vii
ABSTRAK
EFEK KAYU MANIS ( Cinnamomum burmannii ) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH POSTPRANDIAL
Cristha Octaviani Gunawan, 2013
Pembimbing : Adrian Suhendra, dr., Sp.PK., M.Kes.
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Jika tidak dikelola dengan baik, DM dapat mengakibatkan terjadinya berbagai komplikasi. Saat ini banyak orang mulai beralih pada pengobatan herbal untuk mengatasi berbagai macam penyakit, termasuk DM. Kayu manis dapat digunakan sebagai pengobatan ajuvan pada DM karena mengandung senyawa yang memiliki efek menurunkan kadar glukosa darah. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui efek kayu manis dalam menurunkan kadar glukosa darah
postprandial.
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental quasi. Subjek penelitian sebanyak 30 orang dewasa muda. Kadar glukosa darah yang diukur adalah kadar glukosa darah puasa dan 30 menit postprandial orang yang mengonsumsi puding nasi tanpa dan dengan kayu manis. Pada penelitian digunakan darah kapiler. Analisis data menggunakan uji “t” berpasangan dengan α = 0,05.
Rerata kadar glukosa darah 30 menit postprandial orang yang mengonsumsi puding nasi dengan kayu manis yaitu 121,33 mg/dL berbeda sangat signifikan dengan yang mengonsumsi puding nasi tanpa kayu manis sebesar 130,13 mg/dL dengan p < 0,01. Kadar glukosa darah setelah mengonsumsi puding nasi dengan kayu manis lebih rendah dibandingkan dengan setelah mengonsumsi puding nasi tanpa kayu manis.
Kayu manis menurunkan kadar glukosa darah postprandial.
viii
ABSTRACT
THE EFFECT OF CINNAMON ( Cinnamomum burmannii ) TOWARDS POSTPRANDIAL BLOOD GLUCOSE LEVEL
Cristha Octaviani Gunawan, 2013
Tutor : Adrian Suhendra, dr., Sp.PK., M.Kes.
Diabetes Mellitus (DM) is a chronic disease caused by inadequate production of insulin or ineffective uses of insulin by the body itself. If not treated well, it can leads into several complications. Nowadays, most people tend to choose herbal medicine to treat the various diseases, including DM. Cinnamon can be use as adjuvant therapy for DM because of its compound, which has an effect on lowering post prandial blood glucose level. The purpose of this experiment is to investigate the effect of cinnamon on lowering postprandial blood glucose level.
A quasi experimental method was carried out with a total of 30 young adult participants. The blood glucose rate of each participant was measured during fasting and 30 minute postprandial between people consume rice pudding with and without cinnamon. This experiment is using a capillary blood. Statistical
analysis using paired “t” test with α=0.05.
The average result of the blood glucose rate 30 minute postprandial for participants that consumed rice pudding with cinnamon is 121.33 mg/dL. It shows a significant difference compare to the participants that consumed rice pudding without cinnamon with their result being 130.33 mg/dL with p<0.01. The blood glucose rate after consuming rice pudding with cinnamon is lower than after consuming rice pudding without cinnamon.
Cinnamon lowering postprandial blood glucose level.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ...iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... iv
KATA PENGANTAR ...vi
ABSTRAK...vii
ABSTRACT...viii
DAFTAR ISI ...ix
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR ...xi
DAFTAR LAMPIRAN ...xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 2
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2
1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 2
1.5Kerangka Pemikiran ... 2
1.6Hipotesis Penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Pankreas ... 4
2.2 Histologi Pankreas... 4
2.3 Fisiologi Pankreas ... 5
2.4 Insulin... 7
2.4.1 Sintesis Insulin ... 8
x
2.4.3 Aksi Insulin... 10
2.4.4 Efek Insulin... 11
2.5 Glukosa... 12
2.5.1 Glukosa Darah ... 13
2.5.2 Metabolisme Glukosa ... 13
2.6 Kayu Manis ... 15
2.6.1 Nama Umum Kayu Manis ... 15
2.6.2 Klasifikasi Kayu Manis ... 15
2.6.3 Deskripsi Kayu Manis ... 16
2.6.4 Jenis-jenis Kayu Manis ... 16
2.6.5 Kandungan Kimia Kayu Manis ... 16
2.6.6 Manfaat Kayu Manis ... 17
2.7 Pengaruh Kayu Manis terhadap DM 2 ... 17
BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat, Bahan, dan Subjek Penelitian ... . 19
3.1.1 Alat dan Bahan ... 19
3.1.2 Subjek Penelitian ... 19
3.2 Metode Penelitian... 20
3.2.1 Desain Penelitan ... 20
3.2.2 Variabel Penelitian ... 20
3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel... 20
3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel... 20
3.2.3 Besar Sampel Penelitian ... 21
3.3 Prosedur Kerja ... 21
3.3.1 Prosedur Penelitian ... 22
3.4 Metode Penelitian... 22
3.5 Aspek Etika Penelitian ... 22
3.6 Lokasi dan Waktu ... 23
xi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Homogenitas ... 24
4.2 Hasil Penelitian ...25
4.3 Pembahasan Penelitian ...25
4.4 Pengujian Hipotesis Penelitian ...26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 27
5.2 Saran ... 27
DAFTAR PUSTAKA ... 28
LAMPIRAN ... 30
xii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Pengangkut Glukosa yang Utama... 14 Tabel 4.1 Uji Homogenitas Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa Sebelum
Mengonsumsi Puding Nasi tanpa dan dengan Kayu Manis... 24 Tabel 4.2 Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah 30 Menit Postprandial
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Struktur Pankreas... 4 Gambar 2.2 Histologi Pankreas... 5 Gambar 2.3 Mekanisme Dasar Perangsangan Glukosa terhadap Sekresi
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian... 30
Lampiran 2 Informed Consent... 31
Lampiran 3 Hasil Penelitian... 32
Lampiran 4 Uji “t” Berpasangan... 34
Lampiran 5 Hasil Uji Pendahuluan... 35
Lampiran 6 Dosis Kayu Manis……... 36
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan yang tidak efektif dari produksi insulin. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah. DM terdiri dari dua tipe, tipe pertama yang disebabkan keturunan dan tipe kedua disebabkan life style atau ‘gaya hidup’. Secara umum hampir 80% prevalensi diabetes melitus adalah DM tipe 2. Ini berarti life style atau ‘gaya hidup’ yang tidak sehat seperti kurangnya olah raga dan konsumsi makanan dengan kadar gula yang tinggi menjadi pemicu utama meningkatnya prevalensi DM. Bila dicermati, penduduk dengan obese
mempunyai risiko terkena diabetes melitus lebih besar dari penduduk yang tidak
obese. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%, dan di daerah pedesaan menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8% (Depkes, 2012). Jika tidak dikelola dengan baik, diabetes melitus dapat mengakibatkan terjadinya komplikasi antara lain : komplikasi mikrovaskular seperti retinopati dan nefropati, makrovaskular seperti penyakit pembuluh darah koroner dan perifer, serta stroke, dan neuropati diabetic, yaitu kelainan saraf autonom dan perifer (Khardori, 2013)
2
pohon penghasil rempah-rempah, termasuk ke dalam jenis rempah-rempah yang amat beraroma, pedas, dan manis (Food Association Organization, 2012) . Aroma wangi dari kulit kayu manis membuat tanaman rempah ini menjadi primadona sebagai penyedap kue dan minuman. Kayu manis (Cinnamomum burmannii)
memiliki kandungan berbagai senyawa kimia yang dapat menurunkan glukosa darah (AN, 2010) .
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang efek kayu manis terhadap glukosa darah postprandial.
1.2 Identifikasi Masalah
Apakah kayu manis menurunkan kadar glukosa darah postprandial.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian : mengetahui bahan alam yang memiliki efek dalam
menurunkan kadar glukosa darah postprandial.
Tujuan penelitian : mengetahui efek kayu manis dalam menurunkan kadar
glukosa darah postprandial.
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
Manfaat akademis: untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan menambah
wawasan tentang kayu manis sebagai salah satu tanaman yang dapat menurunkan kadar glukosa darah postprandial.
Manfaat praktis : memberikan informasi kepada masyarakat tentang
manfaat kayu manis yang dapat digunakan sebagai obat ajuvan pada penderita DM.
1.5 Kerangka Pemikiran
3
pada brush border usus halus dan bertugas memecah polisakarida dan disakarida menjadi glukosa (Utami & Puspaningtyas, 2013).
Senyawa lain dalam kayu manis yang dapat menurunkan kadar glukosa darah yaitu MHCP, suatu flavonoid yang memiliki efek mirip insulin. Kerja MHCP antara lain ialah dengan meningkatkan konsentrasi IRS-1, suatu reseptor insulin yang akan mengaktifkan jalur PI-3K. Pengaktifan jalur PI-3K ini akan menyebabkan peningkatan sintesis lipid, protein, glikogen oleh glikogen sintase, serta menstimulasi proliferasi sel-sel. Mekanisme ini bertanggung jawab dalam proses distribusi glukosa ke dalam sel. PI-3K selanjutnya akan menyebabkan GLUT-4 yang terdapat dalam sitosol bergerak menuju membran sel sehingga
glukosa dapat masuk ke dalam sel dan menuju ke mitokondria untuk diubah menjadi ATP. Kerja MHCP lainnya yaitu dengan menghambat enzim GSK-3b yang berfungsi untuk menghambat glycogen synthase dan menghambat PTP-1 yang bertugas dalam proses defosforilasi reseptor insulin (Hlebowicz, Darwiche, & Björgell, 2007).
1.6 Hipotesis Penelitian
27
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Kayu manis menurunkan kadar glukosa darah postprandial.
5.2 Saran
Penelitian lebih lanjut dilakukan pada orang-orang yang mengidap
penyakit diabetes melitus dengan pengawasan yang ketat.
Penelitian lebih lanjut dilakukan dengan perlakuan kayu manis yang
berbeda.
Penelitian lebih lanjut dilakukan dengan mencatat kadar glukosa tiap 30
menit.
38
RIWAYAT HIDUP
Nama : Cristha Octaviani Gunawan
Nomor Pokok Mahasiswa : 1010066
Tempat & Tanggal Lahir : Bandung, 25 Oktoober 1992
Alamat : Setra Duta Cypress No.33, Bandung
Riwayat Pendidikan :
TKK BPK Penabur, Tasikmalaya, lulus tahun 1998
SDK BPK Penabur, Tasikmalaya, lulus tahun 2004
SMPK 1 BPK Penabur, Bandung, lulus tahun 2007
SMAK 1 BPK Penabur Bandung, lulus tahun 2010
Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung
Efek Kayu Manis (Cinnamomum burmannii) Terhadap
Kadar Glukosa Darah Postprandial
Cristha Octaviani Gunawan1, Adrian Suhendra2 1. Fakultas Kedokteran , Universitas Kristen Maranatha, Bandung
2. Bagian Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran,Universitas Kristen Maranatha, Bandung
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha
Jl. Prof. Drg, Suria Sumantri MPH no 65 Bandung 40164 Indonesia
ABSTRAK
Latar Belakang: Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Jika tidak dikelola dengan baik, DM dapat mengakibatkan terjadinya berbagai komplikasi. Saat ini banyak orang mulai beralih pada pengobatan herbal untuk mengatasi berbagai macam penyakit, termasuk DM. Kayu manis dapat digunakan sebagai pengobatan ajuvan pada DM karena mengandung senyawa yang memiliki efek menurunkan kadar glukosa darah
Tujuan: Untuk mengetahui efek kayu manis dalam menurunkan kadar glukosa darah postprandial
Metode: adalah eksperimental quasi. Subjek penelitian sebanyak 30 orang dewasa muda. Kadar glukosa darah yang diukur adalah kadar glukosa darah puasa dan 30 menit postprandial orang yang mengonsumsi puding nasi tanpa dan dengan kayu manis. Pada penelitian digunakan
darah kapiler. Analisis data menggunakan uji “t” berpasangan dengan α = 0,05.
Hasil: Rerata kadar glukosa darah 30 menit postprandial orang yang mengonsumsi puding nasi dengan kayu manis yaitu 121,33 mg/dL berbeda sangat signifikan dengan yang mengonsumsi puding nasi tanpa kayu manis sebesar 130,13 mg/dL dengan p < 0,01. Kadar glukosa darah setelah mengonsumsi puding nasi dengan kayu manis lebih rendah dibandingkan dengan setelah mengonsumsi puding nasi tanpa kayu manis.
Kesimpulan: kayu manis menurunkan kadar glukosa darah postprandial.
Kata kunci : kayu manis, kadar glukosa darah
ABSTRACT
Background: Diabetes Mellitus (DM) is a chronic disease caused by inadequate production of insulin or ineffective uses of insulin by the body itself. If not treated well, it can leads into several complications. Nowadays, most people tend to choose herbal medicine to treat the various diseases, including DM. Cinnamon can be use as adjuvant therapy for DM because of its compound, which has an effect on lowering post prandial blood glucose level.
Objectives: to know the effect of cinnamon on lowering postprandial blood glucose level.
Methods: A quasi experimental method was carried out with a total of 30 young adult participants. The blood glucose rate of each participant was measured during fasting and 30 minute postprandial between people consume rice pudding with and without cinnamon. This experiment is using a capillary blood. Statistical analysis using paired “t” test with α=0.05, with
α=0.05.
Results: The average result of the blood glucose rate 30 minute postprandial for participants that consumed rice pudding with cinnamon is 121.33 mg/dL. It shows a significant difference compare to the participants that consumed rice pudding without cinnamon with their result being 130.33 mg/dL with p<0.01. The blood glucose rate after consuming rice pudding with cinnamon is lower than after consuming rice pudding without cinnamon
Conclusion: Cinnamon lowering postprandial blood glucose level.
PENDAHULUAN
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan yang tidak efektif dari produksi insulin. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah. Jika tidak dikelola dengan baik, diabetes melitus dapat mengakibatkan terjadinya komplikasi antara lain:komplikasi mikrovaskular seperti retinopati dan nefropati, makrovaskular seperti penyakit pembuluh darah koroner dan perifer, serta stroke, dan
neuropati diabetic, yaitu kelainan saraf autonom dan perifer(1).
Pada masa kini banyak orang mulai beralih pada pengobatan herbal atau tradisional untuk mengatasi berbagai macam penyakit, termasuk DM. Kayu manis salah satu contohnya, dapat digunakan sebagai pengobatan DM. Beberapa tahun terakhir ini, para ilmuwan berhasil mengungkap khasiat kayu manis, yakni menurunkan kadar glukosa darah. Kayu manis adalah salah satu bumbu makanan tertua yang digunakan manusia. Kayu manis merupakan sejenis pohon penghasil rempah-rempah, termasuk ke dalam jenis rempah-rempah yang amat beraroma, pedas, dan manis(2). Aroma wangi dari kulit kayu manis membuat tanaman rempah ini menjadi primadona sebagai penyedap kue dan minuman. Kayu manis (Cinnamomum burmannii)
memiliki kandungan berbagai senyawa kimia yang dapat menurunkan glukosa darah(3).
TUJUAN PENELITIAN
Ingin mengetahui efek kayu manis dalam menurunkan kadar glukosa darah postprandial.
ALAT, BAHAN, DAN CARA Penelitian ini bersifat experimental sungguhan. Analisis data memakai uji “t” berpasangan dengan α=0,05. Alat dan bahan yang digunakan berupa glukometer, strip glukometer, lanset derngan lancing device, kapas alkohol 70%, nasi putih, gula pasir, susu sapi, bubuk kayu manis, dan darah kapiler. Prosedur penelitian :
1. Hari pertama dilakukan
tindakan antiseptik
2. Bahan pemeriksaan adalah darah kapiler diambil dari ujung jari tangan III atau IV dengan lanset dan ditampung di strip On Call Plus.
3. Lalu dilakukan penusukan ujung jari tangan dengan lanset.
4. Setetes sampel darah yang keluar dari ujung jari dihapus menggunakan kapas terlebih dahulu.
5. Tetesan darah berikutnya ditempelkan pada ujung strip On Call Plus / carik reagen pemeriksa yang menempel pada glukometer On Call Plus.
6. Dilihat kadar glukosa darah yang keluar di alat, lalu dicatat hasilnya sebagai kadar GDP. 7. Subjek penelitian diberi 100
8. Pemeriksaan kadar glukosa darah diulang 30 menit kemudian, lalu catat hasilnya sebagai kadar glukosa darah 30 menit postprandial.
9. Hari kedua (satu minggu setelah hari pertama) dilakukan prosedur yang sama pada SP tersebut dengan menggunakan perlakuan puding nasi dengan kayu manis. Dalam waktu satu minggu tersebut merupakan
washed out period, sehingga diharapkan subjek penelitian tidak mengonsumsi kayu manis.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Perbandingan Rerata
Kadar Glukosa Darah 30 Menit Post Prandial Setelah Mengonsumsi
prandial setelah mengonsumsi puding nasi dengan kayu manis lebih rendah dibandingkan dengan rerata kadar glukosa darah setelah mengonsumsi puding nasi tanpa kayu manis, yaitu sebesar 121,33 mg/dL (SD=5,59) dibandingkan dengan 130,13 mg/dL (SD=5,46) dengan p<0,01 maka ditemukan perbedaan yang sangat signifikan.
DISKUSI
Kayu manis memiliki efek menurunkan kadar glukosa darah. Kandungan dalam kayu manis yang dapat menurunkan kadar glukosa darah ialah sinamaldehida. Sinamaldehida bekerja menghambat enzim alfa glukosidase. Enzim ini merupakan enzim yang terdapat pada brush border usus halus dan bertugas memecah polisakarida dan disakarida menjadi glukosa(4).
glycogen synthase dan menghambat PTP-1 yang bertugas dalam proses defosforilasi reseptor insulin(5).
SIMPULAN
Kayu manis menurunkan kadar glukosa darah postprandial.
SARAN
Penelitian lebih lanjut dilakukan pada orang-orang yang mengidap penyakit diabetes melitus dengan pengawasan yang ketat.Penelitian lebih lanjut dilakukan dengan perlakuan kayu manis yang berbeda.Penelitian lebih lanjut dilakukan dengan mencatat kadar glukosa tiap 30 menit.Penelitian lebih lanjut dilakukan perbandingan dengan acarbose.
2. Food Association Organization.
(2012). Retrieved January 13,
2013, from http :
//www.fao.org/docrep/x5326e /x5326e07.htm.
3. AN. (2010, May 20). Kompas.
Retrieved January 16, 2013, from
http ://www.depkes.
Jakarta: PT AgroMedia
Pustaka./graph/foo_sof_dri_co n-foof-soft-drink-consumption.
5. Hlebowicz, J., Darwiche, G., &
Björgell, O. (2007, January 24). The American Journal of Clinical
Nutrition. Retrieved September
11, 2013, from
28
DAFTAR PUSTAKA
AN. (2010, May 20). Kompas. Retrieved January 16, 2013, from http ://www.depkes. go.id/index.php/berita/press-release/414-tahun-2030-prevalensi-diabetes-melitus-di-indonesia-mencapai-213-juta-orang.html. Bender, D. A., & Mayes, P. A. (2006). Karbohidrat yang Penting Secara
Fisiologis. In R. K. Murray, D. K. Granner, & V. W. Rodwell, Biokimia Harper (Vol. 27, p. 119). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Daniel S. Wibowo, W. P. (2007). Anatomi Tubuh Manusia. Bandung: Graha Ilmu.
Depkes. (2012). Retrieved January 13, 2013, from http ://www .depkes .go.id /index .php/berita/press-release/414-tahun-2030-prevalensi-diabetes-melitus-di-indonesia-mencapai-213-juta-orang.html.
Eroschenko, V. P. (2008). diFiore's Atlas of Histology with Functional Correlations. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.
Food Association Organization. (2012). Retrieved January 13, 2013, from http : //www.fao.org/docrep/x5326e/x5326e07.htm.
Free Radical Chemistry and Biotechnology. (2010). Retrieved September 11, 2013, from http://www.freeradical.org.au/: http ://www .freeradical .org.au /attachments/DL_2010.pdf
Gerard J. Tortora, B. D. (2009). Principles of Anatomy and Physiology (12 ed.). John Wiley & Sons, Inc.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11th ed.). Jakarta: Elsevier,EGC Medical.
Hlebowicz, J., Darwiche, G., & Björgell, O. (2007, January 24). The American Journal of Clinical Nutrition. Retrieved September 11, 2013, from http://ajcn.nutrition.org/: http://ajcn.nutrition.org/content/85/6/1552.full Khardori, R. (2013, January 8). Medscape. Retrieved January 16, 2013, from
http://emedicine.medscape.com/article/117853-overview#aw2aab6b2b4.
MedicineNet. (2012). Retrieved 7 24, 2013, from http ://www .medterms .com /script /main/art.asp?articlekey=32858.
Pelley, J. W. (2012). Elsevier’s Integrated Review Biochemistry (2nd ed.). Elsevier.
29
Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2009). Principles of Anatomy and Physiology (12th ed.). Hoboken: John Willey & Sons, Inc.
United States Department of Agriculture. (2012). Retrieved September 11, 2013, from http://plants.usda.gov/:
http://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?source=profile&symbol= Utami, P., & Puspaningtyas, D. E. (2013). The Miracle of Herbs. Jakarta: PT
AgroMedia Pustaka.
Winarsi, H. (2008). Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kanisius. Zachariah, T. J., Chempakam, B., & Parthasarathy, V. A. (2008). Chemistry of