• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 instrumen standar isi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "1 instrumen standar isi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

INSTRUMEN STANDAR ISI

Supervisi, Monitoring, dan Evaluasi

SMP-SEKOLAH STANDAR NASIONAL (SSN)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DIREKTORAT PEMBINAAN SMP

JAKARTA, TAHUN 2010

1

(2)

I.

STANDAR ISI

N

O KOMPONEN ASPEK

INDIKATOR SNP

N

O

.

ITEM PERTANYAAN/PERNYATAAN SNP (IKKM)

S

1. Isi muata kurikulum: (1) Mata Pelajaran., (2) Muatan Lokal.,

(3) Kegiatan Pengembangan Diri., (4) Pengaturan Beban Belajar, (5) Ketuntasan Belajar,

(6) Kenaikan Kelas dan Kelulusan, (7) Pendidikan Kecakapan Hidup,

(8) Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (9) Dan lainnya

1 Isi Kurikulum SNP yang dilaksanakan sekolah terdiri

dari muatan: a. 8-9 muatan b. 6-7 muatan c. 5-6 muatan d. < 5 muatan

2. Jumlah atau jenis panduan pelaksanaan Muatan kurikulum sekolah, yaitu panduan:

(1) Mata Pelajaran., (2) Muatan Lokal.,

(3) Kegiatan Pengembangan Diri., (4) Pengaturan Beban Belajar, (5) Ketuntasan Belajar,

(6) Kenaikan Kelas dan Kelulusan, (7) Pendidikan Kecakapan Hidup,

(8) Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (9) Dan lainnya

2 Dalam pengembangan/penyusunan kurikulum SNP

terdapat panduan pelaksanaan muatan, dalam tahun terakhir yaitu memenuhi:

a. 8 panduan muatan b. 6-7 panduan muatan c. 5-6 panduan muatan d. < 5 panduan muatan

2.

Prinsip Pe- ngem-bangan Kuriku-lum

1. Prinsip/keharusan melibatkan/bersama pihak-pihak terkait (Guru serumpun, MGMPS, MGMPK, PT, LPMP, Dinas Pendidikan, JarKur, Komite Sekolah, dll)

3 Pengembangan KURIKULUM SNP di sekolah

dilaksanakan dengan prinsip / keharusan melibatkan: a. ≥ 8 lembaga

b. 5-7 lembaga c. 2-4 lembaga

d. Dilaksanakan sendiri/tidak melibatkan

2. Prinsip/keharusan mengacu pada standar kompetensi lulusan dan standar isi dengan pedoman: panduan KURIKULUM, UUSPN 20/2003, PP 19/2005, Permen 22/2006, Permen 23/2006, Panduan KURIKULUM, dll

4 Pengembangan KURIKULUM SNP di sekolah

dilaksanakan dengan berpedoman kepada: a. ≥ 5 pedoman

b. 3-4 pedoman c. 1-2 pedoman d. Tidak berpedoman

1. Prinsip umum yang harus dipergunakan adalah mengacu kepada :

(1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan siswa dan lingkungannya.

(2) Beragam dan terpadu.

(3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

(4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan. (5) Menyeluruh dan berkesinambungan. (6) Belajar sepanjang hayat,

5 Prinsip-prinsip umum yang dipergunakan oleh sekolah

dalam pengembangan KURIKULUM SNP antara lain: a. 7 prinsip

(3)

pengembangan KURIKULUM SNP di sekolah dalam tahun terakhir:

a. 90-100 % b. 80-89 % c. 70-79 % d. < 70 %

4. Prinsip multi strategi dalam pengembangan kurikulum SNP melalui:

(1) Workshop/seminar orientasi, sosialisasi, dan pemahaman SKL, SI, dan lainnya yang relevan

(2) Workshop pengembangan/penyusunan kurikulum (3) Validasi hasil penyusunan KURIKULUM

(4) Workshop review dan penyempurnaan

(5) Pendokumentasian hasil akhir penyusunan KURIKULUM

7 Strategi, cara, dan mekanisme pengembangan

KURIKULUM yang dilakukan dalam tahun terakhir melalui kegiatan:

a. 5 kegiatan b. 4 kegiatan c. 3 kegiatan d. 1-2 kegiatan

8 Tingkat keberhasilan kegiatan pengembangan

KURIKULUM dalam tahun terakhir:: a. 90-100 %

b. 80-89 % c. 70-79 % d. < 70 % 3. Prinsip

Pelak-sanaan kuriku-lum

1. Prinsip-prinsip umum dalam pelaksanaan kurikulum SNP dalam bentuk pengajaran adalah:

(1) Siswa harus mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis, dan menyenangkan.

