• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN PENSTABIL TEGANGAN PADA GENERATOR SINKRON 3 PHASE AKIBAT FLUKTUASI BEBAN DENGAN METODE PI - FUZZY LOGIC CONTROLLER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANG BANGUN PENSTABIL TEGANGAN PADA GENERATOR SINKRON 3 PHASE AKIBAT FLUKTUASI BEBAN DENGAN METODE PI - FUZZY LOGIC CONTROLLER"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PLN

Mikro

kontroler DAC TCA 785 AC-DC

KONVERTER GENERATOR LOAD

SENSOR TEGANGAN

RANCANG BANGUN PENSTABIL TEGANGAN PADA GENERATOR SINKRON 3 PHASE AKIBAT FLUKTUASI BEBAN DENGAN METODE PI - FUZZY LOGIC CONTROLLER

David Chandra Septianto, Ainur Rofiq Nansur2,Endro Wahjono3 1

Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri, 2,3 Dosen PENS-ITS Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Telp (+62) 031-59447280 .Fax (+62) 031-5946114

e-mail: dc8171@Gmail.com

ABSTRAK

Tegangan yang kontinyu pada suatu sistem baik skala kecil, menengah, ataupun besar sangat diperlukan, untuk menjaga kestabilan tersebut diperlukan suatu kontrol yang handal pada sistem AVR (automatic voltage regulator) pada generator. Dengan kondisi beban yang berubah-ubah maka tegangan yang di bangkitkan oleh generator akan mengalami perubahan, hal ini yang tidak diinginkan pada sistem pembangkit, untuk mengatasi kondisi yang demikian diperlukan pengaturan penguatan (eksitasi) pada generator. Penyearah yang digunakan pada rangkaian penguatan menggunakan penyerah semi-terkontrol penuh 1 fasa dengan menggunakan rangkaian penyulutan IC TCA 785 yang digunakan untuk mengatur besarnya teganagn keluaran penyearah sesuai dengan se- point tegangan. Untuk mengendalikan besarnya penyulutan IC TCA 785 diperlukan pengaturan, yaitu dengan menggunakan metode PI-FUZZY Logic Controller. Dengan menggunakan metode kontrol PI-FUZZY kestabilan tegangan akan tetap terjaga pada tegangan set-point 380 Volt, sehingga kerugian daya dapat ditekan, mengurangi kerusakan, umur lebih panjang, peralatan pada beban efisien dan lebih ekonomis. Diharapkan dengan pembuatan alat ini dapat mempermudah untuk menjaga tegangan keluaran generator tetap konstan.

Kata kunci : Penyearah Semi Terkontrol 1Fasa , Eksitasi, PI-FUZZY Controller

1. PENDAHULUAN

Generator merupakan alat penghasil tenaga listrik yang dihasilkan dari perubahan energi gerak menjadi energi listrik. Dimana tenaga listrik tersebut digunakan sebagai sumber tegangan untuk menyuplai beban, baik beban tetap maupun beban berubah. Dimana perubahan beban tersebut memberikan efek yang dapat mempengaruhi tegangan keluran dari generator.

Perubahan tegangan keluaran generator dipengaruhi oleh perubahan arus eksitasi pada kumparan medan. Yang mana nantinya tegangan keluaran generator akan berubah seiring perubahan arus eksitasi pada kumparan medan. Oleh karena itu di buat suatu alat yang bisa digunakan untuk menaikkan atau menurunkan arus eksitasi generator, sehinggga tegangan keluaran generator akan tetap konstan meskipun dalam keadaan beban tetap maupun beban berubah. Alat ini dinamakan AVR (Automatic Voltage Regulator). Metode yang digunakan

sebagai kontrol alat ini adalah PI-FUZZY logic controller.

2. KONFIGURASI SISTEM

Gambaran umum dari prinsip kerja penstabil tegangan rancang bangun penstabil tegangan pada generator sinkron 3 phase akibat fluktuasi beban dengan PI – FUZZY ditunjukkan pada gambar 3.1.

