• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jabal Tarik Ibrahim Makalah Utama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Jabal Tarik Ibrahim Makalah Utama"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

DIVERSIFIKASI PANGAN DALAM RANGKA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN

Oleh

Jabal Tarik Ibrahim, Damat, dan Sutawi.

Berdasarkan hasil Workshop I, tim perumus mengakomodir pendapat berbagai pihak seperti para ahli, Kementrian Koordinator Kesra RI, Dewan Pakar Badan Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota di Jawa Timur, petani, pedagang, dan produsen pangan olahan maka diperlukan berbagai tindakan untuk mempertahankan ketahanan pangan nasional. Beberapa kebijakan di tingkat nasional, propinsi, maupun kabupaten/kota yang bersifat lintas sektoral dan terpadu amat penting dilakukan. Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain :

1. Mempertahankan produksi pangan nasional.

Produksi pangan yang kontinyu di dalam negeri dibebankan kepada pada petani yang berdasarkan data statistik, rata-rata memiliki lahan di bawah 0,5 hektar. Oleh karena itu, kontinuitas produksi pangan yang bermutu menjadi suatu dilema pada petani kecil seperti ini karena di satu pihak petani kecil harus memenuhi kebutuhan keluarganya sementara di lain pihak petani harus menggunakan dananya untuk membeli sarana produksi bagi proses usahatani berikutnya. Tanpa bantuan pihak luar (dalam hal ini pemerintah), petani kecil akan terus menghadapi dilema seperti ini, mereka tetap ada dalam lingkaran setan kesejahteraan yang rendah.

Pemerintah perlu memutus lingkaran setan kesejahteraan ini dengan dua opsi utama, yaitu :

1. Opsi memutus siklus kesejahteraan petani yang menurun dengan mengurangi pembelanjaan sarana produksi. Dengan demikian pemerintah telah membantu beberapa hal, yaitu : mengurangi pembiayaan sarana produksi di satu proses usahatani saat itu dan proses usahatani berikutnya.

(2)

Dua opsi memutus siklus kesejahteraan petani yang menurun ini dirinci (breakdown) sebagai berikut :

1. Program menjaga kontinuitas produksi pangan dengan memutus siklus penurunan kesejahteraan petani dengan cara mengurangi pembiayaan sarana produksi, antara lain :

Melanjutkan program subsidi pupuk bagi petani yang lebih tepat sasaran dengan lebih mengakuratkan, data riil petani per desa, data luas lahan petani, dan data komoditas yang dibudidayakan.

Memberikan pelatihan pada petani tentang pembuatan beberapa jenis pupuk alternatif berbahan baku lokal seperti pelatihan pembuatan kompos dan pembuatan pupuk organik lainnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan mengurangi ketergantungan petani pada pupuk subsidi dengan melakukan substitusi secara mandiri.

Memberikan penghargaan (award) kepada petani yang menjadi pioneer atau telah melakukan usahatani/usahaternak/usahaikan dengan menggunakan prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan tanpa terlalu bergantung kepada input produksi yang disubsidi (misalnya pupuk).  Memberikan bantuan benih bermutu pada petani sesuai dengan

komotitas yang dibudidayakan.

Memberikan bantuan mekanisasi pertanian untuk pengolahan tanah dan pemanenan sehingga petani dapat mengurangi biaya untuk investasi usahataninya. Bantuan seperti ini amat penting karena menstimuli petani untuk terus memproduksi pangan bagi kepentingan nasional. Bantuan mekanisasi yang dimaksud adalah hand tractor, cultivator, pompa air, dan alat perontok padi/jagung. Bantuan seperti ini perlu diikuti dengan pelatihan pengoperasian dan maintenance untuk menghindari technological lag pada petani yang menerima bantuan.  Memberikan kredit usahatani dengan bunga rendah dan persyaratan

(3)

2. Opsi memutus siklus kesejahteraan petani yang menurun dengan mengurangi pembelanjaan untuk kepentingan kesejahteraan keluarga petani dari kebutuhan sekunder petani. Opsi ini pada dasarnya mengurangi pembelanjaan jangka panjang petani seperti :

Memberikan bantuan perbaikan rumah petani agar lebih sehat sehingga petani dapat lebih bersemangat dan kuat dalam bekerja memproduksi pangan.

Memberikan jaminan kesehatan bagi petani dengan tujuan petani yang sehat akan mampu mengelola usahatani dengan baik untuk mempertahankan produksi pangan.

Memberikan beasiswa di luar BOS pada anak petani untuk pembelian alat tulis dan peralatan sekolah lainnya sampai tingkat SMP (sesuai dengan wajib belajar 9 tahun).

Memberikan petalatihan pengolahan produk pertanian bagi putra-putri petani yang tinggal di desa.

2. Mengefektifkan distribusi pangan.

Suatu kenyataan bahwa Indonesia adalah produsen bahan pangan tetapi faktanya fluktuasi harga pangan dapat mengancam ketahanan pangan. Baik konsumen pangan maupun petani produsen pangan dapat mengalami kekecewaan, di satu sisi konsumen kecewa karena pada saat tertentu harga pangan tinggi dan di sisi yang lain petani produsen pangan mendapatkan harga rendah saat panen raya. Untuk mengatasi hal ini diperlukan beberapa tindakan berikut ini :

1. Stabilisasi ketersediaan pangan : dengan cara memberikan bantuan pendanaan bagi pembeli gabah seperti pedagang gabah, koperasi petani/pertanian, dan gapoktan untuk membeli gabah petani dan menjualnya pada pelaku stok nasional dalam hal ini BULOG/DOLOG. Selain itu dapat juga dengan memberikan bantuan peningkatan kapasitas giling dan pergudangan beras/jagung/kedele.

(4)

PADI/TANI/DESA bagi lembaga-lembaga pedesaan untuk membeli gabah petani dari petani kecil dengan harga beli gabah bersubsidi untuk selanjutnya dibeli oleh BULOG/DOLOG. Program ini dapat meningkatkan posisi tawar petani dalam rantai pemasaran produk pangan. WARUNG PADI/WARUNG TANI/WARUNG DESA juga dapat difungsikan sebagai lembaga penyalur beras warga miskin (RASKIN) untuk program raskin yang sedang berjalan (saat ini masih melalui DESA/KELURAHAN DAN RT).

3. Stabilisasi harga pangan : dengan cara melakukan operasi pasar khusus (raskin).

4. Memberikan stimuli pengembangan kelembagaan tunda jual bagi petani : dengan cara memberikan bantuan gudang kecil untuk kelayakan menyimpan bahan pangan produksi petani. Program ini dapat dikaitkan dengan program WARUNG PADI/TANI.

5. Mempermudah transportasi pengangkutan bahan pangan antar daerah baik darat, laut, dan udara.

6. Mengembangkan kemampuan penggunaan teknologi pasca panen : dengan cara memberi bantuan alat pasca panen seperti mesin serba guna untuk tepung beras, tepung jagung, tepung ketan, tepung tapioka, dan sebagainya.

3. Peningkatan kualitas konsumsi pangan

Untuk mewujudkan diversifikasi pangan berbasis pangan lokal, maka perlu langkah-langkah yang strategis, yaitu:

(5)

2. Intervensi mengenalkan diversifikasi pangan pada anak-anak sejak usia dini, ibu rumah tangga dan masyarakat dengan tidak menjadikan beras/terigu sebagai satu-satunya sumber karbohidrat bagi penduduk Indonesia, akan tetapi mendukung pemanfaatan sumber karbohidrat lainnya sebagai sumber energi sebagaimana yang telah berkembang di masyarakat. Sebagai contoh, sagu di Maluku dan Papua, jagung di Madura, umbi-umbian di Jawa, dan singkong di Lampung. Yang perlu ditekankan adalah angka kecukupan gizi (AKG). Cara yang sama juga perlu dilakukan terhadap kalangan pers agar memiliki memahaman yang komprehensif tentang pentingnya diversifikasi pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga dan ketahanan pangan nasional.

3. Melakukan gerakan dan promosi secara komprehensif untuk mendorong masyarakat untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan ubi-ubian sebagai sumber tepung untuk berbagai produk olahan pangan dan secara bertahap mengurangi ketergantungan terhadap tepung terigu.

4. Fasilitasi pengembangan pangan lokal dan pengembangan industri pangan dengan bahan bahan pangan lokal.

5. Sosialisasi dan penerapan standart mutu keamanan pangan pada UKM pangan berbasis pangan lokal.

6. Mengembangkan kredit mikro, bantuan dana bergulir serta memfasilitasi kemitraan yang saling menguntungkan antara perusahaan besar-menengah dengan perusahaan kecil dan rumah tangga yang mengolah berbagai produk pangan berbasis pangan lokal.

7. Mengoptimalkan peran Perum Perhutani dan LMDH (lembaga masyarakat desa hutan) dalam penyediaan lahan untuk penanaman berbagai jenis umbi-umbian potensial dalam rangka penyediaan bahan pangan lokal.

8. Penyediaan permodalan bagi UKM pengolahan produk pangan, terutama yang berbasis sumber pangan lokal (umbi-umbian).

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari uji total fenol diketahui bahwa senyawa fenolik yang terdapat dalam ekstrak tubuh buah jamur C.. comatus

Untuk uji hambat adhesi ini sebanyak 0,5 ml sel bakteri (10 8 sel/ml) yang telah terabel FITC diinkubasikan terlebih dahulu dengan 100 µl antiserum spesifik terhadap

Masalahnya, selama ini petani apel hanya mengukur keuntungan dari usahatani apel berdasarkan penerimaan hasil panen yang dikurangi dengan total biaya yang

Walaupun dalam hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi bahan bleaching tidak mempengaruhi kekuatan geser pelekatannya, akan tetapi nilai reratanya lebih kecil

Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, kepercayaan ibu dan perilaku tokoh masyarakat dengan status imunisasi campak pada bayi/balita umur 1 –

Kajian mendapati bahawa metode takhrij dan pemahaman terhadap mukhtalif hadis merupakan dua metode yang diusahakan oleh para ulama hadis untuk memelihara kemurnian sunnah

ekstrovet, sedangkan contoh perempuan cenderung bersifat/kepribadian feminin/ introvet; (2) pendidikan ayah yang tinggi cenderung berhubungan dengan pendidikan ibu yang

Pada sirkuit pengendali lampu jarak jauh yang dibuat, transmitter berfungsi untuk mengirimkan sinyal informasi data melalui jaringan handphone berupa data-data khusus