• Tidak ada hasil yang ditemukan

Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

JUDUL:

SOSIALISASI

BEACH WOODBALL

SE-DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

OLEH:

AHMAD RITHAUDIN, dkk

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TAHUN 2010

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1. Analisis Situasi

Woodball merupakan salah satu cabang olahraga baru yang masih dalam taraf

berkembang akhir-akhir ini. Di lingkungan Universitas Negeri Yogyakarta perkembangan

olahraga ini masih relatif lambat perkembangannya, diawali dari peringatan Hari Olahraga

Nasional pada tanggal 9 September 2007, kemudian sosialisasi berikutnya baru bisa

dilaksanakan pada tahun-tahun berikutnya dalam event Pengabdian Pada Masyarakat oleh Tim

dari Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY pada tahun 2008 dan 2009.

Sebagai olahraga baru, dalam artian baru dikenal oleh khalayak, jelas sekali perlu

sosialisasi dari seluruh pihak terkait untuk memajukan olahraga ini. Semakin banyak orang

mengetahui, semakin banyak orang bertanya tentang keberadaan olahraga ini, maka akan

semakin banyak bahasan-bahasan tentang olahraga ini, sehingga secara otomatis banyak yang

akan peduli, dan yang paling nyata, akan semakin banyak orang melakukan atau memainkan

olahraga ini. Sehingga berbagai macam bentuk sosialisasi terkait dengan dengan keberadaan

olahraga ini, sangat diperlukan, terutama keberadaan olahraga woodball ini dilingkungan UNY.

Tripilar pengembangan keolahragaan, olahraga pendidikan, olahraga prestasi dan

olahraga kesehatan dan rekreasi merupakan wadah yang sangat ideal untuk pengembangan

sebuah cabang olahraga, ketika sebuah olahraga tersebut bisa masuk kedalam ketiga sistem/

pilar dari pengemabangan keolahragaan maka bisa diharapkan sebuah olahraga tersebut bisa

maju dan menjadi motor penggerak bagi sistem-sistem lainnya. Atau bagi olahraga itu sendiri

jelas akan sangat menguntungkan karena akan banyak menjadi perhatian.

Dalam bidang olahraga pendidikan, jelas olahraga ini akan masuk kedalam sebuah

sistem yang bernama pendidikan jasmani, atau malahan otomatis atau sebaliknya. Ketika

woodball muncul dipermukaan, maka, pendidikan jasmani akan melirik woodball sebagai

(3)

pembejaran mereka yang ideal yaitu pengembangan aspek psikomotor, kognitif serta afektif,

bahkan fisik.

Demikian juga dalam bidang olahraga prestasi, wacana publik tentang prestasi sangat

mempengaruhi perkembangan sebuah olahraga. Dengan asumsi, seseorang memilih/

menekuni sebuah kegiatan olahraga karena mereka pasti ingin berprestasi atau mendapatkan

penghargaan dengan meraih hadiah atau sejumlah prize moneydengan memenangkan sebuah

turnamen atau kejuaraan dalam lingkup atau cakupan wilayah tertentu. Dengan demikian,

pembinaan secara berjenjang untuk meraih prestasi optimal di usia puncak pasti akan sangat

semarak dilakukan seperti halnya olahraga-olahraga populer lainnya seperti, sepakbola,

bolavoli, renang, dll.Tidak berbeda pula dengan dua hal diatas, bidang olahraga kesehatan dan

rekreasi akan mengemas sedemikian rupa ataupun woodball akan dikemas agar kegiatan yang

dilaksankaan tersebut bisa bermakna rekreatif ataupun kegiatan yang dilakukan bisa mejadikan

nilai kesehatan dapat tercapai.

Berangkat dari situlah, maka program pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan.

Dengan harapan program pengabdian ini bisa menjadi bagian awal pengambangan olahraga

woodball di UNY dan umunya di Daerah Istimewa Yogyakarta yang kelak juga menjadi pionir

dalam berbagai cabang olahraga yang masih relatif baru, sedangkan subyek dari program

pengabdian pada masyarakat ini adalah kalangan umu yang terdiri dari guru, pemuda dan

siswa di DIY, dengan asumsi pada periode sebelumnya para guru pendidikan jasmani serta

siswa SMP di lingkungan Propinsi DIY telah menerima sosialisasi tentang permainan ini dan

melakukan pertandingan sehingga program ini berusaha untuk menindaklanjuti apa yang telah

dilakukan pada program sebelumnya.

Pada tahun ini, pelaksanaan sosialisasi secara spesifik dilaksanakan di wilayah pantai

Depok, Kec.Kretek, Kab. Bantul dengan materi sosialisai permainan woodball dengan

(4)

2. Tinjauan Pustaka

1. Olahraga Woodball.

Olahraga woodball memang masih asing dan jarang sekali didengar di lingkungan kita.

Woodball memang olahraga baru, olahraga ini ditemukan atau disusun pertama kali oleh Mr.

Ming-Hui Weng and Mr. Kuang-Chu Young pada tahun 1990 di Cina Taipei

(http://www.woodball.net/#1). Pada awalnya olahraga ini diciptakan hanya bersifat rekreatif, yaitu hanya untuk memanfaatkan lahan kosong yang ada pada sebuah bangunan di kota

Taipei City. Akan tetapi pada perkembangannya olahraga ini banyak digemari karena beberapa

alasan, diantaranya yaitu murah dan tempat pelaksanaannya sangat praktis. Sehingga olahraga

ini berkembang pesat dan sampai pada 3 tahun setelah olahraga ini di luncurkan akhirnya

memiliki sebuah aturan baku yang berlaku sampai sekarang. Dan juga olahraga ini masuk

dalam kegiatan pendidikan jasmani dibeberapa universitas dan sekolah pada tahun 1995.

Sedangkan di Indonesia, berdasarkan wawancara dengan beberapa orang tokoh

woodball di Indonesia, olahraga ini mulai masuk dan berkembang pada sekitar tahun 2000-an.

Akan tetapi sampai pada saat ini baru ada satu arena woodball yang bertaraf internasional yaitu

di Umbul Tlatar, Boyolali, Jawa Tengah. Hal ini jelas kurang bisa mendukung untuk

pengembangan olahraga ini di seluruh wilayah indonesia. Padahal untuk menjadi populer

sangat dibutuhkan keberadaan sarana/ lapangan yang mamadai.

Alat yang digunakan dalam olahraga ini sebenarnya sangat sederhana, yaitu hanya

menggunakan tiga alat utama, yaitu stik, bola dan gate. Stik digunakan untuk memukul bola

untuk kemudian di masukkan kedalam gate yang menjadi sasaran.

2. Peraturan Umum

Permainan Woodball mempunyai karakteristik yang mirip dengan permainan golf.

Dimana sasaran dalam permainan ini adalah berusaha memasukkan bola kedalam sasaran

yang telah ditentukan dengan sedikit mungkin jumlah pukulan. Sehingga pemenang dalam

(5)

pemain lainnya. Sementara itu, ada juga metode lain dalam penentuan kemenagnannya, yaitu

pemenang di tentukan dengan penghitungan jumlah kemenangan tiap ”gate” sasaran untuk

memasukkan bola dari total jumlah gate yang dipertandingkan.

3. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Dari paparan dalam analisis situasi diatas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan

yang memungkinlan untuk dirumuskan sebagai sebuah rumusan masalah dalam program

pengabdian pada masyarakat ini. Adapun permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah

sebagai berikut:

1. Belum memasyarakatnya olahraga woodball.

2. Belum adanya sarana olahraga woodball yang memadai.

3. Minimnya jumlah alat yang tersedia, sedangkan sumber daya alam memadai.

4. Kurangnya tenaga ahli (guru pendidikan jasmani) yang mengetahui keberadaan

olahraga ini.

5. Belum adanya kompetisi yang terjadwal

6. Minimnya sosialisasi terhadap olahraga ini

7. Potensi Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan daerah pantai relatif luas.

Dari identifikasi masalah diatas yang telah dipilih maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

”Bagaimanakah bentuk sosialisasi untuk memasyaraktakan olahraga woodball Pantai ”Beach

woodball”di wilayah/ Daerah Istimewa Yogyakarta?”

4. Tujuan Pengabdian

Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan sosialisasi mengenai olahraga

woodball pantai ”beach woodball”kepada masyarakat di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

5. Manfaat Pengabdian

Jika kegiatan pengabdian ini berhasil mencapai tujuan kegiatan diatas, maka kegiatan

(6)

lingkungan sekolah, guru penjas, dengan adanya sosialisasi ini diharapkan bisa memberikan

tambahan informasi yang berarti terutama bagaimana masyarakat bisa mengkreasikan bentuk

permainan ini kedalam aktivitas pembelajaran pendidikan jasmani atau bahkan kegiatan

ekstrakurikuler, terutama dengan menggunakan media atau lapangan pasir.

6. Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran dalam program pengabdian ini adalah masyarakat umum di wilayah

Daerah Istimewa Yogyakarta yang bisa meliputi; pelajar, guru, mahasiswa se- Daerah Istimewa

Yogyakarta. sedangkan target peserta yang mengikuti pelatihan ini adalah 50 orang (25 putra,

25 putri). Akan tetapi karena keterbatasan penyebaran informasi, maka dalam pelaksanaannya,

yang mengikuti hanya guru terutama guru pendidikan Jasmani di wilayah kecamatan Kretek,

Kabupaten Bantul, DIY.

7. Keterkaitan dengan institusi/pihak luar

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari program sejenis yang melibatkan guru penjas

sebagai sasaran programnya. Sedangkan program kali ini yang dilibatkan adalah Masyarakat

umum, Guru Penjas dengan lingkup yang lebih luas, yaitu se-Kecamatan Kretek. Dengan

kegiatan ini pula, diharapkan dapat menjadi wacana untuk pengembangan Olahraga woodball

ini di wilayah kabupaten/kota di DIY dengan membentuk Pengurus Cabang Kabupaten/kota

(Pengcab) untuk olahraga woodball.

Selain itu dengan dilaksanakannya olahraga ”beach woodball” membuka peluang

pengembangan wilayah berupa kawasan wisata pantai di DIY terutama pantai dengan lahan

yang relatif landai, yaitu di pantai Depok dan Parankusumo, yang sangat potensial untuk

(7)

BAB II

METODE KEGIATAN

Metode dalam program ini adalah memberikan pengalaman langsung kepada

masyarakat dalam hal ini guru Penjas dalam bentuk pelatihan dan diakhiri dengan pertandingan

olahraga woodball pantai/pasir, sehingga secara langsung mereka megetahui bagaimana

permainan ini dilakukan. Akan tetapi, sebelum pelaksanaan pertandingan, para peserta diberi

pelatihan terlebih dahulu oleh para juri dari tim pengabdi, atau dalam istilah lain para peserta

diberi coaching clinicterlebih dahulu. Sedangkan materi dari coaching clinictersebut antara lain,

teknik yang digunakan, aturan permainan dan cara penskoran atau penentuan kemenangan.

Sedangkan indikator keberhasilan dalam pelaksanaan program pengabdian ini adalah

peserta bisa melakukan pertandingan dengan peraturan yang telah ditetapkan sebelumnya,

sehingga mereka dapat melakuka kompetisi secara langsung dan diperolaeh juara didalamnya.

Kemudian, setelah kembali ke sekolahnya, diharapkan para siswa yang telah mengikuti

pertandingan ini dan guru yang mendampingi bisa menyebarluaskan permainan woodball ini,

sehingga olahraga woodball pantai/pasir yang telah dimainkannya bisa semakin dikenal

dikalangan khalayak ramai.

(8)

BAB III

PELAKSANAAN DAN HASIL

A. Pelaksanaan

PPM ini dilaksanakan selama 1 hari yaitu pada tanggal 2 Oktober 2010. Adapun bentuk

kegiatan ini adalah sosialisasi, pelatihan dan kemudian dilaksanakan pertandingan simulasi

woodball pantai antar peserta, dalam hal ini adalah guru Penjas Se- Kecamatan Kretek, Kab.

Bantul.

Pelaksanaan lomba dalam kegiatan PPM tahun ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu Pria

dan wanita ditambah dengan eksebisi yaitu mempertandingan antara kelompok, panitia dan

pengurus serta tim PPM. Bila dilihat dari sebaran jumlah peserta invitas ini, dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel. 1. Identifikasi jumlah peserta dalam PPM.

No Nama kegiatan Sebagai Jumlah

1 Guru Penjas Pria Peserta 17 orang

2 Guru Penjas Wanita peserta 7 orang

3 Mahasiswa Pembantu Pembantu 1 anak

4 Panitia Pemandu 5 orang

5 Perwakilan Pengprov Pengamat 1 orang

Jumlah 31 orang

Bila dilihat/dibandingkan dengan invitasi serupa, pada tahun ini jumlah peserta

mengalami penurunan yang signifikan. Pada tahun yang lalu jumlah peserta mencapai 60

peserta, sedangkan pada tahun ini adalah 24. setelah ditelusuri ternyatahal ini disebabkan

karena kagiatan sosialisai ini berdekatan dengan beberapa even yang diselenggarakan oleh

sekolah serta visitasi dari departemen terkait serta program akreditasi sekolah.

Berikut ini, akan disampaikan susunan acara dalam kegiatan Sosialisasi Woodball di

(9)

Tabel 2. Jadwal kegiatan PPM

Hari/tanggal Waktu Acara Penyaji

Sabtu, 2 Oktober 2010 06.00 – 06.30 06.30 – 08.00

Dari progam ang telah dilaskanakan, hasil yang dapat diraih yaitu, bertambahnya

pengetahan serta keterapilan para peserta sosialisai dalam hal permainan Olahraga Woodball

terutama yang dilaksanakan di pasir/pantai. Dari hasil evaluasi dan refleksi, muncul gagasan

untuk bisa mengembangkan kegiatan ini yaitu dengan berusaha untuk memperbanyak alat

secara mandiri, akan tetapi dalam pelaksanaannya pembuatan alat tsb tidak muda, karena

harus membuat berbagai macam alat menjadi lebih baik.

(10)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan, maka dapat disimpulkan:

1. Upaya untuk menyebarluaskan cabang olahraga woodball pantai ini mesti melibatkan

seluruh pihak, terutama pihak-pihak yang aktif secara langsung dalam dunia Pendidikan

Jasmani dan Olahraga, serta seluruh pihak yang terkait di dalamnya misalnya pihak sekolah

dan kampus.

2. Woodball Pantai merupakan cabang olahraga baru, sehingga olahraga ini cukup membuka

peluang yang sangat lebar bagi seluruh pihak yang mempunyai keinginan untuk

mengembangkan serta berprestasi dalam cabang ini.

3. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan olahraga ini relatif mudah dan

murah untuk didapatkan, sehingga harapannya mempermudah untuk disosialisaikan dan

dikembangkan di masyarakat.

B. Saran

1. Untuk meningkatkan keterampilan dan prestasi, invitasi kegiatan dan pelatihan yang sejenis,

diharapkan denganfrekuensi kompetisi yang semakin banyak, banyak pihak yang terlibat

sehingga akan membuat olahraga ini semakin diminati oleh masyarakat.

2. Woodball terutama woodball pantai merupakan olahraga baru, sehingga membuka peluang

juga bagi guru penjas untuk menggunakan cabang olahraga ini sebagai salah satu materi

dalam pembelajaran penjas.

3. Terbukanya peluang pengembangan Olahraga ini dengan asumsi Daerah Istimewa

Yogyakarta memiliki potensi lingkungan/alam yang mendukung, serta sumber daya manusia

(11)

DAFTAR PESERTA PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

SOSIALISASI BEACH WOODBALLSE-DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

NO NAMA INSTANSI

7 SRI WAHYUNI, S.Pd.Jas SD 1 DONOTIRTO

8 SUYATNA, S.Pd.Jas SD TIRTOMULYO

22 SLAMET RAHAYU, S.Pd.Jas SD 1 PARANGTRITIS

23 ISNAWAN SD 2 PARANGTRITIS

Gambar

Tabel 2. Jadwal kegiatan PPM

Referensi

Dokumen terkait

• Manajer operasional harus memahami bahwa perusahaan beroperasi dalam system yang terbuka, sehingga terdapat banyak factor yang dapat mempengaruhi perkembangan

Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi produksi kopi pada usaha perkebunan kopi rakyat. Bagaimanakah perbedaan tingkat pendapatan usaha perkebunan kopi rakyat

mitos, penalaran deduktif, induktif, pendekatan ilmiah sebagai pangkal kelahiran IPA..  Metode ilmiah sebagai ciri IPA : metode ilmiah,

Penelitian skripsi ini bertujuan untuk mengetahui tentang kedudukan dan kewenangan Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam pemerintahan desa serta untuk

Demikian Pengumuman Pemenang Punjukan Langsung (e-catalogue) ini kami buat guna mendapatkan tindak lanjut sebagaimana mestinya. PPK Kegiatan yang bersangkutan

Mahasiswa memiliki keahlian berkarya dalam teknik Kewirausahaan dalam hal sumber daya manusia dan penggunaannya.. Mahasiswa memiliki keahlian berkarya dalam bahasan

The Cr(III) cation less adsorbed than that of Ni(II) because Cr(III) cation forms cluster in water, causing low movement of the Cr(III) cluster binding the active sites of

[r]