DAN ANAK PERUSAHAAN
Laporan Keuangan Konsolidasi
Untuk Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal
31 Maret 2010 dan 2009
ASET
Catatan 2010 2009
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 2c,2o,3,35 55.040.472.169 79.943.175.940
Piutang usaha 2d,2e,2o,4,5,15,21,35
Pihak ketiga (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp268.615.940
pada 2010 dan Rp233.494.730 pada 2009) 38.257.241.759 29.162.859.560
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 4.066.681.861 1.480.275.820
Piutang lain - lain, bersih 6 618.709.297 796.323.710
Persediaan 2f,7,15,21 104.557.716.496 85.905.866.516
Uang muka kepada pemasok dan lain-lain, bersih 8,9 5.091.625.750 919.994.999
Biaya dibayar di muka 2g,10 441.632.815 459.509.230
Jumlah Aset Lancar 208.074.080.147 198.668.005.775
ASET TIDAK LANCAR
Aset pajak tangguhan, bersih 2p,14 2.342.109.368 2.114.824.266
Penyertaan saham 2h,11 630.000.000 630.000.000
Tanaman perkebunan 2i,12
Menghasilkan (setelah dikurangi akumulasi
amortisasi sebesar Rp6.313.788.012) 10.010.963.494
Belum menghasilkan 171.653.764
-Aset tetap 2j,13
(Setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp116.310.711.708 pada tahun 2010 dan
Rp103.823.528.810 pada tahun 2009) 116.260.961.279 121.072.787.845
Goodwill, net 1c 7.093.413.022
-Taksiran tagihan pajak 2p,14 7.361.423.873 3.715.309.622
Biaya tangguhan hak atas tanah, bersih 1.742.763.125
-Uang Muka pembelian penyertaan saham 1c - 3.796.560.000
Lain-lain 2l,5 3.653.585.834 4.435.228.683
Jumlah Aset Tidak Lancar 149.266.873.759 135.764.710.416
JUMLAH ASET 357.340.953.906 334.432.716.191
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Catatan 2010 2009
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang jangka pendek 2o,15,35 83.858.000.000 46.878.750.000
Hutang usaha 16 4.863.452.470 3.549.485.226
Hutang lain-lain 17 431.155.299 3.465.455.181
Biaya masih harus dibayar 2o,19,21,35 3.280.904.838 2.653.138.425
Hutang pajak 2p,20 6.685.369.402 15.614.810.459
Uang muka pelanggan 2o,18,35 2.324.631.119 2.373.674.583
Pendapatan diterima di muka 69.861.999 60.861.999
Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun
Pinjaman 2o,21,35 23.243.250.000 19.098.750.000
Pembiayaan Konsumen 96.650.001 47.775.001
Kewajiban sewa pembiayaan 2j,22 319.099.032 671.085.511
Jumlah Kewajiban Lancar 125.172.374.160 94.413.786.385
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Kewajiban pajak tangguhan, bersih 2p,20 5.445.603.293 6.551.498.326 Pinjaman jangka panjang - setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
Pinjaman 2o,21,35 24.063.600.000 77.436.750.000
Pembiayaan Konsumen 7.200.000 47.775.001
Kewajiban sewa pembiayaan 2j,22 638.635.050 421.495.833 Kewajiban imbalan kerja karyawan 2r,23 17.628.068.638 14.322.495.599
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 47.783.106.981 98.780.014.759
Jumlah Kewajiban 172.955.481.141 193.193.801.144
KELEBIHAN NILAI BUKU ATAS BIAYA PEROLEHAN ANAK PERUSAHAAN YANG
DIKONSOLIDASI, Bersih 2b,24 732.374.006 1.059.373.041
HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH
ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI 2b,25 51.189.750.292 46.299.787.296
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp500 per saham Modal dasar, ditempatkan dan disetor penuh -
1.440.000.000 saham 26 720.000.000.000 720.000.000.000
Selisih nilai transaksi restrukturisasi
entitas sepengendali 2m (430.308.190) (430.308.190)
Defisit (587.106.343.343) (625.689.937.100)
Ekuitas, Bersih 132.463.348.467 93.879.754.710
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 357.340.953.906 334.432.716.191
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. Jakarta, 30 April 2010
Catatan 2010 2009
PENJUALAN BERSIH 2e,2n,5,27 227.413.983.954 118.570.453.771
BEBAN POKOK PENJUALAN 2e,2n,5,28,29 202.003.048.043 92.445.906.206
LABA KOTOR 25.410.935.911 26.124.547.565
BEBAN USAHA 5,19,30
Umum dan administrasi 7.932.314.752 7.912.805.548
Penjualan 1.826.853.688 1.885.430.101
Jumlah Beban Usaha 9.759.168.440 9.798.235.649
LABA USAHA 15.651.767.471 16.326.311.916
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Laba (rugi) selisih kurs, bersih 2o,15,21,35 1.706.683.183 (3.615.101.136)
Penghasilan sewa 138.577.170 338.740.000
Penghasilan bunga 3,31 246.134.167 520.362.423
Laba pelepasan aset tetap, bersih 2i,13 1.400.000 278.585.455
Beban bunga 2o,15,21,32 (2.350.543.259) (3.120.314.067)
Lain-lain, bersih 2q,33 (601.208.274) (921.483.610)
Beban Lain-lain, Bersih (858.957.013) (6.519.210.935)
LABA SEBELUM
MANFAAT (BEBAN) PAJAK 14.792.810.458 9.807.100.981
MANFAAT (BEBAN) PAJAK 2p,14,20
Kini (4.142.272.000) (4.708.237.240)
Tangguhan 17.728.836 39.580.872
Beban Pajak, Bersih (4.124.543.164) (4.668.656.368)
LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN
YANG DIKONSOLIDASI 10.668.267.294 5.138.444.613
HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK
PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI, BERSIH 2b (3.633.460.562) (4.237.413.480)
LABA BERSIH 7.034.806.732 901.031.133
LABA PER SAHAM DASAR 2u 5 1
Modal saham-dasar Selisih nilai transaksi
ditempatkan dan restrukturisasi Ekuitas,
disetor penuh entitas sepengendali Defisit Bersih
Saldo per 31 Desember 2008 720.000.000.000 (430.308.190) (626.590.968.233) 92.978.723.577
Laba bersih tiga bulan - - 901.031.133 901.031.133
Saldo per 31 Maret 2009 720.000.000.000 (430.308.190) (625.689.937.100) 93.879.754.710
Saldo per 31 Desember 2009 720.000.000.000 (430.308.190) (594.141.150.075) 125.428.541.735
Laba bersih tiga bulan - - 7.034.806.732 7.034.806.732
Saldo per 31 Maret 2010 720.000.000.000 (430.308.190) (587.106.343.343) 132.463.348.467
(Disajikan dalam Rupiah)
Untuk Tiga Bulan yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret
Catatan 2010 2009
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 219.327.046.477 118.609.964.377
Penerimaan kas dari :
Pendapatan sewa 314.250.0006.750.000
Penghasilan bunga 517.831.279272.400.008
Lain lain 3.040.797.247408.569.295
Restitusi pajak 502.929.246
-Pembayaran kas kepada pemasok (184.484.302.995) (104.314.018.598)
Pembayaran kas untuk :
Gaji dan upah (9.628.484.707) (10.440.225.151)
Beban usaha (diluar biaya gaji dan upah) (12.839.265.678) (7.409.349.523)
Beban bunga (2.413.281.881) (2.992.741.664)
Pajak penghasilan badan dan pajak lainnya (5.075.490.729) (3.043.256.584)
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi (5.716.748.617)6.076.869.036
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Hasil penjualan aset tetap 13 548.000.0001.400.000 Biaya terkait tanaman belum menghasilkan (1.559.000)
-Pembelian aset tetap 13 (509.757.830) (2.049.266.583)
Kenaikan uang muka pembelian aset tetap 13 (713.773.436) (719.989.193)
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (2.221.255.776)(1.223.690.266)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penambahan hutang jangka pendek 1.885.400.000 32.066.250.000 Pembayaran hutang jangka panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun (7.786.050.000) (6.430.450.000)
Pembayaran hutang sewa guna usaha (247.985.900) (321.297.204)
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan 25.314.502.796(6.148.635.900)
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 17.376.498.403(1.295.457.130)
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 3 56.335.929.299 62.566.677.537
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 3 79.943.175.94055.040.472.169
1. UMUM
a. Pendirian Perusahaan
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Aneka Bumi Asih berdasarkan akta Notaris Paul Tamara No. 7 tanggal 16 April 1974. Akta pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/358/23 tanggal 3 Oktober 1974 dan diumumkan dalam Tambahan No. 2488 dari Berita Negara No. 37 tanggal 10 Mei 1994. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H. No. 38 dan akta Perubahan No. 39 tanggal 29 Desember 1993 mengenai peningkatan modal dasar Perusahaan, perubahan pemegang saham dan penggantian nama Perusahaan menjadi PT Prasidha Aneka Niaga telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-3792.HT.01.04.TH.94 tanggal 1 Maret 1994 dan diumumkan dalam Tambahan No. 2678 dan Berita Negara No. 40 tanggal 20 Mei 1994. Akta Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. No. 127 tanggal 10 Mei 1994 mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan dalam rangka penawaran umum saham telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-10.238.HT.01.04.TH.94 tanggal 5 Juli 1994 dan diumumkan dalam Tambahan No. 6079 dari Berita Negara No. 58 tanggal 21 Juli 1995, dan yang terakhir dengan akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H. No. 7 tanggal 10 April 1997 mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan dalam rangka penyesuaian dengan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 1 tahun 1995 dan Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 berikut peraturan-peraturan pelaksanaannya serta perubahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 per saham menjadi Rp 500 per saham, yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-3797.HT.01.04.TH.97 tanggal 15 Mei 1997 dan diumumkan dalam Tambahan No. 2135 dari Berita Negara No. 43 tanggal 30 Mei 1997. Perubahan terakhir dengan akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H., No.10 tanggal 20 Oktober 2008 mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan untuk menyesuaikan dengan Undang-undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.AHU-97905.AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 18 Desember 2008 dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara No.9 tanggal 30 Januari 2009.
Perusahaan berdomisili di Jalan Jenderal Sudirman No. 47 Jakarta Selatan dan pabriknya berlokasi di Jalan Ki Kemas Rindho, Kertapati, Palembang. Perusahaan saat ini bergerak dalam bidang pengolahan dan perdagangan hasil bumi. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1974.
Atas persetujuan dari Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), pada tahun 1994, Perusahaan melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya (yang telah bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia) menjual 30.000.000 lembar sahamnya dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham kepada masyarakat dengan harga jual Rp 3.000 per saham. Perbedaan antara jumlah nilai nominal dengan jumlah harga jual saham (agio saham) tersebut sebesar Rp 60.000.000.000. Pada tahun 1997, Perusahaan membagikan saham bonus (untuk setiap pemegang 2 saham yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham tanggal 8 Juli 1997, berhak atas 1 saham bonus).
c. Struktur Anak Perusahaan yang dikonsolidasi
Rincian mengenai Anak Perusahaan yang dikonsolidasi adalah sebagai berikut : Domisili dan
Tahun Usaha % Jumlah Aktiva
Komersial Pemi- (dalam Jutaan Rupiah)
Anak Perusahaan Dimulai Bidang Usaha likan 2010 2009 Langsung
PT Aneka Bumi Kencana Surabaya, Pengolahan dan perdagangan 99,9990
1984 hasil bumi
PT Aneka Sumber Kencana B. Lampung, Pengolahan dan perdagangan 99,9998
1984 hasil bumi
PT Lampung Sumber Kencana B. Lampung, Pengolahan dan perdagangan 99,9940
Pelleting Factory 1986 hasil bumi
PT Aneka Widya Graha Jakarta, 1986 Real estat 99,9990
PT Surabaya Pelleting Company Sidoarjo, 1970 Pengolahan dan perdagangan 99,9990
( Dijual pada Agustus 2009, catatan 5) hasil bumi
PT Tirtha Harapan Bali Singaraja, 1973 Pengolahan dan perdagangan 99,9900
hasil bumi
PT Aneka Coffee Industry Sidoarjo, 1996 Pabrik kopi bubuk dan 65,0000
instan Tidak Langsung
PT Indoarabica Mangkuraja Bengkulu, 1989 Perkebunan dan pengolahan 93,9960
hasil bumi PT Aneka Coffee Industry (ACI)
6.684 7.706 16.370 17.864 3.849 3.954 112 124 - 2.227 1.087 1.246 179.066 187.063 7.502
-Berdasarkan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham tanggal 8 September 2008, ACI setuju untuk melakukan pembelian 20.150 saham atau setara dengan 97,81% milik PT Aneka Agroprasidha (AAP) di PT Indoarabica Mangkuraja (IAM). ACI dan AAP setuju bahwa harga jual atas saham tersebut maksimum sebesar US$1.200.000 dengan memperhatikan hasil penilaian saham yang dilakukan oleh penilai independen dan uang muka sebesar 30% dari harga jual harus dibayarkan selambat-lambatnya pada tanggal 31 Oktober 2008. Pada tanggal 30 Oktober 2008, ACI membayar uang muka kepada AAP sebesar US$360.000. Kemudian pada tanggal 12 Januari 2009 dilakukan amandemen perjanjian atas perubahan harga jual menjadi sebesar Rp12.000.000.000, dimana perjanjian ini berlaku selama 6 (enam) bulan.
Pada tanggal 9 Juni 2009, dilakukan kembali perpanjangan amandemen perjanjian serta disetujui pembayaran harga jual sebesar Rp12.000.000.000, yang dibayar sebanyak 2 (dua) kali dengan jumlah masing-masing sebesar Rp3.796.560.000 pada tanggal 30 Oktober 2008 dan Rp8.203.440.000 pada tanggal 10 Juni 2009.
Berdasarkan Akta Notaris No.8 tanggal 31 Agustus 2009 pleh Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H. dilakukan pengalihan dan penyerahan hak atas saham. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, IAM melakukan perubahan anggaran dasar yang telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam suratnya No.AHU-57674.AH.01.02 tanggal 25 November 2009.
Nilai wajar yang diakui pada
saat akuisisi Nilai buku sebelumnya Kas dan bank 480.882.778 480.882.778 Piutang lain-lain 41.440.000 41.440.000 Persediaan 54.794.292 54.794.292 Uang muka kepada pemasok 62.000.000 62.000.000 Aset pajak tangguhan 3.016.471.842 3.016.471.842 Tanaman menghasilkan 11.307.546.875 914.465.863 Tanaman belum menghasilkan 39.618.764 39.618.764 Aset tetap 1.878.705.225 663.653.551 Biaya tangguhan hak
atas tanah, bersih 1.796.802.292 -Jumlah aset 18.678.262.068 5.273.327.090 Hutang pajak 8.400.000 8.400.000 Biaya masih harus di bayar 147.909.783 147.909.783 Pinjaman dari ACI 10.033.000.000 10.033.000.000 imbalan kerja karyawan 451.082.354 451.082.354 Jumlah kewajiban 10.640.392.137 10.640.392.137 Aset bersih 8.037.869.931 (5.367.065.047) Hak minoritas
-Jumlah aset bersih yang diperoleh 8.037.869.931
Biaya perolehan 12.000.000.000
Kelebihan biaya perolehan atas
nilai aset bersih yang diakuisisi 3.962.130.069 Kewajiban pajak tangguhan
atas aset yang terindentifikasi 3.351.233.745 Goodwill pada tanggal akuisisi 7.313.363.814 Amortisasi atas goodwill (219.950.792)
Goodwill, bersih 7.093.413.022
Nilai wajar aset dan kewajiban teridentifikasi dari PT IAM pada tanggal akuisisi adalah :
Goodwill diamortisasi selama sisa umur hak atas tanah perkebunan sampai dengan 8 Januari 2011.
Dengan adanya transaksi di atas, IAM dimiliki oleh ACI sebesar 93,996%. Namun demikian, dikarenakan aset bersih yang diperoleh ACI bersaldo negatif, maka selanjutnya kerugian yang berlaku atas hak minoritas diakui 100% oleh ACI.
PT Surabaya Pelleting Company
d. Karyawan, Direksi dan Dewan Komisaris
Dewan Komisaris
1. Mansjur Tandiono - Presiden Komisaris
2. Widyono Lianto - Wakil Presiden Komisaris
3. Made Sudharta - Komisaris
4. John Michael Hilton - Komisaris
5. Fery Yennoto - Komisaris Independen
6. Agus Soegiarto - Komisaris Independen
Dewan Direksi
1. Jeffry Sanusi Soedargo - Presiden Direktur
2. Didik Tandiono - Wakil Presiden Direktur
3. H. Sjamsul Bachri Uding - Direktur
4. Budi Pringgosusanto - Direktur
5. Lie Sukiantono Budinarta - Direktur
6. Moenardji Soedargo - Direktur
Komite Audit
1. Fery Yennoto - Ketua
2. Vonalita Santoso - Anggota (Catatan 26)
3. Hari Matondang - Anggota (Catatan 26)
Dewan Komisaris
1. Mansjur Tandiono - Presiden Komisaris
2. Widyono Lianto - Wakil Presiden Komisaris
3. Made Sudharta - Komisaris
4. John Michael Hilton - Komisaris
5. Fery Yennoto - Komisaris Independen
6. Agus Soegiarto - Komisaris Independen
Dewan Direksi
1. Jeffry Sanusi Soedargo - Presiden Direktur
2. Didik Tandiono - Wakil Presiden Direktur
3. H. Sjamsul Bachri Uding - Direktur
4. Budi Pringgosusanto - Direktur
5. Lie Sukiantono Budinarta - Direktur
6. Moenardji Soedargo - Direktur
Pada tanggal 31 Maret 2010, susunan anggota Dewan Komisaris, Dewan Direksi Perusahaan, dan Komite Audit adalah sebagai berikut :
Pada tanggal 31 Maret 2009, susunan anggota Dewan Komisaris, Dewan Direksi Perusahaan, dan Komite Audit adalah sebagai berikut :
Pada tanggal 19 Agustus 2009, Perusahaan telah menandatangani Perjanjian Jual Beli seluruh saham PT Surabaya Pelleting Company yang dimiliki Perusahaan kepada pihak ketiga, yang diaktakan dengan akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H., No.6 dengan harga penjualan sebesar
Rp12.999.133.000,-Sehubungan dengan transaksi tersebut, Perusahaan mengakui laba penjualan penyertaan saham bersih sebesar Rp.10.088.190.999,- setelah dikurangi biaya-biaya atas penjualan penyertaan tersebut dan amortisasi kelebihan nilai buku atas biaya perolehan Anak perusahaan, dan dicatat sebagai bagian dari "Pendapatan (Beban) Lain-lain" pada laporan laba rugi konsolidasi akhir tahun 2009.
Komite Audit
1. Fery Yennoto - Ketua
2. Henryanto Handoko Petrus - Anggota
3. Kasmita Wijaya - Anggota
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah Rupiah. b. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah Rupiah.
Seluruh saldo akun dan transaksi yang signifikan antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi.
c. Setara Kas
d. Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Laporan keuangan konsolidasi terlampir disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal - Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) dan pedoman penyajian laporan keuangan konsolidasi.
Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep biaya historis, kecuali untuk persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih, penyertaan saham tertentu yang dicatat dengan metode ekuitas dan aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali. Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi.
Laporan arus kas konsolidasi menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Perusahaan dan Anak Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung.
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dimiliki lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung.
Bagian hak minoritas atas ekuitas dari Anak Perusahaan yang dikonsolidasi disajikan dalam akun "Hak Minoritas atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi" dalam neraca konsolidasi.
Selisih lebih nilai buku atas biaya perolehan Anak Perusahaan yang dikonsolidasi diamortisasi selama 20 (dua puluh) tahun dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) .
Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang pada saat ditempatkan dan tidak dijaminkan atas hutang diklasifikasikan sebagai setara kas.
Perusahaan dan Anak Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.
Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki 551 dan 518 karyawan tetap masing-masing pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009.
Selisih lebih nilai buku atas biaya perolehan Anak Perusahaan yang dikonsolidasi diamortisasi selama 11 (sebelas) tahun berdasarkan sisa umur hak guna atas tanah dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) .
e. Transaksi dengan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
f. Persediaan
g. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka dibebankan sesuai masa manfaat masing-masing biaya . h. Penyertaan Saham
i. Tanaman perkebunan
j. Aset Tetap
Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7, "Pengungkapan Pihak-Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa".
Seluruh transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dalam jumlah signifikan, yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizeable value) . Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata bergerak (moving-average method) . Penyisihan persediaan usang dan penurunan harga pasar disajikan untuk menyesuaikan nilai persediaan ke nilai realisasi bersihnya.
Penyertaan saham dimana Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki pemilikan kurang dari 20% dicatat berdasarkan biaya perolehan (metode biaya) dan disesuaikan dengan penurunan permanen, jika ada.
Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat ("carrying amount") aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya,
Penyusutan bangunan dan prasarana dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) sedangkan penyusutan aktiva tetap lainnya, kecuali untuk mesin dan peralatan PT Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun ganda (double-declining balance method) berdasarkan persentase sebagai berikut:
ebelum tanggal 1 Januari 2009, persediaan dicatat berdasarkan PSAK No. 14 yang dikeluarkan Ikatan Akuntan Indonesia pada tahun 1994. Efektif tanggal 1 Januari 2009, Perusahaan menerapkan PSAK No.14 ( Revisi 2008), "Persediaan", yang menggantikan PSAK No.14 (1994), "Persediaan". Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan.
Tanaman perkebunan diklasifikasikan dalam tanaman perkebunan yang belum menghasilkan dan menghasilkan. Tanaman perkebunan yang belum menghasilkan dinyatakan sebesar harga perolehan, dimana telah mencakup akumulasi biaya dari penanaman, penyuburan, dan pemeliharaan tanaman, dan alokasi biaya tidak langsung. Tanaman perkebunan yang belum menghasilkan akan direklasifikasi ke tanaman perkebunan yang menghasilkan saat tanaman perkebunan dapat dipanen. Tanaman perkebunan yang belum menghasilkan tidak diamortisasi dan dicatat sebagai bagian dari "Aset Tidak Lancar" dalam neraca konsolidasi tahun 2010.
Tanaman perkebunan yang menghasilkan dinyatakan sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi amortisasi. Tanaman perkebunan yang menghasilkan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus atas umur produktif ekonomi, yaitu 20 (dua puluh) tahun.
Persentase Bangunan dan prasarana 5 - 10 % Mesin dan peralatan 10 - 50 Peralatan kantor 25 - 50 Kendaraan 25 - 50
k. Sewa
Penyusutan mesin dan peralatan ACI dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) sesuai masa manfaat mesin dan peralatan selama 5 (lima) sampai 20 (dua puluh) tahun dan kendaraan selama 5 (lima) tahun. Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.
Aktiva dalam penyelesaian disajikan dalam neraca konsolidasi sebagai bagian dari aktiva tetap dan dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan ini akan dipindahkan ke masing-masing aktiva tetap yang bersangkutan pada saat aktiva tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pada saat dilepaskan atau saat tiadak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan lana rugi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review , dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.
Efektif tanggal 1 Januari 2008, PSAK No. 30 (Revisi 2007), "Sewa" menggantikan PSAK No. 30 (1990) "Akuntansi Sewa Guna Usaha". Berdasarkan PSAK No. 30(Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Perusahaan dan PT Aneka Coffee Industry (ACI) mengakui aset dan kewajiban dalam neraca pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antar bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Rental kontijen dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antar umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan dan ACI akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.
Dalam sewa operasi, Perusahaan dan ACI mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan metode garis lurus (straight-line method) selama masa sewa.
Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan dan ACI Kewajiban sewa pembuayaan dinyatakan berdasarkan nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa pembiayaan.
l. Beban Tangguhan Biaya Transaksi
m. Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
n. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Beban diakui pada saat terjadinya (metode akrual).
o. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
p. Pajak Penghasilan
Selisih antara biaya perolehan dengan nilai buku setiap transaksi antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun "Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali" dan disajikan sebagai bagian dari Ekuitas di dalam neraca konsolidasi.
Pendapatan dari penjualan ekspor diakui pada saat penyerahan barang diatas kapal di pelabuhan pengiriman (f.o.b. shipping point ). Pendapatan penjualan lokal diakui pada saat barang diserahkan kepada pelanggan dan hak kepemilikan berpindah ke pelanggan.
Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah sesuai dengan kurs tengah pada tanggal terakhir transaksi bank untuk periode tersebut yang dikeluarkan Bank Indonesia. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikredit atau dibebankan pada usaha periode berjalan.
Kurs tengah yang digunakan adalah Rp9.115,00 dan Rp11.575,00 untuk US$ 1 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009.
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aktiva dan kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti nilai terbawa atas saldo rugi fiskal yang belum digunakan (jika ada), juga diakui sejauh realisasi atas manfaat pajak tersebut dimungkinkan.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada tahun ketika aset direalisasi datau ketika kewajiban dilunasi, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal neraca.
Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke saldo Ekuitas.
Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat penetapan pajak diterima, atau jika Perusahaan dan Anak Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan.
Biaya-biaya yang terjadi atas pendanaan kembali pinjaman jangka panjang ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang jangka waktu pinjaman tersebut (5 tahun).
q. Instrumen derivatif
r. Imbalan Kerja Karyawan
s. Pelaporan Segmen
Sesuai PSAK No. 5 (Revisi 2000), "Pelaporan Segmen", segmen usaha menyajikan informasi produk atau jasa yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen usaha lain. Segmen geografis menyajikan informasi produk atau jasa pada wilayah ekonomi tertentu yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada wilayah ekonomi lain.
Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelompokkan usaha mereka menjadi empat jenis industri yaitu pengolahan dan perdagangan hasil bumi, pabrik kopi bubuk dan instan, real estat dan perkebunan dan pengolahan hasil bumi untuk pelaporan segmen utama mereka.
Untuk pelaporan segmen sekunder, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelompokkan usaha mereka berdasarkan area geografis, yaitu Sumatera, Jawa dan Bali.
Perusahaan dan Anak perusahaan mengakui kewajiban imbalan kerja karyawan sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004), "Imbalan Kerja". Pernyataan ini mewajibkan Perusahaan mengakui seluruh imbalan kerja yang diberikan melalui program atau perjanjian formal dan informal, peraturan perundang-undangan atau peraturan industri, yang mencakup imbalan pasca-kerja, imbalan kerja jangka pendek dan jangka panjang lainnya, pesangon pemutusan hubungan kerja dan imbalan berbasis ekuitas.
Berdasarkan PSAK No.24 (Revisi 2004), perhitungan estimasi kewajiban untuk imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-undang ketenagakerjaan Tahun 2003 ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial "Projected Unit Credit ". Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diharapkan. Lebih lanjut, biaya jasa lalu atas pengenalan program manfaat pasti atau perubahan hutang imbalan dari program yang ada diamortisasi sepanjang periode sampai imbalan tersebut menjadi hak atau vested.
Instrumen derivatif dicatat sebagai aset atau kewajiban dalam neraca dan diakui sebesar nilai wajar. Perubahan nilai wajar dari instrumen derivatif diakui secara periodik dalam laporan laba rugi atau ekuitas, sesuai dengan tujuan penggunaan instrumen tersebut. Perubahan nilai wajar dari instrumen derivatif yang diperlakukan sebagai lindung nilai atas nilai wajar diakui pada laporan laba rugi pada periode terjadinya, bersama dengan perubahan nilai dari variabel pokok yang dilindungi. Laba atau rugi dari instrumen derivatif yang dirancang sebagai lindung nilai arus kas dilaporkan sebagai bagian dari pendapatan lain-lain dalam ekuitas dan kemudian direklasifikasi ke pendapatan dalam periode yang dipengaruhi oleh variabel pokok yang dilindungi. Perubahan nilai dari instrumen derivatif yang tidak diperlakukan sebagai instrumen lindung nilai yang dianggap tidak efektif dicatat pada laba rugi pada saat terjadinya.
Berdasarkan kriteria tertentu untuk akuntansi lindung nilai yang disyaratkan PSAK No. 55, "Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktiva Lindung Nilai", kontrak komoditi berjangka yang ada pada Perusahaan dan PT Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, tidak memenuhi persyaratan tersebut dan oleh karena itu tidak dikategorikan sebagai lindung nilai yang efektif untuk tujuan akuntansi. Dengan demikian, laba atau rugi yang timbul dari perubahan dalam nilai wajar kontrak komoditi berjangka yang digunakan Perusahaan dan ACI untuk mengelola risiko fluktuasi harga komoditi diakui secara langsung pada operasi.
t. Laba per Saham Dasar
u. Penggunaan estimasi
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama tahun berjalan, sejumlah 1.440.000.000 lembar saham pada tahun 2010 dan 2009.
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan. Sehubungan adanya unsur ketidakpastian yang melekat dalam membuat estimasi, realisasi sebenarnya di masa yang akan datang dapat berbeda dengan estimasi tersebut.
(Disajikan dalam Rupiah)
NAMA AKUN 2010 2009
3. KAS DAN SETARA KAS
Kas dan setara kas terdiri dari :
2010 2009
Pihak Ketiga Kas
Dalam Rupiah 3.009.317.563 1.798.845.280 Dalam Dolar Amerika Serikat
(US$9.384 pada tahun 2010 dan
US$10.694 pada tahun 2009) 85.535.160 123.783.050
Jumlah 3.094.852.723 1.922.628.330
Bank
Rekening Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 5.795.352 5.361.309 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 70.287.070 86.366.436 PT Bank Central Asia Tbk 3.427.930.991 5.080.028.332 PT Bank Danamon Indonesia Tbk 743.944.507 8.104.000 PT Bank Artha Graha 5.880.789.249 4.148.246.692 PT Bank DBS Indonesia 12.292.118.199 5.737.543.312 Citibank 70.505.245 28.860.468 The Hongkong and Shanghai Banking
Corporation Limited, Surabaya 39.461.460 40.488.266 Rekening Dolar Amerika Serikat
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - 4.287.959 PT Bank Central Asia Tbk 2.529.670.908 5.585.899.620 PT Bank Danamon Indonesia Tbk 147.441.779 22.547.753 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 151.032.907 190.794.122 PT Bank DBS Indonesia 1.602.540.051 11.662.162.296 Citibank 6.074.454.487 2.170.936.740 The Hongkong and Shanghai Banking
Corporation Limited, Surabaya 273.748.699 114.435.080 Deposito Berjangka
Rupiah
PT Bank Mayapada Internasional Tbk. 3.343.898.542 3.257.222.585 PT Bank Central Asia Tbk - 5.812.388.681 Bank Danamon Indonesia - 1.174.873.959 Bank DBS Indonesia 8.000.000.000 32.890.000.000 Dolar Amerika Serikat
Bank DBS Indonesia 7.292.000.000
-Jumlah 51.945.619.446 78.020.547.610
Jumlah Kas dan Setara Kas 55.040.472.169 79.943.175.940
Deposito berjangka memperoleh bunga dengan suku bunga tahunan berkisar antara 5,7%-9% untuk Rupiah dan 1,45% untuk US$ pada tahun 2010 dan 8,43%-12% untuk Rupiah dan 2,1%-4,5% untuk US$ pada tahun 2009.
(Disajikan dalam Rupiah)
4. PIUTANG USAHA Piutang usaha terdiri dari :
2010 2009
Pihak ketiga
Perdagangan hasil bumi 27.457.306.416 15.270.982.957 Penjualan kopi bubuk dan instan 11.068.551.283 14.125.371.333
38.525.857.699
29.396.354.290 Penyisihan piutang ragu-ragu (268.615.940) (233.494.730) Piutang Usaha dari Pihak Ketiga - Bersih 38.257.241.759 29.162.859.560 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
(lihat Catatan 5)
Penjualan kopi bubuk dan instan 4.066.681.861 1.480.275.820 Piutang Usaha dari Pihak Yang Mempunyai
Hubungan Istimewa 4.066.681.861 1.480.275.820 Jumlah Piutang Usaha 42.323.923.620 30.643.135.380
Analisa umur dari piutang usaha tersebut adalah sebagai berikut :
2010 2009
Belum jatuh tempo 35.810.699.425 27.398.067.131 Jatuh tempo :
1 - 30 hari 6.054.418.855 2.739.434.209 31 - 60 hari 122.936.520 254.515.190 Lebih dari 60 hari 335.868.820 251.118.850 Jumlah 42.323.923.620 30.643.135.380 Sedangkan persentase dari jumlah (%) adalah sebagai berikut :
2010 2009
Belum jatuh tempo 84,611 89,410 Jatuh tempo :
1 - 30 hari 14,304 8,939 31 - 60 hari 0,290 0,831 Lebih dari 60 hari 0,795 0,820 Jumlah 100,000 100,000 Perusahaan dan Anak Perusahaan, kecuali PT Aneka Sumber Kencana, tidak melakukan penyisihan atas piutang usaha karena manajemen berkeyakinan bahwa piutang usaha tersebut dapat ditagih seluruhnya dan berdasarkan pengalaman, Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak mempunyai kesulitan dalam menagih piutang usahanya.
Piutang usaha Perusahaan dan PT Aneka Coffee Industry, Anak Perusahaan, dijadikan sebagai jaminan atas hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang dan jangka pendek yang diperoleh dari PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS) pada tahun 2010 dan 2009 (catatan 15 dan 21).
(Disajikan dalam Rupiah)
5. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
Sifat Hubungan dengan Pihak yang mempunyai
Perusahaan dan Anak Perusahaan Hubungan Istimewa
(i) Pemegang saham Perusahaan
(ii) Memiliki pemegang saham dan/ atau direksi yang sama
(iii) Perusahaan asosiasi
Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: a.
2009 2008
Itochu Corp., Ltd.
(US$446.153 dan US$127.886 pada tahun 2010 dan 2009) 4.066.681.861 1.480.275.820
Jumlah 4.066.681.861 1.480.275.820
b.
Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai transaksi usaha dan non usaha dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sifat hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut :
Innovest Offshore Ltd., ADM Maculus Fund L.P., PT Aneka Bumi Prasidha, PT Aneka Agroprasidha dan Itochu Corporation, Jepang.
PT Bank Prasidha Utama (Bank Beku Kegiatan Usaha (BBKU)), PT. Indoarabica Mangkuraja.
Dalam kegiatan sehari-hari, Perusahaan dan Anak Perusahaan menjual dan membeli barang dagangan tertentu pada tingkat harga yang normal kepada dan dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Penjualan kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa merupakan penjualan kepada Grup Itochu sebesar Rp12.481.841.187 atau 5,49% dari jumlah penjualan bersih pada tahun 2010 dan Rp6.202.728.913 atau 5,23% dari jumlah penjualan bersih pada tahun 2009. Tidak terdapat saldo hutang usaha dari transaksi kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut pada tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009.
Pada tanggal 20 Oktober 2000, Bank Indonesia mengumumkan pembekuan usaha PT Bank Prasidha Utama (BBKU), bank yang mempunyai hubungan istimewa. Hal ini menyebabkan rekening perusahaan dan anak perusahaan masing masing sebesar Rp840.409.048 pada tahun 2009 yang ditempatkan pada bank tersebut tidak dapat dicairkan untuk periode yang belum ditentukan. Perusahaan dan Anak Perusahaan telah mencadangkan kerugian sebesar 100% atas kemungkinan tak tertagihnya rekening tersebut di atas.
Itochu Corp., Ltd., Hongkong, Itochu Corp., Ltd., Taipei dan PT Itochu Indonesia
Saldo piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar 1,13% dan 0,44% dari jumlah aktiva konsolidasi pada 31 Maret 2010 dan 2009.
Pada tanggal 6 Juli 2009, Perusahaan dan anak perusahaan telah menerima penyelesaian atas saldo rekening-rekening tersebut dimana dana tersebut dikembalikan sebagian kepada Perusahaan dan anak perusahaan dan Perusahaan dan anak perusahaan telah menyatakan bahwa kewajiban dari PT Bank Prasidha Utama (Dalam Likuidasi ) telah lunas dan membebaskan Tim Likuidasi dan / atau Departemen Keuangan RI dari segala tuntutan yang berkaitan dengan pembagian hasil likuidasi.
(Disajikan dalam Rupiah) c. d. 6. PIUTANG LAIN-LAIN 2010 2009 Koperasi 382.091.576 382.091.576 Lain-lain 236.617.721 414.232.134 Jumlah 618.709.297 796.323.710 7. PERSEDIAAN 2010 2009 Hasil Bumi: Bahan Baku Kopi 26.291.603 375.950.709 Coklat - 5.435.521 Karet 6.227.332.523 8.962.422.388 Bahan Olahan Karet 28.962.702.953 13.698.332.616 Barang Jadi 2010 2009 Kopi 3.291.684.262 2.499.315.518 Karet 20.279.596.895 5.703.063.736
Kopi Bubuk Dan Instan: Bahan Baku Kopi Biji 25.057.557.707 27.330.388.896 Gula Pasir 35.689.392 44.433.275 Jagung 8.646.107 5.597.035 Krim 75.610.949 153.991.394 Penyedap 186.522.753 98.264.650 Kopi Instan 408.755.768 569.134.862 Bahan Olahan Kopi Bubuk 91.869.879 -Kopi Instant 201.691.476 11.288.109 Perusahaan dan Anak Perusahaan memberikan pinjaman tanpa bunga kepada karyawan dengan kriteria tertentu sesuai dengan masing-masing jenjang kepegawaian. Pinjaman ini dilunasi melalui pemotongan gaji tiap bulan.
Persediaan terdiri dari persediaan barang dagangan, bahan penolong dan bahan pembantu produksi. Barang dagangan dapat berupa komoditas hasil bumi, kopi bubuk dan kopi instan serta tanah untuk pengembang.
PT. Aneka coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, mengadakan perjanjian biaya komisi tanpa jangka waktu yang pasti dengan Itochu Corporation, Jepang (ITC), dimana ACI akan membayar beban komisi sebesar persentase tertentu dari nilai faktur penjualan komersial kepada pelanggan tertentu. Sebaliknya ITC, sebagai agen komisi, menjamin pembayaran pelanggan. Biaya komisi yang dibayarkan kepada ITC sebesar Rp124.595.580 dan Rp66.217.732 masing-masing pada tahun 2010 dan 2009, dan dicatat sebagai bagian dari akun "Beban Penjualan-Insentive Penjualan" dalam laporan laba rugi konsolidasi (Catatan 30).
(Disajikan dalam Rupiah) 2010 2009 Barang Jadi Kopi Bubuk 285.299.888 64.710.702 Kopi Instant 9.811.418.084 16.143.019.240 94.950.670.239 75.665.348.651 Bahan Penolong : Karung Baru 57.063.419 72.290.858 Karung Bekas 2.251.818 4.679.277 Karung Plastik 35.677.841 35.677.841 Tali Goni 36.655.177 36.655.177 Pallet 74.245.196 74.027.634 Plastik Pembungkus 1.261.993.640 1.303.066.941 Bandizer 7.620.936 12.823.769 Metalizing 178.046.052 202.548.562 Carton Box 332.527.683 338.083.144 Stiker 53.930.142 31.435.345 Kotak 143.388 188.082.088 Plakband 18.180.489 14.865.785 Kaleng 171.577.641 172.403.243 Botol Jar 942.881.990 988.571.640 Piring, Mangkok dll 18.829.000 10.697.925 Pelapis Container 40.800.000 40.800.000 3.232.424.412 3.526.709.229 Bahan Pembantu : Bahan Bangunan 168.945.283 171.306.480 Bahan Bakar & Pelumas 2.097.658.187 2.141.891.392 Suku Cadang Mekanik 3.407.931.678 3.534.412.036 Suku Cadang Listrik 64.741.542 58.868.774 Suku Cadang Saluran Air 16.575.838 16.306.843 Bahan Laboratorium 305.479.559 424.240.812 Supplies Kantor & Barang Cetakan 14.678.596 11.786.472 Bahan Pembantu lainnya 34.707.716 70.102.827 Alat Kecil & Perlengkapan Kerja 163.000.677 183.990.231
6.273.719.076
6.612.905.867 Real estat:
Tanah dalam pengembangan dan
tanah untuk dijual 100.902.769 100.902.769 Jumlah Persediaan 104.557.716.496 85.905.866.516
Berdasarkan pengamatan terhadap kondisi persediaan pada akhir periode, manajemen berpendapat bahwa penyisihan untuk persediaan yang usang tidak diperlukan.
Persediaan, kecuali persediaan bahan pembantu dan pembungkus dan real estat, milik Perusahaan dan PT. Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, dijadikan sebagai jaminan atas hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang yang diperoleh dari PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS) dan PT Bank Danamon Indonesia (BDI) pada tahun 2010 dan dari PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS) pada tahun 2009 (catatan 15 dan 21).
Pada tahun 2010 dan tahun 2009, biaya perolehan bahan baku, bahan olahan dan barang jadi karet dan kopi lebih rendah dibandingkan harga pasarnya, sehingga tidak diperlukan penghapusan nilai persediaan.
(Disajikan dalam Rupiah)
8. UANG MUKA KEPADA PEMASOK Akun ini terdiri dari uang muka untuk :
2010 2009
Pembelian Bahan Baku 2.592.872.993 243.660.390 Pembelian Bahan Pembantu 1.251.525.485 673.418.609 Jumlah 3.844.398.478 917.078.999 9. UANG MUKA LAIN-LAIN
Akun ini terdiri dari uang muka untuk :
2010 2009
Perjalanan 68.427.586
-Lain-lain 1.178.799.686 2.916.000
Jumlah 1.247.227.272 2.916.000 10. BIAYA DIBAYAR DIMUKA
Akun ini terdiri biaya dibayar dimuka untuk :
2010 2009
Sewa 174.439.080 194.906.834
Asuransi 267.193.735 264.602.396
Jumlah 441.632.815 459.509.230 11. PENYERTAAN SAHAM
Rincian penyertaan saham adalah sebagai berikut: 2010 2009
% Biaya Perolehan/ Biaya Perolehan/
Kepe- Nilai Tercatat Nilai Tercatat
Nama Perusahaan milikan (Rp) (Rp)
Metode Biaya (Cost Method)
PT Bursa Berjangka Jakarta 3,448 400.000.000 400.000.000 PT Sarana Aceh Ventura 3,790 200.000.000 200.000.000 PT Sarana Sumsel Ventura 0,280 20.000.000 20.000.000 PT Sarana Bengkulu Ventura 0,260 10.000.000 10.000.000 Jumlah Penyertaan Saham 630.000.000 630.000.000
Persediaan, kecuali untuk real estat, telah diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran atau pencurian berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar US$14.185.000, yang berdasarkan pendapat manajemen adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas persediaan yang ditanggungkan.
12. TANAMAN PERKEBUNAN Tanaman perkebunan terdiri dari : - Tanaman menghasilkan
2010
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Nilai tercatat 16.324.751.506 - - 16.324.751.506 Akumulasi penyusutan 5.322.814.006 990.974.006 - 6.313.788.012
Nilai Buku 11.001.937.500 10.010.963.494
- Tanaman belum menghasilkan
Amortisasi dari tanaman menghasilkan dibebankan ke beban pokok penjualan sebesar Rp990.974.006 pada tahun 2010.
Manajemen Anak Perusahaan berpendapat bahwa nilai tercatat dari tanaman menghasilkan sepenuhnya dapat terpulihkan, dan oleh sebab itu, tidak diperlukan penurunan nilai tanaman.
Semua tanaman menghasilkan tidak diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu.
Anak perusahaan memiliki tanah seluas kurang lebih 590 hektar dan sampai dengan tanggal 31 Maret 2010, Anak Perusahaan telah menggunakan tanah tersebut untuk penanaman seluas kurang lebih 190 hektar.
Tanaman belum menghasilkan terdiri dari biaya sehubungan dengan penanaman kembali tanaman perkebunan seluas kurang lebih 15 hektar tanah, sampai dengan tanggal 31 Maret 2010, biaya yang terjadi sebesar Rp171.653.764
13. ASET TETAP Aset tetap terdiri dari :
2010
Saldo Awal Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir Reklasifikasi Reklasifikasi
Nilai tercatat : Pemilikan langsung
Hak atas tanah 31.939.686.557 - 31.939.686.557- Bangunan dan prasarana 60.514.599.539 136.796.250 60.651.395.789- Jalan perkebunan 1.148.355.174 - 1.148.355.174- Mesin dan peralatan 118.140.629.468 123.524.957 118.264.154.425- Peralatan kantor 8.817.965.462 88.121.120 7.252.550 8.898.834.032 Kendaraan 7.496.831.987 - 7.496.831.987- Aset dalam penyelesaian 494.140.250 592.465.773 1.086.606.023- Jumlah 228.552.208.437 940.908.100 7.252.550 229.485.863.987 Aset sewa pembiayaan 2.012.334.000 1.073.475.000 3.085.809.000- Jumlah Nilai Tercatat 230.564.542.437 2.014.383.100 7.252.550 232.571.672.987 Akumulasi penyusutan :
Pemilikan langsung
Bangunan dan prasarana 24.991.481.768 736.276.350 25.727.758.118- Jalan perkebunan 705.230.800 15.814.965 721.045.765- Mesin dan peralatan 73.392.925.246 1.845.411.460 75.238.336.706- Peralatan kantor 7.560.344.023 109.484.271 8.875.361 7.660.952.933 Kendaraan 6.112.763.895 134.371.255 6.247.135.150- Jumlah 112.762.745.732 2.841.358.301 8.875.361 115.595.228.672 Aset sewa pembiayaan 596.229.617 119.253.419 715.483.036- Jumlah Akumulasi Penyusutan 113.358.975.349 2.960.611.720 8.875.361 116.310.711.708
Nilai Buku 117.205.567.088 116.260.961.279
2009
Saldo Awal Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir Reklasifikasi Reklasifikasi
Nilai tercatat : Pemilikan langsung
Hak atas tanah 32.309.671.557 223.960.000- 32.085.711.557 Bangunan dan prasarana 59.061.024.207 - 59.061.024.207- Mesin dan peralatan 109.416.482.297 6.521.480.637 115.937.962.934- Peralatan kantor 8.515.154.458 18.965.000 8.534.119.458- Kendaraan 6.473.662.771 187.554.000- 6.286.108.771 Aktiva dalam penyelesaian 491.717.152 - 491.717.152- Jumlah 216.267.712.442 6.540.445.637 411.514.000 222.396.644.079 Aset sewa pembiayaan 2.283.672.576 216.000.000 2.499.672.576- Jumlah Nilai Tercatat 218.551.385.018 6.756.445.637 411.514.000 224.896.316.655 Akumulasi penyusutan :
Hak atas tanah - - - Bangunan dan prasarana 22.928.863.953 730.619.875 23.659.483.828- Mesin dan peralatan 65.616.211.830 1.749.154.658 67.365.366.488- Peralatan kantor 7.090.634.301 111.036.088 7.201.670.389- Kendaraan 5.239.504.071 95.900.415 187.554.000 5.147.850.486 Jumlah 100.875.214.155 2.686.711.036 187.554.000 103.374.371.191 Aset sewa pembiayaan 334.864.377 114.293.242 449.157.619- Jumlah Akumulasi Penyusutan 101.210.078.532 2.801.004.278 187.554.000 103.823.528.810
(Disajikan dalam Rupiah)
14. TAGIHAN PAJAK DAN AKTIVA PAJAK TANGGUHAN
2010 2009
Pajak Pertambahan Nilai 1.443.550.929 750.856.958 Pajak Penghasilan : Pasal 22 141.506.000 62.113.145 Pasal 23 5.542.400 7.040.800 Pasal 25 5.770.824.544 2.895.298.719 Jumlah 7.361.423.873 3.715.309.622 2010 2009
PT Prasidha Aneka Niaga (Induk perusahaan saja) 1.916.577.651 1.616.620.718 PT Aneka Sumber Kencana 246.568.871 220.690.834 PT Aneka Bumi Kencana 117.541.184 111.619.171 PT Tirtha Harapan Bali 61.421.662 55.390.448 PT Surabaya Pelleting Company (dijual pada Agustus 2009) - 110.503.095 Jumlah 2.342.109.368 2.114.824.266 Penyusutan dan amortisasi yang dibebankan pada beban pokok penjualan sebesar Rp2.667.792.350 dan Rp2.508.819.965 masing-masing untuk periode yang berakhir pada tahun 2010 dan 2009. Penyusutan dan amortisasi yang dibebankan pada beban umum dan administrasi sebesar Rp260.791.672 dan Rp292.184.313 masing-masing untuk periode yang berakhir pada tahun 2010 dan 2009 (lihat Catatan 30 dan 31).
Hak atas tanah seluas 5.473 meter persegi masih dalam proses pengalihan menjadi atas nama Perusahaan dan Anak Perusahaan. Selain itu Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki Hak Guna Bangunan atas tanah di berbagai lokasi untuk periode yang berkisar dari 20 sampai 30 tahun dan dapat diperpanjang.
Aset tetap Perusahaan dan PT Aneka Coffee Industry (ACI) , Anak Perusahaan, dijadikan sebagai jaminan atas hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang yang diperoleh dari PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS) pada tahun 2010 dan 2009. Sebagai tambahan, mesin dan peralatan milik PT Aneka Sumber Kencana dan PT Lampung Sumber Kencana Pelleting Factory, Anak Perusahaan, dijadikan sebagai jaminan atas hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang yang diperoleh dari Bank DBS pada tahun 2010 dan 2009.
Aset tetap, kecuali hak atas tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar US$26.223.318 dan Rp5.586.820.000 yang berdasarkan pendapat manajemen adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aktiva yang dipertanggungkan.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 46 mengisyaratkan adanya pemisahan antara aktiva pajak kini dan aktiva pajak tangguhan. Aktiva pajak kini yang berupa tagihan pajak atas pajak penghasilan periode berjalan terdiri dari:
Sedangkan aktiva pajak tangguhan merupakan jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat adanya beda waktu yang boleh dikurangkan dan sisa kompensasi kerugian. Aktiva pajak tangguhan Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai berikut:
Berdasarkan pertimbangan manajemen, tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aktiva tetap pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009.
(Disajikan dalam Rupiah)
15. HUTANG JANGKA PENDEK
Saldo hutang-hutang tersebut adalah sebagai berikut :
2010 2009
Dalam Dolar Amerika Serikat PT Bank DBS Indonesia
(US$5.700.000 dan US$4.050.000 51.955.500.000 46.878.750.000 pada 31 Maret 2010 dan 2009)
PT. Bank Danamon Indonesia 31.902.500.000 -(US$3.500.000 pada tahun 2010)
Jumlah Hutang Jangka Pendek 83.858.000.000 46.878.750.000
Hutang jangka pendek ini dikenakan bunga tahunan yang berkisar antara :
2010 2009
% %
Dalam Dolar Amerika Serikat (Bank DBS) Cost Of Fund + 2,75 % Cost Of Fund + 2,75 %
Dalam Dolar Amerika Serikat (Bank Danamon) Cost Of Fund + 4,50 %
-16. HUTANG USAHA 2010 2009 Kopi 2.734.638.110 2.361.449.029 Karet 1.225.357.910 606.615.481 Perlengkapan pabrik 764.456.385 543.594.373 Lain-lain 139.000.065 37.826.343 Jumlah 4.863.452.470 3.549.485.226 Hutang usaha ini terutama merupakan hutang kepada pemasok atas pembelian bahan baku, perlengkapan pabrik dan lain-lain yang terdiri dari:
Hutang bank jangka pendek merupakan hutang atas fasilitas pembiayaan untuk transaksi ekspor (pre-export
financing) yang diperoleh dari PT Bank DBS Indonesia (DBS) dengan plafond sebesar US$5.000.000 pada tahun
2009 dan US$6.000.000 pada tahun 2010, yang jatuh tempo pada tanggal 15 Desember 2010 dan untuk fasilitas
Open Account Financing dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDI) dengan plafond sebesar US$5.000.000 pada
tahun 2010 yang dapat ditarik oleh perusahaan setinggi-tingginya sebesar US$4.000.000, kecuali jika diperoleh surat persetujuan dari DBS.
Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari BDI Perusahaan tidak diperbolehkan untuk, antara lain, menjual harta/kekayaan, aset tetap, menjaminkan asetnya kepada pihak ketiga, memberikan jaminan kepada pihak ketiga, menerima atau memberikan pinjaman dari/kepada bank lain/institusi keuangan atau kepada pihak lainnya, merubah sifat dari bisnis, melakukan perubahan anggaran dasar, pemegang saham, manajemen, saham dan melakukan merger atau akuisisi.
Setiap tiga bulan, perusahaan harus mempertahankan rasio lancar minimum 1,25 kali, rasio hutang terhadap ekuitas maksimum sebesar 3 kali dan rasio EBITDA terhadap kewajiban bunga dan pokok pinjaman jangaka panjang sebesar 1,25 kali.
(Disajikan dalam Rupiah)
17. HUTANG LAIN-LAIN 2010 2009
Akun ini terdiri dari :
Dividen 36.046.500 36.046.500
Cek Mundur - 625.440.000 Pembelian Aktiva Tetap - 2.798.817.192 Lain-lain 395.108.799 5.151.489 Jumlah 431.155.299 3.465.455.181
18. UANG MUKA PELANGGAN
2010 2009
Kopi 2.324.631.119 910.814.583
Lain-lain - 1.462.860.000 Jumlah 2.324.631.119 2.373.674.583 19. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
2010 2009 Gaji 451.453.219 216.657.080 Listrik,Air,Telepon 1.104.617.082 928.828.789 Bunga 647.919.557 889.831.457 Incentive Penjualan 159.900.961 112.257.552 Lain-lain 917.014.019 505.563.547 Jumlah 3.280.904.838 2.653.138.425 20. HUTANG PAJAK DAN KEWAJIBAN PAJAK TANGGUHAN
2010 2009
Pajak Pertambahan Nilai 645.549.251 1.071.452.533 Pajak Penghasilan : Pasal 21 205.310.629 141.100.914 Pasal 22 140.533.842 151.036.808 Pasal 23 7.663.175 9.433.589 Pasal 25 5.655.240.090 14.219.414.200 Pasal 4(2) Final 31.072.415 22.372.415 Jumlah 6.685.369.402 15.614.810.459 Akun ini merupakan uang muka pelanggan atas pembelian mereka.
Akun ini merupakan akun dari biaya biaya yang masih harus dibayarkan oleh perusahaan di bulan berikutnya :
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 46 mengisyaratkan adanya pemisahan antara kewajiban pajak kini dan kewajiban pajak tangguhan. Kewajiban pajak kini yang berupa hutang pajak atas pajak penghasilan periode berjalan terdiri dari:
(Disajikan dalam Rupiah)
2010 2009
PT Aneka Coffee Industry 5.445.603.293 6.551.498.326 Jumlah 5.445.603.293 6.551.498.326 21. PINJAMAN JANGKA PANJANG
Pinjaman jangka panjang terdiri dari :
2010 2009
Bank DBS Indonesia
( US$5.190.000 dan US$8.340.000 pada 47.306.850.000 96.535.500.000 tahun 2010 dan 2009 )
Jumlah 47.306.850.000 96.535.500.000
Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
(US$2.550.000 dan US$1.650.000 pada tahun 2010 dan 2009) 23.243.250.000 19.098.750.000 Jumlah pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun 23.243.250.000 19.098.750.000 Jumlah pinjaman jangka panjang 24.063.600.000 77.436.750.000 a. Fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan adalah sebagai berikut:
PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS)
Sedangkan kewajiban pajak tangguhan merupakan jumlah pajak penghasilan terhutang untuk periode mendatang sebagai akibat adanya beda waktu kena pajak (Taxable temporary differences). Kewajiban pajak tangguhan Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai berikut:
Berdasarkan Perjanjian Kredit antara Perusahaan dan bank DBS yang diaktakan dengan akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi. No.119 tanggal 18 Desember 2006, Bank DBS setuju untuk memberikan fasilitas-fasilitas sebagai berikut :
- Fasilitas kredit berjangka (Fasilitas A) dengan batas maksimum sebesar US$9.000.000, yang digunakan untuk pembiayaan kembali hutang Perusahaan dari The ADM Maculus Fund, L.P. dan Innovest Offshore Ventures Ltd. Jangka Waktu pinjaman adalah lima (5) tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 15 Desember 2011.
- Fasilitas pembiayaan pre-export (Fasilitas B) dengan batas maksimum sebesar US$5.000.000 pada,tahun 2009 dan sebesar US$6.000.000 pada tahun 2010 untuk kebutuhan modal kerja Perusahaan (Catatan 15 ).
Fasilitas kredit berjangka ini dikenakan suku bunga cost of fund dari Bank DBS ditambah dengan persentase marjin per tahun dan dibayar setiap tiga (3) bulanan.
Fasilitas pinjaman jangka panjang ini dijaminkan dengan tanah Perusahaan, bangunan dan prasarana,mesin dan peralatan piutang usaham persediaan, klaim asuransi, saldo rekening di Bank DBS, tanah yang dimiliki pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, seluruh penyertaan saham milik Perusahaan atas PT Aneka Coffee Industry, Anak Perusahaan, dan jaminan pribadi oleh Mansjur Tandiono, Made Sudharta, Jeffry Sanusi Soedargo dan H. Sjamsul Bachri Uding, masing-masing sebgai komisaris dan direksi Perusahaan. Sebagai tambahan, tanah dan mesin dan peralatan milik masing-masing PT Aneka Sumber Kencana (ASK) dan PT Lampung Sumber Kencana Pelleting Factory (LSK), Anak Perusahaan, juga dijadikan sebagai jaminan untuk fasilitas pinjaman tersebut.
Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank DBS, Perusahaan tidak diperbolehkan untuk, antara lain, melakukan penggabungan usaha atau konsolidasi, menjual aktiva tetap, menjaminkan aktivanya kepada pihak ketiga, mengubah Anggaran Dasar, pemegang saham atau manajemen, modal saham, memperoleh fasilitas pinjaman baru dari bank/lembaga keuangan lain dan membagikan deviden.
(Disajikan dalam Rupiah)
b Fasilitas pinjaman yang diperoleh PT Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan adalah sebagai berikut :
PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS)
Setiap tiga bulan, Perusahaan harus mempertahankan rasio kemampuan membayar bunga (interest coverage ratio) sebesar minimum 2 kali, rasio hutang terhadap ekuitas maksimum 1,5 kali dan rasio hutang terhadap EBITDA maksimum sebesar 2,75 kali. Disamping itu, Perusahaan juga harus mempertahankan rasio lancar sebesar minimum 100% dan nilai aktiva bersih sebesar minimum Rp125 milyar. Menurut perjanjian kredit, pembatasan keuangan di atas dapat berubah tergantung dari hasil penilaian keuangan yang dilakukan oleh dan untuk kepentingan Bank DBS atas proyeksi keuangan Perusahaan.
Sehubungan dengan Perjanjian Kredit, Perusahaan mengadakan Perjanjian Pengawasan atas Jaminan dengan Bank DBS dan PT (Persero) Superintending Company of Indonesia (Sucofindo) pada tanggal 18 Desember 2006. Berdasarkan perjanjian ini. Perusahaan dan Bank DBS menunjuk Sucofindo untuk mengawasi pergerakan barang (slab, blanket dan crumb - SIR) yang terdapat di tempat penyimpanan yang ditunjuk dengan rincian aktivitas seperti yang ditetapkan dalam perjanjian tersebut.
Pada bulan April 2007 ACI dan Bank DBS telah menyetujui suatu Perjanjian Kredit dimana Bank DBS setuju untuk memberikan fasilitas sebagai berikut :
- Fasilitas kredit berjangka dengan batas maksimum sebesar US$3.000.000, yang digunakan untuk, pembiayaan kembali hutang ACI dari BRI, Jangka Waktu pinjaman adalah lima (5) tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 19 April 2012 dan dikenakan tingkat suku bunga sebesar 8% (tetap).
Fasilitas pinjaman tersebut dijaminkan dengan Hak Tanggungan atas Sertifikat Tanah No. 588 milik ACI yang berlokasi di Trosobo, Sidoarjo dan pabrik kopi instan, pemindahan hak pemilikannya atas persediaan, piutang dan klaim asuransi, kendaraan dan mesin-mesin pabrik kopi instan.
Tanpa persetujuan terlebih dahulu dari Bank DBS, ACI tidak diperbolehkan untuk, antara lain, melakukan penggabungan usaha atau akuisisi, menjual aktiva ACI, memberikan jaminan untuk pihak-pihak lain dan menjaminkan aktivanya kepada pihak-pihak ketiga, mengubah Anggaran Dasar, pemegang saham atau manajemen, memperoleh fasilitas pinjaman baru dari bank/lembaga keuangan dan membagikan dividen.
Pada tanggal 4 Mei 2009, ACI menerima surat persetujuan dari DBS, dimana DBS menyetujui akuisisi 20.150 saham PT Indoarabica Mangkuraja (IAM) yang dimiliki oleh PT Aneka Agroprasidha dengan harga Rp12.000.000.000 dan asumsi kebwajiban IAM ke pemegang saham dengan jumlah maksimum sebesar Rp7.955.253.323 dengan syarat dan ketentua sebagai berikut :
1. Pembayaran dimuka sebesar USD300.000 dipotong dari angsuran yang paling terakhir, pada saat penandatanganan perjanjian amandemen fasilitas perbankan.
2. Perubahan angsuran pokok : (i) mulai quarter ke-3 tahun III pinjaman (Januari 2010) sampai dengan quarter ke-2 tahun IV pinjaman (Oktober 2010) dari semula USD150.000 , menjadi USD 250.000 dan (ii) quarter ke-3 tahun IV pinjaman (Januari 2011) menjadi sebesar USD200.000 (angsuran terakhir).
Pada tanggal 31 Maret 2010, 19 Mei 2009 dan 5 November 2009, ACI menerima surat persetujuan dari DBS, dimana DBS menyetujui proposal ACI untuk membayar dividen kas dengan jumlah masing-masing sebesar Rp18 milyar pada tahun 2010 dan Rp15 milyar dan Rp5 milyar pada tahun 2009.
Perjanjian fasilitas ini juga menyatakan beberapa pembatasan, antara lain, untuk mempertahankan rasio keuangan tertentu seperti rasio kemampuan membayar bunga (interest coverage ratio) minimum 200%, rasio hutang terhadap ekuitas maksimum sebesar 150%, rasio hutang terhadap EBITDA maksimum sebesar 225%, rasio lancar minimum 100%, nilai aset bersih sebesar minimum Rp75 milyar.
(Disajikan dalam Rupiah)
22. KEWAJIBAN SEWA PEMBIAYAAN
Tahun 2010 2009 2010 378.602.975 -2011 311.913.300 748.951.012 2012 311.913.300 463.652.000 2013 78.143.475 8.498.500 Jumlah 1.080.573.050 1.221.101.512
Dikurangi bagian bunga 122.838.968 128.520.168 Nilai tunai pembayaran pembiayaan minimum 957.734.082 1.092.581.344 Dikurangi kewajiban sewa pembiayaan yang jatuh
tempo dalam satu tahun 319.099.032 671.085.511 Kewajiban sewa pembiayaan jangka panjang 638.635.050 421.495.833 23. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA KARYAWAN
24. KELEBIHAN NILAI BUKU ATAS BIAYA PEROLEHAN ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI - BERSIH
Kelebihan nilai buku atas biaya perolehan Anak Perusahaan yang dikonsolidasi terdiri dari :
2010 2009
PT. Aneka Sumber Kencana 2.099.456.076 2.099.456.076 PT Aneka Bumi Kencana 783.414.230 783.414.230 PT Tirtha Harapan Bali 583.458.153 583.458.153 PT Surabaya Pelleting Company (dijual pada Agustus 2009) - 554.523.372 PT Lampung Sumber Kencana Pell.Fact. 439.666.240 439.666.240
Jumlah 3.905.994.699 4.460.518.071
Dikurangi akumulasi amortisasi 3.173.620.693 3.401.145.030 Bersih 732.374.006 1.059.373.041 Amortisasi yang dibebankan pada usaha sebesar Rp48.824.934 dan Rp55.756.476,- pada tahun 2010 dan 2009. Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, akrual yang dicatat sebagai kewajiban adalah sebesar Rp17.628.068.638 dan Rp14.322.495.599 dan untuk dasar penghitungan awal tahun pada Perusahaan dan anak perusahaan dilakukan oleh PT. Dian Artha Tama, aktuaris independen untuk kewajiban tanggal 31 Desember 2009 dan 2008. Perusahaan dan Anak Perusahaan mengadakan perjanjian sewa pembiayaan untuk pembelian aset tetap yang berakhir pada berbagai tanggal dengan hak opsi untuk membeli aset sewa pembiayaan tersebut pada akhir masa sewa pembiayaan.
Pembayaran angsuran atas hutang pokok dan bunga berdasarkan perjanjian sewa pembiayaan diatas adalah sebagai berikut: