• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN ORGANISASI KEMAHASISWAAN : STUDI TENTANG MANAJEMEN PEMBINAAN ANGGOTA IKATAN QORI'QORI'AH MAHASISWA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANAJEMEN ORGANISASI KEMAHASISWAAN : STUDI TENTANG MANAJEMEN PEMBINAAN ANGGOTA IKATAN QORI'QORI'AH MAHASISWA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA."

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN ORGANISASI KEMAHASISWAAN

(Studi Tentang Manajemen Pembinaan Anggota Ikatan Qori’ Qori’ah Mahasiswa

UIN Sunan Ampel Surabaya) Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos.)

Oleh: Khoirul Akhsan NIM. B34212054

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Khoirul Akhsan, 2016. Manajemen Organisasi Kemahasiswaan, Studi tentang

manajemen pembinaan anggota Ikatan Qori’qoriah Mahasswa UIN Sunan Ampel

Suarabaya.

Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana manajemen

pembinaan anggota dalam organisai Ikatan Qori’qoriah Mahasiswa UIN Sunan

Ampel Surabaya atau sering disebut dengan IQMA UINSA Surabaya. Peneliti bertujuan untuk menganalisis pembinaan yang terdapat di IQMA. Adapun dalam menjawab permasalahan tersebut, peneliti menggunakan penelitian kualitatif yang berguna untuk mendeskripsikan dan memberikan data mengenai manajemen pembinaan yang terdapat di IQMA UINSA. Dalam hal ini, peneliti menggunakan data primer dan sekunder yang diperoleh dari informan serta dokumen mengenai jenis data-data yang dibutuhkan. Dalam mencari data, peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam IQMA mempunyai ciri khusus dalam membina suatu anggotanya. Terdapat pengelompokan yang mana akan mempermudah pemateri dalam menyampaikan materi, selain itu para anggota juga akan lebih mudah menerima materi yang disampaikan oleh pemateri, sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Kemudian anggota juga akan mendapat perlakuan khusus dalam proses pembinaan yang nantinya akan menguntungkan para anggota. Pembinaan tersebut disebut dengan Bimsus atau bimbingan khusus. Bimbingan khusus ini dilakukan setiap hari sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati oleh pemateri dan anggota. Bahkan, meskipun satu minggu terdapat bimsus setiap hari tidak masalah, yang terpenting sudah ada kesepakatan antara pembina dan anggota.

Kata kunci : Manajemen Organisasi Kemahasiswaan

Fokus masalah yang diteliti dalam risert ini adalah bagaimana manajemen pembinaan

(7)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN PERTANGGUNG JAWABAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Konsep ... 7

F. Sistematika Pembahasan ... 8

BAB II : KAJIANTEORITIK A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 10

B. Kerangka Teori 1. Pengertian Manajemen ... 12

2. Manajemen Dalam Perspektif Islam ... 24

3. Organisasi Kemahasiswaan ... 26

4. Definisi Pembinaan ... 29

5. Pembinaan Dalam Perspektif Islam ... 30

6. Unsur-unsur Pokok Pembinaan Dalam Organisasi ... 32

7. Faktor-faktor Penghambat Terhadap Pengembangan Diri .... 36

8. Tujuan Pelatihan dan Pengembangan ... 38

(8)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 41

B. Obyek Penelitian ... 42

C. Jenis dan Sumber Data ... 42

D. Tahap-tahap Penelitian ... 43

E. Tahap Lapangan ... 45

F. Teknik Pengumpulan Data ... 46

G. Teknik Validitas Data ... 59

H. Teknik Analisis Data ... 51

BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 54

1. Sejarah Berdirinya IQMA ... 54

2. Visi dan Misi IQMA UINSA Surabaya ... 55

3. Tujuan Berdirinya IQMA ... 56

4. Letak Geografis IQMA ... 57

5. Struktur Organisasi IQMA (2016-2017) ... 58

B. Penyajian Data ... 76

1. Perencanaan Pembinaan ... 77

2. Pengorganisasian Pembinaan ... 78

3. Penggerakan Pembinaan ... 83

4. Pengawasan pembinaan ... 87

C. Pembahasan Hasil Penelitian (Analisa Data) ... 89

1. Perencanaan Pembinaan ... 89

2. Pengorganisasian Pembinaan ... 91

3. Penggerakan Pembinaan ... 102

4. Pengawasan Pembinaan ... 108

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Allah menciptakan setiap manusia dengan kemampuan yang sama, yang mana kemampuan sangat mungkin untuk dikembangkan menjadi lebih baik. Apabila seseorang memanfaatkan kemampuan tersebut, maka bakat yang ada pada dirinya akan terolah, begitupun sebaliknya, kemampuan yang tidak dimanfaatkan dengan benar akan berpengaruh juga terhadap bakat yang dimilikinya, Allah dengan segala kebesaran hati yang telah menciptakan berbagai makhluk, terkhusus manusia yang memiliki akal, dan dialah sebaik-baiknya makhluk. Dibutuhkan kesadaran diri oleh manusia agar bisa memanfaatkan kemampuan yang dimiliki, Karena kemampuan tanpa pengembangan akan mustahil rasanya bisa berkembang dan bermanfaat bagi orang lain. Kita mengenal adanya bakat alami yang ada pada manusia, yakni kesadaran diri (self awareness), imajinasi (creative imagination), hati nurani (conscience), dan kehendak bebas (independent will).1 Tanggung jawab utama manusia sebagai penerima mandat itu adalah memberdayakan keempat bakat alami tersebut secara maksimal dan optimal, agar berguna bagi lingkungan sosial.

Kecerdasan beserta aspek-aspeknya dapat diukur dengan tes psikologi, termasuk kemampuan intelektual umum dan taraf inteligensi. Aspek-aspek kemampuan intelektual, antara lain mencakup logika abstrak, kemampuan verbal,

1

(10)

2

pengertian sosial, kemampuan numerik, kemampuan dasar teknik dan daya ingat/memori.

Bakat merupakan faktor bawaan dan pengaruh lingkungan. Jadi apabila seseorang terlahir dengan suatu bakat khusus, jika dididik dan dilatih, maka ketika remaja bakat tersebut dapat berkembang dan dimanfaatkan secara optimal. Sebaliknya jika dibiarkan saja tanpa pengarahan dan penguatan, bakat itu akan mati dan tak berguna, hal ini dikarenakan mereka yang pandai mengeksplor sesuatu yang ada pada diri mereka, menggali bakat-bakat yang ada pada dirinya, bahkan belajar dengan sungguh untuk menggapai sesuatu yang diinginkannya, meskipun mereka belum pernah mengetahui ilmu tersebut. Karena apa yang ada pada fikiran kita akan menentukan apa yang akan kita gapai dimasa mendatang. Dalam mengolah bakat dan kemampuan membutuhkan suatu manajemen dan pembinaan yang baik agar bakat yang dimiliki setap manusia berkembang dengan baik pula.

Manajemen memiliki pengertian seni dan ilmu dalam perencanaan , pengorganisasian, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme untuk mencapai tujuan.2 Manajemen merupakan keterampilan dalam membimbing dan mengarahkan yang dilakuakan secara seksama untuk mencapai maksud yang telah ditetapkan. Dengan mengaplikasikan sistem manajemen yang sesuai maka manfaat manajemen dari tiap-tiap sistem tersebut akan terwujud.

Sedangkan pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil atau pernyataan menjadi lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan,

2

(11)

3

pertumbuhan, evolusi atas berbagai kemungkinan, berkembang atau peningkatan akan sesuatu.3

Pengembangan yang tepat dilaksanakan dalam dunia pendidikan. Seperti pendidikan sekolah dan perguruan tinggi. Dalam perguruan tinggi misalnya, Kemampuan seorang mahasiswa bisa dikembangkan melalui beberapa cara, diantaranya dengan mengikuti kegian kampus, Baik kegiatan formal maupun kegiatan non formal. Dengan tujuan mahasiswa dapat memperoleh berbagai pengalaman dan materi dari kegiatan yang diikuti. Selain itu, dengan mengikuti kegiatan kampus, mahasiswa dapat mengembangkan bakat yang dimiliki, sehingga selain memperoleh pembelajaran dari kelas mahasiswa juga bisa mengembangkan bakatnya diluar kelas.

Di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, yang terletak di Jl. A. Yani, yang merupakan jalur utama atau berada didepan POLDA Jatim terdapat berbagai Unit kegiatan Mahasiswa atau bisa disingkat dengan UKM atau sering dikenal dengan organisasi mahasiswa.

Organisasi mahasiswa merupakan sebuah wadah berkumpulnya mahasiswa untuk mewadahi bakat, minat dan potensi mahasiswa yang dilaksanakan dalam kegiatan organisasi. Yang dibedakan menjadi organisasi intra dan ekstra kampus. Organisasi ini terbagi menjadi tiga unit. Unit kegiatan olahraga, kegiatan kesenian dan kegiatan khusus. Misal unit kegiatan mahasiswa yang bersifat khusus adalah Pramuka, Resimen Mahasiswa, Pers Mahasiswa, Unit Kerohanian, Mahasiswa Pecinta Alam dan lain-lain.

Organisasi adalah sekelompok dua atau lebih yang bekerja sama yang terkoordinasi dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan tertentu4.

3

(12)

4

Sebagaimana penjelasan tersebut, organisasi sebagai proses, dimana berkumpul orang-orang yang mempunyai tujuan sama dengan menggunakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Sehingga dalam proses yang terjadi dalam organisasi keterlibatan orang atau SDM menjadi faktor yang sangat dominan dalam keberhasilan mencapai tujuan oarganisasi. Hal ini berlaku untuk seluruh organisasi, bukan hanya untuk organisasi IQMA. Meskipun organisasi IQMA sebagai organisasi keagamaan intara kampus, prinsip-prinsip dalam organisasi tetap berlaku demi terciptanya efektivitas organisasi.

Ikatan Qori‟ Qori‟ah Mahasiswa (IQMA) UIN Sunan Ampel Surabaya adalah

salah satu Unit KegiatanMahasiswa (UKM) UIN Sunan Ampel Surabaya yang telah melaksanakan berbagai aktifitas sejak pertama berdiri pada tanggal 3 Maret 1989, yang didirikan oleh KH. Chisnullah (Alm). Misi dari IQMA adalah menciptakan mahasiswa yang islami dengan Al-Quran. UKM ini berorientasi pada pengembangan anggota di bidang seni baca Al-Qur‟an, yang sering kita dengar dengan Tilawah atau Qiro‟ah. Seiring dengan berjalannya waktu dan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. UKM ini sedikit demi sedikit melebarkan bidang garapnya dengan menambah pembelajaran untuk anggotanya. Diantara bidang-bidang itu adalah Dakwah, Sholawat, MC (Master Of Ceremony) dan Kaligrafi, hingga sampai saat ini lima bidang tersebut berjalan dengan baik.

Dalam segi prestasi IQMA sudah mampu bersaing dalam kanca nasional bahkan internasional, Mulai dari lomba-lomba dan kegiatan lainnya. Seperti prestasi pada bidang kaligrafi yang pernah lolos seleksi lomba kaligrafi internasioanal di Mesir

4

(13)

5

pada tahun 2015 kemarin. Selain bidang kaligrafi masih banyak lagi prestasi yang pernah diraih oleh UKM ini.

Semakin lama nama UKM ini sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat, khususnya kalangan mahasiswa. Sehingga setiap tahun mahasiswa sangat antusias untuk mendaftarkan diri menjadi anggota IQMA. Hingga saat ini anggota IQMA mencapai 1000 mahasiawa lebih.

Dari beberapa penjelasan diatas kami ingin melihat sejauh mana proses pembinaan anggoat dalam UKM IQMA. Karena menurut pengamatan kami sementara, bahwa saat ini banyak anggota yang semakin lama menghilang dari organisasi dan banyak anggota yang belum tersentuh untuk pembinaan anggotanya.

Setelah mengetahui uraian di atas, penulis terdorong untuk mengadakan penelitian yang diangkat sebagai bentuk pembuktian dari konsep tersebut dengan mengambil judul “manajemen pembinaan anggota Ikatan Qori‟ Qori‟ah Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya ”

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang diatas, rumusan masalah yang akan

dibahas dalam penelitian ini adalah “Bagaimana manajemen pembinaan anggota pada

Ikatan Qori‟-Qori‟ah Mahasiswa (IQMA) UIN Sunan Ampel Surabaya‟‟.

(14)

6

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen pembinaan anggota pada Ikatan Qori‟ Qori‟ah Mahasiswa (IQMA) UIN Sunan Ampel Surabaya.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca maupun bagi pihak yang bersangkutan, diantarnya :

1. Bagi tempat penelitian, penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk pengembangan organisasi.

2. Bagi pihak akademis, penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi dan fungsi empiris yang diharapkan dapat menambah khazanah pengetahuan.

3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan untuk menambah khazanah keilmuan serta pengalaman dalam hal pembinaan anggota dalam organisasi.

E. Devinisi Konsep

1. manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan dari pada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

2. Pembinaan anggota adalah suatu tindakan, proses dan hasil yang dilakukan pengurus organisasi dengan tujuan meningkatkan kualitas anggota untuk menjadi lebih baik, dengan menunjukkan adanya adanya kemajuan, peningkatan, pertumbuhan dan evolusi.5

3. Manajemen pembinaan anggota adalah suatu seni dan ilmu yang mengatur perencanaan dan proses pembinaan anggota. Mulai dari perencanaan, pengelolaan,

5

(15)

7

organisasi secara keseluruhan, efektifitas dan kesehatan organisasi, interfensi yang berencana, sampai denagn pengetahuan ilmu perilaku dalam organisasi.

F. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini akan dirancang menjadi lima bab. Di bab pertama, pembahasan ditekankan pada fokus penelitian, yaitu manajemen pembinaan anggota Ikatan Qori‟

Qori‟ah Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya. Dari fokus ini, terumuskan masalah penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Agar memperoleh pemahaman fokus penelitian dengan benar, maka alasan munculnya fokus serta konseptualisasi dikemukakan dalam bab pertama. Demikian pula, orijinalitas fokus penelitian yang dibahas dalam studi kepustakaan.

Dalam bab kedua dibahas tentang teori yang menjadi pondasi dari latar belakang di atas yaitu teori manajemen yang kemudian digabungkan dengan teori pembinaan anggota.

Dalam bab ketiga, peneliti membahas metode penelitian, jenis data penelitian menjadi patokan awal dalam menentukan pendekatan dan jenis penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan teknik pengumpulan data dan teknik analisa data yang sudah didapatkan.

(16)

8

(17)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian yang sebelumnya dilakukan adalah pertama penelitian skripsi yang dilakukan oleh Budiman Sholeh dari Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dengan judul

Manajemen Pembinaan Santri Di Pondok Pesantren Terpadu Abu Bakar Ash-Shiddiq Umbulharjo Yogyakarta”.6 Pada penelitian ini disimpulkan bahwa pembinaan santri pada Pondok Pesantren Terpadu Abu Bakar Ash-Shiddiq Umbulharjo bergerak pada 4

program. Pada Program tahfidul Qur‟an, Program Muhadatsah, Program

Adabunnabawi, Program Pembinaan Akhlaq. Semua progr7am yang ada telah terlaksana dan sudah terprogram rapi.

Persamaan antara skripsi dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang pembinaan. Perbedaannya terletak pada objek penelitian, dimana penelitian di atas meneliti pada lembaga pendidikan pondok pesantren, sedangkan penelitian ini dilakukan pada organisasi intra kampus IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya.

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Uswatun Khasanah dari Program Studi Bimbingan Konseling Islam Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dengan judul “Metode Pembinaan Mental

6

(18)

10

Rohani Bagi Taruna Akademi Militer Magelang’8’. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa pembinaan mental rohani bagi Taruna Akademi Militer Magelang Menggunakan 5 metode pembinaan. Metode diskuis, metode tanya jawab, metode konseling, metode pengajaran dan metode pembiasaan.

Persamaan antara skripsi dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang pembinaan. Perbedaannya penelitian diatas membahas tentang metode pembinaan dalam penelitian membahas tentang manajemen pembinaan. Selain itu perbedaannya terletak pada lembaga pemerintahan khususnya di Akademi Militer Magelang, sedangkan penelitian ini dilakukan pada organisasi intra kampus IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya.

B. Pengertian Manajemen

Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompaok orang kearah tujuan organisasi atau maksud-maksud yang nyata. Dalam penegertian lain dikatakan bahwa manajemen sebagai ilmu penegetahuan maupun seni. Yang dimaksud seni disisni adalah penegetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan. Untuk mencapai hasil yang diinginkan dibutuhkan kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan penegetahuan manajemen.9

Sebenarnya, pengertian manajemen memiliki banyak sudut pandang atau persepsi, namun, pada dasarnya semua pengertian tersebut akan mengacu pada satu hal, yaitu

8

Uswatun Khasanah, Metode Pembinaan Mental Rohani Bagi Taruna Akademi Militer Magelang, Program Studi Bimbingan Konseling Islam Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

9

(19)

11

pengambilan keputusan. Manajemen mempunyai kaitan yang sangat erat dengan leader atau kepemimpinan. Sebab pemimpin yang sebenarnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk menjadikan orang lain lebih dihargai, sehingga orang lain akan melakukan segala keinginan sang leader.

Namun apakah ruang lingkup manajemen hanya terbatas pada ruang lingkup kepemimpinan semata? Tentu saja tidak. Karena kepemimpinan hanyalah bagian dari manajemen. Sebagaimana penulis sebutkan diatas bahwa manajemen adalah seni. Sebuah seni tentunya tidak hanya menggunakan metode semata,. Metode yang digunakan haruslah banyak untuk kemudian menjadikannya sebagi seni yang bernilai tinggi. Begitu pula dengan manajemen. Untuk menata sebuah sistem diperlukan manajemen yang handal agar sistem tersebut bisa berjalan sebagimana mestinya. Manajemen menurut para ahli:

1. R.T. Livingstone : fungsi manajemen ialah mencapai tujuan dengan cara yang terbaik, yaitu dengan mengeluarkan waktu dan uang yang paling sedikit, dengan memanfaatkan fasilitas yang ada dengan sebaik-baiknya.

2. John D. Millet : manajemen ialah proses pembimbingan dan pemberian fasilitas terhadap pekerjaan orang-orang yang terorganisir dalam kelompok formil untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.

3. Dwight Wald : manajemen ialah tindakan yang ditujukan untuk memeperoleh kerjasama yang rationil dalam suatu sistem administrasi.

(20)

12

5. Harold Koontz and Cyril O‟Donnell : manajemen adalah pelaksanaan pekerjaan bersma orang lain.10

Dari pengertian manajemen diatas, dapat diartikan bahwa manajemen ialah keterampilan dan kemampuan dalam membimbing, mengelola dan mengarahkan yang dilakukan secara seksama untuk pencapaian tujuan dan pelaksanaan pekerjaan. Dengan manajemen pekerjaan akan berjalan dengan teratur, dan dapat menimbulkan sistem kerja yang efektif dan efisien. Yang terpenting ialah manajemen tidak dapat dilepaskan dari organisasi.

Fungsi dalam ilmu manajemen terdapat empat poin yaitu planning, organizing, actuating dan controlling.

1. Planning/Perencanaan

Perencanaan ialah menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama satu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.11 Proses perencanaan membahas tentang rancangan sesuatu yang akan dikerjakan kedepan organisasi, mulai dari Sumber daya manusia, tempat pelaksanaan sampai dengan hasil dari sesuatu yang dilaksanakan. Sehingga dengan proses ini lembaga atau perusahaan dapat mengukur sejauh mana kendala-kendala yang akan menghambat jalannya organisasi.

Dalam pengertian lain perencanaan juga dapat diartikan sebagai suatu aktivitas integratif yang berusaha memaksimumkan efektifitas keseluruhan

10

Sukarna, 1992, Dasar-dasar manajemen, (C.V. Mandar Maju: Bandung), hal2-3

11

(21)

13

organisasi sebagai suatu sistem, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi yang bersangkutan.

Berdasarkan pengertian diatas, perencanaan memiliki tiga karakteristik, diantaranya :

a. Perencanaan harus menyangkut masa yang akan datang. b. Rencana yang akan dilakukan harus menyangkut tindakan.

c. Terdapat suatu elemen identifikasi pribadi atau organisasi yaitu serangkaian tindakan dimasa yang akan datang yang diambil oleh perencana atau seorang yang ditunjuk olehnya atau atas nama dalam organisasi.12

Dari pengertian diatas, Proses perencanaan sangat dibutuhkan keberadannya. Dengan perencanaan, organisasi akan mempunyai tujuan mengenai apa yang harus dilakuakan. Dengan tujuan tersebut organisasi akan jelas kemana arah yang akan dituju dan apa yang harus dilakukan kedepan. Karena sesuai dengan karakteristik perencanaan, perencanaan membicarakan, melaksanakan dan mengidentifikasi sesuatu yang akan terjadi kedepan.

beberapa manfaat dari perencanaan, diantaranya adalah:

a. Mengarahkan kegiatan organisasi meliputi penggunaan sumberdaya manusia.

b. Memantapkan konsistensi kegiatan anggota organisasi. c. Memonitor kemajuan organisasi.

Selain itu dalam perencanaan juga membahas Batasan-batasan perencanaan, batasannya adalah dalam hal memilih menghubungkan

12

(22)

14

fakta-fakta serta hal membuat dan menggunakan dugaan-dugaan mengenai masa yang akan datang dalam hal menggambarkan dna memformulasikan aktifitas-aktifitas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan.13

Hal ini membuktikan peran penting perencanaan dalm organisasi, dengan batasan-batasan yang ada, segala sesuatu yang berhubungan dengan aktifitas untuk masa yang akan datang dalam organisasi akan dibahas dalam perencanaan. Selain itu perencanaan juga berhubungan dengan hal-hal yang akan terjadi sesuai denagn keputusan yang sudah ditetapkan sebelumnya.

2. Organizing/Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah mengelompokan dan menentukan berbagai kegiatan selama suatu masa yang akan datang sekaligus sesuatu yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Dari pengertian diatas menunjukkan pentingnya peran pengorganisasian dalam organisasi. Karena pengorganisasian bertugas untuk mendefinisikan dan mengatur bagaimana untuk pengarahan pekerjaan.

Dalam penegertian lain dijelaskan, pengorganisasian adalah pembagian pekerjaan yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antar pekerjaan yang efektif diantara mereka, dan pemberian iklim dan fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien. Selain itu pengorganisasian jiga dapat didefinisikan sebagai suatu pekerjaan membagi tugas, mendelegasikan

13

(23)

15

otoritas, dan menetapkan aktifitas yang hendak dilakukan oleh manajer oleh seluru hirarki organisasi. Oleh karena itu dalam pengorganisasian diperlukan tahapan-tahapan sebagai berikut :

a. Mengetahui dengan jelas tentang tujuan yang akan dicapai

b. deskripsi pekerjaan yang harus dioperasikan dalam aktivitas tertentu

c. klasifikasi aktivitas dalam kesatuan yang praktis

d. memberikan formulasi yang realitas mengenai kewajibaan yang hendak diselesaikan dan sarana dan prasarana fisik serta iklim yang diperlukan untuk setiap aktivitas atau kesatuan aktivitas yang hendak dioperasikan.

e. Penunjukan tenaga manusia yang menguasai bidang keahliannya. f. Mendelegasikan otoritas apabila dianggap perlu terhadap tenaga

kerja yang ditunjuk.14

Berdasarkan pengertian diatas, pengorganisasian dalam organisasi berperan untuk mengatur pembagian kerja, fasilitas kerja serta elemen-elemen lain yang menyangkut proses kerja organisasi. Seperti perangkat yang ada dalam organisasi, kebeutuhan-kebutuhan organisasi serta penempatan sumber daya manusia yang sesuai dengan pembagian kerjanya masing-masing. dan segala kebutuhan yang Hal ini sangat penting diterapkan dalam organisasi. Karena dengan pembagian kerja yang efektif serta pemberian fasilitas yang memuaskan terhadap pegawai,

14

(24)

16

pegawai akan melaksanakan tugasnya dengan aman dan nyaman serta akan berdampak terhadap hasial yang mereka kerjakan.

Dan sebaliknya, apabila pengorganisasian dalam organisasi belum berjalan dengan biak, akan berdampak terhadap organisasi itu sendiri. Didalamnya akan terjadi gesekan-gesekan antar pegawai karena pembagian kerja yang kurang maksimal. Selain itu pegawai akan merasa tidak nyaman dalam bekerja karena fasilitas yang kurang memadai.

3. Actuating/Penggerakan

Penggerakan ialah membangkitkan dan mendorong semua anggoat kelompok agar supaya berkehendak dan berupaya dengan keras untuk mencapai tujuan denagn ikhlas serta serasi denagn perencanaan, serta usaha-usaha pengorganisasian dari pihak pimpinan.15Dalam kata lain penggerakan bisa disebut dengan pengarahan. Pengarahan adalah suatu kegiatan memberi pengarahan (directing), mempengaruhi oarang lain (influencing), dan memotifasi orang untuk bekerja (motivating).16

Penggerakan sangat penting untuk diperhatikan dalam organisasi. Karena untuk mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada planing dan

organizing yang baik, melainkan tergantung pada penggerakan dan pengawasan. Perencanaan dan pengorganisasian hanya merupakan landasan yang kuat untuk adanya penggerakan yang terarah kepada sasaran yang dituju.

15

Mahmud M Hanafi, Manajemen ( UPP AMP YKPN : Yogyakarta ) hal. 12 16

(25)

17

Penggerakan tanpa planing tidak akan berjalan efektif, karena didalam perencanaan itulah ditentukan tujuan organisasi.

Proses ini dikatakan sebagai salah satu yang paling menantang dalam fungsi manajemen. Karena proses pengarahan berhadapan langsung dengan SDM, dalam artian antara manusia dengan manusia. Proses pengarahan dilakukan akan berhasil dengan baik apabila manajer bisa menciptakan suasana yang mampu mendorong orang untuk bekerja.

Faktor-faktor yang diperlukan untuk penngerakan a. Kepemimpinan

Menurut G.R. Terry yang dikuti olek Sukarna menjelaskan kepemimpinan ialah kegiatan untuk memepengaruhi orang-orang agar berusaha dengan ikhlas untuk mrncapai tujuan bersama.

Dari pengertian diatas, seorang manajmer yang tidak memiliki karakteristikkepemimpianan tidak akan mamapu untuk mempengaruhi bawahannya untuk bekerja sama, sehingga manajer yang demikian akan gagal dalam kepemimpinannya.

b. Sikap dan moril

(26)

18

menumbuhkan pula sikap negatif pegawai. Oleh karena itu manajer yang rationail ialah manjer yang mempunyai sikap positif.

c. Tata hubungan

Tata hubungan yang dimaksud disini adalah komunikasi. Komunikasi membantu penggerakan manjerial dilaksanakan dengan efektif. Dari sinilah peran penting dari komunikasi. Berhasil atau tidaknya perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan tergantung pada akomunikasi.

d. Perangsang

Perangsang ialah sesuatu yang menyababkan seorang untuk bertindak. Seperti dengan perasaan takut yang membuat pekerja giat bekerja untuk menghindari konsekwensi yang tidak diinginkan.

e. Supervisi

Superfisi ialah kegiatan pengurusan dalam tingakatan organisasi, dimana anggota manajmen dan bukan anggota manajemen saling berhubungan secara langsung.

(27)

19

Disiplin ialah latihan pikiran, perasaan, kehendak dan watak, latihan pengembangan dan pengendalian perasaan, pikiran dan kehendak dan watak untuk melahirkan ketaatan dan tingkah laku ynag teratur.17

4. Controlling/Pengawasan

Pengawasan adalah pemeriksaan apakah sesuatu yang telah terjadi sesuai dengan rencana, instruksi yang dikeluarkan dan prinsip-prinsip ayng ditentukan. Dengan tujuan unutk menunjukkan kelemahan dan kesalahan untuk menjadi benar dan mencegah pengulangan kesalahan.

Dalam pengertian lain pengawasan bisa diartikan denagn pengendalian. Pengendalian adalah proses pengaturan yang sistematis dari kativits-aktivitas oragnisasional untuk menjadikan mereka konsisten dengan harapan-harapan yang dibentuk dalm rencana, target dan standart kinerja. Pengendalian adalah tindakan yang menyesuaikan operasi dengan standart-standart yang sudah ditentukan, dan dasarnya adalah informasi yang disampaikan oleh para manajer.18

Pengawasan sangat penting penerapannya dalm organisasi. Dengan pengawasan organisasi dapat mengetahui sejauh mana pencapaian yang telah dilakukan oleh organisasi, sehingga dengan proses ini organisasi mengetahui program-program yang belum dan sudah terealisasi. Dalam proses pengawasan terdapat proses evaluasi sebagai bahan ukuran program yang terlaksan selama organisasi itu berjakan.bukan hanya program, akan tetapi sistem yang berjalan didalamnya akan dapat diketahui dengan proses

17

Sukarna, 1992, Dasar-dasar manajemen, (C.V. Mandar Maju: Bandung), hal 83-104

18

(28)

20

pengawasan. Sehingga akan memudahkan pimpinan dalam pengkoreksian kinerja terhadap bawahannya.

Pengawasan mempunyai maksud dan tujuan tersendiri Diantaranya adalah:

a. untuk mengetahui jalannya pekerjaan apakah lancar atau tidak b. untuk memeperbaiki kesalan-kesalahan yang dibuat oleh pegawai

dan mengusahakan penceagahan agar tidak terulang kembali kesalahan yang sama atau timbulnya kesalahan-keslahan yang baru.

c. Untuk mengetahui apakah penggunaan budget yang telah ditetapkan dalam palanning terarah kepada sasarannya dan sesuai dengan penentuan sebelumnya.

d. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan biaya sesuai dengan program seperti yang ditentukn dalam planning.

e. Untuk mengetahui hasil pekerjaan yang dibandingkan dengan penetapan dalam rencana.

f. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan kerja sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang telah ditentukan.19

C. Manajemen Dalam Perspektif Islam

Dalam bahasa Aarab, istilah manajemen diartikan an-nizam atua at-tanzhim, untuk menyimpan segala sesuatu dan penempatan segala sesuatu pada

19

(29)

21

tempatnya. Pengertian tersebuat juga dapat diartikan sebagai aktivitas menertibkan, mengatur, dan berfikir yang dilakukan oleh seorang sehingga ia mampu mengemukakan, menata dan merapikan segala sesuatu yang ada di sekitarnya, mengetahui prinsip-prinsinya serta menjadikan hidup selaras dan serasi dengan yang lainnya.

Menurut Ketua Dewan Penasihat Dewan Majlis Ulama‟ Indonesia, Prof

KH Ali Yafie, dalam islam manajemen dipandang sebgai perwujudan amal saleh, yang harus bertitik tolak dari niat baik. Dari niat tersebut akan memunculkan motivasi aktivitas untuk mencapai hasil yang bagus demi kesejahteraan barsama.

Ada empat landasan untuk untuk mengembangkan manajemn menurut pandangan islam, yaitu: kebenaran, kejujuran, keterbukaan, dan keahlian. Seorang manajer harus memiliki empat sifat utama itu agar manajemen yang dijalakannya mendapatkan hasil yang maksimal. Yang paling penting dalam manajmen berdasrkan pandangan islam adalah harus ada jiwa kepemimpinan. Kepemimpinan menurut islam merupakan faktor utama dalam konsep manajemn.

(30)

22

“sesungguhnya telah kuciptakan hambaku itu berwatak hanif, kemudian

setan datang kepada mereka, maka disesatkannya mereka dari agama mereka”20 Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya istilah manajemen dalam islam bukan istilah yang asing lagi. Dibuktikan dengan ajaran-ajran islam yang menganjurkan ummatnya menjadi manusia yang hanif. Islam juga mengajarkan ajaran yang merupakan perinsip dasar manajemen, dimana didalamnya tergambar mengenai hubungan manusia dengan khaliqnya. Pokok-pokok ajaran hubungan mausia dengan manusia lainnya, hubungan manusia dengan alam, serta prinsip ajaran akhlaq.

D. Organisasi Kemahasiswaan

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari kehidupan organisasi. Mulai dari rumah tangga, Rukun Tetangga, Rukun Warga dan seterusnya. Terlepas dari kehidupan bermasyarakat kita juga tidak lepas dari organisasi. Seperti pada pendidikan, dunia kerja dan lain sebagainya. Jadi dimanapun dan kapanpun kita tidak lepas dari organisasi.

Menurut Dr. Sondang P. Siagian yang dikutip oleh Adam Ibrahim organisasi adalah sebuah bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan, dimana terdapat seorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan seorang atau sekelompok orang disebut bawahan.21

20

Muhammad Munir, Wahyu Ilaihi, 2006, Manajemen Dakwah, ( Prenada Media: Jakarta), hal 41 21

(31)

23

Menurut Dydiet Hardjiti dalam bukunya teori organisasi dan teknik pengorganisasian mengatakan bahwa ada tiga hakiki organisasi, diantaranya adalah:

1. Organisasi merupakan tempat atau wadah bagi orang-orang untuk dapat bergerak atau melakukan kegiatan menuju tercapainya tujuan organisasi.

2. Organisasi sebagai proses, dimana didalam organisasi terdapat proses penyusunan dan pengaturan sesuai dengan tujuan organisasi.

3. Pengorganisasian merupakan langkah pertama dari pelaksanaan rencana yang telah direncanakan sebelumnya. 22

Dalam penegrtian lain dikatakan organisasi ialah setiap bentuk kerjasama antara manusia yang terikat oleh suatu ketentuan yang yang bermaksud untuk mencapai tujuan bersama.23 Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa organisasi adalah suatu perkumpulan dua orang atau lebih serta terikat dalam suatu kumpulan, yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama sesuai denagn persetujuan yang sebelumnya.

Mahasiswa merupakan kader-kader pemimpin masa depan hendaknya memiliki karaktre-karakter terpuji, Karena mahasiswa nantinya akan berperan sebagai pemimpin bangsa. Fenomena saat ini banyak prilaku mahasiswa yang disoroti masyarakat karena dari moral mahasiswa yang kurang baik. Disinilah peran penting dari organisasi kemahasiswaan. Sebagai organisasi intra kampus berperan serta membimbing mahasiswa menghasilkan karakter yang terpuji.

22

Dydiet Hardjito, 1997,Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian, (PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta), hal 15

23

(32)

24

Menurut Ernest Dale “Organisasi adalah suatu proses perencanaan yang

meliputi penyusunan, pengembangan dan pemeliharaan suatu struktur atau pola hubungan kerja dari orang - orang dalam suatu kerja kelompok.24 Disini terlihat jelas bahwa orang-orang di dalam sebuah organisasi mempunyai suatu keterikatan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, tentunya, bukan berarti keanggotaan seumur hidup.

Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur. Sama halya dengan organisasi kemahasiswaan. Organisasi kemahasiswaan adalah organisasi yang berada dalam kampus atau perguruan tinggi. organisasi kemahasiswaan ini sangat penting bahkan seharusnya dijadikan alat untuk rekayasa sosial dalam rangka membentuk masyarakat yang lebih bijaksana.

E. Definisi Pembinaan

Pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil, atau pernyataan menjadi lebih baik. Pembinaan organisasi merupakan sistem yang menyeluruh yang berusaha menerapkan ilmu prilaku dengan menggunakan perencanaan dan pengembangan jangka panjang, guna mengembangkan strategi, struktur dan proses. Sehingga dicapai efektivitas organisasi. Pembinaan bertujuan untuk melakukan perubahan. Dengan demikian pembinaan sebagai salah satu perubahan yang harus terjadi, maka pembinaan bisa kita katakan sebagai perubahan.25

2424

http:www.dewipurwasihsofia.blogspot.com 25

(33)

25

Dalam pengertian diatas menjelaskan bahwa pembinaan merupakan salah satu langkah untuk suatu perubahan, pembaharuan dan penyempurnaan dalam organisasi. Dengan pembinaan para anggota organisasi dapat terbantu untuk mengembangkan bakat dan keahlian yang dimilikinya, Sehingga anggota dapat memiliki kemampuan yang bagus dan dapat diterapkan di lingkungan masyarakat. Selain itu yang terpenting adalah bagaimana organisasi mampu menciptakan proses pembinaan yang dapat berkelanjutan untuk seluruh elemen anggota organisasi.

Dalam proses pembelajaran yang tarbaru saat ini menekankna bahwa sasaran pendidikan diarahkan kepada (1) learning to know, (2) learning to do, (3) leraning to be, (4) learning to live togedher. Di masa depan dan siapa pun peserta dalam penyelenggaraannya, proses pembelajaran perlu diarahkan pada kegiatan

“belajar untuk belajar” sehingga terbentuklah masyarkat Indonesia sebagai

masyarakat yang belajar, tidak terkecuali pada lingkungan organisasi.26

Berdasarkan pengertian diatas, pembinaan dalam organisasi disiapkan untuk menghadapi persaingan dimasa yang akan datang, Karena persaingan pada masa yang akan datang akan semakin pesat. Selain itu, oragnisasi bukan hanya membentuk anggota yang mandiri dan trampil, akan tetapi bagaimana organisasi mampu membekali anggotanya dengan pembekalan kepribadian diri yang baik yang trampil dan mampu bersaing denagn masyarakat luas.

F. Pembinaan Dalam Perspektif Islam

Dalam perspektif Islam, pembinaan merupakan suatu keharusan. Artinya, Islam sangat peduli terhadap peningkatan harkat dan martabat manusia, karena

26

(34)

26

dalam Islam manusia berada pada posisi yang terhormat. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al-isra ayat 70 yang berbunyi “Sesungguhnya kami telah memuliakan manusia (anak-anak adam), kami angkat mereka didaratan dan dilautan, kami beri mereka rizqi berupa hal-hal yang baik dan kami kembalikan (beri keunggulan) mereka dengan keunggulan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan.

Training (pelatihan) dalam segala bidang pekerjaan merupakan bentuk ilmu untuk meningkatkan kinerja, dimana Islam mendorong umatnya

bersungguh-sungguh dan memuliakan pekerjaan. Rosulullah bersabda : “Tidak ada makanan

yang lebih baik yang dimakan oleh seseorang dari pada apa yang ia makan dari pekerjaan tangannya. Sesungguhnya nabi Allah Dawud a. s. memakan makanan

dari hasil kerja tangannya.“

(35)

27

atau tidak sebuah lembaga akan maju apabila didukung oleh SDM (Sumber Daya Manusia) yang tangguh dan berkualitas.

G. Unsur-unsur Pokok Pembinaan Dalam Organisasi 1. Berencana dan berjangka panjang

Sifat dari pembinaan dalam pembinaan organisasi merupakan program yang berjangka panjang, berencana dan menyangkut proses dari suatu sistem yang luas. Suatu perubahan merupakan suatu proses, bukan suatu peristiwa. Oleh karena itu supaya perubahan dapat berhasil dengan baik maka harus direncanakan dengan matang dan berjangka panjang.27

Dalam menetukan pembinaan organisas dibutuhkan waktu yang memadai untuk menetukan langkah dan prose pembinaan. Karena pembinaan bukan bukan hanya untuk waktu yang singkat. Dalam hal ini pimpinan harus mampu mengendalikan program-programnya sesuai dengan waktu yang ditentukan dibarengi denagn kerjasam tim yang kuat. Dalm proses pembinaan dibutuhkan ketekunan dan kesabaran oleh pengurus organisasi atau pelaku pembinaan.

2. Organisasi secara keseluruhan

Yang dimaksud organisasi secara keseluruhan adalah perubahan, pembaharuan, dan penyempaurnaan yang dilakukan hendaknya bersifat menyeluruh untuk seluruh kalangan organisasi. Dengan demikian jika hendak

27

(36)

28

melakukan perubahan, jangan dilakukan denagn melihat organisasi sebagai kumpulan dari bagian-bagian yang terpisah satu sam lain.28

Agar dapat memperoleh hasil yang baik dalam pembinaan organisasi, hendaknya Pembinaan yang dilakukan bukan hanya untuk bagian tertentu saja, akan tetapi dilakukan untuk semua bagian yang ada dalam oarganisasi. karena dalam oarganisasi semua bagian saling keterkaitan. Sebagai pelaku pembinaan hendaknya mengetahui bahwa organisasi tidak berdiri sendiri.denagn demikian pembinaan dalam organisasi akan berjalan dengan baik.

3. Dikelola

Sebagai salah satu program yang berencana dan berjangka panjang maka pembinaan dam organisasi harus disertai dengan sistem penegelolaan. Pembinaan tidak akan berjalan efektif apabila tidak dibekali dengan pengelolaan yang matang dan dilakukan dengan hati-hati dan penuh kesadaran.29

Dalam hal ini Peran pimpinan sangat berpengaruh besar, dengan cara melibatkan bawahannya. Karena pembinaan membutukan kebijaksanaan dari pimpinan. Sikap-sikap yang baru biaya dan komitmen dengan waktu dan tenaga. Selain itu pembinaan memebutuhkan kordinasi agar terhindar dari ketidak cocokan antara devisi yang satu dengan yang lainnya.

4. Efektifitas dan kesehatan organisasi

pembinaan dalam organisasi berorientasi pada hasil, dan penyesuaian dengan kemampuan organisasi untuk mencapai hasil-hasil tertentu. Hal ini berarti bahwa organisasi ingin mencapai efektifitas dan sekaligus usaha-usah

28

Miftah Toha, 1997, Pembinaan organisasi, ( PT Raja Grafindo Persada : Jakarta ) hal. 16 29

(37)

29

aynag dilakukan secara sehat, jika pelaksanaan organisasi dibawa potensi dan kemampuan. Jika pelaksanaan organisasi dibawah potensi dan kemampuannya, maka cara kerja organisasi tersebut kurang sehat.30

Pembinaan dalam organisasi bisa dikatakan baik apabial organisasi mampu membina anggotanya dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki. Dalam pembinaan organisasi perlu diperhatikan dalam aspek kemanusiaannya, terutama dalam kaitannya dengan proses kerja organisasi. Sehingga diharapkan organisasi mampu mengatasi dan memecahkan persoalannya sendiri.

5. Intervensi yang berencana

intervensi merupakan salah satu usaha pembinaan organisasi untuk memecahakan persoalan yang dihadapi oleh orgnisasi secara keseluruhan. Intervensi yang dilakukan berusaha untuk melakukan perubahan, penyempurnaan dan pembaharuan dalam organisasi. Dan intervensi harus dijalankan secara seksama agar bisa mencapai efektifitas dan dan efisiensi perubahan. 31

Dalam organisasi intervensi yang berencana bisa dilakukan melalui pendidikan, pengamatan diri, yang suatu ketika akan mengintrupsi kegiatan organisasi.

6. Pengetahuan ilmu prilaku

30

Miftah Toha, 1997, Pembinaan organisasi, ( PT Raja Grafindo Persada : Jakarta ) hal. 16 31

(38)

30

Para ahli pembinaan organisasi mendasarkan pendekatannya pada ilmu prilaku organisasi. Selain itu usaha pembinaan dalam organisasi lebih banyak berhubungan dengan persoalan-persoalan antar individu dengan individu. Hal ini berarti dalam pembinaan organisasi tidak hanya terfokus pada pembinaan fisik, akan tetapi pada perasaan, sikap, tingkah laku, kebutuhan dan motivasi dalam organisasi.32

Pembinaan dalam organisasi kebanyakan berhubungan dengan persoalan-persoalan manusia, karena manusia berpengaruh kepada hasil pekerjaan organisasi. Hal inilah yang mendasari perlunya pengetahuan ilmu prilaku dalam organisasi

H. Faktor-faktor Penghambat Terhadap Pengembangan (potensi) diri 1. Faktor penghambat yang berasal dari lingkungan

a. Sistem yang dianut dalam lingkungan.

Tanpa kita sadari sistem yang dianut dalam lingkungan kita mempengaruhi pengembangan diri dalam manusia. Karena setiap hari kita tidak mungkin lepas dari lingkunngan soasial. Sehingga kita sebgai manusia hendaknya mampu untuk memilih dan memilah bagian-bagian mana yang bagus kita terapkan dalam kehidupan, dan sebaliknya bagian mana yang menyimpang dari nilai-nilai sosial, utamanya nilai-nilai keagamaan.

b. Sikap atau kebiasaan dalam lingkungan kebudayaan.

Faktor penghambat yang selanjutnya tidak jauh kaitannya dengan faktor yang pertama. Dimana pada faktor yang ke dua membicarakan

32

(39)

31

tentang sikap atau kebiasaan manusia sebagai salah satu penghambat pengembangna diri. Sikap dan kebiasaan manusia tidak lepas sari faktor kebudayaan dalam lingkunagn masyarakat. Sehingga kedua faktor penghambat pengembangaan yang berasal dari lingkungan keduanya saling keterkaitan.

2. Faktor penghambat yang berasal dari individu sendiri a. Tidak adanya tujuan hidup yang terganbar secara jelas.

Hal ini sangat jelas mengahmbat pengembangan diri, karena manusia yang tidak mengetahui tujuan hidupny adenagn jelas akan menjadi manusia yang tidak mempunyai cita-cita atau angan-angan dimasa yang akan datang, sehingga dirinya akan sulit untuk berkembang.

b. Individu kurang termotivasi.

Kepercayaan diri dalam diri manusia sangatlah diperlukan, denagn kepercayaan dalm dirinya manusia mudah untuk mengembangkan potensi dirinya. Fenomena yang terjadi dalam masyarakat saat ini adalah individu mempunyai pemikiran yang negatif terhadap dirinya sendiri, sehingga mereka akan merasa kurang mampu untuk mencapai tujuan yang sulit, sehingga muncul dalam dirinya rasa kemalasan untuk menggerakkan kemampuan yang ada pada dirinya.

c. Ada “keengganan” untuk menelaah diri sendiri.

(40)

32

dirinya. Rasa takut inilah yang membuat potensi-potensi yang sebenarnya terdapat dalam dirinya sulit untuk berkembang.

d. Masalah Usia33

Fenomena yang terjadi pada masyarakat saat ini kadang-kadang banyak orang-orang yang sudah ber umur lebih menganggap dirinaya tidak mampu untuk mencapai suatu tujuan. Karena mereke berfikir bahwasannya usia muda lebih hebat karena masih produktif, sehingga mereka lebih memilih tidak mengembangkan sesuatu yang sebanarnay dapai ia kembangkan.

I. Tujuan Pelatihan dan Pengembangan a. Memperbaiki kinerja.

Tujuan ini diperuntukkan kapada karyawan yang pekerjaannya kurang memuaskan karena kekurangan keterpampilan dan lain-lain. Oleh karena itu dibutuhkan pelatihan yang dapat memungkinkan untuk memeperbaiki kinerjanya.

b. Memutahirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi. Melalui pelatihan dan pengambngan memastikan karywan dapat secara efektif menggunaka teknologi-teknologi baru. Kemajuan teknologo sangatlah bermanfaat banyak terhadap kinerja pegawai. Karena denagn teknologi pekerjaan akan semakin ringan dan mendapatkan hasil yang memuaskan. Sehingga kemampuan karyawan harus sesuai dengan kebutuhan yang ada.

33

(41)

33

Melalui pelatihan kemampuan karyawan harus dimutaahirkan. Sehingga kemajuan teknologi dapat diintegrasikan kedalam organisasi.

c. Mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru supaya menjadi kompeten dalam pekerjaan.

Sering seorang karyawan belom memiliki keahlian dan kemampuan yang

dibutuhkla untuk menjadi “job competent” yaitu mampu mencapai tingkat

output daning standart kualitas yang diharapkan.

d. Membantu memecahkan prmasalahn operasional.

Para manajer harus mencapai tujuan-tujuan organisasi yang menantang kendatipun menhadapi kelangkaan sumber daya dan berbagai hambatan operasional sepertto konflik antar pribadi, atandart dan kebijakan yang kabur, penundaan jadwal, kekeurangan persediaan, serta berbagai kendal yang lain. e. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan perkembangan pribadi.

Bagi sebagian besar manajer yang berorientasi pencapaian dan membutuhkan tantangan baru pada pekerjaannya, maka pelatihan dan pengambangan dapat memainkan peran ganda dengan menyadiakan aktifitas-aktifitas yang mrmbuahkan efektifitas operasional yang lebih besar dan meningkatkan pertumbuhan pribadi bagi semua karyawan.

f. Mempersiapkan karyawan untuk promosi.

(42)

34

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan jenis penelitian

Penedekatan yang dilakukan oleh peneliti dalam hal ini adalah penedekatan kualitatif. Penelitian ini menjelaskan bagaimana Manajemen

Pembinaan Anggota Ikatan Qori‟ Qoriah Mahasiswa UIN Sunan Ampel

Surabaya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatf, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrument kunci, tekniik pengumpulan data yang dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat induktif.34

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif Descriptive, yaitu menganalisa dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan.35 Metode descriptive tersebut digunakan untuk mendeskripsikan apa yang telah terjadi untuk mendapatkan semua fakta yang berkaitan dengan Manajemen Pembinaan Anggota Ikatan Qori‟ Qoriah Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya.

34

Sugiono, 2014, Memahami Penelitian Kualitatif , (Alfabeta: Bandung), hal. 1 35

(44)

36

B. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah Ikatan Qori‟ Qori‟ah Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabay, yang beralamatkan di Jalan A. Yani No.117 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Telp.085648011527

C. Jenis dan Sumber Data

Data adalah suatu yang diperoleh dari melalui suatu metode pengumpulan data yang akan diolah dan dianlisis dengan suatu metode tertentu yang selanjutnya akan menghasilkan suatu hal yang akan menggambarkan atau mengindikasikan sesuatu.36 Koleksi data merupakan tahapan dalam proses penelitian yang penting, karena hanya dengan mendapatkan data yang tepat maka proses penelitian akan berlangsung sampai peneliti mendapatkan jawaban dari perumusan masalah yang sudah ditetapkan. Jenis dan sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini terbagai atas:

1. Jenis Data

a. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan.37 Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari hasil wawancara dan observasi kepada narasumber yaitu kepada Ketua Umum dan pengurus IQMA yang berkaitan dengan tema penelitian sekripsi ini.

36

Haris Herdiansyah, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial, (Salemba Humanika : Jakarta) , hal 116

37

(45)

37

b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk jadi atau sudah diolah dalam bentuk data dan dokumen-dokumen.

2. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini diambil dari informan dan beberapa dokumen, adapun data yang dimaksud yaitu :

a. Pengurus organisasi IQMA, salah satu sumber data yang paling penting adalah pengurus khusus departemen pembinaan dan pemberdayaan kader. b. Dokumen-dokumen pendukung, seperti : profil, data lembaga dan

lainnya.

D. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian, ada tahap-tahap yang dilalui peneliti mulai dari awal penelitian hingga analisis data. Tahapan-tahapan ini dilakukan agar penelitian berjalan sesuai dengan prosedur penelitian. Tahapan penelitian merupakan suatu langkah-langkah dalam penelitian yang dilakukan peneliti yang dimulai dengan mencari data di lapangan sampai dengan upaya penelitian untuk menganalisis data yang diperoleh.38 Pada penelitian ini, tahapan yang dilalui peneliti dibagi menjadi dua tahap, yaitu:

1. Tahap pra lapangan

Tahap ini merupakan tahap awal dalam mengadakan penelitian, peneliti memulai dari membuat proposal penelitian, memilih lapangan atau subyek penelitian. Ada empat tahap yang dilakukan peneliti, yakni antara lain:

38

(46)

38

a. Menyusun rancangan penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti menyusun rancangan penelitian. Rancangan ini terdiri dari mencari judul yang sesuai dengan konsentrasi dan jurusan yang ditekuni peneliti. Kemudian setelah judul disetujui oleh ketua jurusan, peneliti membuat proposal penelitian untuk diajukan kepada jurusan. Proposal ini merupakan langkah awal apakah penelitian ini akan dilanjutkan atau harus mencari judul penelitian lain.

b. Memilih lapangan penelitian

Sebelum peneliti membuat pengajuan judul, peneliti terlebih dahulu mencari dat informasi terkait data yang akan diteliti melalui bebrapa cara, yang kemudian tertarik untuk dijadikan obyek penelitian. Sesuai dengan judul skripsi, peneliti memilih lapangan penelitian di

Ikatan Qori‟ Qori‟ah Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya.

c. Mengurus perizinan

Peneliti mengurus surat perizinan penelitian ke fakultas, untuk di berikan kepada pihak organisasi. Karena pihak yang berwenang, dalam hal ini adalah obyek penelitian, berhak menolak atau menerima penelitian yang dilakukan. Mereka memiliki kewenangan secara formal. Dengan diterimanya surat izin tersebut, peneliti bisa dengan leluasa melakukan penelitian.

(47)

39

Sebelum terjun ke lapangan, peneliti menyiapkan semua perlengkapan yang akan di gunakan untuk meneliti. Sehingga peneliti siap terjun ke lapangan penelitian dengan bekal tersebut. Jadi saat penelitian tidak terbengkalai, dan sesuai rencana.

E. Tahap Lapangan

Tahap lapangan ini, peneliti mencari informasi dan data-data yang menjadi pendukung utama dalam penelitian ini. Pada tahap ini, peneliti lebih fokus pada pencarian data di lapangan dalam menggali data. Ketika peneliti memasuki lapangan, peneliti selalu menjaga keakraban kepada subyek penelitian. Keakraban diperlukan, agar peneliti dan subyek penelitian melebur menjadi satu dan tidak ada lagi dinding pemisah keduanya. Dengan demikian subyek dengan suka rela menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti dan memberikan informasi yang terkait dengan penelitian.

Tidak hanya keakraban yang di bangun, tetapi peneliti juga melihat keterbatasan waktu, tenaga dan biaya yang dimiliki. Agar tidak sampai terpancing untuk kegiatan yang ada di lapangan dan melewati keterbatasan yang dimiliki peneliti. Catatan lapangan juga menjadi alat terpenting saat berada di lapangan. Catatan lapangan ini di dapatkan saat peneliti mendapatkan berbagai data dan informasi saat di lapangan. Catatan lapangan ini di gunakan ketika peneliti lupa atau membutuhkan data-data saat menyusun laporan.

(48)

40

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang penting. Karena dengan mendapatkan data yang tepat maka proses penelitian akan berlangsung sampai peneliti mendapatkan jawaban dari perumusan masalah yang sudah ditetapkan.39 Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data baik data primer maupun data sekunder. Adapun teknik yang digunakan peneliti adalah:

1. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh peneliti kepada informan, kemudian jawaban-jawaban informan di catat atau di rekam dengan perekam suara.40 Sedangkan menurut Moleong yang dikutip oleh Haris Herdiansyah dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif menjelaskan wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.41 Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interview) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee)

yang memberikan jawaban atas pertanyaan selesai.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan interview tak berstruktur yaitu menggunakan pertanyaan-pertanyaan secara lebih bebas dan leluasa, tanpa terikat oleh susuan pertanyaan yang telah di persiapkan sebelumnya. Peneliti berbicar lisan dan mndengarkan langsung keterangan-keterangan atau informasi dari Ketua Umum dan pengurs IQMA. Serta wawancara denagn anggota IQMA.

3939

Jonatan sarwono, 2006, Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif, ( Yogyakarta : Graha Ilmu ) hal. 123 40

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Alfabeta : Bandung ) , hal 145-146. 41

(49)

41

2. Observasi

Observasi adalah adanya perilaku yang tanpak dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Perilaku yang tanpak bisa berupa perilaku yang bisa dilihat langsung oleh mata, dapat didengar, dapat dihitung, dan dapat diukur.42

Menurut Nasution (1988) observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data. Yaitu fakta nyata yang diperoleh dari observasi. Data tersebut dikumpulkan dan dibantu dengan alat canggih sehingga benda yang sangat kecil dan jauh dapat diobservasi dengan jelas.43

Dalam observasi ini penulis melakukan pengamatan dan mencatat secara langsung terhadap objek penelitian yaitui manjem,en pembinaan anggota IQMA.

3.Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau mnganalisis dokumen-dokumen yang di buat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek.44 Dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat di lakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui

42

Haris Herdiansyah, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial, (Salemba Humanika : Jakarta) , hal 132

43

Ismail nawawi, 2012, Metode penelitian kualitatif , ( Dwi Putra Pustaka Jaya, Jakarta ) hal.234 44

(50)

42

suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang tertulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan.

Dalam hal ini peneulis mengumpulkan data-data yang sudah tersimpan berupa catatan, transkip, buku, brosur, dan agenda yang berada di IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya.

G. Teknik Validitas Data

1. Memperpanjang keikutsertaan

Hal ini dilakukan untuk memeperkuat pengumpulan data, untuk lebih memvalidkan dat yang terkumpul dan dapt dipertanggung jawabkan. Denagn memperpanjang keikutsertaan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang sudah ditemui maupun yang baru.45

2. Ketekunan pengamatan

Ketekunan pengamatan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan, untuk memperoleh kedalman serta terhindar dari kesalahan interpretasi terhadap data yang ada. Ketekunan pengamatan yang dilakukan peneliti dengan cara sebagi berikut :

b. Menanyakan kembali dengan data hasil wawancar denagn informan guna keabsahn data.

c. Mengoreksi kembali hasil catatan dokumen penelitian dengan yang ada di lapangan.

45

(51)

43

1. Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.46 Misalnya, membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, membandingkan apa yang dikatakan umum dengan yang di katakan pribadi.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam tahap triangulasi data sebagai berikut:

a. Peneliti melakukan pengecekan tentang hasil dari pengamatan wawancara, maupun hasil data yang diperoleh dengan cara observasi dan dokumentasi. b. Penulis meneliti apa yang dikatakan informan tentang manajemen pembinaan

anggota IQMA, secara umum dengan mengecek data yang sudah ada apakah sesuai atau tidak.

c. Membandingkan pendapat dan atau perspektif informan satu dengan informan yang lain.

d. Membandingkan wawancara dengan isi dokumen

Dengan demikian data yang dikumpulkan peneliti dapat dipertanggung jawabkan kredibilitasnya.

H. Teknik Analisis Data

46

(52)

44

Menurut Bogdan dan Bliken yang dikutip oleh Lexy J. Meleong , “Secara

konseptual analisis data merupakan proses sistemaris pencarian dan pengaturan transkip wawancara, catatan lapangan dan materi-materi lain yang telah di kumpulkan untuk peningkatan pemahaman mengenai materi tersebut dan untuk

memungkinkan menyajikan apa yang sudah di temukan kepada orang lain”.47 Prinsip pokok teknik analisis kualitatif ialah mengolah dan menganalisis data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai makna.

Analisis data pada riset kualitatif dapat berupa kata-kata, kalimat-kalimat atau narasi-narasi, baik yang di peroleh dari wawancara mendalam maupun observasi. Tahap analisis data memegang peran penting dalam riset. Artinya kemampuan periset memberi makna kepada data merupakan kunci apakah data yang di peroleh memenuhi unsur reabilitas dan validitas atau tidak.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman yaitu analisis interaktif. Teknik analisis data kualitatif dengan analisis interaktif melalui tahapan sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan sebelum penelitian, pada saat penelitian, dan bahkan pada saat akhir penelitian. Idealnya proses pengumpulan data dilakukan ketika penelitian masih berupa konsep atau draf.48

47

Lexy J. Moleong, 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif, (PT Rosda Karya : Bandung ), hal 248. 48

(53)

45

2. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses penggabungan segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan yang akan dianalis.49 . Setelah itu data yang tidak di perlukan kemudian di sisihkan dan data-data yang penting untuk penelitian di kumpulkan menjadi satu dan diklasifikasikan menjadi lebih spesifik. Dengan kata lain, reduksi data adalah proses penyerdehanaan data dan memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian.

3. Penyajian data

Penyajian data adalah proses pengorganisasian untuk memudahkan data untuk dianalisis dan di simpulkan. Data-data tersebut kemudian di pilah-pilah dan disortir menurut kelompoknya dan di susun dengan kategori yang sejenis untuk di tampilkan agar selaras dengan permasalahan yang di hadapi.

4. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan dalam proses ini adalah membuat pernyataan atau kesimpulan secara bulat tentang suatu permasalahn yang diteliti dalam bahasa yang deskriptif dan bersifat interpretati,

49

(54)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya

Awal berdirinya IQMA dimulai dari suatu kegiatan rutin di masjid yang dipelopori oleh seorang perjuang yang bernama Ust Chisnullah, yang biasa dipanggil KH Chisnullah (alm). Ust Chisnullah mempunyai keinginan besar untuk mensyiarkan agama Islam dengan nada-nada dan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur‟an, khususnya di kampus IAIN Sunan

Ampel Surabaya pada kala itu. Berbekal ilmu Qiro‟ah yang didapat dari pondok

pesantrennya, Pon. Pes. Bahrul Ulum Jombang, dia mengawali syiarnya dengan mengumpulkan mahasiswa yang peduli dan berminat untuk bisa membaca al-qur‟an

dengan lagu atau bisa disebut dengan Qiro‟ah. Yang dimulai dari tempat yang berpindah -pindah, di serambi masjid, dibawah pohon sampai di blok M.

Niat baik Ust Chisnullah mendapat respon yang positif dari kalangan mahasiswa, semakin lama banyak mahasiswa yang bergabung dengan perkumpulan tersebut. Sehingga pada tanggal 3 maret tahun 1987 IQMA diakui keberadaanya sebagai organisasi intra kampus IAIN Sunan Ampel Surabaya, dimulai dengan anggota yang masih sedikit dan

agenda kerjanya masih seputar latihan Qiro‟ah Al-Qur‟an bil ghina dan rumus-rumus lagu

Qiro‟ah atau yang disebut dengan Tausyekh.

(55)

51

kemudian berkembang menjadi bidang Dakwah, kemudian sholawat, kaligrafi dan bidang yang masih muda sendiri adalah bidang kaligrafi. Sehingga sekarang dalam IQMA terdapat lima bidang yang meliputi bidang Sholawat, Dakwah, MC, dan Kaligrafi. Hingga sampai sekarang bidang-bidang tersebut berjalan dengan baik. Jika dilogika berdasarkan akal, kelima bidang tersebut sangat berkaitan, misalkan dalam suaru acara pernikahan. Seseorang yang melaksanakan suatu pernikahan pasti membutuhkan suatu MC, kemudian

dalam acara tersebut juga akan ada tilawah atau qiro‟ah, sholawat dan dakwah. Nah

kaligrafi ini yang akan mempercantik atau mendekor tempat yang akan berlangsung. jadi kelima bidang yang terdapat di IQMA sangat membantu masyarakat dalam menata suatu acara.

2. Visi dan Misi IQMA UIN Sunan Ampel Surabaya

Sebagai salah satu organisasi intra kampus yang berbasis Islami, IQMA mempunyai visi dan misi sebagi berikut:

Visi

Terpeliharanya kesucian dan keagungan Al Qur‟an. Misi

Mengaktualisasikan nilai-nilai Al Qur‟an melalui pembinaan dan pengembangan ilmu Al

Qur‟an dan seni religius.

Dilihat dari visi dan misi diatas, IQMA bergerak sesuai dengan bidang garapnya dalam Organisasi. Yaitu organisasi yang bersyiar melalui seni baca dan tulis Al-qur‟an.

Target :

(56)

52

2. Membangun Silaturahim.

3. Mengkaji Al-Qur‟an denagn seni. 4. Mengembangkan Skill Religius

5. Memotivasi diri beribadah dengan berkarya 6. Meningkatkan kecerdasan spiritual

3. Tujuan berdirinya IQMA

Adapun tujuan berdirinya Ikatan Qori‟ Qoriah Mahasiswa (IQMA) adalah sebagai

berikut:

a. Untuk memelihara kesuciaan Al-Qur‟an dan mengembangkan syiar Islam melalui kalam ilahi.

b. Untuk meningkatkan kualitas seni baca Al-Qur‟an.

c. Untuk mengembangkan minat dan bakat mahasiswa dan umat Islam dalam bidang seni baca Al-Qur‟an.

d. Untuk meramaikan masjid agar bisa semarak sesuai dengan firman Allah dalam

Al-Qur‟an.

4. Letak Geografis Ikatan Qori’ qori’ah Mahasiswa (IQMA)

IQMA adalah salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berada di dalam kampus UIN Sunan Ampel Surabaya, Tepatnya lantai 2 Masjid Ulul Albab yang beralamatkan di Jalan Ahmad Yani 117 atau didepan Polda Jatim.

Adapun yang membatasi Ikatan Qori‟qori‟ah Mahasiswa (IQMA) adalah sebagai

berikut:

Referensi

Dokumen terkait