• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kesiapan SMP Negeri 2 Ambarawa Menuju Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) T1 162007705 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kesiapan SMP Negeri 2 Ambarawa Menuju Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) T1 162007705 BAB II"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian SMP-RSBI

RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) adalah sekolah yang melaksanakan atau menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional, dimana baru sampai pada tahap atau fase pengembangan atau peningkatan kapasitas atau kemampuan atau tahap konsolidasi pada berbagai komponen sekolah untuk memenuhi IKKM (Indikator Kinerja Kunci Minimal) dan IKKT (Indikator Kinerja Kunci Tambahan) sesuai dengan kriteria yang ditetapkan (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, 2009 : 49).

IKKM atau SNP adalah standar nasional pendidikan (SNP) yang terdiri atas 8 (delapan) komponen utama yaitu : Standar Isi (Kurikulum), Standar Proses, Standar Pendidik dan Kependidikan, Standar Pengelolaan, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian. SNP harus digunakan sebagai acuan bagi pengembangan seluruh komponen pendidikan pada SBI.

(2)

9

Pemenuhan SNP (IKKM) dan pemenuhan IKKT oleh sekolah, maka sekolah tersebut dapat disebut sebagai Sekolah Bertaraf Internasional atau disingkat SBI. Sedang disebut Rintisan SBI karena masih dalam taraf pengembangan kapasitas, menjadi SBI apabila mampu mencapai tahapan layanan berkualitas dan mandiri.

2.2. Landasan Kebijakan Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan dalam Pasal 61 Ayat (1) menyatakan bahwa: Pemerintah bersama-sama pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan sekurang-kurangnya satu sekolah pada jenjang pendidikan menengah untuk dikembangkan menjadi sekolah bertaraf internasional. Kemudian Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009 menyatakan bahwa untuk meningkatkan daya saing bangsa,

perlu dikembangkan sekolah bertaraf internasional pada tingkat kabupaten/kota

melalui kerjasama yang konsisten antara pemerintah dengan pemerintah

kabupaten/kota yang bersangkutan, untuk mengembangkan SD, SMP, SMA, dan

SMK yang bertaraf internasional sebanyak 112 unit di seluruh Indonesia

(3)

10

2.3. Misi, Visi dan Tujuan Penyelenggaraan RSBI

Visi SBI: Terwujudnya insan Indonesia cerdas, beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berjati diri Indonesia, dan kompetitif secara global.

Misi SBI: Mewujudkan insan Indonesia bertaraf internasional yang mampu bersaing dan berkolaborasi secara global.

Tujuan SBI: Untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi berkelas nasional dan internasional sekaligus

2.4. Model Penyelenggaraan RSBI

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) ini dapat dibina secara langsung oleh pemerintah pusat (Dit. PSMP) bersama-sama dengan pemerintah daerah tingkat II (Propinsi dan Kabupaten/Kota) atau dibina langsung oleh pemerintah daerah tingkat I dan II. Berdasarkan pada pengertian ini, maka terdapat dua model penyelenggaraan RSBI bagi sekolah negeri, yaitu : (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, 2009 : 49).

(4)

11

2. RSBI yang dibina langsung oleh pemerintah TK I atau II bersama-sama tanpa pembinaan langsung oleh pemerintah pusat atau disebut dengan RSBI ”Mandiri”. Jadi pengertian ”mandiri” disini adalah tanpa keterlibatan pemerintah pusat dalam pembinaan pelaksanaan SMP-SBI (dalam hal pembiayaan). Pemerintah daerah TK I dan II dapat mengusulkan sekolah sebagai SBI asalkan memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Verifikasi dan penentuan sebagai RSBI dilakukan oleh pusat.

2.5.Persyaratan Penyelenggaraan SMP Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI)

Untuk dapat menetapkan dan menyelenggarakan SMP-RSBI, maka diperlukan adanya persyaratan-persyaratan dan prosedur atau mekanisme yang harus dipenuhi dan ditempuh oleh semua pihak pemangku kepentingan penyelenggaraan SMP-RSBI.

