• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Laporan Karya Ilmiah Remaja Briket Kain Perca Part 1 BAB 1 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Contoh Laporan Karya Ilmiah Remaja Briket Kain Perca Part 1 BAB 1 5"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang memiliki sejumlah industri tekstil, diantaranya PT Ungaran Sari Garmen, PT Kanasritek, PT Hoplun, dan PT Ungaran Indah Busana. Industri tekstil tersebut memiliki kesamaan karakteristik limbah, yaitu limbah padat berupa potongan-potongan kain sisa jahitan, yang dikenal dengan istilah kain perca. Bahan ini pada umumnya dianggap sebagai sampah anorganik, yang justru akan menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik.

Kain perca bukan merupakan limbah yang terbanyak dan masih sedikit industri yang mengolah limbah tersebut dibandingkan dengan misalnya limbah kertas atau plastik. Sementara ini, limbah kain perca dimanfaatkan oleh warga sekitar pabrik dalam bentuk daur ulang, antara lain dijadikan produk baru, seperti keset, boneka, dan pengisi bahan kasur (patal). Produk yang dibuat dari limbah kain perca saat ini cenderung mengarah pada kerajinan limbah. Di dalam mendapatkan limbah kain perca, warga dapat langsung mendatangi kawasan industri tekstil dan membelinya di sana atau melalui jasa pematok khusus limbah kain. Kemudahan dalam mendapatkan kain perca, memacu tumbuhnya kerajinan limbah di desa-desa sekitar lokasi pabrik, seperti halnya kerajinan keset dan patal di daerah tempat tinggal peneliti, yaitu desa Wonoyoso kecamatan Pringapus kabupaten Semarang.

Meskipun limbah tekstil dari industri garmen tersebut sudah didaur ulang oleh warga menjadi barang bernilai jual, tetapi sisa kain yang tidak dapat digunakan lagi sebagai bahan keset dan patal, tetaplah menjadi sampah. Oleh warga, sampah kain ada yang dibiarkan menumpuk dan ada yang dibakar setelah cukup banyak jumlahnya. Hal ini tentu menimbulkan masalah tersendiri. Timbunan sampah kain perca selain tidak nyaman dipandang mata, juga dapat menjadi media berkembangnya bibit penyakit. Kain perca juga akan sulit hancur selama bertahun-tahun lamanya jika tertimbun di dalam tanah, terlebih apabila kain tersebut dibuat dari serat sintetis. Apabila dibakar

(2)

dalam jumlah besar, akan berdampak pada lingkungan udara disekitarnya. Asap dan bau yang ditimpulkan dari pembakaran tersebut, dapat mengganggu pernapasan dan iritasi pada mata. Gumpalan kain perca yang bercampur dengan tanah dan sampah plastik dapat menyumbat saluran air, juga dapat mengakibatkan banjir.

Melihat kenyataan tersebut, maka perlu dicarikan solusi untuk mengatasi dampak negatif tumpukan sampah kain perca yang ada disekitar pemukiman warga. Peneliti tergerak untuk memanfaatkan sampah kain perca menjadi bahan berguna lainnya, yaitu sebagai bahan bakar alternatif rumah tangga yang peneliti beri nama “Brikaca”, yang merupakan singkatan dari briket kain perca.

Beberapa alasan peneliti memilih penelitian ini, pertama bahwa masih banyak sampah limbah kain perca sisa pembuatan keset dan patal yang tidak dimanfaatkan dan hanya dibakar sehingga menyebabkan permasalahan lingkungan. Kedua, masih tingginya ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak dan gas, sedangkan di sisi lain persediaan bahan bakar minyak dan gas semakin menipis. Ketiga, kurangnya pengetahuan warga masyarakat tentang pembuatan briket sebagai bahan bakar. Brikaca diharapkan menjadi bahan bakar alternatif pengganti minyak dan gas, serta dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Pada umumnya, 1 kg briket mampu untuk memasak 6-7 jam. Dari segi ekonomi, penggunaan Brikaca ini tentu dapat menghemat biaya pembelian bahan bakar, karena murah. Sedangkan apabila dilihat dari aspek pembuatannya, Brikaca mudah dibuat karena menggunakan cara manual dan bahan-bahannya mudah diperoleh.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimanakah proses pembuatan Brikaca sebagai bahan bakar alternatif rumah tangga yang ramah lingkungan?

(3)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan proses pembuatan Brikaca sebagai bahan bakar alternatif rumah tangga yang ramah lingkungan.

2. Untuk mengetahui efektifitas Brikaca sebagai bahan bakar alternatif rumah tangga.

D. Manfaat Penelitian

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian dan penulisan karya ilmiah selanjutnya. Hasil yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat menjadi gambaran secara konseptual tentang pemanfaatan limbah kain perca menjadi briket sebagai bahan bakar alternatif rumah tangga ramah lingkungan.

(4)

BAB II

TELAAH PUSTAKA

A. Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang pembuatan briket telah banyak dilakukan dan bahkan dijadikan sebagai peluang usaha bagi masyarakat, karena pada dasarnya briket dapat dibuat dengan mudah dari berbagai bahan baku organik, seperti ampas tebu, sekam padi, serbuk gergaji kayu, serta bahan limbah pertanian.

Sedangkan untuk pembuatan briket dari bahan baku anorganik, seperti halnya limbah kain perca masih jarang dilakukan. Pembuatan briket dari limbah kain pernah dilakukan oleh Khozinatus Sadah, mahasiswi Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang pada tahun 2015, yang diberi nama Brilikon (Briket Limbah Konveksi). Persamaan penelitian Khozinatus Sadah dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan kain perca sebagai bahan baku briket. Perbedaannya terletak pada bahan arang yang digunakan. Peneliti memanfaatkan serbuk gergaji kayu sebagai bahan arang yang diperoleh dari home industry meubel yang tersebar cukup banyak di desa. Biasanya serbuk gergaji kayu ini tidak dimanfaatkan lagi dan langsung dibakar, sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan. Sedangkan Khozinatus Sadah menggunakan serbuk jerami padi untuk bahan arangnya. Perbedaan lainnya adalah ukuran kain perca yang peneliti pergunakan lebih keci dan lebih lembut dibandingkan kain perca yang digunakan Khozanatus Sadah. Peneliti beranggapan bahwa kain perca yang dicacah lembut akan lebih memudahkan bercampur dengan arang dan perekat. .

B. Kajian tentang Briket 1. Pengertian Briket

Briket adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan sebagai bahan bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api (Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia bebas). Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, briket adalah bata; gumpalan (sebesar kepalan tangan) dari barang

(5)

lunak yang dikeraskan melalui pembakaran. Pada dasarnya, briket adalah suatu bahan yang berupa serbuk atau potongan-potongan kecil yang dipadatkan dengan dicampur bahan perekat sehingga menjadi bentuk yang solid. Briket merupakan bahan bakar padat yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif.

Terdapat dua jenis briket, yaitu: (1) briket batubara, terbuat dari batubara; dan (2) briket bioarang, terbuat dari aneka macam bahan hayati atau biomassa. Di dalam penelitian ini, briket yang terbuat dari bahan kain perca dan serbuk gergaji kayu, termasuk dalam briket bioarang. Bioarang adalah arang (salah satu jenis bahan bakar) yang dibuat dari aneka macam bahan hayati atau biomassa, misalnya kayu, ranting, jerami, dan limbah pertanian lainnya. Biasanya, bahan-bahan tersebut dianggap sampah yang tidak berguna sehingga sering dimusnahkan dengan cara dibakar. Tetapi, bahan-bahan tersebut sebenarnya dapat diolah menjadi arang, yang selanjutnya disebut bioarang. Bioarang ini dapat digunakan sebagai bahan bakar yang tidak kalah dari bahan bakar sejenis yang lain. Akan tetapi, untuk memaksimalkan pemanfaatannya, bioarang ini masih harus melalui sedikit proses pengolahan sehingga menjadi briket bioarang.

2. Syarat Briket yang Baik

Syarat-syarat briket yang baik adalah sebagai berikut: (1) permukaannya halus dan tidak meninggalkan bekas hitam ditangan; (2) tidak berasap dan tidak berbau pada saat pembakaran; (3) mempunyai kekuatan atau daya tekan tertentu sehingga tidak mudah pecah sewaktu diangkat dan dipindah-pindah; (4) mempunyai suhu pembakaran tetap, dengan jangka waktu nyala yang relatif lama (6-7 jam); (5) setelah pembakaran dan ada sisa, masih mempunyai kekuatan tekan sehingga mudah dikeluarkan dari dalam tungku atau dipindahkan ke tempat lain; (6) hasil pembakaran tidak mengandung gas karbon monoksida dengan kadar tinggi; dan (7) tidak berjamur apabila disimpan dalam waktu yang lama (Adi Asmara dan Igo, 2007: 34).

(6)

3. Proses Pembuatan Briket

Menurut Sofal Jamil (2015), proses pembuatan briket pada umumnya melalui prosedur sebagai berikut.

a. Penyiapan bahan baku

Bahan baku merupakan sampah atau limbah organik, seperti daun-daun kering, sisa gergaji kayu, tempurung kelapa, dan ampas tebu harus sudah dibersihkan dari bahan bahan lain yang tidak berguna, seperti batu, plastik, dan tanah. Bahan baku diusahakan sudah kering agar mempercepat proses karbonisasi dan hasil karbonisasi lebih merata (homogen).

b. Karbonisasi (pengarangan)

Bahan-bahan baku dimasukkan ke dalam drum bekas atau wadah dan tutup rapat untuk mengurangi oksidasi. Wadah ditaruh di atas sumber api, bisa kompor, atau perapian dan dipanaskan kurang lebih 5-8 jam, tergantung jumlah bahan yang diarangkan dan derajat pengarangan yang diharapkan.

c. Penggilingan arang

Arang yang terbentuk digiling manual atau dengan alat penggiling tepung atau blender sampai berukuran kecil dan homogen.

d. Penyaringan

Arang yang sudah digiling disaring dengan saringan 0,1 atau 0,5 mm atau saringan mesh atau saringan biasa jika tidak ada. Arang yang tidak lolos saringan dapat digiling kembali.

e. Pencampuran dengan bahan pelekat

(7)

f. Pencetakan adonan

Adonan antara arang dengan bahan perekat dimasukkan di dalam cetakan dengan ditekan-tekan agar padat dan tidak mudah pecah atau hancur. Cetakan bisa terbuat dari kayu, logam, atau PVC yang mempunyai lubang di atas dan di bawah agar mempermudah pengeluaran briket.

g. Pengeringan briket

Briket yang sudah dicetak kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari selama 2-3 hari atau di dalam oven selama 4-6 jam sampai benar-benar kering. Selama pengeringan, briket dibolak-balik agar pengeringan merata. h. Pelapisan dengan bahan nyala

Terdapat beberapa jenis bahan penyala, antara lain lilin cair, getah pinus, spirtus, oli bekas, minyak sawit, dan minyak jarak. Bahan penyala bisa disemprotkan di sekeliling permukaan briket atau briket bisa dicelupkan di dalam bahan penyala. Khusus untuk lilin cair dan getah pinus, dapat dicampurkan bersama-sama dengan arang dan lem selanjutnya dicetak.

i. Uji nyala

Uji nyala digunakan untuk mengetahui kemampuan briket arang sebagai bahan bakar. Idealnya 200 gram briket dapat mendidihkan 2 liter air dalam waktu sekitar 45 menit.

C. Kajian tentang Limbah Kain Perca

1. Pengertian Limbah Kain Perca dan Jenisnya

Kain perca adalah kain sisa guntingan yang berasal dari pembuatan pakaian, kerajinan, atau produk tekstil lainnya. Kain perca merupakan limbah padat anorganik yang sifatnya sulit terurai dalam tanah. Karena sifatnya inilah, maka sampah kain perca dapat menjadi bahan polutan bagi lingkungan sekitarnya. Jenis-jenis limbah kain perca dari industri tekstil dapat dilihat dari bahan yang digunakan untuk pembuatan konveksi, antara lain sebagai berikut.. a. Cotton

(8)

b. TC (Teteron Cotton)

Dibandingkan bahan Cotton, bahan TC kurang dapat menyerap keringat. Sedangkan kelebihannya adalah jenis bahan TC lebih tahan kusut dan tidak mudah melar meskipun sudah dicuci berkali-kali.

c. CVC (Cotton Viscose)

Kelebihan dari bahan ini yaitu dari tingkat shrinkage-nya (susut pola) lebih kecil dari bahan Cotton. Jenis bahan ini juga bersifat menyerap keringat.

d. Polyester dan PE

Bahan polyester terbuat dari serat sintetis atau buatan dari hasil minyak bumi untuk dibuat beberapa bahan berupa serat fiber poly, yang digunakan untuk produk plastik berupa biji plastik. Karena sifat bahan dasarnya, maka jenis bahan ini tidak dapat menyerap keringat dan panas dipakainya. Untuk menghindari sifatnya yang panas, produsen tekstil melakukan pencampuran dengan viscose, dengan cotton, atau dengan linen.

(Erwin Petas, 2013)

2. Manfaat Limbah Kain Perca

Limbah kain perca saat ini lebih banyak dimanfaatkan menjadi barang-barang kerajinan tangan, seperti keset, tas, sarung bantal, dan boneka. Usaha kerajinan tangan dari kain perca ini lebih banyak bersifat home industry, tetapi pada dasarnya bertujuan untuk mencari keuntungan serta untuk memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen akan suatu produk yang berkualitas dan bermutu. Sedangkan penciptaan kualitas dan mutu yang baik dengan biaya yang rendah adalah syarat utama jika menginginkan keuntungan yang terus meningkat (Mahendra, 2014). Kain perca dapat dijadikan bahan kerajinan tangan karena murah dan mudah didapat, serta memiliki nilai jual yang tinggi setelah menjadi sebuah kerajinan.

(9)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 1 Pringapus yang beralamatkan di jalan Siswa Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Penelitian dilaksanakan selama satu minggu, mulai dari tanggal 11 sampai dengan 18 April 2016.

B. Langkah-langkah Pembuatan Produk 1. Alat dan Bahan yang Digunakan

Alat yang digunakan dalam pembuatan briket kain perca ini sebagai berikut.

a. Drum penggarangan b. Pipa PVC ¾ inci c. Tungku

d. Ayakan

e. Corong Buckner,

Sedangkan bahan yang digunakan untuk pembuatan briket kain perca sebagai berikut.

a. Serbuk gergaji kayu

b. Limbah kain perca yang sudah cacah halus c. Tepung kanji

d. Minyak goreng bekas e. Air.

2. Cara Pembuatan Produk

Teknik proses pembuatan briket kain perca sebagai berikut. a. Proses Karbonasi (Pengarangan)

Serbuk gergaji kayu yang sudah dibersihkan dari pengotornya, dimasukkan ke dalam drum pengarangan, kemudian drum ditutup rapat dan api dinyalakan pada bagian dasar drum. Proses pembakaran dibiarkan

(10)

sehingga semua bahan habis terbakar (kurang lebih 5 jam). Setelah dingin dilakukan pembongkaran dan arang yang dihasilkan dipisahkan dari abu sisa pembakaran untuk proses lebih lanjut.

b. Proses Pembuatan Briket Arang (Pembriketan)

Arang dari proses karbonasi digiling, dihaluskan, dan diayak. Selanjutnya, ditambahkan kain perca yang sudah dipotong kecil-kecil (perbandingan arang dan kain 80% : 20%) dan perekat dari lem kanji yang telah disiapkan (perbandingan 10% bagian perekat dari berat arang), diaduk hingga semuanya tercampur secara merata. Adonan yang sudah jadi siap untuk dicetak menjadi briket dengan dengan cara memasukkan adonan ke dalam cetakan pipa kemudian di press. Briket arang yang sudah dicetak selanjutnya dijemur di bawah sinar matahari selama 1-2 hari. Setelah benar-benar kering, briket dilapisi dengan minyak goreng bekas dan briket siap digunakan untuk keperluan rumah tangga sebagai bahan bakar alternatif.

[image:10.595.132.514.482.699.2]

Skema proses pembuatan briket kain perca dapat dilhat pada bagan berikut.

Gambar 3.1 Skema Proses Pembuatan Brikaca Serbuk gergaji Pemasukan

dalam drum Pembakaran (5 jam)

Pendinginan Pembongkaran

Arang karbonasi

Penggilingan/

penghalusan Pengayakan

Pencampuran dengan kain perca dan lem

kanji

Pengeringan Pelapisan briket

(11)

C. Uji Coba Kelayakan Produk

[image:11.595.133.513.223.390.2]

Uji coba kelayakan produk bertujuan untuk mengetahui kelayakan atau efektifitas produk yang sudah dibuat. Uji coba kelayakan produk briket kain perca ini dilakukan dengan memperhatikan syarat-syarat briket yang baik. Indikator penilaian untuk uji coba kelayakan produk briket kain perca dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Indikator Uji Coba Kelayakan Produk

No Indikator

Kelayakan Produk

Kriteria Penilaian

Layak/efektif Tidak layak/tidak efektif

1 Permukaan Halus Kasar

2 Asap dan bau Tidak berasap dan tidak bau

Berasap dan berbau 3 Bekas hitam di tangan Tidak membekas Membekas

4 Kekuatan/daya tahan Tidak pecah Mudah pecah

5 Suhu pembakaran Tetap Berubah-ubah

6 Lamanya pembakaran Lebih dari 6 jam

(untuk 1 kg briket) Kurang dari 6 jamUntuk 1 kg briket) Berdasarkan tabel uji coba produk di atas, maka dapat dijelaskan bahwa Brikaca (briket kain perca) layak sebagai bahan bakar alternatif rumah tangga apabila memenuhi kriteria sebagai berikut.

1. Permukaannya halus.

2. Tidak berasap dan tidak berbau saat digunakan sebagai bakar. 3. Tidak membekas hitam di tangan apabila dipegang.

4. Memiliki kekuatan tinggi, yaitu tidak mudah pecah. 5. Memilki suhu pembakaran yang tetap.

(12)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan uji coba kelayakan Brikaca (briket kain perca) sebagai bahan bakar alternatif rumah tangga, maka dapat dipaparkan hasil dari masing-masing indikator penilaian sebagai berikut.

1. Kehalusan permukaan

Brikaca memiliki permukaan yang cukup halus. Faktor yang mempengaruhi kehalusan permukaan briket adalah proses penggilingan arang, pengayaan arang, serta pencampuran arang dengan kain perca dan perekat. Meskipun terdapat kain perca sebagai bahan campuran arang, tetapi karena kain perca sudah dicacah menjadi lembut sehingga dapat bercampur merata dengan arang.

2. Tidak berasap dan tidak berbau

Berdasarkan hasil pengamatan saat Brikaca digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak, tidak tampak adanya asap, tetapi ada sedikit bau. Bau tersebut dihasilkan dari kain perca yang terbakar. Apabila produk ini dikembangkan, maka permasalahan bau dari briket kain perca ini perlu dicarikan solusinya untuk penyempurnaan produk.

3. Tidak membekas hitam di tangan apabila dipegang

Brikaca yang dihasilkan dari penelitian ini tidak meninggalkan bekas hitam di tangan saat dipegang. Hal ini membuktikan bahwa arang yang terbentuk sudah benar-benar terpisah dari abunya.

4. Memiliki kekuatan tinggi, yaitu tidak mudah pecah

Setelah melalui proses pengeringan selama 1-2 hari, maka Brikaca ini menjadi keras dan tidak mudah pecah. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa briket yang retak setelah dijemur, sehingga perlu penyempurnaan lebih lanjut. Hal ini peneliti sadari karena proses pengepresan dilakukan secara manual, tidak menggunakan mesin. Proses pengepresan dan pencampuran sangat mempengaruhi kekuatan briket.

(13)

5. Memilki suhu pembakaran yang tetap

Suhu pembakaran dari Brikaca relatif stabil, tidak menunjukkan perubahan saat digunakan untuk memasak. Suhu pembakaran yang tetap akan mempengaruhi panas yang dihasilkan dan lamanya waktu memasak.

Di dalam uji coba produk ini, peneliti membandingkan waktu memasak menggunakan 200 gram briket arang gergaji dan 200 gram Brikaca untuk merebus masing-masing 2 liter air. Ternyata, waktu yang dibutuhkan untuk mendidihkan air dengan Brikaca adalah selama 30 menit. Sedangkan waktu untuk mendidihkan air menggunakan briket arang gergaji selama 40 menit. Artinya, produk Brikaca mampu menghemat waktu lebih cepat sekitar 10 menit dalam memasak air. Hal tersebut menunjukkan bahwa penambahan kain perca dalam pembuatan briket arang mampu meningkatkan suhu pembakaran, sehingga memasak menjadi lebih cepat.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil uji coba kelayakan produk, maka dapat disimpulkan bahwa Brikaca efektif digunakan sebagai bahan bakar alternatif rumah tangga. Sebagian besar indikator penilaian uji kelayakan pada produk ini memperlihatkan bahwa Brikaca telah memenuhi kriteria sebagai bahan bakar rumah tangga. Meskipun secara umum produk penelitian ini sudah memenuhi uji kelayakan produk, tetapi masih terdapat beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki sebagai berikut.

1. Masih adanya bau dari kain perca yang terbakar, meskipun tidak menyengat. Perlu ditambahkan zat kimia tertentu dalam proses pembuatan briket untuk menetralisir bau tersebut.

2. Masih terdapat beberapa briket yang retak dan patah. Hal ini dapat disebabkan karena pengepresan briket yang masih dilakukan dengan cara manual. Pengepresan menggunakan mesin akan lebih menguntungkan dari sisi efektifitas tenaga dan kekuatan briket.

3. Belum dapat diketahui ada tidaknya jamur pada briket ini, karena belum dilakukan penyimpanan dalam waktu yang lama.

(14)

Sesuai hasil penelitian juga diketahui bahwa pencampuran kain perca pada arang gergaji telah mampu meningkatkan suhu pembakaran dan keuntungannya adalah waktu memasak menjadi lebih cepat. Salah satu kelebihan dari Brikaca apabila produk ini dikembangkan, yaitu memiliki laju pembakaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan briket pada umumnya.

Serat kain perca merupakan jenis serat sintetis yang memiliki kandungan minyak dari bahan bakar fosil. Serat sintetis atau serat buatan manusia pada umumnya berasal dari bahan petrokimia, yaitu bahan kimia yang diperoleh dari bahan bakar fosil, seperti metana, propana, butana, bensin, minyak tanah, bahan bakar diesel, bahan bakar pesawat dan juga termasuk bahan kimia untuk pertanian (Renaldi Pamungkas, 2012).

(15)

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Brikaca (Briket Kain Perca) sebagai bahan bahar alternatif rumah tangga, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.

1. Proses pembuatan Brikaca melalui beberapa prosedur, yaitu: (1) Pengarangan/karbonisasi; (2) Pencampuran bahan (kain perca dan lem kanji); (3) Pencetakan; (4) Penjemuran; dan (5) Pelapisan.

2. Brikaca efektif digunakan sebagai bahan bakar alternatif rumah tangga, karena produk ini mampu mengatasi masalah lingkungan akibat sampah kain, murah, mudah dibuat, dan dapat meningkatkan laju pembakaran saat memasak.

B. Saran

Saran yang dapat peneliti kemukakan berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut.

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pembuatan Brikaca, khususnya tentang bagaimana menghilangkan bau kain perca yang terbakar.

2. Perlu dilakukan uji laboratorium untuk memastikan kandungan zat yang terkandung dalam produk Brikaca. Hasil uji laboratorium juga digunakan untuk melengkapi hasil uji kelayakan produk secara fisik.

3. Untuk lebih menyempurnakan bentuk dan kualitas produk, maka pembuatan briket ini dapat dilakukan dengan menggunakan mesin briket.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Adi Asmara dan Igo. 2007. Kompor Briket Batu Bara. Bandung: Titian Ilmu. Anonimous. Briket. https://id.wikipedia.org/wiki/Briket. Online pada tanggal 16

April 2016 pukul 15.20 WIB.

Jamil, Sofal. 2014. Proses Pembuatan Briket Arang. http://www.briketarang.com/2014/ 02/proses-pembuatan-briket-arang.html . Online pada tanggal 18 April 2016 pukul 19.04 WIB.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. 2008. Jakarta: Balai Pustaka.

Pamungkas, Renaldi. 2012. Makalah: Serat Kain Sintetis. http://renaldypamungkas.wordpress.com/2012/08/03/bab-1pendahuluan/. Online pada tanggal 20 April 2016 pukul 20.07 WIB.

Panduan Lomba Penelitian Siswa Nasional (LPSN) Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah: Dinas Pendidikan.

Petas, Erwin. 2013. Artikel: Kenali 4 Macam Bahan Dasar Pembuatan Pakaian untuk Kenyaman Anda. http://sharingdisini.com/2013/10/19/kenali-4-macam-bahan-dasar-pembuatan-pakaian-untuk-kenyaman-anda/. Online pada tanggal 16 April 2016 pukul 15.30.

Gambar

Gambar 3.1 Skema Proses Pembuatan Brikaca
Tabel 3.1 Indikator Uji Coba Kelayakan ProdukKriteria Penilaian

Referensi

Dokumen terkait