Perbedaan Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan pada Penerapan Model
Pembelajaran Asuhan Persalinan Kala III dan IV Terintegrasi
Lasiyati Yuswo Yani
Prodi D III STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto
ABSTRACT
Nowadays, midwifery learning model still cannot answer the needs of society, so the
alternative learning model is needed to fulfill social needs in midwifery competence.
Integrated learning model is learning model that systematic and comprehensive so the
purpose of this implementation model can increase motivation and competence in midwifery
clinical practice, in the end it expected to create patient satisfaction from student services in
midwifery clinic practice.
Analytic research method with research plan queasyexperiment withpretestposttest design.
Sampling will be doing in a way total population with the research subject is fourth semester
midwifery DIII students with total thirty seven students and postpartum mother who is in their
third and fourth stage of their childbirth helped by student. Wilcoxon data analysis to
measure students’ differentiate between competences
(
knowledge, attitude and skill) before and after implementing learning model.The result of the research shows that motivation and competences increase after
implementing the learning model
(p<0, 05), competences, 45, 06% on knowledge aspect, 42, 06% on attitude aspect, 53, 83% on skill aspect. Motivation did not have correlation with competences with p>0, 05.Motivation did not have correlation with students’ competences, the factor that
influence this matter is students’ factor, family environment, and learning environment.
Competences have a role in the matter of patient satisfaction on students’ services in the
clinic. The competence that have the most significant role in this matter is attitude aspect..
Keywords: Integrated learning model, competences
PENDAHULUAN
Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peranan terhadap terselenggaranya pembangunan kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi–tingginya, terutama dalam bidang pelayanan awal kesehatan ibu dan anak(DepKes RI, 2004). Kualitas pelayanan kebidanan oleh bidan sangat dipengaruhi oleh kompetensi yang dimiliki bidan, asuhan persalinan merupakan salah satu kompetensi penting dan harus dikuasai oleh setiap bidan dalam melakukan pertolongan persalinan (Kemenkes, 2012). Bidan berkewajiban memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan ibu, yaitu persalinan yang bersih dan pencegahan komplikasi selama persalinan, serta pasca persalinan guna mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir.
Salah satu upaya untuk menghasilkan tenaga bidan professional dalam rangka mewujudkan
dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan adalah diselenggarakannya program pendidikan DIII kebidanan (Nursalam, 2012). Saat ini terdapat 729 program studi kebidanan di Indonesi, namun belum memberikan dampak yang bermakna untuk menurunkan angka kematian ibu (Dikti, 2011). Setiap tahun terdapat 29 ribu bidan baru diluluskan oleh institusi kebidanan di Indonesia dan melaksanakan tugas di berbagai layanan kesehatan baik di rumah sakit, puskesmas, klinik, maupun menjadi bidan desa dan bidan praktek swasta, namun kompetensi lulusan DIII kebidanan masih belum mampu menjawab kebutuhan bidan yang kompeten dan sesuai dengan harapan masyarakat umumnya dan kesehatan ibu dan anak khususnya (Putriana, 2012).
Kualitas bidan di Indonesia masih rendah, hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata kualitas pelayanan antenatal, persalinan dan nifas dalam kategori rendah, yaitu 60,3. Dalam
pelayanan asuhan kala III persalinan, penerapan manajemen aktif kala III di rumah sakit menunjukkan bahwa hanya 30 rumah sakit melaksanakan manajemen aktif kala III berbeda dengan praktik managemen aktif di tingkat pelayanan primer (BPS atau rumah bersalin) di daerah intervensi APN dimana sebayak 70% melaksanakan manajemen aktif kala III (AMTSL, 2006). Selain masalah pelaksanaan dan teknis, ternyata tidak semua bidan dapat memberikan asuhan kala III sesuai standar manajemen aktif kala III (Ma’rifah, 2011).
Menjawab permasalan kompetensi asuhan kebidanan seharusnya dimulai dari institusi kebidanan sebagai penghasil lulusan kebidanan melalui proses pembelajaran dengan membuat model pembelajaran yang sistematis dan komprehensif sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Semua aspek yang berkaitan dengan tata nilai yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat mulai dari aspek fisiologis, psikologis, spiritual, sosial budaya, dan nilai lain yang dibutuhkan diintegrasikan dalam pembelajaran asuhan kebidanan.
METODE
Rancangan penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan metode Quasiexperiment dengan One group pretest-posttest design. Dalam penelitian ini mahasiswa telah mendapatkan pembelajaran asuhan kala III dan IV secara konvensional. Sehingga pre test terhadap motivasi praktik klinik.. Selanjutnya mahasiswa mendapatkan intervensi berupa pengkayaan knowledge asuhan persalinan kala III dan IV terintegrasi, dan labskills asuhan pesalinan kala III dan IV terintegrasi dengan menggunakan modul pembelajaran terintegrasi, kemudian diukur motivasi mahasiswa dan pengetahuan mahasiswa sebelum kegiatan praktik klinik dilaksanakan setelah pengkayaan selesai.
Analisis perbedaan nilai antara pre test dan post tes, dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran klinik asuhan persalinan kala III dan kala IV terintegrasi. Uji statistik yang digunakan adalah wilcoxon karena data tidak berdistribusi normal
HASIL
Perbedaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebelum dan setelah diberikan perlakuan berupa penerapan model
pembelajaran asuhan persalinan kala III dan IV terintegrasi diuji dengan menggunakan uji Wilcoxon, sebagaimana tercantum pada tabel berikut:
Tabel Perbedaan pengetahuan, sikap dan keterampilan asuhan persalinan kala III dan IV sebelum dan setelah intervensi
Tabel tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap, dan keterampilan mahasiswa setelah mendapatkan perlakuan berupa penerapan model pembelajaran asuhan persalinan kala III dan IV terintegrasi lebih tinggi dibanding sebelum perlakuan. Hasil uji Wilcoxon didapatkan nilai p<0,05 yang berarti bahwa terdapat perbedaan rata-rata yang bermakna. Penerapan model pembelajaran asuhan persalinan kala III dan IV terintegrasi meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.Peningkatan tertinggi akibat dari penerapan model pembelajaran ini dapat dilihat pada aspek sikap dan keterampilan.
PEMBAHASAN
Metode pembelajaran yang dianggap efektif untuk membangun kemampuan memberikan pelayanan medis yang humanis, yaitu dengan mengintegrasikan nilai-nilai dalam hidden curriculum dan metode pengajaran yang dipilih antara lain dengan simulasi role modeling dan active learning (T.Bracnch, 2001). Model pembelajaran asuhan persalinan kala III dan IV menerapkan konsep tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran.
Nilai-nilai ditularkan dalam bentuk hidden curriculum, yaitu kurikulum yang tidak dirancang secara formal sebagai tujuan pembelajaran mata kuliah, namun tergabung dalam setiap kegiatan pembelajaran. Hidden
Variabel Data* Zw** Nilai
p Persen Peningkatan Sebelum Setelah 1 Pengetahuan 55 75 4,876 < 0,001 50 (25 - 75) (40 - 95) 2 Sikap 60 100 4,843 < 0,001 66,67 (60 - 80) (60 - 100) 3 Keterampilan 60 100 5,516 < 0,001 66,67 (60 - 80) (80 - 100)
curriculum merupakan metode yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai moral pada mahasiswa (Yuksel, 2011). Pada penerapan model pembelajaran asuhan persalinan kala III dan IV terintegrasi aspek sikap ditularkan dalam pembelajaran praktik melalui simulasi yang lakukan oleh mahasiswa dan dosen sebagai fasilitator bagaimana cara bersikap dalam setiap pemberian asuhan/berinteraksi dengan pasien.
Sikap diartikan sebagai kecenderungan dalam bereaksi dengan cara tertentu, terhadap situasi tertentu (IG, 1995). Daftar tilik sikap menjadi satu dengan daftar tilikketerampilan, karena sikap dimaksud merupakan sikap yang menyertai pelaksanaan suatu prosedur asuhan/ pelayanan (caring attitude).Sehingga sifat yang dimaksud merupakan hasil observasi perikalu saat memberikan asuhan.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan nilai sebelum dan setelah diberikan penerapan model pembelajaran asuhan terintegrasi baik dari aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penerapan model pembelajaran asuhan persalinan kala III dan IV terintegrasi meningkatkan pengetahuan sebesar 50%, dan peningkatan sikap dan keterampilan masing-masing 66,7%. Hasil ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran asuhan persalinan kala III dan IV terintegrasi terbukti secara bermakna (nilai p<0,001) meningkatkan kompetensi (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) mahasiswa dalam praktik klinik kebidanan.
Pembelajaran terintegrasi merupakan pembelajaran terpadu dengan menerapkan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata kuliah maupun antar mata kuliah. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata kuliah maupun antar mata kuliah (Sugiyantono, 2010).
Penerapan model pembelajaran terintegrasi memiliki karakteristik aktif, dalam hal ini mahasiswa diberikan keleluasaan untuk aktif mencari, menggali dan menemukan
konsep serta prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasai sesuai dengan perkembangannya. Hal ini yang menyebabkan mahasiswalebih tertantang untuk mengikuti praktik klinik kebidanan (Tim penyusun kurikulum MKDP, 2013).
Pembelajaran dalam penerapan model pembelajaran asuhan persalinan terintegra menjadi lebih bermakna, karena pembelajaran mengkaji suatu fenomena dari berbagai aspek yang membentuk semacam jalinan antar skema yang dimiliki mahasiswa. Hal ini berdampak pada kebermaknaan materi yang dipelajari oleh mahasiswa, hasilnya mahasiswa menjadi lebih mampu dalam memecahkan masalah yang nyata dalam kehidupannya (Triatno, 2014).
Dalam penerapan model pembelajaran terintegrasi, mahasiswa mampu memahamidan mengaitkan antara satu konsep dengan konsep lainnya baik dalam satu bidang ilmu atau lebih secara menyeluruh.Masalah atau fenomena dipandang dari segala aspek sehingga tidak terkotak-kotak.Hal ini sesuai dengan kebutuhan pasien terhadap asuhan yang paripurna.
Pembelajaran terintegrasi mendorong mahasiswa untuk berpikir logis dan sitematik, sehingga mahasiswa lebih siap menghadapi persoalan yang terjadi di lingkungan kerja yang nyata.Hal ini tampak pada peningkatan pengetahuan mahasiswa dalam asuhan persalinan kala III dan IV sebanyak 50% lebih baik dari sebelum mahasiswa mendapatkan penerapan model pembelajaran, atau dari 91,9% mahasiswa yang mempunyai pengetahuan kurang sebelum penerapan model pembelajaran turun menjadi 35,1% mahasiswa yang masih mempunyai nilai pengetahuan setelah penerapan model pengetahuan.
Masih adanya ahasiswa yang menpunyai nilai pengetahuan kurang setelah penerapan model pembelajaran terintegrasi, hal ini disebabkan oleh pembelajaran tambahan yang hanya difokuskan pada target kompetensi mahasiswa dalam persiapan praktik klinik, menyebabkan pembelajaran kurang tuntas, walaupun materi yang serupa pernah didapatkan dengan metode konvensional
Pembelajaran terintegrasi melibatkan mahasiswa secara langsung pada konsep dan prinsip yang dipelajari, hal ini memungkinkan mahasiswa belajar dengan melakukan kegiatan secara langsung.83 Mahasiswaakan mampu
memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang dialami, sehingga mahasiswa akan bersikap dan bertindak sesuai dengan kasus yang ditemui sesuai dengan keluhan pasien. Hal ini tampak pada peningkatan sikap mahasiswa sebanyak 66,7% dibandingkan sebelum mendapatkan penerapan model pembelajaran. Kenaikan ini ditunjukkan dengan dari 100% mahasiswa tidak menunjukkan sikap positif saat memberikan pelayanan sebelum mendapatkan penerapan model pembelajaran turun menjadi 29,7% mahasiswa yang masih menunjukkan sikap negatifi saat memberikan pelayanan kepada pasien.
Masih adanya mahasiswa yang bersikap negativ terhadap pasien dapat disebabkan oleh kurangnya pengalaman mahasiswa dalam memberikan asuhan. Dalam hal ini mahasiswa belum pernah merasakan pengalaman bersalin sebelumnya karena mayoritas meraka belum menikah, sehingga mereka kurang bias berempati teradap apa yang dirasakan pasien bersalin, pada akhirnya mereka kurang dapat menunjukkan sikap yang sesuai dengan keinginan pasien.
Aspek keterampilan dalam pembelajaran terintegrasi dibangun dengan konsep dinamis berdasarkan kebutuhan masyarakat dan evidence based pelayanan, sehingga mahasiswa menjadi lebih terampil dalam memberikan pelayanan berupa asuhan persalinan. Hal ini tampak pada peningkatan keterampilan mahasiswa sebanyak 66,7% dibandingkan sebelum mendapatkan penerapan model pembelajaran.
Kenaikan ini ditunjukkan dengan dari 100% mahasiswa tidak menunjukkan unjuk prosedur tindakan yang sesuai saat memberikan pelayanan sebelum mendapatkan penerapan model pembelajaran turun menjadi 21,6% mahasiswa yang masih menunjukkan prosedur tindakan tidak terampil saat memberikan pelayanan kepada pasien.
Masih adanya mahasiswa yang tidak terampil dalam memberikan asuhan disebabkan oleh karena mahasiswa belum terbiasa melakukan pertolongan persalinan, dimana pada praktek sebelumnya mereka hanya diperbolehkan untuk partus pandang saja, sehingga pertolongan persalinan terhadap pasien oleh mahasiswa pada saat pelaksanaan paktik klinik kebidanan II ini menjadi pengalaman baru bagi mereka.
Motivasi dan kompetensi (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) mahasiswa setelah mendapatkan penerapan model pembelajaran asuhan persalinan kala III dan IV terintegrasi menjadi lebih meningkat, hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran asuhan persalinan kala III dan IV terintegrasi terbukti dapat meningkatkan motivasi dan kompetensi (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) mahasiswa dalam menghadapi praktek klinik kebidanan sebagai bagian dari program akademik. Praktik klinik kebidanan selanjutnya akan menunjang performa mahasiswa dalam memberikan pelayanan yang kedepannya akan membentuk perilaku pelayan persalinan saat mahasiswa lulus.
SIMPULAN
Penerapan model pembelajaran asuhan persalinan kala III dan IV terintegrasi berperan pada peningkatan kompetensi (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) mahasiswa. Penerapan model pembelajaran asuhan persalinan kala III dan IV terintegrasi meningkatkan pengetahuan sebesar 50%, juga meningkatkan sikap dan keterampilan sebanyak 66,7% dibandingkan sebelum penerapa.
SARAN
Perlakuan pada penelitian penerapan model pembelajaran asuhan persalinan kala III dan IV ini hanya difokuskan pada kompetensi yang ditargetkan pada praktik klinik kebidanan saja. Sehingga diperlukan penerapan yang secara menyeluruh dala satu mata kuliah dan dilakukan pada setting pembelajaran yang sebenarnya(intrkulikurel).
DAFTAR PUSTAKA
Arko pujadi. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa:studi kasus pada fakultas ekonomi Universitas Bunda Mulia. Business & management Journal Bunda Mulia. September 2007;3(2):40-11. Active Management of third stage of labour.
AMTSL. 2006.
Depkes. Sistem Kesehatan Nasional. In: RI D, editor. Jakarta2004. p. 17 - 8.
DIKTI. Surat edaran tentang moratorium program-program studi bidang kesehatan perguruan tinggi: KPNDJP. In: tinggi Djp, editor. Jakarta2011.
Drs. H. Sugiyantono Ms. Model-model pembelajaran inovatif. Surakarta: Yuma Pressindo; 2010.
IG. B. Knowledge, attitde and practice the three pillars of excelence and wisdom: a place in the medical prefession. East Mediterr health j. 1995;1(1):1 - 9.
Kemenkes. Kualitas pelayanan kesehatan ibu di Indonesia. 2012.
Kuswoyohadi A. Pengaruh motivasi belajar dan kegiatan belajar siswa terhadap kecakapan hidup siswa. Jurnal pendidikan 2011;1:120-6.
Ma'rifah A. Pelaksanaan manajemen aktif kala III pada BPS bidan Delima dan Non bidan Delima di Kota Medan tahun 2011: USU; 2011.
Nursalam EF. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2012.
Luthan F. Organization Behavior, . New York2002
Prahesti E LH, Haryo G. Study deskriptif mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi untuk mengikuti bimbingan belajar. Psikomedia. 2014;13(1):115 - 30.
Putriana Y. Kompetensi asuhan kebidanan komunitas berhubungan dengan
kemampuan bidan melakukan perawatan kesehatan masyarakat pedesaan. stikes. 2012;5.
Trianto M, Pd,. Model pembelajaran terpadu: konsep, strategi, dan implementasinya dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: PT. Bumi Aksara; 2014.
Rahman NF. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mata kuliah askeb 3 mahasiswa program studi D IV kebidanan UNS. Surakarta: Universitas Sebelas Maret; 2010.
Widiastuti R. Hubungan motivasi belajar dan hasil tes intelegensi dengan prestasi belajar. Surakarta: Universitas Sebelas Maret 2010.
T. Bracnch W KD, Haidet P, Weissmann P, f. Cracey C, Mitchell G, et all. teaching the human Dimensions of care in clinical setting. J AM MED ASSOC. 2001;2:1067 - 74.
Yuksel S. Kohlberg and hidden curriculum in moral education: an opportunityfor students'acquisition of moral values in the
New Turkish Primary
educationcurriculum. Educational science: Theory & practice.5(2):329 - 38.