8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian SMP-RSBI
RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) adalah sekolah yang melaksanakan atau menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional, dimana baru sampai pada tahap atau fase pengembangan atau peningkatan kapasitas atau kemampuan atau tahap konsolidasi pada berbagai komponen sekolah untuk memenuhi IKKM (Indikator Kinerja Kunci Minimal) dan IKKT (Indikator Kinerja Kunci Tambahan) sesuai dengan kriteria yang ditetapkan (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, 2009 : 49).
IKKM atau SNP adalah standar nasional pendidikan (SNP) yang terdiri atas 8 (delapan) komponen utama yaitu : Standar Isi (Kurikulum), Standar Proses, Standar Pendidik dan Kependidikan, Standar Pengelolaan, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian. SNP harus digunakan sebagai acuan bagi pengembangan seluruh komponen pendidikan pada SBI.
9
Pemenuhan SNP (IKKM) dan pemenuhan IKKT oleh sekolah, maka sekolah tersebut dapat disebut sebagai Sekolah Bertaraf Internasional atau disingkat SBI. Sedang disebut Rintisan SBI karena masih dalam taraf pengembangan kapasitas, menjadi SBI apabila mampu mencapai tahapan layanan berkualitas dan mandiri.
2.2. Landasan Kebijakan Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dalam Pasal 61 Ayat (1) menyatakan bahwa: Pemerintah bersama-sama pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan sekurang-kurangnya satu sekolah pada jenjang pendidikan menengah untuk dikembangkan menjadi sekolah bertaraf internasional. Kemudian Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009 menyatakan bahwa untuk meningkatkan daya saing bangsa,
perlu dikembangkan sekolah bertaraf internasional pada tingkat kabupaten/kota
melalui kerjasama yang konsisten antara pemerintah dengan pemerintah
kabupaten/kota yang bersangkutan, untuk mengembangkan SD, SMP, SMA, dan
SMK yang bertaraf internasional sebanyak 112 unit di seluruh Indonesia
10
2.3. Misi, Visi dan Tujuan Penyelenggaraan RSBI
Visi SBI: Terwujudnya insan Indonesia cerdas, beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berjati diri Indonesia, dan kompetitif secara global.
Misi SBI: Mewujudkan insan Indonesia bertaraf internasional yang mampu bersaing dan berkolaborasi secara global.
Tujuan SBI: Untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi berkelas nasional dan internasional sekaligus
2.4. Model Penyelenggaraan RSBI
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) ini dapat dibina secara langsung oleh pemerintah pusat (Dit. PSMP) bersama-sama dengan pemerintah daerah tingkat II (Propinsi dan Kabupaten/Kota) atau dibina langsung oleh pemerintah daerah tingkat I dan II. Berdasarkan pada pengertian ini, maka terdapat dua model penyelenggaraan RSBI bagi sekolah negeri, yaitu : (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, 2009 : 49).
11
2. RSBI yang dibina langsung oleh pemerintah TK I atau II bersama-sama tanpa pembinaan langsung oleh pemerintah pusat atau disebut dengan RSBI ”Mandiri”. Jadi pengertian ”mandiri” disini adalah tanpa keterlibatan pemerintah pusat dalam pembinaan pelaksanaan SMP-SBI (dalam hal pembiayaan). Pemerintah daerah TK I dan II dapat mengusulkan sekolah sebagai SBI asalkan memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Verifikasi dan penentuan sebagai RSBI dilakukan oleh pusat.
2.5.Persyaratan Penyelenggaraan SMP Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI)
Untuk dapat menetapkan dan menyelenggarakan SMP-RSBI, maka diperlukan adanya persyaratan-persyaratan dan prosedur atau mekanisme yang harus dipenuhi dan ditempuh oleh semua pihak pemangku kepentingan penyelenggaraan SMP-RSBI.
2.5.1. Persyaratan Umum
Adapun persyaratan umum yang perlu dipenuhi, adalah : (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, 2009 : 55)
1. Sekolah membuat proposal yang diajukan kepada Direktorat Pembinaan SMP atau Dinas Pendidikan Propinsi dan atau Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sebagai SMP-RSBI.
12
3. Sekolah memperoleh ijin resmi untuk menyelenggarakan SMP Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (SMP-RSBI) dari pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah/Yayasan (bagi sekolah swasta).
2.5.2. Persyaratan Khusus
Salah satu persyaratan khusus yang wajib dipenuhi oleh pihak penyelenggara RSBI adalah melaksanakan tahap atau fase pengembangan atau peningkatan kapasitas atau kemampuan atau tahap konsolidasi pada berbagai komponen sekolah untuk memenuhi IKKM (Indikator Kinerja Kunci Minimal) dan IKKT (Indikator Kinerja Kunci Tambahan), yang meliputi : (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, 2009 : 56)
1. Standar Isi (Kurikulum)
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu (Tim Asa Mandiri, 2006 : 2).
Mutu setiap Sekolah Bertaraf Internasional dijamin dengan
keberhasilan melaksanakan kurikulum secara tuntas. Kurikulum merupakan
acuan dalam penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci
minimal sebagai berikut:
a. Menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP);
13 c. Memenuhi Standar Kompetensi Lulusan.
Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian
indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut:
a. Sistem administrasi akademik berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) di mana setiap saat siswa bisa mengakses transkripnya
masing-masing;
b. Muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang
sama pada sekolah unggul dari salah satu negara anggota OECD dan/atau
negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang
pendidikan; dan
c. Menerapkan standar kelulusan Sekolah yang lebih tinggi dari Standar
Kompetensi Lulusan.
2. Standar Proses
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan (Tim Asa Mandiri, 2006 : 2).
Mutu setiap Sekolah Bertaraf Internasional dijamin dengan
keberhasilan melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Proses pembelajaran disesuaikan dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik. Keberhasilan tersebut ditandai dengan
pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar Proses.
Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian
14
a. Proses pembelajaran pada semua mata pelajaran menjadi teladan bagi Sekolah lainnya dalam pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur,
kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa entrepreneural, jiwa patriot, dan
jiwa inovator;
b. Diperkaya dengan model proses pembelajaran sekolah unggul dari salah
satu negara anggota oecd dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai
keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan;
c. Menerapkan pembelajaran berbasis tik pada semua mata pelajaran;
d. Pembelajaran mata pelajaran kelompok sains, matematika menggunakan
bahasa inggris, sementara pembelajaran mata pelajaran lainnya, kecuali
pelajaran bahasa asing, harus menggunakan bahasa indonesia.
3. Standar Pendidik dan Kependidikan
Standar pendidik dan kependidikan adalah kriteria prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan (Tim Asa Mandiri, 2006 : 2).
a. Standar Pendidik
Mutu setiap Sekolah Bertaraf Internasional dijamin dengan guru
yang menunjukkan kinerja yang optimal sesuai dengan tugas profesionalnya. Pendidik memiliki peranan yang strategis karena
mempunyai tugas profesional untuk merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, serta melakukan
15
pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar
Pendidik.
Menurut Permendiknas No. 16 Tahun 2007 Pasal 1 disebutkan
bahwa : “Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan
kompetensi guru yang berlaku secara nasional”, dimana Guru pada SMP,
atau bentuk lain yang se-derajat, harus memiliki kualifikasi akademik
pen-didikan minimum diploma empat (D-IV) atau sar-jana (S1) program studi
yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh
dari program studi yang terakreditasi.
Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian
indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut:
1) Semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK;
2) Guru mata pelajaran kelompok sains, matematika, dan inti kejuruan
mampu mengampu pembelajaran berbahasa Inggris;
3) Minimal 20% guru berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang
program studinya berakreditasi A untuk SMP.
b. Standar Kependidikan
Mutu setiap Sekolah Bertaraf Internasional dijamin dengan kepala
Sekolah yang menunjukkan kinerja yang optimal sesuai dengan tugas
profesionalnya, yaitu sebagai pemimpin manajerial-administratif dan
pemimpin manajerial-edukatif. Keberhasilan tersebut ditandai dengan
pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar
16
Standar Kepala Sekolah Pasal 1 di sebutkan bahwa: “Untuk diangkat
sebagai kepala Sekolah, seseorang wajib memenuhi standar kepala
Sekolah yang berlaku nasional”.
Kualifikasi Umum:
S1/D4 kependidikan atau non kependidikan dari PT terakreditasi
Umur maks 56 tahun ketika diangkat kepala sekolah
Pengalaman mengajar min 5 tahun
Pangkat penata, gol min III C
Usia maks 50 tahun sejak diangkat
Gol III C (PNS) atau yang setara bagi Non PNS
Kualifikasi Khusus:
Stutus sebagai guru
Bersertifikat sebagai pendidik
Bersertifikat sebagai kepala sekolah yang diterbitkan pemerintah
Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian
indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut:
1) Kepala Sekolah berpendidikan minimal S2 dari perguruan tinggi yang
program studinya berakreditasi A dan telah menempuh pelatihan
kepala Sekolah dari lembaga pelatihan kepala sekolah yang diakui oleh
Pemerintah;
2) Kepala Sekolah mampu berbahasa Inggris secara aktif; dan
3) Kepala Sekolah bervisi internasional, mampu membangun jejaring
internasional, memiliki kompetensi manajerial, serta jiwa
17
4. Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan (Tim Asa Mandiri, 2006 : 2).
Mutu Sekolah Bertaraf Internasional dijamin dengan pengelolaan yang
menerapkan manajemen berbasis Sekolah. Keberhasilan tersebut ditandai
dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar
Pengelolaan.
Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian
indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut:
a. Sekolah terbebas dari rokok, narkoba, kekerasan, kriminal, pelecehan
seksual, dll
b. Sekolah menerapkan prinsip kesetaraan gender dalam semua aspek
pengelolaan sekolah.
c. Sekolah meraih sertifikasi ISO 9001 VERSI 2000 atau sesudahnya (2001,
dst) dan ISO 14000.
d. Sekolah telah menjalin hubungan “sister school” dengan sekolah
bertaraf/berstandar internasional di luar negeri.
18
5. Standar Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan ketrampilan (Tim Asa Mandiri, 2006 : 2). Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi standar kompetansi lulusan. Selain itu, keberhasilan
tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan
yaitu menerapkan standar kelulusan dari sekolah yang lebih tinggi dari Standar Kompetensi Lulusan Nasional.
6. Standar Sarana dan Prasarana
Standar sarana prasana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan ruang lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (Tim Asa Mandiri, 2006 : 2).
Mutu setiap Sekolah Bertaraf Internasional dijamin dengan kewajiban
Sekolah memiliki dan memelihara sarana dan prasarana pendidikan yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkesinambungan. Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian
indikator kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar Sarana dan
Prasarana.
Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian
19
a. Setiap ruang kelas dilengkapi dengan sarana pembelajaran berbasis TIK;
b. Perpustakaan dilengkapi dengan sarana digital yang memberikan akses ke
sumber pembelajaran berbasis TIK di seluruh dunia; dan
c. Dilengkapi dengan ruang multi media, ruang unjuk seni budaya, fasilitas
olah raga, klinik, dan lain sebagainya.
7. Standar Pembiayaan
Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun (Tim Asa Mandiri, 2006 : 2).
Mutu Sekolah Bertaraf Internasional dijamin dengan pembiayaan yang sekurang-kurangnya terdiri atas biaya investasi, biaya operasional, dan biaya
personal. Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja
kunci minimal, yaitu memenuhi Standar Pembiayaan.
Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian
indikator kinerja kunci tambahan, yaitu menerapkan model pembiayaan yang
efisien untuk mencapai berbagai target Indikator Kunci Tambahan.
8. Standar Penilaian
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik (Tim Asa Mandiri, 2006 : 2).
Mutu setiap Sekolah Bertaraf Internasional dijamin dengan keberhasilan menunjukkan kinerja pendidikan yang optimal melalui penilaian.
20
akuntabilitas kinerja pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Penilaian terhadap peserta didik dilakukan oleh para guru untuk memantau
proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan.
Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja
kunci minimal, yaitu memenuhi Standar Penilaian. Selain itu, keberhasilan
tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan,
yaitu memperkaya penilaian kinerja pendidikan dengan model penilaian
sekolah unggul dari negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang
mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.
21
Indikator Kinerja Kunci Tambahan (IKKT)
1. Standar Isi (Kurikulum)
Menerapkan kurikulum satuan pendidikan (KTSP)
Sistem administrasi akademik berbasis teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dimana setiap siswa dapat mengakses transkripnya masing-masing.
Memenuhi standar isi Muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang sama pada sekolah unggul dari salah satu negara OECD dan atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.
2. Standar Proses Pembelajaran
Memenuhi standarr proses pembelajaran
Pembelajaran mata pelajaran kelompok sains, matematika menggunakan bahasa Inggris, kecuali mapel Bahasa Indonesia. Menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran.
Proses pembelajaran pada semua mata pelajaran telah menjadi teladan atau rujukan bagi sekolah lainnya dalam pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa kewirausahaan, jiwa patriot, dan jiwa inovator.
Proses pembelajaran telah diperkaya dengan model-model proses pembelajaran sekolah unggul dari salah negara diantara 30 negara anggota Oraganization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan/atau dari negara maju lainnya.
3. Standar Pendidik dan
Kependidikan
Memenuhi standar
pendidik
Semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK Pembelajaran mata pelajaran kelompok sains, matematika mampu mengampu dengan bahasa Inggris
Minimal 20 % guru berpendidikan S2/S3 dari PT yang berakreditasi A
Memenuhi standar tenaga kependidikan
Kepala sekolah minimal S2 dari perguruan tinggi yang program studinya berakreditasi A dan telah menempuh pelatihan kepala sekolah dari lembaga pelatihan kepala sekolah yang diakui oleh pemerintah
Kepala sekolah mampu berbahasa Inggris secara aktif 4. Standar
Pengelolaan
Memenuhi Standar
Pengelolaan
• Sekolah terbebas dari rokok, narkoba, kekerasan, kriminal, pelecehan seksual, dll
• Sekolah menerapkan prinsip kesetaraan gender dalam semua aspek pengelolaan sekolah.
• Sekolah meraih sertifikasi ISO 9001 VERSI 2000 atau sesudahnya
(2001, dst) dan ISO 14000.
• Sekolah telah menjalin hubungan “sister school” dengan sekolah
bertaraf/berstandar internasional di luar negeri. 5. Standar
Kompetensi Lulusan
Memenuhi Standar
kompetensi lulusan
Menerapkan standar kelulusan dari sekolah yang lebih tinggi dari Standar Kompetensi Lulusan Nasional.
6. Standar Sarana dan Prasarana
Memenuhi standar sarana
dan prasarana •
Setiap ruangan kelas dilengkapi dengan sarana pembelajaran TIK
• Perpustakaan dilengkapi dengan sarana digital yang memberikan akses ke sumber pembelajaran berbasis TIK di seluruh dunia. 7. Standar
Pembiayaan
Memenuhi standar
pembiayaan
Menerapkan model pembiayaan yang efisien untuk mencapai target Indikator Kunci Tambahan (IKKT).
8. Standar Penilaian Memenuhi standar penilaian
Memperkaya penilaian kinerja pendidikan dengan model penilaian sekolah unggul dari negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.
22
2.6. Penelitian Terdahulu
Penelitian hampir serupa dilakukan oleh Sutrasno (2011) dengan judul ”Tingkat Kesiapan SMP Negeri 3 Purworejo Menuju Sekolah Bertaraf Internasional”.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan : 1) Tingkat ketercapaian IKKT Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarpras dan Standar Pembiayaan masing-masing adalah 70%, 89%, 58%, dan 88,99%, 2) Kendala pencapaian IKKT Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kualifikasi dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan belum memenuhi standar SBI, Pencapaian IKKT Standar Sarpras belum menunjang terlaksananya SBI, Kendala pencapaian IKKT Standar Pembiayaan belum terpenuhinya anggaran sesuai dengan tuntutan SBI, 3) Solusi untuk mencapai IKKT Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah menetapkan standar kualifikasi dan mutu kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, solusi untuk mencapai IKKT Standar Sarpras adalah melengkapi sarpras secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan SBI, dan solusi untuk mencapai Standar IKKT Standar Pembiayaan adalah menjalin kerjasama sinergis antara pemerintah, masyarakat dan orang tua siswa.
2.7. Model Kerangka Pemikiran
23
Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, 2009 : 3). Melalui fase rintisan ini, pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional diharapkan dapat memberikan hasil
yang optimal, sistemik, dan sistematik, untuk memenuhi Indikator Kinerja Kunci Minimal (IKKM) atau SPN (Standar Pendidikan Nasional), dan Indikator Kinerja Kunci Tambahan (IKKT) sebagaimana yang telah ditentukan (Departeman Pendidikan Nasional, 2007 : 17).
Indikator Kinerja Kunci Minimal (IKKM) atau SPN (Standar Pendidikan Nasional) terdiri dari 8 (delapan) komponen utama, yaitu : 1) Standar Isi (Kurikulum), 2) Standar Proses, 3) Standar Pendidik dan Kependidikan, 4) Standar Pengelolaan, 5) Standar Kompetensi Lulusan, 6) Standar Sarana dan Prasarana, 7) Standar Pembiayaan, dan 8) Standar Penilaian, sedang Indikator Kinerja Kunci Tambahan (IKKT) merupakan indikator kinerja ”plus”-nya (Departemen Pendidikan Nasional, 2007 : 17).