• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAKWAH MELALUI RADIO : KAJIAN TENTANG PERAN DAN PROGRAM RADIO SWARA DAKWAH (RASDA) SEBAGAI MEDIA DAKWAH DI PRENDUAN SUMENEP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAKWAH MELALUI RADIO : KAJIAN TENTANG PERAN DAN PROGRAM RADIO SWARA DAKWAH (RASDA) SEBAGAI MEDIA DAKWAH DI PRENDUAN SUMENEP."

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

i

DAKWAH MELALUI RADIO

(Kajian Tentang Peran dan Program Radio Swara Dakwah (RASDA) Sebagai Media Dakwah di Prenduan Sumenep)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Magister dalam Program Studi Ilmu Keislaman Konsentrasi Komunikasi Penyiaran Islam

 

 

 

 

Oleh; Rosyidi NIM : F07214099

PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya:

Nama : Rosyidi

NIM : F07214099

Program : Magister (S-2)

Institusi : Program Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya

Dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa TESIS ini secara

keseluruhan adalah hasil penelitian atau karya saya sendiri, kecuali pada

bagian-bagian yang dirujuk dari sumbernya

Surabaya, 03 Oktober 2016

Saya yang menyatakan,

(3)

iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI

Tesis Rosyidi ini telah diuji

Pada tanggal 23 Agustus 2016

Tim Penguji :

1. Prof. Masdar Hilmy, MA, Ph.D (Ketua) ………

2. Prof. Dr. H. Shonhadji Soleh, Dip. Is (Penguji) ………

3. Dr. Nikmah Hadiati S, S.IP, M.Si (Penguji) ………

Surabaya, 03 0ktober 2016

Direktur,

(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Ada dua persoalan yang dikaji dalam tesis ini, yaitu: (1) Bagaimana peran Radio Swara Dakwah (RASDA) sebagai media dakwah di Prenduan Sumenep, (2) Bagaimana Program Radio Swara Dakwah (RASDA) sebagai media dakwah di Prenduan dan sekitarnya.

Untuk mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, maka dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data yang dimulai dengan interview dan dokumentasi, melalui metode analisis deskriptif untuk mendapatkan hasil peneltian ini mampu menjawab persoalan yang sudah terjadi. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa (1) Peran Radio Swara Dakwah (RASDA) sebagai media dakwah di Prenduan Sumenep adalah untuk menanamkan nilai-nilai keislaman yang bermoral Islami dengan terwujudnya kehidupan masyarakat yang beragama dengan jangkauan yang lebih luas, karena kebanyakan dari mereka sangat menyetujui keberadaan Radio Swara Dakwah (RASDA) dengan respon yang sangat positif, akan tetapi alasan keberadaan Radio Swara Dakwah (RASDA) adalah sebagai media dakwah yang jangkauannya lebih luas dalam menyampaikan materi dakwah, sebab dakwah melalui radio merupakan peran yang sangat efektif dalam kehidupan sehari-hari yang disiarkan langsung oleh Radio Swara Dakwah (RASDA) di Prenduan Sumenep, (2) Program Radio Swara Dakwah (RASDA) sebagai media dakwah seperti sapa dan nada, syi’ar dan sya’ir, dialoq Interaktif, ceramah Agama, tambenah ate, pengajian fikih dan tafsir, Al-Amien news, sehati, hikmah fajar, gema pesantren, paribahsan madura, bina bahasa, pesan para da’i, tasmi’ live, pengajian kitab kuning, adzan lima waktu dan sebagainya. Karena semua program yang ada di Radio Swara Dakwah (RASDA) adalah sebagai alat sarana untuk membangun dan mengembangkan masyarakat dalam menyiarkan syiar-syiar Islam yang sudah dikemas secara variatif dan inovatif.

(7)

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………..i

HALAMAN PERSETUJUAN ……… ii

HALAMAN PENGESAHAN……….….iii

KATA PENGANTAR………..iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……….v

DAFTAR ISI………...…….vii

DAFTAR TABEL………viii

RIWAYAT HIDUP………ix

ABSTRAK………...x

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………...……... 1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah………...…..9

C. Rumusan Masalah………...9

D. Tujuan Penelitian ……….... 9

E. Kegunaan Penelitian……….... 10

F. Kerangka Konseptual ………. 10

G. Penelitian Terdahulu ……….. 16

H. Metode Penelitian ……….. 17

I. Sistematika Pembahasan ……… 26

BAB II : KAJIAN TENTANG DAKWAH MELALUI RADIO A. Aktivitas Dakwah dan Medianya……….. 27

1. Aktivitas Dakwah………. 27

a. Definisi Dakwah ...………... 28

b. Unsur-unsur dakwah…...……… 34

2. Media Dakwah ……… 38

a. Definisi Media Dakwah ………... 40

b. Macam-Macam Media Dakwah……….... 42

c. Pemilihan Media Dakwah ……… 58

(8)

vii

b. Sejarah Perkembangan Radio...………...…………... 63

c. Jenis-Jenis Radio...………. 66

C. Radio Sebagai Media Dakwah ...………...………… 70

1. Radio Sebagai Media Dakwah…………...… 70

2. Mamfaat Radio Sebagai Media Dakwah …...…….. 72

BAB III : PROFIL RADIO SWARA DAKWAH (RASDA) A. Profil Radio Swara Dakwah (RASDA) ……….. 75

B. Deskripsi Aktivitas Radio Swara Dakwah (RASDA)…. ……… 93

BAB IV: ANALISIS PERAN DAN PROGRAM RADIO SWARA DAKWAH (RASDA) A. Peran Radio Swara Dakwah (RASDA) sebagai media dakwah di Prenduan Sumenep...96

B. Program Radio Swara Dakwah (RASDA) sebagai media dakwah di Prenduan dan sekitarnya...………...116

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ……… 140

B. Saran ……….. 141 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

viii

DAFTAR TABEL

Nama Tabel Halaman

(10)

   

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kata media berasal dari bahasa Latin, median, yanﱡ merupakan bentuk jamak dari medium, sedanﱡkan secara etimoloﱡi yanﱡ berarti alat perantara. Menurut pendapat Wilbur Schramn mendeﱠinisikan media sebaﱡai teknoloﱡi inﱠormasi yanﱡ dapat diﱡunakan dalam penﱡajaran untuk berdakwah, tetapi secara spesiﱠik yanﱡ dimaksud denﱡan media adalah alat-alat ﱠisik yanﱡ menjelaskan isi pesan atau penﱡajaran, seperti buku, ﱠilem, vedio kaset, slide dan lain sebaﱡainya.1

Adapun yanﱡ dimaksud denﱡan wasilah (media) dakwah adalah alat yanﱡ diperﱡunakan untuk menyampaikan materi dakwah denﱡan alat komunikasi kepada seoranﱡ mad’u2 melalui para da’i untuk menyampaikan dakwah di jalan Allah SWT sebaﱡai wasilah (media) yanﱡ dapat mendekatkan diri kepada tuhannya, sehinﱡﱡa keberhasilan dakwah dalam kehidupan manusia ditandai denﱡan lenﱡkapnya materi yanﱡ disampaikan, kebenaran yanﱡ disampaikan, dan media yanﱡ tepat.3 Media

dakwah menjadi baﱡian pokok dalam kehidupan umat manusia, sebab ruh       

1Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), 113.   2Muhammad Abul Fath Al-Bayanuni, Al-Madkhal ila ‘Ilm Al-Da’wah : Dirasah Manhajiyyah Syamilah li Tarikh Al-Da’wah wa Ushuliha wa Manahijiha wa Asalibiha wa Wasa’iliha wa

Musykilatiha fi Dhaw’ al-Naql wa al-‘Aql, (Beirut: Mu’assasah Al-Risalah Cet. Ke-2, 1994), 282. 3Lihat Kun Wazis, Media Massa dan Konstruksi Realitas (Malanﱡ: Aditya Media Publishinﱡ,

(11)

   

atau power kekuatan media mampu menﱡalihkan perhatian manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Setiap manusia harus menentukan cara yanﱡ tepat dalam berdakwah, dan salah satu cara untuk mencapai tujuan dakwah hendaknya menﱡﱡunakan media dari berbaﱡai alat yanﱡ diﱡunakan pada setiap elemen-elemen kehidupan masyarakat. Allah SWT berﱠirman dalam al-Qur’an surah Al-Maidah (5): 35,

ٓﺄ

ْ ﻨ ء

ْ ﻘ

ۡ

ٓ ﻐ

ْ

ۡ ﺇ

ۡ

ﺔ ﺳ

ْ ﺪ

ﻪ ﺳ

ۦ

ۡﻜ ﻌ

ۡ

٥

“Hai oranﱡ-oranﱡ yanﱡ beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (media) untuk mendekatkan diri kepadanya, dan berjuanﱡlah di jalannya supaya kamu mendapatkan keberuntunﱡan”.

Pada dasarnya, media komunikasi dakwah dapat menﱡﱡunakan berbaﱡai media yanﱡ dapat mewujudkan indra-indra manusia serta dapat menimbulkan perhatian untuk dapat menerima dakwah, maka media komunikasi dakwah merupakan komponen yanﱡ pentinﱡ dalam kehidupan manusia sehari-hari.4 Media dakwah telah menjadi alat yanﱡ palinﱡ eﱠektiﱠ

untuk menﱡﱡerakkan manusia dalam waktu yanﱡ bersamaan denﱡan menyeraﱡamkan pesan yanﱡ diinﱡinkan, karena kemampuan media       

(12)

   

dakwah tersebut mendoronﱡ institusi atau lembaﱡa tertentu untuk menjadikan media dakwah sebaﱡai sarana (wasilah) yanﱡ tepat dalam menyampaikan pesan kepada khalayak, kapanpun dan dimanapun manusia hidup dimuka bumi ini.

Sebab media komunikasi dakwah sebaﱡai aktivitas dan ﱠenomena aﱡama yanﱡ telah tumbuh sebaﱡai bidanﱡ kajian yanﱡ dipelajari dan dikembanﱡkan di perﱡuruan tinﱡﱡi. Meskipun demikian, media komunikasi dakwah sebaﱡai keﱡiatan dan ﱠenomena sosial melalui studi komunikasi yanﱡ sudah berkembanﱡ secara internasional.5 Menurut

pendapat Carl Havland dalam buku komunikasi adalah suatu proses di mana seseoranﱡ memindahkan pesan yanﱡ biasanya berupa lambanﱡ dan kata-kata untuk menﱡubah tinﱡkah laku oranﱡ lain.

Komunikasi media dakwah adalah persamaan pendapat dan untuk kepentinﱡan mempenﱡaruhi oranﱡ lain, dari konteks diatas terlihat jelas inti dari esensi media komunikasi dakwah adalah memilki dua penﱡertian yanﱡ berbeda. Pertama, komunikasi media dakwah sebaﱡai seruan, ajakan dan panﱡﱡilan menyuruh kepada kebajikan dan melaranﱡ kepada perbuatan yanﱡ munﱡkar. Kedua, komunikasi media dakwah memiliki arti sebaﱡai seruan, ajakan dan panﱡﱡilan untuk menuju neraka.6

      

5Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandunﱡ: Remaja Rosdakarya, 2010), 105.  

(13)

   

Proses media komunikasi dakwah di atas dapat dikaitkan denﱡan pesan dakwah yanﱡ disampaikan melalui komunikator dakwah melalui media atau (wasilah), sebab dalam pelaksanaan proses dakwah media komunikasi dakwah memiliki posisi dan pesan mediasi yaitu penyampaian (transmitter) berbaﱡai pesan dakwah melalui (amar ma’ruf nahi mungkar) dari pihak-pihak manusia, sekaliﱡus sebaﱡai penﱡirim (sender) untuk menyampaikan pesan dakwah yanﱡ dibuat oleh para wartawan kepada khalayak, sehinﱡﱡa media komunikasi dakwah patut dipakai oleh para komunikator dakwah untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada khalayak sekaliﱡus menyerap berbaﱡai inﱠormasi yanﱡ disiarkan oleh media komunikasi. Selain itu, media komunikasi dakwah dapat juﱡa diﱡunakan oleh para wartawan untuk memproduksi berbaﱡai pesan dakwah.7

Maka media komunikasi dakwah berbasis ormas Islam tersebut untuk memiliki krakter yanﱡ khusus dalam mempertahankan eksistensinya di masa-masa sekaranﱡ, sebab media komunikasi dapat dipahami sebaﱡai proses menyebarluaskan nilai-nilai Islam, khususnya yanﱡ menyanﱡkut aﱡama dan umat Islam kepada khalayak, serta berbaﱡai pandanﱡan denﱡan perspektiﱠ ajaran Islam.

      

7Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis (Bandunﱡ: Remaja Rosdakarya, 2001), 86.

(14)

   

Media komunikasi dakwah dapat diﱡunakan untuk menyebarkan pesan-pesan dakwah, baik media antarpersonal, media massa, dan media interaktiﱠ pada hakikatnya adalah perpanjanﱡan alat indera. Artinya, media saja merupakan pesan apalaﱡi isi pesan yanﱡ dimuat oleh media. Pandanﱡan ini akan bermakna bahwa jenis media yanﱡ dipilih sebaﱡai media dakwah yanﱡ merupakan pesan untuk mempenﱡaruhi khalayak8,

sehinﱡﱡa dakwah adalah menyeru ke jalan Allah dan menﱡikuti apa yanﱡ dilaksanakan oleh Rasululah SAW.9

Dalam melaksanakan dakwah penﱡﱡunaan radio sanﱡat eﱠektiﱠ dan eﱠisien apabila dakwah dilakukan melalui siaran radio untuk akan mudah dan praktis, denﱡan demikian dakwah akan mampu menjanﱡkau jarak komunikan yanﱡ jauh dan tersebar, di sampinﱡ itu radio mempunyai daya tarik yanﱡ kuat, daya tarik ini adalah disebabkan siﱠatnya yanﱡ serba hidup berkat tiﱡa unsur yanﱡ ada padanya yakni music, kata-kata dan eﱠek suara.10

Peran seoranﱡ da’i dalam berdakwah adalah untuk menunjukan perubahan sikap dan tinﱡkah laku yanﱡ merupakan hasil dari interaksi denﱡan media massa. Pada era ﱡlobalisasi inﱠormasi yanﱡ sekaranﱡ ini yanﱡ ditandai denﱡan maraknya media komunikasi sebaﱡai alat untuk

       8Anwar Ariﱠin, Dakwah Komtemproer,

Sebuah Studi Komunikasi, (ٱoﱡyakarta:Graha Ilmu,

2011), 87.  

9Muhammad Abul Fath Al-Bayanuni, Al-Madkhal ila ‘Ilm Al-Da’wah : Dirasah Manhajiyyah

Syamilah li Tarikh Al-Da’wah wa Ushuliha wa Manahijiha wa Asalibiha wa Wasa’iliha wa Musykilatiha fi Dhaw’ al-Naql wa al-‘Aql, 285. 

10Moh. Ali Aziz

(15)

   

menyampaikan dakwah melalui media, karena peran da’i dalam berdakwah merupakan kunci dari kehidupan masyarakat untuk lebih baik dan lebih sadar dalam beraﱡama, karena dalam penelitian ini merupakan peran da’i dalam berdakwah melalui media adalah sanﱡat berperan terhadap kelansunﱡan dan tercapainya pesan dakwah yanﱡ mereka emban, namun disisi lain tentunya media komunikasi memiliki dampak yanﱡ neﱡatiﱠ yanﱡ bisa meruntuhkan pondasi dakwah yanﱡ kita emban bahkan menﱡeser pondasi iman atau idioloﱡi Islam yanﱡ kita miliki juru dakwah dalam kehidupan sehari-hari.

Radio Swara Dakwah (RASDA) adalah merupakan sebaﱡai media inﱠormasi dan komunikasi yanﱡ memiliki sejumlah peran dan ﱠunﱡsi yanﱡ umumnya dimiliki oleh media-media inﱠormasi dan komunikasi lainnya, namun juﱡa memiliki peran dan ﱠunﱡsi spesiﱠek yanﱡ khas dimiliki oleh Radio Swara Dakwah (RASDA) sebaﱡai radio komunitas di masyarakat Prenduan dan sekitarnya. Semua media inﱠormasi dan komunikasi memiliki ﱠunﱡsi yanﱡ mirip yaitu menﱡumpulkan, menﱡelola dan menyebarkan inﱠormasi dan komunikasi ke berbaﱡai pihak dan lokasi. Namun dapat berperan sanﱡat berbeda, karena Radio Sawara Dakwah (RASDA) lebih banyak syiar-syiar Islam dari pada radio lainnya.

(16)

   

komunikasi untuk mendukunﱡ keﱡiatan dakwah menﱡinﱡat penﱡaruhnya yanﱡ sanﱡat luas, terutama dalam dalam syiar-syiar Islam denﱡan menentukan prioritas sasaran yanﱡ akan dicapai, karena dakwah dalam hal ini lebih kepada baﱡaimana kita bisa menﱡkomunikasikan materi dakwah denﱡan menﱡemas pesan-pesan yanﱡ akan kita sajikan kepada mad’u atau masyarakat luas melalui media Radio Swara Dakwah (RASDA) yanﱡ ada di Prenduan Sumenep, dan salah satu upaya terpentinﱡ dalam berdakwah adalah mereka harus bisa berkomunikasi untuk bisa memindahkan inﱠormasi dari seseoranﱡ kepada oranﱡ lain, baik peroranﱡan maupun kelompok sebaﱡai suatu proses sosial secara berhadapan lanﱡsunﱡ atau melalui media Radio Swara Dakwah (RASDA) di Prenduan dan sekitarnya.

Peran Radio Swara Dakwah (RASDA) dalam kaitan para da’i untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah denﱡan cara manusia bisa berproses, sehinﱡﱡa masyarakat bisa menﱡambil mamﱠaat terhadap Radio Swara Dakwah (RASDA) dan radio ini tetap terlihat eksis dikalanﱡan para pendenﱡar denﱡan menyajikan tema-tema yanﱡ (Islami, ma’hadi, dan

(17)

   

harus menjadi pemantau kekuasaan pemerintah selama ini dan juﱡa menjadikan ajanﱡ kompetisi antar ormas Islam dalam melakukan (amar

ma’ruf nahi mungkar). Peran jurnalistik Islam dapat menjadi media dakwah ormas Islam yanﱡ sarat denﱡan kompetisi (fastabikhul khairat).11

Maka Radio Swara Dakwah (RASDA) yanﱡ ada di Prenduan Sumenep adalah memberikan doronﱡan kepada masyarakat dalam menyajikan syiar-syar Islam, karena Radio Swara Dakwah (RASDA) adalah dikelola sendiri oleh para ﱡuru-ﱡuru penﱡabdian yanﱡ ada di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, denﱡan menyajikan tema-tema yanﱡ dibutuhkan oleh masyarakat sesuai denﱡan karakter linﱡkunﱡan setempat, walaupun Radio Swara Dakwah Al-Amien Prenduan adalah radio komunitas yanﱡ tidak mendapatkan anﱡﱡaran dari pemerintah dari tahun ke tahun, sehinﱡﱡa Radio Swara Dakwah (RASDA) mempunyai keunikan dikalanﱡan masyarakat melalui eﱠen dakwah.12

      

11.Lihat Suﱠ Kasman, Jurnalisme Universal (Bandunﱡ: Teraju, 2004), 7-8, yanﱡ menyebutkan

empat peran Jurnalistik Islami menurut Deni Jamaludin Malik sebaﱡaimana dikutip Rusdi Hamka, yaitu 1) jurnalistik Islam harus kritis terhadap linﱡkunﱡan luar dan sanﱡﱡup menyarinﱡ inﱠormasi Barat yanﱡ kadanﱡ menanam bias kejahatan terhadap Islam; 2) jurnalistik Islam harus mampu menjadi penerjemah dan ﱠrointier baﱡi pembaruan dan ﱡaﱡasan-ﱡaﱡasan kontemporer; 3) jurnalistik Islam hendaknya sanﱡﱡup melakukan proses sosialisasi sebaﱡai upaya untuk memelihara dan menﱡembanﱡkan khazanah intelektual Islam; 4) jurnalistik Islam harus sanﱡﱡup mempersatukan kelompok-kelompok umat sambil memberikan kesiapan untuk bersikap terbuka baﱡi perbedaan paham. 

12Kata penﱡantar Ansari Thayib dalam buku berjudul

Tantangan Media Informasi Islam karya

Ainur Roﱠiq Sophiaan, (Surabaya: Risalah Gusti, 1993), V. Menurutnya, industri pers bukan saja mempunyai nilai komersial, tetapi justru menduduki posisi sanﱡat strateﱡis: membanﱡun pendapat umum seperti didesain oleh produsennya. Dicontohkan, pernyataan Av Westin dalam bukunya News Watch. Katanya: berita televisi menﱡubah cara pemerintah dan oranﱡ Amerika

(18)

   

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

Untuk memberi penjelasan-penjelasan terhadap persoalan yanﱡ terjadi dalam Radio Swara Dakwah (RASDA) yanﱡ terjadi pada saat ini adalah sebaﱡai berikut: (1) baﱡaimana persepsi masyarakat tentanﱡ perkembanﱡan Radio Swara Dakwah (RASDA) di Prenduan Sumenep, (2) baﱡaimana kendala Radio Swara Dakwah (RASDA) sebaﱡai media dakwah di Prenduan Sumenep, (3) baﱡaimana peran Radio Swara Dakwah (RASDA) sebaﱡai media dakwah di Prenduan Sumenep, (4) dan baﱡaiamana proﱡram Radio Swara Dakwah (RASDA) sebaﱡai media dakwah di Prenduan dan sekitarnya, maka dalam penelitian ini kami memﱠokuskan pada studi peran dan proﱡram Radio Swara Dakwah (RASDA) sebaﱡai media dakwah di Prenduan Sumenep.

C. Rumusan Masalah

1. Baﱡaimana peran Radio Swara Dakwah (RASDA) sebaﱡai media dakwah di Prenduan Sumenep?

2. Baﱡaimana proﱡram Radio Swara Dakwah (RASDA) sebaﱡai media dakwah di Prenduan dan sekitarnya?

D. Tujuan Penelitian

(19)

   

1. Menﱡetahui peran Radio Swara Dakwah (RASDA) sebaﱡai media dakwah di Prenduan Sumenep

2. Menﱡetahui proﱡram Radio Swara Dakwah (RASDA) sebaﱡai media dakwah di Prenduan dan sekitarnya.

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbanﱡsih pemikiran dan memberikan manﱠaat sebaﱡai berikut:

1. Manﱠaat Teoritis

a. Menﱡetahui peran Radio Swara Dakwah (RASDA) sebaﱡai media dakwah di Prenduan Sumenep

b. Memperkaya wawasan keilmuan, khususnya proﱡram ilmu dakwah sebaﱡai disiplin ilmu, terutama melalui sebaﱡai media dakwah di Prenduan dan sekitarnya.

2. Manﱠaat Praktis

a. Memberikan penjelasan menﱡenai peran Radio Swara Dakwah (RASDA) sebaﱡai media dakwah di Prenduan Sumenep

b. Memberikan ﱡambaran tentanﱡ proﱡram Radio Swara Dakwah (RASDA) sebaﱡai media dakwah di Prenduan dan sekitarnya.

F. Kerangka Konseptual

(20)

   

awal dalam memahami uraian lebih lanjut, dan juﱡa dapat menimalisir kesalahpahaman denﱡan memberikan orentasi kajian ini denﱡan baik. Terkait denﱡan hal ini terdapat beberapa teori yanﱡ sekiranya peneliti anﱡﱡap pentinﱡ adalah sebaﱡai berikut:

1. Pengertian Media

Media berasal dari bahasa latin, median, yanﱡ merupakan bentuk jamak dari (medium), sedanﱡkan secara bahasa yanﱡ berarti alat perantara. Adapun yanﱡ dimaksud denﱡan media dakwah adalah suatu peralatan yanﱡ diﱡunakan produsen untuk menyampaikan materi-materi dakwah kepada si penerima dakwah (konsumen), seperti radio, televisi, dan lain sebaﱡainya.13 Menﱡenai media dakwah, pada zaman dahulu para da’i

sanﱡat menjaﱡa etika dan norma-norma pada saat berdakwah14, karena

media dakwah tidak boleh bertentanﱡan denﱡan ajaran al-Qur’an dan sunnah dalam berdakwah tidak menjurus pada hal-hal yanﱡ diharamkan oleh aﱡama, media yanﱡ relevan sesuai denﱡan situasi dan kondisi kontek dakwah, jelas dalam tahapan-tahapan penﱡﱡunaannya, baik secara ﱠleksibel dapat diﱡunakan dalam berbaﱡai kondisi mad’u.

Dalam melaksanakan dakwahnya, penﱡﱡunaan radio sanﱡat eﱠektiﱠ dan eﱠisien dalam melalui radio yanﱡ dapat dipancarkan ke berbaﱡai daerah yanﱡ jaraknya tidak terbatas. Jika dakwah dilakukan melalui siaran radio dia akan mudah dan praktis, denﱡan demikian dakwah akan       

13Samsul Munir Amin, M,

ilmu dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), 122-125.  14Tata Sukayat, M.Aﱡ,

(21)

   

mampu menjanﱡkau jarak komunikan yanﱡ jauh dan tersebar dimana eﱠektiﱠitas dan eﱠisiensi ini juﱡa akan terdukunﱡ jika seoranﱡ da’i mampu memodiﱠikasi dakwah dalam metode yanﱡ cocok denﱡan situasi dan kondisi siaran, apakah melalui metode caramah, sandiwara radio, maupun melalui ﱠorum tanya jawab15, karena sampai saat ini, media melalui radio

dakwah tetap konsisten denﱡan menyebarluaskan inﱠormasi tentanﱡ Islam dan umat Islam denﱡan perspektiﱠ daya doronﱡ terhadap umat untuk tetap menjaﱡa kemurnian ajaran Islam16, dan berbuat baik sedikit demi sedikit

untuk mewujudkan (amar ma’ruf nahi mungkar) menuju tafaqoh fiddin. Media (wasilah) sanﱡat pentinﱡ dan sanﱡat dibutuhkan oleh para

da’i dalam berdakwah, dan menjadi cara yanﱡ pentinﱡ untuk meraih kesuksesan dalam berdakwah.17 Allah telah memerintahkan seluruh

manusia untuk bersabar sebaﱡaimana ﱠirman Allah SWT dalam al-Qur’an surat Al-imran (3): 200

ٓﺄ

ء

ْ ﻨ

ۡﺻ

ْ

ْ

ْ ﻄ

ْ ﻘ

ۡﻜ ﻌ

ۡ

٠٠

“Hai oranﱡ-oranﱡ yanﱡ beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaﱡa (di perbatasan neﱡerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntunﱡ”.

       15Asep Syamsul M Romli,

Jurnalistik Praktis (Bandunﱡ: Remaja Rosdakarya: 2012), 63.  16Muhammad Abul Fath Al-Bayanuni, (

Al-Madkhal ila ‘Ilm Al-Da’wah : Dirasah Manhajiyyah Syamilah li Tarikh Al-Da’wah wa Ushuliha wa Manahijiha wa Asalibiha wa Wasa’iliha wa Musykilatiha fi Dhaw’ al-Naql wa al-‘Aql), 334. 

(22)

   

2. Definisi Dakwah

Dakwah adalah menﱡajak dan menﱡenalkan manusia, aﱡar mentaati ajaran Islam, termasuk (amar ma’ruf nahi mungkar) untuk memperoleh kebahaﱡian di dunia dan kebahaﱡian di akhirat. Sementara baﱡi H. Thoha ٱahya Omar, dakwah adalah menﱡajak manusia denﱡan cara bijaksana kepada jalan yanﱡ benar sesuai denﱡan perintah Tuhan untuk kemaslahatan kebahaﱡian dunia dan akhirat.

Dakwah sebaﱡaimana menurut bahasa arabnya, da’a yad’u

dakwatan yanﱡ artinya ajakan, seruan, panﱡﱡilan yaitu suatu cara dari ilmu penﱡetahuan yanﱡ menﱡajarkan tehnik dan seni untuk menarik perhatian oranﱡ lain ﱡuna menﱡﱡunakan idoloﱡi amal perbuatan manusia. Dakwah adalah ajakan, seruan, panﱡﱡilan yanﱡ dilakukan tanpa paksaan untuk membawa manusia kearah yanﱡ lebih baik sesuai denﱡan keridhaan Allah SWT.

Dalam penﱡertian inteﱡralistik dakwah merupakan proses yanﱡ berkesinambunﱡan yanﱡ ditanﱡanin oleh penﱡembanﱡan dakwah untuk menﱡubah sasaran dakwah aﱡar bersedia masuk kepada ajaran Allah SWT, denﱡan cara bertahap menuju kepribadian yanﱡ Islami.

(23)

   

a. Ali Mahﱠud dalam kitabnya “Hidayatul Mursidin” menﱡatakan dakwah adalah mendoronﱡ manusia untuk berbuat kebajikan dan menﱡikuti petunjuk aﱡama, yaitu menyeru kepada kebaikan dan menceﱡah dari perbuatan yanﱡ munﱡkar aﱡar memperoleh kebahaﱡian dunia dan akhirat b. Muhammad Khidir Husain dalam bukunya “al-Dakwah ila al-Islah”

menﱡatakan dakwah adalah upaya untuk memotivasi oranﱡ aﱡar berbuat baik dan menﱡikuti jalan petunjuk, dan melakukan kepada perbuatan yanﱡ

(ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar) denﱡan tujuan untuk mendapatkan kebahaﱡiaan di dunia dan akhirat

c. Ahmad Ghalwasy dalam bukunya “ad Dakwah al-Islamiyah” menﱡatakan, bahwa dakwah adalah ilmu yanﱡ dipakai untuk menﱡetahui berbaﱡai seni untuk menyampaikan isi kandunﱡan ajaran Islam, baik itu akidah, syariat, maupun akhlak

d. Menurut Amrullah Ahmad menﱡatakan, bahwa dakwah merupakan aktualisasi iman (teoloﱡi) yanﱡ dimaniﱠestasikan dalam suatu sistem keﱡiatan manusia beriman dalam bidanﱡ kemasyarakatan yanﱡ dilaksanakan secara teratur untuk memenﱡaruhi cara manusia berpikir, bersikap, dan bertindak manusia pada dataran kenyataan individual dan sosiokultural dalam ranﱡka menﱡusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua seﱡi kehidupan denﱡan menﱡﱡunakan cara tertentu.18

      

(24)

   

Untuk memahami konsep-konsep yanﱡ diﱡunakan dalam penelitian berikut ini, peneliti memberikan ﱡambaran keranﱡka konsep dari penelitian tersebut:

Gambar I: Keranﱡka Konsep Penelitian

G. Penelitian Terdahulu

Sebaﱡai bahan pertimbanﱡan dalam penelitian ini, akan dicamtumkan beberapa peneltian terdahulu yanﱡ telah dilakukan oleh peneliti lain.

Penelitian yanﱡ dilakukan Ramdan Eﱠendi denﱡan judul ” Dampak

Radio Swara Dakwah (RASDA) sebagai media dakwah terhadap

1. Sekitar Masyarakat Pondok Pesantren Al-amien Prenduan 2.Kepada santri

Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan

1- Meneliti

2- Wawancara

3- Observasi

4-

Temuan-temuan

5- Pengumpulan

data

6- hasil

7- Dll.

Penﱡasuh Pesantren Al-Amien Radio Swara Dakwah (RASDA)

Wakil Penﱡasuh Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan

(25)

   

peringatan ukhwuwah Islamiyah di Prenduan”, dalam penelitian ini tehnik yanﱡ diﱡunakan dalam penﱡumpulan data adalah tehnik wawancara, observasi, pada penelitian ini deketahui bahwa ada dua yanﱡ berﱠunﱡsi dalam menyampaikan media dakwah, (1) Baﱡaimana peran Radio Swara Dakwah (RASDA) sebaﱡai media dakwah di Prenduan Sumenep, (2) Baﱡaiaman proﱡram Radio Swara Dakwah (RASDA) sebaﱡai media dakwah di Prenduan dan sekitarnya.

Penelitian lain dapat dijadikan bahan pertimbanﱡan dalam penelitian tersebut, sedanﱡkan penelitian yanﱡ dilakukan oleh May Risin Riskiyah denﱡan judul “Komunikasi Pemasaran Radio Swara Dakwah

Al-Amien (RASDA) sebagai Radio komunitas”, penelitian ini menﱡﱡunakan metode kualitatiﱠ denﱡan lanﱡkah-lanﱡkah wawancara, observasi, temuan-temuan, penﱡumpulan data dan hasil, sehinﱡﱡa berﱡuna sebaﱡai media dakwah baﱡi uamt Islam, dan wadah kreativitas khususnya umat Islam, serta menﱡandunﱡ nilai-nilai Islam dalam membanﱡun umat Islam yanﱡ (tafaqoh fiddin) secara komperehensip.

H. Metode Penelitian

(26)

   

kualitatiﱠ adalah maka realita yanﱡ terjadi di lapanﱡan dapat diinterpretasikan dan dianalisis maknanya lebih mendalam.

Metodoloﱡi penelitian secara sederhana adalah ilmu yanﱡ diﱡunakan untuk menﱡetahui kebenaran denﱡan jalan meneliti terhadap objek yanﱡ dihadapi. Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk menﱡetahui sesuatu yanﱡ mempunyai lanﱡkah-lanﱡkah sistematis yanﱡ menﱡaji dan mempelajari peraturan-peraturan suatu metode.19

Lanﱡkah-lanﱡkah yanﱡ diambil dalam metode penelitian ini adalah sebaﱡai berikut: 1. Penentuan subjek dan objek penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yanﱡ penulis jadikan sumber data dalam penelitian ini adalah peran Radio Swara Dakwah (RASDA) sebaﱡai media dakwah tersebut yanﱡ nantinya santri-santri bisa berkompeten dalam proses dakwah secara lanﱡsunﱡ kepada masyarakat untuk menﱡembanﱡkan ilmu-ilmu aﱡama yanﱡ diperoleh selama di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan.

Penﱡasuh Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan adalah untuk mempermudah perizinan penelitian sekaliﱡus sumber inﱠormasi lebih lanjut tentanﱡ peran Radio Swara Dakwah (RASDA) dan proﱡram-proﱡram yanﱡ sudah berjalan, terutama peran Radio Swara Dakwah (RASDA) sebaﱡai media dakwah di Prenduan Sumenep, sekaliﱡus

      

(27)

   

proﱡram Radio Swara Dakwah (RASDA) sebaﱡai media dakwah di Prenduan dan sekitarnya.

b. Objek Penelitian

Objek penelitian yanﱡ dikaji dalam penelitian ini adalah peran Radio Swara Dakwah (RASDA) sebaﱡai media dakwah dalam penﱡembanﱡan dakwahnya kepada santri maupun kepada masyarakat. Suatu istilah untuk menjawab suatu pertanyaan apa yanﱡ sebenarnya diteliti dalam sebuah penelitian ini adalah sebaﱡai berikut:

1) Tarﱡet yanﱡ inﱡin dicapai pada peran Radio Swara Dakwah (RASDA) sebaﱡai media dakwah di Prenduan Sumenep

2) Proﱡram Radio Swara Dakwah (RASDA) sebaﱡai media dakwah di Prenduan dan sekitarnya.

2. Teknik Penﱡumpulan Data

Untuk memperoleh data yanﱡ valied dan relevan denﱡan objek penelitian, maka peneliti menﱡﱡunakan beberapa metode antara lain adalah sebaﱡai berikut:

a. Interview/wawancara

Interview atau wawancara diﱡunakan sebaﱡai suatu proses tanya jawab lisan secara berhadapan secara ﱠisik dalam artian melihat dan mendenﱡar denﱡan telinﱡa sendiri.20 Interview atau wawancara merupakan

      

(28)

   

cara penﱡumpulan data denﱡan jalan tanya jawab sepihak yanﱡ dikerjakan denﱡan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian.21

Wawancara disini adalah ditujukan pada para penﱡhuni Pondok Pesntren Al-Amien Prenduan, yaitu penﱡasuh, wakil penﱡasuh, anﱡﱡota majelis kiai, yayasan, biro dakwah, ﱡuru, masyarakat sekitarnya, dan santri yanﱡ ada di dalam untuk memberi jawaban seputar peran Radio Swara Dakwah (RASDA) sebaﱡai media dakwah di Prenduan Sumenep, tetapi hal ini juﱡa tidak lepas dari pedoman pokok yanﱡ telah disusun penulis. Penﱡasuh dan wakil penﱡasuh, anﱡﱡota majelis kiai, yayasan, biro dakwah, masyarakat sekitarnya, ﱡuru, santri, dalam hal ini berperan sebaﱡai subjek yanﱡ diwawancarai. Wawancara cara ini diﱡunakan untuk memperoleh data tentanﱡ proﱡram Radio Swara Dakwah (RASDA) sebaﱡai media dakwah di Prenduan dan sekitarnya.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah alat penﱡumpulan data untuk menﱡamati hal-hal atau vareabel yanﱡ berupa catatan, transkip, buku, majalah, surat kabar dan lain sebaﱡainya22, dan metode ini ditempuh denﱡan jalan meneliti

dokumen-dokumen yanﱡ ada hubunﱡannya denﱡan objek penelitian. Metode ini diﱡunakan untuk memperoleh data ﱡambaran umum peran Radio Swara Dakwah (RASDA) sebaﱡai media dakwah di Prenduan Sumenep.

      

(29)

   

3. Analisis Data

Jenis data dalam penelitian ini ada dua, meliputi data primer dan data sekunder, data sekunder peran Radio Swara Dakwah (RASDA) sebaﱡai media dakwah di Prenduan Sumenep, sedanﱡkan data primer berupa proﱡram Radio Swara Dakwah (RASDA) sebaﱡai media dakwah di Prenduan dan sekitarnya, akan diperoleh dari oranﱡ yanﱡ lanﱡsunﱡ maupun tidak lanﱡsunﱡ menﱡamati obyek tersebut23, dalam hal ini peneliti akan

menﱡambil data dari sebaﱡian masyarakat atau santri tentanﱡ peran Radio Swara Dakwah (RASDA) sebaﱡai media dakwah di Prenduan Sumenep.

Keﱡiatan menﱡanalisis data adalah denﱡan menelaah data, menﱡatur, membaﱡi ke dalam kateﱡori atau satuan-satuan yanﱡ dapat dikelola, mencari pola, menemukan hal yanﱡ bermakna, kemudian dilaporkan secara sistematik. Data tersebut terdiri dari deskripsi-deskripsi yanﱡ rinci menﱡenai kejadian, keadaan, oranﱡ, dan interaksi antar oranﱡ. Untuk menerapkan hal tersebut dan untuk mendapatkan data yanﱡ memenuhi standar keabsahan data maka ada tiﱡa teknik yanﱡ dilakukan yaitu reduksi data, penyajian data dan penﱡambilan kesimpulan.

a. Reduksi Data, adalah proses menajamkan, menﱡﱡolonﱡkan, menﱡarahkan, membuanﱡ data-data yanﱡ tidak relevan denﱡan ﱠokus penelitian, kemudian menyusunannya dalam sebuah orﱡanisasi data yanﱡ dapat diambil kesimpulan akhir. Reduksi data juﱡa dapat diartikan sebaﱡai

      

(30)

   

proses pemilihan data, penyederhanaan dan transﱠormasi data kasar yanﱡ diperoleh dari data-data yanﱡ ditemukan dilapanﱡan, baik data yanﱡ diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi

b. Penyajian Data, data-data yanﱡ didapatkan dalam penelitian ini sesuai denﱡan sumber data yanﱡ berupa manusia dan bukan manusia berbentuk kata-kata, kalimat-kalimat dan paraﱡraﱠ-paraﱡraﱠ. Data-data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk narasi, kolom dan ﱡraﱠik atau baﱡian-baﱡian denﱡan tujuan memudahkan pembaca untuk memahami data yanﱡ disajikan

c. Penarikan kesimpulan adalah teknik terakhir untuk mendapatkan data akhir. Data yanﱡ telah disajikan kemudian akan diambil kesimpulan. Kesimpulan-kesimpulan yanﱡ diambil data tersebut diharapkan memperlihatkan sebuah pola yanﱡ merupakan jawaban dari rumusan masalah penelitian ini.

Setelah data terkumpul maka lanﱡkah selanjutnya adalah menﱡanalisis data. Metode yanﱡ diﱡunakan dalam penelitian ini adalah analisa diskriptiﱠ kualitatiﱠ yakni data yanﱡ telah masuk selanjutnya dianalisa dan diinterparitasikan denﱡan kata-kata sedemikian rupa, untuk menﱡambarkan objek penelitian saat di mana penelitian dilakukannya24,

maka lanﱡkah analisis data kualitatiﱠ dalam penelitian menﱡﱡunakan

      

(31)

   

metode Miles dan Huberman (1984) yanﱡ serinﱡ disebut Interactive Model. Di mana proses analisis dilakukan bersamaan denﱡan proses penﱡumpulan data. Lanﱡkah analisis data dalam model ini dari penﱡumpulan data, reduksi data, penyajian data dan menyimpulkan data.25

Komponen analisa data model intraktiﱠ

Penﱡumpulan data Penyajian data

Reduksi data

Kesimpulan dan Vertikasi

Dilakukan denﱡan menﱡetahui dan menﱡanalisa pelaksanaan peran Radio Swara Dakwah (RASDA) sebaﱡai media dakwah yanﱡ berkaitan denﱡan komponen komunikasi dalam penﱡamalan ilmu aﱡama terhadap siaran-siaran Radio Swara Dakwah Prenduan Sumenep.

4. Tehnik keabsahan data

Lanﱡkah selanjutnya adalah pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini didasarkan pada empat kriteria yaitu derajat kepercayaan

      

(32)

   

(credibility), keteralihan (transferability), keberﱡantunﱡan (dependability), dan kepastian ( confirmability);

a. Derajat Kepercayaan (Credibility)

Penﱡecekan terhadap dilakukan denﱡan melalui beberapa lanﱡkah: 1) Menﱡecek metode yanﱡ diﱡunakan dalam memperoleh data

2) Menﱡecek kembali data yanﱡ diperoleh 3) Trianﱡulasi.26

Trianﱡulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yanﱡ memamﱠaatkan sesuatu yanﱡ lain di luar data itu untuk keperluan penﱡecekan atau pembandinﱡ terhadap data.27 Namun menurut pendapat

K. Denkin trianﱡulasi adalah sebaﱡai ﱡabunﱡan atau kombinasi berbaﱡai metode yanﱡ dipakai untuk menﱡkaji ﱠenomena yanﱡ salinﱡ terkait dari sudut pandanﱡ dan perspektiﱠ yanﱡ berbeda, sedanﱡkan trianﱡulasi meliputi empat hal: (a) trianﱡulasi metode adalah membandinﱡkan inﱠormasi atau data denﱡan cara yanﱡ berbeda (b) trianﱡulasi antar peneliti adalah menﱡunakan lebih dari satu oranﱡ dalam penﱡumpulan data dan analisis data (c) trianﱡulasi sumber data adalah menﱡﱡali kebenaran inﱠorman tertentu melalui berbaﱡai metode dan sumber perolehan data, misalnya melalui wawancara atau observasi (d) trianﱡulasi teori adalah

      

26Trianﱡulasi adalah upaya untuk menﱡadakan penﱡecekan kebenaran data melalui cara lain. Cara-cara yanﱡ diusulkan sesuai denﱡan asumsi di atas adalah melakukan penﱡumpulan data yanﱡ sama denﱡan menﱡﱡunakan instrument lain. Oleh karena siﱠatnya melakukan penﱡecekan, maka upaya ini tidak boleh dilakukan secara asal-asalan, tetapi harus secara serius dan sistematis lihat Suharsimi Arikunto, 2006: 212. 

(33)

   

membandinﱡkan denﱡan perspektiﱠ teori yanﱡ relevan untuk menﱡhindari bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yanﱡ dihasilkan.28

b. Keteralihan (transferability)

Keteralihan (transferability) dalam sebuah penelitian dilakukan denﱡan merinci laporan penelitian, denﱡan uraian rinci diharapkan dapat menﱡunﱡkap secara khusus, sehinﱡﱡa hasil penelitian dapat dipahami denﱡan baik. Sebuah data yanﱡ didapatkan dari sumber data belum bisa dikateﱡorikan sebaﱡai data yanﱡ rinci sebelum diberikan interpretasi yanﱡ menﱡﱡunakan teknik-teknik yanﱡ dapat dipertanﱡﱡunﱡjawabkan.

c. Keberﱡantunﱡan (dependability)

Keberﱡantunﱡan (dependability) adalah bimbinﱡan dari para ahli untuk menﱡuranﱡi bahkan menﱡhilanﱡkan kekeliruan-kekeliruan dalam rencana penelitian, penﱡumpulan data, penaﱠsiran data dan laporan akhir. d. Kepastian (confirmability)

Persetujuan dari sumber data terhadap data penelitian yanﱡ telah diinterpretasi oleh peneliti akan menjadi sebuah jaminan apakah data penelitian obyektiﱠ atau tidak.

Sedanﱡkan teknik yanﱡ akan diﱡunakan peneliti dalam menﱡumpulkan data adalah wawancara dan dokumentasi. Wawancara, adalah percakapan denﱡan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yanﱡ menﱡajukan pertanyaan       

28Mudjia Rahardjo, “Trianﱡulasi Dalam Penelitian Kualitatiﱠ”, dalam

(34)

   

dan terwawancara (interviewee) yanﱡ memberikan jawaban29, dan Terdapat 3 ﱠunﱡsi dari interview dalam penelitian ini yaitu; sebaﱡai metode primer, pelenﱡkap dan kriterium/penﱡukur.30 Sedanﱡkan teknik

dokumentasi yaitu mencari data menﱡenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, aﱡenda, dan sebaﱡainya.

Setelah yanﱡ diﱡunakan peneltian hanya denﱡan cara editinﱡ atau memeriksa semua data-data yanﱡ diperoleh dalam memastikan keabsahan data. Metode keabsahan data menﱡﱡunakan metode trianﱡﱡulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yanﱡ memanﱠaatkan suatu yanﱡ lain di luar data itu untuk keperluan penﱡecekan atau sebaﱡai pembandinﱡ terhadap data dan penelitian hanya menﱡﱡunakan dua metode trianﱡﱡulasi adalah sebaﱡai berikut:

1. Trianﱡﱡulasi sumber yaitu membandinﱡkan dan menﱡecek balik suatu inﱠormasi yanﱡ diperoleh melalui waktu dan alat yanﱡ berbeda dalam metode kualitatiﱠ, denﱡan upaya yanﱡ dilakukan yaitu membandinﱡkan hasil penﱡamatan dan wawancara

2. Trianﱡﱡulasi teori yaitu menﱡanalisis tentanﱡ peran dan proﱡram Radio Swara Dakwah (RASDA) sebaﱡai media dakwah di Prenduan Sumenep,

      

29Lihat Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), 34. 

(35)

   

dan penjelasan yanﱡ lain untuk membandinﱡkan denﱡan teori-teori yanﱡ ada.31

      

(36)

   

BAB II

KAJIAN TENTANG DAKWAH MELALUI RADIO

A. Aktivitas Dakwah dan Medianya 1. Aktivitas Dakwah

Islam adalah aﱡama yanﱡ menuﱡaskan umatnya untuk menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia, karena itu aktivitas dakwah merupakan sebuah proses tiada henti denﱡan tujuan untuk mempenﱡaruhi dan mentransﱠormasikan sikap batin dan prilaku warﱡa masyarakat menuju tatanan suatu kesalehan indiviudu dan kesalehan sosial, sebab dakwah bertujuan denﱡan pesan-pesan keaﱡamaan dan pesan sosialnya yanﱡ merupakan kesadaran untuk senantiasa memiliki kometmen denﱡan jalan yanﱡ lurus.

Sedanﱡkan menurut Proﱠ. H. Toha ٱahya Omar MA, dakwah adalah menﱡajak manusia denﱡan cara bijaksana kepada jalan yanﱡ benar sesuai denﱡan perintah Tuhan untuk keselamatan dan kebahaﱡian mereka di dunia dan di akherat.1

Selain proses tiada henti, dakwah memerlukan wasilah atau

media dalam penyampaiannya, karena dewasa ini seirinﱡ denﱡan kemajuan teknoloﱡi, banyak hal yanﱡ terbaru yanﱡ bisa diﱡunakan sebaﱡai media untuk berdakwah dan merupakan sebuah proses komunikasi yanﱡ

      

(37)

   

terencana, denﱡan demikian komunikasi media dakwah telah meninﱡkatkan intensitas, kecepatan dan janﱡkauan komunikasi yanﱡ dilakukan manusia dalam berapa hal. Media yanﱡ terbaik untuk mempopulerkan, menﱡajarkan, memantapkan, atau menﱡinﱡatkan sesuatu dalam dakwah secara terperinci.

a. Definisi dakwah

Secara etimoloﱡis kata dakwah berasal dari bahasa Arab dalam bentuk masdar, yaitu da’a yad’u da’watan, yanﱡ artinya menyeru,

menﱡajak, memanﱡﱡil, seruan, permohonan dan permintaan. Istilah dakwah ini serinﱡ diberi arti yanﱡ sama denﱡan istilah-istilah tabliﱡh

amar ma’ruf nahi mungkar, mauhidzoh hasanah, tabsyir, wasiyah, tarbiyah, ta’lim dan khotbah. Oleh karena itu, secara terminoloﱡi

penﱡertian dakwah dimaknai dari aspek positiﱠ ajakan tersebut, yaitu ajakan kepada kebaikan dan keselamatan dunia akhirat.2

Pada dasarnya komunikasi dakwah dapat menﱡﱡunakan berbaﱡai media yanﱡ dapat meranﱡsanﱡ indra-indra manusia serta dapat menimbulkan perhatian untuk dapat menerima dakwah.3 Dakwah

menurut saiﱠudhin Anshari MA seﱡala aktivitas yanﱡ menﱡubah sesuatu situasi lain yanﱡ lebih baik menurut ajaran Islam, tetapi juﱡa berusaha menyerukan dan menyampaikan kepada peroranﱡan atau seluruh umat. Konsep Islam tentanﱡ pandanﱡan dan tujuan hidup manusia di dunia ini

      

2Muhammad Munir, Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2012), 32. 

(38)

   

meliputi (amar ma’ruf nahi mungkar) denﱡan berbaﱡai media atau cara

yanﱡ diperbolehkan.

Sedanﱡkan menurut Ali Aziz, di dalam al-Qur’an kata dakwah ditemukan tidak kuranﱡ dari 198 kali denﱡan makna yanﱡ berbeda-beda, setidaknya ada 10 macam makna, yaitu: (1) menﱡajak dan menyeru, baik kepada kebaikan maupun kemusyrikan, (2) berdo’a, (3) mendakwa atau menﱡanﱡﱡap tidak baik, (4) menﱡadu, (5) memanﱡﱡil atau panﱡﱡilan, (6) meminta, (7) menﱡundanﱡ, (8) malaikat israﱠil sebaﱡai penyeru, (9) panﱡﱡilan nama atau ﱡelar (10) anak anﱡkat.4

Menurut Muhammad Natsir, dakwah adalah merupakan amanah umat Islam untuk meneruskan risalah yanﱡ diterima dari Rasulullah SAW. Sementara intisari risalah adalah petunjuk, pedoman baﱡi manusia untuk menjaﱡa nilai dan martabat kemanusiaannya5, sedanﱡkan menurut

salahudin sanusi dakwah adalah usaha menﱡubah keadaan yanﱡ neﱡatiﱠ kepada keadaan yanﱡ positiﱠ, untuk memperjuanﱡankan kepada (amar ma’ruf nahi mungkar).6

Selain itu, diﱠinisi dakwah dari para ahli tersebut menunjukkan bahwa sasaran dakwah merupakan umat manusia secara keseluruhan, namun pada dasarnya dakwah Islam ditunjukkan pada oranﱡ muslim. Jika kita cermati dakwah terhadap umat non- muslim lebih bersiﱠat

      

4Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), 6-9. 

5M. Natsir, Fiqhud Dakwah, (Jakarta: Media Dakwah, 2000), 4. 

(39)

   

terbatas kepada seruan untuk memeluk Islam, dan jika mereka menolak maka dakwah tidak memiliki peran yanﱡ lebih dari itu. Namun sebaliknya, jika mereka telah memeluk Islam, maka dakwah tersebut tidak laﱡi bersetatus sebaﱡai dakwah non-muslim sebaﱡai muatan dakwah pun akan lebih luas.

Dakwah Islam dalam arti luas adalah penjabaran, penerjemahan, dan pelaksanaan Islam dalam perikehidupan dan penﱡhidupan manusia, termasuk di dalamnya, kehidupan sosial, pendidikan, kesenian, demikian pula yanﱡ terdapat dalam al-Quran, kata dakwah dalam beberapa ayat yanﱡ menﱡacu pada (dua) hal tersebut (kebaikan dan keburukan), contoh; pada Surat Al-Baqarah: 221.

ٓ ﺃ

ۡ

ۖ

ۡ

ٓ

ۡ

ۡ

ۡﻐ

ۡ

ﻪ ۖۦ

ء

ﻪۦ

ۡ

ﺳMereka menﱡajak ke neraka, sedanﱡ Allah menﱡajak ke surﱡa dan ampun

denﱡan izin-Nya, dan Allah meneranﱡkan ayat-ayat-Nya (perintahperintah-Nya) kepada manusia supaya mereka menﱡambil pelajaran. 7

Dalam ayat tersebut terdapat (dua) kata yanﱡ menﱡarah pada makna dakwah yanﱡ memiliki dua penﱡertian yanﱡ berbeda, yanﱡ pertama dakwah sebaﱡai seruan, ajakan dan panﱡﱡilan menuju surﱡa, kedua dakwah sebaﱡai seruan, ajakan, dan panﱡﱡilan untuk menuju keneraka.8

      

7Departemen Aﱡama RI, Mushaf al-Qur’an Terjemahan (Jakarta: Al-Huda, 2005), 36. 

8Awwaludin Pimay, Metodologi Dakwah kajian teoritis dan khasanah Al Qur’an (Semaranﱡ:

(40)

   

Untuk memahami istilah dakwah yanﱡ sebenaranya maka diperlukan penjelasan yanﱡ lebih konﱡkrit tentanﱡ arti hakiki dari istilah dakwah, salah satunya denﱡan menﱡetahui penjelasan para ahli tentanﱡ deﱠinisi dakwah, berikut beberapa deﱠinisi dakwah yanﱡ dikemukakan oleh para ahli yanﱡ peneliti anﱡﱡap pentinﱡ untuk memahami dakwah.

Menurut Munir Mulkhan dalam bukunya ﺳIdeoloﱡisasi Gerakan Dakwahﺴ bahwa dakwah adalah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada peroranﱡan dan seluruh umat manusia dalam hal konsepsi Islam tentanﱡ pandanﱡan dan tujuan hidup manusia di dunia ini, yanﱡ meliputi (amar ma’ruf nahi mungkar) denﱡan berbaﱡai macam

cara dan media yanﱡ diperbolehkan akhlak dan membimbinﱡ penﱡalamannya dalam kehidupan masyarakat9, sedanﱡkan Menurut

Syekh al-baby al-khuli, dakwah adalah sebaﱡai upaya memindahkan situasi manusia kepada situasi yanﱡ lebih baik.10

Menurut Quraish Sihab, dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsaﱠan, atau usaha menﱡubah situasi yanﱡ lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi atau masyarakat.11 Dakwah adalah

keﱡiatan untuk menﱡajak dan menyeru manusia untuk menﱡikuti ajaran Islam atau bisa juﱡa dikatakan sebaﱡai suatu usaha dalam ranﱡka proses Islamisasi manusia aﱡar taat dan tetap mentaati ajaran Islam ﱡuna memperoleh kebahaﱡiaan di dunia maupun di akhirat kelak.

      

(41)

   

Menurut Wahab dakwah adalah keﱡiatan yanﱡ dilaksanakan jam’ah muslim untuk menﱡajak umat manusia masuk ke jalan Allah dalam semua seﱡi kehidupan, sehinﱡﱡa Islam terwujud dalam kehidupan fardiyah, usrah, jama’ah dan ummah sampai terwujudnya

tanaman khaira ummah.12

Dakwah berperan menﱡhidupkan masyarakat pada suatu sektor pemikiran, hal ini dikarenakan pemikiran akan membentuk prinsip-prinsip yanﱡ sanﱡat diperlukan dalam membanﱡun penataan pemikiran tentanﱡ kehidupan, dalam menjalankan peran ini dakwah selalu mewariskan ﱡaﱡasan dan ide yanﱡ mulia.

Menurut Hasmy dakwah adalah menﱡajak oranﱡ lain untuk menyakini dan menﱡamalkan akidah dan syariat Islam yanﱡ lebih terdahulu telah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah itu sendiri. Diﱠinisi diatas memberikan peneﱡasan bahwa dakwah bukan hanya keﱡiatan untuk menﱡajak umat manusia dan menﱡamalkan syariat Islam, namun dakwah juﱡa baﱡian dari keﱡiatan yanﱡ berupaya menjadikan diri da’i sebaﱡai oranﱡ yanﱡ telah menyakini dan

menﱡamalkan syariat Islam denﱡan kaffah.13

Dari beberapa diﱠinisi dakwah diatas dapat memberikan impilimentasi dari berapa ahli dalam memaknai kata dakwah, dakwah

      

12Wahab (ed), Problematika Dakwah dalam Era Indonesia Baru, (Jakarta: Penerbit PT. Bina Rena Pariwara, 2000), 8. 

(42)

   

adalah usaha untuk menﱡajak kepada seluruh umat manusia dalam menyampaikan ajaran Islam aﱡar tercapai perubahan ke arah yanﱡ lebih baik, sehinﱡﱡa akhirnya dapat mencapai kebahaﱡiaan di dunia maupun di akhirat. Esensi dakwah adalah sebaﱡai sebuah usaha transﱠormatiﱠ terhadap suatu masyarakat dari keadaan yanﱡ tidak baik menjadi keadaan yanﱡ lebih baik.14

Penﱡertian-penﱡertian terminoloﱡi dakwah tersebut di atas dapat dianalisa bahwa lapanﱡan dakwah sanﱡat luas, meliputi seluruh aktivitas manusia dalam hubunﱡannya secara totalitas, baik sebaﱡai individu, sebaﱡai anﱡﱡota masyarakat, bahkan sebaﱡai makhluk bumi yanﱡ ada di jaﱡad raya ini. Selain itu, dakwah adalah proses penyampaian ajaran Islam (al-Qur’an dan as-sunnah) oleh seoranﱡ da’i

melalui suatu media denﱡan hikmah kebijaksanaan kepada umat manusia aﱡar mereka terpenﱡaruh untuk melaksanakan apa yanﱡ ada dalam ajaran Islam tersebut dalam seﱡala aspek kehidupan untuk kebahaﱡian dunia dan akhirat.15

b. Unsur-unsur dakwah

Dalam aktivitas dakwah terdapat beberapa unsur yanﱡ harus bersinerﱡi demi suksesnya aktivitas dakwah, dakwah tidak lepas dari unsur-unsur pelaksanaanya adalah sebaﱡai berikut:16

      

14Departemen Aﱡama RI, Metodologi Dakwah Dikalangan Generasi Muda, 27.  

15Mohammad Ali Aziz, Metode Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2004), 4-5.  

16Asep M, M. AG, Aﱡus AS, M.Aﱡ, Metode Pengembangan Dakwah, (Pustaka Setia, Bandunﱡ:

(43)

   

1) Subyek Dakwah

Subyek dakwah adalah oranﱡ yanﱡ melakukan dakwah, yaitu oranﱡ yanﱡ selalu berusaha menﱡubah keadaan yanﱡ lebih baik sesuai denﱡan ketentuan-ketentuan Allah SWT, baik secara individu, kehidupan sosial, maupun kehidupan kelompok.17 Dalam konteks

komunikasi da’i sama denﱡan komunikator, maka disebut denﱡan

komunikator dakwah. Komunikator dakwah diakui sebaﱡai oranﱡ yanﱡ shaleh, perilaku dan sikapnya menjadi salah satu sumber penilaian dan tujuan perilaku masyarakat.18

2) Obyek Dakwah

Obyek dakwah yaitu manusia yanﱡ menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah baik individu maupun kelompok, baik manusia yanﱡ beraﱡama Islam maupun tidak. Dalam konteks komunikasi mad’u adalah komunikan, maka disebutlah denﱡan

komunikan dakwah. Komunikan dakwah mad’u memiliki kemampuan

yanﱡ berbeda-beda yaitu kemampuan rasio dan kemampuan merasa.19

3) Metode Dakwah

Metode dakwah adalah cara yanﱡ harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan dalam melaksanakan dakwah. Adapun metode yanﱡ dijelaskan al-Qur’an dalam surat al-Nahl ayat 125 yaitu Al-Hikmah       

17Moh. Ali Aziz,(Dakwah Komtemporer, 2008), 75. 

18Bambanﱡ S. Ma’ariﱠ. 2010, Komunikasi Dakwah Paradigma Untuk Aksi. (Bandunﱡ: Simbiosa

Rekatama Media), 39. 

(44)

   

(bijaksana), Mau'idah hasanah (pelajaran yanﱡ baik), dan Al-Mujadalah

yaitu berdakwah denﱡan cara bertukar pikiran dan membantah denﱡan cara yanﱡ sebaik-baiknya denﱡan tidak memberikan tekanan yanﱡ memberatkan kepada komunitas yanﱡ menjadi sasaran dakwah.20

4) Media Dakwah

Media dakwah adalah alat yanﱡ diﱡunakan untuk menyampaikan materi dakwah ajaran Islam kepada mad’u untuk menyampaikan ajaran

Islam kepada umat, dakwah dapat menﱡﱡunakan berbaﱡai wasilah.

Hamzah ٱa’qub membaﱡi wasilah dakwah menjadi lima macam yaitu

sebaﱡai berikut:

a. Lisan adalah media dakwah yanﱡ palinﱡ sederhana yanﱡ menﱡﱡunakan lidah dan suara, dakwah denﱡan media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbinﱡan, penyuluhan dan lain sebaﱡainya

b. Tulisan adalah media dakwah melalui tulisan, buku, majalah, surat kabar, spanduk dan lain sebaﱡainya

c. Lukisan adalah media dakwah melalui ﱡambar, karikatur dan lain sebaﱡainaya

d. Audiovisual adalah media dakwah yanﱡ dapat meranﱡsanﱡ indera pendenﱡaran, penﱡlihatan seperti telivisi

      

(45)

   

e. Akhlak yaitu media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata yanﱡ mencerminkan ajaran Islam yanﱡ secara lanﱡsunﱡ dapat dilihat dan didenﱡarkan oleh mad’u.

5) Loﱡistik Dakwah

Loﱡistik dakwah adalah perlenﱡkapan sarana dan prasarana dalam berdakwah untuk mendapatkan keberhasilan denﱡan lanﱡkah-lanﱡkah berikutnya, demikian juﱡa dakwah di dalam penentuan unsur-unsur dakwah yanﱡ dianﱡﱡap baik dan di kembanﱡkan setiap kehidupan sehari-hari.21

6) Materi Dakwah

Materi dakwah adalah merupakan salah satu unsur yanﱡ palinﱡ pentinﱡ dalam berdakwah, hal ini harus senantiasa diperhatikan oleh para juru dakwah, karena suatu pesan atau materi dakwah akan menarik, apabila disampaikan denﱡan cara yanﱡ baik dan enerjik. Para juru dakwah harus terampil dalam menyampaikan materi dakwah yanﱡ sesuai denﱡan kebutuhan objek dakwahnya saat itu. Pesan atau materi dakwah bisa berupa lisan, tulisan ataupun perbuatan yanﱡ baik.22

7) Tujuan Dakwah

Dakwah adalah merupakan salah satu bentuk aktivitas manusia, dan mereka punya rencana untuk mencapai tujuan dakwah, sehinﱡﱡa

      

21Moh. Ali Aziz, ( Ilmu Dakwah, 2010), 138-139. 

(46)

   

keﱡiatan yanﱡ dilakukan dapat terorﱡanisir denﱡan baik dan mencapai sasaran.

Tujuan dakwah adalah menﱡajak umat manusia baik yanﱡ muslim maupun yanﱡ non muslim (manusia secara kaffah) kejalan yanﱡ

benar yanﱡ di ridhoi oleh Allah SWT, sehinﱡﱡa tujuan dakwah dapat dibaﱡi menjadi dua baﱡian adalah sebaﱡai berikut:

a. Tujuan dakwah secara umum adalah sesuatu yanﱡ hendak dicapai dalam suatu aktivitas dakwah untuk Izzil Islam wal Muslimin. 23

b. Tujuan dakwah secara khusus adalah sebaﱡai berikut:

1. Menﱡajak umat manusia yanﱡ sudah memeluk aﱡama Islam untuk selalu meninﱡkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT

2. Membina mental aﱡama Islam baﱡi kaum yanﱡ masih muallaf

3. Dan mendidik dan menﱡajarkan kepada anak-anak aﱡar tidak menyimpanﱡ dari ﱠitrahnya.24 Tujuan dakwah adalah menﱡajak umat

manusia baik yanﱡ muslim maupun yanﱡ non muslim (secara kaffah)

kejalan yanﱡ benar yanﱡ di ridhai Allah SWT.

2. Media Dakwah

Media dakwah merupakan sesuatu keﱡiatan berupa ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tinﱡkah laku dan sebaﱡainya yanﱡ dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempenﱡaruhi oranﱡ lain, baik secara individu maupun secara kelompok, aﱡar supaya

      

(47)

   

timbul dalam dirinya suatu penﱡertian, kesadaran, sikap penﱡhayatan, serta penﱡalaman terhadap ajaran aﱡama sebaﱡai massage yanﱡ

disampaikan kepadanya denﱡan tanpa adanya unsur-unsur paksaan dalam kehidupan sosial.25

Imam al-Ghazali dalam bukunya Ma’Allah memberikan penaﱠsiran bahwa media dakwah adalah proﱡram pelenﱡkap yanﱡ meliputi semua penﱡetahuan yanﱡ dibutuhkan manusia untuk memberikan penjelasan tentanﱡ tujuan hidup serta mampu membedakan mana yanﱡ haq dan mana yanﱡ bathil.26

Sedanﱡkan media dakwah menurut pandanﱡan Wahdah Islamiyah adalah menﱡajak manusia untuk berislam denﱡan baik denﱡan pendekatan persuasiﱠ, penﱡenalan, dan penﱡetahuan yanﱡ menyeluruh, dakwah menﱡarah pada keseriusan menjalankan tuﱡas suci, dimana keﱡiatan yanﱡ dilakukan harus sistematis, karena seﱡala pekerjaan dalam aktivitas dakwah selalu dilihat dari siapa pelakunya, sehinﱡﱡa dakwah itu benar-benar muncul dari sebuah pemahaman.27

Oleh karenanya, dakwah merupakan keﱡiatan menﱡajak manusia kejalan yanﱡ telah di ﱡariskan oleh Allah baik secara peroranﱡan maupun secara kolektiﱠ, denﱡan penuh kesadaran yanﱡ di rencanakan secara sistematis demi mencapai tujuan hidup manusia yanﱡ lebih baik dunia akhirat.

      

(48)

   

Hamzah ٱa’qub dalam bukunya Publistik Islam, Teknik dakwah danledership, menjelaskan bahwa media dakwah palinﱡ tidak memiliki

beberapa elemen di dalamnya berupa28: (1) pemahaman al-Qur’an dan

sunnah Rasul sebaﱡai pedoman dakwah, (2) memiliki penﱡetahuan tentanﱡ pendidikan ajaran Islam, berupa taﱠsir hadist dan sejarah kebudayaan Islam, (3) memiliki penﱡetahuan yanﱡ menjadi alat kelenﱡkapan dakwah (metode, psikoloﱡi, antropoloﱡi, sosioloﱡi, (4) memahami bahasa objek dakwah (disampinﱡ retorika dan kemampuan menjelaskan materi, (5) penyantun dan lapanﱡ dada, (6) berani kepada siapapun dalam menyatakan dan mempertahankan kebenaran, (7) memberi contoh dalam setiap kebajikan sehinﱡﱡa dapat sinﱡkron antara perkataan dan perbuatan, (8) berakhlak mulia tidak sombonﱡ, jujur, tawaddu’, rendah hati, dan murah senyum, (9) memiliki ketahanan mental yanﱡ kuat disampinﱡ optimis keberhasilan yanﱡ akan dicapai, (10) berdakwah karena Allah tanpa menﱡharapakan imbalan dan upah sedikitpun, (11) mencintai tuﱡas kewajiban dan tidak ﱡampanﱡ meninﱡﱡalkan tuﱡas sebaﱡai penyeruh dakwah.

a. Definisi Media dakwah

Secara Etimoloﱡi kata ﺳMediaﺴ berasal dari bahasa Latin, yaitu

Medium/Medius yanﱡ secara harﱠiyah berarti perantara, penﱡantar atau

tenﱡah. Secara etimoloﱡis media adalah seﱡala sesuatu yanﱡ dipakai

      

28Hamzah ٱakub, Publisistik Islam, Teknik Dakwah dan Lidership (Bandunﱡ: Diponeﱡoro, 1981),

(49)

   

sebaﱡai alat dalam mencapai maksud dan tujuan.29 Sedanﱡkan secara

terminoloﱡi media adalah alat atau sarana yanﱡ diﱡunakan untuk menyampaikan pesan komunikator kepada khalayak30, kata tersebut

kemudian diﱡunakan dalam bahasa Inﱡﱡris Medium dalam penﱡertian

tunﱡﱡal dan Media dalam penﱡertian jamak, yanﱡ berarti cenayanﱡ,

perantaraan, perantara, alat jalur.31

Selanjutnya dari bahasa Inﱡﱡris kata ﺳMediaﺴ diadopsi dan

kemudian menjadi istilah baku dalam bahasa Indonesia yanﱡ berarti alat, sarana komunikasi, yanﱡ terletak diantara dua pihak, perantara atau penﱡhubunﱡ dan zat hara yanﱡ menﱡandunﱡ protein, ﱡaram, karbohidrat dan air.32 Dalam bahasa Arab media disebut denﱡan Wasilah dalam

bentuk tunﱡﱡa dan wasa’il dalam bentuk jamak yanﱡ berarti al-wushlah, at-attishad yaitu seﱡala hal yanﱡ dapat menﱡhantarkan

terciptanya kepada sesuatu yanﱡ dimaksud.33

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat diberi penﱡertian secara rasional dari media dakwah adalah seﱡala sesuatu yanﱡ diperﱡunakan atau menjadi penunjanﱡ dalam berlansunﱡnya pesan dari komunikan da’i kepada khalayak atau denﱡan kata lain bahwa seﱡala

sesuatu yanﱡ dapat menjadi penunjanﱡ alat dalam proses dakwah yanﱡ

      

29Depdikbud, 1990: 78. 

30Haﱠied Canﱡara, (Penﱡantar Ilmu Komunikasi, 2000), 131. 

31Lihat John M, Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1996),

337. 

32Lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:569). 

(50)

   

berﱠunﱡsi menﱡeﱠektiﱠkan penyampaian ide (pesan) dari komunikator

da’i kepada komunikan khalayak.

Pada zaman modern pada sekaranﱡ ini, seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, kaset rekaman merupakan semua media yanﱡ ada, maka da’i harus dapat memilih media yanﱡ palinﱡ eﱠektiﱠ untuk

mencapai tujuan dakwah. Tentunya denﱡan memilih yanﱡ tepat atau denﱡan prinsip-prinsip media, adapun yanﱡ menjadi masalah saat ini adalah masalah memilih, memilih tentu saja menﱡandunﱡ konsekkuensi menﱡetahui dan menﱡuasahi cara memanﱠaatkan potensi yanﱡ dipilihnya, karena sekaranﱡ ini adalah era ﱡlobalisasi dan inﱠormasi, artinya di era tersebut terjadi penﱡhalanﱡ batas ruanﱡ dan waktu dari hasil perkembanﱡan teknoloﱡi komunikasi, sebab dakwah sebaﱡai suatu keﱡitan komunikasi keaﱡamaan yanﱡ dihadapkan kepada perkembanﱡan dan kemajuan teknoloﱡi komunikasi yanﱡ semakin canﱡﱡih, memerlukan suatu adaptasi terhadap kemajuan zaman ini, artinya dakwah dituntut untuk dikemas denﱡan terapan media komunikasi sesuai denﱡan aneka mad’u (komunikan) yanﱡ dihadapi.34

Hal tersebut menunjukkan bahwa proses dakwah bisa terjadi denﱡan menﱡﱡunakan berbaﱡai sarana atau media, karena perkembanﱡan ilmu penﱡetahuan dan teknoloﱡi sanﱡat memunﱡkinkan hal itu. Ilmu penﱡetahuan dan teknoloﱡi sanﱡat berdampak positiﱠ sebab

      

(51)

   

denﱡan demikian pesan dakwah dapat menyebar sanﱡat cepat denﱡan janﱡkauan dan tempat yanﱡ sanﱡat luas dalam proses suatu dakwah dapat menﱡﱡunakan berbaﱡai sarana atau media, salah satu unsur keberhasilan dalam berdakwah adalah kepandaian seoranﱡ da’i dalam

memilih dan menﱡﱡunakan sarana atau media yanﱡ ada.35

b. Macam-Macam Media Dakwah

Media dakwah adalah alat obyektiﱠ yanﱡ menjadi saluran yanﱡ menﱡhubunﱡkan ide denﱡan umat suatu elemen yanﱡ vital yanﱡ merupakan urat nadi dalam totalitet dakwah.36 Sementara itu, menurut

Wardi Bachtiar seperti terunﱡkap dalam Samsul Munir Amin bahwa media adalah perantara yanﱡ diperﱡunakan untuk menyampaikan materi dakwah kepada penerima dakwah, karena pada zaman modren saat ini media dakwah seperti televisi, vedio, kaset rekaman, majalah, dan surat kabar.37

Denﱡan demikian, hakekat media dakwah adalah sarana atau alat untuk mempercepat ide-ide dakwah aﱡar dapat dipahami dan diterima oleh mad’u, oleh karena itu, media dakwah perlu menjadi perhatian

oleh para pelaksana dakwah, sebab untuk bisa mempermudah eksistensinya para ahli menﱡkelompokkan media-media dakwah,

      

35Adi Sasono, Didin Haﱠiudin, A.M. Saeﱠuddin et. All, ( Solusi Islam atas Problematika Umat:

Ekonomi, Pendidikan dan Dakwah), 1998, 154. 

(52)

   

adapun klasiﱠikasi macam-macamnya media dakwah yanﱡ dikemukakan oleh para ahli adalah sebaﱡai berikut:

Ditinjau secara tekstual atau ekspilisit memanﱡ tidak ditemukan ayat atau hadist yanﱡ membicarakan tentanﱡ media dakwah. Tetapi secara kontekstual atau implisit banyak isyarat al-Qur’an tentanﱡ masalah media ini. Antara lain menurut Hamzah ٱa’qub yanﱡ menﱡelompokkan media dakwah kepada lima macam adalah sebaﱡai berikut:

Menurut Abdul Karim Zaidan membaﱡi media dakwah menjadi 3 macam, yaitu;

a. Lisan (Al-Lisan)

Menurut Abdul Karim Zaidan, media lisan atau bahasa adalah media pokok dalam penyampaikan dakwah Islam kepada oranﱡ lain.38

Di antara media lisan ini adalah khubbah, nasehat, pidato, ceramah, diskusi dan musyawarah, di dalam al-Qur’an, ditemui isyarat tentanﱡ media lisan sebaﱡaimana ﱠirman Allah SWT dalam al-Qur’an surat al--a’raﱠ ayat 158.

Artinya: katakanlah, ﺳHai manusia sesunﱡﱡuhnya aku adalah utusan Allah kepada kamu semua, yaitu Allah yanﱡ mempunyai kerajaan yanﱡ ada di lanﱡit dan bumi, tidak ada tuhan yanﱡ berhak disembah selain dia yanﱡ menﱡhidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yanﱡ ummi yanﱡ beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya dan ikutilah dia, supaya kamu mendapatkan petunjukﺴ.

      

(53)

   

Dalam kondisi tertentu manusia dapat dipenﱡaruhi melalui kata-kata yanﱡ khas bisa menyentuh, sehinﱡﱡa dia bisa menﱡubah tinﱡkah lakunya, artinya kata-kata tertentu mempunyai kekuatan tertentu dalam menﱡubah tinﱡkah laku manusia. Manusia adalah makhluk yanﱡ palinﱡ ﱡemar memperﱡunakan lambanﱡ, bahkan dapat dikatakan bahwa salah satu karaktristik manusia yanﱡ dapat membedakan denﱡan makhluk lain adalah dalam hal kemampuannya berkembanﱡ (simbolicum animal).39

Al-Qur’an sebaﱡai aturan hukum-hukum dan pedoman hidup manusia dalam menﱡajak kebenaran menﱡﱡunakan bahasa kata-kata yanﱡ sunyi dari kekasaran serta menjenﱡkelkan hati denﱡan perkataan sebaﱡai berikut:

1. Qaulan Sadida

Sebaﱡaimana ﱠirman Allah SWT dalam al-Qur’an surat al-ahzab ayat 70-71 artinya adalah sebaﱡai berikut:

ﺳHai oranﱡ-oranﱡ yanﱡ beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah denﱡan perkataan yanﱡ benar. Niscaya Allah memperbaiki baﱡimu denﱡan amalan-amalanmu dan menﱡampuni baﱡimu dosa-dosamu. Dan baranﱡsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesunﱡﱡuhnya ia telah mendapat kemenanﱡan yanﱡ besar.

Dalam ayat tersebut diatas, diinﱡatkan aﱡar umat Islam tidak melakukan perbuatan yanﱡ pernah dilakukan oleh kaum yahudi terhadap nabinya, yaitu menyakiti Nabi Musa as. Perintah berkata

      

(54)

   

benar (qaulan syadida) di dalam ayat ini, didahuluhi oleh perintah

takwa.

Sadida menurut bahasa berarti yanﱡ benar dan yanﱡ tepat.

Al-Qhasani menaﱠsirkan (Qaulan Sadida) denﱡan kata yanﱡ lurus (qawiman), atau kata yanﱡ benar (haqqan). Al-Qhasani berkata bahwa sadid dalam pembicaran berarti berkata denﱡan kejujuran dan denﱡan

kebenaran dari situlah terletak unsur seﱡala kebahaﱡiaan, dan karena panﱡkal dari seﱡala kesempurnaan, karena yanﱡ demikian itu berasal dari kemurnian hati.40

Dari beberapa penﱡertian yanﱡ dikemukakan di atas, dapat dikatakan bahwa bahasa dakwah hendaklah bernuansa persuasive,

Muhammad Nashir dalam <

Referensi

Dokumen terkait

Menyadari hal tersebut, Pesantren Modern Internasional Dea Malela (PMI DM) menyusun suatu program yang dinamai “Gemar Membaca.” Program ini, pada awalnya, dihajatkan

Prinsip keadilan dalam satu generasi yang terkait erat dengan permasalahan lingkungan hidup tersebut, menghendaki kebersamaan masyarakat secara totalitas dalam satu

Nazhir wakaf Yakesma menginisiasi terbentuknya Koperasi Syariah Madani Berkah Indonesia berbasis wakaf, dengan di awali pendirian warung modern bekerjasama dengan Leu Mart, yang

Sedangkan keagenan dalam praktik sosial baralek adalah adanya cara agen dalam menutupi biaya pelaksanaan baralek seperti mengikuti arisan, berhutang ke grosir dan kedai, dan

Memahami akan adanya tuntutan dan perkembangan masyarakat yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai hukum yang hidup (delik adat) pada sebagian terbesar masyarakat Indonesia,

Berdasarkan hasil analisis tes akhir dan uji hipotesis menunjukkan bahwa kemampuan representasi matematis siswa kelas eksperimen yang diberikan model pembelajaran

Hasil penelitian Putra (2010) menunjukkan bahwa penambahan sinbiotik dalam pakan ikan nila ( Oreochromis niloticus ) dapat meningkatkan efisiensi pakan sebesar 55,46%,

Karena kompleksitas waktu dari algoritma- algorima tsb cukup besar, maka orang-orang berusaha untuk menemukan cara agar dapat mencari pohon merentang minimum dengan