• Tidak ada hasil yang ditemukan

deskriptif yaitu penelitian tentang fenomena yang terjadi pada masa sekarang,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "deskriptif yaitu penelitian tentang fenomena yang terjadi pada masa sekarang,"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Desain Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian kausalitas yang bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh konsistensi dan penilaian kerja terhadap kinerja karyawan dengan menggunakan metode survey, penelitian survey adalah suatu penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur atau sistematis yang sama kepada banyak orang, untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh dicatat, diolah, dan dianalisis. Pertanyaan terstruktur tersebut dikenal dengan kuesioner.

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti Pengaruh antara Komitmen terhadap Kinerja guru dan pengaruh Motivasi terhadap Kinerja guru SMA dan SMK Tunas Harapan Jakarta Barat.

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, jenis penelitiannya adalah survey dan metode yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian tentang fenomena yang terjadi pada masa sekarang, prosesnya berupa pengumpulan dan penyusunan data serta analisis dan penafsiran data tersebut. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui pengisian kuesioner dan wawancara.

4.2. Variabel Penelitian

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat). Jadi variabel

(2)

independen adalah variabel yang mempengaruhi.Sedangkan variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2002). Dalam penelitian ini variabel yang digunakan yaitu:

a) Variabel bebas yaitu Komitmen (X1)

b) Variabel bebas yaitu Motivasi (X2)

c) Variabel terikat yaitu Kinerja guru (Y)

4.2.1. Defenisi Operasional Variabel

Definisi Konsep berisikan indikator-indikator dari suatu variabel, yang memungkinkan peneliti mengumpulkan data yang relevan untuk variabel tcrsebut. Variabel-variabel tersebut terukur dalam skala pengukuran ordinal, yaitu skala dengan urutan bertingkat. Semakin tinggi nilai variabel itu berarti semakin tinggi pengaruhnya. Metode pengukuran menggunakan skala likert, yaitu : suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Adapun pada penelitian ini disediakan lima pilihan skala dengan format sebagai berikut:

1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju

3 = Kurang setuju 4 = Setuju

5 = Sangat Setuju

4.2.2. Definisi Operasional

(3)

menurut Allen and Meyer (1997) yaitu: a. Komitmen afektif (Affective commitment)

Komitmen ini mengacu pada hubungan emosional anggota terhadap organisasi. Orang-orang ingin terus bekerja untuk organisasi tersebut karena mereka sependapat dengan tujuan dan nilai dalam organisasi tersebut. Orang-orang dengan tingkat komitmen afektif yang tinggi memiliki keinginan untuk tetap berada di organisasi karena mereka mendukung tujuan dari organisasi tersebut dan bersedia membantu untuk mencapai tujuan tersebut.

b. Komitmen berkelanjutan (Continuance commitment)

Komitmen ini mengacu pada keinginan karyawan untuk tetap tinggal di organisasi tersebut karena adanya perhitungan atau analisis tentang untung dan rugi dimana nilai ekonomi yang dirasa dari bertahan dalam suatu organisasi dibandingkan dengan meninggalkan organisasi tersebut. Semakin lama karyawan tinggal dengan organisasi mereka, semakin mereka takut kehilangan apa yang telah mereka investasikan di dalam organisasi selama ini.

c. Komitmen normatif (Normative commitment)

Komitmen ini mengacu pada perasaan karyawan dimana mereka diwajibkan untuk tetap berada di organisasinya karena adanya tekanan dari yang lain. Karyawan yang memiliki tingkat komitmen normatif yang tinggi akan sangat memperhatikan apa yang dikatakan orang lain tentang mereka jika mereka meninggalkan organisasi tersebut. Mereka tidak ingin

(4)

mengecewakan atasan mereka dan khawatir jika rekan kerja mereka berpikir buruk terhadap mereka karena pengunduran diri tersebut.

Motivasi diukur dengan menggunakan teori Mc.Clelland dalam Mangkunegara (2001:103) yaitu :

a. Need of achievement (kebutuhan untuk berprestasi)

Individu yang memiliki Motivasi lebih memilih pekerjaan yang menantang dan menjanjikan kesuksesan. Jadi individu yang memiliki Motivasi memiliki keinginan untuk sukses dalam mengerjakan suatu tugas

b. Need of affiliation (kebutuhan untuk memperluas pergaulan)

Kebutuhan untuk memiliki hubungan sosial yang baik, berupa persahabatan. kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan dapat muncul. Maslow menyatakan bahwa orang mencari untuk mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini melibatkan kedua dan menerima cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki.

c. Need of power (kebutuhan untuk menguasai sesuatu).

Pada umumnya tercermin dalam berbagai symbol-simbol status. Individu menginginkan hasil kerjanya dihargai orang lain. Selain status, kehormatan dan materi, tidak seorangpun yang tidak ingin diberi penghargaan atas hasil jerih payahnya sendiri.

Kinerja guru diukur dengan menggunakan teori Madjid (2008) dan Undang-undang SISDIKNAS, yang terdiri dari :

(5)

Proses belajar mengajar harus direncanakan agar dalam pelaksanaan pembelajaran berlangsung dengan baik dan dapat mencapai hasil yang optimal. Agar dapat merencanakan pembelajaran dengan baik dan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang ideal, setiap guru harus mengetahui unsur-unsur perencanaan pembelajaran yang baik.

b. Melaksanakan pembelajaran

Pembelajaran atau proses belajar mengajar adalah proses yang diatur dengan langkah-langkah tertentu, agar pelaksanaan mencapai tujuan yang diharapkan. Proses pembelajaran diawali dengan perencanaan, didukung dengan interaksi dan komunikasi dengan menggunakan strategi pembelajaran yang baik, sehingga mampu membelajarkan siswa.

c. Mengevaluasi pembelajaran

Evaluasi selalu memegang peranan penting dalam segala bentuk pengajaran yang efektif. Evaluasi dapat digunakan untuk memperoleh balikan atau feedback yang dipakai untuk memperbaiki dan merevisi bahan atau metode pengajaran, atau untuk menyesuaikan bahan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Guru menilai sampai manakah pengetahuan yang diperoleh dan transformasi dapat dimanfaatkan untuk memahami hasil belajar.

Dalam penelitian ini, definisi operasional variabelnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Indikator Variabel

(6)

Variabel Dimensi Indikator-Indikator Komitmen ( X1)

Allen Meyer (1997)

Komitmen afektif

(Affective commitment) Ingin terus bekerja karena sependapat dengan tujuan dan nilai dalam organisasi. Ingin tetap berada organisasi dan bersedia membantu untuk mencapai tujuan tersebut. Komitmen

berkelanjutan (Continuance commitment)

Merasa beruntung bergabung dengan organisasi Merasa takut kehilangan pekerjaan.

Komitmen normatif (Normative

commitment)

Terpaksa berada di organisasi karena adanya tekanan dari yang lain.

Takut mengecewakan atasan dan rekan kerja jika mengudurkan diri Motivasi (X2). McClelland (Mangkunegara, 2010 : 19) Need of achievement (kebutuhan untuk berprestasi

Tekun menghadapi tugas Ulet menghadapi kesulitan. lebih senang bekerja mandiri

Need of affiliation

(kebutuhan untuk memperluas pergaulan)

Bersosialisai dengan baik

Dapat mempertahankan pendapatnya dan dapat mempengaruhi pendapatnya terhadap orang lain

Need of power

(kebutuhan untuk menguasai sesuatu).

Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah

Menyukai hal-hal baru

Kinerja Guru (Y)

Madjid (2008) Permendiknas No. 16 Tahun 2007 UU Guru dan Dosen No.14 tahun 2005

Merencanakan Pembelajaran

Mencoba memahami karekteristik peserta didik Menerapkan pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik peserta didik Memahami teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

Melaksanakan Pembelajaran

Melaksanakan apersepsi atau penilaian kemampuan awal.

Membangun kondisi awal pembelajaran dalam upaya menciptakan semangat dan kemauan belajar.

Melalui bimbingan guru kepada siswa pada suasana pembelajaran demokratis serta mendorong siswa untuk kreatif dalam belajar.

Mengevaluasi Pembelajaran

Melaksanakan penilaian sesuai dengan kegiatan belajar mengajar yang telah diberikan

Penilaian sesuai dengan tujuan belajar yang telah diberikan

Penilaian sesuai dengan bahan pembelajaran yang diberikan

Penilaian yang hasil kegiatan belajar dapat ditafsirkan / diukur

(7)

4.3.1. Populasi

Populasi penelitiannya serta besarnya sampel diperoleh secara tepat tentang jumlah sampel yang akan mewakili keseluruhan unit analisa. Jumlah populasi dari responden penelitian ini adalah 50 orang, yaitu para guru SMA dan SMK Tunas Harapan Jakarta Barat.

4.3.2. Sampel

Sampel penelitian adalah para guru SMA dan SMK Tunas Harapan Jakarta Barat tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 50 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

4.4. Jenis Dan Sumber Data

Sumber –sumber data dalam penelitian ini adalah: 1) Data Primer

Adalah data asli yang berasal langsung dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti.Jenis data ini diperoleh secara langsung dari sumbernya, yaitu SMA dan SMK Tunas Harapan Jakarta Barat.

2) Data sekunder

Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya, melalui dokumen-dokumen atau catatan tertulis. Data sekunder cenderung siap “pakai”, artinya siap diolah dan dianalisis oleh pelaku peneliti. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui

(8)

literature-literatur,jurnal-jurnal, penelitian terdahulu, dokumen yang diperoleh dari sekolah yang berhubungan dengan penelitian ini

3) Sumber Data

Data yang diperoleh untuk penelitian ini diperoleh secara langsung dari hasil jawaban kuesioner yang disebarkan kepada guru SMA dan SMK Tunas Harapan Jakarta Barat.

4.5 Teknik Pengumpulan Data.

Untuk memperoleh data Primer dan data Sekunder maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi adalah dengan Kuesioner, yaitu daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden. Daftar pertanyaan yang dibuat berdasarkan indikator-indikator dari variabel penelitian yang harus direspon oleh responden. Teknik ini dipilih semata-mata karena responen atau subyek adalah orang yang mengetahui dirinya sendiri, apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya, dan interpretasi subyek tentang pertanyaan /pernyataan yang diajukan kepada subyek adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti. Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian dicatat/direkam untuk dijadikan sampel dalam perumusan data penelitian. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang efisien apabila peneliti mengetahui secara pasti data atau informasi apa yang dibutuhkan dan bagaimana variabel yang menyatakan informasi yang dibutuhkan tersebut diukur. Dekomposisi variabel penelitian menjadi salah satu dimensi dan butir penelitian dengan hati-hati.Berkaitan dengan model kuesioner penelitian, jenis pertanyaan dalam kuesioner dibagi menjadi dua yakni

(9)

pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Kadangkala pertanyaan yang disajikan dalam bentuk kuesioner secara terbuka sekaligus tertutup.

4.6 Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini, data diolah dengan menggunakan metode statistic melalui SPSS 17.0 for Windows. Statistik nonparametris digunakan terutama karena menganalisis data nominal, ordinal, dan populasi yang bebas distribusi (tidak berdistribusi normal). Analisis dilakukan dengan metode berikut ini.

4.6.1 Statistik Deskriptif Variabel

Statistik deskriptif adalah cabang dari statistik yang berhubungan dengan penggambaran atau peringkatan data penelitian sehingga data tersebut mudah dipahami. Penggambaran data ini berguna untuk memberikan petunjuk yang lebih baik atas data penelitian. Ukuran-ukuran yang ada pada statistik deskriptif meliputi ukuran pemusatan yang merupakan ukuran pemusatan data di sekitar pusat data. Ukuran ini terdiri dari rata-rata, median, dan modus. Sedangkan ukuran yang lain adalah ukuran penyebaran yang merupakan ukuran penyebaran data dari pusat data atau rata-rata. Ukuran penyebaran ini meliputi varians, deviasi standar, range, mean absolute deviation (MAD), mean absolute percentage error (MAPE).

4.6.2 Uji Validitas Instrumen

Pada banyak penelitian, desain penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan instrumen kuesioner. Pada desain dengan kuesioner tersebut terdapat pengukuran dari variabel. Pada penyusunan kuesioner, salah satu kriteria kuesioner yang baik adalah validitas dan reliabilitas kuesioner. validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauhmana instrumen pengukur mampu mengukur apa yang ingin

(10)

diukur. Untuk melakukan uji validitas, metode yang dilakukan adalah dengan mengukur korelasi antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan secara keseluruhan. Tahap-tahap yang harus dilakukan untuk melakukan pengujian validitas adalah:

1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur. Jadi untuk menguji validitas suatu konsep, tahap awal yang harus dilakukan adalah menjabarkan konsep dalam suatu definisi operasional.

2. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

3. Menghitung nilai korelasi antara masing-masing skor butir jawaban dengan skor total dari butir jawaban.

Cara yang dilakukan adalah dengan analisa item, dimana setiap nilai total seluruh butir pernyataan untuk suatu variabel dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment (Sugiyono, 2003).

Untuk menyatakan butir Valid atau Tidak Valid digunakan ketentuan Corrected Item-Total Correlation (CITC) atau disebut dengan r (koefisien korelasi) sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid, sedangkan

b. Jika r hitung < r tabel, maka dinyatakan tidak valid (Priyatno, 2008:23). Agar penelitian ini lebih teliti, sebuah item sebaiknya memiliki korelasi (r) dengan skor total masing-masing variabel ≥ 0,30. r tabel yaitu item yang punya r hitung < 0,30 akan disingkirkan akibat mereka tidak melakukan pengukuran secara sama dengan yang dimaksud oleh skor total skala dan lebih jauh lagi, tidak memiliki kontribusi dengan pengukuran seseorang jika bukan malah mengacaukan.

(11)

Rumus Korelasi Pearson Product Moment korelasi sebagia berikut : n ∑ XY – (∑X) (∑Y) R xy = [n ∑ X2 - (∑ X) 2 ] [n ∑ Y2 - (∑ Y) 2 ] Keterangan : n : Jumlah subyek X : Skor setiap item Y : Skor total

(∑ X)2 : Kuadrat jumlah skor item

∑ X2 : Jumlah kuadrat skor item

∑ Y2 : Jumlah kuadrat skor total

(∑ Y)2 : Kuadrat jumlah skor total

r xy : Koefisien korelasi

4.6.3 Uji Reliabilitas Instrumen

Apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari alat. Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama pada lain kesempatan. Misalkan tersedia kuesioner yang mengukur kepuasan konsumen, maka hasil kuesioner tersebut akan sama jika digunakan untuk mengukur kepuasan konsumen pada penelitian yang lain. Setelah pengujian validitas kuesioner, maka kuesioner dapat diuji reliabilitasnya. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan kestabilan dalam mengukur. Kestabilan berarti kuesioner tersebut konsisten jika digunakan untuk mengukur konsep atau konstruksi dari suatu kondisi ke kondisi yang lain. Pengukuran

(12)

reliabilitas dilakukan dengan cara One shot. Pada teknik ini pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu, kemudian dilakukan perbandingan dengan pertanyaan yang lain atau dengan pengukuran korelasi antar jawaban. Pada program SPSS, metode ini dilakukan dengan metode Cronbach Alpha, dimana suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,70. Semakin tinggi koefisien reliabilitas (mendekati angka 1), maka semakin reliabel alat ukur tersebut. Apabila nilai reliabilitas kuesioner α < 0,70 maka kuesioner tersebut tidak reliabel sedangkan jika nilai kuesioner α ≥ 0,70 maka kuesioner tersebut reliabel. (Sugiyono, 2003: 137)

4.6.4 Pengujian Asumsi Klasik

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan persamaan regresi sederhana. Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 17,0 Peneliti melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis yaitu Uji Normalitas, Uji Multikolonearitas dan Uji Heterokedastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Penggunaan uji normalitas pada analisis statistik parametik, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut harus terdistribusi secara normal. Maksud data terdistribusi secara normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal (Santosa dan Ashari, 2005:231).

Uji normalitas bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan "Normal P-P Plot" dan "Tabel Kolmogorov Smirnov". Uji normalitas yang paling umum digunakan

(13)

adalah Normal P-P Plot. Ketentuan pengujian ini adalah jika probabilitas atau Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari level of significant ( α = 0,05), maka data tersebut terdistribusi normal, sedang menggunakan kurva Normal P-P Plots prinsip normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan:

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali 2007:110-112).

2. Uji Multikolineritas

Uji Multikolineritas menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi yang tinggi maka hal ini dinamakan terdapat problem multikolineritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal (Ghozali 2007:91). Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, dapat dilihat dari Value Inflation Factor

(14)

(VIF).Apabila nilai VIF > 10, terjadi multikolinieritas. Sebaliknya, jika VIF < 10, tidak terjadi multikolinearitas. (Wijaya, 2009:119).

3. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah variabel pengganggu mempunyai varian yang sama atau tidak. Heteroskedastisitas mempunyai suatu keadaan bahwa varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda. Salah satu metode yang digunakan untuk menguji ada tidaknya Heterokedastisitas akan mengakibatkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien. Hasil penaksiran akan menjadi kurang dari semestinya. Heterokedastisitas bertentangan dengan salah satu asumsi dasar regresi linear, yaitu bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan atau disebut homokedastisitas (Gujarati dalam Elmasari, 2010:53) Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.

Dasar analisisnya adalah sebagai berikut:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

(15)

2. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.6.5 Pengujian Hipotesis Penelitian 4.6.5.1 Metode Regresi Linier Berganda a. Persamaan Regresi Ganda

Regresi berasal dari kata regress artinya bergerak menuju sifat-sifat populasinya atau induknya (Setiaji, 2004: 6). Model regresi secara sederhana dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Model: Y = b0 + blX1 + b2X2 + e Dimana : Y : Kinerja Guru b0 : Konstanta X1 : Komitmen organisasi b1, b2 : Koefisien Regresi X2 : Motivasi kerja e : Error

b. Ketepatan Parameter Penduga (Uji-t)

Uji-t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variable penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat (Kuncoro, 2001: 97 ). Uji-t ini digunakan statistik yang dihitung dengan formula sebagai berikut:

b - β Rumus t =

sb

(16)

t : t hitung β : Nilai 0

sb : Standard error of regression coefficient b : Koefisien regresi

Jika nilai t-hitung lebih besar daripada t-tabel, maka Ha diterima, demikian pula sebaliknya.

c. Ketepatan Model 1) Uji-F

Uji statistik F ini menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Kuncoro, 2001: 98). Adapun, uji-F ini dilakukan dengan melakukan perhitungan nilai statistik F dengan menggunakan formula sebagai berikut : R2 /(k -1) F = . (1- R2 )(n - k) Keterangan : R2 : koefisien determinasi

k : jumlah variabel bebas n : jumlah sampel

Jika nila F hasil perhitungkan lebih besar daripada nilai F tabel maka hipotesis alternatif diterima sehingga model dikatakan baik atau tepat.

2) Koefisien Determinasi (R2 )

Koefisien determinasi (R2) adalah salah satu nilai statistik yang dapat

(17)

independen terhadap variabel dependen.Nilai koefisien determinasi menunjukkan persentase variasi nilai variable dependen yang dapat dijelaskan oleh variable independen. Formula untuk menghitung koefisien determinasi adalah sebagai berikut.

R2 = (SSR) / (SST)

Keterangan :

R2 : koefisien determinasi

SSR : Sum of Square Regression SST : Sum of Square Total

Analisis data dilakukan dengan bantuan dari program SPSS 17.0 sebagai alat untuk meregresikan model yang telah dirumuskan. Pengujian hipotesis dapat dilakukan setelah model regresi bebas dari gejala asumsi klasik (multikolinearitas, autokorelasi, heteroskedastisitas, dan normalitas) agar hasil perhitungan dapat diinterpretasikan dengan akurat dan bebas dari kelemahan-kelemahan yang terjadi karena adanya gejala-gejala tersebut.

4.9.6 Matriks Korelasi Antar Dimensi

Analisis korelasi adalah suatu analisis statistik yang mengukur tingkat hubungan yang melibatkan antara lebih dari satu variabel bebas (X1,X2,…Xn) dan satu

variabel terikat (Y).

Analisis korelasi dimensi digunakan untuk mengetahui hubungan antar dimensi Komitmen dan Motivasi dengan Kinerja guru.

Tabel 4.2

(18)

Kinerja Guru (Y) Y11 Y12 Y13 Variabel X

Komitmen (X1)

Komitmen afektif (Affective commitment) X1.1 rX11Y11 rX11Y12 rX11Y13

Komitmen berkelanjutan (Continuance

commitment) X1.2 rX12Y11 rX12Y12 rX12Y13

Komitmen normatif (Normative

commitment) X1.3 rX13Y11 rX13Y12 rX13Y13

Motivasi Kerja (X2)

Need of achievement (kebutuhan untuk

berprestasi) X2.1. rX21Y11 rX21Y12 rX21Y13 Need of affiliation (kebutuhan untuk

memperluas pergaulan) X2.2. rX22Y11 rX22Y12 rX22Y13 Need of power (kebutuhan untuk

menguasai sesuatu). X2.3 rX23Y11 rX23Y12 rX23Y13

Referensi

Dokumen terkait

Dimana sebagian besar pendidik di lapangan mengabaikan latar pengetahuan dan kepentingan pembaca (D. K-W-L dikembangakan dan diujiterapkan untuk mengetahui kerangka

Pada hari ini Sabtu tanggal Lima Belas bulan Oktober tahun Dua ribu sebelas, yang bertanda tangan dibawah ini Panitia Pengadaan Barang/Jasa Tahun Angaran 2011,yang dibentuk

Bila ketersediaan komputer terbatas atau tidak memungkinkan dibawa ke kelas, alternatif yang dapat dilakukan adalah menggunakan Lab TIK sebagai kelas untuk mengajar sehingga team

Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas (“Efek Bersifat Ekuitas” adalah i. Efek yang dapat ditukar dengan saham; atau iii) Efek yang mengandung hak

Berdasarkan permasalahan dari tinjauan umum dan mengacu pada tinjauan pustaka, maka disusunlan kerangka konsep dalam menentukan langkah-langkah yang akan digunakan

Penulis kemudian banyak berdialog dengan anak laki-laki yang mendapatkan sebuah permasalahan dengan Ibunya dan menemukan kesamaan dalam hal kebencian dan juga rasa sayang

Dari ketiga subjek SKACI yag menjadi kasus dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pribadi yang kreatif pada anak usia 12-14 tahun dalam bidang IT itu

Anomali magnit sedang (- 250 sampai + 100 gamma), mendominasi sebagian besar daerah penyelidikan diperkirakan berkaitan dengan batuan yang relatif bersifat sedikit magnetis