• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang Masalah

Usia dini adalah masa yang sangat penting dalam keseluruhan tahap manusia. Pada masa itu terjadi lonjakan perkembangan anak yang tidak terjadi pada periode berikutnya. Para ahli menyebutnya dengan usia emas (golden age ). Pendidikan anak usia dini sebagai pendidikan yang diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak usia 0-6 tahun yang sering disebut sebagai masa emas perkembangan yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, informal dan nonformal.1 Oleh karena itu pembentukan dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan (insan kamil) dan pembentukan watak sangat tepat jika dilakukan di usia dini.

Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan non fisik dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal-fikir,

1

Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta : DIVA Press, 2010) hlm. 15

(2)

emosional dan sosial yang tepat dan benar agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.2

Setiap orang tua ingin membina anak agar menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat, sikap mental yang sehat dan akhlak yang terpuji. Semuanya dapat diusahakan melalui pendidikan baik yang formal maupun informal. Perkembangan agama masa anak, terjadi melalui pengalaman hidupnya sejak kecil, dalam keluarga, di sekolah dan dalam masyarakat lingkungan. Semakin banyak pengalaman yang bersifat agama, akan semakin banyak unsur agama, maka sikap, tindakan kelakuan dan caranya menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agama.3

Dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 14 dinyatakan pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.4

2Departemen Pendidikan Nasional, Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini, ( Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, 2007), hlm. 2

3Fuad Idris, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2001), hlm. 2.

4Siti Aisyah, dkk, Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini (Jakarta : Universitas Terbuka, 2008) hlm.13

(3)

Badan Koordinasi merupakan organisasi yang bersifat kekeluargaan dan tidak bernaung dibawah organisasi politik maupun organisasi kemasyarakatan lainnya.5

Organisasi ini mempunyai potensi dan peluang untuk dapat berkembang sebagai sebuah lembaga yang sehat. Adapun potensi dan peluang yang dapat mendorong perkembangan Badan Koordinasi TPQ adalah keberadaannya secara formal. Badan Koordinasi TPQ sebagai salah satu organisasi pendidikan Al-Qur’an dan dakwah merupakan suatu potensi utama, karena dengan demikian tersedianya wahana bagi tumbuh dan berkembangnya Taman Pendidikan Al-Qur’an dimasa yang akan datang.6

Lahirnya program PAUD berbasis Al-Qur’an antara lain didorong oleh tumbuhnya kesadaran dan pendidikan berbasis Al-Qur’an, terutama oleh TPQ yang dimotori oleh lembaga atau organisasi keagamaan islam. Keberhasilan ini membuka kesadaran baru akan pentingnya PAUD berbasis TPQ.

Perkembangan TPQ di Kota Pekalongan yang semakin pesat menunjukkan bahwa kepedulian masyarakat Kota Pekalongan dengan Qur’an sangat tinggi, sebab mereka sadar bahwa mendidik anak dengan Al-Qur’an sejak dini akan lebih mudah dalam membentuk anak yang shaleh yang bercermin pada nilai-nilai Al-Qur’an. Dan anak yang belajar Al-Qur’an

5Keputusan Musayawarah Wilayah (MUSWIL III) Badko TPQ Provinsi Jawa Tengah, hal. 31-32

(4)

sejak dini berarti sudah menunjukkan cintanya pada Al Qur’an. Kemudian dalam kelanjutannya akan dapat memahami, mengamalkan dan menghayati nilai-nilai Al-Qur’an yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Karena itulah PAUD TPQ ( PAUD Al-Qur’an ) ini digalakkan dalam rangka untuk menyiapkan landasan rohani, emosi dan tradisi bagi anak-anak sebagai generasi Qur’ani yang mencintai dan dicintai oleh Allah SWT yang berciri kepribadian muttaqin, muhsinin, muqsithin, shobirin, mutawakkilin, tawwabin dan mutathohhirin.

PAUD berbasis Al-Qur’an tidak dimaksudkan untuk menggantikan program pendidikan Al-Qur’an yang sudah melembaga di masyarakat saat ini, melainkan untuk memperkuat dan melengkapinya dengan substansi PAUD. Tujuannya untuk mengoptimalkan perkembangan anak usia dini pada usia emasnya dan untuk memastikan bahwa anak belajar melalui bermain yang disesuaikan dengan tahap perkembangan dan potensi masing-masing anak. Pendidikan anak usia dini dan pendidikan Al-Qur’an merupakan dua hal yang sama penting diberikan pada masa usia dini, maka keberadaan PAUD berbasis Al-Qur’an ini diharapkan dapat menjadi tempat untuk membina dan memberikan bekal pendidikan bagi anak.

Dengan latar belakang tersebut, Pengurus Badan Koordinasi Taman Pendidikan Al-Qur’an Kota Pekalongan beserta seluruh pihak yang mendukung menyelenggarakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) TPQ atau PAUD Al-Qur’an di Kota Pekalongan sebagai wadah pembinaan

(5)

kesejahteraan anak dan pelayanan pendidikan kepada anak usia dini. PAUD ini diselenggarakan dengan kondisi, bentuk, tata cara yang fleksibel sesuai dengan kondisi lingkungan serta kemampuan sosial ekonomi masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis memilih judul “STUDI ANALIS PERANAN BADAN KOORDINASI ( BADKO) TPQ KOTA PEKALONGAN BAGI PERKEMBANGAN PAUD BERBASIS AL-QUR’AN”

Adapun alasan memilih judul skripsi tersebut diatas adalah sebagai berikut :

1. Badan Koordinasi TPQ merupakan organisasi yang dapat mendorong, membina dan mengembangkan berdirinya PAUD berbasis Al-Qur’an di Taman pendidikan Al-Qur’an

2. Pengetahuan dan pemahaman Badan Koordinasi TPQ dapat membantu berkembangnya PAUD berbasis Al-Qur’an

3. Badan Koordinasi TPQ mempunyai peranan penting dalam pengembangan Taman Pendidikan Al-Qur’an dalam memberikan dukungan dan motivasi.

(6)

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan diteliti sebagai berikut : 1. Bagaimana peran Badan Koordinasi ( Badko) TPQ Kota Pekalongan bagi

perkembangan PAUD berbasis Al-Qur’an?

2. Bagaimana konsep pendidikan anak usia dini berbasis Al-Qur’an ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui peran Badan Koordinasi (Badko) Taman Pendidikan Qur’an Kota Pekalongan bagi perkembangan PAUD berbasis Al-Qur’an.

2. Untuk mengetahui konsep pendidikan anak usia dini berbasis Al-Qur’an.

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan khasanah pendidikan tentang peran Badan Koordinasi TPQ Kota Pekalongan bagi perkembangan PAUD berbasis Al-Qur’an

2. Secara praktis

a. Sebagai bahan informasi bagi guru tentang pelaksanaan pendidikan anak usia dini berbasis Al-Qur’an di Kota Pekalongan

b. Berguna untuk memperdalam tentang pelaksanaan pendidikan anak usia dini berbasis Al-Qur’an.

(7)

E. Tinjauan Pustaka

1. Analisis Teori

Menurut Soemiarti (2003) pendidikan prasekolah adalah hal yang menarik perhatian orangtua, masyarakat maupun pemerintah sebagai pengambil keputusan. Mereka menyadari bahwa kualitas masa anak-anak (early childhood) termasuk masa prasekolah merupakan cermin kualitas bangsa dimasa yang akan datang. Pandangannya jelas menunjukkan akan betapa pentingnya pendidikan bagi anak yang membutuhkan bimbingan dari guru dan orangtua dalam mewarnai hubungan anak dengan teman sebaya dan lingkungan sosialnya.7

Keputusan Musyawarah Wilayah (Muswil) IV Program Umum Badko TPQ dalam bidang pendidikan dan pelatihan meliputi :

a. Melakukan pembinaan terhadap para pembina, ustadz dan masyarakat serta periodik sehubungan dengan gerakan Al-Qur’an

b. Memantapkan profesionalisme dan kualitas sumber daya manusia Badko TPQ.

c. Mempersiapkan perangkat dan kurikulum bagi berdirinya lembaga pendidikan dan pelatihan untuk mempersiapkan tenaga pendidik Al-Qur’an dan pasca-TPQ di setiap daerah.

7 Panduan Pendirian PAUD-TPQ, Badan Koordinasi TPQ Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011, hal.4

(8)

d. Mengadakan pelatihan pembelajaran Al-Qur’an sejak dalam kandungan.

e. Menyelenggarakan seminar dan lokakarya PAUD berbasis Al-Qur’an

f. Menyelenggarakan penataran dan pelatihan juri atau hakim FASI.8

Keberadaan Badko bukan sebagai sebuah organisasi yang secara struktural membawahi lembaga-lembaga TPQ yang ada. Karena itu, Badko sama sekali tidak memiliki fungsi kontrol atau komando terhadap lembaga TPQ yang ada. Keberadaannya hanya sebagai sebuah forum untuk koordinasi antar lembaga TPQ yang ada, agar diantara mereka terjalin komunikasi dan silaturrahmi yang baik. Selain itu, keberadaan Badko dapat berfungsi sebagai konsultan, pemantau dan sekaligus sebagai inisiator bagi upaya pengembangan pendidikan Al-Qur’an di masing-masing lembaga TPQ yang ada.9

Supervisi sebagai pelaksanaan tugas-tugas pengawasan terhadap proses pendirian dan penyelenggaraan TPQ tersebut sehingga seluruh program yang telah dicanangkan dapat berlangsung dengan baik. Pengawasan ini dimaksudkan untuk memberikan pembimbingan atau konsultasi kepada masing-masing penyelenggara TPQ, mulai dari proses

8

Hasil Keputusan Musyawarah Wilayah IV Badko TPQ Provinsi Jateng Tahun 2010, hal. 38

9Pedoman Pendirian dan Penyelenggaraan Taman Pendidikan Al-Qur’an BadkoTPQ Provinsi Jateng Tahun 2011, hal. 8

(9)

pendirian, pengajuan izin penyelenggaraan, proses penyelenggaraan program, sampai dilakukan evaluasi terhadap hasil-hasil pelaksanaan program.10

Manajemen merupakan fungsi dari pimpinan kerja, biasanya manajemen juga untuk menetapkan politik kebijaksanaan mengenai apa yang diperbuat, bagaimana membiayainya, menyalurkan layanan dan memilih serta melatih pegawai-pegawai dan lain-lain.11

Menurut para ahli psikologi usia dini ( 0–8 tahun ), sangat menentukan bagi anak dalam mengembangkan potensinya. Usia dini sering disebut juga “ usia emas “ (the golden age) yang hanya datang sekali dan tidak dapat diulang lagi, yang sangat menentukan untuk pengembangan kualitas manusia.12

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 14 disebutkan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan

10

Ibid.,hal. 19 11

Wadojo, Manajemen Beberapa Persoalan Pokok, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005), hal.13

12

(10)

rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.13

Taman Pendidikan Al-Qur’an adalah suatu upaya pendidikan nonformal yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga usia 18 tahun yang berasal dari kelurga muslim dalam rangka menyiapkan generasi Qur’ani. Sedangkan PAUD berbasis TPQ adalah bentuk-bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan pendidikan Al-Qur’an, seperti PAUD-TKA (Taman Kanak-Kanak Al-Qur’an), PAUD-TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an), BAMBM (Bina Anak Muslim Berbasis Masjid) dan jenis yang lainnya.14

2. Kerangka Berfikir

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berbasis Al-Qur’an merupakan lembaga pendidikan sekolah (non formal), dimana pelajarannya lebih menekankan pada aspek keagamaan dengan mengacu pada sumber utamanya yaitu Al-Qur’an dan Hadits yang harus disesuaikan dengan taraf perkembangan anak. Generasi muslim yang mencintai Al-Qur’an, menjadikan Al-Qur’an sebagai bacaan dan sekaligus pandangan hidupnya sehari-hari. Agar didapatkan hasil yang maksimal dari proses belajar mengajar, diperlukan suatu manajemen yang baik dalam menjalankan unit tersebut. Untuk itu, agar lebih mudah dalam segala

13Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, (Yogyakarta : Media Wacana Press, 2003), hlm. 10

14

Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal, Ketentuan Pendidikan Nasional, Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD Berbasis TPQ ( Satuan PAUD Sejenis), (Jakarta : Depdiknas, 2010), hlm.3

(11)

sesuatunya maka dibentuklah Badko ( Badan Koordinasi ). Dimana Badko TPQ ini bertugas mengkonsolidasi kegiatan TPQ, dengan adanya Badko TPQ ini diharapkan pendidikan Al-Qur’an lebih berkembang.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian a. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu suatu pendekatan yang dari hasil analisisnya disajikan dalam bentuk deskripsi naratif.15 Karena data yang dihasilkan berupa data deskriptif yaitu dalam bentuk pernyataan atau kata-kata yang berasal dari sumber data yang diamati atau diteliti akan mudah dipahami.

Dalam penelitian ini pendekatan kualitatif mendeskripsikan tentang peran Badan Koordinasi (Badko) Taman Pendidikan Qur’an Kota Pekalongan bagi perkembangan PAUD berbasis Al-Qur’an.

b. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field Research). Field Research yaitu menjadikan bahan pustaka sebagai sumber utama yang dimaksudkan untuk menggali teori-teori

15

Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metode Kuantitatif Dalam Pendidikan, ( Semarang : Rajawali Press, 1995), hlm. 34

(12)

dan konsep-konsep yang telah ditentukan oleh para ahli terdahulu, mengikuti perkembangan penelitian dalam bidang yang akan diteliti, memperoleh orientasi yang luas mengenai topik yang dipilih, memanfaatkan data sekunder serta menghindari duplikasi penelitian.16

2. Sumber data

a. Sumber data primer

Sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari.17 Dengan pembahasan masalah Peran Badan Koordinasi Taman Pendidikan Al-Qur’an bagi perkembangan PAUD berbasis Al-Al-Qur’an. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah pengurus Badko TPQ Kota Pekalongan dan Kepala PAUD berbasis Al-Qur’an Kota Pekalongan.

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder yaitu sumber yang mendukung pokok permasalahan dan buku-buku yang memiliki keterkaitan secara konseptual dan substansial.18 Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui pengumpulan atau pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi berupa penelaah terhadap dokumentasi pribadi,

16

Masri Singa Rimbun dan Jufri Efendi, Metode Penelitian Survey, (Jakarta : LP3ES, 2000), hal. 70

17 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), hal. 91 18 Toha Anggoro, Metode Penelitian, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2009), hal. 1.24

(13)

resmi kelembagaan, referensi-referensi atau peraturan (literatur laporan, tulisan dan lain-lain yang memiliki relevansi dengan fokus penelitian. Dalam penelitian ini sumber data sekunder meliputi berbagai referensi yang memuat berbagai informasi tentang Pendidikan Anak Usia Dini berbasis Al-Qur’an. Referensi tersebut berupa buku, majalah, kitab, dan sumber lainnya yang mendukung.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Metode Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.19 Metode observasi ini digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan gambaran umum Badan Koordinasi (Badko) TPQ dan PAUD Al-Qur’an yang ada di Kota Pekalongan.

b. Metode Wawancara

Wawancara atau interview merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Wawancara dilaksanakan secara

19

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 2009), h. 220

(14)

lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual.20 Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan pengurus Badko TPQ Kota Pekalongan dan Kepala PAUD Al-Qur’an di Kota Pekalongan.

c. Metode Dokumentasi

Teknik ini merupakan penelaahan terhadap referensi-referensi yang berhubungan dengan fokus permasalahan penelitian. Dokumentasi yang dimaksud adalah dokumen pribadi, dokumen resmi, referensi-referensi, foto-foto dan rekaman.21 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang Peranan Badko TPQ Kota Pekalongan bagi Perkembangan PAUD berbasis Al-Qur’an.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu usaha mengetahui tafsiran terhadap data yang terkumpul dari hasil penelitian.22 Setelah data terkumpul penulis selanjutnya menelaah dan menganalisis dengan metode deskriptif. Analisis deskriptif merupakan analisis data yang diwujudkan dalam bentuk laporan dan uraian non statistik.23

Dalam metode ini, penulis mendeskripsikan peran Badan Koordinasi (Badko) TPQ Kota Pekalongan bagi perkembangan PAUD berbasis Al-Qur’an yang meliputi program kerja Badko TPQ dan Peran

20

Ibid.,hlm. 216

21 Sutrisna Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Andi Offset, 2002), hlm. 42 22

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm.192

(15)

Badan Koordinasi (Badko) TPQ bagi perkembangan PAUD berbasis Al-Qur’an di Kota Pekalongan.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam penelitian skripsi, penulis menuliskan sistematika penelitian skripsi yang penulis buat ini dibagi menjadi tiga (3) bagian yaitu bagian pertama, bagian isi dan bagian akhir.

Adapun secara rinci sistematika penelitian skripsi tersebut sebagai berikut :

1. Bagian pertama berisi Halaman Judul, Halaman Pernyataan, Halaman Nota Pembimbing, Halaman Pengesahan, Halaman Persembahan, Halaman Motto, Halaman Kata Pengantar, Halaman Abstraksi, Halaman Daftar Isi dan Halaman Daftar Tabel.

2. Bagian Isi, terdiri atas :

BAB I : Pendahuluan, berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Skripsi.

BAB II : Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Al-Qur’an, dengan sub bab pertama terdiri dari : Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar Hukum Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini, Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini, Materi atau Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendekatan Dalam Pembelajaran. Pada sub bab kedua Kajian Pendidikan Al-Qur’an untuk Anak Usia Dini yang meliputi : Pentingnya

(16)

Pendidikan Al-Qur’an untuk Anak Usia Dini, Metode Pembelajaran Pendidikan Usia Dini berbasis Al-Qur’an dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini berbasis Al-Qur’an.

BAB III : Peran Badan Koodinasi Taman Pendidikan Al-Qur’an bagi perkembangan PAUD berbasis Al-Al-Qur’an, yang memuat dua sub bab. Pertama profil Badan Koordinasi TPQ Kota Pekalongan, yang memuat sejarah berdirinya Badan Koordinasi TPQ, visi dan misi, struktur organisasi dan program kerja. Kedua Peran Badan Koordinasi Taman Pendidikan Qur’an bagi perkembangan PAUD berbasis Al-Qur’an. Ketiga Konsep Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Al-Qur’an

BAB IV : Analisis Peran Badan Koordinasi TPQ bagi Perkembangan PAUD berbasis Al-Qur’an, dengan sub bab pertama : Analisis Peran Badan Koordinasi TPQ Kota Pekalongan bagi perkembangan PAUD berbasis Al-Qur’an. Pada sub bab kedua : Analisis Konsep PAUD berbasis Al-Qur’an.

BAB V : Penutup, berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran.

3. Bagian Akhir, bagian ini berisi Daftar Pustaka, Lampiran-Lampiran dan Daftar Riwayat Hidup Peneliti.

Referensi

Dokumen terkait

Peubah yang diamati pada penelitian ini meliputi karakteristik fisik yaitu daya ikat air (DIA) menggunakan metode penekanan Hamm (Suryati, dkk., 2006), susut masak,

KAJI BANDING MANAJEMEN SAINT PRIMA FOOTBALL ACADEMY DENGAN COERVER COACHING SOCCER SCHOOL (CCSS). Universitas Pendidikan Indonesia |

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian analisis deskriptif kualitatif Hasil penelitian menunjukkan Hotel Cherry Pink belum memanfaatkan peluang yang

[r]

Dimensi amalan hati, menurut al- Asqalani, terdiri atas 24 cabang, yaitu: (1) Iman kepada Allah, termasuk di dalamnya iman kepada Dzat dan sifat-Nya, mentauhidkannya dengan

yang diperlihatkan oleh setiap peserta didik saat metode debat diterapkan. Kemudian pada tindakan siklus keempat, peserta didik mampu mengembangkan. sikap toleransi

Berdasarkan hasil uji hedonik pada makaroni mentah dan matang serta pertimbangan teknik dan mutu produk maka formulasi makaroni terbaik yang dipilih adalah formulasi F2 (40

Adapun tujuan khusus dari kajian ini, di antaranya adalah: (1) Melakukan identifikasi potensi, peluang, tantangan dan isu strategis dalam pembangunan di bidang