2.5.1. Persyaratan Umum

Adapun persyaratan umum yang perlu dipenuhi, adalah : (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, 2009 : 55)

1. Sekolah membuat proposal yang diajukan kepada Direktorat Pembinaan SMP atau Dinas Pendidikan Propinsi dan atau Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sebagai SMP-RSBI.

(5)

12

3. Sekolah memperoleh ijin resmi untuk menyelenggarakan SMP Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (SMP-RSBI) dari pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah/Yayasan (bagi sekolah swasta).

2.5.2. Persyaratan Khusus

Salah satu persyaratan khusus yang wajib dipenuhi oleh pihak penyelenggara RSBI adalah melaksanakan tahap atau fase pengembangan atau peningkatan kapasitas atau kemampuan atau tahap konsolidasi pada berbagai komponen sekolah untuk memenuhi IKKM (Indikator Kinerja Kunci Minimal) dan IKKT (Indikator Kinerja Kunci Tambahan), yang meliputi : (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, 2009 : 56)

1. Standar Isi (Kurikulum)

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu (Tim Asa Mandiri, 2006 : 2).

Mutu setiap Sekolah Bertaraf Internasional dijamin dengan

keberhasilan melaksanakan kurikulum secara tuntas. Kurikulum merupakan

acuan dalam penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci

minimal sebagai berikut:

a. Menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP);

(6)

13 c. Memenuhi Standar Kompetensi Lulusan.

Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian

indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut:

a. Sistem administrasi akademik berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) di mana setiap saat siswa bisa mengakses transkripnya

masing-masing;

b. Muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang

sama pada sekolah unggul dari salah satu negara anggota OECD dan/atau

negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang

pendidikan; dan

c. Menerapkan standar kelulusan Sekolah yang lebih tinggi dari Standar

Kompetensi Lulusan.

2. Standar Proses

Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan (Tim Asa Mandiri, 2006 : 2).

Mutu setiap Sekolah Bertaraf Internasional dijamin dengan

keberhasilan melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Proses pembelajaran disesuaikan dengan bakat, minat, dan perkembangan

fisik serta psikologis peserta didik. Keberhasilan tersebut ditandai dengan

pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar Proses.

Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian

(7)

14

a. Proses pembelajaran pada semua mata pelajaran menjadi teladan bagi Sekolah lainnya dalam pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur,

kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa entrepreneural, jiwa patriot, dan

jiwa inovator;

b. Diperkaya dengan model proses pembelajaran sekolah unggul dari salah

satu negara anggota oecd dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai

keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan;

c. Menerapkan pembelajaran berbasis tik pada semua mata pelajaran;

d. Pembelajaran mata pelajaran kelompok sains, matematika menggunakan

bahasa inggris, sementara pembelajaran mata pelajaran lainnya, kecuali

pelajaran bahasa asing, harus menggunakan bahasa indonesia.

3. Standar Pendidik dan Kependidikan

Standar pendidik dan kependidikan adalah kriteria prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan (Tim Asa Mandiri, 2006 : 2).

a. Standar Pendidik

Mutu setiap Sekolah Bertaraf Internasional dijamin dengan guru

yang menunjukkan kinerja yang optimal sesuai dengan tugas profesionalnya. Pendidik memiliki peranan yang strategis karena

mempunyai tugas profesional untuk merencanakan dan melaksanakan

proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, serta melakukan

(8)

15

pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar

Pendidik.

Menurut Permendiknas No. 16 Tahun 2007 Pasal 1 disebutkan

bahwa : “Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan

kompetensi guru yang berlaku secara nasional”, dimana Guru pada SMP,

atau bentuk lain yang se-derajat, harus memiliki kualifikasi akademik

pen-didikan minimum diploma empat (D-IV) atau sar-jana (S1) program studi

yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh

dari program studi yang terakreditasi.

Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian

indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut:

1) Semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK;

2) Guru mata pelajaran kelompok sains, matematika, dan inti kejuruan

mampu mengampu pembelajaran berbahasa Inggris;

3) Minimal 20% guru berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang

program studinya berakreditasi A untuk SMP.

b. Standar Kependidikan

Mutu setiap Sekolah Bertaraf Internasional dijamin dengan kepala

Sekolah yang menunjukkan kinerja yang optimal sesuai dengan tugas

profesionalnya, yaitu sebagai pemimpin manajerial-administratif dan

pemimpin manajerial-edukatif. Keberhasilan tersebut ditandai dengan

pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar

(9)

16

Standar Kepala Sekolah Pasal 1 di sebutkan bahwa: “Untuk diangkat

sebagai kepala Sekolah, seseorang wajib memenuhi standar kepala

Sekolah yang berlaku nasional”.

Kualifikasi Umum:

S1/D4 kependidikan atau non kependidikan dari PT terakreditasi

Umur maks 56 tahun ketika diangkat kepala sekolah

Pengalaman mengajar min 5 tahun

Pangkat penata, gol min III C

Usia maks 50 tahun sejak diangkat

Gol III C (PNS) atau yang setara bagi Non PNS

Kualifikasi Khusus:

Stutus sebagai guru

Bersertifikat sebagai pendidik

Bersertifikat sebagai kepala sekolah yang diterbitkan pemerintah

Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian

indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut:

1) Kepala Sekolah berpendidikan minimal S2 dari perguruan tinggi yang

program studinya berakreditasi A dan telah menempuh pelatihan

kepala Sekolah dari lembaga pelatihan kepala sekolah yang diakui oleh

Pemerintah;

2) Kepala Sekolah mampu berbahasa Inggris secara aktif; dan

3) Kepala Sekolah bervisi internasional, mampu membangun jejaring

internasional, memiliki kompetensi manajerial, serta jiwa

(10)

17

4. Standar Pengelolaan

Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan (Tim Asa Mandiri, 2006 : 2).

Mutu Sekolah Bertaraf Internasional dijamin dengan pengelolaan yang

menerapkan manajemen berbasis Sekolah. Keberhasilan tersebut ditandai

dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar

Pengelolaan.

Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian

indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut:

a. Sekolah terbebas dari rokok, narkoba, kekerasan, kriminal, pelecehan

seksual, dll

b. Sekolah menerapkan prinsip kesetaraan gender dalam semua aspek

pengelolaan sekolah.

c. Sekolah meraih sertifikasi ISO 9001 VERSI 2000 atau sesudahnya (2001,

dst) dan ISO 14000.

d. Sekolah telah menjalin hubungan “sister school” dengan sekolah

bertaraf/berstandar internasional di luar negeri.

(11)

18

5. Standar Kompetensi Lulusan

Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan ketrampilan (Tim Asa Mandiri, 2006 : 2). Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi standar kompetansi lulusan. Selain itu, keberhasilan

tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan

yaitu menerapkan standar kelulusan dari sekolah yang lebih tinggi dari Standar Kompetensi Lulusan Nasional.

6. Standar Sarana dan Prasarana

Standar sarana prasana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan ruang lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (Tim Asa Mandiri, 2006 : 2).

Mutu setiap Sekolah Bertaraf Internasional dijamin dengan kewajiban

Sekolah memiliki dan memelihara sarana dan prasarana pendidikan yang

diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkesinambungan. Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian

indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar Sarana dan

Prasarana.

Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian

(12)

19

a. Setiap ruang kelas dilengkapi dengan sarana pembelajaran berbasis TIK;

b. Perpustakaan dilengkapi dengan sarana digital yang memberikan akses ke

sumber pembelajaran berbasis TIK di seluruh dunia; dan

c. Dilengkapi dengan ruang multi media, ruang unjuk seni budaya, fasilitas

olah raga, klinik, dan lain sebagainya.

7. Standar Pembiayaan

Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun (Tim Asa Mandiri, 2006 : 2).

Mutu Sekolah Bertaraf Internasional dijamin dengan pembiayaan yang sekurang-kurangnya terdiri atas biaya investasi, biaya operasional, dan biaya

personal. Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja

kunci minimal, yaitu memenuhi Standar Pembiayaan.

Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian

indikator kinerja kunci tambahan, yaitu menerapkan model pembiayaan yang

efisien untuk mencapai berbagai target Indikator Kunci Tambahan.

8. Standar Penilaian

Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik (Tim Asa Mandiri, 2006 : 2).

Mutu setiap Sekolah Bertaraf Internasional dijamin dengan keberhasilan menunjukkan kinerja pendidikan yang optimal melalui penilaian.

(13)

20

akuntabilitas kinerja pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Penilaian terhadap peserta didik dilakukan oleh para guru untuk memantau

proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara

berkesinambungan.

Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja

kunci minimal, yaitu memenuhi Standar Penilaian. Selain itu, keberhasilan

tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan,

yaitu memperkaya penilaian kinerja pendidikan dengan model penilaian

sekolah unggul dari negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang

mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.

(14)

21

Indikator Kinerja Kunci Tambahan (IKKT)

1. Standar Isi (Kurikulum)

Menerapkan kurikulum satuan pendidikan (KTSP)

Sistem administrasi akademik berbasis teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dimana setiap siswa dapat mengakses transkripnya masing-masing.

Memenuhi standar isi Muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang sama pada sekolah unggul dari salah satu negara OECD dan atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.

2. Standar Proses Pembelajaran

Memenuhi standarr proses pembelajaran

Pembelajaran mata pelajaran kelompok sains, matematika menggunakan bahasa Inggris, kecuali mapel Bahasa Indonesia. Menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran.

Proses pembelajaran pada semua mata pelajaran telah menjadi teladan atau rujukan bagi sekolah lainnya dalam pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa kewirausahaan, jiwa patriot, dan jiwa inovator.

Proses pembelajaran telah diperkaya dengan model-model proses pembelajaran sekolah unggul dari salah negara diantara 30 negara anggota Oraganization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan/atau dari negara maju lainnya.

3. Standar Pendidik dan

Kependidikan

Memenuhi standar

pendidik

Semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK Pembelajaran mata pelajaran kelompok sains, matematika mampu mengampu dengan bahasa Inggris

Minimal 20 % guru berpendidikan S2/S3 dari PT yang berakreditasi A

Memenuhi standar tenaga kependidikan

Kepala sekolah minimal S2 dari perguruan tinggi yang program studinya berakreditasi A dan telah menempuh pelatihan kepala sekolah dari lembaga pelatihan kepala sekolah yang diakui oleh pemerintah

Kepala sekolah mampu berbahasa Inggris secara aktif 4. Standar

Pengelolaan

Memenuhi Standar

Pengelolaan

• Sekolah terbebas dari rokok, narkoba, kekerasan, kriminal, pelecehan seksual, dll

• Sekolah menerapkan prinsip kesetaraan gender dalam semua aspek pengelolaan sekolah.

• Sekolah meraih sertifikasi ISO 9001 VERSI 2000 atau sesudahnya

(2001, dst) dan ISO 14000.

• Sekolah telah menjalin hubungan “sister school” dengan sekolah

bertaraf/berstandar internasional di luar negeri. 5. Standar

Kompetensi Lulusan

Memenuhi Standar

kompetensi lulusan

Menerapkan standar kelulusan dari sekolah yang lebih tinggi dari Standar Kompetensi Lulusan Nasional.

6. Standar Sarana dan Prasarana

Memenuhi standar sarana

dan prasarana •

Setiap ruangan kelas dilengkapi dengan sarana pembelajaran TIK

• Perpustakaan dilengkapi dengan sarana digital yang memberikan akses ke sumber pembelajaran berbasis TIK di seluruh dunia. 7. Standar

Pembiayaan

Memenuhi standar

pembiayaan

Menerapkan model pembiayaan yang efisien untuk mencapai target Indikator Kunci Tambahan (IKKT).

8. Standar Penilaian Memenuhi standar penilaian

Memperkaya penilaian kinerja pendidikan dengan model penilaian sekolah unggul dari negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.

(15)

22

2.6. Penelitian Terdahulu

Penelitian hampir serupa dilakukan oleh Sutrasno (2011) dengan judul ”Tingkat Kesiapan SMP Negeri 3 Purworejo Menuju Sekolah Bertaraf Internasional”.

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan : 1) Tingkat ketercapaian IKKT Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarpras dan Standar Pembiayaan masing-masing adalah 70%, 89%, 58%, dan 88,99%, 2) Kendala pencapaian IKKT Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kualifikasi dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan belum memenuhi standar SBI, Pencapaian IKKT Standar Sarpras belum menunjang terlaksananya SBI, Kendala pencapaian IKKT Standar Pembiayaan belum terpenuhinya anggaran sesuai dengan tuntutan SBI, 3) Solusi untuk mencapai IKKT Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah menetapkan standar kualifikasi dan mutu kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, solusi untuk mencapai IKKT Standar Sarpras adalah melengkapi sarpras secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan SBI, dan solusi untuk mencapai Standar IKKT Standar Pembiayaan adalah menjalin kerjasama sinergis antara pemerintah, masyarakat dan orang tua siswa.

2.7. Model Kerangka Pemikiran

(16)

23

Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, 2009 : 3). Melalui fase rintisan ini, pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional diharapkan dapat memberikan hasil

yang optimal, sistemik, dan sistematik, untuk memenuhi Indikator Kinerja Kunci Minimal (IKKM) atau SPN (Standar Pendidikan Nasional), dan Indikator Kinerja Kunci Tambahan (IKKT) sebagaimana yang telah ditentukan (Departeman Pendidikan Nasional, 2007 : 17).

Indikator Kinerja Kunci Minimal (IKKM) atau SPN (Standar Pendidikan Nasional) terdiri dari 8 (delapan) komponen utama, yaitu : 1) Standar Isi (Kurikulum), 2) Standar Proses, 3) Standar Pendidik dan Kependidikan, 4) Standar Pengelolaan, 5) Standar Kompetensi Lulusan, 6) Standar Sarana dan Prasarana, 7) Standar Pembiayaan, dan 8) Standar Penilaian, sedang Indikator Kinerja Kunci Tambahan (IKKT) merupakan indikator kinerja ”plus”-nya (Departemen Pendidikan Nasional, 2007 : 17).

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan Evaluasi Penawaran, Kami Panitia Pelelangan mengundang Saudara untuk dapat menghadiri Verifikasi dan Klarifikasi terhadap Perusahaan pada Kegiatan :.

Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa : Terdapat perbedaan antara bank perkreditan rakyat konvensional dengan bank perkreditan rakyat syariah ditinjau dari Current

Untuk menjembatani antara Mahasiswa dengan Mahasiswa atau antara Mahasiswa dengan Dosen pengampu, sistem eLearning juga menyediakan menu forum yang dapat digunakan

[r]

Jika anda ingin memperbaharui Agent Profile yang telah ada, pada layar layar utama modul Agent Setup pilih nama agent yang akan diperbaharui kemudian tekan tombol

Kementerian Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan teremahannya (Bandung: CV Mikraj Khazanah Ilmu, 2013), h.113.. yang lebih mendalam tentang materi-materi yang ada didalam

Sedang- kan manfaat praktis yang dapat dipetik dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) bagi Siswa, diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil

Dari hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa strategi loyalitas merek pada produk Tabungan Muamalat Share-E Regular oleh Bank Muamalat Cabang Malang