• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Interaksi Sosial Anak Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Pada Materi Sains Sederhana Di TK Aisyiah Binangga | Andrayani | Bungamputi 2775 8397 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Meningkatkan Interaksi Sosial Anak Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Pada Materi Sains Sederhana Di TK Aisyiah Binangga | Andrayani | Bungamputi 2775 8397 1 PB"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL ANAK MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATERI SAINS

SEDERHANA DI TK AISYIAH BINANGGA

Zaetun Andrayani1

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan melalui model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan interaksi sosial anak dalam pembelajaran sains sederhana di TK Aisyiah Binangga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi sosial anak dalam pembelajaran sains sederhana di TK Aisyiah Binangga. Penelitian ini merupakan penelitian Tindakan kelas dengan rancangan penelitian yang disesuaikan dengan prosedur PTK yang telah ditetapkan meliputi,perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah 20 orang anak di TK Aisyiah Binangga. Proses penelitian tindakan dilaksanakan sebanyak duya siklus, dengan prosedur tindakan, (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan,(3) observasi, (4) refleksi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan melalui model pembelajaran kooperatif pada materi sains sederhana di TK Aisyiah Binangga telah mengalami peningkatan pada hasil belajar anak. Siklus I pada aspek kognitif yaitu, 10 orang anak memperoleh nilai tertinggi 50%, pada aspek efektif ada 9 oramg anak memperoleh nilai tertinggi 45%, 6, dan pada aspek psikomotor 8 orang anak memperoleh nilai tertinggi 40%. Siklus II, pada aspek kognitif ada 19 orang anak memperoleh nilai tertinggi 95%, aspek efektif ada 17 orang anak memperoleh nilai tertinggi 85%, pada aspek psikomotor ada 18 orang anak memperoleh nilai tertinggi 90%. Sedangkan hasil observasi pada guru siklus I ada 3 aspek dengan skor 9 masuk kategori baik, sedangkan 5 aspek lagi dengan skor 10 dengan kategori sedang. Hasil observasi tersebut menunjukan bahwa dari siklus I, jumlah skor yang diperoleh sebesar 19 dengan skor maksimal 32, presentase yang diperoleh sebesar 59,37%. Dan siklus II diperoleh skor 24 dalam kategori sangat baik dan 6 dalam kategori baik, dengan jumlah skor 30 dengan skor maksimal 32 dan presentase yang dicapai sebesar 93,75%. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran koopertif pada materi sains sederhana maka pemahaman anak di TK Aisyiah Binangga dapat ditingkatkan.

Kata Kunci : Interaksi Sosial, Pembelajaran Kooperatif

1

(2)

PENDAHULUAN

Rendahnya interaksi sosial anak TK dalam pembelajaran khususnya pada materi Sains

disebabkan oleh kegiatan pembelajaran selama ini, anak hanya diajak untuk menghayal tanpa

diajak untuk berkomunikasi langsung saat materi disajikan. Sementara itu, guru lebih

mendominasi kegiatan pembelajaran tanpa memberikan kesempatan kepada anak untuk

mengkonstruksi sendiri pemahamannya, akibatnya anak tidak dapat mengembangkan

imajinasinya dan anak cepat merasa bosan terhadap pembelajaran yang diikutinya. Guna

mewujudkan fungsi pendidikan nasional tersebut, guru dituntut melakukan berbagai strategi

pembelajaran yang dapat membantu anak untuk berkembang sesuai dengan potensi yang

dimilikinya. Salah satunya adalah prestasi belajar yang selalu dituntut oleh guru dan lembaga

pendidikan, sehingga dalam mewujudkan hal ini guru harus mempunyai strategi dalam proses

pembelajaran.

Agar keberhasilan dalam pembelajaran dapat berjalan efektif maka diperlukan berbagai

strategi pembelajaran, baik dengan pembelajaran langsung maupun tidak langsung. Sehubungan

dengan variasi strategi pembelajaran tersebut maka siswa terus menerus di nilai dengan

mengumpulkan dokumen mengenai permasalahan yang di hadapi dan kemajuan dicapai siswa.

Upaya mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengadakan perubahan dan perbaikan

pada aspek pembelajaran. Salah satu strategi yang tepat digunakan adalah penerapan model

pembelajaran Kooperatif. Penerapan model pembelajaran kooperatif, diharapkan dapat

meningkatkan interaksi sosial anak dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar

anak dapat mengalami peningkatan baik secara individual maupun klasikal.