(2) Menegakkan 5 pilar belajar

(3) Siswa mendapatkan layanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan ataupercepatan.

(4) Suasana hubungan siswa dan guru yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat.

(5) Menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. (6) Mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya, serta

kekayaan daerah.

(7) Diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan.

(8) Penggunaan multimedia dalam pelaksanaan kurikulum

9 KURIKULUM SNP yang akan

dilaksanakan/diimplementasikan dalam pembelajaran berdasarkan pada prinsip-prinsip umum:

a. 7-8 prinsip b. 5-6 prinsip c. 3-4 prinsip d. 1-2 prinsip

2. Ketersediaan referensi/pedoman/acuan/sumber daya umum 10 Ketersediaan referensi/pedoman/acuan/sumber daya

umum untuk implementasi prinsip-prinsip pelaksanaan KURIKULUM SNP di sekolah dalam tahun terakhir: a. 90-100 %

(4)

2 Struktur

Kuriku-lum Pendi-dikan Umum

1. Struktur kurikul-um

1. Isi/muatan struktur kurikulum SNP dan penyusunannya: a. Memiliki struktur kurikulum yang memuat 10 mata

pelajaran umum dengan alokasi waktu (jumlah jam per mapel) tiap mapel

b. Memiliki struktur kurikulum yang ditambah dengan muatan lokal dan alokasi waktunya

c. Penyusunan muatan lokal yang melibatkan berbagai pihak

d. Memiliki struktur kurikulum yang memuat program pengembangan diri.

e. Penyusunan program pengembangan diri yang melibatkan berbagai pihak

f. Memiliki struktur kurikulum yang memuat Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL)

g. Penyusunan PBKL melibatkan berbagai pihak

11 Isi/muatan dalam struktur KURIKULUM SNP minimal

adalah:

a. 6-7 muatan b. 4-5 muatan c. 2-3 muatan d. 1 muatan

2. Ketersediaan referensi umum 12 Ketersediaan referensi umum sebagai panduan dalam

pembuatan struktur KURIKULUM di sekolah dalam tahun terakhir::

a. 90-100 % b. 80-89 % c. 70-79 % d. < 70 %

3. Keterlaksanaan program muatan lokal 13 Keterlaksanaan program muatan lokal di sekolah

dalam tahun terakhir: a. 90-100 %

b. 80-89 % c. 70-79 % d. < 70 %

4. Keberadaan program pengembangan diri 14 Keberadaan program pengembangan diri di sekolah

bersifat ekstrakurikuler dalam tahun terakhir: a. ≥ 5 program

b. 3-4 program c. 1-2 program d. Tidak ada

15 Keberadaan program pengembangan diri di sekolah

bersifat layanan konseling dalam tahun terakhir: a. ≥ 5 program

b. 3-4 program c. 1-2 program d. Tidak ada

5. Keterlaksanaan program pengembangan diri 16 Keterlaksanaan program pengembangan diri bersifat

ekstrakurikuler di sekolah dalam tahun terakhir: a. 90-100 %

(5)

17 Keterlaksanaan program pengembangan diri bersifat

layanan konseling di sekolah dalam tahun terakhir: a. 90-100 %

b. 80-89 % c. 70-79 % d. < 70 %

6. Keberadaan program PBKL 18 Keberadaan program PBKL di sekolah dalam tahun

terakhir:

a. ≥ 5 program b. 3-4 program c. 1-2 program d. Tidak ada

7. Keterlaksanaan program PBKL 19 Keterlaksanaan program PBKL di sekolah dalam tahun

terakhir: a. 90-100 % b. 80-89 % c. 70-79 % d. < 70 % 2.

Standar dan kompe-tensi dasar

1. Penjabaran SK dan KD mata pelajaran SNP: untuk 10 mata pelajaran pokok yaitu: Pendidikan Agama, PKn, Bhs Indonesia, Bhs Inggris, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, dan TIK/Keterampilan

20 Sekolah menjabarkan mata pelajaran dalam SK dan KD

dengan benar dan sesuai Permendiknas No 22/2006, yaitu untuk:

a. 10 mata pelajaran b. 7-9 mata pelajaran c. 4-6 mata pelajaran

d.

≤ 3 mata pelajaran

2. Memiliki dokumen standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) untuk setiap mata pelajaran/program pendidikan lain: Muatan Lokal

21 Sekolah menjabarkan mata pelajaran dalam SK dan KD

dengan benar untuk mata pelajaran Muatan Lokal: a. Ya

b. Tidak

3. Memiliki dokumen standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) untuk setiap mata pelajaran/program pendidikan lain: PBKL,

22 Sekolah menjabarkan mata pelajaran dalam SK dan KD

dengan benar untuk mata pelajaran PBKL: a. Ya

b. Tidak

3 Beban

belajar 1.Tatap muka

1. Penerapan kegiatan pembelajaran sesuai dengan ketentuan beban belajar yaitu dengan 3 ketentuan tatap muka:

(1) Satu jam pembelajaran tatap muka berlangsung selama 40 menit.

(2) Jumlah jam pembelajaran per minggu minimal 32 jam. (3) Junlah minggu efektif per tahun minimal 34 minggu.

23 Beban belajar di sekolah dilaksanakan melalui:

a. Tiga (3) cara, yaitu: tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur b. Dua (2) cara

c. Satu (1) cara

d. Tidak sesuai dengan Permendiknas No 22/2006

24 Penerapan pembelajaran mengacu kepada ketentuan

tatap muka, yaitu: a. Tiga (3) ketentuan b. Dua (2) ketentuan c. Satu (1) ketentuan

(6)

2.

Penugasan terstruktur

1.

Pemberian tugas-tugas terstruktur kepada siswa digunakan untuk :

(1) Mencapai standar kompetensi minimal nasional. (2) Mendalami materi ajar.

25 Mata pelajaran SNP keseluruhan yang berisi program

penugasan terstruktur: a. (76-100)%

b. (51-75)% c. (26-50)% d. < 26 %

26 Keberadaan/pencantuman tujuan pemberian

penugasan terstruktur dari seluruh mapel SNP adalah: a. (76-100)%

1. Program kegiatan mandiri/tidak terstruktur :

a. Merupakan kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi oleh siswa.

b. Dirancang g uru untuk mencapai kompetensi tertentu. c. Waktu penyelesaiannya diatur oleh siswa sendiri.

d. Waktu kegiatan bagi siswa maksimal sesuai dengan ketentuan beban belajar pada tingkat SMP

27 Sekolah memiliki program kegiatan mandiri/tidak

terstruktur pada mata pelajaran SNP memenuhi ketentuan-ketentuan:

a. 4 buah b. 3 buah c. 2 buah

d. 1 buah/tidak ada

2. Keberadaan program tidak terstruktur mapel SNP 28 Mata pelajaran SNP keseluruhan yang berisi program

penugasan mandiri / tidak terstruktur adalah: a. (76-100)%

b. (51-75)% c. (26-50)% d. < 26 %

3. Keberadaan tujuan program tidak terstruktur mapel SNP 29 Keberadaan/pencantuman tujuan pemberian

penugasan mandiri / tidak terstruktur dari seluruh mapel SNP adalah:

a. (76-100)%

Pengembangan KTSP memenuhi ketentuan-ketentuan :

(1) Berdasarkan kerangka dasar kurikulum, standar kompetensi, dan panduan penyusunan kurikulum.

(2) Di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan yang bersangkutan untuk SMP.

(3) Sesuai dengan potensi daerah, sosial budaya masyarakat, dan siswa.

(4) Dilakukan bersama Komite Sekolah.

(5) Disahkan oleh Dinas Pendidikan kab/kota untuk SMP

30 Dalam mengimplementasikan penyusunan mapel SNP,

maka dilakukan dengan memenuhi ketentuan-ketentuan:

a. 4-5 ketentuan b. 3 ketentuan c. 2 ketentuan

d. 1 ketentuan atau tidak sama sekali

31 Jumlah atau perentase isi KTSP yang memenuhi

beberapa ketentuan dalam pengembangan adalah: a. (76-100)%

(7)

2.

Pe-ngem-bangan Silabus

1. Ketentuan penyusunan silabus mapel SNP adalah:

 Penyusun/pengembang silabus mapel SNP: guru sendiri, MGMP sekolah, MGMP di luar sekolah. Dinas Pendidikan , pihak lain seperti: Puskur, Dit. PSMP, dsb

 Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Permendiknas No 22/2006

 Disahkan sesuai dengan ketentuan

 Sesuai dengan kondisi dan kemampuan sekolah  Penggunaan referensi, buku, dan pendukung relevan

32 Sekolah dalam mengembangkan silabus dari seluruh

mata pelajaran SNP dilakukan memenuhi ketentuan-ketentuan:

a. 4-5 ketentuan b. 3 ketentuan c. 2 ketentuan

d.

1 ketentuan atau tidak ada

2. Penggandaan dan kepemilikian silabus mapel SNP didistribusikan kepada:

 Guru yang bersangkutan  Kepala sekolah/sekolah  Dinas Pendidikan Kab/Kota  Lainnya yang memerlukan

33 Keberadaan dan penggandaan silabus dari semua

mapel SNP memenuhi: a. ≥ 3 jenis

b. 2 jenis c. 1 jenis d. Tidak ada

1. Pendokumentasian silabus mapel SNP oleh sekolah:  Bentuk cetakan

 Bentuk file

 Oleh semua pihak terkait

34 Pendokumentasian silabus mapel SNP oleh sekolah

memenuhi ketentuan:

a. 3 ketentuan

b. 2 ketentuan

c. 1 ketentuan

d.

Tidak ada

3.

Pengemba ngan RPP

1. Ketentuan penyusunan RPP mapel SNP adalah:

 Penyusun/pengembang silabus mapel SNP: guru sendiri, MGMP sekolah, MGMP di luar sekolah. Dinas Pendidikan , pihak lain seperti: Puskur, Dit. PSMP, dsb

 Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Permendiknas No 22/2006

 Dikembangkan berdasarkan silabus masing-masing mapel  Disahkan sesuai dengan ketentuan

 Sesuai dengan kondisi dan kemampuan sekolah  Penggunaan referensi, buku, dan pendukung relevan

35 Sekolah dalam mengembangkan RPP dari seluruh mata

pelajaran SNP dilakukan memenuhi ketentuan-ketentuan:

a. 4-6 ketentuan b. 3 ketentuan c. 2 ketentuan

d. 1 ketentuan atau tidak ada

2. Penggandaan dan kepemilikian RPP mapel SNP didistribusikan kepada:

 Guru yang bersangkutan  Kepala sekolah/sekolah  Dinas Pendidikan Kab/Kota  Lainnya yang memerlukan

36 Keberadaan dan penggandaan RPP dari semua mapel

SNP memenuhi: a. ≥ 3 jenis b. 2 jenis c. 1 jenis d. Tidak ada

1. Pendokumentasian RPP mapel SNP oleh sekolah:  Bentuk cetakan

 Bentuk file

 Oleh semua pihak terkait

37 Pendokumentasian RPP mapel SNP oleh sekolah

memenuhi ketentuan: a. 3 ketentuan b. 2 ketentuan c. 1 ketentuan d. Tidak ada 4. pelajaran yang ditetapkan

38 Besarnya KKM yang ditetapkan oleh sekolah terhadap

semua mata pelajaran adalah: a. ≥ 10 mapel dengan KKM ≥ 75 b. 6-9 mapel dengan KKM ≥ 75 c. 2-5 mapel dengan KKM ≥ 75

(8)

Faktor-faktor sebagai dasar menetapkan KKM untuk setiap mata pelajaran SNP

39 Faktor-faktor yang dipergunakan sebagai

dasar/landasan dalam penentuan KKM tiap mapel adalah: karakteristik peserta didik, karakteristik mapel, dan kondisi sekolah, terpenuhi:

a. 3 faktor b. 2 faktor c. 1 faktor d. Tidak ada

5.

Kalen-der Pendi-dikan

1. Alokasi waktu dan penetapan kalen-der pendi-dikan

Ketentuan dalam menyusun kalender pendidikan Sekolah. : (1) Mencantumkan awal tahun pelajaran.

(2) Mengalokasikan minggu efektif belajar. (3) Mengalokasikan waktu pembelajaran efektif (4) Mencantumkan hari libur.

(5) Disusun berdasarkan standar isi dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.

40 Sekolah menyusun kalender pendidikan telah

memenuhi ketentuan-ketentuan: a. 4-5 ketentuan

b. 3 ketentuan c. 2 ketentuan

Referensi

Dokumen terkait

BAB V KACINDEKAN JEUNG

Berangkat dari penjabaran yang telah dijelaskan sejak awal dapat diambil entry point bahwa PAI berwawasan sosial partisipatif adalah gerakan transformasi Pendidikan

bahwa sehubungan dengan butir a, dipandang perlu menetapkan Keputusan Presiden tentang Perubahan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Gorontalo menjadi Institut Keguruan

Maskulinitas dalam sastra dan agama di Tiongkok muncul dalam bentuk kepemimpinan, keperkasaan, dan tanggung jawab; (2) sisi lain maskulinitas sastra dan agama di Tiongkok,

Dalam kerjasamanya, negara anggota LMI membuat 6 pilar utama kerjasama mereka antara lain (http://lowermekong.org): Agrikultur dan Ketahanan Pangan, Pilar ini

Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data pada penelitian iniyaitu data curah hujan dan data debit sungai harian yang diperoleh dari Balai Wilayah Sungai III

Setelah implementasi dan pengujian maka sistem real-time untuk manajemen penjemputan penumpang mobil antarkota menggunakan Google Maps ini dapat memberikan solusi

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang