• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 KAMERA CCTV (CLOSED CIRCUIT TELEVISION)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 KAMERA CCTV (CLOSED CIRCUIT TELEVISION)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 KAMERA CCTV (CLOSED

CIRCUIT TELEVISION)

(2)
(3)

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kamera CCTV (Closed Circuit Television) CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang yang dapat mengirimkan data berupa video melalui transmisi kabel coaxial, FO atau UTP bahkan tanpa kabel ke lokasi tertentu untuk dimonitor, direkam, atau untuk dianalisa. Saat ini penggunaan CCTV sudah mengarah ke IP network camera (IP CCTV), walaupun dibeberapa tempat masih ada yang menggunakan analog karena disesuaikan dengan kebutuhan aplikasi pengguna. Jadi CCTV berfungsi untuk memonitor suatu ruangan melalui layar televisi / monitor, dengan

menampilkan gambar dari kamera yang dipasang di setiap ruangan ( biasanya tersembunyi ) yang diinginkan oleh bagian keamanan atau yang berkepentingan. Sistem kamera dan TV ini terbatas pada gedung tersebut ( closed ). Semua kegiatan di dalamnya dapat dimonitor di suatu ruangan atau secara remote. CCTV ini dapat bekerja selam 24 jam atau sesuai dengan kebutuhan, setiap gambar yang direkam dapat ditayang-ulang pada waktu dan posisi yang diinginkan oleh operator.

2.1.1 Teknologi CCTV Teknologi CCTV sebenarnya sudah ada sejak 1940-an sejalan dengan perkembangan kamera pada umumnya, akan tetapi baru tahun 1970-an kamera digunakan untuk aplikasi sekuriti. Pada awalnya teknologi CCTV ini mengalami 6

http://digilib.mercubuana.ac.id/

proses trial dan error dalam implementasinya di area sekuriti dan pengintaian, tetapi dengan semakin berkembangnya teknologi kamera dari segi fungsi, ukuran lensa, resolusi dan format penyimpanan teknologi ini maka semakin mature dan sangat diterima oleh pasar karena benefitnya sangat dirasakan oleh pengguna juga karena lintas sektor aplikasi dan harganya yang semakin terjangkau. Teknologi kamera CCTV dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Kamera Biasa. hanya menangkap gambar sesuai dengan yang di terima oleh CMOS (sensor kamera yang berfungsi menangkap gambar) 2. Thermal kamera, berfungsi untuk mendapatkan gambar dari suhu object 3. Infra Red Kamera, berfungsi untuk mendapatkan object dari ruangan yang sangat gelap Dari sisi kategori bentuk CCTV dapat dibagi menjadi 2 macam, pertama CCTV yang berbentuk fixed (posisi kamera tidak berubah-ubah) lihat gambar dibawah ini :

Gambar 2.1 . Fixed Camera yang kedua adalah berbentuk PTZ yaitu kamera yang dapat digerakkan ke kiri dan ke kanan juga kebawah dan keatas serta memiliki kemampuan untuk Zoom (pembesaran) sasaran object dengan kelipatan berkali-kali.

7

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Gambar 2.2 PTZ Camera Dengan adanya CCTV, kita dapat memantau kantor, pabrik, jalan, atau daerah tertentu dari rumah dengan sangat mudah lewat monitor.

2.1.2 Element-Element Utama Sistem CCTV Keberhasilan sistem CCTV ditentukan oleh kualitas elemenelemen yang mendukung sistem tersebut diantaranya adalah :

-Kamera : Berdasarkan kategori bentuk terbagi menjadi dua macam yaitu fixed camera (Posisi Kamera tidak bisa berubah ubah) dan PTZ (Pan Tilt Zoom) camera (Posisi Kamera dapat berubah dan dapat di zoom)

(4)

-Media Transmisi: -Media transmisi dari CCTV menggunakan kabel koaksial atau UTP sedangkan wireless menggunakan acces point berupa Router

-Monitor: menampilkan objek yang ditangkap oleh kamera

-Aplikasi perangkat lunak: suatu aplikasi yang dapat mengontrol CCTV dari

suatu tempat dan dapat diintergrasikan dengan server penyimpanan video

-Media Penyimpanan: DVR (Digital Video Recorder) atau Hardisk

8

http://digilib.mercubuana.ac.id/

2.2 QUALITY OF SERVICE (QoS) Quality of Service (QoS) merupakan metode pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan karakteristik dan sifat dari satu servis (Ferguson & Huston, 1998). QoS digunakan untuk mengukur sekumpulan atribut kinerja yang telah dispesifikasikan dan diasosiasikan dengan suatu servis. QoS didesain untuk membantu end user menjadi lebih produktif dengan memastikan bahwa user mendapatkan kinerja yang handal dari aplikasi-aplikasi berbasis jaringan. QoS mengacu pada kemampuan jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu melalui teknologi yang berbeda-beda. QoS menawarkan kemampuan untuk mendefinisikan atribut-atribut layanan jaringan yang disediakan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Quality of Service digunakan untuk mengukur tingkat kualitas koneksi jaringan TCP/ IP internet atau intranet. Terdapat 3 tingkat QoS yang umum dipakai, yaitu best-effort service, integrated service dan differentiated service (Gunawan, 2008). 1. Best-Effort service digunakan untuk melakukan semua usaha agar dapat mengirimkan sebuah paket ke suatu tujuan. Penggunaan best-effort service tidak akan memberikan jaminan agar paket data sampai ke tujuan yang dikehendaki. Sebuah aplikasi dapat mengirimkan data dengan besar yang bebas kapan saja tanpa harus meminta ijin atau mengirimkan pemberitahuan ke jaringan. 2. Integrated service menyediakan aplikasi dengan tingkat jaminan layanan melalui negosiasi parameter-parameter jaringan secara end-to-end.

(5)

9

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Aplikasi-aplikasi akan meminta tingkat layanan yang dibutuhkan untuk dapat beroperasi dan bergantung pada mekanisme QoS untuk menyediakan sumber daya jaringan yang dimulai sejak permulaan transmisi dari aplikasi-aplikasi tersebut. Aplikasi tidak akan mengirimkan trafik, sebelum menerima tanda bahwa jaringan mampu menerima beban yang akan

dikirimkan aplikasi dan juga mampu menyediakan QoS yang

diminta secara end-to-end. Untuk itulah suatu jaringan akan melakukan suatu proses yang disebut admission control. Admissios control adalah suatu mekanisme yang mencegah jaringan mengalami over-loaded. Jika QoS yang diminta tidak dapat disediakan, maka jaringan tidak akan mengirimkan tanda ke aplikasi agar dapat memulai mengirimkan data. Jika aplikasi telah memulai pengiriman data, maka sumber daya pada jaringan yang sudah dipesan aplikasi tersebut akan terus dikelolah secara end-toend sampai aplikasi tersebut selesai. 3. Differentiated service menyediakan suatu set perangkat klasifikasi dan mekanisme antrian terhadap protokol-protokol atau aplikasi-aplikasi dengan prioritas tertentu di atas jaringan yang berbeda. Differentiated service bergantung pada kemampuan edge router untuk memberikan klasifikasi dari paket-paket yang berbeda tipenya yang melewati jaringan. Trafik jaringan dapat diklasifikasikan berdasarkan alamat jaringan, protocol dan port, ingress interface atau klasifikasi lainnya selama masih didukung oleh standard atau extended access.

10

http://digilib.mercubuana.ac.id/

QoS bertujuan untuk menyediakan kualitas layanan yang berbeda-beda untuk beragam kebutuhan akan layanan di dalam jaringan IP, sebagai contoh untuk menyediakan bandwidth yang khusus, menurunkan hilangnya paket-paket, menurunkan waktu tunda dan variasi waktu tunda di dalam proses transmisinya. QoS menawarkan kemampuan untuk mendefinisikan atribut-atribut layanan yang disediakan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. QoS memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut (Revathi dan Balasubramanian, 2009) : 1.

Pengkelasan paket untuk menyediakan pelayanan yang berbeda-beda untuk kelas paket yang berbeda-beda,

2.

Penanganan congestion (kongesti) untuk memenuhi dan menangani kebutuhan layanan yang berbeda-beda,

3.

Pengendalian lalu lintas paket untuk membatasi dan mengendalikan pengiriman paket-paket data,

4.

Pensinyalan untuk mengendalikan fungsi-fungsi perangkat yang mendukung komunikasi di dalam jaringan IP. Pada jaringan berbasis packet switched, kualitas layanan dipengaruhi oleh

(6)

berbagai faktor, yang dapat dibagi menjadi faktor manusia dan faktor teknis. Faktor-faktor manusia meliputi : stabilitas layanan, ketersediaan layanan, waktu tunda dam informasi pengguna. Faktor-faktor teknis meliputi : realibility, scalability, effectiveness, maintainability, Grade of Service (GoS).

2.2.1. Parameter Quality Of Service Untuk suatu parameter kualitas layanan jaringan terbagi menjadi 5 bagian menurut B. Y. Jiang, C. Tham dan C. Ko yaitu :

11

http://digilib.mercubuana.ac.id/

1. Bandwidth adalah luas atau lebar cakupan frekuensi yang digunakan oleh sinyal dalam medium tranmisi. Frekuensi sinyal diukur dalam satuan Hertz. Di dalam jaringan komputer, bandwidth sering digunakan sebagai suatu sinonim untuk kecepatan transfer data (transfer rate) yaitu jumlah data yang dapat dibawa dari sebuah titik ke titik lain dalam jangka waktu tertentu (pada umumnya dalam detik). Jenis bandwidth ini biasanya diukur dalam bps (bits per second). 2. Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. Throughput adalah kemampuan sebenarnya suatu jaringan dalam melakukan pengiriman data. Biasanya throughput selalu dikaitkan dengan bandwidth. Throughput merupakan rate (kecepatan) transfer data aktif, yang diukur dalam bit per second (bps). 3. Jitter didefinisikan sebagai perubahan latency pada suatu periode. Jitter penundaan perpariasi dari waktu ke waktu. Jitter juga didefinisikan sebagai gangguan pada komunikasi digital maupun analog yang disebabkan oleh perubahan sinyal karena referensi posisi waktu. Adanya jitter ini dapat mengakibatkan hilangnya data, terutama pada pengiriman data

dengan kecepatan tinggi. Di dalam implementasi jaringan, nilai jitter ini diharapkan mempunyai nilai yang minimum. Secara umum terdapat empat kategori penurunan kualitas jaringan berdasarkan nilai jitter sesuai dengan versi TIPHON (Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Network) standarisasi nilai jitter.

12

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Tabel 2.1. Standarisasi Jitter versi TIPHON Kategori Degradasi

Packet Jitter (ms) Sangat bagus 0 Bagus 0 – 75 Sedang 76 – 125 Jelek

(7)

125 - 225

Sumber : TIPHON

4. Packet Loss didefinisikan sebagai kegagalan transmisi paket data mencapai tujuannya. Kegagalan paket tersebut mencapai tujuan, dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan, diantaranya yaitu : a. Terjadinya overload trafik di dalam jaringan. b. Tabrakan (congestion) dalam jaringan. c. Error yang terjadi pada media fisik. d. Kegagalan yang terjadi pada sisi penerima antara lain bisa

disebabkan karena overflow yang terjadi pada buffer. Di dalam implementasi jaringan, nilai packet loss ini diharapkan mempunyai nilai yang minimum. Secara umum terdapat empat kategori

penurunan kualitas jaringan berdasarkan nilai packet loss sesuai dengan versi

TIPHON

(Telecommunications

and

Internet

Protocol

Harmonization Over Network) standarisasi nilai packet loss.

13

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Tabel 2.2. Standarisasi Packet Loss versi TIPHON Kategori Degradasi

Packet Loss (%) Sangat bagus 0 Bagus 3 Sedang 15 Jelek 25 Sumber : TIPHON

(8)

terdapat tiga kategori penurunan kualitas jaringan berdasarkan standarisasi nilai packet loss sebagai berikut. Tabel 2.3. Standarisasi Packet Loss versi ITU-T Kategori Degradasi

Packet Loss (%) Baik 3 Cukup 15 Buruk 25 Sumber : ITU-T G.114

5. Latency/ delay dalam hal ini mengacu pada RAM adalah jeda waktu ketika memori kali pertama meminta data hingga pesan request itu sampai, semakin tinggi suatu latency, maka semakin tinggi kecepatan pembacaan data dan itu berarti performa memori semakin baik. Dalam hal menghitung performa RAM antara bandwidth dan latency tidak saling mempengaruhi. Semakin tinggi

bandwidth, maka performa memori semakin tinggi, semakin rendah latency, maka performa memori akan semakin tinggi.

14

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Namun, kenyataan di pasaran, kebanyakan produsen memori hanya mencantumkan bandwidthnya namun tidak mencantumkan latencynya. Menurut versi TIPHON (Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Network) standarisasi nilai latency/ delay sebagai berikut. Tabel 2.4. Standarisasi Latency/ Delay versi TIPHON Kategori Degradasi

Delay (ms) Sangat bagus < 150 Bagus 150 - 300 Sedang 300 - 450 Jelek

(9)

> 450 Sumber : TIPHON Sedangkan berdasarkan versi ITU-T (International

Telecommonication Union Telecommonication) standarisasi nilai delay/ latency sebagai berikut. Tabel 2.5. Standarisasi Latency/ Delay versi ITU-T Kategori Degradasi

Delay (ms) Baik < 150 Cukup 150 - 400 Buruk > 400 Sumber : ITU-T G.114 15 http://digilib.mercubuana.ac.id/

2.3 JARINGAN KOMPUTER Jaringan komputer merupakan sistem yang terdiri atas dua atau lebih komputer serta perangkat-perangkat lainya yang saling terhubung. Media penghubung tersebut dapat berupa kabel atau nirkabel sehingga memungkinkan para pengguna jaringan komputer melakukan pertukaran informasi, seperti berbagi file, dokumen, data serta menggunakan perangkat keras atau perangkat lunak yang terhubung ke jaringan.(Utomo,EP.2012)

Gambar 2.3 Jaringan Komputer (Sumber : Utomo, EP. 2012)

2.3.1 Protokol Jaringan Komputer 1. Model OSI (Open System Interconection) Setiap lapisan memiliki tugas yang berbeda satu sama lain. Berikut masing- masing tugas dari tiap lapisan (Tanenbaum, 2003) : 7) Application Layer : menyediakan layanan untuk aplikasi misalnya transfer file, email, akses suatu komputer atau layanan.

(10)

http://digilib.mercubuana.ac.id/

6) Presentation Layer : bertanggung jawab untuk menyandikan informasi. Lapisan ini membuat dua host dapat berkomunikasi. 5) Session Layer : membuat sesi untuk proses dan mengakhiri sesi tersebut. Contohnya jika ada login secara interaktif maka sesi dimulai dan kemudian jika ada permintaan log off maka sesi berakhir. Lapisan ini juga menghubungkan lagi jika sesi login

terganggu sehingga terputus. 4) Transport Layer : lapisan ini mengatur pengiriman pesan dari hos-host di jaringan. Pertama data dibagi-bagi menjadi paket-paket sebelum pengiriman dan kemudian penerima akan menggabungkan paket-paket tersebut menjadi data utuh kembali. Lapisan ini juga memastikan bahwa pengiriman data bebas kesalahan dan kehilangan paket data. 3) Network Layer : lapisan bertanggung jawab untuk menerjemahkan alamat logis jaringan ke alamat fisik jaringan. Lapisan ini juga memberi identitas alamat, jalur perjalanan pengiriman data, dan mengatur masalah jaringan misalnya pengiriman paket-paket data. 2) Data Link Layer :lapisan data link mengendalikan kesalahan antara dua komputer yang berkomunikasi lewat lapisan physical. Data link biasanya digunakan oleh hub dan switch. 1) Physical Layer : lapisan physical mengatur pengiriman data berupa bit lewat kabel. Lapisan ini berkaitan langsung dengan perangkat keras seperti kabel, dan kartu jaringan (LAN CARD).

17

http://digilib.mercubuana.ac.id/

2. Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) adalah suatu protocol suite standar komunikasi data yang digunakan dalam proses transfer data dari satu komputer ke komputer lain di jaringan komputer tanpa melihat perbedaan jenis hardware. Protokol TCP/IP dikembangkan dalam riset pertama kali oleh Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) di Amerika Serikat dan paling banyak digunakan saat ini yang implementasinya dalam bentuk perangkat

lunak (software) di system operasi. Karena menggunakan

bahasa/protokol yang sama, dalam hal ini TCP/IP, perbedaan sistem operasi & jenis komputer tidak menjadi masalah. Contohnya, komputer dengan sistem operasi “Windows” dapat berkomunikasi dengan baik dengan komputer yang memakai sistem operasi “Ubuntu” atau yang lainnya. Hal ini dapat terjadi karena TCP/IP dikembangkan tanpa tergantung pada sistem operasi atau hardware tertentu. Selain itu, pengembangan TCP/IP dilakukan dengan konsensus dan tidak tergantung pada suatu vendor sehingga TCP/IP menjadi standar protokol dalam jaringan komputer. Sebagai protocol suite, TCP/IP terdiri atas sekumpulan protokol yang masingmasing bertanggung jawab atas bagian-bagian tertentu dalam komunikasi data antar komputer. Suatu protokol tidak perlu mengetahui

(11)

bagaimana protokol lain bekerja. Hal inilah yang menyebabkan tugas dari tiap-tiap protokol menjadi sederhana. Berkat prinsip ini, protocol TCP/IP dapat diterapkan dengan mudah untuk berbagai macam jenis komputer dan interface jaringan karena sebagian besar isi protocol suite tersebut tidak spesifik terhadap satu jenis komputer

18

http://digilib.mercubuana.ac.id/

maupun network interface tertentu. Protokol TCP/IP ini dimodelkan dalam 4 layer TCP/IP dengan sistematika sebagai berikut:

Gambar 2.4 Perbandingan OSI Layer Dengan TCP/IP Layer 1. Network Access Layer Bertanggung jawab mengirim dan menerima data dari dan ke media fisik. Tiap protokol pada layer ini harus mampu menerjemahkan sinyal listrik menjadi data digital yang dimengerti komputer, ethernet, token ring, dan dial-up modem yang berjalan di atas Public Switched Telephone Network (PSTN), Integrated Services Digitel Network (ISDN), serta Asynchronus Transfer Mode (ATM). 2. Internet Layer Bertanggungjawab dalam proses pengiriman paket ke alamat yang tepat. Ada beberapa macam protokol di dalamnya, misalnya Internet Protocol (IP), Address Resolution Protocol (ARP), dan Internet Control Message Protocol (ICMP) . 3. Transport Layer Bertanggung

jawab untuk mengadakan komunikasi antara dua

host/komputer. Ada dua macam protokol didalamnya, yaitu Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP ).

19

http://digilib.mercubuana.ac.id/

4. Application Layer Bertanggung

jawab

untuk

menampilkan

semua

(12)

yang

menggunakan protocol TCP/IP. Sebagai contoh adalah Hypertext Transfer Protocol (HTTP), File Transfer Protocol (FTP), dan Telnet.

3.Internet Protokol IP adalah protokol yang mengatur bagaimana suatu data dapat dikenal dan dikirim dari satu komputer ke komputer yang lain. Semua aplikasi TCP/IP bertumpu pada IP [2]. Protokol IP memiliki lima fungsi utama yaitu :

-Mendefinisikan paket yang menjadi unit satuan terkecil pada transmisi data di Internet

-Memindahkan data antara Transport Layer dan Network Interface Layer

-Mendefinisikan skema pengalamatan Internet atau IP address.

-Menentukan routing paket

-Melakukan fragmentasi dan penyusunan ulang paket

2.4 Jaringan Wireless LAN Wireless LAN adalah Suatu jaringan nirkabel yang menggunakan frekuensi radio untuk komunikasi antara perangkat komputer dan akhirnya titik akses yang merupakan dasar dari transiver radio dua arah yang tipikalnya bekerja di bandwidth 2,4GHz (802.11b, 802.11g) atau 5GHz (802.11a). Kebanyakan peralatan mempunyai kualifikasi Wi-Fi, IEEE 802.11b atau akomodasi IEEE 802.11g dan menawarkan beberapa level keamanan seperti WEP dan WPA. (Breet Stewart, 1993) Jaringan Wireless merupakan sekumpulan komputer yang saling

20

http://digilib.mercubuana.ac.id/

terhubung antara satu dengan lainnya sehingga terbentuk sebuah jaringan komputer dengan

menggunakan media udara/gelombang sebagai jalur lintas datanya. Pada dasarnya Wireless dengan LAN merupakan sama-sama jaringan komputer yang saling terhubung antara satu dengan lainnya, yang membedakan antara keduanya adalah media jalur lintas data yang digunakan. Jika LAN masih menggunakan kabel sebagai media lintas data, sedangkan Wireless menggunakan media gelombang radio/udara, adapun standar wirelees dan keandalan transfer data menurut versinya seperti

(Wireless Fidelity), 802.11a (WIFI5), dan 802.11. ketiga standard tersebut biasa di singkat

802.11a/b/g. Versi Wireless LAN 802.11b memilik kemampuan transfer data kecepatan tinggi hingga 11 Mbps pada frekuensi 2,4 Ghz. Versi berikutnya 802.11a,untuk transfer data kecepatan tinggi hingga 54 Mbps pada frekuensi 5 Ghz. Sedangkan 802.11g berkecepatan 54 Mbps dengan frekuensi 2,4 Ghz. Adapun jenis-jenis wireless seperti dibawah ini: 1. Wireless Wide Area Networks (WWAN) 2. Wireless Metropolitan Area Networks (WMAN) 3. Wireless Local Area Networks (WLAN) 4. Wireless Personal Area Networks (WPAN)

(13)

2.5 NetTools NetTools adalah salah satu network monitoring tools yang mengukur performa jaringan, pemindaian jaringan, keamanan, alat administrasi dan dapat mendiagnosa persoalan jaringan, NetTools terdiri atas beberapa tool popular seperti trace, lookup, port scanner, network scanner, dan SNMP browser. Yang

21

http://digilib.mercubuana.ac.id/

membuat NetTools menjadi unik adalah NetTools mempunyai user interface yang memudahkan untuk penggunanya. Berikut adalah tampilan NetTools :

Gambar 2.5 Tampilan Nettools 5.0 Baris navigasi digunakan untuk memilih tool yang ingin digunakan sedangkan address bar digunakan untuk memasukkan nama DNS (atau IP) host yang akan diperiksa atau di-scan. Slidebar biasanya terdiri atas informasi umum (seperti jumlah paket yang dikirimkan) dan option. Main area berisi tampilan hasil monitoring tergantung pada tool yang dipilih. Tool yang tersedia pada NetTools meliputi NetWatch, WinTools, Localinfo, Ping, Trace, Lookup, Bandwidth, NetCheck, TCP/IP workshop, Scan host, Scan network, dan SNMP NetWatch untuk memonitor host dapat digunakan toolNetWatch. NetWatch akan memeriksa host dengan menggunakan ICMP (ping) dan menyimpan waktu respon serta persen paket yang hilang untuk analisis selanjutnya. NetWatch tidak

22

http://digilib.mercubuana.ac.id/

hanya memonitor host tetapi juga dapat memberi peringatan tentang permasalahan yang terjadi melalui pesan tertentu Untuk memonitor host dapat dimulai dengan : 

Memilih tool NetWatch pada baris navigasi

Kemudian memasukkan DNS host atau IP address pada address bar

Lalu klik tombol Add atau tekan Enter

Informasi umum yang ditampilkan adalah nama DNS dan IP address, waktu respon (min/max/avg) serta jumlah paket yang dikirimkan dan yang hilang.

Jika ada masalah terjadi pada koneksi atau host yang dimonitor, NetWatch akan mengirim pemberitahuan kepada administrator. Peringatan akan diberikan ketika :

1) Host not responding, yang berarti host tidak merespon terhadap ping request 2) Packet loss rate too high, yaitu ketika paket yang hilang terlalu tinggi dengan mendefinisikan sendiri persentasi paket yang hilang 3) Response time too high, yaitu ketika waktu respon terlalu tinggi Peringatan dapat diberikan berupa : 1) Message window (kotak dialog) 2) E-mail 3) Suara 4) Ikon peringatan (Alert Icon)

(14)

23

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh lama induksi siplo dan penyemprotan giberelin terhadap produksi buah perhektar ditunjukkan dengan nilai determinasi regresi (R 2 ) sebesar 0,9542 pada

[r]

Kajian ini menemukan bahwa seorang anak akan mampu menampilkan akhlak mulia manakala pendidik, baik orangtua maupun guru, mampu memahami kejiwaan anak sembari mulai mengajari

2) Menggerakkan atau menggoyangkan, yaitu gerakan dalam makhroj ketika mengucapkan huruf dikarenakan keras dan serunya huruf tersebut. 3) Lembut atau lunak, yaitu wawu dan ya’

Di dalam hal tanggung jawab pengangkut dalam pengangkutan barang tersedia pada BAB XI yaitu dalam Angkutan yang terdiri dari beberapa bagian di dalamnya yaitu bagian kesatu

Fatmariani, F., 2013, “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Debt Covenant , dan Growth Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur

Berdasarkan hasil pengujian dengan analisis regresi diperoleh bahwa variabel pupuk SP36 memiliki pengaruh positif tidak signifikan terhadap produksi tembakau di