• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Anak Usia Dini (Kesenjangan Kurikulum dan Penyelenggaraan) (Kadek Widiastuti/ )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pendidikan Anak Usia Dini (Kesenjangan Kurikulum dan Penyelenggaraan) (Kadek Widiastuti/ )"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Pendidikan Anak Usia Dini

(Kesenjangan Kurikulum dan Penyelenggaraan)

(Kadek Widiastuti/ 15.1.2.5.2.0852)

I. Pendahuluan

Manusia merupakan mahluk yang paling sempurna diantara mahluk lainnya karena manusia dilengkapi oleh pikiran. Hal ini yang menyebabkan bahwa kelahiran sebagai manusia merupakan sebuah anugrah yang sangat mulia karna hanya manusia yang mampu memperbaiki hidupnya ke jalan yang lebih baik sehingga nantinya akan mencapai tujuan tertinggi yaitu menyatu dengan awal dari semuanya yaitu Sang Hyang Widhi atau juga disebut Paraatma.

Mencapai tujuan tertinggi bagi manusia tidak bisa didapatkan begitu saja, namun ada hal-hal yang hsrus dilakukan dan yang paling penting adalah berjalan di jalan dharma. Untuk menjadikan manusia yang berjalan di jalan dharma ataupun menjalankan kehidupan sebagai manusia, tentunya manusia tidak bisa melakukan sendiri melainkan membutuhkan tuntunan atau bimbingan dari orang lain. Bimbingan ini dilakukan tentunya oleh orang yang lebih berpengalaman atau lebih dewasa. Sehingga konsep bimbingan ini sering pula disebut sebagai pendidikan.

Pendidikan dalam arti khusus dibatasi sebagai usaha orang dewasa dalam membimbing anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya (Sadulloh, 2011: 54). Maksud dari pengertian pendidikan diatas ialah bahwa pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh orang yang lebih berpengalaman untuk menuntun anak yang belum mengenal apa yang terjadi didunia ini dengan tujuan menuntun anak tersebut menjadi manusia yang memiliki kepribadian mansuia yang cerdas, berbudi pekerti luhur. Pendidikan juga sering disebut sebagai langkah atau cara memanusiakan manusia yang berarti pendidikan membentu mengembangkan sikap atau potensi yang dimiliki oleh manusia. Pendidikan digolongkan kedalam tiga jenis menurut tempat berlakunya, yaitu pendidikan formal (pendidikan di sekolah), pendidikan informal (pendidikan di keluarga) dan pendidikan non formal yaitu pendidikan yang ada dalam masyarakat.

Berbicara masalah pendidikan formal, yaitu pendidikan yang diselenggarakan di sekolah maka pendidikan dilakukan secara terprogram yaitu dari pra sekolah hingga perguruan tinggi. Pra sekolah yang dimaksud adalah pendidikan anak pada usia dini yang biasanya dimulai dari umur 4-6 tahun. Pendidikan anak usia dini ini dilakukan untuk mempersiapkan anak menempuh pendidikan lebih lanjut baik pendidikan formal, informal ataupun nonformal.

Pendidikan yang tejadi di Indonesia terkadang sering menyalahi aturan dimana tidak adanya kesesuaian umur dengan kegiatan pendidikan dan ini sering terjadi pada pendidikan usia dini. Selain itu juga sering terjadi penyimpangan antara kurikulum dan pelaksanaan di lapangan. Untuk itu tulisan ini penulis buat agar dapat mengetahui bagaimana realita pendidikan yang terjadi di Indonesia khususnya pendidikan pada usia dini yang sering timpang tindih antara kurikulum dan pelaksanaan di lapangan.

▸ Baca selengkapnya: rpph anak usia dini

(2)

II. Pembahasan

Pendidikan usia dini merupakan jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan usia dini juga sering disebut sebagai pendidikan pra sekolah, yang memang karena pendidikan usia dini ini dilakukan untuk melatih kesiapan anak untuk melanjtukan pendidikan pada sekolah dasar. Kesiapan yang dimaksud adalah kesiapan secara mental dan fisik dimana pada pendidikan usia dini anak-anak dilatih untuk berinteraksi dengan teman-temannya, kesipan motorik yang nantinya akan membantu pengembangan pikiran dan sebagainya.

Dapat diakatakan bahwa pendidikan usia dini diberikan sebagai dasar ataupun pondasi anak dalam menempuh pendidikan. Pendidikan anak usia dini tidak serta merta diselenggarakan begitu saja namun pendidikan usia dini mempunyai landasan yang kuat dalam penyelengaraannya. Landasan tersebut salah satunya ialah landasan hukum yaitu yang terdapat pada UU RI Nomor. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, Pasal 1, Butir 14 dinyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Sedangkan pada pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan bahwa (1) Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, (2) Pendidkan Anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidkan formal, non formal, dan/atau informal, (3) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal: TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat, (4) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan non formal: KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat, (5) Pendidikan usia dini jalur pendidikan informal: pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, dan (6) Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah http://membumikan-pendidikan. blogspot. com/2015/03/ landasan-dasar-hukum-pendidikan-anak.html (diakses tanggal 19-122015).

Pada penjelasan landasan hukum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dikatakan dengan jelas bahwa pendidikan usia dini mempunyai dasar pelaksanaan yang jelas sehingga pendidikan ini sangat tepat dilaksanakan. Namun penyelenggaraan pendidikan usia dini ini perlu diperhatikan kembali dengan kurikulum yang diberlakukan. Terkadang sering terjadi tumpang tindih antara

▸ Baca selengkapnya: pertanyaan tentang permasalahan anak usia dini

(3)

kurikulum pendidikan anak usia dini dengan apa yang diselenggarakan. Pada kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini dalam sub program pembelajaran pengetahuan dan teknologi cakupannya ialah mempersiapkan peserta didik secara akademik memasuki SD, MI atau bentuk lainya yang sederajat dengan menekankan pada penyiapan kemampuan berkomunikasi dan berlogika melalui berbicara mendengarkan, pra menulis, pra membaca dan pra berhitung yang harus dilaksanakan dengan berhati-hati, tidak memaksa dan menyenangkan sehingga menyukai belajar. Pola yang diterapkan pada pendidikan usia dini yaitu belajar sambil bermain. Namun penyelenggaraan dilapangan yang terjadi ialah anak-anak pada sekolah usia dini seperti TK dan Play Group sudah diajarkan membaca dan tidak jarang anak-anak TK saat ini sudah hafal untuk membaca.

Menyalahkan pada penyenglenggaraan pendidikan tidak bisa begitu saja kita lakukan, karena ada alasan yang sangat kuat dalam fenomena ini. Salah satu alasannya ialah anak-anak saat masuk sekolah dasar adanya tes membaca dan menulis yang tentu saja mempengaruhi kelulusannya dalam mencari sekolah. Tentu saja ini akan menjadi ketakutan pada orang tua anak jika anaknya belum bisa membaca pada saat menempuh pendidikan di TK. Mau tidak mau orang tua akan mencarikan solusi yang terbaik agar anak-anaknya bisa membaca dengan lancar pada pendidikan di TK, dan membaca serta menulis pun menjadi hal yang harus menjadi kompetensi dimiliki anak pada usia dini. Hal ini juga tidak bisa disalahkan begitu saja apalagi kita menyalahkan pihak sekolah dasar dalam menyeleksi calon siswanya. Alasanya ialah kembali pada kurikulum yang berlaku pada sekolah dasar yang mengacu pada kurikulum KTSP dimana banyak bacaan yang ada pada buku-buku kurikulum tersebut dan kurikulum 2013 dengan sistem pembelajaran bertema.

Pembelajaran tematik adalah sebuah pembelajaran yang dikemas ke dalam bentuk tema yang melibatkan beberapa mata pelajaran yang disajikan dalam wadah terpadu. Pembelajaran tematik merupakan salah satu model-model pembelajaran yang dipadukan yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang menekankan siswa, baik secara individual ataupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik. Tentunya dalam pembelajaran tematik yang berpusat pada siswa ini metode ceramah yang memang sudah lama ditinggalkan pada sistem pendidikan di Indonesia tidak berlaku juga pada pembelajaran tematik ini. sistem pembelajaran yang bertema dan menuntut pemahaman pada anak agak sulit dilakukan pada anak yang menginjak sekolah dasar tanpa adanya kemampuan membaca. Demikian juga pada kurikulum KTSP yang cenderung kepada kesatuan pendidikan, dimana ranah kognitif sangat ditekankan disini serta menuntut siswa menguasai beberapa mata pelajaran yang akan di UN kan pada akhir sekolah dasar nantinya. Tentunya kemampuan membaca sangat dibuthkan pada awal pembelajaran di sekolah dasar mengingat materi yang disajikan begitu padat. Tidak jarang juga buku-buku yang disajikan pada SD kelas 1 sampai kelas 2 bisa dibilang padat bacan sehingga jika anak yang memasuki sekolah dasar akan kelabakan jika tidak mempunyai kemampuan membaca dan menulis. Hal ini yang

(4)

menyebabkan sebagain besar pendidikan pada sekolah-sekolah formal pendidikan usia dini memutuskan untuk mengajarkan membaca dan menulis pada anak didiknya.

Kemudian siapa yang harus disalahkan pada semua ini? apakah pihak sekolah yang menyelenggarakan? Pihak guru yang mengajar? Ataupun kurikulum yang perlu adanya perbaikan? Semua pihak haruslah lebih melihat apa yang terjadi pada pendidikan usia dini dan pendidikan dasar di Indonesia. Saling menyalahkan bukanlah hal yang tepat dalam hal ini. justru yang diperlukan disini adalah saling membangun. Seperti halnya dari yang pertama yaitu pemerintah dalam penyusunan kurikulum yang seharusnya lebih melihat situasi dilapangan atau kejadian yang ada di lapangan. Tidak menganggap bahwa penyelenggaraan kurikulum dalam pendidikan hanya formalitas semata dan hanya bertujuan pada realisasi dana APBN. Pemerintah juga harus lebih memperhatikan pelatihan kepada guru-guru agar maksud dan tujuan dari kurikulum dapat dimengerti dan dijalankan dengan baik oleh para pendidik.

Para pendidik disini juga harus turut serta dalam pembangunan pendidikan di Indonesia seperti halnya dengan serius mengikuti pelatihan tentang kurikulum yang diadakan oleh pemerintah. Kesenjangan seperti yang digambarkan diatas akan terus terjadi jika para pendidikan dan pemerintah terjadi mis komunikasi. Seperti halnya tadi bahwa kurikulum 2013 menekankan pada aktivitas yang berpusat pada siswa tentu tugas guru disini adalah sebagai fasilitator. Namun tidak sedikit guru yang masih asik dengan metode ceramah yang dia gunakan sehingga penerapan kurikulum 2013 sanagt sulit dilaksanakan. Pelatihan yang diadakan pemerintah seakan percuma saat ketimpangan ini masih saja berlaku, karena sulitnya mengubah pola pikir guru. Guru juga ditekankan melaksanakan pendidikan dengan real tidak hanya sekedar formalitas menjalankan profesi sebagai guru dalam artian yang penting sudah mengajar masalah ngerti atau tidaknya anak didik itu bukan menjadi masalah yang harus dipecahkan oleh guru lagi.

Sesungguhnya tujuan kurikulum yang diadakan pemerintah sangat baik untuk kemajuan pendidikan di Indonesia, namun penyelenggaraannya kurang diperhatikan atau pemerintah kurang melihat keadaan dan kesiapan yang terjadi dilapangan sehingga kurikulum tidak dijalankan secara maksimal. Inilah yang saya sebutkan sebagai mis komunikasi antara pemerintah dan tenaga pendidik dalam masalah penyelenggaraan kurikulum. Semua ini harus dikaji kembali perlunya kerjasama diantara semua pihak. Tidak menutup kemungkinan juga jika peran masyarakat juga diperlukan dalam pembangunan pendidikan. Ikut serta dalam negawasi penyelenggaraan pendidikan serta berperan aktif dalam pendidikan non formal ataupun pendidikan informal terhadap anak sehingga mampu mewujudkan pendidikan karakter yang saat ini menjadi cita-cita bangsa.

(5)

III. Petunup

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini sangat dibutuhkan untuk mempersiapkan pendidikan tingkat dasar yang akan dilakukan pada pendidikan selanjutnya. Namun penyelengaraan pendidikan usia dini perlu adanya pengakajian kembali dan penyempurnaan antara kurikulum dan penyelenggaraan di lapangan. Dalam penyusunan kurikulum yang diberlakukan pada pendidkan anak usia dini diperlukan lebih memahami keadaan lapangan serta kebutuhan anak didik sehingga kurikulum relevan dengan penyelenggaraan pendidikan. Untuk itu perlunya kerjasa sama baik, pemerintah, guru serta masyarakat dalam mengkaji kembali kurikulum yang berlaku serta penyelenggaraan pendidikan usia dini.

DAFTAR PUSTAKA

Sadulloh, Uyoh. 2011. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

http://membumikan-pendidikan. blogspot. com/2015/03/ landasan-dasar-hukum-pendidikan-anak.html (diakses tanggal 19-122015).

Sudarsana, I. K. (2014). PENGEMBANGAN MODEL PELATIHAN UPAKARA BERBASIS NILAI PENDIDIKAN AGAMA HINDU UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN: Studi pada Remaja Putus Sekolah di Kelurahan Peguyangan Kota Denpasar.

Sudarsana, I. K. (2015). PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM UPAYA PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA. Jurnal Penjaminan Mutu, (Volume 1 Nomor 1 Pebruari 2015), 1-14.

Sudarsana, I. K. (2016). DEVELOPMENT MODEL OF PASRAMAN KILAT LEARNING TO IMPROVE THE SPIRITUAL VALUES OF HINDU YOUTH. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 4(2), 217-230.

Sudarsana, I. K. (2016). PEMIKIRAN TOKOH PENDIDIKAN DALAM BUKU LIFELONG LEARNING: POLICIES, PRACTICES, AND PROGRAMS (Perspektif Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia). Jurnal Penjaminan Mutu, (2016), 44-53.

Referensi

Dokumen terkait

/// AccelStepper significantly improves on the standard Arduino Stepper library in several ways: /// \li Supports acceleration and deceleration /// \li Supports multiple

Nilai R/C atas biaya tunai pada usahatani ubi jalar secara tumpangsari dengan jagung manis di Desa Gunung Malang sebesar 2,24, yang berarti bahwa setiap Rp 1.000,00 biaya

Pegawai, Belanja Barang&Jasa dan Belanja Modal perlu melihat RKAS yang memuat 11 komponen penggunaan dana BOS.  Terkait jumlah komponen yang berbeda

Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh kedalaman muka air tanah dan amelioran terhadap perubahan beberapa sifat kimia tanah dan produktivitas beberapa genotipe kedelai

Hardcopy ditandatangani KEPALA SEKOLAH Softcopy dikirim

2/PERMEN-KP/2015 terlihat 2 kepentingan yang saling bertubrukan, dimana pemerintah ingin melaksanakan pembangunan perikanan berkelanjutan dengan menjaga populasi

Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan Pangan B2PTTG-LIPI Subang dan untuk analisa proksimat (kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat,

Logam berat plumbum dan cadmium memiliki laju penurunan yang cepat oleh tumbuhan Eichornia crassipes dibandingkan dengan tumbuhan Cyperus papyrus.. Kata kunci : Plumbum