Dalam pembelajaran diupayakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif dalam

pengajaran khususnya model pembelajaran kooperatif akan sangat membantu mempercepat

interaksi sosial dari anak sebagai peserta didik. Demikian pula halnya dalam mengajarkan materi

Sains, jika guru menggunakan model pembelajaran kooperatif itu akan mempermudah anak

untuk mengetahui materi tentang Sains. Berdasarkan permasalahan yang di ajukan dalam

penelitian tindakan kelas ini, maka dapat dikemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut,

apabila dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif, maka pemahaman anak TK

(3)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang pada pelaksanaanya bersiklus yang

mengacu pada model dikemukakan oleh Kemmis. S, dan MC.Tanggart, R, dalam Wiriatmadja,

(2005:66), adalah sebagai berikut :

KETERANGAN : 0 : Refleksi Awal 1 : Rencana Tindakan 2 : Tindakan 1

3 : Observasi 1 4 : Refleksi 1

5 : Rencana revisi 1 6 : Tindaka 2

7 : Observasi 2 8 : Refleksi 2

a = Siklus 1 b = Siklus 2

Gambar 1 Siklus Alur Kemmis dan MC. Taggart

Subjek dalam penelitian ini adalah anak TK Aisyiah Binangga berjumlah 20 orang siswa

terdiri atas 9 orang siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan tahun ajaran 2012/2013. Cara

pengumpulan sejumlah data dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah melalui

observasi dan hasil evaluasi. Analisis data yang digunakan adalah secara deskriptif kualitatif

dengan presentase, sebagai berikut :

( dalam Riyanto, 1996: 23 ) sebagai berikut :

P = F x 100 %

N a

b 4

2

3 1

8

6

7 5

(4)

Keterangan : P = Angka persentase

F = Jumlah anak yang menjawab setiap alternative jawaban

N = Jumlah anak yang diteliti

100 = Angka tetap/pembulatan

Data kualitatif yang merupakan hasil observasi dan hasil evaluasi yang dilakukan

kemudian dianalisis secara deskriptif dengan mengelompokan berdasarkan teknik kategori

sebagai berikut:

**** = Baik *** = Cukup ** = Kurang

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini diawali dengan melakukan kegiatan pra tindakan di TK Aisyiah Binagga, hal

tersebut dilakukan untuk mengetahui hasil belajar anak yang akan dijadikan subjek atau sasaran

atau target penelitian, serta menyiapkan alat dan sumber belajar sebagai penunjang dalam proses

pembelajaran.

Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Pra Penelitian

No Nama anak Aspek penilaian

(5)

Tindakan siklus I dilakuakan dengan 2 kali pertemuan di kelas. Dalam penyajian materi

peneliti bertindak sebagai pengajar yang didampingi oleh rekan guru yang bertindak sebagai

pengamat.

Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siklus I

No Nama anak Aspek penelitian

Kognetif Afektif Psikomotor

**** *** ** **** *** ** **** *** **

1 Haikal   

2 Dayat   

3 Awal  

4 Zaid   

5 Fatul  

6 Fauzan   

7 Septian   

8 Fian    

9 Fajar   

10 Amanda  

11 Alya  

12 Aulia   

13 Jana   

14 Ningsih    

15 Rahma wati  

16 Nabila    

17 Adira  

18 Caca    

19 Mutiara     

20 Gifa   

Jumlah 10 4 6 9 6 5 8 5 7

(6)

Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siklus II

No Nama Aspek penilaian

Kognetif Afektif Psikomotor

**** *** ** **** *** ** **** *** **

1 Haikal   

2 Dayat    

3 Awal  

4 Zaid   

5 Fatul    

6 Fauzan  

7 Septian   

8 Fian  

9 Fajar   

10 Amanda  

11 Alya   

12 Aulia   

13 Jana    

14 Ningsih  

15 Rahma wati   

16 Nabila   

17 Adira    

18 Caca    

19 Mutiara   

20 Gifa   

Jumlah 19 1 - 17 3 - 18 2 -

PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang akan dibahas permasalahn dalam penelitian ini yakni apakah

melalui model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan interaksi sosial anak dalam

pembelajaran sains sederhana di TK Aisyiah Binangga. Dalam pembelajaran di upayakan bahwa

penerapan model pembelajaran kooperatif dalam pengajaran khususnya model pembelajaran

kooperatif akan sangat membantu mempercepat interaksi sosial dari anak sebagai peserta didik.

Demikian pula hanya dalam mengajarkan materi sains, jika guru menggunakan model

pembelajaran kooperatif itu akan mempermudah anak untk mengetahui materi tentang sains.

Pada tindakan pra penelitian interaksi anak masih sangat rendah seperti anak belum biasa

bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengerjakan tugas. Berdasarkan data keberhasilan anak

bahwa interaksi sosial dan keaktifan anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran diperoleh pada

(7)

sosial dan keaktifan anak mengikuti model pembelajaran kooperatif sains sederhan yang tadinya

rendah menjadi meningkat sebagian besar menempati kategori baik.

Menurut Haryanto, ada dua hubungan interaksi sosial yaitu : (1) tingkat hubungan yang

dalam, yaitu bila interaksi berlangsung terus menerus dan tidak terbatas, sama-sama memiliki

tujuan tertentu. Contoh hubungan orang tua dengan anak, kakak dengan adik. (2) tingkat

hubungan yang dangkal, yaitu bila berlangsung hanya saat tertentu dan tidak berkesinambungan.

Contoh kondektur. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan meningkatkan interaksi

sosial anak melalui model pembelajaran kooperatif pada materi sains sederhana sangat baik

diterapkan di sekolah taman kanak-kanak.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan hasil penelitian tentang upaya meningkatkan interaksi

sosial anak dalam pembelajaran kooperatif pada materi sains serhan di TK Aisyiah Binangga,

maka dapat disampaikan bahwa dari hasil pengamatan yang ada, dimana interaksi sosial anak

pada siklus I sebagian besar berada pada kategori kurang dan sedang. Setelah dilakukan

pengamatan pada siklus II, interaksi sosial anak yang tadinya masih rendah menjadi meningakat

dan sebagian besar menempati kategori baik pada semua aspek penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa hal yang perlu di sarankan yaitu ;

1. Hendaknya guru menerapkan model pembelajaran kooperatif pada materi sains sederhana,

secara inovatif dalam proses pembelajaran terutama untuk peningkatan interaksi sosial anak.

2. Guru harus memberikan bimbingan sesuai kebutuhan anak agar tidak merasa terabaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Anita. (2002). Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Jakarta : Penerbit Grasindo.

Depdiknas. (2003). Metode Pembelajaran Dalam Sains. Bandung : Rosdakarya.

Freeman dan Munandar. (1997). Metode Pembelajaran dan Penerapannya. Jakarta : Gramedia

Ibrahim, M. (2000). Pembelajaran kooperatif. Surabaya : Program Pasca Sarjana Unesa.

Ratmanan. (2002). Pembelajaran Tipe Jigsaw: Mengembangkan Kemampuan Prestasi Belajar Kelompok. Bandung : Alfabeta.

Soekanto, Soerjono. (1990). Sosialisasi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Gambar

Gambar 1 Siklus Alur Kemmis dan MC. Taggart
Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Pra Penelitian
Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siklus I
Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Bila saat kuliah saya kurang setuju dengan pandangan yang diungkapkan dosen, maka saya akan mengajukan pandangan saya sendiri.. Ketika berdiskusi, saya berani

Data yang didapatkan dari perbandingan antara persentase jumlah bakteri pada sukarelawan yang mengenakan tali jam tangan logam dan peningkatan yang mengenakan tali jam tangan

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan mind map pada materi hewan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X-A SMA Negeri 9 Sendawar Kutai

The teacher leads the children in reading the story The teacher can use gesture while reading the story The teacher also checks children's pronunciation The teacher asks few

Seleksi kepemimpinan dalam suatu struktur politik dilakukan secara terencana dan teratur sesuai dengan kaidah/norma-norma yang ada serta harapan dalam masyarakat; sebagai

Tampilan Feature Image dari Post yang telah dibuat adalah seperti ini.. Tampilan dari Post yang telah dibuat adalah seperti

puluh delapan juta lima ratus sembilan puluh ribu rupiah) adalah sebagai berikut :. NAMA

Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ana (2005) dan I Gusti (2010) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan