• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL. Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) MEGA ERNITA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL. Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) MEGA ERNITA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KELAS VIII SMP NEGERI 2 LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

MEGA ERNITA 12090112

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATRA BARAT

PADANG 2017

KELAS VIII SMP NEGERI 2 LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

MEGA ERNITA 12090112

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATRA BARAT

PADANG 2017

KELAS VIII SMP NEGERI 2 LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

MEGA ERNITA 12090112

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATRA BARAT

PADANG 2017

(2)

IIALAMAN PENGESAHAN JURNAL

PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH, LINGI(UNGAN KELUARGA

DAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP MOTIYASI

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS

VIII

SMP NEGERI2 LINGGO SARI BAGANTI

KABUPATEN PESISIR SELATAN

Nama NPM Program Studi Institusi

:

Mega Ernita

:

12090112

:

Pendidikan Ekonomi

:

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

Padang, Maret20ll

Disetujui oleh, Pembimbing I

Rika Verawati, S.Pd, M.Pd

Mengetahui:

Ketua Prodi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera barat

I

Pembimbing

II

Mona Amelia, S.P

(3)

i

KELAS VIII SMP NEGERI 2 LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN

Oleh

Mega Ernita, Rika Verawati, S.Pd, M.Pd2, Mona Amelia, S.Pd, M.Pd3 1

Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumbar 2.3

Dosen Prodi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumbar Email:ernita.megaernita123@gmail.com

ABSTRAK

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama Variabel lingkungan sekolah diperoleh nilai koefisien sebesar 0,499. Angka ini signifikan karena nilai thitungsebesar 9,506 > ttabel(1,99045) berarti Ho ditolak

dan Ha diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII SMPN 2 Linggo Sari Baganti; Kedua Variabel lingkungan keluarga diperoleh nilai koefisien sebesar 0,385. Angka ini signifikan karena nilai thitungsebesar 4,507 > ttabel(1,99045) berarti Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian

dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII SMPN 2 Linggo Sari Baganti; Ketiga Variabel fasilitas belajar diperoleh nilai koefisien sebesar 0,250. Angka ini signifikan karena nilai thitungsebesar 3,682 > ttabel

(1,99045) berarti Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara fasilitas belajar terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII SMPN 2 Linggo Sari Baganti; Keempat pengaruh lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan fasilitas belajar di sekolah memiliki nilaiF sebesar 70,245 > F tabel (2,72). Artinya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan fasilitas belajar terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII SMPN 2 Linggo Sari Baganti. Sedangkan berdasarkan pengujian koefisien diperoleh nilai R square sebesar 0,727, artinya sebesar 72,70% perubahan pada variabel dependen (motivasi belajar) dapat dijelaskan oleh variabel independen (lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan fasilitas belajar di sekolah) sedangkan sisanya sebesar 27,30% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini.

Kata Kunci: Lingkungan Sekolah, Lingkungan Keluarga, Fasilitas Belajar Di Sekolah, Motivasi Belajar.

ABSTRACT

The results of this study show that: First school environment variables obtained coefficient value of 0.499. This figure is significant because the value thitung9.506 > ttabel(1.99045) means that Ho refused and Ha is

received, thus it can be said that there is positive and significant correlation between the school environment on student motivation on Integrated Social Science subjects in class VIII SMP 2 Linggo Sari Baganti; Both the family environment variables obtained coefficient value of 0.385. This figure is significant because the value thitung4.507

> ttabel (1.99045) means that Ho refused and Ha is received, thus it can be said that there is positive and

significant correlation between family environment on student motivation on Integrated Social Science subjects in class VIII SMP 2 Linggo Sari Baganti; The third variable learning facilities obtained coefficient of 0.250. This figure is significant because the value thitung 3.682> t table (1.99045) means that Ho refused and Ha is received, thus it can be said that there is positive and significant correlation between learning facility on the students motivation in social studies in grade VIII Integrated SMP 2 Linggo Sari Baganti; Fourth influence of school environment, family, and school facilities has a value Fhitungof 70.245 > Ftabel(2.72). This means that there is a

positive and significant influence between the school environment, family environment, and facilities to the students' motivation to learn in social studies in grade VIII Integrated SMP 2 Linggo Sari Baganti. While the values obtained by testing coefficient R square of 0.727, meaning that 72.70% of the change in the dependent variable (motivation to learn) can be explained by the independent variable (school environment, family, and school facilities) while the remaining 27.30% influenced by other variables not included in this study.

(4)

1

PENDAHULUAN

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dalam BAB IV Pasal 3 telah dijelaskan fungsi dan tujuan pendidikan yang berbunyi.

“Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembang potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.”

Untuk menciptakan mutu sumber daya manusia yang berkualitas tentunya tidak akan terlepas dari unsur siswa itu sendiri selain itu motivasi belajar sangat mempengaruhi kualitas peserta didik. Maka kualitas motivasi belajar harus ditingkatkan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkompeten dan berkualitas. Sehingga dapat berkontribusi membangun bangsa menjadi bangsa yang bermartabat dan diakui oleh negara lain, karena kemampuannya bersaing dengan negara lain, baik dalam segi ekonomi, politik, sosial-budaya, pertahanan dan keamanan.

Selain dari unsur siswa (internal) yang menentukan berhasilnya pendidikan juga dapat dilihat dari berbagai faktor yaitu dari luar diri siswa (eksternal) misalnya lingkungan sekolah, keluarga. Dari lingkungan sekolah faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah guru, siswa dan sarana prasarana yang digunakan sebagai

penunjang dalam proses

pembelajaran tersebut. Maka dari itu penyebab kurangnya motivasi belajar pada siswa/siswi SMP Negeri 2 Linggo Sari Baganti adalah lingkungan sekolah yang kurang baik, sekolah yang berada di tepi jalan atau dekat keramaian pasar raya lagan, sehingga mengganggu belajar mengajar tidak efektif, karena terganggunya konsentrasi siswa dalam belajar akibat kebisingan lalu lintas. Dan kondisi sekolah SMP Negeri 2 Linggo Sari Baganti kurang memadai, karena sekolah tersebut lagi di renovasi gedung-gedung yang sudah tua, maka dari pada itu penyebab proses belajar mengajar siswa terganggu, dan lingkungan disekitar kelas tidak terlihat bersih.

Lingkungan keluarga, juga mempengaruhi motivasi belajar siswa, yang apabila lingkungan keluarga termasuk berperan penting dalam belajar siswa, karena dibutuhkan memotivasi dalam belajar, perhatian serta dukungan lebih dalam belajar di rumah. Dengan motivasi, dukungan dari seluruh anggota keluarga, dengan begitu siswa tersebut merasa diperhatikan oleh anggota keluarga. Selain itu dalam proses belajar siswa membutuhkan bimbingan dan arahan dari keluarga dalam belajar, dilihat dari lingkungan keluarga siswa SMP Negeri 2 Linggo Sari Baganti pada umumnya berasal dari anggota keluarga ekonomi menengah. Motivasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari diri siswa (internal) seperti fasilitas belajar yang lengkap oleh siswa adalah hal yang sangat penting karena akan mempengaruhi

kelancaran siswa dalam

belajar.Kelengkapan fasilitas belajar akan membantu siswa dalam belajar,

(5)

dan kurangnya alat-alat atau fasilitas belajar akan menghambat kemajuan

belajarnya.

Data Nilai Ujian Nasional Sekolah SMP Sekecamatan Linggo Sari Baganti Tahun Pelajaran 2015/2016

No NAMA SEKOLAH Jumlah Peserta

MATA UJIAN RANK

BIN ING MTK IPA TOT

1. SMP N 1 Linggo Sari Baganti

189 68,19 49,26 36,32 47,59 201,36 1

2. SMP N 5 Satu Atap Linggo Sari Baganti

40 63,80 35,35 45,56 38,38 183,09 2

3. SMP N 2 Linggo Sari Baganti

112 63,41 40,09 31,94 41,67 177,11 3

4. SMP N Satap 4 Linggo Sari Baganti

42 63,52 36,48 31,61 38,99 170,60 4

5. SMP N 3 Linggo Sari Baganti

124 62,02 36,73 28,25 37,42 164,42 5

6. SMP N 6 Satu Atap Linggo Sari Baganti

39 54,92 37,13 27,82 36,54 156,41 6

Sumber : Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Pesisir Selatan 2015/2016

Dari tabel terlihat bahwa peringkat pertama Ujian Nasional SMP diperoleh oleh SMPN 1 Linggo Sari Baganti dengan total nilai yaitu 201.36, peringkat kedua SMPN 5 Satu Atap Linggo Sari Baganti dengan total nilai yaitu 183.09, peringkat ketiga SMPN 2 Linggo Sari Baganti dengan total nilai 177.11, peringkat keempat SMPN Satap 4 Linggo Sari Baganti dengan total nilai 170.60, peringkat kelima SMPN 3 Linggo Sari Baganti dengan total nilai 164.42, dan peringkat keemam SMPN 6 Satu Atap Linggo Sari Baganti dengan total nilai 156.41. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari ke enam sekolah bahwa sekolah SMPN 2 Linggo Sari Baganti mendapat peringkat ke tiga dari peringkat sekolah lainnya.

Menurut Tu’u, (2004:1) menyatakan lingkungan sekolah dipahami sebagai lembaga pendidikan formal, dimana ditempat ini kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan di ajarkan dan dikembangkan kepada anak didik. Oleh karena itu sudah menjadi tanggung jawab sekolah untuk mengembangkan lingkungan sekolah yang diperkaya agar dapat

mencapai motivasi belajar dan meningkatkan kesenangan dalam belajar. Selain lingkungan sekolah, lingkungan keluarga juga mempengaruhi motivasi belajar siswa, karena keluarga memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2010:60) “Anak akan menerima

pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik anak, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga”.

Hal ini dikarenakan kebutuhan akan pendidikan merupakan kebutuhan yang pokok bagi sebagian orang saja terutama bagi mereka yang berpenghasilan tinggi. Namun demikian, untuk sebagian orang lain walaupun pendidikan menjadi kebutuhan pokok tetap saja tidak bisa memenuhi, hal ini dikarenakan keterbatasan pendapatan. Kondisi ini sebagian besar berada dalam lingkup pedesaan, lain halnya dengan pola konsumsi keluarga kaya mereka lebih mengutamakan pendidikan, Pada dasarnya keberhasilan pendidikan bukan saja karena

(6)

3

peranan lembaga ataupun

pemerintah, tetapi sektor utamanya adalah keluarga, karena pada dasarnya pendidikan dimulai dari lingkungan yang terkecil yaitu keluarga.

Peran orang tua disini adalah keterlibatan orang tua dalam mendorong anaknya untuk mencapai pendidikan yang lebih baik. Selain itu, orang tua juga mengupayakan sebisa mungkin dan bekerja segiat mungkin untuk memenuhi kebutuhan anaknya terutama berkaitan dengan pendidikan. Tingkat pendidikan orang tua akan menemukan cara orang tua dalam membimbing dan mengarahkan anaknya dalam hal pendidikan. Tingkat pendidikan orang tua akan menentukan cara orang tua dalam membimbing dan mengarahkan anaknya dalam hal pendidikan. Tingkat pendidikan yaitu jenjang pendidikan yang telah ditempuh, baik formal maupun nonformal. Sikap yang terbentuk pada masing-masing individu pada setiap jenjang pendidikan formal akan berbeda-beda antara lulusan dasar, lulusan sekolah menengah pertama, lulusan menengah atas, lulusan perguruan tinggi. Hal inilah yang menjadi latar belakang tingkat pendidikan orang tua menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi orang tua dalam membimbing dan mengarahkan anaknya dalam hal pendidikan yanag akan ditempuh oleh anaknya.

Tingkat pendidikan orang tua yang rendah akan cenderung sempit wawasannya terhadap pendidikan, lulus sekolah menengah sudah terasa cukup. Sedangkan tingkat pendidikan orang tua yang tinggi akan lebih luas wawasannya terhadap pendidikan. Mereka akan mengarahkan dan membimbing anaknya untuk terus

belajar menambah ilmu sehingga anak tersebut mempunyai keinginan untuk melanjutkan ke sekolah menengah atas. tingkat pendidikan orang tua aspek pendapatan orang tua di lingkungan keluarga juga mempengaruhi motivasi belajar siswa. Seperti diketahui bahwa orang tua mempunyai andil dan peran yang cukup besar dalam pendidikan anak, orang tua membawa dan mendorong anak untuk bersekolah dan orang tua

bertanggung jawab dalam

menyediakan kebutuhan pendidikan anak (Ahmadi, 2007:231) Orang tua yang keadaan sosial ekonominya tinggi tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anak, berbeda dengan orang tua yang keadaan sosial ekonominya rendah. Keberhasilan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga orang tua, anggota masyarakat dan pemerintah. Pemerintah dan masyarakat menyediakan tempat untuk belajar yaitu sekolah. Sekolah menampung siswa-siswinya dari berbagai macam latar belakang atau kondisi sosial ekonomi yang berbeda dan orang tua yang membiayai kebutuhan anak-anaknya di sekolah dan juga orang tua yang melengkapi fasilitas anaknya untuk sekolah.

Menurut Arikunto (2010:82) fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan belajar. Selain lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga, faktor lain yang mempengaruhi motivasi belajar adalah fasilitas belajar di sekolah. Jika fasilitas belajar di sekolah memadai maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik. Begitu juga sebaliknya jika fasilitas belajar di sekolah tidak memadai

(7)

maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik.

Dalam proses belajar mengajar diperlukan sarana dan prasarana untuk mendukung keberhasilan siswa dalam belajar. Karena fasilitas yang dimiliki oleh sekolah akan mempengaruhi motivasi belajar siswa tersebut. Untuk itu diperlukan pemeliharaan fasilitas belajar baik itu oleh siswa, guru dan seluruh anggota sekolah, ini bertujuan untuk dapat bertahan dengan jangka waktu yang lama. Usaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa SMPN2 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan merupakan hal yang tidak mudah karena proses belajar mengajar merupakan proses yang sangat kompleks dan melibatkan banyak unsur. Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Sekolah, Lingkungan Keluarga Dan Fasilitas Belajar di Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII SMP Negeri 2 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan”.

KAJIAN PUSTAKA

1. Motivasi Belajar

Menurut Uno, (2012:3) motivasi berasal dari kata motif yaitu yang dapat diartikan sebagai kekuatan individu yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu-individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara

langsung tetapi dapat

diinterprestasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku.

Motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik dan maksimal.

Menurut Slameto, (2010:9)

“belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan

lingkungannya.” Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak yang terdapat dalam diri

siswa yang mendorong,

memantapkan, dan mengarahkan untuk melakukan aktivitas pada kegiatan belajar siswa sebagai penumbuh gairah, merasa senang, dan semangat untuk belajar. Dengan motivasi yang kuat, siswa akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar dan mencapai prestasi yang tinggi. Siswa yang prestasinya tinggi akan mencapai ptrestasi akademis yang tinggi apabila: (1) rasa takutnya akan kegagalan lebih rendah dari pada keinginannya untuk berhasil, (2) tugas-tugas didalam kelas cukup memberi tantangan, tidak terlalu mudah tetapi juga tidak terlalu sukar, sehingga memberi kesempatan untuk berhasil.

1. Lingkungan Sekolah

Menurut Slameto, (2010:64-69), lingkungan sekolah adalah semua yang ada di sekolah yang dapat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik. Menurut Tu’u,

(2004:11), lingkungan sekolah diartikan sebagai lingkungan dimana para siswa dibiasakan dengan nilai-nilai tata tertib sekolah dan nilai-nilai-nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai

(8)

5

bidang studi yang dapat meresap kedalam kesadaran hati nuraninya. Lingkungan sekolah yang baik adalah lingkungan yang dapat mendorong dan merangsang siswa untuk belajar, selain itu lingkungan sekolah juga harus dapat memberikan rasa aman dan kepuasan, serta dapat meningkatkan motivasi belajar siswa Djamarah, (2010:29).

lingkungan sekolah adalah semua yang ada di sekolah yang dapat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik di sekolah, proses belajar mengajar merupakan suatu aspek dari lingkungan sekolah yang diorganisasi, karena itu lingkungan sekolah memerlukan pengaturan dan pengawasan agar kegiatan belajar terarah sesuai dengan tujuan pendidikan.

2. Lingkungan Keluarga

Menurut Slameto,(2010:60) bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama, keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.

Menurut Dalyono, (2007:59) keluarga adalah ayah, ibu dan anak-anak serta famili yang menjadi penghuni rumah. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang paling utama berpengaruh terhadap pendidikan siswa, karena sejak anak lahir hingga tumbuh dewasa anak mendapatkan pendidikan dari keluarga. lingkungan keluarga adalah tempat seorang anak dididik dari awal sejak ia lahir dan perkembangannya akan selalu dipengaruhi bagaimana lingkungan

keluarga tersebut mempengaruhi psikologinya, karena dari lingkungan keluarga pula mereka akan belajar pada lingkungan yang lebih besar yaitu lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah tempat seseorang belajar.

3. Fasilitas Belajar di Sekolah

Fasilitas belajar yang lengkap oleh siswa adalah hal yang sangat penting karena akan mempengaruhi kelancaran siswa dalam belajar. (Dalyono, 2007:241) mengemukakan bahwa kelengkapan fasilitas belajar akan membantu siswa dalam belajar, dan kurangnya alat-alat atau fasilitas belajar akan menghambat kemajuan belajarnya.

Fasilitas belajar adalah sarana dan prasarana yang diperlukan untuk peserta didik dalam rangka untuk memindahkan, melancarkan dan menunjang kegiatan belajar di sekolah. Dengan adanya sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai akan memudahkan siswa dalam menguasai pelajaran sehingga mendukung hasil belajar dan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

Hipotesis

1. Diduga lingkungan sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII SMPN 2 Linggo Sari Baganti.

2. Diduga lingkungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII SMPN 2 Linggo Sari Baganti.

(9)

3. Diduga fasilitas belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII SMPN 2 Linggo Sari Baganti.

4. Diduga lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan fasilitas belajar berpengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII SMPN 2 Linggo Sari Baganti.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dan asosiatif. Menurut Arikunto, (2010:3), penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono, (2013:10), penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan atau pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel lainnya.

Tempat penelitian dilakukan di SMPN 2 Linggo Sari Baganti yang

beralamat di Jln. Raya Simpang Lagan Kec. Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. maka pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proportional random sampling, dimana sampel diambil secara acak dari lima kelas yang diteliti.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah merupakan data sekunder dan data primer yang diambil dari Siswa kelas VIII SMP N 2 Linggo Sari Baganti yang terdaftar pada tahun ajaran 2015/2016. Sumber data diperoleh dari siswa kelas VIII SMP N 2 Linggo Sari Baganti yang menjadi sampel penelitian.

Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis induktif. Analisis deskriptif bertujuan untuk menggambarkan keadaan data apa adanya, yang dikumpulkan dari responden dan disajikan ke dalam tabel distribusi frekuensi kemudian dilakukan analisis persentase, mean dan koefisien variasi serta memberikan interpretasi analisis tersebut. Sedangkan analisis induktif bertujuan Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis secara kuantitatif dengan pendekatan statistik yang menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar (Y) Item

Pernyataan

Corrected item total

correlation Nilai kritis Keterangan

1 0,731 0,361 Valid 2 0,553 0,361 Valid 3 0,610 0,361 Valid 4 0,484 0,361 Valid 5 0,597 0,361 Valid 6 0,619 0,361 Valid 7 0,591 0,361 Valid 8 0,554 0,361 Valid 9 0,499 0,361 Valid 10 0,412 0,361 Valid 11 0,552 0,361 Valid 12 0,612 0,361 Valid 13 0,783 0,361 Valid 14 0,553 0,361 Valid

(10)

7

15 0,553 0,361 Valid

16 0,569 0,361 Valid

17 0,622 0,361 Valid

18 0,612 0,361 Valid

Sumber: Olahan Data SPSS. 2017

Hasil analisa uji validitas variabel motivasi belajar diketahui keseluruhan dari item pernyataan mempunyai nilai rhitung > rtabel. Dapat

disimpulkan bahwa semua item pernyataan untuk variabel motivasi

belajar dikatakan valid, maka pernyataan tersebut tidak mengalami perubahan atau tidak perlu dibuang jadi semua pernyataan motivasi belajar digunakan untuk pernyataan angket penelitian.

Hasil Pengujian Reliabilitas

Variabel Jumlah Item

Pernyataan

Cronbach’s

alpha Nilai Kritis Kesimpulan

Motivasi belajar 18 0,912 0,70 Reliabel

Lingkungan Sekolah 15 0,883 0,70 Reliabel

Lingkungan keluarga 13 0,816 0,70 Reliabel

Fasilitas belajar 8 0,855 0,70 Reliabel

Sumber: Olahan Data SPSS, 2017

Hasil uji reliabilitas, maka dapat diketahui bahwa variabel motivasi belajar mempunyai nilai

Cronbach’s alpha sebesar 0,912 atau rhitung > rtabel. Variabel lingkungan

sekolah mempunyai nilaiCronbach’s

alpha sebesar 0,883 atau rhitung> rtabel.

Variabel lingkungan keluarga mempunyai nilai Cronbach’s alpha

sebesar 0,816 atau rhitung > rtabel.

Variabel fasilitas belajar mempunyai nilaiCronbach’s alphasebesar 0,855 atau rhitung > rtabe. Berdasarkan nilai

Cronbach’s alpha dari

masing-masing variabel tersebut, maka keempat variabel tersebut dapat dikatakan reliabilitas.

Setelah dilakukan analisis deskriptif kemudian dilakukan analisis induktif, untuk mengetahui signifikansi pengaruh lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan fasilitas belajar di sekolah terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran IPS terpadu kelas VIII SMP Negeri 2 linggo sari baganti kabupaten pesisir selatan.

Hasil Uji Log Likelihood

R e d u n d a n t V a r i a b l e s : X 1 F - s t a t i s t i c 9 0 . 3 5 7 8 6 P r o b . F ( 1 , 7 9 ) 0 . 0 0 0 0 L o g l i k e l i h o o d r a t i o 6 3 . 2 9 2 9 9 P r o b . C h i - S q u a r e ( 1 ) 0 . 0 0 0 0 R e d u n d a n t V a r i a b l e s : X 2 F - s t a t i s t i c 2 0 . 3 1 7 4 7 P r o b . F ( 1 , 7 9 ) 0 . 0 0 0 0 L o g l i k e l i h o o d r a t i o 1 8 . 9 9 6 5 1 P r o b . C h i - S q u a r e ( 1 ) 0 . 0 0 0 0 R e d u n d a n t V a r i a b l e s : X 3 F - s t a t i s t i c 1 3 . 5 6 0 7 2 P r o b . F ( 1 , 7 9 ) 0 . 0 0 0 4 L o g l i k e l i h o o d r a t i o 1 3 . 1 4 8 6 1 P r o b . C h i - S q u a r e ( 1 ) 0 . 0 0 0 3

Sumber: Olahan data primer.2017

Berdasarkan tabel diatas terdapat bahwa nilai dari X2 hitung

log likelihood ratio adalah sebesar

(11)

adalah sebesar 3.841, dengan α=0,05

dimana menunjukkan X2 hitung > X2

tabel, dengan demikian berarti tolak Ho yang berarti menolak

menghilangkan variabel lingkungan sekolah (X1) bahwa model persamaan adalah tepat, hal ini berdasarkan pengurangan salah satu variabel yaitu variabel lingkungan sekolah.

Sedangkan untuk

penghilangan variabel lingkungan keluarga (X2) maka nilai dari X2 hitung log likelihood ratio adalah sebesar 18,99651 sedangkan nilai X2 tabel adalah sebesar 3.841, dengan

α=0,05 dimana menunjukkan X2hitung

> X2tabel, dengan demikian berarti tolak Hoyang berarti menolak

menghilangkan variabel lingkungan

keluarga (X2) bahwa model persamaan adalah tepat, hal ini berdasarkan pengurangan salah satu variabel yaitu variabel lingkungan keluarga.

Untuk penghilangan variabel fasilitas belajar di sekolah (X3) maka nilai dari X2 hitung log likelihood

ratio adalah sebesar 13,14861

sedangkan nilai X2 tabel adalah

sebesar 3.841, dengan α=0,05

dimana menunjukkan X2 hitung > X2

tabel, dengan demikian berarti tolak Ho yang berarti menolak

menghilangkan variabel fasilitas belajar di sekolah (X3) bahwa model persamaan adalah tepat, hal ini berdasarkan pengurangan salah satu variabel yaitu variabel fasilitas belajar di sekolah.

Hasil Uji Ramsey RESET

R a m s e y R E S E T T e s t :

F - s t a t i s t i c 0 . 4 6 2 5 7 5 P r o b . F ( 1 , 7 8 ) 0 . 4 9 8 4 L o g l i k e l i h o o d r a t i o 0 . 4 9 0 7 7 3 P r o b . C h i - S q u a r e ( 1 ) 0 . 4 8 3 6

Sumber: Olahan data primer.2017

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar

0,462575, sedangkan nilai Ftabel α

(0,05) yaitu 2,72. Hal ini menunjukan bahwa nilai Fhitung

(0,462575) < Ftabel (2,72) yang

menyatakan bahwa spesifikasi model digunakan dalam bentuk fungsi linier adalah benar tidak dapat di tolak.

Hasil Analisis Regresi Berganda

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 10.280 4.497 2.286 .025 X1 .499 .052 .629 9.506 .000 X2 .385 .086 .298 4.507 .000 X3 .250 .068 .217 3.682 .000

Sumber: Olahan data primer.2017

Berdasarkan hasil yang terdapat, maka dapat dirumuskan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y= a + bı Xı + b2 X2 + b3 X3 + e

Y = 10,280+0,499X1+ 0,385X2+0,250X3

Dari model persamaan regresi linear berganda di atas dapat diketahui bahwa:

1. Nilai konstanta sebesar 10.280 berarti tanpa adanya pengaruh dari variabel bebas independen (lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan fasilitas belajar di

(12)

9

sekolah) maka nilai variabel terikat dependen (motivasi belajar) nilainya hanya sebesar 10.280. Hal ini berarti bahwa apabila variabel bebas nilainya konstan (lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan fasilitas belajar di sekolah) maka nilai variabel motivasi belajar hanya sebesar 10.280.

2. Koefisien regresi variabel lingkungan sekolah (X1) sebesar 0,499 yang bertanda positif. Hal ini berarti adanya pengaruh positif lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar, apabila nilai variabel lingkungan sekolah meningkat sebesar satu satuan maka akan meningkatkan motivasi belajar sebesar 0,499 dalam setiap satuannya.

3. Koefisien regresi variabel lingkungan keluarga (X2) sebesar 0,385 yang bertanda positif. Hal

ini berarti adanya pengaruh positif lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar, apabila nilai variabel lingkungan keluarga meningkat sebesar satu satuan maka akan meningkat motivasi belajar sebesar 0,385 dalam setiap satuannya.

4. Koefisien regresi variabel fasilitas belajar di sekolah (X3) sebesar 0,250 yang bertanda positif. Hal ini berarti adanya pengaruh positif fasilitas belajar di sekolah terhadap motivasi belajar, apabila nilai variabel fasilitas belajar di sekolah meningkat sebesar satu satuan maka akan meningkat motivasi belajar sebesar 0,250 dalam setiap satuannya.

Uji hipotesis yang digunakan adalah uji t dan uji F.

Hasil Uji t Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 10.280 4.497 2.286 .025 X1 .499 .052 .629 9.506 .000 X2 .385 .086 .298 4.507 .000 X3 .250 .068 .217 3.682 .000

Sumber: Olahan data primer.2017

Untuk melihat pengaruh masing-masing variabel bebas yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah:

a. Hipotesis 1, terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan sekolah (X1) terhadap motivasi belajar (Y)

Untuk variabel

lingkungan sekolah diperoleh nilai hasil koefisien sebesar 0,499 thitung sebesar 9,506 > ttabel

sebesar 1,66437 dengan nilai signifikan 0,00 < = 0,05, berarti Ha diterima dan Ho

ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII SMPN 2 Linggo Sari Baganti.

b. Hipotesis 2, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara lingkungan keluarga (X2) terhadap motivasi belajar (Y)

Untuk variabel

(13)

nilai hasil koefisien sebesar 0,385 thitung sebesar 4,507 >

ttabel sebesar 1,66437 dengan

nilai signifikan 0,000 < = 0,05, berarti Ha diterima dan H0

ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII SMPN 2 Linggo Sari Baganti.

c. Hipotesis 3, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar di sekolah

(X3) terhadap motivasi belajar (Y)

Untuk variabel fasilitas belajar di sekolah diperoleh nilai nilai hasil koefisien sebesar 0,250 thitung sebesar 3,682 > ttabel

sebesar 1,66437 dengan nilai signifikan 0,000 < = 0,05 berarti Ha diterima dan Ho

ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar di sekolah terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII SMPN 2 Linggo Sari Baganti.

Hasil Uji F

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2127.257 3 709.086 70.245 .000a

Residual 797.466 79 10.095

Total 2924.723 82

Sumber: Olahan data primer.2017

Berdasarkan tabel diatas terdapat nilai F sebesar 70,245 > F tabel 0,05 (2,72) dan nilai signifikan 0,000 < = 0,05. Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan fasilitas belajar di sekolah berpengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama terhadap motivasi belajar, artinya semakin baik lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan fasilitas belajar di sekolah, maka motivasi belajar juga akan semakin baik.

PEMBAHASAN

a. Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu di Kelas VIII SMPN 2 Linggo Sari Baganti

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa lingkungan sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS terpadu di kelas VIII SMPN 2 Linggo Sari Baganti. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil koefisien sebesar 0,499. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung

9,506 > ttabel 1,66437 dengan

taraf signifikan sebesar 0,000 < = 0,05.

Secara keseluruhan lingkungan sekolah berada pada

(14)

11

kategori baik yakni memiliki rata-rata TCR sebesar 86%. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan sekolah sudah baik dapat mempengaruhi motivasi belajar secara simultan.

Lingkungan sekolah

mempengaruhi motivasi belajar sebesar 86%, sedangkan sisanya 14% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan di sekolah SMPN 2 Linggo Sari Baganti beberapa siswa yang tidak memperhatikan guru karena ada eleman yang mengganggu pada saat kegiatan belajar mengajar, dan jika diperingatkan oleh guru, siswa tersebut tidak mau mendengarkan dari segi kedisiplinan berpakaian terdapat siswa yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah yang berlaku. Terkadang dalam proses pembelajaran guru tidak menggunakan metode yang menarik untuk siswa. Dengan keadaan lingkungan sekolah tersebut motivasi belajar siswa akan menurun. Motivasi dalam proses pembelajaran sangat diperlukan dalam menentukan ketercapaian prestasi yang optimal. Dengan tidak adanya motivasi aktivitas belajar tidak akan berjalan maksimal yang mengakibatkan hasil belajar siswa cenderung menurun.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang disampaikan

oleh Tu’u, (2004:11),

lingkungan sekolah diartikan sebagai lingkungan dimana para siswa dibiasakan dengan nilai tata tertib sekolah dan nilai-nilai kegiatan pembelajaran

berbagai bidang studi yang dapat meresap kedalam kesadaran hati nuraninya. Lingkungan sekolah yang baik adalah lingkungan yang dapat mendorong dan merangsang siswa untuk belajar, selain itu lingkungan sekolah juga harus dapat memberikan rasa aman dan kepuasan, serta dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (Djamarah, 2010:29).

Definisi tentang

lingkungan sekolah diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah adalah semua yang ada di sekolah yang dapat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik di sekolah, proses belajar mengajar merupakan suatu aspek dari lingkungan sekolah yang diorganisasi, karena itu lingkungan sekolah memerlukan pengaturan dan pengawasan agar kegiatan belajar terarah sesuai dengan tujuan pendidikan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhewanti Indra Murti (2013) dengan judul

“Pengaruh lingkungan sekolah dan peran guru dalam proses pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA taman siswa jetis Yogyakarta”.

Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya pengaruh yang positif lingkungan sekolah dan peran guru terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi sehingga proses pembelajaran ekonomi tergolong baik.

(15)

b. Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu di Kelas VIII SMPN 2 Linggo Sari Baganti

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil, bahwa

lingkungan keluarga

berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS terpadu di kelas VIII SMPN 2 Linggo Sari Baganti. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil koefisien sebesar 0,385. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung

4,507 > ttabel 1,99045 dengan

taraf signifikan sebesar 0,000 < = 0,05.

Secara keseluruhan lingkungan keluarga berada pada kategori baik yakni memiliki rata-rata TCR sebesar 79%. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan keluarga sudah baik dan dapat mempengaruhi motivasi belajar. Lingkungan

keluarga mempengaruhi

motivasi belajar sebesar 79%,

sedangkan sisanya 21%

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(Soekanto, 2004:70) mengatakan lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah orang tuanya, saudara-saudaranya serta mungkin kerabat dekatnya yang tinggal serumah. Hal ini sesuai dengan (Slameto, 2010:60) bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama, keluarga yang sehat besar

artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.

Menurut Dalyono,

(2007:59) keluarga adalah ayah, ibu dan anak-anak serta famili yang menjadi penghuni rumah. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang paling utama berpengaruh terhadap pendidikan siswa, karena sejak anak lahir hingga

tumbuh dewasa anak

mendapatkan pendidikan dari keluarga.

Dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga adalah tempat seorang anak dididik dari awal sejak ia lahir dan perkembangannya akan selalu dipengaruhi bagaimana lingkungan keluarga tersebut mempengaruhi psikologinya, karena dari lingkungan keluarga pula mereka akan belajar pada lingkungan yang lebih besar yaitu lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah tempat seseorang belajar.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Fanny Violita

(2013) dengan judul “Pengaruh

lingkungan keluarga dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas X administrasi perkantoran di SMK N 1

payukumbuh”. Hasil penelitian

menunjukan bahwa lingkungan keluarga dan fasilitas belajar sama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas X administrasi perkantoran di SMK N 1 payukumbuh.

(16)

13

c. Pengaruh Fasilitas Belajar di Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu di Kelas VIII SMPN 2 Linggo Sari Baganti

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa fasilitas belajar di Sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS terpadu di kelas VIII SMPN 2 Linggo Sari Baganti. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil koefisien sebesar 0,250. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung

3,682 > ttabel 1,99045 dengan

taraf signifikan sebesar 0,000 < = 0,05.

Secara keseluruhan fasilitas belajar berada pada kategori cukup yakni memiliki rata-rata TCR sebesar 75%. Hal ini membuktikan bahwa fasilitas belajar dapat mempengaruhi motivasi belajar secara simultan. fasilitas belajar mempengaruhi motivasi belajar sebesar 75%,

sedangkan sisanya 25%

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Menurut Suryosubroto, (2002:292) proses belajar mengajar di sekolah akan berjalan lancar jika ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai, baik jumlah, keadaan, maupun kelengkapan, jumlah yang dimaksud adalah keberadaan dan banyak sedikitnya sarana yang dimiliki. Dengan adanya fasilitas yang lengkap dan memadai akan memudahkan siswa dalam menerima dan menguasai

pelajaran, siswa yang memiliki fasilitas belajar yang memadai akan mendukung hasil belajar dan termotivasi untuk belajar sehingga hasil belajar yang diharapkan tercapai dengan baik. Fasilitas belajar adalah sarana dan prasarana yang diperlukan untuk peserta didik

dalam rangka untuk

memindahkan, melancarkan dan menunjang kegiatan belajar di sekolah. Dengan adanya sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai akan memudahkan siswa dalam menguasai pelajaran sehingga mendukung hasil belajar dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Noviana (2014)

dengan judul “Pengaruh Fasilitas

belajar, lingkungan belajar terhadap motivasi belajar program keahlian APK di SMK Taruna Jaya Grasik”. Hasil

penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara fasilitas belajar terhadap motivasi belajar program keahlian APK di SMK Taruna Jaya Grasik.

d. Pengaruh Lingkungan

Sekolah, Lingkungan

Keluarga,dan Fasilitas Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu di Kelas VIII SMPN 2 Linggo Sari Baganti

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan fasilitas belajar di sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi

(17)

belajar siswa pada mata pelajaran IPS terpadu di kelas VIII SMPN 2 Linggo Sari Baganti. Hal ini dapat dilihat pada Tabel F yang menyatakan bahwa Fhitung 70,245 > Ftabel 2,72

dengan taraf signifikan 0,000 < = 0,05.

Dari hasil penelitian lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan fasilitas belajar di sekolah pada kategori baik, dilihat dari lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan fasilitas belajar di sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS terpadu di kelas VIII SMPN 2 Linggo Sari Baganti yaitu rata rata variabel lingkungan sekolah sebesar 86%, rata-rata variabel lingkungan keluarga sebesar 79% , dan fasilitas belajar di sekolah 75% kategori cukup. Hal ini berarti menunjukkan bahwa lingkungan sekolah dalam kategori baik, lingkungan keluarga berada dalam kategori baik, dan fasilitas belajar di sekolah dalam kategori cukup.

Hasil penelitian ini

membuktikan lingkungan

sekolah, lingkungan keluarga dan fasilitas belajar di sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS terpadu di kelas VIII SMPN 2 Linggo Sari Baganti.

Hasil penelitian sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Uno, (2012:3) motivasi berasal dari kata motif yaitu dapat diartikan sebagai kekuatan individu yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan

individu-individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat diinterprestasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku.

Selanjutnya juga

diperkuat oleh teori yang dinyatakan oleh Slameto, (2010:9) “belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Lingkungan sekolah adalah semua yang ada di

sekolah yang dapat

mempengaruhi motivasi belajar peserta didik dalam belajar. Lingkungan keluarga sebagai lingkungan belajar yang

berperan penting dan

berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak dengan baik, terutama sekali dalam elajar di lingkungan sekolah bagaimana pun juga didikan yang diberikan oleh orang tua di rumah akan berpengaruh terhadap terutama sekali motivasi belajar anak di sekolah. Begitu juga dengan fasilitas belajar di sekolah sarana dan prasarana yang diperlukan untuk peserta didik dalam rangka untuk memindahkan, melancarkan dan menunjang kegiatan belajar di sekolah. dengan adanya sarana dan prsarana yang lengkap dan memadai akan memudahkan siswa dalam menguasai

(18)

15

pelajaran sehingga mendukung hasil belajar dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam belajar. Hal ini berarti bahwa semakin baik lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan fasilitas belajar di sekolah maka motivasi belajar siswa akan meningkat. Begitu juga sebaliknya apabila lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan fasilitas belajar kurang baik maka motivasi belajar siswa akan menurun.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Lingkungan sekolah

berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar. dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,499. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung

9,506 > ttabel sebesar 1,66437.

Artinya apabila lingkungan sekolah meningkat sebesar satu satuan, maka motivasi belajar 0,499 dalam setiap satuannya.

2. Lingkungan keluarga

berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar. dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,385. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung

4,507 > ttabel 1,66437. Artinya,

apabila lingkungan keluarga meningkat sebesar satu satuan, maka motivasi belajar akan meningkat sebesar 0,385 dalam setiap satuannya.

3. Fasilitas belajar di sekolah berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar. dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,250. Nilai koefisien ini

signifikan karena nilai thitung,

3,682 > ttabel sebesar 1,66437.

Artinya, apabila fasilitas belajar meningkat sebesar satu satuan, maka motivasi belajar akan meningkat sebesar 0,250 dalam setiap satuannya.

4. Lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan fasilitas belajar di sekolah secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar. dimana diperoleh nilai Fhitung 70,245 >

Ftabel 2,72 dengan taraf

signifikansi sebesar 0,000 < α =

0,05. Hal ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai bentuk implementasi dari hasil penelitian ini sebagai berikut ini:

1. Untuk lingkungan sekolah, sebaiknya diusahakan agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak atau siswa sehingga dapat belajar dengan

sebaik-baiknya dengan

lingkungan yang bersih dapat meningkat motivasi belajar anak dengan baik.

2. Untuk lingkungan keluarga, sebaiknya didapat oleh anak sehingga dengan adanya dukungan dari orang tua akan meningkatkan motivasi belajar untuk memperoleh prestasi yang lebih baik.

3. Untuk fasilitas belajar di sekolah, sebaiknya fasilitas di sekolah harus lebih lengkap sehingga motivasi siswa untuk belajar lebih meningkat.

4. Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan rujukan dalam melakukan penelitian yang

(19)

sejenis yang lebih mendalam di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. (2007). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Dalyono. (2007). Psikologis

Pendidikan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Dhewanti. I. M. (2013). Pengaruh

Lingkungan Sekolah, Peran

Guru Dalam Proses

Pembelajaran Terhadap

Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Lokal Area Network di SMK Taman siswa Jetis Yogyakarta, (1), 789.

Djamarah. (2011). Psikologis

Pendidikan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Fanny Violita. (2013). Pengaruh

Lingkungan Keluarga Dan

Fasilitas Belajar Terhadap

Prestasi Belajar Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK N 1 Payakumbuh.

Noviana. (2014). Pengaruh Fasilitas

Belajar Dan Lingkungan

Belajar Terhadap Motivasi

Belajar Siswa Program

Keahlian APK di SMK Taruna

Jaya Gresik, (1), 1–16.

Slameto. (2010). Belajar dan

Faktor-fktor Yang Mempengaruhinya.

Jakarta: Rineka Cipta.

Soekanto. (2004). Sosiologi

Keluarga. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian

Manajemen. Bandung: Alfabeta

Tu’u. (2004). Peran Disiplin Pada

Perilaku dan Prestasi Siswa.

Jakarta: Grasindo.

Uno. (2012). Teori Motivasi dan

Pengukuranya. Jakarta: PT.

Referensi

Dokumen terkait

Gagal jantung didapatkan lebih banyak pada laki-laki dibanding dengan wanita serta mengalami peningkatan pada usia 35 dan paling tinggi pada usia di atas 70 tahun memiliki

Kewenangan untuk melakukan penyelidikan terhadap pelanggaran HAM yang berat sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang HAM, dilakukan oleh Komnas HAM serta

Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) adalah kegiatan untuk mengisi formasi yang lowong di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum dimulai dari perencanaan, pengumuman,

- Proses : Mengenalpasti sama ada item pertama wujud atau tidak - Output : Jika terdapat item pertama, senarai tidak kosong. b) Proses menentukan senarai penuh

Informan yang ketiga yaitu HC, kurang mampu memenuhi 3 aspek penyesuaian diri yang sehat yang terdiri dari aspek kematangan emosional; kematangan sosial;

12.30 WITA yakni Perkara Perceraian yang telah didaftarkan oleh Pembanding Fatrah Dai Binti Mohamad Dai tanggal 30 Maret 2010 Masehi bertepatan tanggal 14 Rabiul

Penggunaan dan Fungsi Ansambel Chui Ko dalam Upacara Bing Yi Guan pada Masyarakat Tionghoa di Yayasan Balai Persemayaman..