• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN

Cepu adalah sentral pengeboran sumur minyak pertama yang ada di Indonesia. Peresmian tanggal 28 Mei 1893 atas nama AB Vsrsteegh, dia tidak mengusahakan sendiri seumber minyak tersebut tetapi mengontrakan kepada perusahaan yang kuat pada masa itu, yaitu perusahaan DPM (Dordorche Petrolium Maatschapij) di Surabaya yang secara sah baru dimulai pada tahun 1889. Pada usianya yang tengah 114 pada tahun 2007 ini, perjalanan sejarah perminyakan di cepu dapat diuraikan menjadi beberapa periode yaitu:

1.2 SEJARAH PERUSAHAAN

Periode Zaman Hindia Belanda (Tahun 1870-1942)

Minyak dan gas bumi pertama kalinya ditemukan di Indonesia peda tahun 1886 oleh seorang Insinyur asal Belanda yang bernama Adrian Stoop di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Adrian Stoop mengadakan penelitian Minyak bumi di Jawa dan mendirikan DPM (Dordtsche Petroleum Maatschappij) pada tahun 1887. Pengeboran pertama dilakukan di Surabaya dan kemudian pada tahun 1890 didirikan penyaringan minyak di daerah Wonkromo.

Pada bulan Januari 1993, Mr. Adrian Stoop mengadakan perjalanan dari Ngawi menuju Ngareg, Cepu (Plunturan=Panulan) yang merupakan kota kecil di tepi Bengawan Solo, diperbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Konsensi minyak di daerah ini bernama Panulan yang diresmikan pada tanggal 28 Mei 1893 atas nama AB Versteegh. AB Versteegh tidak mengusahakan sendiri sumber minyak tersebut tetapi mengotrakkan kepada perusahaan yang sudah kuat pada masa itu adalah perusahaan DPM di Surabaya. Kontrak berlangsung 3 tahun dan baru sah jadi dimilik DPM pada tahun 1899. Penemuan

(2)

sumur minyak bumi bermula dari desa ledok sekitar 10 km dari cepu oleh Mr. Andrian Stoop. Sumur Ledok 1 di bor pada bulan juli 1893 yang merupakan sumur pertama didaerah Cepu. Di lokasi tersebut sampai sekarang masih dikeramatkan dimana dalam setiap tahun secara berkala pada bulan tertentu dilaksanakan Kenduri.

Pada tahun 1893 oleh Mr. Adrian Stoop, pemboran pertama dilakukan dengan kedalaman pertama mengeluarkan minyak adalah 94 m dengan produksi 4 m3 per hari.

Pemboran selanjutnya di Gelur tahun 1897 dengan kedalaman

239-245 m dengan produksi 20 m3 per hari, sedangkan pemboran lainnya dapat

menghasilkan 20-50 m3 perhari (sebanyak 7 sumur). Minyak mentah yang dihasilkan

diolah di Kilang cepu. Sebulumnya perusahhan di Cepu dan Wonokromo terpusan di Jawa Timur, namun pada perkembangannya usaha diperluaskan meliputi Lapangan Minyak Kawengan, Wonocolo, Ledok, Nglobo, Semanggi dan Lusi.

Periode Zaman Jepang (Tahun 1942 – 1945)

Pada masa perang dunia ke II (Maret 1942) Jepang berusaha menguasai Pulau Jawa dari tangan Belanda, termasuk ladang minyak yang berada di Pulau Jawa, sebelum ladang minyak direbut oleh Jepang dilakukan politik bumi hangus oleh Belanda. Akibat dari politik bumi hangus tersebut Kilang Cepu hancur dan tidak dapat dioperasikan. Jepang berusaha agar minyak dapat mengalir secepatnya, maka pada tahun 1944 jepang membangun kembali daerah Kawengan, Ledok, Nglobo dan Semanggi. Jepang menyadari bahwa pengeboman atas daerah minyak akan merugikan diri sendiri sehingga perebutan daerah minyak jangan sampai menghancurkan fasilitas lapangan dan kilang minyak. Meskipun sumber-sumber minyak dan kilang sebagian dalam keadaan rusak akibat taktik bumi hangus Belanda, Jepang berusaha agar minyak mengalir kembali secepatnya. Tentara Jepang tidak mempunyai kemampuan di bidang perminayakan untuk memenuhi kebutuhan terampil dan terdidik dalam bidang perminayakan sehngga mendapat bantuan tenaga sipil. Jepang yang bekerja diperusahaan minyak Belanda, kemudian menyelenggarakan pendidikan di Indonesia. Lembaga pendidikan perminyakan di Cepu diawali oleh Belanda bernama Midlbare Petrolum School dibawah bendera NV. Bataafsche Petrolium Maatshappij (BPM). Setelah Belanda menyerah dan Cepu diduduki Jepang maka lembaga ini dibuka kembali dengan nama “Shokko Gakko”.

(3)

Periode Zaman Kemerdekaan (1945 – 1950)

Pada saat Peoklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945, kilang minyak Cepu berganti nama menjadi Perusahaan Tambang Milik Negara (PTPN). PTPN ini terbentuk berdasarkan maklumat Menteri Kemakmuran No. 5, dimana daerah operasi PTPN meliputi Nglobo, Wonocolo, Ledok, Kawengan, dan Semanggi. Perusahaan minyak di Cepu disiapkan sebagai Perusahaan Tambang Minyak Negara (PTPN). Pada bulan Desember 1948 Belanda menyerbu ke Cepu. Pabrik minyak PTPN Cepu di bumi hanguskan. Pada akhir tahun 1949 dan menjelang tahun 1949 dan menjelang tahun 1950 setelah adanya penyerahan kedaulatan maka pabrik minyak Cepu dan lapangan minyak Kawengan diserahkan dan diusahakan kembali oleh BPM.

Administrasi Sumber Minyak (1950 – 1951)

Ketika pemerintahan RI di Yogyakarta, maka tambang minyak Ledok, Nglobo, Semanggi dan Lusi diserahkan kepada Komando Distrik Militer Blor. Tambang Minyak di daerah tersebut diberi nama Administrasi Sumber Minyak (ASM) dan dibawah pengawasan KODIM Blora.

Bataafsche Petrolium Maatschappij “BPM/SHELL” (1950 – 1951)

Perusahaan BPM yang sebelum perang dunia II menguasai kilang minyak Cepu, setelah gresi II kembali dengan nama SHEEL. Kemudian SHEEL mengadakan perbaikan di lapangan minyak Kawengan dan kilang Cepu akibat perbaikan pabrik yang dilakukan oleh Belanda.

Perusahaan Tambang Minyak Rakyat Indonesia “PTMRI” (1951 – 1957)

Pada tahun 1951 perusahaan minyak di Lapangan Ledok, Nglobo dan Semanggi oleh ASM diserahkan kepada pemerintah sipil, untuk kepentingan tersebut dibentuk panitia kerja yaitu Badan Penyelenggara Perusahaan Negara (BPPN). Pada bulan Januari 1951, BPPN membentuk Perusahaan Tambang Minyak Rakyat Indonesia (PTMRI).

(4)

Tambang Minyak Nglobo CA “Combine Anexis” (1957 – 1961)

Pada tahun 1961 Tambang Minyak Nglobo CA menjadi PN PERMIGAN/ PN (Perusahaan Minyak dan Tambang Nasional). Instalasi pemurnian minyak di Lapangan Ledok dihentikan, setelah tahun 1962 kilang Minyak Cepu dan Lapangan Kawengan dibeli oleh pemerintah Republik Indonesia dari SHEEL dan dilimpahkan pengolahanya kepada PN PERMIGAN.

Periode 1961 – 1965

Pada tahun 1961, Tambang Minyak Nglobo CA diganti menjadi PERMIGAN (Perusahaan Minyak dan Gas Negara). Pemurnian minyak dilapangan minyak Ledok dan Nglobo dihentikan. Pada tahun 1962, kilang Cepu dan lapangan minyak Kewenangan dibeli pemerintah RI dari shell dan diserahkan ke PN PERMIGAN.

Periode 1965 – 1978

Pada tanggal 4 januari 1966, kilang Cepu dan lapangan minyak dijadikan Pusat Pendidikan dan Latihan perindustrian Minyak dan Gas bumi dengan SK Menteri Urusan Migas No. 5/M/Migas/1966. Kemudian pada tanggal 7 Februari 1967 diresmikan Akademi Minyak dan Gas Bumi (AKAMIGAS) Cepu berdasarkan SK Dirjen Migas No. 91/DD/Migas/1966.

Periode 1978 – 1984

Berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No.646 Tanggal 26 Desember 1977 LEMIGAS diubah menjadi bagian dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS (PPT MGB LEMIGAS). Dan berdasarkan SK Presiden No. 15 tanggal 6 Maret 1984 pasal 107, Cepu ditetapkan sebagai Pusat Pengembangan Tenaga Perminyakan dan Gas Bumi (PPT MIGAS).

Periode 1984 - 2001

Berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No.0177K/1987 tanggal 5 Maret 1987, dimana wilayah kerja PPT MIGAS yang dimanfaatkan Diklat Operasional /

(5)

laboratorium lapangan produksi diserahkan ke PERTAMINA UEP III lapangan Cepu, sehingga kilang Cepu mengoperasikan pengolahan crude oil milik PERTAMINA.

Periode 2001 – 2016

Berdasarkan SK Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia No. 150 tahun 2001 tertanggal 2 Maret 2001 nama PPT Migas berubah menjadi Pusdiklat Migas (Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi) yang telah diperbarui dengan peraturan Menteri ESDM No. 0030 tahun 2005 tanggal 20 Juli 2005.

Periode 2016 – sekarang

Pusdiklat Migas diubah nama menjadi PPSDM Migas (Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak Dan Gas Bumi).

1.3 STRUKTUR ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN

PPSDM MIGAS ditetapkan berdasarkan peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 13 tahun 2016 yang ditetapkan pada tanggal 13 Mei 2016 dan diundangkan pada tanggal 24 Mei 2016.

PPSDM Migas Cepu dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh 1 Kepala Bagian, 3 Kepala Bidang dan kelompok jabatan fungsional, seperti di bawah berikut

Gambar 1.1 struktur organisasi PPSDM

KEPALA PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

MINYAK DAN GAS BUMI

KEPALA BIDANG PROGRAM DAN EVALUASI

KEPALA SUB BIDANG PROGRAM

KEPALA SUB BIDANG EVALUASI

KELOMPOK

JABATAN

FUNGSIONAL

KEPALA BAGIAN TATA

USAHA

KEPALA SUB BAGIAN KEUANGAN

KEPALA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM

KEPALA BIDANG PERENCANAAN DAN

STANDARDISASI PENGEMBANGAN SDM

KEPALA SUB BIDANG PERENCANAAN PENGEMBANGAN SDM

KEPALA SUB BIDANG STANDARDISASI PENGEMBANGAN SDM

KEPALA BIDANG PENYELENGGARAAN DAN SARANA DAN PRASARANA

DIKLAT

KEPALA SUB BIDANG PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN SDM

KEPALA SUB BIDANG PRASARANA PENGEMBANGAN

(6)

1.3.1 Visi dan Misi PPSDM Migas Cepu A. Visi

Menjadi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi yang unggul dengan mewujudkan tata kepemerintahan yang bersih, baik, transparan, dan terbuka.

B. Misi

 Meningkatkan kapasitas aparatur negara dan PPSDM Migas untuk mewujudkan tata kepemerintahan yang baik..

 Meningkatkan kompetensi tenaga kerja sub sektor migas untuk berkompetensi melalui mekanisme ekonomi pasar.

 Meningkatkan kemampuan perusahaan minyak dan gas bumi menjadi lebih kompetitif melalui pengembangan Sumber Daya Manusia.

1.4 Fungsi

Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, maka fungsi dari PPSDM MIGAS Cepu adalah:

a. Perumusan dan pelaksanaan rencana dan program serta kerjasama pendidikan dan pelatihan.

b. Perumusan dan pelaksanaan standard, pedoman, norma, prosedur, kritria pendidikan dan pelatihan.

c. Penyiapan akreditasi

Program lembaga pendidikan dan pelatihan lainya, serta penyelenggara dan ujian kompetensi tenaga khusus dan teknis keperluan lembaga sertifikasi profersi.

d. Pemberian pelayanan jasa, sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan.

e. Evaluasi pelaksanaan, pendidikan dan pelatihan, sertifikasi bidang minyak dan gas bumi.

(7)

g. Pengolaan ketatausahaan, administrasi keuangan dan kepegawaian serta rumah tangga pusat.

Untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut diatas, maka Kelompok Profeso Pengolahan Migas dalam mengemban tugas Sumber Daya Manusia yang berbasis kompetensi telah menyiapkan program pelatihan :

- Produck Storage & Handling - Kilang Pelumas, Asphalt & Wax - Kilang Petrokimia

- Combution Engineering - Kilang Gas

- Gas Conditioning & Processing - Petroleum Produck & Spesification - Aviation Fuel Handling

- Plant & Equipment Design - Oil Refining Management - Energi Conservation - Energi Management

- Oil Transportation and Distribution - Heat Exchanger Network

- Polimer Technology - Teknik Separasi - Dan lain-lain.

(8)

Kelompok Profesi Pengolahan Migas juga menawarkan jasa teknologi seperti : - Penyusunan Panduan Operasi

- Studi Kelayakan - Rencana Bangun - Dan lain-lain.

Untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar, PPSDM Migas menyediakan berbagai macam sarana dan fasilitas seperti :

- Asrama dan wisma - Gedung kuliah - Perpustakaan - Gedung olah raga - Lapangan atletik - Lapangan voli - Lapangan sepak bola - Kolam renang - Fitnss center - Lapangan tenis - Lapangan tembak - Transportasi - Rumah sakit

(9)

Disamping itu terdapat sarana kilang minyak dengan kapasitas 4000 bpsd yang digunakan sebagai sarana diklat, disamping itu mampu memberikan pelayanan jasa pengolahan kepada PT. PERTAMINA.

1.5 Lokasi PPSDM MIGAS Cepu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perminyakan dan Gas Bumi berlokasi di : Desa : Karangboyo

Kecaamatan : Cepu Kabupaten : Blora

Gambar 1.2 lokasi PPSDM

Provinsi : Jawa Tengah

Luas areal pertambangan : 445.460 x 106 m2

Tepatnya berada di jalan Sorogo No. 1 Cepu

Lokasi tersebut sangat strategis karena adanya beberapa faktor yang mendukung, antara lain :

1. Bahan baku

Sumber bahan baku berasal dari Kawengan, Ledok, dan Semanggi yang dioperasikan oleh PT. PERTAMINA, Persero serta Wonocolo yang merupakan pertambangan rakyat yang dikelola oleh KUD Bogosasono di bawah pengawasan PT. PERTAMINA, Persero.

(10)

Suber air berasal dari Bengawan Solo yang dekat dengan kilang, sehingga kebutuhan air untuk proses pengolahan atau untuk air minum lebih mudah terpenuhi. 3. Transportasi

Letak kilang tidak begitu jauh dari jalan kereta api maupun jalan-jalan raya yang menghubungkan kot-kota besar, sehingga dapat memperlancar distribusi hasil produksi. 4. Tenaga kerja

Karena letaknya tidak jauh dari kota-kota pendidikan, sehingga mudah untuk memperoleh tenaga-tenaga terdidik dan terampil.

5. Fasilitas pendidikan

Fasilitas untuk pendidikan cukup memadai meskipun peralatan sarananya sudah tua, misalnya: Kilang, Laboratorium, Bengkel, dsb.

1.6 Kualifikasi Lapangan Yang Terletak di Daerah Cepu

Menurut tingkat pengeksploitan dewasa ini, maka Cepu dibagi menjadi 3 perusahaan, yaitu :

a. Lapangan-lapangan status produksi

Yang termasuk lapanganststus produksi adalah lapangan-lapanfan yang masih memproduksi minyak dan gas yaitu :

a. Lapangan Kawengan b. Lapangan Ledok c. Lapangan Nglobo d. Lapangan Semanggi e. Lapangan Wonocolo f. Lapangan Gas Belun

(11)

Yang dikategorikan pada status ini adalah lapangan yang telah dipelajari mempunyai cadangan awal, tetapi masih belum diproduksi atau dikembangkan lebih lenjut seperti: a. Lapangan Balun

b. Lapangan Tobo

c. Lapangan Ngasem dan Dander

d. Lapangan Alas Dara dan Kemuningan (Mobil Cepu Limited) c. Lapangan-lapangan status ditinggalkan sementara

Yang dikategorikan pada status ditinggalkan sementara karena ada masalah teknis dan non teknis, terdaftar 14 lapangan yaitu :

a. Lapangan Metes b. Lapangan Banyuasin c. Lapangan Banyuabang d. Lapangan Katringan e. Lapangan Tungkul f. Lapangan Kedinding g. Lapangan Graho h. Lapangan Tambi i. Lapangan Kadewan j. Lapangan Dandanggilo k. Lapangan Kidangan l. Lapangan Petak

Gambar

Gambar 1.1 struktur organisasi PPSDM
Gambar 1.2 lokasi PPSDM

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika materi bilangan bulat pada pembelajaran daring adalah

Sedangkan Desa Siaga D adalah desa-desa yang tidak memiliki Poskesdes namun mempunyai Polindes dan empat komponen lain untuk menuju Desa Siaga, yaitu Bidan

diperoleh nilai IK 95% CI = 0,097 – 1,030 dan OR = 0,316 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan tingkat konsumsi energi anak balita dengan status gizi kurang

Berdasarkan hasil penelitian, penuntut umum pada Kejaksaan Negeri Padang tidak meneliti dan menggali bukti-bukti materil mengenai status pelaku penyalah guna

Proses ekstrasi pesan diawali dengan stego image yang telah dihasilkan untuk dilakukan retransformasi image kemudian diubah kedalam domain frekuensi dan dilakukan

Nah jika teman khayalan yang dimiliki seseorang ini hanyalah berupa suara maka sebaiknya menggunakan audio instalasi Jessica dan pada tahap pembuatan wujud niatkan

Distribusi nitrogen anorganik terlarut berupa nitrat dan nitrit pada saat pasang mempunyai konsentrasi yang lebih tinggi menuju ke arah barat laut yaitu Industri Pelabuhan

Selain itu, kerja sama dengan ASPERINDO yang merupakan kumpulan perusahaan jasa ekspedisi juga tak kalah pentingnya bagi pengawasan pengiriman barang dari luar dan dalam