• Tidak ada hasil yang ditemukan

The Test of Tomato (Lycopersicum esculentum Mill.) Varieties on Salinity

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "The Test of Tomato (Lycopersicum esculentum Mill.) Varieties on Salinity"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Uji Beberapa Varietas Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) terhadap Salinitas

The Test of Tomato (Lycopersicum esculentum Mill.) Varieties on Salinity

Luthfi Aziz Mahmud Siregar, Rosmayati, dan Julita

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

Abstract

A study that aim for determine the potential of tomato (Lycopersicum esculentum Mill.) varieties to adapt at higher salinity soil. The study applied block random design with factorial, in which the first factor was different variety, i.e. variety of Permata, Monica and Jelita. The second factor was concentrations of NaCl, i.e. 0, 150, 300, 450, 600 and 750 ppm. The parameter observed were the height of plant, number of branch, be in bloom age, number of fruit per bunches, number of fruit plant, production per sample, production per plot, rate weight of fruit and the length of root. Result of the research showed that different varieties were significantly influence to the height of plant (2,3,4 and 5 weeks after cultured), besides different concentration NaCl showed significant influence to he height of plant (4 and 5 weeks after cultured), number of fruits per bunch, number of fruits per plants, production per sample (g) and production per plot (g). Interaction of variety and NaCl concentration treatment showed no significant influence to all of parameter observed.

Keywords:Lycopersicum esculentum Mill., salinity, variety. Abstrak

Suatu kajian yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan beberapa varietas tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) untuk beradaptasi pada lingkungan salinitas tinggi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial, dengan faktor pertama terdiri dari 3 (tiga) varietas tanaman tomat, yaitu varietas Permata, Monica dan Jelita. Faktor kedua terdiri dari konsentrasi garam NaCl, yaitu 150, 300, 450, 600 dan 750 ppm. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah cabang, umur berbunga, jumlah buah per tandan, jumlah buah per tanaman, produksi per sample, produksi per plot, berat rata-rata buah dan panjang akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan varietas berbeda berpengaruh nyata terhadap peubah amatan tinggi tanaman (2, 3, 4, 5 minggu setelah tanam), sedangkan pemberian garam NaCl berpengaruh nyata terhadap peubah amatan tinggi tanaman (4 dan 5 minggu setelah tanam), jumlah buah per tandan, jumlah buah per tanaman, produksi per sampel (g) dan produks per plot (g). Interaksi dari perlakuan varietas dan pemberian garam NaCl berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah amatan yang diamati.

Kata kunci:Lycopersicum esculentumMill., salinitas, varietas.

Pendahuluan

Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) termasuk keluarga besar Solanaceae. Keluarga ini terdiri dari tidak kurang 2200 spesies. Pada saat ini buah tomat telah mempunyai kedudukan yang baik, walaupun belum merata digunakan dalam menu atau gizi masyarakat. Selain mempunyai rasa yag lezat ternyata tomat juga

memiliki komposisi zat yang cukup lengkap dan baik, terutama kadar vitamin A dan vitamin C (Aashari, 1995).

Perbaikan kultivar hingga sekarang ditujukan untuk memperoleh varietas yang tahan kepada cekaman faktor lingkungan, seperti ketahanan terhadap penyakit layu, ketahanan terhadap cuaca panas dan ketahanan terhadap hujan. Di samping itu,

(2)

dikembangkan juga varietas yag tahan terhadap pecah buah, berumur genjah, mengandung vitamin C yang tinggi serta tahan terhadap perubahan lingkungan tumbuh lainnya yang kurang menguntungkan (stress). Varietas yang dianjurkan pemerintah ada beberapa jenis, antara lain varietas Intan dan Ratna (Rismunandar, 1995).

Walaupun buah tomat sudah dikenal da disukai masyarakat, tetapi penanamannya sebagian besar masih terbatas di daeah-daerah datarang tinggi. Di dataran rendah lebih diutamakan menanam famili Solanaceae dari jenis terung yang nilai gizinya tidak setinggi buah tomat. Keadaan tersebut kemungkinan besar disebabkan produksi tanaman tomat di dataran rendah sangat kecil dibandingkan di dataran tinggi atau jenis bibitnya tidak sesuai, atau kultur teknis yang belum memadai.

Di seluruh dunia, kehilangan kualitas tanah produktif yang dapat ditanami semakin meningkat disebabkan perkembangan populasi penduduk global yang meningkat. Lahan-lahan pertanian produktif dialih-gunakan untuk perindustrian, pemukiman dan jaringan transportasi. Diperkirakan 10 juta ha tanah produktif yang hilang tiap tahun karena pengaruh salinitas yang disebabkan irigasi salin. Pada umumnya, tanah salin (asin) merupakan tanah tidak produktif untuk pertanian. Tanah semacam ini dapat terjadi karena rembesan air laut. Tanah bergaram sifatnya lepas, sehingga musim hujan air terus merembes ke bawah. Tanah semacam ini tidak mampu menahan air pada lapis olahnya yang disebabkan sifatnya yang lepas tersebut (Kuswandi, 1993). Efek dari salinitas adalah tanaman akan lebih sulit menyerap air dari tanah. Pada tanah salin, air diserap dalam larutan ion sehingga banyak air yang tidak tersedia bagi tanaman (Plaster, 1992). Tumbuhan menghadapi dua masalah di daerah dengan salinitas tinggi, yang pertama adalah dalam memperoleh air dari tanah yang potensial airnya negatif, dan yang kedua

dalam mengatasi adanya ion natrium, karbonat dan klorida dalam konsentrasi tinggi yang kemungkinan beracun bagi tanaman (Salisbury dan Ros, 1995).

Produksi tanaman pangan dibatasi oleh pengaruh salinitas pada 40 % negeri berpantai di dunia. Di sepanjang kepulauan Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya terdapat masing-masingnya 13.22 juta ha, 12.76 juta ha dan 12.98 juta ha rawa yang dapat diusahakan untuk tanaman pertanian, sementara baru 3.60 juta ha yang telah dimanfaatkan untuk tanaman pertanian. Apabila suatu saat rawa yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut tersebut digunakan untuk lahan pertanian makan masalah salinitas harus diatasi terlebih dahulu. Salah satu usaha menanggulangi masalah lahan salin adalah menanam tanaman yang toleran pada kondisi salin. Oleh karena itu, diperlukan program-program pertanian untuk mengatasi masalah ini seperti dalam penciptaan varietas-varietas baru yang unggul dalam produksi dan ketahanan terhadap cekaman lingkungan yang ekstrim (Kartasapoetra dkk, 1987).

Kertas kerja ini melaporkan suatu upaya untuk menguji ketahanan beberapa genotipe tanaman tomat terhadap salinitas yang tinggi dengan perlakuan pemberian garam NaCl konsentrasi rendah di pembibitan untuk mendapatkan varietas-varietas yang dapat beradaptasi dan tahan pada kondisi tanah dengan salinitas tinggi.

Bahan dan Metode

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 25 meter di atas permukaan laut, yang berlangsung pada bulan Agustus 2006 sampai dengan Januari 2007.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 (dua) faktor dan 18 (delapan belas) kombinasi perlakuan. Faktor pertama, varietas benih tomat dengan tiga jenis

(3)

varietas, yaitu varietas Permata (V1), Monika (V2) dan Jelita (V3). Faktor kedua, yaitu: salinitas media tanam dengan pemberian larutan garam (NaCl) konsentrasi rendah pada saat pembibitan, yaitu 0 ppm (K0), 150 ppm (K1), 300 ppm (K2), 450 ppm (K3), 600 ppm (K4), 750 ppm (K5). Kajian ini menggunakan (tiga) ulangan dalam 54 plot penelitian dengan ukuran plot 1m x 1m.

Selain tiga jenis varietas dan garam NaCl, bahan penelitian yang digunakan adalah top soil, pasir, kompos sebagai media tanam dengan perbandingan 2:1:1, insektisida, fungisida, air sebagai pelarut garam dan untuk penyiraman tanaman, polibek ukuran 15 x 10 cm dan 30 x 25 cm. Sedangkan peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, handsprayer, timbangan analitik, timbangan biasa, gembor, alat pengukur panjang (meteran).

