• Tidak ada hasil yang ditemukan

Integrasi kurikulum 2013 dan kurikulum pondok pesantren serta implementasinya di MTs Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Integrasi kurikulum 2013 dan kurikulum pondok pesantren serta implementasinya di MTs Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo."

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

INTEGRASI KURIKULUM 2013 DAN KURIKULUM PONDOK PESANTREN DI MTs FADLLILLAH TAMBAK

SUMUR WARU SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh:

AGUS NUGRAHA

D71213072

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Agus Nugraha 2017, Integrasi Kurikulum 2013 dan Kurikulum Pondok Pesantren serta Implementasinya di MTs Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo, Skripsi, Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Kata kunci: Kurikulum 2013, Kurikulum Pondok Pesantren, Implementasi Integrasi Kurikulum

Tujuan penelitian hendak mengetahui integrasi kurikulum 2013 dan kurikulum pondok pesantren serta implementasinya di Madrasah Tsanawiyah Tambak Sumur Waru Sidoarjo, penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Teknik yang dipakai dalam pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam melakukan observasi atau pengamatan di lapangan, penulis berperan sebagai pengamat. Selain sebagai pengamat penulis juga melakukan pengumpulan data menggunakan metode wawancara langsung dengan informan yang berkompeten dengan data atau informasi yang dibutuhkan peneliti, diantara informan yang peneliti wawancarai adalah kepala sekolah, wakil kepala kurikulum dan pengajar di Madrasah Tsanawiyah Fadllillah. Sedangkan untuk teknik analisis data, penulis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu berupa data-data yang tertulis dan tidak tertulis (lisan) dari orang dan perilaku yang diamati sehingga dalam hal ini penulis berupaya menggambarkan secara menyeluruh tentang keadaan yang sebenarnya.

Berdasarkan data yang diperoleh, menunjukkan bahwa Kurikulum terpadu di Madrasah Tsanawiyah Fadlillah Waru Sidoarjo merupakan pengembangan kurikulum yang meniadakan batas-batas antara mata pelajaran kurikulum 2013 dan mata pelajaran kurikulum pondok Pesantren (TMI). Pengembangan kurikulum ini dapat diartikan sebagai usaha untuk memadukan dua kurikulum yang berbeda dalam satu lembaga pendidikan. Demi mencapai tujuan lembaga yakni selain peserta didik menguasai kemampuan dalam mata pelajaran kurikulum 2013 juga dapat menguasai kemampuan dalam mata pelajaran kurikulum pondok pesantren (TMI).

(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 5

E. Penelitian Terdahulu ... 7

F. Definisi Operasional ... 7

(8)

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Kurikulum 2013 ... 13

1. Pengertian Kurikulum ... 13

2. Pengertian Kurikulum 2013 ... 15

3. Konsep Dasar Kurikulum 2013 ... 16

4. Kerangka Dasar Kurikulum 2013 ... 18

B. Tinjauan Tentang Kurikulum Pondok Pesantren ... 24

1. Pengertian Pondok Pesantren ... 24

2. Perkembangan Kurikulum Pondok Pesantren ... 25

3. Ciri-ciri Kurikulum Pondok Pesantren ... 27

C. Tinjauan Tentang Kurikulum Terpadu... 28

1. Pengertian Kurikulum Terpadu ... 28

2. Konsep Dasar Kurikulum Terpadu ... 39

3. Komponen-komponen Kurikulum Terpadu ... 31

4. Ciri-ciri Kurikulum Terpadu ... 33

5. Implementasi Integrasi Kurikulum Terpadu ... 35

6. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Terpadu ... 39

BAB III: METODEPENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 42

B. Kehadiran Peneliti ... 43

C. Tempat Penelitian ... 44

(9)

E. Teknik Pengumpulan Data ... 45

F. Teknik Analisis Data ... 49

G. Pengecekan Keabsahan Data... 50

H. Tahap-tahap Penelitian ... 50

BAB IV: PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 52

1. Identitas Madrasah Tsanawiyah Fadlillah ... 52

2. Letak Geografis Madrasah Tsanawiyah Fadlillah ... 53

3. Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah Fadlillah ... 54

4. Struktur Madrasah Tsanawiyah Fadlillah ... 56

5. Keadaan Guru Madrasah Tsanawiyah Fadlillah ... 57

6. Keadaan Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah Fadlillah ... 60

7. Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Aliyah Fadlillah ... 62

B. Penyajian Data ... 64

1. Implementasi Integrasi Kurikulum 2013 dan Kurikulum Pondok Pesantren di Madrasah Tsanawiyah Fadllillah ... 65

2. Faktor Yang Menjadi Penunjang Dan Penghambat ... 69

C. Analisis Data ... 73

1. Implementasi Integrasi Kurikulum 2013 dan Kurikulum Pondok Pesantren di Madrasah Tsanawiyah Fadllillah ... 73

2. Faktor Yang Menjadi Penunjang Dan Penghambat ... 88

(10)

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ... 94

B. Saran-Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 96

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel I : Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 59

Tabel II : Jumlah Peserta Didik ... 62

Tabel III : Keadaan Sarana dan Prasarana ... 64

Tabel IV : Intergrasi Kurikulum ... 69

Tabel V : Struktur Kurikulum 2013 ... 80

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pedoman Interview

2. Foto Kegiatan

3. Surat Izin Penelitian

4. Surat Tugas

5. Kartu Konsultasi

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara bahasa pendidikan berasal dari bahasa Yunani, paedagogy,

yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah

diantar oleh seorang pelayan. Pelayan yang mengantar dan menjemput

dinamakan Paedagogos. Dalam bahasa Romawi pendidikan diistilahkan

sebagai educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual

(Muhajir, 2000:20). Banyak pendapat yang berlainan tentang

pendidikan.Walaupun demikian, pendidikan berjalan terus tanpa

menunggu keseragaman arti.1

Salah satu tujuan pendidikan nasional yakni untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serat

bertanggung jawab.2 Maka dibutuhkan suatu rancangan Kurikulum yang

matang sehingga mampu tercapainya apa yang sudah menjadi tujuan

pendidikan nasional.

Pentingnya peran dan fungsi kurikulum memang sudah sangat disadari

dalam system pendidikan nasional. Ini dikarenakan kurikulum merupakan

1

Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 39

2

(14)

2

alat yang krusial dalam merealisasikan program pendidikan, baik formal

maupun nonformal, sehingga gambaran sistem pendidikan dapat terlihat

jelas dalam kurikulum tersebut. Dengan kata lain, sistem kurikulum pada

hakikatnya adalah sistem pendidikan itu sendiri.3

Kurikulum 2013 menganut: pembelajaran yang dilakukan guru dalam

bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran

disekolah, kelas dan masyarakat. Dan pengalaman belajar langsung peserta

didik sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal

peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik

menjadi hasil belajar bagi dirinya. Sedangkan hasil belajar seluruh peserta

didik menjadi hasil kurikulum.4

Lain daripada itu, Lembaga pesantren semakin berkembang secara

cepat dengan adanya sikap non kooperatif ulama terhadap kebijakan

politik etis. Memasuki era 1970-an pesantren mengalami perubahan yang

signifikan, perubahan tersebut dapat dilihat dari sudut pandang yang

pertama, pesantren mengalami perkembangan kualitas luar biasa dan

menakjubkan baik diwilayah pedesaan, pinggiran kota maupun perkotaan.

Kedua, menyangkut masalah penyelenggaraan pendidikan.

Pondok pesantren Fadllillah merupakan pondok dengan tipe pondok

pesantren modern, dimana dalam sistem pendidikanya yang mengadopsi

3

Oemar Hamalik, dasar-dasar pengembangan kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2008) h. Iii

4

(15)

3

dari sistem pendidikan Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo,

khususnya dalam bidang Kurikulum.

Adapun pengintegrasian kurikulum 2013 dan kurikulum pondok

pesantren adalah bertujuan untuk menghasilkan out put pendidikan yang

lebih baik. Yakni, mampu menguasai ilmu kemadrasahan dan ilmu

kepesanrenan. Kurikulum yang ada dalam pesantren melengkapi

kurikulum yang ada dalam madrasah Tsanawiyah, terutama materi

kebahasaan. Karena proses pendidikan di lembaga ini, selain bertujuan

untuk menguasai ilmu kemadrasahan dan ilmu kepesantrenan juga

mengarahkan pada kemampuan untuk menguasaia dua bahasa. Yaitu

bahasa arab dan bahasa inggris. Masing-masing ilmu tersebut sangat

penting dikuasai oleh peserta didik, apalagi ketika bersosialisasi dengan

masyarakat di era globalisasi sekarang ini. Hal tersebut (peng-integrasian)

diambil dengan pertimbangan bahwa madrasah tsanawiyah dikelola, hidup

dan berada di lingkungan pondok pesantren. Maka, kurikulum yang

dipakai adalah kurikulum yang dibuat oleh Departemen Agama. Hanya

ada bahan ajar yang merupakan ciri khusus dari kurikulum pondok

pesantren. Dengan demikian maka kedua-duanya dapat dicapai yakni

ketentuan dari departemen agama dan ketentuan dari pondok pesantren

fadllillah.

Sistem pendidikan dan pengajaran yang ditetapkan di pondok

pesantren Fadllillah merupakan pendidikan dan pengajaran tingkat

menengah dan atas yang memiliki jenjang pendidikan 6 tahun. Dimana

(16)

4

sederajat dengan Madrasah Aliyah/SMA. Jadi mau tidak mau para

pimpinan Pondok Pesantren Fadllillah harus semaksimal mungkin untuk

dapat memadukan dua kurikulum tersebut, yaitu kurikulum Pondok

Pesantren dan Kurikulum 2013.

Dalam sejarah perkembangan pondok pesantren, tidak dapat

dipungkiri pernah terjadinya gap atau jurang pemisah antara pondok

pesantren dengan pemerintah, dan hal ini berlangsung cukup lama, sejak

masa pemerintahan Hindia Belanda dan bahkan sampai sekarang masih

ada segelintir pondok pesantren yang alergi terhadap pemerintah.5

Akan tetapi dalam penerapan pengintegrasian kurikulum 2013 dan

kurikulum pondok pesantren agaknya kurang maksimal dan Berdasarkan

fenomena di atas penulis merasa perlu untuk mengkaji secara rinci agar

hasil yang diperoleh dapat diterima oleh banyak pihak dan penulis

merumuskannya dalam sebuah judul : “Integrasi Kurikulum 2013 dan

Kurikulum Pondok Pesantren serta Implementasinya di MTs

Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

suatu permasalahan yang akan diteliti yaitu:

1. Bagaimana implementasi integrasi kurikulum 2013 dan kurikulum

Pondok Pesantren Fadllillah di MTs Fadllillah?

5

(17)

5

2. Faktor apa saja yang menjadi penunjang dan penghambat

implementasi integrasi kurikulum 2013 dan kurikulum Pondok

Pesantren Fadllillah di MTs Fadllillah?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang ingin dilakukan penulis adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui implementasi integrasi kurikulum 2013 dan

kurikulum Pondok Pesantren Fadllillah

2. Untuk mengetahui Faktor apa saja yang menjadi penunjang dan

penghambat implementasi integrasi kurikulum 2013 dan kurikulum

Pondok Pesantren Fadllillah.

D. Kegunaan Penelitian

Selain melatih penulis agar lebih tanggap terhadap permasalahan

sosial pada umumnya, hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan.

Adapun kegunaan dari penelitian ini ada dua yaitu secara teoritis dan

secara praktis.

1. Secara Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

dalam upaya mengkaji dan mengembangkan integrasi dua

(18)

6

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan dan pemahaman tentang manfaat diterapkannya

integrasi dua kurikulum.

2. Secara Praktis

a. Bagi pondok pesantren lain, dapat digunakan sebagai

acuan menerapkan integrasi dua kurikulum dalam sebuah

lembaga pendidikan pesantren.

b. Bagi para guru, dapat digunakan sebagai acuan dalam

meningkatkan kualitas pelaksanaan proses belajar mengajar.

c. Bagi peserta didik, dapat digunakan untuk memotivasi diri

dalam upaya meningkatkan prestasi belajar.

E. Penelitian Terdahulu

Dari hasil penelitian yang penah diteliti sebelumnya digunakan

sebagai bahan pertimbangan, sekaligus acuan dan masukan bagi penulis.

Penelitian sebelumnya diharapkan dapat melengkapi dari sudut pandang

yang lain, sehingga pada penelitian sekarang akan lebih terfokus untuk

diteliti.

Berdasarkan pencari an penul is, belum ditemukan peneliti an

yang sam a. Maka dal am peneliti an kali ini memili ki unsur

(19)

7

F. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat

hal yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi). Konsep ini sangat

penting, karena hal yang diamati itu membuka kemungkinan bagi orang

lain untuk melakukan hal yang serupa.

Untuk memudahkan dalam memahami dan memperoleh gambaran

yang lebih jelas serta komprehensif mengenai judul skripsi yang penulis

susun, maka dalam hal ini akan dijelaskan istilah-istilah yang terdapat

dalam judul skripsi ini yaitu: “Integrasi Kurikulum 2013 dan

Kurikulum Pondok Pesantren serta Implementasinya di MTs

Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo”. Agar tidak terjadi Miss

UnderStanding dalam memahami maksud tersebut, maka penulis akan

menjelaskan maksud tersebut sebagai berikut:

1. Integrasi

Integrasi adalah pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh

dan bulat. 6

2. Kurikulum Terpadu

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai

6

(20)

8

tujuan pendidikan tertentu.7 Sedangkan Terpadu dalam bahasa Inggris

adalah Integrate yang berarti menyatu padukan, menggabungkan.8

Jadi, Kurikulum terpadu (intergrated curriculum) merupakan suatu

produk dari usaha pengintergrasian bahan pelajaran dari berbagai

macam pelajaran menjadi satu unit tersendiri. Yang terpenting bukan

hanya bentuk kurikulum ini, akan tetapi juga tujuannya. Dengan

kebulatan mata pelajaran diharapkan dapat membentuk anak-anak

menjadi pribadi yang integrated, yakni manusia yang sesuai atau

selaras hidupnya. Apa yang diajarkan sekolah disesuaikan dengan

kehidupan anak diluar sekolah. Pelajaran membantu anak dalam

menghadapi masalah-masalah kehidupan diluar sekolah.9

3. Kurikulum 2013

Pengertian kurikulum 2013 ialah kurikulum yang bertujuan untuk

mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup

sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif,

inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.10

7

Novan Ardy Wiyani dab Barwani, Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012) h. 167

8

John. M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 1966), h. 326

9

S. Nasution, Asas-Asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006) h. 196

10

(21)

9

4. Kurikulum pondok pesantren

Secara faktual, ada beberapa tipe pondok pesantren yang

berkembang dalam masyarakat, yaitu;11

1. Pondok pesantren tradisional

2. Pondok pesantren modern

3. Pondok pesantren komprehensif yang merupakan sistem pendidikan

dan pengajaran gabungan antara yang tradisional dan yang modern

Keberadaan pondok pesantren yang semakin beragam dalam bentuk,

peranan dan fungsi ini menjadikan adanya fenomena yang cukup berarti

dalam upaya membuat suatu pola yang dapat dipahami sebagai acuan

untuk pengembangan pondok pesantren masa depan.

5. Implementasi Kurikulum

Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep,

kebijakan, atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga

memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan,

maupun nilai dan sikap.12

Dalam Oxford Advance Learner’s Dictionary dikemukakan bahwa

implementasi adalah “put something into effect” atau penerapan sesuatu

yang memberikan efek. Implementasi kurikulum juga dapat diartikan

11

M. Bahri Ghozali, Pesantren Berwawasan Lingkungan, ( Jakarta; Pedoman Ilmu

Jaya, 2003) hlm 14 – 15

12

(22)

10

sebagai aktualisasi kurikulum tertulis (written currilculum) dalam bentuk

pembelajaran. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan Miller dan

Seller (1985), bahwa “In some case, implementation has been identified with instruction”. Lebih lanjut dijelaskan bahwa implementasi kurikulum

merupakan suatu penerapan konsep, ide, program, atau tatanan

kurikulum ke dalam praktik pembelajaran atau berbagai aktifitas baru,

sehingga terjadi perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan

untuk berubah.

Dengan demikian, implementasi kurikulum adalah penerapan atau

pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap

sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan

pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi

lapangan dan karakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual,

emosional, serta fisiknya. Implementasi ini juga sekaligus merupakan

penelitian lapangan (field research) untuk keperluan validasi kurikulum

itu sendiri.13

6. Madrasah Tsanawiyah Tambak Sumur Waru Sidoarjo

Madrasah Tsanawiyah Tambak Sumur Waru Sidoarjo merupakan

salah satu lembaga pendidikan Islam yang berlokasi di desa Tambak

Sumur Waru Sidoarjo yang memiliki penerapan kurikulum terpadunya (

integrasi kurikulum )

13

(23)

11

Dari penegasan judul di atas, penulisan skripsi ini dapat diartikan

sebagai pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh dari dua

kurikulum, yaitu kurikulum 2013 dan juga kurikulum pondok pesantren

serta penerapannya di Madrasah Tsanawiyah Fadlillah Tambak Sumur

Waru Sidoarjo.

G. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam memahami skripsi ini, maka penulis

membuat sistematika pembahasan sebagai berikut:

Bab pertama adalah Pendahuluan. Dalam bab ini penulis akan

membahas tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, penelitian terdahulu, definisi operasional dan

sistematika pembahasan.

Bab dua adalah Kajian Pustaka. Dalam kajian teori ini penulis akan

mendeskripsikan secara teoritis segala sesuatu tentang kurikulum terpadu

(integrasi kurikulum), kurikulum 2013, kurikulum pondok pesantren,

implementasi kurikulum. Adapun pembahasan yang akan dijelaskan

pada bab ini meliputi: pengertian kurikulum, pengertian kurikulum

terpadu (integrasi kurikulum), kelebihan dan kekurangan kurikulum

terpadu (integrasi kurikulum), pengertian kurikulum 2013, konsep dasar

kurikulum 2013, kerangka dasar kurikulum 2013, kurikulum pondok

pesantren, pengertian implementasi kurikulum.

Bab tiga adalah Metode Penelitian. Dalam bab ini peneliti akan

(24)

12

dilakukan oleh peneliti. Dijabarkan mulai dari jenis penelitian apa,

bagaimana kehadiran peneliti, dimana tempat penelitiannya, apa saja

sumber data yang akan diteliti, bagaimana teknik pengumpulan data dan

berikut juga analisis data.

Bab empat adalah Pembahasan. Dalam bab ini penulis akan

memaparkan tentang laporan hasil penelitian yakni: gambaran umum

tentang Madrasah Tsanawiyah Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo

meliputi: profil madrasah struktur madrasah, keadaan tenaga pendidik

dan tenaga kependidikan madrasah, keadaan peserta didik, keadaan

sarana dan prsarana disekolah tersebut. Dan dalam bab ini penulis juga

memaparkan tentang analisis integrasi kurikulum dan implementasinya

di Madrasah Tsanawiyah Fadlillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo.

Bab lima adalah Penutup. Bab ini merupakan bab yang memuat

tentang kesimpulan dari rumusan masalah yang dibahas dan juga

rekomendasi yang perlu diperhatikan guna untuk masukan berdasarkan

manfaat dan tujuannya, didalamnya juga terdapat saran-saran penulis

kepada Madrasah Tsanawiyah Fadlillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo

(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Kurikulum 2013

1. Pengertian Kurikulum

Secara etomologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu

curir” yang artinya pelari atau curere yang berarti tempat berpacu.

Jadi istilah kurikulum berasal dari istilah dunia olahraga pada zaman

Romawi kuno di Yunani yang mengandung pengertian jarak yang

harus ditempuh dalam kegiatan berlari mulai dari garis start sampai

garis finish.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai

tujuan pendidikan tertentu.1 Tujuan tertentu tersebut adalah tujuan

pendidikan nasional yakni untuk mengembangkan potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serat bertanggung

jawab.2

Pengertian kurikulum secara luas dapat ditinjau dari dua sisi yang

berbeda, yakni menurut pandangan lama dan pandangan baru. Menurut

1

Novan Ardy Wiyani dab Barwani, Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012) hlm 167

2

(26)

14

pandangan lama yang sering juga disebut pandangan tradisional,

kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh murid

dalam memperoleh ijasah. Dimana pengertian ini mempunyai beberapa

implikasi sebagai berikut:

a. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran.

b. Mata pelajaran adalah sejumlah informasi atau pengetahuan

yang akan membentuk mereka menjadi manusia yang

mempunyai kecerdasan berfikir.

c. Mata pelajaran menggambarkan kebudayaan masa lampau

d. Tujuan mempelajari mata pelajaran adalah untuk memperoleh

ijasah

e. Adanya aspek keharusan bagi setiap peserta didik untuk

mempelajari mata pelajaran yang sama.

f. Sistem penyampaian yang digunakan oleh guru adalah sistem

penuangan (Imposisi).3

Sedangkan menurut pandangan baru menyatakan “curriculum is

interpreted to mean all of the organized courses, activities, and

experience which pupils have under direction of school. Whether in the classroom or not” pengertian ini mempunyai beberapa implikasi

sebagai berikut:

3 Oemar Hamalik,

(27)

15

a. Tafsiran tentang kurikulum bersifat luas, bukan hanya mata

pelajaran (courses) tetapi meliputi semua kegiatan dan

pengalaman yang menjadi tanggung jawab sekolah

b. Berbagai kegiatan diluar kelas atau ekstrakurikuler sudah

tercantum dalam pengertian kurikulum

c. Pelaksanaan kurikulum tidak hanya dibatasi didalam kelas saja,

tetapi diluar kelas, sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai

d. Sistem penyampaian yang dipergunakan oleh guru disesuaikan

dengan kegiatan atau pengalaman yang akan disampaikan.4

Dari banyak definisi yang telah disebutkan diatas maka peneliti

dapat menyimpulkan Kurikulum adalah program pendidikan yang

disediakan oleh lembaga pendidikan bagi peserta didik. Kurikulum

meliputi semua kegiatan yang bertujuan memberikan pengalaman

pendidikan kepada siswa.

2. Pengertian Kurikulum 2013

Pengertian kurikulum 2013 ialah kurikulum yang bertujuan untuk

mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup

sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif,

inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.5

4

Ibid, hlm 4-5 5

(28)

16

Hemat peneliti pengertian kurikulum 2013 ialah kurikulum yang

sangat dibutuhkan untuk menyongsong dan juga mempersiapkan diri

menghadapi dunia yang semakin mengglobal, tidak hanya di dunia

bahkan kehidupan setelah di dunia.

3. Konsep Dasar Kurikulum 2013

Menurut Sudjana, pembelajaran merupakan setiap upaya yang

dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan

peserta didik melakukan kegiatan belajar. Menurut Gulo pembelajaran

adalah untuk menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan

kegiatan belajar. Menurut Nasution, pembelajaran sebagai suatu

aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya

dan menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi proses

belajar. Yang dimaksud lingkungan disini adalah ruang belajar, guru,

alat peraga, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya yang relefan

dengan kegiatan belajar siswa.6

Di madrasah Tsanawiyah Fadllillah yang mana seluruh siswa

siswinya mukim di pondok pesantren, sejatinya dari bangun tidur

sampai tidur lagi, segala apa yang mereka lihat, dengar dan rasakan

ialah suatu pendidikan buat mereka. Maka konsep dasar kurikulum

2013 secara tidak langsung telah teraktualisasikan dalam kehidupan

keseharian mereka.

Biggs membagi konsep pembelajaran dalam tiga pengertian, yaitu:

6

(29)

17

1. Pengertian kuantitatif

Penularan pengetahuan dari guru kepada siswa. Guru dituntut

untuk menguasai ilmu yang disampaikan kepada siswa, sehingga

memberikan hasil optimal.

Sebaliknya jika tidak memiliki kompetensi yang optimal

dikhawatirkan tidak mampu mencapai tujuan dari pembelajaran itu

sendiri. Jika tujuan pembelajaran tidak tercapai maka hasilnya akan

merugikan guru itu sendiri.

2. Pengertian institusional

Penataan segala kemampuan mengajar sehingga berjalan efisien.

Guru harus selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar.

Guru yang baik adalah yang selalu mengevaluasi teknik

mengajarnya. Sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan efisien.

3. Pengertian kualitatif

Upaya guru untuk memudahkan belajar siswa. Peran guru tidak

hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga melibatkan siswa

dalam aktivitas belajar yang efektif dan efisien. Kesimpulannya

pembelajran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja

oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan,

(30)

18

metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara

efektif dan efisien serta dengan hasil yang optimal.7

Konsep dasar dari kurikulum 2013 meliputi segala daya dan upaya

yang harus ditempuh peserta didik agar setiap kegiatannya bernilai

pembelajaran, dan juga mampu menciptakan lingkungan yang hidmat

akan belajar. Ditambah dengan sarana dan prasarana yang memang

harus sudah memadai untuk menunjang segala aktifitas pembelajaran.

4. Kerangka Dasar Kurikulum 20138

Dalam setiap pengembangan kurikulum pasti ada

landasan-landasan yang digunakan. Berikut ini landasan-landasan-landasan-landasan yang

digunakan dalam pengembangan kurikulum 2013.

1. Landasan Filosofis

a. Filosofis pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam

pembangunan pendidikan.

b. Filosofis pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai

akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat.

Dari sumber lain menjelaskan mengenai landasan filosofis

kurikulum 2013 sebagai berikut:

a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa, kehidupan masa kini dan

membangun landasan kehidupan masa depan.

b. Pendidikan adalah proses pewarisan dan pengembangan budaya.

7

ibid

8

(31)

19

c. Pendidikan memberikan dasar bagi untuk peserta didik

berpartisipasi dalam membangun kehidupan masa kini.

d. Pendidikan mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki peserta

didik

e. Pendidikan adalah proses pengembangan jatidiri peserta didik.

f. Pendidikan menempatkan peserta didik sebagai subjek yang

belajar.

Pendidikan adalah upaya proses penanaman nilai-nilai luhur

kepada siswa kemudian dikembangkan sehingga mampu menemukan

jati dirinya. Dan siap menghadapi segala kemungkinan yang akan

terjadi pada dirinya di kehidupannya kelak dengan berbekal nilai-nilai

luhur yang telah dibekalkan pada dirinya. Madrasah Tsanawiyah

dengan perpaduan dua kurikulumnya berupaya menghidupkan

kembali budaya bangsa dengan penanaman nilai karakter yang ada

pada kurikulum 2013.

2. Landasan Yuridis9

Landasan yuridis kurikulum 2013 adalah:

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945

b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional

c. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2005 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan

9

(32)

20

yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional dan

d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

Nasional Pendidikan.

Dikuatkan dengan UUD 1945, UU, dan juga peraturan pemerintah

maka sudah sangat jelasalah mau dibawa kemana arah pendidikan

madrasah Tsanawiyah itu sendiri.

3. Landasan Teoritis10

Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan

standart dan teori pendidikan berbasis kompetensi. Pendidikan

berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai

kualitas minimal warga Negara yang dirinci menjadi standar isi,

standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan

tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar

pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Kurikulum 2013 menganut: pembelajaran yang dilakukan guru

dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan

pembelajaran disekolah, kelas dan masyarakat. Dan pengalaman

belajar langsung peserta didik sesuai dengan latar belakang,

10

(33)

21

karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar

langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya.

Sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil

kurikulum.

Aktifitas Pembelajaran kurikulum 2013 sebenarnya tidak terhenti

di sekolah, di dalam kelas, pun ketika di rumah dan juga ketika

bermasyarakat. Sehingga peserta didik mendapatkan pengalaman

individu secara langsung. Akan tetapi yang perlu mendapatkan

perhatian lebih ialah kegiatan pembelajaran di masayarakat. Tidak

semua tempat ataupun wilayah yang mampu memberikan nuansa

pendidikan bagi peserta didik. Maka diperlukan kerja sama yang benar

benar solid antara pihak sekolah dan orang tua untuk mengawal

bersama kehidupan para peserta didik di masyarakat. Perpaduan

kurikulum Di madrasah Tsanawiyah agaknya sudah mampu untuk

memenuhi proses pembelajaran di sekolah, kelas dan masyarakat.

Karena semua siswa dan siswi mukim di pondok pesantren maka

secara tidak langsung mereka telah bermasyarakat, meskipun skupnya

tidak sebesar di masyarakat luas.

5. Struktur Kurikulum 201311

Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten

kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/ mata pelajaran

dalam kurikulum, distribusi konten/ mata pelajaran dalam semester

11

(34)

22

atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar untuk

per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga

merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem

belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem

pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang

digunakan untuk kurikulum yang akan dating adalah sistem semester

sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pelajaran

berdasarkan jam pelajaran per semester.

1. Struktur Kurikulum SMP/MTs 2013

Dalam struktur kurikulum SMP/MTs ada penambahan jam

belajar per minggu dari semula 32, 32, dan 32 menjadi 38, 38,

dan 38 untuk masing-masing kelas VII, VIII, dan IX.

Sedangkan lama belajar untuk setiap jam belajar di SMP/MTs

tetap yaitu 40 menit.

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3

(35)

23

3 Prakarya 2 2 2

jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 38 38 38

Keterangan: Mata Pelajaran Seni Budaya dapat memuat Bahasa Daerah

IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran

integrative science dan integrative social studies, bukan

sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai

pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan

berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan

pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap

lingkungan social dan alam. Disamping itu, tujuan pendidikan

IPS menekankan pada pengetahuan tentang bangsanya,

semangat kebangsaan, patriotism, serta aktivitas masyarakat di

bidang ekonomi dalam ruang atau space wilayah NKRI. IPA

juga ditujukan untuk pengenalan lingkungan biologi dan alam

sekitar, serta pengenalan berbagai keunggulan wilayah

nusantara.

Seni Budaya terdiri atas empat aspek, yakni seni rupa, seni

music, seni tari, dan seni teater. Masing-masing aspek

diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan dapat

memilih aspek yang diajarkan sesuai dengan kemampuan

(guru dan fasilitas) pada satuan pendidikan itu.

Prakarya terdiri atas empat aspek, yakni kerajinan,

rekayasa, budidaya, dan pengolahan. Masing-masing aspek

(36)

24

menyelenggarakan pembelajaran prakarya paling sedikit dua

aspek prakarya sesuai dengan kemampuan dan potensi daerah

pada satuan pendidikan itu.12

Semua mata pelajaran yang sudah ditata sedemikian rupa

menunjukkan keseimbangan antara kemampuan pengetahuan,

ketrampilan dan juga sikap, baik itu sikap antar sesama

manusia dan kepada tuhannya.

B. Tinjauan Tentang Kurikulum Pondok Pesantren

1. Pengertian Pondok Pesantren

Pengertian atau ta’rif pondok pesantren tidak dapat diberikan

dengan batasan yang tegas, melainkan terkandung fleksibilitas

pengertian yang memenuhi cirri ciri yang memberikan pengertian

Pondok Pesantren, setidaknya ada 5 (lima) ciri yang terdapat pada

suatu lembaga pondok pesantren, yakni : kyai, santri, pengajian,

asrama dan masjid dengan aktivitasnya.13

Dengan demikian bila orang menulis tentang pengertian pesantren

maka topik-topik yang harus ditulis sekurang-kurangnya adalah :

1. Kyai pesantren, mungkin mencakup ideal kyai untuk zaman kini

dan nanti.

12

Dirman, Juarsih Cicih. Pengembangan Kurikulum (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014). Hlm 26

13Tim Departemen Agama RI,”

Pola Pengembangan Pondok Pesantren”, (Jakarta : Direktorat

(37)

25

2. Pondok, akan mencakup syarat-syarat fisik dan non fisik,

pembiayaan tempat, penjagaan, dan lain-lain.

3. Masjid, cakupannya akan sama dengan pondok.

4. Santri, melingkupi masalah syarat, sifat dan tugas santri.

5. Kitab kuning, bila diluaskan akan mencakup kurikulum pesantren

dalam arti yang luas.14

Saat sekarang pengertian yang populer dari pesantren adalah :

Suatu lembaga pendidikan Islam Indonesia yang bertujuan untuk

mendalami ilmu agama Islam, dan mengamalkannya sebagai pedoman

hidup keseharian (tafaqquh fiddin) dengan menekankan pentingnya

moral dalam hidup bermasyarakat.15

Hemat kami berdasarkan berbagai macam uraian diatas mengenai

pengertian pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam

yang mana kiai sebagai sentral figur yang dijunjung oleh santrinya dan

mushallah/ masjid sebagai sentral miliu yang berfungsi untuk

menjiwai segala macam bentuk sunnah-sunnah pondok yang telah

diajarkan oleh sang kiai.

2. Perkembangan Kurikulum Pondok Pesantren

Lembaga pesantren semakin berkembang secara cepat dengan

adanya sikap non kooperatif ulama terhadap kebijakan politik etis.

Memasuki era 1970-an pesantren mengalami perubahan yang

14

Ahmad Tafsir,Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam,(Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 191

15

(38)

26

signifikan, perubahan tersebut dapat dilihat dari sudut pandang yang

pertama, pesantren mengalami perkembangan kualitas luar biasa dan

menakjubkan baik diwilayah pedesaan, pinggiran kota maupun

perkotaan. Kedua, menyangkut masalah penyelenggaraan pendidikan.

Bentuk-bentuk pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi empat tipe,

antara lain:

1. Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan formal dengan

menerapkan kurikulum nasional, baik yang hanya dimiliki sekolah

keagamaan (MI, MTs, MA dan PT. Agama Islam) maupun juga

memiliki sekolah umum ( SD, SMP, SMA dan PT. Umum).

2. Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan dalam

bentuk madrasah dan mengajarkan ilmu-ilmu umum meski tidak

mengikuti kurikulum Nasional.

3. Pesantren hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama dalam bentuk

madrasah diniyah (MD).

4. Pesantren yang hanya menjadi tempat pengajian.16

Dalam beberapa penelitian terhadap pesantren ditemukan bahwa

pesantren mempunyai kewenangan tersendiri dalam menyusun dan

mengembangkan kurikulumnya. Menurut penelitian Lukens-Ball

dalam bukunya Abdullah Aly, secara umum kurikulum pesantren

dibagi menjadi empat bentuk, yaitu: Pendidikan agama, pengalaman

(39)

27

dan pendidikan moral, dan pendidikan umum serta, keterampilan dan

kursus. 17

Sedangkan M Ridwan Natsir memberikan gambaran mengenai

tingkat keanekaragaman pranata sesuai dengan spektrum komponen

serta pengembangannya suatu pesantren yang diklasifikasikannya

menjadi lima bagian, yaitu: pesantren salaf klasik, pesantren semi

berkembang, pesantren berkembang, pesantren khalaf modern,

pesantren ideal. 18

Dinamika zaman yang begitu pesatnya, ada beberapa pondok

pesantren yang tetap eksis dengan menerapkan kurikulum salafinya,

ada yang tetap dengan khalafnya, ada yang dikombinasikannya. Dan

ada juga yang mencantumkan kurikulum nasional didalamnya.

Kesemuanya itu hanyalah untuk mempersiapkan kader-kader ummat

yang siap dan mampu menjawab segala tantangan zaman.

3. Ciri-ciri Kurikulum Pondok Pesantren19

Adapun ciri-cirinya antara lain:

1. Menganut kurikulum pemerintah dan kurikulum pesantren

salaf tidak ditinggalkan.

2. Ilmu umum dan ilmu agama sama-sama dipelajari.

17

Abdullah Aly, Pendidikan Islam Multikulturalisme di Pesantren, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2011), Hlm. 184

18

Mustuhu, Prinsip Pendidikan Pesantren (Jakarta: P3M, 1988), Hlm. 76.

19

(40)

28

3. Penekanan pada bahasa arab dan bahasa ingris.

4. Tidak lagi menggunakan sistem pengajian tradisional seperti

sorogan, wetonan dan bandongan.

Begitu juga dengan ciri-ciri kurikulum pondok pesantren fadllillah

yang memang sama dengan teori diatas bahwa kurikulum yang

digunakan tidak hanya kurikulum pesantren itu sendiri akan tetapi

kurikulum pemerintah juga menjadi bobot yang utama dalam

menempuh pendidikan didalam pondok pesantren.

C. Tinjauan Kurikulum Terpadu (Integrated Curriculum)

1. Pengertian Kurikulum Terpadu

Terpadu berasal dari kata “integer” yang memiliki sinonim dengan

perpaduan, penyatuan, penggabungan dari dua obyek atau lebih atau

integrasi bisa disebut juga sebagai penyatuan supaya menjadi satu

kebulatan atau menjadi utuh.20 Tyler mendefinisikan integrasi sebagai

berikut:

The horisontal relationship of curriculum experience” the

organization of these experiences should be such that they the student

increasingly to get a unified view and to unity his behavior in relation

to the elements dealt with”21

Kurikulum terpadu (intergrated curriculum) juga merupakan suatu

produk dari usaha pengintergrasian bahan pelajaran dari berbagai

20

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013) hlm 35

21

(41)

29

macam pelajaran menjadi satu unit tersendiri (core). Yang terpenting

bukan hanya bentuk kurikulum ini, akan tetapi juga tujuannya.

Dengan kebulatan mata pelajaran diharapkan dapat membentuk

anak-anak menjadi pribadi yang (Integrated), yakni manusia yang sesuai

atau selaras hidupnya. Apa yang diajarkan sekolah disesuaikan dengan

kehidupan anak diluar sekolah. Pelajaran membantu anak dalam

menghadapi masalah-masalah kehidupan diluar sekolah.22

Penyatuan dan perpaduan kurikulum dalam mata pelajaran ialah

yang diharapkan nantinya mampu melahirkan pribadi yang mampu

menjadi pribadi yang (integrated). Akan tetapi didalam skripsi yang

kami bahas disini yang dimaksudkannya integrasi kurikulum ialah

perpaduan dua kurikulum yang berbeda landasan dan fondasinya akan

tetapi maksud dan tujuannya sama.

2. Konsep dasar kurikulum terpadu

Kurikulum terpadu atau yang dalam bahasa inggris disebut dengan

integrated curriculum. Untuk mendefinisikan bahasa terpadu mungkin

cukup mengambil istilah Integratif atau yang dikenal juga dengan

terpadu, bertitik tolak dari suatu keseluruhan atau kesatuan yang

bermakna dan terstruktur. Integrasi atau terpadu mempunyai arti

bahwa suatu keseluruhan tersebut memiliki makna, arti, dan faedah

tertentu. Keseluruhan tersebut bukanlah perjumlahan dari berbagai

bagian melainkan suatu totalitas yang memiliki makna tersendiri.

22

(42)

30

Adapun terstruktur mempunyai asumsi bahwa setiap bagian yang ada

dalam keseluruhan itu berada dan berfungsi dalam suatu struktur

tertentu. Sebagai contoh, manusia bukanlah penjumlahan dari

bagian-bagian tubuh atau penjumlahan dari badaniah dan rohaniah, melainkan

sesuatu yang utuh. Dalam konteks ini, pendidikan anak adalah

pendidikan yang menyeluruh, atau dengan kata lain pendidikan dalam

rangka pembentukan yang terintegrasi. Oleh karena itu, kurikulum

harus disusun sedemikian rupa sehingga mampu mengembangkan

pribadi yang utuh, dengan mempertimbangkan bahwa anak adalah

suatu potensi yang sedang berkembang dan merupakan organisme

yang hidup, yang hidup dalam masyarakat yang sedang berkembang

pula. 23

Dalam perkembangan kurikulum kita, terdapat istilah integrated

curriculum dengan sistem yang mencakup pengajaran unit. Semua

mata pelajaran atau bidang studi tidak terlepas atau terpisah satu

dengan yang lainnya, dan tidak ada pembatas satu sama lain.24

Dalam penelitan kami, sistem yang dianut ialah pengajaran semua

unit, segala mata pelajaran yang diajarkan didalam kelas kemudian

dilanjutkan diluar kelas dengan didukung adanya kegiatan-kegiatan

yang sudah disusun dan ditetapkan oleh kebijakan pimpinan pondok.

23

Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2008) hlm36

24

(43)

31

3. Komponen-komponen kurikulum terpadu

Kurikulum terpadu menyediakan kesempatan dan kemungkinan

belajar bagi para siswa. Kesempatan belajar tersebut dirancang dan

dilaksanakan secara menyeluruh dengan mempertimbangkan hal-hal

yang berpengaruh, oleh karena itu diperlukan pengaturan, kontrol,

bimbingan agar proses belajar terarah ketercapaian tujuan-tujuan

kemampuan yang diharapkan. Kurikulum dirancang berdasarkan

sistem keterpaduan yang mempertimbangkan komponen-komponen

masukan, proses dan produk secara seimbang dan setaraf.

Pada komponen masukan, kurikulum dititikberatkan pada mata

mata pelajaran logis dan sistematis agar siswa menguasai struktur

pengetahuan tertentu. Pada komponen proses, kurikulum

dititikberatkan pada pembentukan konsep berfikir dan cara belajar

yang diarahkan kepada pengembangan peta kognitif. Pada komponen

produk, kurikulum dititikberatkan pada pembentukan tingkah laku

spesifik.25

Ketiga komponen tersebut berinteraksi dalam kurikulum secara

terpadu, sehingga tujuan kurikulum terpadu untuk mengembangkan

kemampuan yang merupakan gejala tingkah laku berkat pengalaman

belajar. Tingkah laku yang diterapkan adalah integrasi atau behavior

is the better integrated, terjadi dikarenakan pengalaman-pengalaman

(44)

32

dalam situasi tertentu, bukan karena kecenderungan alami atau

kematangan kondisi temporer, sehingga perubahan tingkah laku

bersifat permanen dan bertalian dengan situasi tertentu.

Untuk mencapai perubahan-perubahan perilaku, sistem

keterpaduan dikembangkan berdasarkan prisip-prinsip sebagai

berikut: suasana lapangan (field setting) yang memungkinkan siswa

menampilkan kemampuannya di dalam kelas, pengembangan diri

sendiri (self development), pengembangan potensi yang dimiliki

masing-masing individu (self actualization), proses belajar secara

kelompok (social learning), pengulangan dan penguatan

(reinforcement), pemecahan masalah-masalah (heuristik learning),

dan sikap percaya diri sendiri (self confidence).26

Proses dan keberlangsungan berkehidupan didalam pondok

pesantren sudah memenuhi syarat segala apa yang ada pada

komponen kurikulum terpadu ini. Maka di madrasah Tsanawiyah

Fadllillah tidak lagi memikirkan efektifitas dari segala program dari

komponen-komponen kurikulum terpadu ini. Mulai dari segala macam

prosesnya, hasil dan produknya serta pengulangan dan penguatannya.

Karena didalam pondok pesantren sudah diciptakan sistem yang

terintegratif.

(45)

33

4. Ciri-ciri Kurikulum Terpadu

Dalam kurikulum terintegrasi atau terpadu (Integrated

Curriculum) ini, batas-batas diantara semua mata pelajaran sudah

tidak terlihat sama sekali, karena semua mata pelajaran sudah

dirumuskan dalam bentuk masalah atau unit. Jadi semua mata

pelajaran telah terpadu sebagai satu kesatuan yang bulat. Ciri-ciri

kurikulum terintegrasi atau terpadu ini adalah sebagai berikut:27

1. Berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi

2. Berdasarkan psikologi belajar Gestalt atau organismik

3. Berdasarkan landasan sosiologi dan sosial kultural

4. Berdasarkan kebutuhan, minat dan tingkat perkembangan dan

pertumbuhan peserta didik

5. Bentuk kurikulum ini tidak hanya ditunjang oleh semua mata

pelajaran atau bidang studi yang ada, tetapi lebih luas. Bahkan,

mata pelajaran atau bidang studi baru dapat saja muncul dan

dimanfaatkan guna pemecahan masalah

6. Sistem penyampaian menggunakan sistem pengajaran unit, yakni

baik unit pengalaman (Experience unit) dan unit untuk

pembelajaran (Subject matter unit)

27 Oemar Hamalik,

(46)

34

7. Peran guru sama aktifnya dengan peran peserta didik bahkan peran

siswa cenderung lebih menonjol dalam kegiatan belajar mengajar,

dan guru bertindak selaku pembimbing.

Kendatipun bentuk kurikulum ini banyak sekali mengalami

kemajuan dibandingkan bentuk kurikulum sebelumnya, namun

dengan berbagai alasan sampai sekarang penggunanya masih

terbatas.28

Pada ciri-ciri kurikulum terpadu yang menarik ialah pada poin

terahir yakni Peran guru sama aktifnya dengan peran peserta didik

bahkan peran siswa cenderung lebih menonjol dalam kegiatan belajar

mengajar, dan guru bertindak selaku pembimbing. Hal ini dalam

madrasah Tsanawiyah masih mengejar untuk mampu mencapai tahap

ini. kendatipun demikian, ada beberapa mata pelajaran dalam materi

pondok yang telah mengetrapkan ciri ini yakni pelajaran al

Muthola’ah. Siswa dituntut untuk kritis dan juga aktif agar mampu

memahami isi teks sehingga goalnya ialah siswa mampu menghafal,

memahami dan juga mampu mengungkapkan dengan bahasanya

sendiri.

28 Oemar Hamalik,

(47)

35

5. Implementasi Integrasi Kurikulum Terpadu

Untuk melaksanakan kurikulum terintegrasi (integrated

curriculum), diperkenalkan sepuluh model pembelajaran terpadu yang

dikelompokan menjadi tiga tipe, ketiga tipe tersebut adalah sebagai

berikut:29

1. Model Fragmented

Model fragmented ditandai oleh ciri pemaduan yang hanya

terbatas pada satu mata pelajaran saja. Misalnya, dalam mata

pelajaran Bahasa Indonesia, materi pembelajaran tentang

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dapat dipadukan

dalam materi pembelajaran keterampilan berbahasa. Dalam proses

pembelajarannya, butir-butir materi tersebut dilaksanakan secara

terpisah-pisah pada jam yang berbeda-beda.

Pemaduan yang hanya pada satu mata pelajaran saja ini biasanya

pada mata pelajaran bahasa Indonesia dan disampaikan pada

alokasi waktu yang berbeda, maka dalam hal ini bias dikatakan

dalam cakupan yang kecil. Yakni antar satu mata pelajaran saja.

2. Model Connected

Model connected dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir

pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran

tertentu. Butir-butir pembelajaran kosakata, struktur, membaca dan

(48)

36

mengarang misalnya, dapat dipayungkan pada mata pelajaran

Bahasa dan Sastra Indonesia. Penguasaan butir-butir pembelajaran

tersebut merupakan keutuhan dalam membentuk kemampuan

berbahasa dan bersastra. Hanya saja pembentukan pemahaman,

keterampilan dan pengalaman secara utuh tersebut tidak

berlangsung secara otomatis. Karena itu, guru harus menata

butir-butir pembelajaran dan proses pembelajarannya secara terpadu.30

Model ini digunakan untuk memudahkan dalam pemberian

materi yang satu induk mata pelajaran tertentu. Dalam madrasah

Tsanawiyah Fadllilah terdapat salah satu mata pelajaran Insya

yakni pelajaran mengarang dalam bahasa arab yang masih satu

induk dengan bahasa Arab umum.

3. Model Nested

Model nested merupakan pemaduan berbagai bentuk

penguasaan konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan

pembelajaran. Misalnya, pada satuan jam tertentu seorang guru

memfokuskan kegiatan pembelajaran pada pemahaman tata bentuk

kata, makna kata, dan ungkapan dengan saran pembuahan

keterampilan dalam mengembangkan daya imajinasi, daya berpikir

logis, menentukan ciri bentuk dan makna kata-kata dalam puisi,

membuat ungkapan dan menulis puisi. Pembelajaran berbagai

bentuk penguasaan konsep dan keterampilan tersebut

(49)

37

keseluruhannya tidak harus dirumuskan dalam tujuan

pembelajaran. Keterampilan dalam mengembangkan daya imajinasi

dan berpikir logis dalam hal ini disikapi sebagai bentuk

keterampilan yang tergarap saat siswa memakai kata-kata,

membuat ungkapan dan mengarang puisi. Penanda terkuasainya

keterampilan tersebut dalam hal ini ditunjukkan oleh kemampuan

mereka dalam membuat ungkapan dan mengarang puisi.31

Dalam hal ini madrasah Tsanawiyah Fadllillah memberikan

pelajaran tambahan pada sore hari guna mencapai tujuan dari

penguasaan berbagai keterampilan yang telah di sampaikan

didalam kelas. Bias bertempat didalam masjid, Di depan kelas dan

terkadang juga di lapangan.

4. Model Integrated

Model integrated merupakan pemaduan sejumlah topik dari

mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah

topik tertentu. Topik evidensi yang semula terdapat dalam mata

pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, Pengetahuan Alam, dan

Pengetahuan Sosial, agar tidak membuat muatan kurikulum

berlebihan cukup diletakkan dalam mata pelajaran tertentu,

misalnya Pengetahuan Alam. Contoh lain, dalam teks membaca

yang merupakan bagian mata pelajaran. Bahasa Indonesia, dapat

dimasukkan butir pembelajaran yang dapat dihubungkan dengan

(50)

38

Matematika, Pengetahuan Alam, dan sebagainya. Dalam hal ini

diperlukan penataan area isi bacaan yang lengkap sehingga dapat

dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai butir pembelajaran

dari berbagai mata pelajaran yang berbeda tersebut.

Dalam madrasah Tsanawiyah Fadllillah juga terdapat mata

pelajaran yang esensinya sebenarnya sama dan pada ahirnya

dipadukan yakni mata pelajaran seni budaya. Dalam kurikulum

pondok pesantren dinamakan dengan Al Khot,atau seni menulis

dalam bahasa Arab.

5. Model Immersed

Model immersed dirancang untuk membantu siswa dalam

menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan

dihubungkan dengan medan pemakaiannya. Dalam hal ini tukar

pengalaman dan pemanfaatan pengalaman sangat diperlukan dalam

kegiatan pembelajaran.

Semua siswa-siswi madraash Tsanawiyah Fadllillah mukim di

pondok pesantren Fadllillah, sehingga sangatlah efektif dalam

menerapkan apa yang sudah mereka dapatkan di kelas dan di

aktualisasikan dalam kehidupan kesehariaanya di dalam pondok

pesantren. Misalnya dalam berorganisasi, belajar memimpin dan

(51)

39

6. Model Networked

Model networked merupakan model pemaduan pembelajaran

yang mengandaikan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk

pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru

setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi,

maupun dalam konteks yang berbeda-beda. Belajar disikapi sebagai

proses yang berlangsung secara terus-menerus karena adanya

hubungan timbal balik antara pemahaman dan kenyataan yang

dihadapi siswa.32

Sangat dimungkingkan dalam penerapannya di pondok

pesantren Fadllillah. Para siswa dan siswi madrasah Tsanawiyah

Fadllillah tidak hanya dipantau dan di didik di dalam kelas akan

tetapi dari mereka bangun tidur sampai tidur lagi pun tetap

terpantau. Maka, ketika diberikan materi problem solving, guru

dengan leluasa mampu mengawasi bagaimana perkembangan dan

pertumbuhan pola piker siswa.

6. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Terpadu

Pada skala praktis integrated curriculum memiliki beberapa

kelebihan dan manfaat antara lain:33

32

https://abdulhafi.wordpress.com/2012/07/25/kurikulum-terpadu-kbk-dan-ktsp/. Diakses pada tanggal 1 Januari 2016 pukul 08.56

33

(52)

40

a. Segala permasalahan yang dibicarakan dalam unit sangat

bertalian erat

b. Sangat sesuai dengan perkembangan modern tentang belajar

mengajar

c. Memungkinkan adanya hubungan antara sekolah dan

masyarakat

d. Sesuai dengan ide dan demokrasi, dimana peserta didik

dirangsang untuk berfikir sendiri, berkerja sendiri, dan memikul

tanggung jawab bersama dan berkerja sama dalam kelompok

e. Penyajian bahan disesuaikan dengan kesanggupan (kemampuan)

individu, minat dan kematangan peserta didik baik secara

individu maupun secara kelompok.

Berkaca pada zaman yang sudah serba maju, pondok

pesantren harus mampu menjawab segala tantangan zaman yang

senantiasa berkembang. Dengan adanya integrasi kurikulum ini

diharapkan mampu memahami mata pelajaran yang diberikan

oleh guru. Baik tugas individu maupun kelompok.

Selain kelebihan yang dikemukakan diatas, integrated

curriculum juga memiliki kelemahan yaitu:

a. Guru tidak dilatih melakukan kurikulum semacam ini

(53)

41

c. Terlalu memberatkan tugas-tugas guru, karena bahan pelajran

yang mungkin berubah setiap tahun sehingga mengubah

pokok-pokok permasalahan dan juga isi (materi)

d. Kurang memungkinkan untuk melaksanakaan ujian umum

e. Peserta didik dianggap tidak mampu ikut serta dalam

menentukan kurikulum

f. Sarana dan prasarana yang kurang memdai yang dapat

menunjang pelaksanaan kurikulum tersebut.34

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kurikulum

terpadu yakni terus menerus mengadakan evaluasi segala yang menjadi

kekurangan dan kelebihannya. Sehingga dapat tercapai tujuan

pendidikan nasional. Terlebih guru yang ada di madrasah Tsanawiyah

Fadllillah masih tergolong anak muda. Maka bimbingan yang intens

dan juga pengawasan yang lebih seorang kepala sekolah sangatlah

diperlukan.

34

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam mengangkat masalah diatas peneliti menggunakan

penelitian kualitatif, yang bersifat deskriptif dengan rancangan studi

kasus.

Studi kasus (case study) merupakan suatu penelitian yang

dilakukan terhadap suatu “kesatuan sistem”. Kesatuan ini dapat berupa

program, kegiatan, peristiwa atau sekelompok individu yang terikat

oleh tempat, waktu atau ikatan tertentu. Studi kasus adalah suatu

penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna,

memperoleh pemahaman dari kasus tersebut.1

Penelitian kualitatif menggunakan desain penelitian studi kasus

dalam arti penelitian difokuskan pada satu fenomena saja yang dipilih

dan ingin dipahami secara mendalam, dengan mengabaikan

fenomena-fenomena lainnya.2

Dikatakan penelitian ini kualitatif karena penelitian ini memiliki

karakteristik penelitian kualitatif yakni:

a. Kajian naturalistik: melihat situasi nyata yang berubah secara

alamiah, terbuka, tidak ada rekayasa pengontrolan variabel.

1

Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013) hlm 64

2

(55)

43

b. Analisis induktif: mengungkap data khusus, detil untuk

menemukan kategori, dimensi, hubungan penting dan asli, dengan

pertanyaan terbuka.

c. Holistik: totalitas fenomena dipahami sebagai sistem yang

kompleks, keterkaitan menyeluruh tak dipotong padahal terpisah,

sebab akibat.

d. Data kualitatif: deskripsi rinci dalam, persepsi pengalaman orang.

e. Hubungan dan persepsi pribadi: hubungan akrab peneliti informan,

persepsi dan pengalaman pribadi peneliti penting untuk

pemahaman fenomena-fenomena.

f. Dinamis: perubahan terjadi terus, lihat proses desain fleksibel.

g. Orientasi keunikan: tiap situasi khas, pahami sifat khusus dan

dalam konteks sosial historis, analisis silang kasus, hubungan

waktu tempat.

h. Empati netral: subyektif murni, tidak dibuat-buat.3

2. Kehadiran Peneliti

Dalam hal ini, kehadiran peneliti dalam penelitian ini bertindak

sebagai pencari pengumpul data yang kemudian data tersebut

dianalisis. Peneliti hadir langsung dalam rangka menghimpun data,

peneliti menemui secara lansung pihak-pihak yang mungkin bisa

memberikan informasi atau data seperti halnya kepala sekolah, waka

3

(56)

44

kurikulum, guru guru yang mengajar sebagai sampel untuk

memperoleh data keadaan siswa. Dalam melakukan penelitian peneliti

bertindak sebagai pengamat penuh dan keadaan atau status peneliti

diketahui oleh informan.

Kehadiran peneliti dilokasi penelitian sangat menentukan

keabsahan dan kevalidan data dalam penelitian yang ilmiah, hal ini

harus dilaksanakan semaksimal mungkin walaupun harus

mengorbankan waktu, materi, dan sarana-sarana lain bahkan peneliti

melakukan perpanjangan kehadiran ditempat penelitian untuk

memperoleh data atau keterangan-keterangan yang benar-benar valid.

3. Tempat Penelitian/Lokasi Penelitian

Pemilihan lokasi/tempat atau Site selection berkenaan dengan

penentuan unit, bagian, kelompok, dan tempat dimana orang-orang

terlibat didalam kegiatan atau peristiwa yang ingin diteliti.

Untuk itu peneliti memilih tempat penelitian ini di Madrasah

Tsanawiyah Fadlillah yang berada di desa Tambak Sumur Kecamatan

Waru Kabupaten Sidoarjo. Sebagai lembaga pendidikan Islam yang

memadukan dua kurikulum didalam sistem pendidikannya, yaitu

kurikulum Tarbiyatul Mu’alimin Al Islamiyah (TMI) sebagai adopsi

dari kurikulum KMI milik Pondok Modern Darussalam Gontor

Ponorogo dengan kurikulum 2013 milik pemerintah dibawah naungan

(57)

45

4. Sumber Data

Sumber data yang diambil adalah subyek dari mana data dapat

diperoleh, adapun sumber data yang digali dalam penelitian ini terdiri

dari sumber data utama dan sumber data tambahan.

Sumber data utama yakni sumber data yang diambil peneliti

melalui wawancara dan observasi meliputi: Kepala Sekolah Madrasah

Aliyah Fadlillah, Wakil Kepala Kurikulum Madrasah Aliyah Fadlillah,

para pengajar madrasah Tsanawiyah dan peserta didik madrasah

Tsanawiyah Fadllillah.

Sumber data tambahan yaitu sumber data diluar kata-kata atau

tindakan yakni sumber data tertulis.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulan data penelitian ini, peneliti menggunakan

beberapa teknik pengumpulan data yang meliputi observasi, interview

(wawancara) dan dokumentasi.

a. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengalaman dan pencatatan secara

sistematik terhadap terhadap gejala yang tampak dalam objek

penelitian.4

Penggunaan teknik ini adalah untuk memperoleh data tentang

gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam

4 Amirul Hadi dan Haryono,

Gambar

Tabel III  : Keadaan Sarana dan Prasarana  ..............................................
 TABEL I:
 TABEL II:
TABEL III:
+4

Referensi

Dokumen terkait

PERJANJIAN PENGIKATAN PRODUK (TYING AGREEMENT) PERJANJIAN PENGIKATAN PRODUK DIARTIKAN SEBAGAI PERJANJIAN YANG DILAKUKAN OLEH SALAH SATU PIHAK UNTUK MENJUAL SUATU

Hasil pengujian mengatakan bahwa variabel biaya promosi dan harga secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan karena biaya promosi dan

49 Tahun 2009, yang dimaksud Pengadilan Khusus yaitu: “ Pengadilan yang mempunyai kewenangan untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara tertentu yang hanya dapat

Dapat dilihat pula seperti yang dikatakan bapak DW bahwa perusahaan telah memberikan bantuan dana tanggung jawab sosial terhadap masyarakat seperti bantuan

Setiap anak yang lahir ke dunia ini, dilahirkan dalam keadaan fitrah. Mereka dititipkan Allah pada setiap orang tua, agar dididik, diasuh dan dibimbing supaya menjadi orang yang

Inti dari penelitian penulis adalah memanfaatkan data yang diperoleh ADS-B, mengolah data tersebut menjadi prediksi trajektori dan mengaplikasikan prediksi

Dari hasil persentase daya terima warna, aroma, rasa dan tektur, es krim tanpa perlakuan (kontrol) memiliki persentase tertinggi dari pada es krim dengan

Komunikatif sangat penting bagi kepala sekolah untuk mendorong maju bawahan, memberikan atau menerima informasi bagi perkembangan ekstrakurikuler keagamaan. Tanpa