan di bawah ini. Komposisi tersebut bisa diubah sesuai keperluan seperti ditunjukkan dalam gambar atau seperti diperintahkan Direksi. Bahan untuk pekerjaan tanah umum berasal dari hasil galian dari berbagai bagian pekerjaan permanen; tempat pengambilan tanah (borrow area); tanah residual; endapan aluvium dan kolovium; lombong batu di batuan lapuk; bahan dari lombong batu, atau hasil pengolahan dari bahan tersebut di atas atau kombinasinya. Gradasi tanah timbunan harus bergradasi baik (well graded) dalam batasbatas berikut :

Ukuran maksimum tidak lebih dari 20 cm, kecuali kalau ditentukan lain;

Bahan harus mengandung bagian yang lolos saringan No. 4 (47,6 mm) tidak kurang dari 50% sampai 100%;

Bahan harus mengandung butiran berukuran lempung (0,002 mm) tidak lebih dari 50%. Indeks Plastisitas (PI) bahan yang ditentukan dengan ASTM Standards D 423 dan D 424, tidak kurang dari 10 dan tidak lebih dari 30

2.4 Pekerjaan Pasangan Batu 1 : 4

Pasangan batu akan digunakan dalam pembangunan berbagai bangunan danpendukungnya yang mencakup namum tidak terbatas kepada, bangunan hidraulik, pelapis saluran dan bangunan pelindung, saluran drainase, dinding penahan (retaining wall), penahan lereng, pondasi untuk bangunan, pembatas jalan, dan lain sebagainya. Semua pekerjaan pasangan batu harus dilaksanakan berdasarkan persyaratan yang sesuai dalam Spesifikasi Teknis.

(6)

atau dalam Gambar maupun yang disyartkan oleh Direksi. Bahan dan metode konstruksi untuk pasangan batu harus memenuhi Standar Peraturan Indonesia yang berlaku untuk material adalah N.I 13 (Batu Belah) dan PUBI-1982 (Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia). Selain itu spesifikasi juga harus mengacu kepada Standar Perencanaan Irigasi yang diterbitkan oleh Dirjen Pengairan, Departemen Pemukiman dan Pengembangan Prasarana Wilayah, Republik Indonesia.

2.4.1 Material Pasangan Batu

Material yang harus digunakan dalam pasangan batu adalah sebagai berikut : Batu

Batu pasangan harus berasal dari batuan sungai maupun hasil pemecahan sebagaimana yang disetujui oleh Direksi, tidak saling melekat satu sama lainnya dan tidak memiliki cacat lainnya. Batu harus memiliki spesifikasi gravity tidak kurang 2.5. Batu pasangan harus terdiri dari ukuran yang beragam, dipasang dengan bantuan pemukulan dengan palu sehingga saling berdekatan dan tidak ada siar besar diantaranya. Setiap batu harus memiliki berat antara 6 hingga 25 kg. batu yang lebih kecil dapat digunakan, namun harus memperoleh persetujuan dari Direksi terlebih dahulu. Ukuran maksimum batu harus dibatasi hingga 2/3 ketebalan pelat atau dinding yang akan dibangun. Atau tidak boleh lebihbesar dari pada 30 cm. Kecuali diizinkan oleh Direksi, penggunaan batu bulat, hanya diizinkan dalam jumlah yang terbatas dengan pencampuran dengan batu bersudut, dan tidak boleh digunakan untuk dinding dengan ketebalan kurang dari 40 cm. Batu pasangan yang disimpan di lokasi proyek harus dijaga agar pada saat akan dipasang berada dalam keadaan basah.

2.4.2 Adukan Semen Untuk Perekat

Adukan semen untuk perekatan pasangan batu harus terdiri dari campuran semen Portland dan aggregate/pasir halus yang sesuai dengan persyaratan bahan. Tiga jenis adukan yang akan digunkan sebagaimana tercantum dalam Gambar maupun atas arahan, Direksi, adalah seperti berikut :

 1 bagian semen dengan 2 bagian aggregate/pasir halus untukbangunan berkekuatan tinggi.

 1 bagian semen dengan 3 bagian aggregate/pasir halus untukpasangan batu yang terkena aliran air.

 1 bagian semen dengan 4 bagian aggregate/pasir halus untukpasangan batu pondasi dan bangunan yang tidak terkena aliran aliran air. Adukan harus dicampur dengan air secukupnya hingga menghasilkan adukan yang konsisten.