Pelaksanaan Penelitian

Sebelum biji/benih dikecambahkan dalam media tanam, terlebih dahulu media tanam di dalam polibek ukuran 15 x 10 cm diaplikasikan larutan garam (NaCl) konsentrasi rendah sesuai dengan perlakuan. Aplikasi larutan NaCl konsentrasi rendah dilakukan di pembibitan sampai umur 5 minggu setelah tanam (mst). Bibit yang telah berumur lima minggu di pembibitan dipindahkan ke polibek ukuran 30 x 25 cm. Seminggu setelah di penanaman diberi pupuk urea 33 g, TSP 54 g dan ZK 45 g per polibek. Pemupukan ditabur keliling tanaman pada jarak 5 – 10 cm dari batang tanaman tomat.

Pada umur tanaman tomat 6 minggu setelah tanam dilakukan aplikasi larutan NaCl konsentrasi tinggi (4000 ppm). Pengaplikasian dilakukan sebanyak dua kali untuk memperoleh dan mempertahankan potensial osmotik yang sama dengan kawasan salinitas tinggi.

Beberapa peubah amatan yang digunakan dalam kajian ini adalah tinggi tanaman (cm), jumlah cabang (cabang),

jumlah buah per tanaman (buah), jumlah buah per tandan (buah), umur berbunga (hari), produksi per plot (g), produksi per sampel (g), berat rata-rata (g) dan panjang akr (g).

Hasil dan Pembahasan

Dari hasil analisis data secara statistik diperoleh bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 7, 8, 9 dan 10 mst, tetapi tidak berpengaruh nyata terhdap tinggi tanaman pada umur 6 mst. Pada umur 10 mst, varietas Monica menunjukkan rataan tinggi tanaman tertinggi (93.33 cm) dan berbeda nyata dengan varietas Jelita walaupun menunjukkan tidak berbeda nyata dengan varietas Permata. Untuk perlakuan pemberian 0 – 750 g garam NaCl di pembibitan ditambah 4000 ppm NaCl di penanaman, menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 9 dan 10 mst, namun berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 6, 7 dan 8 mst. Pemberian garam NaCl 450 ppm di pembibitan + 4000 ppm NaCl di penanaman menunjukkan tinggi tanaman yang tertinggi (berbeda nyata terhadap semua perlakuan) pada kondisi salinitas tinggi. Sedangkan interaksi antara perlakuan varietas dan konsentrasi garam NaCl menunjukkan perbedaan yang tidak nyata, namun untuk varietas Monica menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan varietas lain pada keadaan salinitas tinggi akibat pemberian NaCl pada konsentrasi 450 ppm pada masa awal pembibitan (Tabel 1).

Di samping itu, perlakuan varietas menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap peubah amatan jumlah buah per tanaman, jumlah buah per tandan, produksi per sampel, berat rata-rata buah dan produksi per plot. Sedangkan terhadap uji salinitas, pemberian 450 ppm garam NaCl di pembibitan + 4000 ppm NaCl di penanaman menunjukkan pengaruh yang nyata dan rataan yang tertinggi terhadap peubah amatan jumlah buah per tanaman, jumlah

(4)

buah pertandan, produksi per sampel, berat rata-rata buah dan produksi per plot dibandingkan dengan beberapa perlakuan konsentrasi garam yang lain. Sedangkan untuk interaksi kombinasi kedua perlakuan menunjukkan pengaruh yang tidak nyata jumlah buah per tanaman, jumlah buah per tandan, produksi per sampel, berat rata-rata buah dan produksi per plot, tetapi menunjukkan rataan tertinggi diperoleh pada varietas Monica dan Jelita yang diberi perlakuan 450 ppm NaCl pada masa pembibitan (Tabel 1).

Hasil analsis statistik menunjukkan bahwa perlakuan varietas dan pemberian NaCl di pembibitan serta interaksi dari kedua perlakuan menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap peubah amatan jumlah cabang pada umur 6,7 dan 8 mst, umur mulai berbunga dan panjang akar (Tabel 1).

Pemberian 450 ppm NaCl pada masa pembibitan memberikan pengaruh yang baik bagi tanaman tomat setelah dipindahkan kepada kondisi cekaman salinitas tinggi (4000 ppm). Perlakuan awal ini merangsang tanaman tomat memberikan respon untuk bertahan hidup dan berproduksi dengan menyesuaikan diri terhadap cekaman salinitas tinggi. Selalunya, bentuk penyesuaian diri atau adaptasi ditunjukkan dengan perubahan morfologi akar pada tanaman-tanaman tomat yang menunjukkan ukuran tinggi tanaman dan produksi buah tertinggi. Tetapi dalam kajian ini, tidak ada perlakuan dari beberapa konsentrasi garam yang menunjukkan suatu perubahan panjang akar yang signifikan. Hal ini kemungkinan disebabkan bahwa kompleks serapan hara pada media tanah salinitas tinggi yang digunakan masih mencukupi bagi akar tanaman tomat untuk tetap menerima pasokan hara dari kompleks media tanah di dalam polibek. Menurut Harjadi dan Yahya (1988) bahwa tanaman dapat menyesuaikan diri dengan menurunkan potensial osmosis tanpa kehilangan turgor,

kecuali bila proses salinitas terjadi tidak secara tiba-tiba dimana tanaman telah mulai beradaptasi di pembibitan dengan salinitas konsentrasi rendah untuk menghadapi konsentrasi tinggi.

Suatu tanaman akan mengalami adaptasi dalam keadaan mengalami cekaman tertentu. Konsentrasi garam yang tinggi dapat menyebabkan menurunnya permeabilitas akar dalam menyerap air, oleh sebab itu air akan masuk ke akar tanaman dalam jumlah yang kecil. Tanaman akan beradaptasi terhadap lingkungan yang ekstrim tersebut sehingga diperoleh tanaman resisten hidrolik. Resisten hidrolik terjadi karena air yang masuk ke dalam sel terjadi secara lambat dan menyebabkan defisit air semakin meningkat, sehingga sel akan mengeluarkan larutan dalam sel agar terjadi keseimbangan osmotik. Proses inilah yang disebut dengan adaptasi (Epstein, 1984). Kemampuan suatu tanaman memberikan respon akibat keadaan cekaman bergantung kepada potensi genetik yang dimiliki suatu tanaman dan faktor lingkungan yang merangsang atau memicu proses adaptasi dapat terjadi seperti tipe tanah dan teknik pengolahan (Sutedjo dan Kartasapoetra, 1988).

Perlakuan pemberian beberapa konsentrasi NaCl di pembibitan + 4000 ppm di penanaman menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap panjang akar. Pada kondisi ini tanaman masih dapat beradaptasi dengan baik, ditunjukkan dengan produksi buah tomat yang dihasilkan optimum pada konsentrasi 450 ppm NaCl. Hal ini dikarenakan tanaman tomat dapat menyesuaikan diri pada kondisi cekaman walaupun tanpa harus merubah ukuran morfologi akar secara signifikan. Namun dapat diketahui bahwa akar terpanjang terdapat pada perlakuan 300 ppm N. Ukuran panjang akar semakin pendek jika penambahan konsentrasi NaCl di pembibitan ditingkatkan hingga 750 ppm. Menurut Lubis (2000) bahwa salinitas yang

(5)

tinggi dapat menyebabkan akar tanaman menjadi lebih kecil, sedikit percabangannya, terjadi perubahan ultrastruktur jaringan, panjang akar dan jumlah akar menurun dengan meningkatnya konsentrasi NaCl.

Variasi genetik dalam populasi ditunjukkan dengan perbedaan reaksi dari individu terhadap keadaan lingkungan yang bervariasi. Dalam kajian ini, interaksi antara varietas dan pemberian garam NaCl di pembibitan memberikan pengaruh yang tidak nyata pada semua komponen peubah amatan. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga varietas tanaman memilki daya adaptasi yang sama terhadap cekaman salinitas yang tinggi. Pada tanaman tomat, toleransi pada garam telah diidentifikasi pada spesies liar yang masih berhubungan dengan tanaman tomat yang telah dibudidayakan. Sifat ketahanan ini ditransfer pada kultivar tomat yang dibudidayaan (Poehlman dan Sleper, 1995).

Kesimpulan

Tiga varietas tomat yang dikaji memiliki karakter pertumbuhan dan produksi yang hampir sama, kecuali karakter morfologi tinggi tanaman varietas Monica yang menunjukkan lebih tinggi dibandingkan varietas Jelita dan Pemata pada kondisi tanah salinitas tinggi. Tanaman yang diberi 450 ppm garam NaCl di pembibitan memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik terhadap cekaman salinitas dibandingkan dengan konsentrasi garam 0, 150, 300, 600 dan 700 ppm. Namun, interaksi perlakuan antara varietas dan pemberian beberapa konsentrasi garam NaCl pada awal pembibitan tidak menunjukkan pengaruh yang nyata jika diaplikasikan pada kondisi tanah salinitas tinggi.

Daftar Pustaka

Aashari S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Epstein, E. 1984. Mineral Nutrition of Plant: Principle and Perspectives. John Wiley and Sons Inc, New York.

Harjadi, S.S. dan S. Yahya. 1988. Fisiologi Stress Lingkungan. PAU. Bioteknologi Institut Pertanian Bogor, Bogor. Kartasapoetra, G.A., M.M. Kartasapoetra

dan Sutedjo. 1987. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. PT Bina Aksara, Jakarta.

Kuswandi. 1993. Pengapuran Tanah Pertanian. Kanisius, Yogyakarta. Lubis, K. 2000. Respon Morfogenesis

Embrio Beberapa Varietas Kedelai pada Berbagai Konsentrasi NaCl secara In Vitro. Tesis Magister. Program Pasca Sarjana USU, Medan. Plaster, E.J. 1992. Soil Science and

Management. Second Edition, Delmar Publisher Inc. Canada.

Poehlman, J,M, and D.A. Sleper. 1995. Field Crops. Fourth Edition. Panima Publishing Corporation, New Delhi. Rismunandar. 1995. Tanaman Tomat. Sinar

Baru Algensindo, Bandung.

Salisbury, F.B. dan C.W. Ros. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Edisi Pertama. Terjemahan DR Lukman dan Sumaryono. ITB Press, Bandung. Sutedjo, M.M. dan A.G. Kartasapoetra.

1988. Budidaya Tanaman Padi di Lahan Rawa Pasang Surut. PT Bina Aksara, Jakarta.

(6)

Tabel 1. Nilai rataan sembilan peubah amatan dari uji beberapa varietas tomat (Lycopersicum esculentumMill.) terhadap beberapa konsentrasi larutan garam NaCl (salinitas)

Perlakuan 1 2 3 4 Peuabah amatan*5 6 7 8 9

Varietas (V) V1 (Permata) 87.89 ab 3.11 23.44 1.75 2.44 36.68 106.62 17.21 10.19 V2 (Monika) 93.33 a 3.39 24.22 1.89 2.56 46.87 117.85 17.29 10.74 V3 (Jelita) 80.50 a 3.22 23.44 1.94 2.97 41.33 121.42 15.79 10.00 Konsentrasi garam (K) K0 (0 ppm) 83.58 bc 2.83 21.89 1.50 b 1.72 c 21.62 c 53.82 d 13.26 b 10.23 K1(150 ppm) 77.72 bc 2.89 24.22 1.50 b 2.11 bc 28.76 bc 87.55 bc 15.96 b 9.76 K2 (300 ppm) 89.91 b 3.50 25.00 1.83 b 2.28 bc 35.22 bc 89.86 bc 15.53 b 11.03 K3 (450 ppm) 110.09 a 3.33 22.67 2.72 a 4.44 a 95.05 a 279.19 a 27.46 a 10.93 K4 (600 ppm) 85.44 bc 2.89 23.44 1.94 b 2.94 ab 45.24 b 118.68 bc 16.21 b 10.70 K5 (750 ppm) 76.71 c 4.00 25.00 1.67 b 2.44 bc 23.88 c 62.67 cd 12.15 b 9.20 Interaksi V x K V1K0 83.10 2.50 20.33 1.50 1.67 18.08 48.03 11.85 10.23 V1K1 86.35 4.00 22.67 1.83 2.67 24.88 66.45 12.64 10.57 V1K2 87.20 3.67 22.67 1.50 2.00 25.90 68.29 16.26 11.42 V1K3 110.63 3.00 25.00 2.17 3.33 81.86 276.26 34.59 10.43 V1K4 86.73 2.00 25.00 1.67 3.33 43.57 117.69 13.08 10.13 V1K5 73.35 3.50 25.00 1.83 1.67 25.79 62.99 14.82 8.37 V2K0 86.42 3.00 22.67 1.50 1.67 22.38 54.86 12.94 10.68 V2K1 74.67 2.67 29.67 1.33 2.33 42.77 111.20 19.70 11.05 V2K2 99.48 3.50 22.67 2.00 2.50 42.77 88.04 15.79 11.48 V2K3 117.67 3.00 22.67 3.00 4.83 111.43 290.13 24.68 9.80 V2K4 92.92 4.33 22.67 2.00 2.50 40.66 104.96 17.31 11.37 V2K5 88.80 3.83 25.00 1.50 1.50 21.23 57.94 13.32 10.03 V2K0 81.22 3.00 22.67 1.50 1.83 24.40 58.58 14.98 9.78 V2K1 72.13 2.00 20.33 1.33 1.33 18.63 85.00 15.53 7.65 V2K2 83.05 3.33 29.67 2.00 2.33 36.98 113.26 14.55 10.20 V2K3 101.97 4.00 20.33 3.00 5.17 91.88 271.19 23.12 12.57 V2K4 76.68 2.33 22.67 2.17 3.00 51.50 133.41 18.24 10.60 V2K5 67.97 4.67 25.00 1.67 4.17 24.61 67.09 8.31 9.20

* Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda dalam kolom yang sama adalah berbeda nyata pada taraf 5 % dengan Uji Duncan

Keterangan: 1. Tinggi tanaman (cm) 5. Jumlah buah per tanaman (buah) 2. Jumlah cabang (cabang) 6. Produksi per sample (buah) 3. Umur berbunga (hari) 7. Berat rata-rata buah (g) 4. Jumlah buah per tandan (buah) 8. Panjang akar (cm)

(7)
(8)

Gambar

Tabel 1. Nilai rataan sembilan peubah amatan dari uji beberapa varietas tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) terhadap beberapa konsentrasi larutan garam NaCl (salinitas)

Referensi

Dokumen terkait

Data Nominal : Data yang berasal dari pengelompokkan peristiwa berdasarkan kategori tertentu yang perbedaannya menunjukkan perbedaan kualitatif. Data Ordinal :

Mencermati hal di atas, maka dalam Seminar Nasional Teknik Mesin ke-10 ini kami mengambil thema “Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Bangsa Melalui Penelitian dan Inovasi

Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi.. PT TELKOM menyediakan sarana

Pengamatan untuk ekstrak metanolik menghambat perkembangan embrio pada perlakuan setelah fertilisasi hanya memperlambat perkembangan embrio bulu babi sedangkan untuk

- Merujuk contoh ETA7 (pada harga RM127/g) sebelum ini, penjual akan menawarkan pula untuk membeli semula emas yang dijual itu daripada pembeli dengan harga yang lebih tinggi

Dari peserta yang telah lulus evaluasi harga dan telah memenuhi persyaratan kualifikasi dan pembuktian kualifikasi dinyatakan memenuhi syarat evaluasi kualifikasi, diusulkan

Diantaranya, motif pribadi bergabungnya para informan untuk bergabung dengan KJPL, pengalaman para informan sebagai seorang jurnalis terkait dengan jurnalisme