Gambar 2.1 Konfigurasi Sistem Sistem pengoperasian pada rangkaian

(2)

D1 D0 D2 D3 D4 D5 D6 D7 2R 2R 2R 2R 2R 2R 2R 2R 2R R R R R R R R GND Vout

telah ditentukan sejak awal, maka mikrokontroler akan mengolah serta menghasilkan sinyal output yang berupa sinyal digital. Namun karena sistem pada rangkaian tersebut hanya dapat beroperasi pada sinyal analog maka sinyal tersebut dikonversikan menjadi sinyal analog dengan menggunakan rangkaian DAC. Dengan demikian rangkaian pembangkit pulsa dapat melakukan penyulutan SCR pada rangkaian semikonvereter.

Dari penyulutan SCR pada rangkaian semikonnverter tersebut, maka dihasilkan sebuah tegangan untuk eksitasi generator. Dari tegangan keluaran generator dideteksi oleh rangkaian sensor tegangan yang dihubungkan mikrokontroler sebagai feedback, Dengan demikian kita dapat mengetahui tegangan keluaran generator, apakah sesuai dengan nilai setpoint atau belum.

2.1 PERENCANAAN LETAK KOMPONEN Secara garis besar sistem rangkaian ini terdiri atas dua bagian, yaitu: bagian yang berhubungan dengan daya tegangan dengan arus yang besar serta rangkaian yang berhubungan dengan daya tegangan dengan arus yang kecil, dimana dalam rangkaian ini adalah merupakan rangkaian kontrol. Setiap komponen memiliki jenis karakteristik yang berbeda-beda terutama pada nilai temperatur atau suhu. Oleh karena itu operasi dari rangkaian semikonverter tersebut akan bergantung pada suhu yang mendisipasikan panas yang ditimbulkan oleh arus yang melewati SCR. Sehingga pada rating arus yang besar, panas yang ditimbulkan bisa mencapai harga yang tinggi.

Dari hal tersebut, maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang dapat menurunkan kerja atau fungsi dari masing-masing rangkaian. Perencanaan letak dari rangkaian kontrol sudut penyulutan diletakkan secara terpisah dengan rangkaian yang tergolong pada sistem kerja daya yang tinggi. Dengan demikian metode perencanaan letak komnponen seperti ini dapat meningkatkan faktor keamanan dari masing-masing rangkaian.

2.1.1 DAC ( Digital Analog Converter ) Seperti pada sistem pengaturan tegangan eksitasi dari generator AC, D/A konverter mengubah setiap konfigurasi logika input digital kedalam tegangan analog output dengan perbandingan tertentu. Jenis DAC yang digunakan adalah jenis R-2R.

R-2R dapat memiliki 8 bit input yang sesuai sehingga dapat dihubungkan secara langsung. Range tegangan output dari DAC dapat diatur sesuai dengan rangkaian op-amp sesuai kebutuhan.

Proses konversi pada prinsipnya menggunakan metode resistor pembagi tegangan atau bisa disebut R-2R ladder, dimana tegangan outputnya akan memiliki nilai yang presisi. Struktur dasar terdiri dari resistor pembagi tegangan dan dikuatkan oleh rangkaian Operasional Amplifier, seperti pada Gambar berikut :

Gambar 2.2 : Rangkaian R-2R LADDER

2.1.1 RANGKAIAN DRIVER IC TCA 785

Rangkaian driver berfungsi sebagai pembangkit pulsa dari rangkaian Ac to Dc Semiconverter 1Φ, pengaturan Ac to Dc semi converter terletak pada potensiometer yang akan dikontrol melalui rangkaian DAC. Pengontrolan dengan menggunakan IC TCA 785 akan diperoleh keuntungan sebagai berikut :

1. Penetapan titik nol lebih pasti

2. Pengaturan sudut penyulutan dari 0°-120° 3. Daerah pemakaian yang lebih luas

4. Arus kerja yang relatif kecil 250 sampai dengan 400mA

5. Tegangan kerja 15 Volt

6. Dapat digunakan untuk kontrol tiga phasa (3Φ)

(3)

