• Tidak ada hasil yang ditemukan

J01410

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " J01410"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN MENILAI DI KALANGAN MAHASISWA PROGDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UKSW DALAM PEMBELAJARAN JIGSAW DAN

DETERMINANNYA

Gracia Miranda Matruty, Donald Samuel Slamet Santosa

ABSTRAK

Penelitian ini berangkat dari rendahnya kemampuan menilai di kalangan mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP UKSW. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan menilai mahasiswa melalui penilaian antar mahasiswa dalam metode pembelajaran jigsaw, sekaligus menemukan determinan kemampuan menilai. Penelitian ini adalah Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dipadukan dengan penelitian kuantitatif korelasional. Objek yang diteliti dibatasi pada mahasiswa yang mengikuti perkuliahan Perkembangan Peserta Didik semester genap 2016. Data dikumpulkan dengan observasi dan dokumentasi. Data dianalisis secara deskriptif dan berlanjut pada analisis uji hipotesis dengan teknik regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menilai dapat ditingkatkan dengan adanya penilaian antar mahasiswa dalam metode Jigsaw. Selain itu, ditemukan determinan kemampuan menilai, yaitu keaktifan dalam diskusi dan tingkat penguasaan materi yang menjadi tanggung jawabnya. Untuk itu disarankan kepada dosen yang ingin meningkatkan kemampuan menilai mahasiswanya untuk menggunakan penilaian antar teman dalam metode jigsaw, meningkatkan keaktifan mahasiswa dalam diskusi dan penguasaan mahasiswa mengenai materi yang disampaikan.

Kata Kunci: Kemampuan menilai, Penilaian antar mahasiswa, Jigsaw

PENDAHULUAN

Orientasi dalam pembelajaran senantiasa mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Bermula dari pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centred learning), kemudian berubah menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (students centred learning), dan saat ini, pusat pembelajaran adalah keduanya (teacher and students centred learning). Untuk mewujudkan orientasi pembelajaran yang baru tersebut, guru harus mampu mengimplementasikan kompetensi pedagogik yang dimilikinya.

(2)

evaluasi pembelajaran. Dengan dikuasainya komponen-komponen kompetensi pedagogik yang baik, mahasiswa berpeluang besar untuk dapat menjadi guru yang profesional.

Kenyataan yang ditemui di lapangan menunjukkan kondisi yang berbeda dengan idealisme tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Mirakaho (2015) menunjukkan bahwa kesiapan mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Ekonomi UKSW dalam hal menjadi guru profesional berada pada kategori yang rendah secara rata-rata. Hal ini menjadi bukti bahwa mahasiswa memiliki kondisi yang rendah pada kesepuluh komponen kompetensi pedagogik.

Lebih lanjut, berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada mahasiswa yang sama dengan penelitian tersebut, tampak bahwa masalah utama yang dihadapi adalah kemampuan menilai yang rendah. Ironisnya, kemampuan menilai merupakan salah satu kemampuan terpenting yang harus dimiliki oleh guru (disamping kemampuan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran). Tanpa kemampuan menilai yang baik, mahasiswa dimungkinkan menjadi guru yang tidak profesional. Oleh karena itu, masalah ini dianggap urgent dan perlu segera diselesaikan.

Upaya peningkatan kemampuan menilai dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya mengembangkan dan melaksanakan pendekatan, strategi, model, atau metode pembelajaran inovatif yang secara langsung memberikan kesempatan praktek menilai bagi mahasiswa.

Terdapat berbagai metode pembelajaran yang dapat diimplementasikan. Menurut Silberman (1996), terdapat 101 strategi pengajaran aktif yang dapat diterapkan pada berbagai subjek. Setiap metode memiliki spesialisasi untuk mewujudkan tujuan tertentu. Selain itu, Slavin (2010) juga mengembangkan berbagai metode pembelajaran kooperatif yang memiliki sintak pembelajaran berbeda satu dengan yang lain. Oleh karena adanya berbagai metode pembelajaran yang tersedia, maka perlu ada strategi pemilihan metode pembelajaran.

Metode pembelajaran terbaik untuk kondisi yang dihadapi tergantung dari berbagai faktor. Berikut ini beberapa referensi yang menunjukkan pertimbangan-pertimbangan yang perlu dipikirkan dalam memilih metode pembelajaran.

1. Tujuan Pembelajaran yang ingin dicapai atau garis besar program pembelajaran (Nursalam dan Efendi, 2008; Andayani, 2015; Anas, 2014).

2. Sarana/prasarana (Nursalam dan Efendi, 2008; Andayani, 2015, Anas, 2014).

(3)

4. Tingkat kemampuan mahasiswa (Nursalam dan Efendi, 2008; Andayani, 2015; Anas, 2014) atau perbedaan jenjang pendidikan (Anas, 2014).

5. Latar belakang peserta didik (Anas, 2014). 6. Alokasi waktu (Andayani, 2015; Anas, 2014). 7. Jumlah siswa (Andayani, 2015; Anas, 2014).

8. Pengalaman guru (Andayani, 2015) atau kesanggupan guru (Anas, 2014). 9. Karakter kelas (Anas, 2014).

10.Tingkat kooperasi warga belajar, adanya kelompok yang dominan, performa dan tingkat partisipasi (Anas, 2014).

Selanjutnya, perlu diketahui kondisi empiris mengenai mahasiswa yang menjadi objek penelitian. Dalam hal ini, mahasiswa yang menjadi objek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP UKSW yang mengambil mata kuliah Perkembangan Peserta Didik Semester kedua 2015/2016. Hasil yang peroleh mengenai studi ini adalah seagai berikut.

1. Tujuan pembelajaran adalah mahasiswa menguasai materi pelajaran (multiple intelegences (Howard Gardner), theory of learning and neuroscience) dan berkembangnya kemampuan menilai.

2. Gaya belajar 28 orang mahasiswa adalah: 18 orang auditory, 9 orang visual, dan hanya 1 orang yang kinestetik.

3. Keberagaman mahasiswa tampak dari karateristik suku, jenis kelamin, agama, dan sosial ekonomi keluarga. Namun, dalam hal usia, mahasiswa memiliki usia yang relatif sama (19 tahun).

4. Waktu perkuliahan selama 3 jam perpertemuan. Kuliah dimulai pukul 07.00, sehingga diasumsikan mahasiswa masih fresh dalam mengikuti perkuliahan.

5. Fasilitas yang tersedia adalah laptop, LCD, meja kursi sejumlah 50 unit, dan wifi. Setiap mahasiswa telah memiliki telepon pintar yang dapat mengakses internet.

6. Ukuran kelas adalah 7x8 meter.

Berdasarkan kondisi-kondisi yang dihadapi dan pertimbangan-pertimbangan yang ada, maka metode pembelajaran yang dipilih dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

(4)

1. Mahasiswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang heterogen sebanyak 4-5 mahasiswa perkelompok.

2. Secara individu, masing-masing mahasiswa mempelajari topik-topik dalam kelompoknya.

3. Mahasiswa berpindah kelompok ke kelompok ahli yang membahas topik yang sama. Di kelompok ini, mahasiswa mendalami topik yang dipelajarinya dengan cara diskusi, tukar pikiran, dan sebagainya.

4. Mahasiswa kembali ke kelompok asal dan secara bergiliran mempresentasikan hasil belajarnya pada teman sekelompoknya.

5. Test.

6. Group recognition.

Supaya metode pembelajaran yang dilaksanakan dapat menjawab kebutuhan penelitian (meningkatkan kemampuan mengevaluasi), maka sintak original jigsaw sedikit diubah. Dalam hal ini, tahap keempat, ketika mahasiswa mempresentasikan hasil belajarnya pada teman sekelompok, teman-teman yang menjadi pendengar menilai presenter. Dengan demikian, terdapat unsur penilaian antar teman dalam metode jigsaw yang dilaksanakan.

Selain menentukan tindakan yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan menilai, penelitian ini juga akan mencari determinan kemampuan menilai. Sejauh ini, referensi-referensi yang ada belum membahas adanya variabel determinan ini. Oleh karena itu, strategi dalam menemukan determinan adalah strategi eksplanatori (bukan konfirmatori). Ketika pembelajaran dilaksanakan, peneliti mengamati variabel-variabel yang muncul ketika pembelajaran untuk menemukan determinan kemampuan menilai.

METODE PENELITIAN

(5)

Ketiga tahapan tersebut dirinci dalam setiap kegiatan secara lebih spesifik. Hal-hal yang dilaksanakan ketika perencanaan adalah:

1. Membuat Rencana Pelaksanaan (SAP) tentang materi yang akan diajarkan sesuai dengan motode pembelajaran yang diajarkan. SAP disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dari pengajar. SAP ini berguna sebagai pedoman dosen (pengajar) dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

2. Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi mengenai pelaksanaan pembelajaran.

3. Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam setiap pembelajaran.

4. Mempersiapkan soal tes untuk siswa yaitu tes yang akan diberikan pada akhir pembelajaran dan tes yang diberikan pada akhir siklus. Soal tes disusun oleh peneliti dengan pertimbangan guru yang bersangkutan.

Pada tahap tindakan dilakukan dengan menggunakan panduan perencanaan yang telah dibuat dan dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan. Selama proses pembelajaran berlangsung, dosen mengajar mahasiswa dengan menggunakan SAP yang telah disusun. Sedangkan peneliti menjadi pengamat (observer) kegiatan mahasiswa pada saat proses pembelajaran di kelas. Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran di kelas berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun. Observasi dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana partisipasi mahasiswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Data yang diperoleh pada lembar observasi dianalisis kemudian dilakukan refleksi. Pelaksanaan refleksi berupa diskusi antara pengajar observer dan perwakilan mahasiswa. Diskusi tersebut bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan yaitu

(6)

dengan cara melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi, masalah yang muncul, dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Setelah itu mencari jalan keluar terhadap masalah-masalah yang mungkin timbul agar dapat dibuat rencana perbaikan pada siklus berikutnya.

Data dikumpulkan dengan teknik yang berbeda-beda sesuai karakteristik data. Hasil belajar mengenai materi yang dipelajari dikumpulkan dengan teknik tes. Sedangkan data kemampuan menilai dilakukan dengan menganalisis hasil penilaian antar mahasiswa. Mahasiswa-mahasiswa yang memberikan nilai bagi temannya dengan angka yang relatif dekat dengan rata-rata nilai yang diperoleh objek evaluasi dianggap memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang memberikan nilai jauh dari rata-rata nilai yang diberikan oleh teman-teman yang lain. Selanjutnya data aktifitas mahasiswa selama pembelajaran dikumpulkan dengan teknik observasi.

Analisis data juga dilaksanakan sesuai karakter setiap data yang telah dikumpulkan. Data peningkatan hasil belajar dianalisis secara deskriptif. Data nilai mahasiswa secara individual dibandingkan dengan kriteria minimal yang ditargetkan (dalam hal ini nilai 80). Penelitian ini dikatakan berhasil jika lebih dari 80% mahasiswa mendapat nilai tes diatas 80. Sedangkan analisis data terhadap kemampuan menilai dan determinannya dilakukan dengan teknik rgresi linear berganda.

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ditunjukkan dengan peningkatan hasil belajar mahasiswa dan ditemukannya determinan dari kemampuan menilai. Setelah pembelajaran dilaksanakan selama 2 siklus, sebanyak 26 orang mahasiswa (dari 28 mahasiswa) mendapatkan nilai diatas 80, sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran telah berhasil. Berikut data perkembangan hasil belajar mahasiswa.

Tabel 1.

Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Setiap Siklus

Ketuntasan Prasiklus Siklus 1 Siklus 2

Tuntas (>80) 12 (43%) 20 (71%) 26 (93%)

(7)

Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa pada prasiklus, hanya 12 orang mahasiswa yang tuntas (mendapat nilai tes lebih dari 80). Jumlah ini naik menjadi 20 orang pada siklus pertama. Walau telah mengalami kenaikan, namun penelitian belum dianggap berhasil karena belum tercapainya target penelitian, yaitu 80% mahasiswa tuntas. Akhirnya, setelah siklus kedua, terdapat 26 orang yang tuntas, dan hal ini melebihi target yang diharapkan, sehingga penelitian dianggap telah berhasil.

Terkait dengan pencarian determinan dari kemampuan menilai, peneliti menganalisis beberapa variabel yang muncul pada saat pembelajaran berlangsung. Dari beberapa variabel yang muncul dan dikuantifikasikan, hanya dua variabel yang secara statistik inferensial berpengaruh terhadap kemampuan menilai, yaitu keaktifan mahasiswa ketika diskusi dan penguasaan materi pelajaran. Data keaktifan mahasiswa merupakan hasil dari pencatatan kelompok asal mahasiswa. Setiap kelompok mencatat siapa saja mahasiswa yang berkomentar atau bertanya saat sesi presentasi. Data inilah yang digunakan sebagai data keaktifan mahasiswa. Sedangkan data penguasaan materi diperoleh dari kombinasi antara hasil tes dengan penilaian dari temannya mengenai penguasaan materi seorang mahasiswa.

[image:7.595.114.479.499.612.2]

Secara deskriptif, diperoleh nilai-nilai dari ketiga variabel (kemampuan menilai, keaktifan dalam diskusi, dan penguasaan materi) seperti ditunjukkan dalam tabel berikut.

Tabel 2

Hasil Analisis Deskriptif Ketiga Variabel yang Diteliti

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Keaktifan 28 2.00 5.00 3.3214 .72283

Penguasaan 28 2.00 5.00 3.7143 .80999

Kemampuan 28 2.30 4.70 3.6107 .63906

Valid N (listwise) 28

(8)
[image:8.595.104.495.137.232.2]

Tabel 3

Uji Linearitas Garis Persamaan Regresi

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 10.212 2 5.106 156.589 .000a

Residual .815 25 .033

Total 11.027 27

a. Predictors: (Constant), Penguasaan, Keaktifan

b. Dependent Variable: Kemampuan

Berdasarkan tabel 3, tampak bahwa nilai F sebesar 156,589 yang signifikan pada 0,000. Kesalahan yang dihasilkan pada perhitungan tersebut lebih kecil dari 0,05, sehingga dinyatakan bahwa asumsi linearitas terpenuhi dalam penelitian ini.

Perhitungan selanjutnya adalah penyusunan persamaan regresi linear berganda. Berikut ditampilkan hasil perhitungan konstanta dan koefisien persamaan regresi linear berganda.

Tabel 4

Konstanta dan Koefisien Persamaan Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .522 .181 2.880 .008

Keaktifan .278 .060 .315 4.608 .000

Penguasaan .583 .054 .739 10.809 .000

a. Dependent Variable: Kemampuan

[image:8.595.94.503.500.631.2]
(9)
[image:9.595.154.444.231.309.2]

kecil dari 0,05) yang berarti pengaruh X1 terhadap Y positif signifikan. Sedangkan nilai t untuk X2 sebesar 10,809 yang signifikan 0,000 (lebih kecil dari 0,05) yang berarti pengaruh X2 terhadap Y positif signifikan. Koefisien determinasi kedua variabel independen terhadap dependen sebesar 0,926 yang berarti kedua variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 92,6%. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain.

Tabel 5

Koefisien Determinasi Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .962a .926 .920 .18057

a. Predictors: (Constant), Penguasaan, Keaktifan

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, disimpulkan dua hal sebagai jawaban rumusan masalah seperti berikut ini.

1. Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw efektif meningkatkan hasil belajar mahasiswa

2. Determinan dari kemampuan menilai mahasiswa adalah keaktifan dalam diskusi dan penguasaan materi.

Berdasarkan simpulan tersebut, disarankan kepada dosen yang ingin meningkatkan kemampuan menilai mahasiswanya untuk menggunakan penilaian antar teman dalam metode jigsaw, meningkatkan keaktifan mahasiswa dalam diskusi dan penguasaan mahasiswa mengenai materi yang disampaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Anas, M. 2014. Mengenal Metode Pembelajaran. Pasuruan: Pustaka Hulwa

(10)

Nursalam, Efendi, F. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Permendiknas No. 16 Tahun 2007 Tentang Standar Guru

Silberman, M. 1996. Active Learning: 101 Strategies to Teach Any Subject. Boston: Allyn and Bacon

Slavin E. R. 2010. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Jakarta: Nusa Media

Gambar

Tabel 2
Tabel 3
Tabel 5

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dengan dibantu metode AHP untuk melakukan pembobotan resiko, kemudian melakukan korelasi uji konsistensi, diperoleh 10 (sepuluh) faktor yang mempengaruhi pembangunan

Dari Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan, dapat dilihat dari prosentase ketercapaian pada siklus 1 mengalami peningkatan pada siklus 2, maka dapat

Iye iye gua paham, ini semua itu adalah kehendak Allah SWT, yaudah, kita pasrah aja deh ama Allah, karena Allah adalah segala-galanya.. 90 lu tenang aja tenang, cuma

Setelah Melakukan kerja praktik pada PT Bank Aceh Syariah Cabang Sabang, banyak pengalaman dan pengetahuan yang dapat penulis ambil diantaranya ilmu pengetahuan

Maka pada penelitian ini akan dibandingkan dua macam produk hand higiene berbasis alkohol, yaitu hand- rub Softa-man® dan formula handrub Moewardi, untuk dapat dilihat efektivitas-

Hukum pada dasarnya adalah peraturan tingkah laku manusia, yang diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib, yang bersifat memaksa, harus dipatuhi, dan memberikan sanksi tegas

Puji syukur penulis ucapkan pada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis dan

Dalam kenyataannya, setiap orang bisa membuat algoritma yang berbeda untuk menyelesaikan suatu permasalahan, walaupun terjadi perbedaan dalam menyusun algoritma,