• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSI TRADISI MAAPAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FUNGSI TRADISI MAAPAM"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI TRADISI MAAPAM BAGI MASYARAKATDALAMMENYAMBUT

BULAN SUCI RAMADHANDI KAMPUNG SUNGAI BALAI

JORONGVI KOTO SELATANNAGARI KINALI

KABUPATEN PASAMAN BARAT

ARTIKEL

JUSMANETTI

10070143

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)

FUNCTION MAAPAM TRADITION FOR PEOPLE TO WELCOME THE HOLY

MONTH OF RAMADAN IN THE VILLAGE HALL RIVER ELLIPSE VI KOTO

SOUTH WEST VILLAGE KINALI PASAMAN

Jusmanetti* Dr. Zainal Arifin, M. Hum ** Erningsih, S.Sos, M.Pd** Mahasiswa Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat*

Dosen Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat**

ABSTRACT

The background of this research by maapam tradition undertaken by the community in welcoming the holy month of Ramadan.maapamtradition is an activity undertaken by the river community hall to welcome the holy month of Ramadan. This tradition is still carried out until now. research aims to describe the function of maapam tradition to welcome the holy month of Ramadan. Theory used is the functional structure according to talcot parsons. This study used a qualitative approach and descriptive. informants in this study is that people who carry maapam tradition. research informants in this study using purposive sampling technique. the type of data used are primary and secondary. method of data collection is done in three ways, observation, interviews, document studies. the unit of analysis is a group. Data analysis with interactive data model (Milles Huberman and Sugiyono) which includes four stages, namely stages of data collection, data reduction, data presentation and conclusion. The results of this study indicate that the tradition maapam have maapam implementation phase is to prepare, prepare materials. functionmaapam tradition that entertain a child, promote solidarity between the people and establish a relationship between communities.

(3)

PENDAHULUAN

Tradisi merupakan segala sesuatu yang berupa adat, kepercayaan dan kebiasaan. Kemudian adat, kepercayaan dan kebiasaan itu menjadi ajaran-ajaran atau paham–paham yang turun temurun dari para pendahulu kepada generasi–generasi selanjutnya. (Koetjaningrat, 2009:185)

Budaya atau kebudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya maupun kebudayaan memang sangat beragam, budaya atau kebudayaan yang diwariskan ini disebut sebagai kebudayaan generik (keturunan). Sistem kebudayaan tradisional sangat erat kaitannya dengan daerah akan tetapi saat globalisasi mulai masuk semakin mempermudah perpindahan informasi. Dengan adanya globalisasi ini nilai-nilai budaya generik (keturunan) mulai luntur dalam masyarakat.Selain kebudayaan tradisional ada pula kebudayaan sebagai sesuatu yang diwariskan menjadi tidak mutlak kebenarannya. Kebudayaan ini dapat dimaknai sebagai sistem yang tumbuh akibat adanya interaksi yang terus menerus antar manusia, kelompok, dan lingkungan yang terus menerus mengalami perubahan kebudayaan ini disebut sebagai kebudayaan diferensial.( Khairul, 2002 : 63 ).

Kebudayaan pada umumnya dapat

dikatakan sebagai suatu proses atau hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam menjawab tantangan kehidupan yang berasal dari alam sekelilingnya. Alam disamping memberikan fasilitas yang indah, juga menghadirkan tantangan yang harus diatasi.Hasil pemikiran cipta dan karsa manusia merupakan kebudayaan yang berkembang pada masyarakat.Pikiran dan perbuatan yang dilakukan manusia secara terus menerus pada akhirnya menjadi sebuah tradisi.Sejalan dengan adanya penyebaran agama, tradisi yang ada di masyarakat dipengaruhi oleh ajaran agama yang berkembang (Greertz, 1983:89).

Di daerah Sungai Balai Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat memiliki tradisi khusus dalam memperingati datangnya bulan suci ramadhan. Salah satu daerah yang mengembangkan tradisi maapam dalam memperingati datangnya bulan suci ramadhan adalah Jorong VI Koto Selatan, tepatnya di Sungai Balai.Masyarakat Sungai Balai mayoritas masyarakat Minangkabau, sehingga tradisi yang berkembang dapat dikatakan seragam.Tradisi yang berkembang di daerah Sungai Balai dalam memperingati masuknya bulan suci ramadhan disebutkan juga maapam.

Berdasarkan informasi yang didapatkan dalam tokoh masyarakat Sungai Balai menyatakan bahwa, tradisi maapam dilakukansatu bulan sebelum

ramadhan.Setiap rumah atau kepala keluarga yang ada di Sungai Balai diwajibkan untuk membuat apam (kue) hal ini merupakan hasil kesepakatan ninik mamak dan tokoh masyarakat yang ada di Sungai Balai. Pelaksanaan kegiatan maapam dilakukan bergantian setiap rumah atau kepala keluarga, dan rumah yang melakukan maapam akan berdo’a pada malam harinya. Kegiatan berdo’a ini diikuti oleh ninik mamak dan alim ulama.

Tradisi maapam di Sungai Balai ini telah berlangsung sejak zaman dahulu.Tradisi ini tetap berlangsung, karena adanya keharusan bagi masyarakat Sungai Balai untuk melakukan tradisi

maapam ini.Tradisi maapam sudah menjadi

kebiasaan bagi masyarakat Sungai Balai yang sampai sakarang masih dilakukan dan dipertahankan oleh masyarakat.Bahkan arus modernisasi tidak membuat mereka meninggalkan tradisi yang kerap mereka lakukan melainkan tetap mempertahankan sampai sekarang.Sekarang ini masih dilaksanakannya tradisi maapam oleh masyarakat tersebut karena meraka memiliki asumsi karena mempunyai fungsi bagi masyarakat Sungai Balai. Apabila maapam ini tidak dilaksanakan maka akan terkena sanksi,seperti membayar uang sebesar dua ratus ribu, uang ini akan disumbangkan kemesejid atau diberikan kepada fakirmiskin. Bahkan tradisi maapam dalam memperingati bulan suci ramadhan di Sungai Balai sehingga membuat peneliti tertarik untuk meneliti fungsi tradisi maapam dalam memperingati bulan suci ramadhan bagi masyarakat Sungai Balai. Melihat hal ini sehingga peneliti tertarik untuk mengambil masalah tentang “Fungsi Tradisi Maapam Bagi

Masyarakat Dalam Menyambut Bulan Suci

Ramadhan Di Kampung Sungai Balai Jorong VI Koto Selatan Nagari Kabupaten Pasaman Barat.”

Untuk memahami tentang tradisi dalam masyarakat maka peneliti mengangkat teori struktural fungsional. Dalam teori sruktural fungsional yang mana dijelaskan oleh Talcott Parson bahwa sistem sosial Parson mengembangkan kerangka AGIL (Adaptation, Gool Attamein, Integration, Dan Laten Patten Maintenannce) ( Jhonson, 1986: 129-131). Parson membagi empat persyaratan fungsional dalam semua sistem sosial yang dikembang.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilakukan selama satu bulan ynag di mulai tanggal 23 agustus 2014 sampai 31 agustus 2014. Penelitian ini di laksanakan di Kampung Sungai Balai Jorong VI Koto Selatan Nagari Kinali Kabupaten Pasaman Barat

(4)

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena pendekatan kualitatif mempelajari data di lapangan secara alamiah dan mengutamakan teknik observasi dan wawancara serta dokumen. Penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khususnya alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah, dengan tipe penelitian deskriptif kualitatif (Moleong (2007:6).

Tipe penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Jadi dapat penulis simpulkan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus bertujuan untuk memberikan gambaran secara mendetail terhadap Tradisi Maapam di Sungai Balai VI Koto Selatan Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat.

Informan penelitian ini berjumlah 13 orang yang kriteria informan benar-benar masyarakat Sungai Balai, yaitu 2 orang niniak mamak atau alim ulama yang berumur 60 - 70 tahun, 1 orang bundo kanduang yang berumur 46 tahun, dan 10 orang masyarakat Sungai Balai.

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Penelitian

1. Gambaran Umum Tentang Tradisi

Maapam

Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup secara berkelompok dan saling melakukan interaksi. Dengan adanya interaksi akan menghasilkan suatu tradisi. Tradisi merupakan hasil dari karsa, cipta, karya, manusia yang terjadi secara turun temurun. Disetiap daerah tradisi yang dilakukan manusia berbeda- beda. Contohnya dalam memperingati bulan suci Ramadhan yang bertepatan hari Maulid Nabi SAW.

Tradisi merupakan sebuah aktivitas masyarakat yang sudah menjadi kebiasaan dan dilaksanakan secara terus menerus yang diwariskan oleh nenek moyang dahulunya kepada penerusnya secara turun temurun. Tradisi ini dilakukan berbagai macam upacara dan kegiatan yang biasa dilakukan oleh masyarakat ,seperti upacara perkawinan dan kematian. Dalam penelitian ini, pelaksanaan tradisi dilihat dari upacara keagamaan yang diperingati tiap tahunnya.

Jorong VI Koto Selatan Nagari Kinali merupakan Nagari yang terletak di Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Masyarakat setempat dalam menyambut bulan suci ramadahan yang bertepatan maulid Nabi Muhammad SAW adanya tradisi maapam.

Salah tradisi yang dilaksanakan masyarakat Sungai Balai yaitu tradisi maapam, tradisi ini sudah lama dilaksanakan oleh masyarakat Sungai Balai dari dahulu hingga sekarang. Tradisi ini dibuat untuk menghormati arwah anak-anak yang sudah meninggal, maapam ini dahulu dibuat oleh masyarakat Sungai Balai dengan cara bersama-sama. Tradisi maapam ini dibuat satu bulan sebelum Ramadhan, setiap masyarakat wajib membuat apamini kerana selesai membuat apam ini maka masyarakat setempat akan mengadakan makan bersama dengan sanak famili. Tradisi maapam ini dilakukan masyarakat untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, tradisi ini dilakukan sekali setahun oleh masyarakat Minangkabau. Setiap masyarakat wajid melakukan tradisi ini karena tradisi ini sudah menjadi turun dalam masyarakat Sungai Balai sehingga tradisi ini dilakukan setiap tahunnya. Bagi masyarakat yang tidak melakukan tradisi ini maka akan dikenakan sanksi yang mana telah dijelaskan tadi. Tradisi ini tidak begitu memberatkan bagi masyarakat setempat dan juga tidak banyak memakan biaya.

2. Proses Pelaksanaan Tradisi Maapam Tradisimaapam ini dilakukan di Jorong VI Koto Selatan yang tepat di kampung Sungai Balai, yang mana tradisi ini dilakukan dari dahulu hingga sekarang yang sudah menjadi turun temurun dari generasi ke generasi. Hal ini terlihat dari sikap masyarakat yang masih mempertahankan tradisi tersebut. Jadi, tradisi maapam ini merupakan tradisi yang sudah ada dari zaman terdahulu ( nenek moyang) sehingga masyarakat sekarang melestarikan dan memelihara tradisi yang dilakukan oleh nenek moyang terdahulu.Kemudian dari itu cara pelaksanaan tradisi maapam ini masih sama dengan yang masyarakat yang dahulu, yaitu kaum ibu-ibu yang masih membuat apam ini.tradisimaapam ini sudah dilakukan dari zaman nenek moyang yang diwariskan secara turun temurun supaya mereka mempertahankan dan tetap melestarikan tradisi maapam ini. Karena setiap tradisi mempunyai kekhasan yang ada dalam masyarakat karena sudah menjadi suatu kebiasaan dimasyarakat dan merupakan bagian dari kebudayaan. Dalam tata cara proses pembuatan apam ini masyarakat pelaksanaan dan mempersiapkan alat yang dibutuhkan.

(5)

Dalam setiap tradisi memiliki tahapan atau cara yang dilakukan oleh masyarakat. Tata cara atau tahapan dalam pelaksanaan sebuah tradisi merupakan jalannya aktivitas untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dimana tahapan tersebut dapat dilihat dan dilalui adanya langkah-langkah atau prosedur dalam sebuah tindakan yang sedang dilakukan seseorang atau sekelompok orang.Adapun tahap pelaksanaanya yaitu sebelum membuat apam.

Sebelum palaksanaan maapam masyarakat

menyiapkan alat-alat dan bahan yang digunakan untuk membuat, apam kemudian cara membuat apam dan kuah apam dan cara memasaknya.

2.1 Mempersiapkan Pelaksanaan Maapam Sebelum melakukan tradisi maapam dimulai

maka dilakukan memberitahukan atau

mengumumkan kepada masyarakat bahwa dalam rangka maapam untuk menyambut bulan suci

Ramadhan sudah dekat. Biasanya yang

memberitahukan tentang pelaksanaan tradisi maapam ini yaitu niniak mamak dan alim ulama dimesjid selesai shalat insya.

sebelum pelaksanaan tradisi maapam ini adanya proses pemberitahuan atau himbauan yang diberikan oleh pengurus mesjid dengan tujuan untuk mengingatkan kepada masyarakat sebentar lagi akan menyambut bulan suci Ramadhan. Sebelumnya peneliti ikut serta dalam sholat berjemaah tersebut,selesai sholat berjemaah alim ulama

memnyampaikan bahwa besok kita akan

melaksanakan maapam bersama-sama. Peneliti mendengar para ibu-ibu berbisik-bisik tentang bahan yang digunakan untuk maapam ini,serta anak-anak yang mendengarnya merasa senang karena besok makan apam. Peneliti juga mendengar ibu-ibu akan membuat berbagai macam warna apam supaya lebih menarik agar anak-anak lebih menyukainya. Dalam menyiapkan maapam ini cukup dibutuh waktu dua hari untuk mencari alat-alat seperti daun kelapa yang sudah kering dan mencari kelapa.

2.2. Mempersiapkan Bahan Untuk

MembuatApam dan Kuah Apam 2.1.1. Membuat Apam

Dalam proses membuat apam cara yang pertama yang dilakukan adalah menyiapkan semua bahan yang dibutuhkan waktu membuat apam. Adapun bahan yang persiapkan oleh masyarakat yang membuat apam yaitu: membeli tepung, kelapa dan alat yang digunakan kuali sendok,minyak manih, daun kelapa yang sudah kering.

Proses membuat apam tidak terlalu susah hanya mengunakan beras yang ditumbuk dan santan yang telah dipisahkan dari ampasnya. Setelah semua

dicampurkan maka semuanya diaduk dengan rata kemudian di diamkan selama lima menit.

bahwa membuat kue apam tidak terlalu susah, bahan dan alat yang digunakan mudah untuk didapat. Proses pembuatan apam tidak begitu sulit hanya memperhatikan adukan tepung dan api saat memasak. Dalam pembuatan kue apam ini masyarakat mulai dari jam 08 pagi sampai selasai. Pembuatan kue apam ini juga ada juga kesulitan untuk dalam proses membuatnya, sebagian ada yang gosong atau hangus. Kalau yang gosong dipisahkan agar tidak tercampur dengan yang tidak gosong.Selesai membuat apam ini ibu-ibu meletakannya kedalam piring atau talam untuk diberikan kepada bapak selesai berdoa nanti.Kue apam ini dimakan barsamaan dengan kuah yang telah disedikan didalam mangkok, selain dengan kuah kue apam juga bisa dimakan dengan gula. Bagi ibu-ibu membuat kue apam ini sangat menyenangkan karena bisa bersenda gurau dengan ibu-ibu yang lain, kue apam yang dibuat seukuran piring yang kecil atau sebesar lekukan kuali yang telah disediakan. Kue apam yang telah selasai dimasak diletakan diatas bagi atau piring yang telah disediakan, antara kue apam yang bagus dan tidak bagus dipisahkan karena kue tersebut akan diberikan kepada niniak mamak setelah selesai berdoa nanti. Kemudian, kue apam ini diletakan dibaki atau piring yang terpisah dari kuahnya supaya kue apam tadi tidak kembang pas dimakan. Setelah selasai berdoa maka semua yang berada dirumah keluarga yang berdoa makan bersama, ada juga ibu-ibu yang membawa pulang serta tuan memberikan kue apam tersebut kepada imam atau niniak mamak untuk dibawa pulang.

2.2.2 Cara Membuat Kuah

Untuk pelaksanaan membuat kuah apam ini adalah manyiapkan semua bahan yang dibutuhkan dalam membuat kuah apam. Adapun bahan yang siapkan adalah santan kepala dan gula aren.

Cara membuat kuah apam tidak terlalu susah bahan yang digunakan dapat dibeli di warung-warung. Membuat kuah apam ini terbuat dari santan kelapa yang sudah diparut dan gula aren.Tahapan atau tata cara dalam pembuatan kuah apam tidak terlalu sulit. Bahan yang dibeli satu hari sebelum membuat kuah apam itu dimulai. Kuah apam bahannya adalah santan kelapa dan gula aren dan dimasak secara bersama-sama.

Cara pembuatan kuah apam dan kuah apam tidak susah semua bahan dan alat yang digunakan mudah untuk didapat. Bahan yang digunakan dapat dibeli satu hari sebelum membuat kue apam itu dimulai. Proses membuat kue apam itu dari tepung yang sudah siap saji atau tepung beras direndam kemudian ditumbuk menjadi tepung dan diberi santan

(6)

kepala kemudian siap untuk dimasak. Kuah apam bahannya yaitu santan dan gula aren dan dimasak secara bersam-sama.

B. Fungsi Tradisi Maapam

Setiap masyarakat tersusun dari sekumpulan subsistem yang berbeda berdasarkan strukturnya maupun berdasarkan makna fungsionalnya bagi masyarakat yang lebih luas (Nazsir, 2008:52).Dalam masyarakat, sistem memiliki empat fungsi, yaitu Adaptasi, Pencapaian, Integrasi dan Pemeliharaan Pola.

Tradisi maapam yang dilakukan dalam menyambut bulan suci Ramadhan merupakan salah satu contoh tradisi yang sudah menjadi kebutuhan masyarakat itu sendiri. Tradisi yang dibawa oleh nenek moyang atau orang terdahulu yang saat sekarang ini masih dilestarikan atau dipertahankan oleh generasi-generasi yang selanjutnya.Sehingga tradisi ini masih ada sampai sekarang.

1.1. Menjamu Kanak-Kanak untuk Menghormati Anak-Anak Yang Telah Meninggal

Dalam kehidupan masyarakat mempunyai kebutuhan masing-masing untuk mencapai kebutuhan tersebut ada satu suatu usaha yang dilakukan dan juga untuk mencapai kebutuhan tersebut maka manusia juga membutuhkan orang lain. Tradisi maapam yang dilakukan oelh masyarakat Sungai Balai berfungsi untuk menjamu kanak-kanak, yang mana istilah kanak-kanak ini adalah anak –anak yang telah meninggal dunia.Sehingga bagi tradisi maapam ini sangat penting dilakukan masyarakat setempat.Apabila tidak dilakukan maka orang tersebut akan dikutuk oleh kanak-kanak tersebut seperti sakit.

Tradisi maapam ini juga memberikan nilai positif bagi masyarakat setempat. Fungsi dari tradisi maapam untuk menjamu kana-kanak yang telah meninggal dunia. Hal ini sesuai dengan bahasan teori fungsionalisme struktural yang dikemukakan oleh Talcott Parsons (dalam George Ritzer-Douglas J. Goodman, 2004) bahwa pencapaian tujuan (Goal Attainment), pencapaian tujuan suatu sistem yang termasuk salah satu dari AGIL dalam penelitian ini adalah sebagai upaya untuk menghormati anak-anak yang sudah meninggal. Bagi ibu-ibu yang anaknya tidak meeninggal maka ibu tersebut membuat kue apam tersebut untuk anak tau cucunya, meskipun demikian tradisi ini tetap berjalan sampai saat sekarang ini jarang masyarakat Sungai Balai untuk meninggalkan tradisi ini. Bagi masyarakat yang bukan masyarakat Minangkabau tidak ada yang membuatnya tetapi di Sungai Balai adanya orang trans maka masyarakat setempat memperkenalkan

makanan khas masyarakat Minangkabau supaya adanya rasa ingin tahu msayarakat tersebut. Istilah menjamu kanak –kanak atau anak-anak yang telah meninggal maka masyarakat membuat tradisi maapam.Kue apam yang sudah dibuat akan diberikan atau disedekahkan kepada anak-anak yang berada disekitar lingkungan keluarga yang maapam tersebut. 1.2. Meningkat Solidaritas Antar Masyarakat

Tradisi maapam yang dilakukan oleh masyarakat Sungai Balai merupakan sudah menjadi kebiasaan yang sudah menjadi tujuan bersama bagi masyarakat setempat. Kemudian juga untuk meningkatkan solidaritas antar masyarakat.Tujuan yang dicapai dalam masyarakat adalah untuk memelihara ikatan solidaritas dalam masyarakat.

Fungsi dari tradisi maapam ini yang dilakukan oleh masyarakat Sungai Balai merupakan kebiasaan yang terarah supaya tercapai tujuan yang jelas. Dengan tujuan yang jelas maka mereka akan melakukan kebiasaan ini secara terus menerus. Sehingga tradisi maapam ini tetap bertahan dan masih berfungsi dalam masyarakat.

Tradisi maapam ini merupakan tradisi yang memiliki fungsi bagi masyarakat Sungai Balai. Dimana fungsi tradisi ini untuk mencapai tujuan bersama dalam masyarakat yaitu memelihara nilai dan norma yang telah menjadi bagian dalam masyarakat dan untuk menjaga solidaritas dalam masyarakat. Agar diantara masyarakat tetap akur dan tidak ada perdebatan atau pertengkaran.

Di kampung Sungai Balai merupakan masyarakat yang memiliki barbagai macam suku yang terdiri dari suku Minang, Jawa dan Mandailing. Dari ketiga suku tersebut mayoritas suku Minang yang dari lain merupakan orang pendatang yang pergi merantau. Masyarakat selain dari suku Minang mereka mempunyai beragam suku dan tradisi mereka masing-masing. Meskipun demikian, mereka saling menghargai dan menghormati satu sama lain, saling menjunjung tinggi adat istiadat meraka masing-masing.

1.3 Menjalin Silaturahmi Antar Masyarakat Dalam kehidupan masyarakat setiap mempunyai kebutuhan masing-masing untuk mencapai kebutuhan itu maka setiap individu membutuhkan orang lain. Karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri yang harus membutuhkan orang lain. Tradisi maapam yang dilakukan masyarakat Sungai Balai merupakan bagian dari kebiasaan dan kebudayaan yang bernilai bagi masyarakat untuk menyambut masuknya bulan puasa.Tradisi maapam ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat karena tradisi maapam ini untuk mempererat tali silaturrahmi antar masyarakat.

(7)

Tradisi maapam ini merupakan tradisi yang memiliki fungsi bagi masyarakat Sungai Balai sebagai menjalin silatuhrahmi antar masyarakat supaya tidak perpecahan belahan antara anggota masyarakat dan untuk menjaga solidaritas antar masyarakat.

Dalam kehidupan masyarakat Sungai Balai yang bebagai macam suku yang berbeda tetapi mereka memiliki tradisi masing-masing setiap tahunnya. Meskipun demikian, meraka saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Apabila masyarakat minang merayakan hari besar agama seperti tradisi maapam maka mereka yang kucuali suku minang ikut serta marayakan, mereka dihimbau atau dipanggil untuk ikut serta dalam pembuatan kue apam tersebut meskipun meraka kurang pandai atau mahir dalam pembuatan kue itu tetapi mereka berusaha untuk membuat kue tersebut.Dengan demikian orang Minang suku memperkenalkan tradisi mereka supaya lebih tahu tentang tradisi Minang dan begitu juga sebaliknya.

A. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan penulis, dapat disimpulkan bahwa fungsi tradisi maapam bagi masyarakat di Sungai Balai Jorong VI Koto Selatan, yaitu, Pertama, Menjamu kanak-kanak atau anak yang sudah meninggal, yaitu masyarakat yang membuat kue apam untuk memberikan anak yang sudah meninggal atau memberikan kue apam kepada anak-anak yang berada di lingkungan tempat tinggal kita sendiri, Kedua, meningkatkan solidaritas antar masyarakat setempat agar terciptanya rasa kekeluargaan dan yang ketiga menjalin silatuhrahmi B. Saran

Adapun saran yang penulis kemukakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Disaran kepada masyarakat untuk tetap melestarikan tradisi yang ada agar tradisi tidak hilang untuk generasi selanjutnya dan juga untuk menghormati anak yang telah meninggal, sehingga generasi selanjutnya bisa mewariskan tradisi tersebut sehingga silaturrahmi antar masyarakat tetap dijalankan dengan baik, namun kepercayaan tentang mistik dapat dihilangkan. 2. Bagi peneliti selanjutnya agar bisa menjadi

pedoman untuk penulisan skripsi selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA

Jhonson, Doyle Paul. 1986. Teori Sosilogi Klasik Dan Modern Jilid I. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama : Diterjemahkan Dari

Sosiological Theory: Clssical Founders And Contempory Perspectives Oleh Robert M.Z. Lawang.

Geertz, Clifford, 1983. Abangan,Santri,Priyayi

Dalam Masyarakat Jawa.Terj. Aswab

Mahasin: Bandung: Dunia Pustaka Jaya. Koetjaningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi.

Jakarta: Rineka Cipta

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. ______________- 2010.Metode Penelitian Kulitatif.

Bandung. PT Remaja

Muqtafa, Khairul, 2002. Antara Tradisi dan tantangan Modernita,

Jurnal Pesantren VII, Hal 39

Naszir, Nasrullah. 2008. Teori-teori Sosiologi. Bandung: Widya Padjajaran

Referensi

Dokumen terkait

“Hmm pekerjaan, kalau saya sih ngga ngomong pekerjaan ya karena memang ya pekerjaan kan sesuatu yang seharusnya dijalani karena saya hidup dari keluarga yang

Setelah meneliti ada tidaknya hubungan atau pengaruh antara kegiatan pemasaran digital dan perilaku konsumen secara online secara parsial terhadap peningkatan

Koefisien keseragaman mengukur derajat keragaman data yang berbeda, sehingga dari nilai koefisien keragaman yang diperoleh dapat digunakan untuk membandingkan

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana kepemimpinan transformasional PDAM di Propinsi Banten; (2)

Tujuan dari kegiatan veneer preparation adalah untuk menghemat bahan baku dengan cara menyambung finir yang terbuang dan menyusun finir menjadi plywood agar memudahkan

Dari hasil uji coba dan analisa data yang didapat, Mesin pengaduk adonan ampiang dapat berfungsi dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

adalah sebuah ruang terbuka yang bersifat egalitarian—seperti sebuah agora atau ruang publik (public space) di dalam budaya politik Yunani, yang di dalamnya setiap

Data menunjukkan bahwa penggunaan selisih kuat tekan yang drastic pada beton gradasi dapat menghasilkan be- ton dengan modulus elastisitas yang mening- kat hingga 37%