2.4.3 Pemasangan dan Penyusunan Batu

Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan secara menyeluruh terhadap kotoran tanah, pasir, dan kotoran lainnya. Selain itu batu juga harus dipasang dalam keadaan basah. Dala pemasangan, batu harus ditata dengan tangan sedemikian rupa sehingga permukaan rata dari batu, tegak lurus terhadap arah tegangan utama dan seluruh

(7)

adukan semen melekat di seluruh pertemuan permukaan batu. Penataan lebih lanjut dilakukan dengan pemukulan palu baja. Apablia pemukulan ini menimbulkan kerusakan pada batu, maka batu tersebut harus diambil, dibersihkan dan dipasang kembali dengan adukan semen baru. Setiap celah pertemuan batu harus dipenuhi dengan adukan. Harus diyakinkan pula bahwa seluruh permukaan batu terlapisi oleh adukan semen. Jarak siar antar batu tidak boleh kurang dari 10 milimeter dan tidak boleh lebih dari 50 milimeter dan tidak diperbolehkan adanya permukaan batu yang bersentuhan langsung dengan batu lainya. Ukuran dan distribusi batu harus sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh penyediaan volume adukan semen yang se-sedikit mungkin. Pemasangan batu harus dilakukan berselang-seling sehingga setiap titik pertemuan batu memiliki arah vertical dan horizontal. Harus dihindarkan pula adanya bidang pertemuan batu yang lurus horizontal dan sambung menyambung.

2.5 Pekerjaan Plesteran 1 : 3 (t=1,5 cm)

Pekerjaan plesteran akan dilaksanakan pada setiap permukaan konstruksi yang baru selesai dibangun dan bagian-bagian lain yang dianggap perlu dilaksanakan.

2.5.1 Bahan-bahan

Semen yang akan digunakan yang bermutu baik dan pasir yang akan dipakai pasir yang tidak tercampur.

2.5.2 Adukan Semen

Adukan semen harus terdiri dari campuran semen Portland dan aggregate/pasir halus yang sesuai dengan persyaratan bahan. Dua jenis adukan yang akan digunakan sebagaimana tercantum dalam Gambar maupun atas arahan Direksi, adalah seperti berikut :

 1 bagian semen dengan 2 bagian aggregate/pasir halus untuk pasangan yang terkena aliran air.

 1 bagian semen dengan 3 bagian aggregate/pasir halus untuk pasanganyang tidak terkena aliran aliran air.

Adukan harus dicampur dengan air secukupnya hingga menghasilkan adukan yang konsisten dengan ketebalan sesuai gambar rencana.

2.5.3 Pelaksanaan

Pekerjaan ini akan dilaksanakan dalam 2 lapisan, lapisan 1 yaitu dilaksanakan plesteran sesuai spesifikasi di atas dan lapisan 2 akan dilakukan dengan adukan aci yang mempunyai kekentalan yang memenuhi syarat. Sebelum pekerjaan ini dilaksanakan terlebih dahulu permukaan yang akan diplester akan dibuat kasar dan bersih atau ditentukan lain oleh Direksi.

(8)

2.5 Pekerjaan Gorong – Gorong 2.5.1 Pekerjaan Beton

 Yang dimaksud dengan beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang setara, agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan tambah membentuk massa padat

 Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh struktur beton bertulang, beton tanpa tulangan, beton prategang, beton pracetak dan beton untuk struktur baja komposit, sesuai dengan spesifikasi dan gambar rencana atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Lapangan.

 Pekerjaan ini harus pula mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pengadaan perawatan beton, lantai kerja dan pemeliharaan fondasi seperti pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar fondasi tetap kering

 Mutu beton yang digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam kontrak harusseperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Lapangan, Mutu beton yang digunakan dalam Pekerjaan adalah Mutu Sedang, K225 (kg/cm2). Umumnya digunakan untuk beton bertulang seperti pelat lantai jembatan, gelagar beton bertulang, diafragma, kereb beton pracetak, gorong-gorong beton bertulang, bangunan bawah jembatan.

2.5.2 Persyaratan Bahan 1. Pembesian dan Tulangan

Semua tulangan beton harus berupa tulangan ulir untuk diameter > 12 mm dengan tegangan leleh minimum 4000 kg/cm2 dan tulangan polos untuk diameter = 12 mm dengan tegangan leleh minimum 2400 kg/cm2 kecuali ditetapkan lain pada gambar kerja dan harus sesuai dengan ASTM A.615-72 atau PBI-1971¬NI.2. Semua tulangan anyam yang dibuat dari kawat baja yang dilas harus memenuhi persyaratan yang tercantum di dalam ASTM A. 185-79. Salinan sertifikat uji harus diserahkan kepada Konsultan pada pengangutan setiap jumlah tulangan ke tempat kerja. Sertifikat ini harus menunjukkan bahwa bahan-bahan tersebut secara keseluruhan telah memenuhi semua standar-standar di atas dan sertifikat itu harus dikeluarkan oleh suatu laboratorium yang independen yang telah disetujui oleh Konsultan.

2. Semen

 Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen portland yang memenuhi SNI 15-2049-2004 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Apabila menggunakan bahan tambahan yang dapat menghasilkan gelembung udara, maka gelembung udara yang dihasilkan tidak boleh lebih dari 5%, dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan.

 Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland yang boleh digunakan, kecuali disetujui oleh Direksi Lapangan. Apabila di dalam satu proyek digunakan lebih dari satu merk semen, maka Penyedia Jasa harus mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai dengan merk semen yang digunakan.

(9)

3. Air

 Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 03-6817-2002 tentang Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan. Apabila timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air murni hasil sulingan. Air yang diusulkan dapat digunakan apabila kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 (tujuh) dan 28 (dua puluh lapan) hari mempunyai kuat tekan minimum 90 % dari kuat tekan mortar dengan air suling untuk periode umur yang sama.

4. Agregat

 Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan dalam Tabel di bawah ini tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut harus diuji dan harus memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan.

Tabel Ketentuan gradasi agregat

 Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya dimana beton harus dicor.

3. Air

 Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 03-6817-2002 tentang Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan. Apabila timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air murni hasil sulingan. Air yang diusulkan dapat digunakan apabila kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 (tujuh) dan 28 (dua puluh lapan) hari mempunyai kuat tekan minimum 90 % dari kuat tekan mortar dengan air suling untuk periode umur yang sama.

4. Agregat

 Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan dalam Tabel di bawah ini tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut harus diuji dan harus memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan.

Tabel Ketentuan gradasi agregat

 Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya dimana beton harus dicor.

3. Air

 Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 03-6817-2002 tentang Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan. Apabila timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air murni hasil sulingan. Air yang diusulkan dapat digunakan apabila kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 (tujuh) dan 28 (dua puluh lapan) hari mempunyai kuat tekan minimum 90 % dari kuat tekan mortar dengan air suling untuk periode umur yang sama.

4. Agregat

 Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan dalam Tabel di bawah ini tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut harus diuji dan harus memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan.

Tabel Ketentuan gradasi agregat

 Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya dimana beton harus dicor.

(10)

 Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh pengujian SNI 03-2816-1992 tentang Metode pengujian kotoran organik dalam pasir untuk campuran

 Batu untuk beton siklop harus keras, awet, bebas dari retak, tidak berongga dan tidak rusak oleh pengaruh cuaca. Batu harus bersudut runcing, bebas dari kotoran, minyak dan bahan-bahan lain yang mempengaruhi ikatan dengan beton. Ukuran batu yang digunakan untuk beton siklop tidak boleh lebih besar dari 250 mm.

5. Pelaksanaan Gorong-gorong Persegi Pelat atau Pracetak Pelaksanaan Pengecoran

 Penyedia jasa harus memberitahukan Direksi Lapangan secara tertulispaling sedikit 24 (dua puluh empat ) jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran benton apabila pengecoran beton telah ditunda lebih dari 6 (enam) jam. Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjan, mutu beton, tanggal dan waktu pencampuran beton

 Direksi Lapangan aka member tanda terima atas pemberitahuan tersebut dan mengeluarkan persetujuan tertulis untuk memulai pelaksanaan pekerjaan sesuai yang direncanakan

 Walaupun persetujuan untuk memulai pengecoran telah dikeluarkan, pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan apabila Direksi Lapangan atau untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan

 Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi pelumas di sisi dalamnya agar didapat kemudahan pembukaan acuan tanpa menimbulkan kerusakan pada permukaan beton

 Pengecoran beton ked ala acuan harus selesai sebelum terjadinya pengikatan awal beton, kecuali digunakan bahan tambahan untuk memperlambat proses pengerasan yang disetujui oleh Direksi lapangan

 Pengecoran beton harus berkesinambungan tanpa berhenti sampai dengan lokasi sambungan pelaksanaan yang telah disetujui sebelumnya dengan Direksi Lapangan  Pengecoran beton dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi

antara agregat kasar ddan agregat halus dari campuran

 Pengecoran kedalam acuan struktur yang berbentuk rumit dan penulangan yang rapat harus dilaksanakan secara lapis demi lapis dengan tebal yang tidak melampui 150 mm. Untuk dinding beton tebal lapis pengecoran dapat sampai 300 mm menerus sepanjang seluruh keliling struktur

 Beton tidak boleh dicor langsung kedalam air, apabila beton dicor di dalam air dan tidak dapat dilakukan pemompaan dalam waktu 48 (empat puluh delapan) jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor dengan metode tremi atau metode DropBottom-Bucket dimana pengggunaan bentuk dan jenis yang khusus untuk tujuan ini harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Lapangan

(11)

 Gorong-gorong persegi dan pelat harus dibuat sesuai dengan garis dan dimensi yang diberikan dalam gambar rencana atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

 Seluruh pekerjaan beton bertulang atau beton pracetak harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis.

 Seluruh pekerjaan pasangan batu harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam dalam Spesifikasi Teknis.

2.5.3 Fabrikasi

Semua tulangan beton harus dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan panjang dan bentuk yang telah ditetapkan pada gambar kerja. Kontraktor harus menyiapkan sendiri jadwal dan gambar-gambar pembengkokkan tulangan dan menyerahkannya kepada Konsultan 28 hari sebelum tulangan beton tersebut di fabrikasi untuk memperoleh persetujuannya. Semua pembengkokkan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum pada ACI 318M-89, Pasal 7 atau PBI 1971-NI.2, Pasal 5 ayat 5,4; 8.2 dan setelah difabrikasi, besi-besi tulangan harus diberi tanda yang jelas atau nomor-nomor yaitu berupa tanda-tanda tulangan yang sesuai dengan yang tercantum pada jadwal dan gambar-gambar pembengkokkan.

2.5.4 Penyimpanan, Pemasangan dan Pengikatan 1. Penyimpanan

Tulangan baja harus ditangani dengan hati-hati dan ditumpuk di ataspenyangga hingga terletak cukup jauh di atas tanah. Tulangan-tulangan itu juga harus dijaga agar tidak dicemari oleh kotoran-kotoran, lumpur, minyak, cat dan lain-lain, dan harus bebas dari karat yang lepas-lepas, berkepingkeping atau lunak.

2. Semua tulangan harus dipasang sesuai dengan gambar kerja dan syaratsyarat yang tercantum di dalam ACI 318M-89 Pasal 7 atau PBI 1971-NI.2 Pasal 5.5 dan 5.6. Sebagai tambahan pada Pasal 7.3 ACI 318M-89, maka untuk menempatkan tulangan dengan tepat harus ditempuh cara-cara sebagai berikut :

 Dudukan plastic buatan pabrik yang sesuai untuk diameter batang tulangan dan penutup betonnya, di bawah semua tulangan bawah pelat beton dan pada semua dinding.

 Blok dan pengatur selimut luar dengan ukuran yang sesuai dengan penutup beton yang ditentukan di bawah semua tulangan balok. Blok-blok beton ini harus dibuat dari beton yang pada usia 28 hari mempunyai kuat tekan kubus paling kecil 20 MPa dan mempunyai bentuk sedemikian rupa sehingga dapat dijamin kestabilannya sewaktu pelaksanaan pengecoran beton.

 Dudukan dan pengatur jarak diantara tulangan atas dan bawah pelat beton dan diantara dua lapisan tulangan pada dinding-dinding. Bendabenda ini harus difabrikasi dari tulangan polos bulat berdiameter minimum 6 mm dan dibentuk sedemikian rupa sehingga benda-benda tersebut tidak akan bergeser sewaktu beton dicor.

(12)

 Dudukan harus dibuat sedemikian rupa sehingga sesuai dengan penutup beton tulangan yang dimaksud, untuk menyangga tulangan atas pelat beton. Benda-benda ini harus difabrikasi seperti pada butir c di atas. Pengaturan jarak antar dudukan tulangan dengan cara di atas harus didasarkan ukuran dan jarak tulangan tetapi di dalam keadaan apapun harua mampu menyangga dengan kaku tulangan-tulangan tersebut dan pengaturan jarak ke segala jurusan tidak boleh lebih dari 1200 mm. Dengan alasan apapun selama pengecoran berlangsung, pekerja-pekerja tidak boleh menggeser tulangan dari posisinya. Untuk mencegah terjadinya peristiwa itu, kontrktor harus memasang papan-papan dan penyanggapenyangga untuk membuat lantai untuk berpijak pekerja (perancah) yang berdiri bebas dari tulangan-tulangan beton. Apabila Kontraktor bermaksud menambah jumlah sambungan pada tulangan maka sambungan-sambungan ini harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam Pasal 7 dari ACI 318 M-89 atau PBI 1971-NI.2 Pasal 8.12 dan 8.13. kontraktor harus mendokumentasikan posisi dan detail-detail sambungan tersebut dan menyerahkannya kepada Konsultan untuk disetujui. Fabrikasi untuk perubahan-perubahan di atas tidak boleh dimulai sebelum ada persetujuan tertulis dari Konsultan.

2.6 Drain Hole dia 2" atau Lubang Drainase dan Cucuran 2.6.1 Umum

Lubang drainase dan lubang cucuran harus dibentuk di bangunan beton dan pasangan batu atau dibor melalui bangunan beton dan/atau batuan. Lubang drainase dan lubang cucuran harus tersedia pada dinding beton dan pasangan batu, bangunan penahan, pelapis saluran seperti dan dimanadi tunjukkan pada Gambar, diminta sesuai dengan Spesifikasi atau yang diperintahkan oleh Direksi. Lubang drainase juga harus dib or pada lereng galian batu dan pondasi dimana ditunjukkan pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi.

2.6.2 Pengerjaan dan Bahan-bahan

Apabila lubang drainase disediakan pada bangunan beton atau pasangan batu maka lubang tersebut harus dibentuk, selama pengecoran beton atau pengerjaan pasangan batu, dengan pipa PVC berdiameter 50 mm atau berdiameter lain seperti ditunjukkan pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi. Kecuali jika ditunjukkan lain pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi, pada lubang drainase dan lubang cucuran pada beton dan pasangan batu harus disediakan sebuah kantong penyaring di belakang bagian bangunan tersebut. Kantong penyaring tersebut harus terbuat dari batu pecah dan gravel terpilih yang bergradasi baik untuk mencegah hilangnya lantai kerja dan/atau bahan-bahan pondasi dan tertahan pada tempatnya oleh lapisan penyaring yang berupa bahan sintesis geotekstil atau yang sejenis yang ditunjukkan pada Gambar atau disetujui oleh Direksi. Ijuk atau bahan organic sejenis tidak boleh dipakai sebagai bahan penyaring untuk pekerjaan permanen, kecuali jika disetujui atau diperintahkan lain oleh Direksi

(13)

2.7 Pembersihan Akhir

 Pada tahap penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggalkan dalam keadaan bersih dan siap digunakan oleh Pemberi Pekerjaan. Kontraktor juga harus memulihkan pada kondisi semula, yaitu bagian-bagian tempat kerja yang tidak direncanakan untuk perubahan menurut Kontrak;

 Pada waktu pembersihan akhir, semua saluran dan struktur harus diperiksa dan kerusakan fisik sebelum penyerahan akhir. Daerah tempat kerja harus dibersihkan dan semua puing yang ada disingkirkan seluruhnya.

Demikianlah penjelasan Rencana Kerja dan syarat-syarat ini dibuat, untuk dapat dipedomani dalam pelaksanaan pekerjaan di atas.

Aceh Besar, 04 Juni 2015 Penyedia

CV. MIDEUN JAYA

ISNEN Direktur

Gambar

Tabel Ketentuan gradasi agregat

Referensi

Dokumen terkait

i) Bangunan yang menyediakan rawatan pesakit (bermalam). Berketinggian 5 atau 6 tingkat dengan keluasan lantai setiap tingkat tidak melebihi daripada 250 meter persegi dan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Mopuya Utara dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kebahagiaan antara keluarga prasejahtera dan sejahtera dimana

Berbeda dengan kelompok KBZ, pada AVP, terdapat hubungan yang bermakna dosis obat dan lama pemberian obat dengan kadar TSH serum, tetapi tidak berbeda terhadap kadar fT4

14 Agustus 2013luncto Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 27O/E|O/2O73 tanggal 17 Juli 2013 Tentang Penggabungan Politeknik Telkom, lnstitut

Hasil pengkajian di temukan masalah ketiga klien sama yaitu klien terlihat lessu, sering menyendiri, kontak mata kurang, afek datar, klien tidak konsentrasi.Diagnosa ketiga

Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui besaran impulse response pada speaker menggunakan sinyal impuls dan membandingkan metode pink noise

Berdasarkan kesimpulan di atas mengenai aspek keramahan pustakawan, dimana sebagian besar responden (70,5%) menyatakan setuju bahwa petugas perpustakaan (pustakawan)

Teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui perubahan daya dukung lahan pertanian tahun 2007 - 2013 dan pengaruh perubahan luasan lahan sawah padi terhadap