Untuk penyearah gelombang 1Ф yang terkontrol, karena input dari tegangan jala-jala mempunyai beda fase 180° maka dibutuhkan pulsa penyalaan yang mempunyai beda phase 180° untuk setiap siklus tegangan positif dan negatif. Hal ini dapat diatasi dengan cara mengambil tegangan input dari singkronisasi IC diatas ( terdapat pada kaki no 5 ). Rangkaian pembangkit pulsa untuk penyearah 1Ф gelombang penuh dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut ini dengan menggunakan IC TCA785.

Gambar 2.3 konfigurasi IC TCA785

2.1.3 AC TO DC SEMI CONVERTER 1Φ Ac to Dc Semiconverter 1Φ dirancang untuk bekerja sebagai penyearah gelombang terkontrol yang akan menyearahkan tegangan sumber satu phasa untuk mensuplai motor dc penguat terpisah. Rangkaian Ac to Dc Semiconverter 1Φ membentuk jembatan penyearah dengan dua buah komponen SCR dan dua buah dioda yang terpasang secara berseberangan.

Dalam menentukan pemasangan sumber tegangan bolak–balik, perlu diperhatikan pemasangan SCR yang bekerja pada daerah siklus tegangan input yang sama, karena bila tidak sesuai maka rangkaian semiconverter tersebut tidak dapat bekerja. Dalam pemasangan SCR1 dan Dioda4 yang dipasang secara seri dihubungkan pada sumber 1Φ, sedangkan SCR3 dan Dioda4 yang terpasang secara seri dihubungkan dengan pada phasa netral. Seperti yang terdapat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Rangkaian Semikonverter 2. PENGUJIAN DAN ANALISA

3.1. Pengujian ADC ( Analog to Digital Converter )

Dalam pengujian program ADC dan DAC bertujuan untuk mencoba program pengambilan data melalui ADC dan ketelitian program ADC tersebut untuk mengkonversi data analog menjadi data digital. Pengujian ini dilakukan dengan cara memberikan masukan pada ADC internal mikrokontroler ATmega16 pada channel nol berupa tegangan analog dengan nilai maksimal sama dengan Vreff yaitu sebesar 5 Volt DC. Tegangan analog berasal dari keluaran sensor tegangan menggunakan rangkaian potensiometer yang berfungsi untuk mengatur level tegangan analog yang masuk ke Port ADC channel 0. Tabel 3.1 Hasil pengujian ADC ( Analog to

Digital Converter )

No Teg.

Input ADC (volt)

Output ADC Dec. Teg. (volt) 1 0.00 0.00 0.00 2 0.50 25 0.49 3 1.00 50 0.98 4 1.50 76 1.49 5 2.00 102 2.00 6 2.50 128 2.51 7 3.00 151 2.98 8 3.50 178 3.49 9 4.00 204 4.00 10 4.50 227 4.45 11 5.00 255 4.98 20 4.75 243 4.76

(4)

Gambar 3.1 Grafik Hasil pengujian ADC 3.2 Pengujian DAC ( Digital to Analog

Converter )

Pengujian DAC bertujuan untuk mengkonversi data digital dari mikrokontroller menjadi data analaog sebagai input dari TCA785. Tegangan keluaran dari DAC dengan range 0 – 5V dikuatkan 3x menjadi 0 – 15V, penguatan tegangan DAC ini bertujuan untuk memperoleh tegangan yang sesuai sebagai input

IC TCA785. Pada tabel 3.2 menunjukkan data hasil pengujian DAC

dengan penguatan

Tabel 3.2 Hasil pengujian DAC Tanpa Penguatan

.

Gambar 3.2Rangkaian R-2R

Gambar 3.3 Grafik DAC Tanpa Penguatan

Dari grafik diatas dapat kita ketahui bahwa tegangan output secara teori linier terhadap data tegangan output secata praktek, hal ini menunjukkan bahwa rangkaian sudah bisa bekerja dengan baik.

0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 V I n Vo

Grafik ADC

0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 V o u t p r a k t e k V_out Teori

Grafik DAC tanpa penguatan

Input DAC Tegangan Output Praktek ( Volt ) Tegangan Output Teori ( Volt ) 0000 0000 0 0 0000 0001 0.06 0.0588 0000 0011 0.18 0.1764 0000 0111 0.42 0.4116 0000 1111 0.88 0.882 0001 1111 1.82 1.8228 0011 1111 3.71 3.7044 0111 1111 7.46 7.4676 1111 1111 15.05 15

(5)

Gambar 3.4 Grafik DAC Dengan Penguatan

3.3 Pengujian Rangkaian Keseluruhan Pada pengujian ini dilakukan pengujian plant secara close loop, dimana pada percobaan ini tegangan output diharapkan dapat tetap konstan pada saat beban berubah, perubahan tegangan tersebut harus berubah secara otomatis sesuai dengan program yang ada pada alat tersebut. Beban yang digunakan pada percobaan ini yaitu RL load 3 fasa dengan memakai 5x step yang mempunyai daya maksimum 1,435Kw. Pada tabel 4.4.1 akan ditampilkan data dari hasil pengujian secara closeloop dengan range beban mulai dari 0x step sampai 5x step.

Tabel 3.3. Tabel Hasil Pengujian Closeloop

Gambar 3.5 Pengujian Tegangan Output tanpa Beban

Gambar 3.6 Pengujian Tegangan Output Beban 196,67 W

Gambar 3.7 Pengujian Tegangan Output Beban 491,04 W 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 v_out teori

Grafik DAC dengan penguatan 3x

0 2 4 6 0 5 10 15 V o u t p u t TimeSampling (ms)

Respon Tegangan output Tanpa Beban 0 5 0 5 10

V

o

u

t

p

TimeSampling(ms)

Grafik respon tegangan output

beban 196,67 W -2 0 2 4 6 0 5 10 15 V O u t p u t

TimeSampling (ms)

Grafik respon tegangan output

beban 491,04 W BEB AN Vout Generat or (Vac) Time (S) Arus Eksita si (A) Vout Eksitasi (Vdc) Arus Beban (A) DAYA (W) 1 378,5 2.08 1,26 51 0,3 196,67 2 378 3.58 1,28 52 0,75 491,04 3 377,4 4.47 1,3 53 1,25 817,1 4 377,6 1.42 1,325 55 1,7 1110 5 377,6 3.86 1,35 55 2,2 1435 4 376,9 1.66 1,32 55 1,67 1097 3 377,8 2.89 1,29 52 1.26 823,2 2 377,8 2.24 1,25 51,9 0.73 488,1 1 379,1 2.14 1,25 51,9 0.32 200,1 0 381 1.11 1,2 51 0 0

(6)

Gambar 3.8 Pengujian Tegangan Output Beban 817,1 W

Gambar 3.9 Pengujian Tegangan Output Beban 1,11Kw

Gambar 3.10 Pengujian Tegangan Output Beban 1.435 Kw

3.4 KESIMPULAN

Dari perencanaan dan pembuatan sistem kemudian dilakukan pengujian software dan beberapa analisa dari metode yang digunakan ternyata dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Pada uji coba generator sinkron 3 keadaan open loop apabila dibebani tegangan akan semakin menurun seiring penambahan beban.

2. Hasil dari proses pengontrolan sangat bergantung pada kualitas dari sensor tegangan, hal ini dikarenakan nilai feed

back dari sistem sangat mempengaruhi proses kalkulasi sinyal kontrol.

3. Hasil dari proses pengontrolan sangat bergantung pada kualitas dari sensor tegangan, hal ini dikarenakan nilai feed back/present value dari sistem sangat mempengaruhi proses kalkulasi sinyal kontrol.

4. Pada saat generator dijalankan pada tegangan 380 volt dan diberi beban sebesar 0,8 A tegangan generator turun, namun setelah kontrol PI-FUZZY diberikan generator berupaya kembali menuju setting point meskipun terjadi overshoot saat optimalisasi.

5. Proses kalibrasi data pada ADC dan DAC serta penguatan tegangan yang diberikan sangat menentukan performa dari sistem. 6. Pada kontrol PI-FUZZY sangat sensitif

terhadap ganguan atau noise sehingga mudah sekali berubah-ubdah dalam menetukan parameter

7. Mempunyai kemampuan mengakuisisi pengetahuan walaupun dalam kondisi ada gangguan dan ketidakpastian.

3.5 Saran

Dengan pengaturan arus medan tersebut diharapkan agar dapat mengoptimalkan kerja dari generator 3Ф dengan energi (arus) seminimal mungkin atau tetap menjaga supaya kecepatan pada motor tetap konstan dan juga dengan pengaturan pada arus torsi diharapkan mampu memperbaiki overshoot pada saat start awal. Untuk pengembangan lebih lanjut hendaknya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Pada proses kontrol diperlukan suatu sensor dengan performa yang baik, sehingga dapat memberikan respon yang baik pula. Untuk pengembangan lebih lanjut penulis berharap digunakan sensor dengan performa yang baik dan stabil.

2. Pada proses kontrol diperlukan suatu sensor dengan performa yang baik, sehingga dapat memberikan respon yang baik pula. Untuk pengembangan lebih lanjut penulis berharap digunakan sensor dengan performa yang baik dan stabil.

3. AC-DC Converter memiliki kemampuan yang baik untuk melakukan proses kontrol dengan tingkat ketelitian dan kecepatan yang tinggi. Pada proyek akhir ini performa AC-DC Converter sudah cukup baik, namun masih perlu dikembangkan pada sisi 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415 V o u t p u t TimeSampling (ms) Grafik Respon tegangan output

beban 817,1 W 0 2 4 6 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

v

o

u

t

p

TimeSampling (ms)

Grafik Respon tegangan output

beban 1.11 KW -2 0 2 4 6 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516 V o u t p u t Timesampling (ms) Grafik Respon tegangan output

(7)

teknik pemrograman AC-DC karena hal tersebut sangat berpengaruh pada performa sisitem secara keseluruhan.

3.6 DAFTAR PUSTAKA

[1.] Sumanto,MA, “Mesin Arus Searah”, Andi Offset, Yogyakarta, 2001 [2.] D. Petruzella, Frank, ”Elektronik

Industri”, Andik, Yogyakarta, 2001 [3.] Susanto, A.T., ”Implementasi Buck

Converter Dan Sensor Hall Effect Pada Kursi Roda Elektrik Delengkapi Dengan Autobreak System Berbasis Fuzzy Logic Controller” Tugas Akhir, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, 2007

[4.] D.kaehler, Steven, ”FUZZY LOGIC-AN INTRODUCTION”

[5.] Sudjarwadi, Y. D., ”Aplikasi Pengendali Logika Fuzzy Pada Sistem Permukaan Air Berbasis Mikrokontroler AT89C51”, Tugas Akhir, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2002

[6.] Hudallah, N., ”Kendali Logika Fuzzy Untuk Mengatur Kecepatan Motor DC Tinjauan Pada Pengaruh Penalaan Fungsi Keanggotaan”, Thesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2002

[7.] Oghata Katsuhiko, ”Modern Control Engineering”, Practice Hall International, 2002

[8.] Chairuzzani dkk, ”Kontroler”, Penerbit Erlangga, 1998

Gambar

Gambar 2.1 Konfigurasi Sistem   Sistem  pengoperasian  pada  rangkaian
Gambar 2.2 : Rangkaian R-2R LADDER
Tabel 3.1 Hasil pengujian ADC ( Analog to  Digital Converter )
Gambar 3.2 Rangkaian R-2R
+2

Referensi

Dokumen terkait